Anda di halaman 1dari 20

PEMBANTU-PEMBANTU

DI PERUSAHAAN

Disusun Oleh :
Yodipka Ahzan (1910111054)
Rosyid Kurniawan (1910111070)

Dosen Pengampu: MISNAR SYAM , S.H, M.H.

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
Pembantu-Pembantu Dalam Perusahaan
 Sebuah perusahaan dapat dikerjakan oleh seorang
pengusaha atau beberapa orang pengusaha dalam bentuk
kerja sama. Dalam menjalankan perusahaannya seorang
pengusaha dapat bekerja sendirian atau dibantu dengan
orang-orang yang disebut “pembantu-pembantu
perusahaan”.
 Pembantu-pembantu perusahaan itu ada dua jenis:
1. Pembantu-pembantu dalam perusahan(internal), misalnya:
pelayan toko,pekerja keliling, pengurus filial, pemegang
prokurasi, dan pimpinan perusahaan.
2. Pembantu-pembantu diluar perusahaan(eksternal),
misalnya: agen perushaan, pengacaara, notaris, makelar,
dan komisioner.
Pembantu-Pembantu Dalam
perushaan(internal)
 Pelayan Toko
Pelayan toko ialah semua pelayan yang
membantu pengusaha dalam menjalankan
perusahaannya di toko, misalnya pelayan penjual,
pelayan penerima uang(kasir), pelayan pembukuan,
pelayan penyeraha barang dan lain-lain.
 Pekerja Keliling
Pekerja keliling ialah pembantu pengusaha
yang bekerja keliling di luar kantor untuk memperluas
dan memperbanyak perjanjian-perjanjian jual beli
antara majikan(pengusaha) dan pihak ketiga.
 Pengurus Filial
Pengurus filial(filiaalhouder) ialah petugas
yang mewakili pengusaha mengenai semua hal.
Tetapi terbatas pada satu cabang peruahaan atau
satu daerah tertentu, misalnya: pimpinan pusat
perusahaan ada di Jakarta, sedangkan cabang
perusahaan itu ada di Semarang, Padang, Medan,
dan Bali. Pada masing-masing cabang ini ada
pengurus filialnya yang mengemudikan perusahaan,
terbatas pada daerah/wewenang cabang itu.
 Pemegang Prokurasi
Pemegang prokurasi (procuratiehouder) ialah pemegang
pemegang kuasa dari perusahaan. Dia adalah wakil pimpinan
perusahaan atau wakil manager, dan dapat mempunyai kedudukan
sebagai kepala satu bagian besar dari perusahaan itu. Dia adalah
orang kedua sesudah manager(pimpinan perusahaan).
 Pimpinan Perusahaan
Pimpinan perusahaan(manager, bedrijfsleider) adalah
pemegang kuasa pertama dari pengusaha perusahaan. Dialah yang
mengemudikan seluruh perusahaan. Dialah yang bertanggungjawab
tentang maju dan mundurnya perusahaan. Dalam istilah sekarang dia
adalah direktur utama, sedangkan dibawahnya adalah direktur-
direktur. Direktur itu orang yang diberi wewenang untuk memegang
salah satu bidang perusahaan tertentu, direktur inilah pemegang
prokurasi.
Hubungan Hukum Antara pembantu-
pembantu Pengusaha dengan Pengusaha
 Hubungan Perburuhan
sebagaimana dalam Bab VIIA Pasal 1601-1617 KUHPerdata tentang Perjanjian
Kerja. Yaitu hubungan yang bersifat subordinasi antara majikan atau buruh.
Dalam hal ini perantara atau pembantu mengikatkan dirinya untuk
menjalankan perusahaan dengan sebaik-baiknya, sedangkan pengusaha
(pemilik perusahaan) mengikatkan diri untuk membayar upah pada para
perantara/pembantunya.
Dalam Pasal 1601 a disebutkan bahwa “Perjanjian kerja ialah suatu persetujuan
bahwa pihak kesatu, yaitu buruh, mengikatkan diri untuk menyerahkan
tenaganya kepada pihak lain, yaitu majikan, dengan upah selama waktu yang
tertentu.” Mengenai kewajiban majika disebutkan dalam Pasal 1602
KUHPerdata, yaitu: “Majikan wajib membayar upah buruh pada waktu yang
ditentukan.” Sedangkan dalam Pasal 1602a KUHPerdata dijelaskan bahwa
“Upah yang ditetapkan menurut jangka waktu, harus dibayar sejak saat buruh
mulai bekerja sampai saat berakhirnya hubungan kerja.” Selanjutnya, Pasal
1602b KUHPerdata menyatakan bahwa “Tidak ada upah yang harus dibayar
untuk waktu buruh tidak melakukan pekerjaan yang diperjanjikan.”
 
 Hubungan pemberi kuasa
yaitu pengusaha merupakan pemberi kuasa pada perantara atau
pembantunya, sedangkan pembantu atau perantara merupakan pemegang
kuasa. Perjanjian pemberian kuasa diatur dalam sesuai dengan Pasal 1792-
1819 KUHPerdata. Dalam pasal 1792 disebutkan pengertian dari
pemberian kuasa, yaitu: “Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian
seseorang memberikan kuasanya kepada orang lain yang menerimanya
untuk atas nama pemberi kuasa menyelenggarakan suatu kuasa.”
Sedangkan dalam Pasal 1794 KUHPerdata dijelaskan tentang upah dalam
perjanjian pemberian kuasa, yaitu: “Pemberian kuasa terjadi dengan cuma-
cuma, kecuali jika diperjanjikan sebaliknya. Jika dalam hal yang terakhir
upahnya tidak ditentukan dengan tegas, maka penerima kuasa tidak boleh
meminta upah yang lebih daripada yang ditentukan dalam Pasal 411
untuk wali.”. sedangkan jenis pemberian kuasa dijelaskan dalam Pasal
1795 KUHPerdata, yaitu: “Pemberian kuasa dapat dilakukan secara
khusus, yaitu hanya mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih, atau
secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan pemberi kuasa.”
Pembantu-Pembantu diluar
Perusahaan(eksternal)
 Agen Perusahaan
Agen perusahaan adalah orang yang
melayani beberapa pengusaha sebagai perantara
dengan pihak ketiga. Orang ini mempunyai
hubungan tetap dengan pengusaha dan
mewakilinya untuk mengadakan dan
selanjutnya melaksanakan perjanjian dengan
pihak ketiga. Hubungannya dengan pengusaha
bukan merupakan hubungan perburuhan, dan
juga bukan hubungan pelayanan berkala.
Mengenai hubungan antara agen perusahaan dengan
pengusaha ini ada beberapa pendapat, di antaranya:
1. Molengraaff , yang mengatakan bahwa hubungan itu adalah
bersifat pelayanan berkala.
2. Polak, tidak menyatakan dengan tegas sifat hukum hubungan
antara agen perusahaan dengan pengusaha. Beliau menunjuk
adanya putusan hakim yang senada dengan pendapat
Molengraaff, dan ada pula yang menyatakan bahwa hubungan
itu semacam perburuhan.
3. H.M.N Purwosutjipto, S.H., hubungan antara agen perusahaan
dengan pengusaha itu hanya bersifat pemberi kuasa.
Hubungan yang tetap dan hubungan yang sama tinggi dan
sama rendah tidak bertentangan dengan sifat pemberian kuasa.
 Pengacara
Pengacara ialah orang yang mewakili
sebagai pihak dalam beperkara di muka hakim.
Dalam mewakili pengusaha ini pengacara tidak
hanya terbatas di muka hakim saja, juga
mengenai segala persoalan hukum di luar hakim.
Mengenai hubungan antara pengacara
dengan pengusaha adalah hubungan tidak tetap,
sedangkan sifat hukumnya berbentuk pelayanan
berkala dan pemberian kuasa.
 Notaris
Seorang notaris dapat membantu pengusaha
dalam membuat perjanjian dengan pihak ke tiga.
Dalam menjalankan tugasnya notaris harus
memperhatikan S. 1937-498, tentang honorarium
notaris dengan segala perubahan dan tambahannya.
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang
membuat akta otentik mengenai segala perbuatan
hukum, perjanjian-perjanjian, dan ketetapan-ketetapan
yang di perintahkan oleh peraturan perundangan atau
dikehendaki oleh orang yang berkepentingan (pasal 1,
S. 1860- 3).
Mengenai hubungannya dengan
pengusaha bersifat tidak tetap, sebagai juga
halnya dengan pengacara. Hubungan
hukumnya bersifat pelayanan berkala dan
pemberian kuasa.
 Makelar
Menurut pengertian undang-undang, seorang
makelar pada pokoknya adalah seorang perantara
yang menghubungkan pengusaha dengan pihak
ketiga untuk mengadakan pelbagai perjanjian. Dalam
pasal 64 disebutkan secara contoh(enuntiatief atau
demonstratief) beberapa macam perjanjian, misalnya:
perjanjian jual beli barang dagangan, kapal-kapal,
obligasi-obligasi, efek-efek, wesel, aksep dan surat
berharga lainnya, mengusahakan diskonto, asuransi,
pengangkutan dengan kapal, pinjaman dan lain-lain.
Makelar mempunyai ciri khusus yaitu:
1. Makelar harus mendapat pengangkatan resmi
dari Pemerintah (c.q. Menteri Kehakiman)-(psal
62 (1)).
2. Sebelum menjalankan tugasnya, makelar harus
bersumpah di muka Ketua Pengadilan Negeri,
bahwa dia akan menjalankan kewajibannya
dengan baik (pasal 62 ayat (2)).
Hubungan hukum dan sifat hubungan hukum
antara makelar dan pengusaha:
Sebagai perantara atau pembantu
pengusaha, makelar mempunyai hubungan yang
tidak tetap dengan pengusaha (pasal 62 ayat (1)).
Hubungan ini adalah sama halnya dengan
pengacara, tetapi lain dengan hubungan antara
agen perusahaan dengan pengusaha.
Adapun sifat hukum dari hubungan
tersebut adalah campuran, yaitu sebagai
pelayanan berkala dan pemberi kuasa.
 Komisioner,
Komisioner adalah orang yang menjalankan
perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian
atas namanya sendiri, mendapat provisi atas
perintah dan atas pembiayaan orang lain (pasal 76).
Adapun ciri-ciri komisioner ialah:
 Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan
penyumpahan sebagai halnya makelar;
 Komisioner menghubungkan komiten dengan
pihak ke tiga atas namanya sendiri (pasal 76);
 Komisioner tidak berkewajiban untuk menyebut
namanya komiten(pasal 77 ayat (10)). Dia di sini
menjadi pihak dalam perjanjian (pasal 77 ayat(2));
 Tetapi komisioner juga dapat bertindak atas
nama pemberi kuasanya (pasal 79). Dalam hal ini
maka dia tunduk pada Bab XVI, Buku III
KUHPER tentang pemberia kuasa, mulai pasal
1972 dan seterusnya.
Hubungan hukum antara komisioner dan
komiten adalah hubungan hukum yang
bersifat tidak tetap, sebagai halnya makelar
dan pengacara.
 KESIMPULAN

Manusia sebagai makluk sosial pada hakikatnya tidak bisa


lepas dari bantuan manusia yang lain, dan juga butuh interksi
sesama manusia. Begitu pula dengan Perusahaan dimana di
dalamnya merupakan kegiatan manusia dalam mencari laba
sehongga hubungan antara manusia yang satu dengan yang
lainnya sangat diperlukan. Pembantu dalam perusahaan di
bagi menjadi 2 yaitu, Pembantu Perusahaan yang berasal dari
Dalam Perusahaan dan berasal dari Luar Perusahaan.
Diantara Pembantu perusahaan dari dalam perusahaan yaitu:
Pelayan toko, Pekerja keliling,Pengurus filial ,Pemegang
prokurasi ,dan Pimpinan perusahaan. Sedangkan dari luar
perusahaan yaitu: Agen Perusahaan, Pengacara, Notaris,
Makelar, dan Komisioner.
Perusahaan tanpa yang membantu maka,
dalam menjalani kegiatan di perusahan
tersebut tidak berjalan semestinya karena
setiap bidang dalam menjalankan perusahaan
membutuhkan orang yang berkompeten pada
bidang masing-masing dan juga itulah
hubungan antara pemilik usaha dengan
pembantunya di dalam perusahaan dan diluar
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai