Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

Alasan dipakainya istilah Hukum Pidana Internasional :


A. Aspek Internasional : kejahatan yang dijadikan objek pembahasan yaitu perbuatan
yang secara internasional dilarang dan aspeknya melintasi batas-batas negara
B. Aspek Penegak Hukum dan Lembaganya :
• KUHP dan Penegak Hukum tidak memiliki wewenang untuk menangkap dan
mengadili masyarakat internasional
• Penegakan hukum dilakukan pada pengadilan nasional negara, tetapi dalam
hal kejahatan tertentu diadili secara internasional
C. Individu dapat diadili dan dimintai pertanggungjawaban pidana dihadapan Mahkamah
Internasional, seperti dalam Peradilan HAM Ad-Hoc :
• International Military Tribunal Nurenberg 1946,
• International Military Tribunal Tokyo 1948,
• International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) 1993;
• International Criminal Tribunal for the Rwanda (ICTR) 1994 dan International
Criminal Court (ICC)
Pengertian Hukum Pidana Internasional
1. Hukum Pidana Nasional : peraturan perundang-undangan nasional & dilandaskan
pada sumber hukum nasional
2. Hukum Pidana Internasional : menentukan hukum pidana nasional yang akan
diterapkan terhadap kejahatan yang telah dilakukan yang mana terdapat unsur-unsur
internasional
3. Hukum Pidana Supranational : hukum pidana bagi masyarakat luas dan menjadi
standar hukum pidana yang telah dikembangkan dalam masyarakat tersebut.
Ciri Hukum Pidana Internasional
1. Dalam lingkup teritorial hukum pidana nasional
➢ HPI memiliki lingkup kejahatan yang melanggar kepentingan masy intl, tetapi
wewenang penangkapan, penahanan dan peradilan diserahkan kepada
yuridiksi kriminal suatu negara yang berkepentingan dalam batas teritorial tsb.
2. Dalam aspek internasional ditetapkan sebagai hukum pidana nasional
➢ Ketika negara telah mengikatkan diri pada hukum internasional, wajib
memperhatikan sanksi terhadap tindakan seseorang yang ditentukan dalam
hukum pidana nasionalnya
➢ Kewajiban tersebut bisa berasal dari perjanjian internasional dan kebiasan-
kebiasaan internasional
3. Kewajiban internasional yang terdapat dalam hukum pidana nasional
➢ Ketentuan HI memberikan kewenangan pada negara untuk mengambil
tindakan atas TP tertentu dalam batas yurisdiksi kriminalnya, menetapkan
yuridiksi kriminal diluar batas teritorialnya thd TP tertentu.
4. Diakui sebagai hukum yang patut dalam kehidupan bangsa beradab
➢ Ketentuan dalam hukum pidana nasional harus sejalan dengan tuntutan
masyarakat intl, yakni ketentuan harus memuat hak untuk hidup, kemerdekaan.
5. Dalam arti kerjasama internasional dalam mekanisme adminisrasi peradilan
➢ Penegakan hukum dalam kejahatan internasional memerlukan kerjasama
seperti ekstradisi, interpol dan mutual assistance in criminal legal matters.
6. Dalam arti materiil
➢ Objek pembahasan HPI telah ditentukan oleh PBB sebagai kejahatan tergolong
dalam delict jure gentium, seperti : pembajakan, agresi, kejahatan perang,
genosida, lalu lintas ilegal perdaganan narkotika.
Berlakunya HPI dalam Hukum Pidana Nasional
• Kriminalisasi hukum pidana nasionalnya
• Penegakan saksi melalui pengadilan nasional
• Perwujudan kerjasama antar negara
Pandangan HN dan HI terhadap HPI
• Dari sisi HN : HPI merupakan HPN untuk mengadili kejahatan intl, baik yg bersumber
dari kovensi internasional maupun hukum kebiasaan intl
• Dari sisi HI : HPI merupakan perwujudan pengadilan nasional, quasi internasional dan
pengadilan internasional yg berkaitan dengan kejahatan internasional
Sudut Pandang HI terhadap HPI
• HPI merupakan perwujudan HI secara nasional : digunakan pengadilan nasional untuk
mengadili kejahatan intl
• HPI merupakan perwujudan HI secara regional atau quasi internasional : digunakan
dalam wilayah tertentu dengan kondisi regional wilayah tsb. Misal → Peradilan HAM
Eropa
• HPI merupakan perwujudan HI secara internasional : digunakan dalam mengadili
kejahatan the most serious crime seperti ICC
Hukum Pidana Supranational
• ICC yang dibentuk berdasarkan Statuta Roma 1998 sebagai Peradilan Pidana
Internasional Permanen
• The Most Serious Crime : kejahatan agresi, kejahatan kemanusiaan, genocide dan
perang.
• ICC tidak dapat disamakan dengan pengadilan pidana dunia karena :
✓ Statuta Roma 1998 tidak sama dengan KUHP Dunia
✓ Yuridiksi ICC terbatas pada the most serious crime untuk negara yang telah
meratifikasi statuta tsb.

MATERI II DOCS SEBELAH


III : YURIDIKSI KRIMINAL
Yurisdiksi :
✓ Atribut kedaulatan negara merdeka (kedaulatan : kekuasaan tertinggi tetapi dibatasi
oleh HI dan Kedaulatan Negara Lain)
✓ Kompetensi negara untuk mengatur, menetapkan dan melaksanakan peraturan brdsk
hukum nasionalnya
✓ Kewenangan negara untuk mengadili pelanggaran hukum yg dilakukan WNI ataupun
WNA
Pembagian Yuridiksi :
• Objek
➢ Yurisdiksi Personal
➢ Yurisdiksi Kebendaan
➢ Yurisdiksi Kriminal
➢ Yurisdiksi Civil
• Ruang
➢ Yurisdiksi Territorial
➢ Yurisdiksi Quasi Territorial
➢ Yurisdiksi Ektra Territorial (di Wil: Darat; Laut; Udara)
➢ Yurisdiksi Universal
➢ Yurisdiksi Eksklusif
Pelaksanaan Yurisdiksi Kriminal Berdasarkan Azas Teritorial di Darat
➢ Asas Teritorial : mendasari hak suatu negara dlm menerapkan HPN terhadap semua
jenis tindak pidana dalam batas teritorialnya.
➢ Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik
▪ Gedung diplomatik merupakan perluasan dari wilayah suatu negara. Gedung
tersebut memiliki kekebalan diplomatik, sehingga HPN suatu negara tidak
berlaku dalam gedung kedutaan tsb (Pasal 22 ayat 1)
▪ Ada kewajiban dari negara penerima untuk mengamankan gedung yang
dilakukan pihak luar negara penerima. Contoh : Gedung Kedutaan Australi di
Indonesia wajib dilindungi terkait ancaman yang dilakukan negara Amerika.
Yang dikecualikan dari Pelaksanaan Yurisdiksi Teritorial
1. Kepala negara / kepala pemerintahan negara asing yang sedang berada diwilayah
negara lain
2. Gedung kedutaan besar negara asing disuatu negara
3. Diplomat, konsuler dan staf negara asing yang sedang ditugaskan
4. Pimpinan dan staff organisasi intl yg sedang bertugas
5. Gedung / kantor pusat perwakilan organisasi intl
6. Angkatan bersenjata negara asing yg sedang menjalankan tugas
7. Kapal dan pesawat udara negara asing
Alasan Dikecualikan : karena ada hak imunitas
1. Asas Par in Parem not habet imperium artinya tidak dapat menerapkan yurisdiksinya
thd kedaulatan negara lain.
▪ Yuridiksi tidak dapat dilaksanakan thdp tindakan negara lain, kecuali negara
tsb menyetujuinya
▪ Tidak dapat mengadili tindakan negara lain yang bukan anggota negara
peserta perjanjian intl
▪ Pengadilan suatu negara tidak berhak mempersoalkan keabsahan tindakan
negara lain dalam wilayahnya
2. Asas Reciprositas artinya secara timbal balik akan memberikan konsekuensi imunitas
3. Keputusan pengadilan disuatu negara tidak dapat dilaksanakan dinegara lain
4. Karena kebiasaan internasional memberikan izin kapal perang dan kapal pemerintah,
sehingga negara penerima telah memberikan konsekuensi imunitasnya
Yurisdiksi di Laut Teritorial
Dasar hukum pengakuan dan pengaturan :
• Konvensi Hukum Laut Den Haag 1930, yurisdiksi negara pantai ada 2 : yurisdiksi
kriminal dan yurisdiksi perdata
• Konvensi Hukum Laut Jenewa 1958
• Konvensi Hukum Laut 1982
Yurisdiksi Kriminal di Laut
1. Yurisdiksi terhadap kapal niaga negara asing
• yang memasuki atau berada di laut pedalaman / wilayah pelabuhan
• yang memasuki atau berada di laut teritorial
Teori :
✓ teori pulau terapung : kapal niaga dipandang sebagai bagian negara bendera
kapal
✓ teori objektif : hak imunitas sebagai pengecualian yang diberikan hukum
negara setempat
✓ praktek yang sering digunakan adalah teori objektif
2. Perluasan Yurisdiksi : dapat melaksanakan yurisdiksinya terhadap kejahatan tertentu
dilaut lepas / diluar laut teritorialnya
Yurisdiksi Kriminal Kapal Asing di Laut Pedalaman / Pelabuhan :
Memiliki perluasan yurisdiksi yaitu yurisdiksi ekstra teritorial, tetapi jika berada dilaut
pedalaman/pelabuhan menjadi semu karena :
✓ Masuknya kapal asing harus izin terlebih dahulu
✓ Kapal asing tersebut tunduk pada otoritas negara pantai
✓ Dilaut pedalaman tidak dikenal hak lintas damai.
Yurisdiksi Kapal Asing dalam Kondisi Darurat
✓ Dalam kondisi darurat / rusak boleh meminta pertolongan masuk ke laut pedalaman
negara pantai
✓ Yurisdiksi negara bendera kapal berwenang mengadili TP atau pelanggaran yang
terjadi diatas kapal, apabila TP tersebut merupakan pelanggaran tata tertib kapal dan
tidak mengganggu keamanan negara pantai
Yurisdiksi Kapal Asing di Laut Teritorial
• Kapal yang berada dalam batas teritorial tunduk pada negara pantai
• Berhak melewati batas 12 mil, karena ada hak lintas damai sehingga kapal diberikan
kebebasan untuk melintasi negara pantai
• Negara pantai berhak melakukan pengejaran terhadap kapal yang melakukan
pelanggaran di wilayah negara pantai sampai ke laut lepas
Hak Pengejaran Seketika (Hot Pursuit)
Pasal 111 UNCLOS 1982
• Negara pantai harus memiliki alasan yang kuat karena kapal tersebut telah melanggar
per-uu
• Pengejaran dimulai saat kapal asing berada dilaut pedalaman, laut teritorial, zona
tambahan, ZEE
• Pengejaran harus terus menerus
• Pengejaran dilakukan setelah ada perintah dimulai atau diberhentikan
• Pengejaran dilakukan dengan kapal militer atau pesawat militer
• Pengejaran berhenti setelah kapal tersebut masuk ke wilayah teritorial negara lain
Hak Lintas Damai, Pasal 14 Konvensi Jenewa
Kapal diperbolehkan berlayar melalui laut teritorial menuju laut bebas :
• Tanpa memasuki wilayah pedalaman
• Dari wilayah pedalaman
Pelaksanaan Yurisdiksi terhadap Pelanggaran Hak Lintas Damai (Pasal 27 ayat 1, UNCLOS
1982)
Negara pantai dapat menerapkan yurisdiksinya apabila
• Akibat kejahatan meluas ke negara pantai
• Kejahatan tsb menggangu perdamaian negara pantai
• Ada permintaan dari nahkoda/ pejabat diplomatik bendera kapal
• Menumpas perdagangan gelap narkotika
Perluasan Yurisdiksi Kriminal di Laut Lepas (Pasal 87 UNCLOS 1982)
• Laut lepas tidak berada dalam kedaulatan negara manapun
• Maka setiap negara berhak memanfaatkan laut lepas
• TP atau pelanggaran yang terjadi dilaut lepas, merupakan yurisdiksi negara bendera
kapal
• Negara pantai dapat menerapkan yurisdiksinya terhadap kejahatan delic jure gentium
• Negara pantai berhak melakukan pengejaran hingga ke laut lepas atas pelanggaran
yang terjadi diwilayahnya.
Pembajakan (Pasal 101 UNCLOS 1982)
• Unsur : kekerasan, penahanan dan pemusnahan orang/barang
• Locus delicti : laut lepas
• TP : penguasaan orang/barang dengan menggunakan kapal/pesawat thd kapal
lainnya
Yurisdiksi Kriminal Kejahatan diatas Pesawat Terbang
Konvensi Tokyo 1963 :
• Pasal 3 : negara dimana pesawat didaftarkan yang berkompeten untuk melaksanakan
yurisdiksi thp suatu kejahatan
• Pasal 4 : negara bukan pesawat terbang didaftarkan tidak memiliki yurisdiksi, tetapi
dapat menerapkan jika :
✓ Kejahatan tersebut berpengaruh ke negaranya
✓ Kejahatan tersebut ditujukan kepada warga negaranya
✓ Kejahatan tersebut ditujukan kepada keamanan negaranya
✓ Pelaksanaan yurisdiksi tersebut merupakan ketaatan negara pada perjanjian
internasional
Konvensi Montreal 1971 (Sabotase)
Pasal 5 : setiap negara harus melaksanakan yurisdiksinya apabila?
✓ Kejahatan dilakukan wilayah negaranya
✓ Kejahatan dilakukan terhadap pesawat udara yang didaftarkan di negaranya
✓ Pesawat mendarat diwilayahnya dan sipelaku masih berada dalam pesawat tsb.
ICC

Anda mungkin juga menyukai