Anda di halaman 1dari 28

HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

BAGIAN HUKUM PIDANA


PENGERTIAN HUKUM PIDANA INTERNASIONAL
 ANTONIO CASESSE
Hukum pidana internasional adalah bagian dari aturan-aturan internasional
mengenai larangan-larangan kejahatan internasional dan kewajiban negara
melakukan penuntutan dan hukuman beberapa kejahatan.
 ANTHONY AUST
terminologi hukum pidana internasional biasanya digunakan untuk
menggambarkan aspek-aspek internasional yang berkaitan dengan kejahatan-
kejahatan internasional.
 REMMELINK
menggunakan istilah ‘hukum pidana supranasional’, menyatakan bahwa
hukum pidana internasional pada hakekatnya adalah hukum pidana yang
keberlakuannya pada hukum antar bangsa tidak bisa mengesampigkan
prinsip-prinsip internasional dan kebiasaan-kebiasaan internasional.
 ROLING
mendefinisikan hukum pidana internasional sebagai hukum yang menentukan
hukum pidana nasional yang akan diterapkan terhadap kejahatan-kejahatan
yang nyata-nyata dilakukan jika terdapat unsur-unsur internasional
didalamnya
SCHWARZENBERGER :

1) Hukum pidana internasional dalam arti lingkup teritorial hukum


pidana nasional.
2) Hukum pidana internasional dalam arti aspek internasional
yang diterapkan sebagai ketentuan dalam hukum pidana
nasional.
3) Hukum pidana internasional dalam arti kewenangan
internasional yang ditetapkan sebagai ketentuan didalam hukum
pidana nasional.
4) Hukum pidana internasional dalam arti ketentuan hukum
pidana nasional yang diakui sebagai hukum yang patut dalam
kehidupan masyarakat bangsa yang bradab.
5) Hukum pidana internasional dalam arti kerjasama internasional
dalam mekanisme administrasi peradilan nasional.
6) Hukum pidana internasional dalam arti kata materiil
 SEJARAH HUKUM PIDANA INTERNASIONA

1. Kaisar Justianus Romawi, Abad16M perang harus


dilandaskan pada just cause Cicero dan St.Agustine.
2. Pasca Perang Salib Piracy merusak hubungan perdagangan
antar bangsa
3. Francisco de vittoria, 1480-1546 Ancaman perang dan
peperangan tidak dapat dibenarkan dengan alasan perbedaan
agama, perluasaan kerajaan dan kemenangan yang bersifat
pribadi defenisi agresi, batas-batas yang dibolehkan dalam
self-defense, pembatasan penggunaan senjata.
4. Abad 16-18 pakar-pakar hukum seperti Alberto Gentili,
Francisco Suarez, Samuel Pufendorf dan Emerich de vattel
mencari dan membahas dasar-dasar perang.
5. Hugo de Groot, 1625 De Jurre Belli As Pascis Libri Tres
Pelaksanaan perang secara tidak benar layak untuk dituntut.
Pelaksanaan perang secara melawan hukum
bertanggungjawab atas akibat-akibat yang terjadi dan
sepatutnya diketahui. Jenderal-prajurit yang dapat mencegah
kejadian atau kerugian dapat dipertanggungjawabkan
6. Pasal 227 Diktat Verssailles tidak dipatuhi

7. 1920 upaya pembentukan mahkamah pidana internasional dipelopori oleh Vespasien Pella,
Donnedieu de vabres, Quintiliano Saldana, megalos Ciloyanni dan Rafaele Garofalo.

8. LBB 1927 menetapkan a war of aggression sebagai international crime.

9. Pasca perang Dunia I I Lauterpacht dan Hans kelsen mendesak pembentukan mahkamah
pidana internasional untuk mengadili penjahat perang negara-negara poros.

10. Nuremberg Trial 1946 Nazi Jerman

11. PBB menetapkan perbuatan-perbuatan sebagai delicta juris gentium agresi, kejahatan
perang, genosida, pembajakan dilaut, penculikan dan narkotika.

12. Resolusi PBB 21 November 1947 tentang hukum pidana internasional.

13. Tokyo Trial 1948.


Sumber Hukum Pidana Internasional
Pasal 38 par.1 Statuta Mahkamah Internasional

a.International convention.
b.International custom.
c.The general principles of law recgonized by civilized
nations.
d.Judicial decisions and the teaching of the most highly
qualified publicist of the various nations, as subsidiary
means for the determination of rules of law.
ASAS-ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

Secara garis besar, asas-asas hukum pidana internasional


Bersumber dari :

1.Hukum Internasional

a. Asas Hukum Pidana Internasional Umum  pacta sun servanda

b. Asas Hukum Pidana Internasional Khusus  aut dedere aut punere


& aut dedere
aut judicare

2. Hukum Pidana Nasional

a.AsasLegalitas

b.Asas Teritorial

c.Asas Ne bis in idem


ASAS LEGALITAS
 Tujuan Hukum Pidana menurut Aliran Klasik 
Melindungi anggota masyarakat dari tindakan
yang sewenang-wenang

 C.S.B.D. Montesquieu (1748) & J.J.Rosseau


(1762) menuntut raja dibatasi dengan hukum
tertulis.

 Pasal 8 Declaration des droits deL‟homme et


du citoyen (1789)  nul ne peut etre puni, qu‟en
vertu d‟une loi etabile et promulguee,
anterieurement au delit et legalement appliquee
Anselm von Feuerbach (Lehrbuch des
peinlichen Recht)
oNulla poena sine lege;

oNulla poena sine crimine;

oNullum crimen sine poena legali

oPasal 4 Code Penal Perancis oleh Napoleon Bonaparte


1801” “Nulle contravention, nuldelit, nulcrime, ne peuvent
etre punis de peines, qui n ‘etaient pas prononcees par la loi,
avant qu‟ils fussent commis”

oPasal 1 WvS Belanda : Geen feit is strafbaar dan uit kracht


van eene daaraan voorafgegane wettelijke strafbepaling

oPasal 1 ayat (1) KUHP: “Tiada suatu perbuatan dapat


dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan
dilakukan
ASAS TERITORIAL

1.Asas Teritorial = Hukum Pidana suatu negara berlaku bagi setiap orang yang

melakukan perbuatan pidana dinegara tersebut  Pasal 2 KUHP

2.Pengecualian atas asas teritorial dapat terhadap:

1. Orang:

a. Kepala Negara  Par in parem in hebet in perium

b. Duta Besar dan Konsul serta diplomat

c. Petugas lembaga internasional

2.Tempat:

a. Wilayah Kedutaan Besar

b. Wilayah Angkatan Bersenjata

c. Kapal berbendera negara asing


Perluasan Asas Teritorial
1.Perluasan teknis subjektif & Perluasan teknis objektif.

2.Perluasan berdasarkan kewarganegaraan aktif &


Perluasan berdasarkan kewarganegaraan pasif.

3.Perluasan berdasarkan prinsip proteksi.

4.Perluasan berdasarkan prinsip universal


Perluasan teknis subyektif  Hukum Pidana suatu negara berlaku atas
perbuatan yang mulai dilakukan di negaranya tetapi berakhir atau
menimbulkan akibat di wilayah negara lain.

Perluasan teknis obyektif  Hukum Pidana suatu negara berlaku atas


perbuatan yang mulai dilakukan di negara lain tetapi berakhir atau
menimbulkan akibat di negaranya.

Kewarganegaraan aktif = Asas Personal = Asas Nasional Aktif  Hukum


Pidana suatu negara berlaku bagi warga negaranya di manapun berada.

Kewarganegaraan pasif = Asas Nasional Pasif  Hukum pidana suatu


negara berlaku atas orang yang melakukan kejahatan diwilayah negara lain
yang akibatnya menimpa warga negaranya.

Proteksi  Hukum pidana suatu negara berlaku atas perbuatan pidana yang
melanggar keamanan dan integritas atau kepentingan vital ekonomi atau
kepentingan lainya yang hendak dilindungi yang dilakukan diluar wilayah
negara tersebut.

Universal  Hukum pidana suatu negara berlaku atas perbuatan pidana


yang melanggar kepentingan masyarakat internasional. Perbuatan tersebut
dikualifikasikan sebagai kejahatan internasional atau delicta jure gentium.
NE BIS IN IDEM

Ne bis in idem atau double jeopardy =


seseorang tidak dapat dituntut lebih
dari satu kali didepan pengadilan
dengan perkara yang sama untuk
menjamin kepastian hukum dan
melindungi hak asasi manusia
Bruce Broomhall 5 karakter khas :
1. Pertanggungjawaban individu
2. Pertanggungjawaban pidana tersebut tidak tergantung dari jabatan
yang melekat pada seseorang
3. Pertanggungjawaban individual tersebut tidak tergantung apakah
undang-undang nasional mengecualikan dari Pertanggungjawaban
tersebut.
4. Pertanggungjawaban dimaksud mengandung konsekuensi
penegakan hukum melalui mahkamah pidana internasional atau
melalui pengadilan nasional yang dilaksanakan pada prinsip
universal
5. Terdapat hubungan erat secara historik, praktek dan doktrin antara
hal-hal yang dilarang dari undang-undang dan landasan hukum
internasional pasca-perang dunia kedua
1. Tingkah laku yang dilarang berakibat signifikan terhadap kepentingan
internasional, khususnya perdamaian dan keamanan internasional.
2. Tingkah laku yang dilarang merupakan perbuatan yang buruk dan
dianggap mengancam nilai-nilai yang dianut bersama oleh masyarakat
dunia, termasuk apa yang telah dianggap oleh sejarah sebagai tingkah
laku yang menyentuh nurani kemanusiaan.
3. Tingkah laku yang dilarang memiliki implikasi transnasional yang
melibatkan atau mempengaruhi lebih dari satu negara dalam
perancanaan, persiapan atau perbuatannya, baik melalui keragaman
kewarganegaraan para pelaku kejahatan atau korban atau perlengkapan
yang digunakan melebihi batas-batas negara.
4. Tingkah laku yang membahayakan perlindungan terhadap kepentingan
internasional atau terhadap orang yang dilindungi secara internasional.
5. Tingkah laku tersebut melanggar kepentingan internasional yang
dilindungi namun tidak sampai pada tahap yang disebut pada poin
pertama dan kedua, namun karena sifat dasarnya, tingkah laku tersebut
dapat dicegah dan ditekan melalui kriminalisasi internasional
1. Kejahatan internasional yang berasal dari
international custom  perbudakan, bajak laut &
kejahatan perang.
2. Kejahatan internasional yang berasal dari
konvensi internasional pemalsuan uang
(International Convention For The Suppression Of
Counter feiting Currency, Geneve, April 20, 1929).
3. Kejahatan internasional yang berasal dari
perkembangan hak asasi manusia Pelanggaran
berat HAM
Hierarchi Kejahatan Internasional
 Kejahatan internasional yang disebut sebagai „ international
crimes‟ adalah bagian dari jus cogens. Tipikal dan karakter dari
„international crime‟ berkaitan dengan perdamaian dan
keamanan manusia serta nilai-nilai kemanusiaan yang
fundamnetal. Termasuk dalam „international crime ‟ antara lain
adalah genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan
kejahatan perang.
 Kejahatan internasional yang disebut sebagai „ international
delicts. Tipikal dan karakter „international delicts‟ berkaitan
dengan kepentingan internasional yang dilindungi meliputi lebih
dari satu negara atau korban dan kerugian yang timbul berasal
lebih dari satu negara. Termasuk dalam „international delitcs‟
adalah pembajakan pesawat udara, pembiayaan terorisme,
perdagangan obat-obatan terlarang secara melawan hukum dan
kejahatan terhadap petugas PBB.
 Kejahatan internasional yang disebut dengan istilah
„international infractions‟. Dalam hukum pidana internasional
secara normatif ,„international infraction‟ tidak termasuk
dalam kategori „international crime‟ dan „intetrnational
delicts‟. Kejahatan yang tercakup dalam „international
infraction‟ antara lain adalah pemalsuan dan peredaran uang
palsu serta penyuapan terhadap pejabat publik asing.
1. Tergantung keterkaitan dua yurisdiksi atau
lebih.

2. Objek yurisdiksi asas teritorial dan asas


nasional aktif

3. Yurisdiksi pengadilan nasional

4. Asas aud dedere aud punere

5. Diakui penuh prinsip kedaulatan negara


1. Tidak tergantung keterkaitan dua yurisdiksi
atau lebih.

2. Objek yurisdiksi asas universal

3. Yurisdiksi pengadilan pidana internasional

4. Asas aud dedere aud judicare

5. Tidak diakui sepenuhnya prinsip kedaulatan


negara
 Bassiouni :
1. Pengakuan secara eksplisit tindakan2 yang
dipandang sebagai kejahatan berdasarkan
hukum internasional.
2. Pengakuan secara implisit sifat2 pidana dari
tindakan2 tertentu dengan menetapkan suatu
kewajiban untuk menghukum, mencegah,
menuntut atau menjatuhi hukuman pidananya.
3. Kriminalisasi atas tindakan2 tertentu.
4. Kewajiban atau hak untuk menuntut.
5. Kewajiban atau hak untuk memidana tindakan2
tertentu.
8. Kewajiban atau hak mengekstradiksi.

9. Kewajiban atau hak untuk bekerja sama dalam


hal penuntutan, pemidanaan termasuk bantuan
judisial dalam proses pemidanaan

10. Penetapan suatu dasar2 yurisdiksi kriminal.

11. Referensi pembentukan suatu pengadilan


pidana internasional.

12. Penghapusan alasan2 perintah atasan.


1. upaya untuk melaksanakan pembentukan
suatu mahkamah internasional dan upaya
mengajukan tuntutan dan peradilan
terhadap pelaku kejahatan internaional.

2. upaya mengajukan tuntutan dan peradilan


terhadap pelaku kejahatan internasional
melalui undang-undang nasional
Istilah genosida terdiri dari 2 kata yakni geno & cide. Geno /
genos berasal dari bahasa Yunani kuno yg berarti ras,
bangsa / etnis. Sedangkan cide, caedere atau cidium
berasal dari bahasa Latin yg berarti membunuh.
Secara harafiah genosida dpt diartikan pembunuhan ras.
Istilah ini diperkenalkan oleh Raphael Lemkin pada thn 1944
– sorg Yahudi kelahiran Polandia yg bermigrasi ke AS pada
tahun 1930– dlm bukunya Axis Rule In Occupied Europe.
Lemkin mencatat bhw istilah yg sama artinya dgn genocide
adalah ethochide yg berasal dari kata Yunani „ethos‟ yg
berarti bangsa & kata Latin „cide‟. Istilah „genocide‟ ini
semakin dikenal ketika Amerika mengajukan tuntutan thdp
para penjahat perang Nazi Jerman saat Nuremberg Trial
digelar.

Anda mungkin juga menyukai