Anda di halaman 1dari 2

1.

ASAS-ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL


Dari perspektif hukum internasional, hubungan antara negara diatur oleh seperangkat
prinsip-prinsip yuridiksial yang dikenal sebagai asas-asas hubungan internasional. Hugo De
Groot melihat asas ini dapat terlaksana jika berdasar pada keyakinan bahwa setiap negara
adalah setara sehingga memiliki kemauan bebas untuk terlibat dan menyetujui sebuah hukum
internasional. Hugo De Groot membagi menjadi tiga asas yakni:

A. Asas Teritorial
Asas teritorial merupakan asas yang berdasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya.
Menurut asas ini bahwa bahwa negara hukum bagi semua barang yang ada diwilayahnya. Jadi
terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut berlaku hukum asing
internasional sepenuhnya. Prinsip teritorial yang dimilikinya seperti: prinsip ini lahir dari
pendapat bahwa sebuah negara memiliki kewenangan absolut terhadap orang, benda, dan
terhadap kejadian – kejadian di dalam wilayah sehingga dapat menjalankan yurisdiksinya
terhadap siapa saja dalam semua jenis kasus hukum (kecuali dalam hal adanya kekebalan
yurisdiksinya seperti yang berlaku pada diplomat asing). Dalam prakteknya, masalah yang
diterapkan oleh asas teritorial ini akan menemui kesulitan dalam hal tindakan kriminal yang
melibatkan antara dua negara atu lebih di suatu negara tersebut.

Asas teritorial mengenal dua metode pelaksanaan yaitu secara subyektif dan secara obyektif.
Asas teritorial secara subyektif adalah prinsip yang memberikan yurisdiksi kepada negara yang
diwilayahnya melakukan tindakan kriminal yang meskipun akibatnya terjadi diwilayah negara
lain. Sedangkan asas teritorial secara obyektif adalah kebalikan dari prinsip subyektif yang
memberikan yurisdiksi kepada negara dimana akibat dari perbuatan kriminal tersebut terjadi,
meskipun terjadi diluar wilayah negara tersebut.

Contoh asas territorial dalam hubungan internasional ini sendiri misalnya tentang kekuasaan
laut dan sumber daya yang dimiliki. Dengan adanya luasan laut tidak terbatas setiap Negara
akan menjaga kedaulan serta kekayaan milikinya.

B. Asas Kebangsaan
Asas Kebangsaan adalah asas ini didasarkan pada kekuasaan negaranya atas warga negaranya.
Menurut asas ini, setiap warga negara dimanapun ia berada, tetap mendapatkan perlakuan
hukum dari negaranya. Maka asas ini mempunyai kekuatan Ekstrateritorial yang berarti bahwa
hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya yang berada di negara
lain. Prinsip yang diberikan oleh Asas Kebangsaan ini memiliki sifat yang terbuka namun harus
memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan oleh suatu negara tersebut. Maka setiap warga
negara yang ingin menetap di negara lain harus bisa menjadi warga negara yang sebelumnya
untuk bisa menjaga dan memberikan hukum yang dipergunakan.

Contoh asas kebangsaan yang mendari pada hubungan internasional bisa dilihat pada bantuan
hukum takala ada WNI (Warga Negara Indonesia) terjerat kasus di Saudi Arabia. Dalam
konteksnya setiap warga Indonesia akan mendapatkan hak serta bantuan sepenuhnya dari KBRI
dalam menuntaskan beragam masalah-masalahnya tersebut.

C. Asas Kepentingan Umum


Asas Kepentingan Umum merupakan asas yang berdasarkan pada wewenang negara untuk
melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini negara
dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkutan dengan
kepentingan umum. Jadi hukum tidak terkait dengan batas–batas wilayah suatu negara. Asas ini
diperlukan untuk masyarakat bahwa peristiwa yang menjadi beban buat masyarakat setempat
itu untuk menjadi kepenringan bersama untuk mengatur dan melindungi setiap peristiwa yang
sudah terjadi.

Tujuan asas kepentingan umum adalah mewujudkan suatu ketertiban, keamanan, dan
kenyamanan seluruh masyarakat untuk bisa menjadi warga negara yang baik. Penggunaan
prinsip dari asas kepentingan umum ini adalah ingin memberikan suatu apresiasi kepada
masyarakat untuk menjalankan hukum yang sudah diberikan, tetapi hukuman yang dilakukan
juga tidak akan terikat dengan apa yang sudah diberikan oleh suatu negara itu sendiri. Asas ini
juga memiliki arti mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif, dan
selektif.

Contoh nyata dalam kasusnya misalnya saja adanya pristiwa terorisme yang mengancam
keberagam dan kedamaian masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Setiap orang dalam
masyarakat yang secara sengaja melakukan pemberontakan dengan pengebomam tidak akan
ada perlindungan hukum yang diberikan kepada setiap Negara terkait. Hal ini lantaran keadaan
asas perlindungan hukum segala bentuk peristiwa yang bersangkutan dengan kepentingan
umum adalah musuh bersama.

Anda mungkin juga menyukai