(YURIDIKSI NEGARA)
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "YURIDIKSI
NEGARA" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata PelajaranHUKUM INTERNASIONAL. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah pengetahuan mengenai hukum internasional bagi
para pendengar dan juga bagi pembaca. kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak RAHMATULLAH ,SH,.MH. selaku dosen Mata Pelajaran
HUKUM INTERNASIONAL kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurnah. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah kami
Daftar Isi
Kata pengantar………………………
Daftar isi …………………………..
Pembahasan………………………..
A. Pengertian yuridiksi Negara
B. Prinsip prinsip yuridiksi
C. Asas asas yuridiksi
D. Jenis Perluasan yuridiksi
Kesimpulan ………………
Daftar pustaka ………………
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN YURISDIKSI NEGARA MENURUT HUKUM
INTERNASIONAL
B.PRINSIP-PRINSIP YURIDIKSI
Ciri pokok dari kedaulatan dalam batas-batas ini, seperti semua negara
merdeka yang berdaulat, bahwa negara harus memiliki yurisdiksi terhadap
semua orang dan benda di dalam batas-batas teritorialnya dan dalam
semua perkara perdata dan pidana yang timbul di dalam batas-batas
teritorial ini. Prinsip teritorial ini terbadi atas dua : suatu tindak pidana yang
dimulai di suatu negara dan berakhir di negara lain. Misalnya seorang yang
menembak didaerah perbatasan negara A melukai seorang lainnya di
wilayah negara B. Dalam keadaan ini, kedua negara memiliki yurisdiksi.
Negara, dimana perbuatan itu dimulai (A), memiliki yurisdiksi menurut
prinsip teritorial subyektif (subjective territorial principle) dan dimana
tindakan tersebut diselesaikan di negara (B), memiliki yurisdiksi
berdasarkan prinsip teritorial obyektif (objective territorial principle)
C.ASAS-ASAS YURIDIKSI
Adapun dua asas yang digunakan adalah : asas teritorial dan asas teritorial
yang diperluas.
1. Asas Teritorial
Dalam asas teritorial ini, yuridiksi berlaku atas orang, perbuatan dan benda
yang ada di dalam wilayah kekuasaan suatu negara.
Asas teritorial ini mulanya berlaku terutama di Inggris, yaitu sebuah negara
yang terpencil karena sekelilingnya dibatasi laut.
Nah, kalau asas teritorial hanya berkiasa di dalam teritorial sebuah negara,
maka asas teritorial yang diperluas cakupannya pada orang, perbuatan
dan benda yang terkait dengan negara tersebut yang ada atau terjadi di
luar wilayahnya.
Asas ini semula berlaku di daratan Eropa, dimana hubungan negara yang
satu dengan yang lainnya sangat mudah terjadi.
Contoh kasus, dihukumnya awak Kapal Prancis Lotus pada tahun 1927.
Kapal Lotus pada saat itu menabrak Kapal Turki di laut bebas yang
menyebabkan 8 awak kapal tersebut tewas tenggelam.
2. Berdasarkan Kewarganegaraan
Nah, dengan prinsi ini, suatu negara dapat melakukan yurisdiksi atas
perbuatan pidana yang melanggar keamanan dan integritas atau
kepentingan vital ekonomi yang dilakukan di luar negeri.
Kebanyakan hukum pidana negara mengatur hal itu. Adapun dasar
pembenarannya adalah bahwa akibat perbuatan pidana itu menimpa
negara tersebut dan bahwa bila yurisdiksi itu tidak dapat dilaksanakan
maka kejahatan itu akan lepas dari hukuman.
Dalam prinsip ini semua negara berhak menangkap dan menghukum bajak
laut, apapun kebangsaannya dan dimanapun kejahatan itu dilakukan.
Hal ini diatur dalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) tahun 1982. Sedangkan yurisdiksi universal atas penjahat perang
diatur dalam Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang perbaikan keadaan
mereka yang luka, sakit dan korban karam, tawanan perang dan
perlindungan penduduk sipil.
KESIMPULAN
1. Yurisdiksi adalah kekuasaan atau kompetensi hukum negara terhadap
orang, benda atau peristiwa (hukum). Yurisdiksi negara (state
jurisdiction) tidak dapat dipisahkan dari asas kedaulatan negara (state
souvereignty), konsekuensi logis dari asas kedaulatan negara, karena
negara memiliki kedaulatan atau kekuasaan tertinggi dalam batas-batas
teritorialnya (territorial souvereignty).dengan kata lain yuridiksi hanya
dimiliki oleh Negara berdaulat.
2. Yurisdiksi Negara dalam Hukum Internasional dapat lahir karena adanya
tindakan:
1. Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau menetapkan
peraturan atau keputusan-keputusan;
2. Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk memaksakan agar orang (benda
atau peristiwa) menaati peraturan (hukum) yang berlaku;
3. Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili orang, berdasarkan atas
suatu peristiwa.
3. Yurisdiksi dapat digolongkan ke dalam prinsip-prinsip berikut :
4. Adapun dua asas yang digunakan adalah : asas teritorial dan asas
teritorial yang diperluas.
2. Berdasarkan Kewarganegaraan
Nah, dengan prinsi ini, suatu negara dapat melakukan yurisdiksi atas
perbuatan pidana yang melanggar keamanan dan integritas atau
kepentingan vital ekonomi yang dilakukan di luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
https://pelayananpublik.id/2018/05/11/yuridiksi-dalam-hukum-internasional-
dan-jenisnya/