Anda di halaman 1dari 11

PERSYARATAN UMUM

INSTALASI LISTRIK
(PUIL )
Oleh :
Ir. Sulistyono, MM
BAHAYA LISTRIK TERHADAP GEDUNG
KEBAKARAN GEDUNG BISA TERJADI DIMANA SAJA

Pabrik Berlina Cikarang Jababeka (2017)

Akibat Korsleting AC, 11 Rumah di Cipinang Terbakar


BAHAYA LISTRIK TERHADAP
MANUSIA

 Gagal kerja jantung

 Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang

mengalir di dalam tubuh,

 Terbakar akibat efek panas dari listrik

 Meninggal akibat tersengat listrik


TUJUAN DITERBITKAN PUIL

Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk terselenggaranya
dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada :

 Keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus

 Keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya

 Keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. 

 Ketenagaan listrik yang aman dan efisien.


SEJARAH SINGKAT
Maksud dan Tujuan PUIL-2000
PUIL 2000 Agar pengusahaan instalasi listrik
 Peraturan Instalasi listrik ditulis pada tahun 1924-1937 pada zaman Belanda dapat terselenggara baik bagi
dangan nama Algemene Voolschriften voor elechische sterkstroom instalaties keselamatan isinya dari kebakaran
(AVE). akibat listrik dan perlindungan

 Tahun 1956 diterjemahkan kebahasa Indonesia menjadi Peraturan Umum lingkungan.

Instalasi Listrik (PUIL-64) oleh Yayasan Dana Normalisasi Indonesia yang selesai
tahun 1964. Ruang Lingkup
Untuk Perencanaan, Pemasangan,
 Pada tahun 1977 PUIL-64 direvisi menjadi PUIL-77.
Pemeriksaan dan pengujian,
 Sepuluh tahun kemudian direvisi lagi menjadi PUIL-87 dan diterbitkan sebagai pelayanan,pemeliharaan,maupun
SNI No : 225-1987. pengawasan instalasi listrik
tegangan arus bolak-balik sampai
 Pada tahun 2000, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-87) diubah menjadi
dengan 1000 volt dan tegangan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Disingkat PUIL-2000 yang berorientasi untuk
arus searah sampai dengan 1500
instalasi tegangan rendah dan menengah di dalam bangunan, serta memuat
volt .
sistem pengaman bagi keselamatam manusia secara teliti.
PERSYARATAN UMUM
INSTALASI LISTRIK PUIL 2011

Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM), telah mengeluarkan Permen ESDM no. 36 tahun
2014 :

 Tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 0225:2011 mengenai persyatan umum instalasi listrik 2011 (PUIL

2011) dan standar nasional Indonesia 0225:2011/Amd:2013 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2011 (PUIL
2011) amandemen 1 sebagai standar wajib.

 Peraturan ini ditandatangani oleh menteri Sudirman Said, pada tanggal 24 Desember 2014.

 Kemudian melalui siaran persnya no. 02/SJI/2015 pada tanggal 23 Januari 2015 yang ditandatangani oleh Bpk. Saleh

Abdurrahman, selaku kepala pusat komunikasi publik, menyiarkan bahwa SNI PUIL 2011 telah diberlakukan secara
wajib
PUIL TIDAK BERLAKU UNTUK:

Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan
pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku
untuk :

 Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.

 Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.

 Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang digerakkan secara

mekanik.

 Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.

 Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak melebihi 100 watt.
KETENTUAN TERKAIT PUIL
Ketentuan yang Terkait Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini, harus pula diperhatikan ketentuan yang
terkait dengan dokumen berikut :

 Undang undang no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

 Undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.

 Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

 Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.

 Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.

 Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan.

 Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, Sertifikasi dan

Akreditasi dalam Lingkungan pertambangan dan energi


ja s y a ra t
Ap a s a ?
s i l i str ik
instal a Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan
mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula
syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :

• Syarat ekonomis Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu mulai dari
perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
• Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat
kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda
disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih dan sebagainya.
• Syarat keandalan (kelangsungan kerja) Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara
baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya
aliran listrik adalah sangat kecil.
KOMPONEN POKOK INSTALASI LISTRIK

Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik banyak macam dan ragamnya. Namun, pada
dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan sebagai berikut:

Bahan Bahan Isolasi


Pipa Kotak Perlengkapan
penghantar (Isolator Sakelar; Fitting;
Instalasi; Sambung; Bantu.
listrik; Rol);
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai