Anda di halaman 1dari 17

ALIRAN -ALIRAN PEMIKIRAN YANG

MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA
SOSIOLOGI HUKUM
KADEK JULIA MAHADEWI S.H., M.H
A. Hasil Pemikiran Para Ahli Filsafat Hukum
dan Ilmu Hukum

• Filsafat hukum sebagai bagian dari displin hukum, telah memiliki tradisi
yang lama dan telah berkembang oleh ahli-ahli pemikir yang tersohor.
Filsafat hukum berusaha untuk menghayati arti hakikat hukum , telah
banyak manghasilkan pemikiran yang bermanfaat. Dari sudut sejarah
maka istilah “ Sosiologi Hukum” untuk pertama kalinya dipergunakan
oleh seorang Itali bernama Anziolloti pada tahun 1882. Sosiologi Hukum
pada hakikatnya lahir dari hasil-hasil pemikiran-pemikiran baik dibidang
filsafat (hukum), imu maupun sosiologi.
• Filasafat hukum terutama bertujuan untuk menjelaskan nilai-nilai dan dasar –
dasar hukum sampai pada dasar-dasar filsafatnya . Hasil pemikiran para ahli
filsafat hukum terhimpun dalam berbagai mazhab atau aliran antara lain
sebagai berikut :
• 1. Mazhab Formalistis
• Beberapa ahli filsafat hukum menekankan betapa pentingnya hubungan
antara hukum dengan prinsip-prinsip moral yang berlaku umum. Ahli filsafat
yang biasanya disebut kaum positivis sebaliknya berpendapat bahwa hukum
dan moral merupakan dua bidang yang terpisah serta harus dipisahkan. Salah
satu cabang dari aliran tersebut adalah mazhab formalistis yang teorinya lebih
dikenal dengan nama analytical jurisprudence. Salah seorang tokoh terkemuka
dari mazhab ini ahli filsafat hukum dari Inggris John Austin (1790-1859).
1. Tokoh John Austin (1790-1859)
• Hukum : Perintah yang dibebankan untuk mengatur makhluk berpikir
perintah dilakukan oleh makhluk berpikir yang memegang dan
mempunyai kekuasaan.
• Hukum : Sistem yg logis, tetap dan bersifat tertutup dan oleh karena itu
ajarannya dinamakan analytical Jurisprudence.
• Kelemahan ajaran analytical jurisprudence : Sistem Hukum Tidak
mungkin tertutup.
Hukum yang dibuat
H. Dibuat
penguasa & disusun individu
Tuhan
untuk melaksanakan hak
yang diberikan kepadanya .
4 Unsur : Perintah , sanksi
kewajiban dan kedaulatan.

Hukum yang sebenarnya

H. Disusun
HUKUM
Manusia Peraturan yang
disusun oleh
perkumpulan-
Hukum Yang Tidak perkeumpulan atau
Sebenarnya badan-badan
tertentu
2. Teori Hukum Murni Hans Kelsen (1881 )
• Teori Huku Murni : hukum sebagai sesuatu sistem pertanggapan dari kaidah
-kaidah yang akan dapat dicari sumbernya pada kaidah hukum yang lebih
tinggi derajatnya.
• Puncak dari pertanggapan= kaidah dasar (grundnorm) jadi menurut kelsen
sistem hukum merupakan Stufenbau.
• Hukum berdiri sendiri terlepas dari aspek kemasyarakatan.
• Kelemahaan : Hukum disebut tidak yuridis karena bukan merupakan
hukum tetapi merupakan kaidah dasar.
• Perumusan kaidah dasar dari suatu negara dapat berbeda dari negara lainnya.
• Pengaruh mazhab formalis : Adanya pemisahan antara hukum dan moral
dan mengidentifikasi hukum dan membedakannya dengan kebiasaan
(kekusaan negara).
• Hukum dapat dimengerti dengan menelaah kerangka sejarah dan
kebudayaan dimana hukum tersebut timbul.
• 1. Freidrich Karl Van Saigny (1779-1861)
• Hukum perwujudan dari kesadaraan hukum masyarakat (volksgeist)
• Hukum berasal dari adat istiadat dan kepercayaan bukan dari
pembentuk Undang-Undang.
• Kelemahan : Kesadaraan hukum yang abstrak

• 2. Sir Hennry Maine (1822-1888)


• Hubungan-hubungan hukum yang didasarkan pada status warga
masyarakat yang masih sederhana akan hilang apabila masyarakat
tadi berkembang menjadi masyarakat modern dan kompleks.
• 3. Aliran Utilitarianisme
1. Jeremy Bentham (1748 – 1832)
Manusia bertindak untuk memperbanyak kebahagian dan mengurangi
penderitaan setiap kejahatan harus disertai dengan hukuman yang sesuai
pembentuk hukum membentuk hukum yang adil bagi segenap warga.
2 .Rudolph Van Ihering (1818-1892)
• Disebut social utilitarianism, hukum sebagai alat bagi masyarakat untuk
mencapai tujuan hukum sebagai alat perubahan sosial
• 4. Aliran Sosiologi Jurisprudence
• 1. Eugen Ehrilch (1826 -1922)
• Pembedaan antara kaidah hukum dengan kaidah sosial lainnya pusat
perkembangan kaidah hukum didalam masyrakat sendiri.
• 2. Rousce Pound (1870-1964)
• Hukum sebgai lembaga kemasyarakatan untuk memenuhi kebutuhan
sosial dan tugasnya mengembangkan kerangka yang kebutuhan sosial
dapat terpenuhi maksimal.
• Hukum sebagai alat pengendalian sosial
• 5. Aliran Realisme Hukum
• Tokoh : Karl Liewelly (1893-1962) Jeremy Frank (1889-1957), Justice
Oliver Wendell Holmes (1841_1935) Amerika
• Hakim itu menemukan hukum (melalui penafsiran), serta membentuk
hukum melalui keputusan hakim yang diikuti terhadap hakim-hakim
lainnya yang dikenal “ yurisprudensi”.
B. Hasil Pemikiran Sosiolog Tentang Hukum
1. Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim dari Prancis adalah salah seorang tokoh penting yang mengembangkan
sosiologi dengan ajaran-ajaran yang klasik. Di dalam teori masyarakat. Durkheim menaruh
perhatian terhadap kaidah-kaidah hukum.Di dalam masyarakat dapat ditemukan 2 macam kaidah
hukum yaitu represif dan restitutif yaitu :
2. Hukum Represif, yaitu hukum yang sanksi - sanksinya mendatangkan penderitaan bagi
mereka yang melanggar kaidah hukum tersebut menyangkut hari depan kehormatan
seseorang warga masyarakat , atau bahkan merampas kemerdekaan dan kenikmatan
hidupnya.
3. Hukum Restituitif, yaitu hukum yang tujuan utamanya mendatangkan penderitaan, melainkan
tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan kaidah pada situasi semula (pemulihan
keadaan) sebelum terjadinya kegoncangan akibat dilanggarnya suatu kaidah hukum.
• Walaupun teori Durkheim tersebut banyak mengandung kelemahan-
kelemahan, namun dapat dicatat beberapa unsur yang penting bagi
perkembangan sosiologi hukum. Pendapatnya tentang hukum yang
bersifat represif akan berguna untuk memahami arti kejahatan dan
efektivitas hukum.
• 2. Max Weber (1864-1920)
• Ajaran - ajaran Max Weber tentang hukum dikemukakan empat tipe ideal dari hukum
yaitu :
1) Hukum irrasional dan material, yaitu dimana pembentuk undang-undang dan hakim
mendasarkan keputusan -keputusannya semata-mata pada nilai -nilai emosional tanpa
menunjuk pada suatu kaidah.
2) Hukum irrasional dan formal,yaitu dimana
pembentukan undang-undang dan hakim
berpedoman pada kaidah-kaidah di luar akal oleh karena didasarkan pada wahyu atau
ramalan.
3) Hukum rassional dan material, dimanakeputusan -keputusan para pembentuk undang-
undang dan hakim menunjuk pada suatu kitab suci kebijaksanaan-kebijaksanaan pengauasa
atau ideology.
4) Hukum rasional dan formal yaitu dimana hukum dibentuk semata-mata atas dasar
konsep-konsep abstrak dan ilmu hukum
C. Perkembangan Pemikiran Sosiologi Hukum di Indonesia

Perkembangan Pemikiran Sosiologi Hukum Di Indonesia

Historis
1. Ajaran sosiologi dalam kitab “Wulang Roh” oleh Sri Mangkunegoro ke IV dari Saurakarta yang mengajarkan tata
hubungan dalam intergroup relations. 2. Timbulnya Organisasi Sosial dan Studi Hukum Adat. 3. Sejak Zaman Belanda
pelajaran Soisologi dihapus sejak tahun 1931. 4 Sejak kemerdekaan mulain tahun 1949 Sosiologi Deskriptif berkembang di
UGM. 5. Tahun 1967 berkembang Fakultas dan Buku-buku

Sosiologi berkembang karena : 1. Adanya kesempatan belajar ke LN 2. Banyaknya mata kuliah 3.


Pembangunan ekonomi memperhatikan faktor non teknis.

1. Ciri sosiologi di Indonesia tidak mengenal mahazab/ aliran tertentu.


2. Perkembangan sosiologi hukum sebagai sesuatu yang asing.
3. Kurangnya perhatian terhadapa sosiologi hukum disebabkan :
a. Sosiolog mengalami kesulitan untuk menyoroti sestem hukum semata-mata sebagai himpunan kaidah
normative.
b. Kesulitan terjadinya hubungan anatra sosiolog dnegan ahli hukum oleh karena tidak ada kesaaman
Bahasa dan kerngka berfikir.
Prof Dr Soerjono Soekanto, S.H., MA

Sosiologi Hukum adalah meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa dia gagal
untuk mentaati hukum serta faktor sosial yang mempengaruhinya

1. Menulis Disertasi tahun 1977 dengan judul kesadarab dna kepatuhan hukum
2. Kedadaran hukum adalah kesadan atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia
tentang hukum yang ada atau hukum yang diharapkan ada kesadaraan hukum yang berkait
dengan kebudyaan hukum.
3. Perasaan hukum adalah penilaian hukum yang timbul secara serta merta dari masyarakat
4. Kepatuhan hukum merupakan proses internalisasi yang dimulai pada saat seseorang
dihadapkan pada pola perikelakuan baru sebagaimana diharapkan oleh hukum pada situasi
tertentu.
Prof Dr. Satjipto Rahardjo S.H

1. Menulis Disertasi tahun 1979 Hukum dan Perubahan Sosial


2. Pengkajian hukum di Indonesia dalam konteks Perubahan Sosial
3. Sistem Hukum suatu negara senantiasa mengalami perubahan –
perubahan
4. Penggunaan Sistem Hukum Hindia Belanda melayani struktue
masyrakat yang berbeda dari masyrakat Indonesia sekarang yang
mengakibatkan ketimpangan bidang politik, ekonomi dan hukum .
5. Mempelajari Sistem hukum dalam perubahan sosial memberikan
menfaat pola ukuran dan penilaian serta harapan yang dialamatkan
pada hukum itu.
Prof. Soetandyo Wignyosoebroto MPA

1. Penulis Sejarah Hukum Dari Hukum Kolonial Ke Hukum


Nasional
2. Hukum sebagai gejala sosial empiric dapat dipelajari
di satu pihak sebagai :
a. Independent Variable : yang menerbitkan efek pada
berbagai aspek ekhidupan sosial . Studi Law in
action and legal impacts
b. Dependent Variable sebagai resultante berbagai
ragam kekuatan dan proses sosial . Law in Process

Anda mungkin juga menyukai