FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2016
1
BAB 1 – PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Salah satu kelebihan manusia yang tidak dimiliki oleh mahluk-mahluk Tuhan lainnya
adalah keingintahuannya yang sangat dalam terhadap segala sesuatu. Sesuatu
yang diketahui oleh manusia itu disebut pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan yang memiliki objek, metode dan sistematika tertentu dan
juga bersifat universal. Dengan ilmu yang dimiliki manusia, banyak masalah yang
berhasil dipecahkan seperti rahasia alam semesta telah banyak diungkap melalui
kemajuan ilmu tersebut. Sebanyak dan semaju apapun ilmu yang dimiliki manusia,
tetap saja ada pertanyaan-pertanyaan yang belum berhasil dijawab. Bahkan,
sebagian besar telah diajukan pertanyaan tersebut sejak berabad-abad yang lalu
sampai sekarang tetap aktual untuk dibahas.
Dikatakan oleh Herry Hamersma filsafat itu datang sebelum dan sesudah ilmu,
dimaksud dengan sebelum ilmu karena semua ilmu yang khusus bermula sebagai
bagian dari filsafat. Adapun filsafat datang sesudah ilmu karena semua ilmu
menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang melewati batas spesialisasi mereka yang
kemudian ditampung oleh filsafat. Hamersma mengatakan pertanyaan yang diajukan
oleh ilmu mungkin tidak akan pernah terjawab oleh filsafat.
2
Harry hamersma secara sederhana membedakan filsafat dengan ilmu-ilmu yang
lain, yaitu :
Kesimpulannya:
Selain sebagai ilmu, filsafat dapat juga berarti pandangan hidup manusia.
Pandangan hidup ini merupakan petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup
manusia dalam segala bidang. Filsafat apabila diartikan sebagai ilmu ia harus
mempunyai objek tertentu. Menurut Poedjawijatna objek suatu ilmu dibedakan
menjadi objek materi dan forma. Objek materi adalah lapangan atau bahan.
1. Epistomologi
3
2. Logika
3. Kritik ilmu-ilmu
4. Metafisika umum/antologi
5. Teologi metafisik
6. antropologi
7. Kosmologi
8. Etika
9. Estetika
10. Sejarah Filsafat
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa filsafat hukum adalah sub dari
cabang filsafat manusia yang disebut etika atau filsafat manusia berkedudukan
genus. Etika sebagai species dan filsafat hukum sebagai subspeksi.
Filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis, objek filsafat
hukum adalah hukum dan objek tersebut dikaji secara mendalam sampai kepada inti
atau dasarnya yang disebut sebagai hakikat.
Hakikat hukum dapat dijelaskan dengan cara memberikan suatu definisi tentang
hukum. Secara umum hukum dipandang sebagai norma,yakni norma yang
mengandung nilai-nilai tertentu.
1. Kepercayaan
2. Kesusilaan
3. Sopan santun
4. Hukum
Sebagai contoh norma kepercayaan tidak memberikan sanksi yang dapat dirasakan
secara langsung di dunia ini. Demikian pula kalau norma kesusilaan dilanggar,
hanya akan ada rasa malu atau penyesalan bagi pelakunya tetapi tidak ditangkap
dan diadilinya pelaku tersebut, masyarakat mungkin akanmerasa tidak aman.
Mengingat objek filsafat hukum adalah hukum. Maka masalah atau pertanyaan yang
dibahas oleh filsafat hukum itu pun antara lain seperti hubungan hukum dan
kekuasaan, hubungan hukum kodrat dan hukum positif, apa sebab orang menaati
hukum, apa tujuan sampai kepada masalah-masalah filsafat hukum yang rama
dibicarakan saat ini seperti masalah HAM, dan etika profesi hukum.
4
Timbul pertanyaan dari sebagian mahasiswa yaitu apa manfaat dalam memperlajari
filsafat hukum ? apakah tidak cukup mahasiswa dibekali dengan ilmu hukum saja?
Filsafat (termasuk dalam hal ini filsafat hukum) memiliki sifat yang membedakannya
dengan ilmu – ilmu lain, yaitu :
Menurut Purbacaraka, Soekanto, dan Chaidir Ali mengartikan disiplin hukum sama
dengan teori hukum dalam arti luas yang mencakup politik hukum, filsafat hukum,
dan teori hukum dalam arti sempit. Teori hukum dalam arti sempit inilahyang disebut
dengan ilmu hukum.
5
DISIPLIN HUKUM
1. Ilmu tentang norma, dalam hal ini membahas tentang perumusan norma
hukum yang terdiri dari :
a. Apa maksud norma hukum abstrak dan konkret;
b. Isi dan sifat norma hukum;
c. Esensialia norma hukum;
d. Tugas dan kegunaan norma hukum;
e. Pernyataan dan tanda pernyataan norma hukum;
f. Penyimpangan terhadap norma hukum;
g. Keberlakuan norma hukum.
2. Ilmu yang mempelajari tentang pengertian hukum, dalam hal ini membahas
tentang apa yang dimaksud dengan :
a. Masyarakat hukum;
b. Subjek hukum;
c. Objek hukum;
d. Hak dan kewajiban;
e. Peristiwa hukum;
f. Hubungan hukum.
3. Ilmu tentang kenyataan hukum meliputi :
a. Sosiologi hukum, mempelajari secara empiris dan analitis hubungan
timbal balik antara hukum dengan gejala sosial;
b. Antropologi hukum, mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaiannya
dalam masyarakat ;
c. Psikologi hukum, mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan
perkembangan jiwa manusia;
d. Perbandingan hukum, cabang ilmu hukum yang memperbandingkan
sistem-sistem hukum di dalam masyarakat;
6
e. Sejarah hukum, mempelajari tentang perkembangan dan asal usul dari
sitem hukum dalam suatu masyarakat tertentu.
Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, selain itu filsafat
hukum juga mencakup penyerasian nilai-niali, misalnya penyerasian antara
ketertiban dan ketentraman, antara kebendaan dan keakhlakan antara
kelanggengan nilai-nilai lama dan pembaruan (Purbacaraka dan Soekanto 1989 :
11)
Bernard Arief Sidharta (2000: 116-137) mendeskripsikan struktur hukum yang sedikit
berbeda dengan uraian diatas.
DISIPLIN HUKUM
Filsafat hukumyang paling abstrak, kemudian teori ilmu hukum, dan terakhir ilmu-
ilmu hukum yang paling konkret.
Ilmu hukum normatif dibagi dua bidang yaitudalam arti sempit dinamakan dogmatik
dan perbandingan hukum. Sedangkan ilmu hukum empiris terdiri atas sosiologi
huku, sejarah hukum, antropologi hukum dan psikologi hukum.
Menurut sidaharta filsafat hukum adalah reflektif teoritis (intelektual) tentang hukum
yang paling tua, dan dapat dikatakan merupakan induk dari semua refleksi teoritis
tentang hukum. Ia ditujukan untuk merefleksikan hukum dalam keumumannya bukan
hukum positif.