Anda di halaman 1dari 17

YURISDIKSI NEGARA

(STATE JURISDICTION)

(Sumber: Pengantar Hukum Internasional/J.G.Starke)

1
 Definisi yurisdiksi negara
Adalah hak atau kewenangan suatu negara yg
berdaulat utk menetapkan & memaksakan hk yg
dibuat oleh negara itu.
 Yurisdiksi negara dlm H.I
Adalah hak atau kewenangan suatu negara utk
mengatur, membuat, menetapkan & melaksanakan
ketentuan hk thd benda2, peristiwa, perilaku, orang2
(baik orang asing atau warga negaranya) yg berada
atau terjadi di dlm/di luar wilayah teritorialnya.

2
 Macam-macam yurisdiksi
A. Yurisdiksi teritorial
Adalah yurisdiksi suatu negara thd semua
orang (orang asing atau warga negara),
semua benda yg berada dlm batas2
teritorialnya dan yurisdiksi thd semua perkara
perdata & pidana yg terjadi di dlm batas2
teritorialnya.

3
a. Yurisdiksi thd kapal asing
 Kapal2 asing yg masuk ke pelabuhan suatu negara
tunduk pada suatu rezim khusus di pelabuhan yang
timbul dari kebiasaan dan variasi2 yg disesuaikan
dgn praktik negara pemilik pelabuhan.
 Kaidah umum yg berlaku adalah bhw sebuah kapal
dagang yang masuk ke pelabuhan negara asing
tunduk pada yurisdiksi lokal.

4
 Pengecualian
Sebuah kapal yg mengalamai kesulitan berhak utk
mencari perlindungan di suatu pelabuhan asing &
mengingat keadaan2 pd saat kapal tsb masuk ke
pelabuhan, maka kapal tsb kebal dr yurisdiksi lokal.
Tetapi, kapal tsb tidak boleh melakukan tindakan yg
melanggar hk lokal ketika berada di pelabuhan tsb.

5
 Apabila terjadi tindak pidana/pelanggaran di atas k apal
asing yg sedang berlabuh, mk yurisdiksi bergantung pd
praktik yg dianut oleh negara teritorial pelabuhan tsb
berada.
 Inggris:
Dlm setiap kasus, pihak berwajib dr negara teritorial ybs
menentukan apakah diperlukan campur tangan/tdk.
 A.S. & Prancis:
Utk masalah2 intern dr kapal mrp wewenang dr negara
bendera kpl. Sedangkan utk masalah2 yg akan
mempengaruhi perdamaian/tata tertib pelabuhan akan
mjd yurisdiksi lokal. 6
b. Perluasan yurisdiksi teritorial
Penerapan yurisdiksi teritorial atas tindak Pidana
mengalami perluasan, yi:
1. Memberlakukan prinsip teritorial
subjektif (“subjective territorial principle”) Suatu
negara mpy yurisdiksi utk menuntut & menghukum
pelaku tindak pidana yg dilakukan di dlm wilayah
negaranya, ttp diselesaikan di luar wilayah
negaranya.
Prinsip ini a.l. diterapkan pd tindak pidana
pemalsuan
uang & perdagangan obat bius.
7
2. Memberlakukan prinsip teritorial objektif (“objective
territorial principle”)
Suatu negara mempunyai yurisdiksi utk menuntut
& menghukum pelaku tindak pidana yg dilakukan
di negara lain, ttp dilaksanakan atau diselesaikan
di dalam wilayah negaranya atau menimbulkan
akibat yang sangat membahayakan ketertiban
sosial & ekonomi di dalam wilayah negaranya.

8
c. Yurisdiksi teritorial thd orang asing
Yurisdiksi teritorial berlaku thd orang asing, sama spt
thd warga negara setempat, kecuali utk bbrp
golongan ttt yg mpy imunitas atas hk setempat yg
diterapkan tdk sesuai dgn H.I.
d. Yurisdiksi teritorial thd penjahat
 Suatu negara mpy hak utk menghukum pelaku
kejahatan (w.n./orang asing) yg melakukan
kejahatan di dlm wilayah negaranya.

9
 Di samping itu juga berhak utk menghukum orang
asing yg melakukan kejahatan di wilayah negara lain,
dgn alasan negara tsb mpy kepentingan yg paling kuat
utk menghukum si penjahat.
 Suatu negara mpy yurisdiksi thd kejahatan yg
mengganggu hal2 vital dr negara tsb, hal ini disebut
dgn yurisdiksi brdsrkan pd prinsip perlindungan
(“protective principle”).
 Alasan penerapan prinsip tsb: krn akibat tin-dak pidana
tsb sangat mengganggu negara & orang asing, krn di
negara tmpt tindak pidana dilakukan (“lex loci delicti”)
perbuatan itu tidak melanggar hukum setempat.
10
B. Yurisdiksi terhadap individu
Penerapan yurisdiksi thd individu dilaksanakan b rdsrk:
 Prinsip nasionalitas aktif: yi, negara dpt melak-
sanakan yurisdiksi thd w.n.nya di manapun ia berada.
 Prinsip nasionalitas pasif: yi, negara dpt me-
laksanakan yurisdiksi apabila seorang w.n.nya
menderita kerugian.
Dasar pembenar prinsip ini adalah bhw setiap negara
berhak utk melindungi w.n.nya di luar negeri &
apabila negara teritorial di mana tindak pidana tsb
terjadi tdk menghukum org yg menyebabkan
kerugian, maka negara asal korban berwenang utk
menghukum si pelaku apabila ia berada di wilayahnya.
11
 Yurisdiksi universal
Adalah kewenangan yg dimiliki oleh setiap negara
untuk menangkap, mengadili & menghukum pelaku
kejahatan int’l tanpa dibatasi oleh kewarganegaraan si
pelaku/korbannya, tempat kejahatan tsb dilakukan.
 Suatu tindak pidana yg tunduk pd yurisdiksi universal
adalah tindak pidana yg berada di bwh yurisdiksi
semua negara di manapun tindak pidana tsb
dilakukan.

12
 Tindak pidana tsb dianggap sbg delik “jure gentium”
shg semua negara berhak utk menangkap &
menghukum si pelaku.
 Tujuan pemberian yurisdiksi universal yi, utk
menjamin agar tidak ada pelaku tindak pidana
semacam itu yg tidak dihukum (“no safe haven
principle”).
 Bbrp kejahatan yg termasuk dlm yurisdiksi universal:
perompakan (“piracy”), kejahatan perang (“war
crimes”), perdagangan manusia, genocide,
pemalsuan mata uang, perdagangan obat bius,
kejahatan yg dilakukan di pesawat udara ( “aerial
hijacking”).
13
 Kejahatan2 selain “piracy” & “war crimes” spt tsb di
atas tidak ditangani atas dsr prinsip yurisdiksi
universal, ttp atas dsr prinsip “aut punire aut dedere”,
artinya para pelakunya dihukum oleh negara di mana
ia ditangkap atau diekstradisikan kpd negara yg m py
kewenangan & berkewajiban utk melaksanakan
yurisdiksi thd si pelaku.

14
 Ketentuan2 H.I. yg mengatur “war crimes”, a.l.:
1. Piagam Mahkamah Militer Int’l (“Charter of the Int’l
Military Tribunal”) th 1945.
2. Konvensi Jenewa th 1949.
3. Konvensi ttg Tidak Berlakunya Pembatasan thd Kej.
Perang & Kej. thd Kemanusiaan (“Convention on the
Non-Applicability of Statutory Limitations to War
Crimes & Crimes Against Humanity”) th 1968.
4. Statuta Roma th 1998 ttg Mahkmah Pidana Int’l.

15
 Beberapa kesimpulan:
 Yurisdiksi universal timbul tanpa memandang siapa
pelakunya atau tempat perbuatan tsb dilakukan;
 Kejahatan yang tunduk pada yurisdiksi universal
tidak mengenal daluarsa.
 Melihat perkembangan terkini dlm hk pidana int’l, pd
saat ini bisa dikatakan bhw penyiksaan [torture] &
terorisme [terrorism] telah mjd bagian dr kejahatan
yg menimbulkan yurisdiksi universal.

16
 …sekian.

17

Anda mungkin juga menyukai