Anda di halaman 1dari 24

JURISDIKSI NEGARA

Hukum Internasional
2020
PENGERTIAN
 Merupakan turunan dari prinsip kedaulatan
(eksternal & internal) dan persamaan
kedudukan (equality) antar negara-negara
 Pembahasan terkait dengan aktivitas-aktivitas
lembaga Judikatif, Legislatif, dan Eksekutif
suatu negara
→ Kemampuan untuk membuat hukum (the
prescriptive jurisdiction) dan kemampuan untuk
memaksa agar hukum tersebut ditegakkan (the
enforcement jurisdiction)
JURISDIKSI

 Rebecca Wallace
 Yurisdiksi merupakan suatu atribut kedaulatan
suatu negara. Yurisdiksi suatu negara menunjuk
kepada kompetensi negara tersebut untuk
mengatur orang dan kekayaan dengan hukum
nasionalnya (hukum perdata dan hukum
pidana). Kompentensi ini mencakup jurisdiksi
untuk menentukan, melarang, mengadili, dan
melaksanakan undang-undang.
RUANG LINGKUP JURISDIKSI
 Yurisdiksi berdasarkan kewenangannya
 Yurisdiksi berdasarkan objek
 Yurisdiksi personal
 Yurisdiksi kebendaan
 Yurisdiksi kriminal
 Yurisdiksi civil
 Yurisdiksi berdasarkan ruang dan tempat
 Yurisdiksi territorial
 Yurisdiksi quasi territorial
 Yurisdiksi extra territorial
 Yurisdiksi universal
 Yurisdiksi eksklusif
JURISDIKSI BERDASARKAN KEWENANGAN

 Michael Akehurst (1974)


 Jurisdiksi eksekutif (executive jurisdiction)
Kemampuan negara untuk melaksanakan fungsinya
di wilayah negara asing;
 Jurisdiksi judisial (judicial jurisdiction)
Kemampuan pengadilan suatu negara untuk menilai
dan mengadili kasus yang di dalamnya terdapat
unsur asing;
 Jurisdiksi legislatif (legislative jurisdiction)
Negara memiliki kemampuan untuk menerapkan
peraturannya pada kasus-kasus yang memuat
elemen asing;
 Kewajiban untuk menghormati jurisdiksi negara lain
JURISDIKSI BERDASARKAN KEWENANGAN

 Masaki Hamano
 Jurisdiksi legislatif (Legislative jurisdiction/Jurisdiction to
prescribe)
“… a state authority to its substantive law applicable to particular
persons and circumstances.”

 Jurisdiksi judisial (Judicial jurisdiction/ jurisdiction to


adjudicate)
“… is defined as a state’s authority to subject persons or things to the
proses of its court or administrative tribunal whether in civil or
criminal proceedings, whether or not the state is a party to the
proceeding.”

 Jurisdiksi eksekutif (executive jurisdiction/ jurisdiction to


enforce)
“… Jurisdiction to enforce deals with a state’s authority to induce or
compel compliance or punish noncompliance with its laws or
regulations whether through its court or by use of executive
administrative, police, or other non judicial action.”
KEDAULATAN INTERNAL & EKSTERNAL
 Prinsip persamaan antar negara menghasilkan:
 Sebuah yurisdiksi atas wilayah dan warganya
 Kewajiban bagi negara lain untuk tidak campur
tangan atas persoalan yang terjadi di wilayah negara
lain
 Kewajiban yang diakibatkan oleh hukum kebiasaan
dan perjanjian internasional didasarkan pada
kehendak dari negara itu sendiri
 Kedaulatan yang ditujukan ke dalam wilayah
hukum negara bersangkutan
 Kewenangan membentuk hukum
 Mendapatkan ketundukan
 Memutuskan persoalan-persoalan yang timbul dalam
yurisdiksinya
JURISDIKSI TERITORIAL
 Lord Macmillan:
“Adalah suatu ciri pokok dari kedaulatan dalam
batas-batas ini, seperti negara merdeka yang
berdaulat, bahwa negara harus memiliki
yurisdiksi terhadap semua orang dan benda di
dalam batas-batas teritorialnya dan dalam
semua perkara perdata dan pidana yang timbul
di dalam batas-batas teritorial ini”
JURISDIKSI SEMENTARA
 Transient jurisdiction
 Praktek Inggris

 Sebuah pengadilan Inggris dapat melaksanakan


yurisdiksi berkenaan dengan seseorang, yang
dengan penyidangan perkaranya selama orang itu
melakukan kunjungan singkat ke wilayah Inggris
→ Undang-undang yang dibentuk terbatas
belakunya terhadap orang, harta benda, dan
peristiwa-peristiwa dalam wilayah yang masuk
dalam yurisdiksi teritorial, kecuali dikehendaki
lain oleh undang-undangan.
PELAKSANAAN YURISDIKSI TERITORIAL
Mengasilimilasikan bentuk-bentuk wilayah ke
dalam teritorial suatu negara:
 Jalur pantai maritim atau laut teritorial

 Sebuah kapal yang mengibarkan bendera negara


yang berkehendak melaksanakan yurisdiksi
 Pelabuhan-pelabuhan → rezim khusus
 Timbul dari adat/kebiasaan yang disesuaikan dengan
praktek negara pemilik pelabuhan
 Penerapan yurisdiksi lokal (negara bendera kapal)
 Statuta 9 Desember 1923 ttg Rezim Internasional
Pelabuhan-pelabuhan Maritim
 Wildenhus Case
JURISDIKSI DOMESTIK
 Pasal 2 (7) Piagam PBB
“Nothing contained in the present Charter shall
authorize the UN to intervene in matters which
are essentially within the domestic jurisdiction of
any state or shall require the Members to submit
such matters to settlement”
 Brownlie:

“Matters within the competence of states under


general international law are said to be within
the reserved domain, the domestic jurisdiction, of
states:
JURISDIKSI DOMESTIK (2)
 Asal-usul pasal 2 (7) Piagam PBB:
 Mencegah PBB mempersoalkan masalah domestik
jurisdiksi negara anggota
 Hasil upaya AS untuk menjegal keinginan-keinginan
untuk memperluas pengertian Pasal 56 Piagam PBB
tentang persoalan HAM yang muncul di Konferensi
San Fransisco
 Adanya penafsiran secara liberal mengenai
ancaman terhadap perdamaian dan keamanan
dunia.
 MU berwenang untuk melakukan intervensi
apabila persoalan HAM domestik dapat
mengganggu hubungan antar negara
PELAKSANAAN YURISDIKSI TERITORIAL (2)
 Terhadap orang asing
 Terhadap penjahat

 Pembebasan terhadap Yurisdiksi teritorial


 Negara asing & kepala negara asing
 Perwakilan diplomatik dan konsul negara asing
 Kapal-kapal milik negara asing
 Angkatan bersenjata negara asing
 Lembaga internasional
PRINSIP KEWARGANEGARAAN
 Hak warganegara → hubungan yuridis dan
politik dengan negara
 Nottebohm case
 Ikatan hukum yang sebagai dasarnya mempunyai fakta sosial
akan keterlibatan, hubungan eksistensi, kepentingan dan
sentimen yang genuine, bersama adanya hak dan kewajiban
timbal balik
 Ikatan hukum dalam prinsip
 Jus Sanguinis
 Jus Soli
PRINSIP KEPRIBADIAN PASIF
 Passive personality principle
 Menghukum individu atas kesalahan yang
dilakukan di luar negeri yang berdampak atau
mempengaruhi warga dari negara tersebut
PRINSIP PERLINDUNGAN
 Negara dapat melaksanakan yurisdiksi atas
orang asing yang telah melakukan tindakan di
luar negeri yang dianggap merugikan keamana
negara yang bersangkutan
PRINSIP UNIVERSALITAS
 Setiap negara memiliki yurisdiksi untuk
menghukum kejahatan/pelanggaran tertentu
PERLUASAN JURISDIKSI TERITORIAL
 Prinsip teritorial subjektif (subjective territorial
principle)
Negara melakukan tuntutan dan hukuman terhadap
perbuatan pidana yang dilakukan di dalam
wilayahnya, namun perbuatan tersebut diselesaikan
di wilayah/negara lain.
 Prinsip teritorial objektif (objective territorial
pinciple)
Menerapkan jurisdiksi teritorial terhadap perbuatan
pidana yang dilakukan di negara lain, namun:
 Dilaksanakan atau diselesaikan di dalam wilayahnya
 Menimbulkan akibat yang berbahaya terhadap ketertiban
sosial dan ekonomi di dalam wilayah mereka
JURISDIKSI EKSTRATERITORIAL
DI DARAT

 Konvensi wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik:


 Gedung misi tidak dapat diganggu gugat

 Negara penerima di bawah kewajiban khusus untuk

mengambil semua Langkah yang perlu untuk melindungi


Gedung misi terhadap penerobosan atau perusakan dan
untuk mencegah setiap gangguan perdamaian misi atau
perusakan martabatnya;
 Gedung misi, perlengkapan dan barang-barang lainnya,

serta alat-alat transport misi kebal terhadap penyidikan,


pengambil alihan, penangkapan, dan eksekusi.
JURISDIKSI EKSTRATERITORIAL

 Yurisdiksi ekstra teritorial di darat;


 Yurisdiksi ekstra teritorial di laut;
 Yurisdiksi ekstra territorial di udara.
JURISDIKSI EKSTRATERITORIAL DI
LAUT

 Asas par in parem non habet imperium


 Asas reciprositas
 Keputusan pengadilan suatu negara
tidak dapat dilaksanakan di negara lain
 Pemberian konsensi imunitet dari negara
penerima
JURISDIKSI EKSTRATERITORIAL DI
LAUT

 Yurisdiksi ekstrateritorial yang dimiliki oleh


kapal:
 Yurisdiksi kriminal negara pantai terhadap

kapal asing di wilayah Pelabuhan;


 Yurisdiksi kriminal negara pantai terhadap

kapal asing di laut pedalaman


 Yurisdiksi kriminal negara pantai terhadap

kapal asing di laut wilayahnya


 Perluasan yurisdiksi negara pantai di laut lepas
JURISDIKSI KRIMINAL
DI LAUT PEDALAMAN

 KUHP Pasal 3
 Aturan pidana dalam perundang-undangan Indonesia

berlaku bagi setiap orang di luar Indonesia, melakukan


perbuatan di dalam perahu Indonesia.
 Berlaku quasi territorial
 Kapal niaga asing yang memasuki pelabuahn negara pantai
tunduk pada jurisdiksi negara tersebut.
 Teori pulau terapung (floating island theory)
 Imunitas kapal niaga asing tidak didasarkan pada teori
objektif, namun sebagai pengecualian yang diberikan oleh
hukum setempat

Anda mungkin juga menyukai