About
RSS
Search this
Informasi
Promosi
1. KEGIATAN BELAJAR
1.1.1 Kompetensi : Memahami dan mampu memasang instalasi penerangan rumah tinggal
Cakupan Panduan :
A. Sistem Distribusi
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut instalasi penerangan adalah instalasi listrik
yang memberi tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat yang lain.
Banyaknya beban yaitu jumlah lampu dan alat yang lain dibagi kelompok-kelompok/group.
Pembagian group ini dimaksudkan untuk mempertinggi keandalan dari sistem itu. Apabila salah
satu group mendapat gangguan hubung singkat maka hanya group itulah yang terputus
hubungannya, sedang group yang lain tak terganggu.
Jumlah dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada :
1. Macam penggunaan dari ruang tadi, setiap macam penggunaan macam ruang mempunyai
kebutuhan kuat penerangan yang berbeda.
2. Luas dan ukuran dari ruang tersebut, makin luas makin banyak penggunaan lampunya.
3. Keadaan dinding dari ruangan tadi menyerap atau memantulkan cahaya.
4. Macam atau jenis lampu.
Letak dan banyak lampu untuk suatu ruang harus ditentukan sedemikian rupa sehingga ruang
tersebut mendapat sinar terbagi rata, tempat-tempat yang menndapat cahaya dari suatu titik
sumber cahaya, kuat penerangan dapat dinyatakan dengan rumusan di bawah ini :
dimana
a : Sudut penyinaran.
Supaya sinar lampu yang jatuh pada bidang bisa agak terbagi rata maka sudut penyinaran ( a )
jangan melampaui 45 jadi a 45 hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Titik A adalah yang mendapat kuat penerangan yang terbaik sedang titik B adalah titik yang kuat
penerangannya paling kurang baik pada bidang BB.
Kuat penerangan di A :
Kuat penerangan di B :
Maka untuk sudut a = 45, tempat yang paling kurang baik (B) mendapat kuat penerangan
kali kuat penerangan dari tempat yang terbaik (A).
Dalam hal cara menentukan titik lampu disini akan diambil yang dengan sistem penerangan
langsung.
dimana :
hn : tinggilampu sampai bidang kerja.
Dengan telah ditetapkannya jarak antara lampu dengan lampu maka jumlah lampu seluruhnya
dalam suatu ruangan dapat dihitung:
1. Banyak lampu yang sejajar panjang : panjang ruangan dibagi jarak antar lampu.
2. Banyak lampu yang sejajar lebar : lebar ruangan dibagi dengan jarak antar lampu maka
jumlah lampu semuanya yang diperlukan pada ruangan tersebut adalah banyak lampu
sejajar panjang dikalikan dengan lampu yang sejajar lebar ruangan tersebut.
Untuk menentukan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruang dapat ditentukan dengan
melihat/menghitung berapa jumlah arus cahaya (lumen) yang diperlukan oleh ruang tersebut.
Untuk menghitung besarnya arus cahaya (lumen) yang dibutuhkan suatu ruang dipakai rumus :
Dimana :
f = jumlah arus cahaya yang diperlukan oleh ruang tersebut dalam satuan lumen.
A = Luas bidang yang diterangi untuk ruangan , biasanya luas lantainya (m2).
E = Kuat penerangan ( lumen per m2 atau lux ) yang diminta untuk tempat/ruang itu.
Kekuatan lampu dapat ditetapkan dari tabel lumen (arus cahaya) dari lampu-lampu.
Pada instalasi yang mempergunakan supply 3 phase untuk memudahkan dalam menentukan
keseimbangan beban nantinya sebaiknya (tidak mutlak) dibuat agar banyaknya group merupakan
angka kelipatan tiga.
1. Sebaiknya jarak tiap-tiap pengambilan arus untuk setiap group jangan terlalu jauh atau
menyebar, hingga hantaran yang digunakan tidak terlalu panjang (ingat rugi-rugi
tegangan dan harga kawat).
2. Sedapat mungkin setiap group memerlukan daya yang sama/hampir sama, sehingga
dalam menenentukan keseimbangan mudah.
3. Dalam satu ruangan hendaknya dibagi dalam beberapa group dan sebaiknya setiap group
berlainan phasenya karena bila salah satu group mati masih ada supply listrik dari group
yang lain.
4. Untuk gedung-gedung yang besar, misalnya gedung kuliah, bengkel kerja, gedung
pertunjukan dan sebagainya penerangan harus dibagi sekurang-kurangnya 2 group dan
setiap group dipasang dalam phase yang berlainan.
Pada rumah-rumah atau gedung-gedung yang besar dimana tenaga listrik yang tersedia terdiri
dari 3 phase, maka harus dihitung/direncanakan agar beban tiap-tiap phasenya sama atau berbeda
sedikit sekali, sehingga ketiga fasenya akan setimbang. Cara menentukan/merencanakan
keseimbangan beban ini dilakukan dengan jalan coba-coba. Beban tiap-tiap group dihitung,
kemudian dicoba-coba.
Beban tiap-tiap group dihitung, kemudian dicoba dimasukkan dalam tiap-tiap phase sehingga
diperoleh keseimbangan. Oleh karena itu akan mudah menentukan keseimbangan beban ini
apabila jumlah group dapat dibagi 3 (kelipatan tiga) dan beban tiap group sama atau hampir
sama.
G. Penentuan Ukuran Sekring dan Penghantar
Yang dimaksud ukuran sekring disini adalah besarnya arus rating/arus nominal dari sekring.
Sedang yang dimaksud ukuran penghantar disini adalah ukuran luas penampang kawat
penghantar tadi.
Faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran kawat penghantar yang dipergunakan untuk
suatu instalasi adalah sebagai berikut :
1. Kuat arus yang dibutuhkan beban, yang mengalir ada kawat penghantar tersebut.
2. Jenis kawat/macam isolasi kawat yang dipakai. Kemampuan menyalurkan arus (current
carrying capasity) besarnya tergantung dari jenis kawat/macam isolasi kawat yang
dipakai dan ukuran kawat.
3. Kerugian tenaga dan kerugian tegangan (voltage drop) maximum diperkenankan yaitu
makin besar ukuran kawat penghantar, makin kecil rugi-rugi.
4. Ukuran minim kawat penghantar yang diperkenankan dipasang menurut peraturan-
peraturan dalam keselamatan.
Adapun cara menentukan ukuran sekring dan kawat penghantar yang dipakai untuk pemasngan
suatu instalasi penerangan adalah sebagai berikut ;
1. Dihitung lebih dulu berapa watt seluruh beban pada kawat penghantar tersebut
berdasarkan besar beban itu, dihitung besar arus listrik (ampere) yang mengalir pada
kawat yaitu dengan menggunakan rumus ;
dimana:
I sekring /I beban
Jika yang dicari ukuran sekring utama yang melindungi hantaran pengisi (feeder) maka
digunakan faktor serempak (demam factor yaitu K jadi :
1. Ukuran kawat penghantar dapat dicari pada tabel yang berhubungan antara sekring-
ukuran penghantar.
2. Ukuran penghantar yang telah didapat kemudian dicek lagi:
1) Harus lebih besar/sama dari ketentuan batas minimum ukuran penghantar yang
diperkenankan menurut PUIL.
Untuk mengecek apakah sesuai rugi-rugi tegangannya dipakai rumus sebagai berikut :
dimana:
1) Peloloh (feeder) ke papan bagi utama, umum penampangnya 4 mm2 kecuali untuk rumah-
rumah kecil.
2) Untuk nilai hubung lebih dari 250 VA penghantar yang dipasang tetap, penampang
tembaganya minim 2,5 mm2 kecuali :
1. Penghantar diantaranya ornamen-ornamen penerangan dan saklar atau antara saklar satu
sama lain yang bersangkutan dengan ornamen penerangan yang dipasang tetap
penampang minim 1,5 mm2.
2. Penghantar di dalam/pada ornamen-ornamen penampangnya minim 0,5 mm2.
Untuk dapat memasang Instalsi Listrik Penerangan dengan benar dan baik maka harus dikuasai
ketrampilan dasar sebagai berikut :
1. Membuat terminasi pada ujung kawat yang akan dipasang pada sekrup terminal.
2. Membuat sambungan kawat seperti sambungan ekor babi, sambungan Datar, sambungan
Bell Hangers dan Western Union.
3. Membengkok pipa pralon.
4. Memasang fitting lampu dengan kabel pendel snor.
Lembar Kerja
1. Pisau/pengupas kabel
2. Tang potong
3. Tang bulat
4. Tang kombinasi
5. Pengukur
6. Kabel NYA 2.5; 4; 6; 10mm2
7. Gergaji
8. Lilin atau lampu minyak
9. Pipa paralon
Langkah Kerja
1. Setelah kegiatan pertama selesai maka lakukan kegiatan selanjutnya dengan membuat
macam-macam sambungan !
2. Tentukan ujung kabel yang akan disambung, perhatikan cara menyambung kabel sesuai
dengan Gambar 3 ,4, 5, dan 6 !
Gambar 3.
Gambar 4.
Sambungan Datar
Gambar 5.
Gambar 6.
1. Mulailah menyambung kabel sesuai dengan petunjuk yang ada pada Gambar di atas !
2. Gunakan tang sesuai dengan kebutuhan !
3. Untuk membuat ukuran perhatikan skala yang ada pada Gambar di atas !
Gambar 7.
Lembar Latihan
Amati hasil pekerjaan setiap langkah percobaan diatas, apakah termasuk kriteria kualitas instalasi
yang sangat baik, baik, sedang atau kurang. Jika termasuk kriteria sedang atau kurang maka
harus dilatih lagi percobaan tersebut !
Gambar 9.
Tujuan Tutorial
Rencana instalasi listrik adalah satu berkas gambar rencana dan uraian teknik yang akan
dipergunakan sebagai pegangan untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Rencana
instalsi listrik harus dibuat dengan jelas dan mudah dibaca dan dimengerti oleh para teknisi
listrik. Untuk itu harus diikuti penggunaan standar yang berlaku.
1. Gambar Situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau tempat instalasi
tersebut akan dipasang dan rencana penyambungan dengan sumber tenaga listrik.
2. Gambar Instalasi, meliputi :
1. Rencana tata letak yang menunjukkan dengan jelas perletakkan (pemasangan)
peralatan listrik, pesawat listrik maupun sarana-sarana kontrolnya (pelayanan),
seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB, dll.
2. Rencana hubungan peralatan listrik atau pesawat listrik dengan alat-alat
pengontrolnya, seperti antara lampu dengan saklar, pengasut dengan motornya,
fan dengan alat pengatur kecepatannya, yang merupakan sebagian dari rangkaian
akhir atau cabang rangkaian akhir.
3. Gambar ataupun pemberian tanda (keterangan yang jelas) hubungan antara
bagian-bagian dari rangkaian akhir tersebut dengan PHB yang bersangkutan.
4. Memberi tanda atau keterangan yang jelas pada setiap peralatan listrik atau
pesawat listrik
3. Diagram Garis Tunggal, yaitu meliputi :
1. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal
dari komponennya.
2. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya.
3. Sistem Pentanahan.
4. Ukuran dan jenis hantaran yang dipakai.
4. Gambar Detail, yang meliputi :
Gambar detail tersebut dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan tertulis.
1. Rugi tegangan.
2. Perbaikan faktor kerja.
3. Daya terpasang dan kebutuhan maksimum.
4. Arus hubung singkat dan daya hubung singkat.
5. Tingkat penerangan.
1. Ketentuan teknis dari peralatan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya.
2. Cara pengujian.
3. Rencana waktu pelaksanaan.
8. Perkiraan Biaya.
Berikut ini diberikan contoh gambar macam instalasi penerangan 1 fase 2 group sebuah rumah
tinggal yang dilengkapi dengan banyaknya kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan :
Gambar 10. Bagan Instalasi
Tabel 1.
Pelaksanaan instalasi listrik penerangan rumah tinggal secara garis besar tersusun atas beberapa
kegiatan antara lain :
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
14.Pensil 1 buah
Keselamatan Kerja
Langkah kerja
Memasukkan Penghantar Dalam Pipa Dan Membuat Hubungan Saklar, Fitting Lampu Dan
Stop Kontak.
Lembar Latihan
Amati hasil pekerjaan setiap langkah percobaan diatas, apakah termasuk kriteria kualitas instalasi
sangat baik, baik, sedang atau kurang. Jika termasuk kriteria sedang atau kurang maka harus
dilatih lagi percobaan tersebut.
2.2.3. materi : MENGUKUR TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK
Tujuan Tutorial
Suatu instalasi baru, belum boleh diberi tegangan sebelum diukur tahanan isolasinya. Hal ini
perlu untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi karena adanya isolasi yang
kurang baik atau hubung singkat antara penghantar-penghantar.
Tahanan isolasi antara dua penghantar atau antara penghantar dengan tanah paling sedikit harus
ada 1000 x tegangan kerja.
Untuk instalasi listrik tiga fase yang perlu diukur tahanan isolasinya ialah :
Untuk sumber tegangan 1 fasa maka pengukuran dilakukan antara fase nol dan fase ground.
Pengukuran dilakukan dengan Megger. Apabila dari hasil pengukuran ternyata nilai tahanan
isolasinya kurang dari 1000 kali tegangan kerja maka instalasi harus diperiksa secara teliti bagian
demi bagian untuk mencari letaknya kesalahan.
Apabila pengukuran tahanan isolasi Instalsi Listrik Penerangan telah memenuhi persyaratan
maka Instalasi Listrik Penerangan pada rumah tinggal tersebut boleh dihubungkan dengan
sumber tegangan listrik pada tiang pengisi. Untuk menghubungkan instalasi listrik penerangan
rumah dengan sumber tegangan listrik pada tiang pengisi umumnya digunakan penghantar DX,
Twisted ataupun BC melewati dak standard.
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Megger . 1 buah
2. Penghantar DX . secukupnya
3. Tang kombinasi 1 buah
4. Tangga . 1 buah
5. Test pen .. 1 buah
Keselamatan kerja
1. Gunakan semua peralatan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2. Gunakan sarung tangan, sepatu dan sabuk pengaman pada saat menyambung penghantar
DX ke tiang listrik.
Langkah kerja
Pengukuran Tahanan Isolasi Pada Instalasi Listrik Penerangan
Lembar Latihan
Ulangi beberapa kali pengukuran tahanan Isolasi Instalasi Listrik Penerangan seperti tersebut
pada lembar kerja sampai terampil. Demikian halnya ulangi beberap kali penyambungan
penhantar DX dari dak standard ke tiang pengisi sampai terampil dan hasilnya baik, rapi dan
kuat.
LEMBAR EVALUASI
A. Pertanyaan
Disediakan sebuah rumah tinggal yang akan dipasang instalasi listrik penerangan 1 phasa 2
group beserta gambar rencana instalasi dan alat serta bahan yang diperlukan.
Pasanglah instalasi listrik penerangan rumah tinggal tersebut dengan benar, baik, rapi, aman dan
memenuhi persyaratan PUIL.
Kriteria Kelulusan
Skor
No Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
1 Kebenaran gambar 2
2 Kebenaran instalasi 4
Syarat lulus :
3 Kerapian dan ketelitian 2
4 Kecepatan kerja 1
Nilai minimal 70
5 Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir
Pembuatan terminasi memiliki bentuk yang bulat, rapi, dan inti penghantar serta isolasi
tidak rusak.
Pembuatan macam-macam sambungan memiliki lilitan sambungan yang rapi, kuat serta
ini penghantar dan isolasi tidak rusak.
Pembengkokan pipa menghasilkan bengkokan pipa paralon yang halus, tidak melelh atau
rusak dan rapi.
Pemasangan fitting gantung menghasilkan pilinan kabel pender snor yang tetap rapi,
pemasangan penghantar pada terminal benar dan kuat, tali benang rapi dan kuat serta
kabel pender snor pada fitting gantung membentuk kupu-kupu.
Memasang pipa dalam tembok dan rangka kayu diatas plahpon hasilnya rapi, kuat dan
hasil menambal alur tembok menunjukkan rata, halus seperti sediakala.
Memasukkan penghantar dalam pipa dan membuat hubungan saklar, fitting lampu dan
stop kontak hasilnya harus benar, rapi, kuat dan aman serta sesuai dengan standar PUIL.
Memasang kotak sekering, KWHmeter, MCB dan elektroda Batang hasilnya harus benar,
rapi, kuat dan aman.
Mengukur tahanan isolasi instalasi listrik rumah tinggal dengan megger menunjukkan
cara pengukuran yang benar.
Memasang kabel DX dari dak standard ke tiang pengisi menghasilkan pemasangan yang
benar, rapi, kuat dan aman.
Hasil pemasangan instalasi listrik penerangan rumah tinggal menunjukkan hal hal berikut :
1. Seluruh lampu harus dapat menyala atau mati dengan pelayanan saklar, demikian halnya
stop kontak harus senantiasa bertegangan.
2. Pemasangan pipa pralon rapi, kuat dan bekas plesteran alur pada tembok telah ditambal
dengan baik.
3. Semua sambungan kawat baik phasa, nol ataupun ground benar dan kuat.
4. Pemasangan MCB, KWH, Kotak Sekering, pentanahan benar dan kuat.
5. Pengukuran tahanan isolasi instalasi antara phasa nol dan phasaground menunjukkan
harga diatas 1000 kali tegangan kerja (220 V).
6. Sambungan penghantar DX dari dak standard ke tiang pengisi benar, rapi dan kuat serta
aman.
7. Waktu penyelesaian maksimal 12 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta, 2000.
Iklan
Share this:
Twitter
Facebook
Tinggalkan Balasan
Arus Listrik Ac
Welcome comments & graphics
Cari untuk:
Tulisan Terakhir
o Jasa Service Ac
o RANGKAIAN TERTUTUP
o TRANSFORMATOR
o Arus Listrik Ac
o Instalasi Rumah Sederhana
Arsip
o Oktober 2012
Meta
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
Kategori
o Informasi
o Promosi
Comment Me comments
www.TwitterBackgrounds.org
Graphics for Emo
twitter backgrounds
Thank You comments & graphics
Warmness of the Soul Avenged Sevenfold Song Lyrics
Laman
o About
Arsip Bulanan
o Oktober 2012
Blog di WordPress.com.
[ Kembali ke atas ]