Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 PURWOASRI


Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Instalasi Penerangan Listrik ( IPL )
Kelas / Semester : XII / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 x 7 JP (Pertemuan 10 -13)

A. Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan


faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
3
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional

Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik
Instalasi Tenaga Listrik Menampilkan kinerja dibawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
4 mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengkordinasikan pemasangan komponen dan sirkit instalasi penerangan tegangan
rendah 3 fasa yang digunakan untuk bangunan industri
4.3. Mengkonstruksikan pemasangan komponen dan sirkit instalasi penerangan tegangan
rendah 3 fasa yang digunakan untuk bangunan industr

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1 Menentukan koordinasi tentang pemasangan instalasi penerangan 3 fasa
3.3.2 Menentukan komponen pada instalasi penerangan tegangan 3 fasa
4.3.1 Melaksanakan koordinasi tentang pemasangan instalasi penerangan tegangan 3 fasa
4.3.2 Memasang komponen pada instalasi penerangan tegangan 3 fasa

D. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menentukan
koordinasi pemasangan Instalasi Penerangan 3 fasa
3.3.2 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menentukan
komponen pada instalasi penerangan tegangan 3 fasa
4.3.1 Dengan mempelajari cara yang ada, peserta didik dapat melaksanakan koordinasi
pemasangan Instalasi penerangan tegangan 3 fasa
4.3.2 Dengan disediakan peralatan teknis, peserta didik dapat memasang komponen
Instalasi penerangan tegangan 3 fasa

E. Materi Ajar
1. Dasar perencanaan
Perencanaan instalasi gedung bertingkat, akan didasarkan kepada:
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000;
 Standar Nasional Indonesia (SNI);
 Standar Perusahaan Umum Listrik Negara (PT. PLN Persero);
 International Electrotechnical Commision (IEC),
dan lain-lain
2. Macam instalasi pada gedung bertingkat.
  Pada gedung bertingkat sederhana, pada umumnya tidak menggunakan:
 Instalasi Building Automation System (BAS),
 Sistem antena parabola,
 Instalasi sistem panggilan/informasi, tata suara panggilan kendaraan,
4. Simbol
Simbol yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Sehingga jika antara yang merencakanan dan melaksanakan berbeda tidak menjadi
masalah tersendiri, demikian juga pada saat melaksanakan perawatan dan atau
perbaikan.
5. Sumber tenaga listrik
Sumber tenaga listrik berkaitan dengan daya yang tersedia dan besar tegangan serta
system sumber 1 phasa atau 3 phasa dan besar frekuensi sumber tenaga. Hal tersebut
berkaitan dengan daya beban, besar tegangan beban, sistem pada beban (1 phasa atau
3 phasa) dan besar frekuensi beban yang akan dipasang atau sudah terpasang.
6. Jumlah tingkat gedung
Gedung bertingkat yang ada jumlah tingkatnya bermacam-macam, ada yang
bertingkat 2 dan seterusnya. Instalasi gedung bertingkat di bahas pada contoh.
Pada instalasi gedung bertingkat, distribusi tenaga merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Distribusi tenaga dimaksudkan agar beban masing-masing kelompok
mendekati sama atau seimbang, demikian juga jika instalasinya menggunakan sumber
3 phasa maka beban pada ke tiga phasa harus seimbang atau mendekati sama.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah jika memungkinkan pada suatu ruangan
menggunakan sumber dengan phasa yang berbeda dengan tujuan jika terjadi gangguan
pada salah satu phasa maka pemadaman tidak menjadi satu sehingga gelap.
Pada instalasi sebaiknya juga disiapkan kelompok atau group cadangan untuk
memenuhi pengembangan kebutuhan instalanya atau listrik pada gedung atau rumah,
khususnya pada gedung atau rumah bertingkat

Untuk menentukan penampang kabel, caranya sama dengan cara instalasi pada
pembahasan sebelumnya. Untuk penampang kabel pengaman dapat dibuat dengan dari
jenis bahan dan ukuran yang sama dengan kabel phasa dengan tetap memperhatikan
Kemampuan Hantar Arus (KHA).

Bangunan rumah seperti tampak pada Gambar diatas rencanakan intalasi listrik
penerangan dari rumah tersebut.
Penyelesaian:
a) Pertama, perlu ditentukan jumlah dan letak lampu pada masing-masing ruang, jumlah
dan letak sakelar yang diperlukan, jumlah dan letak kotak-kotak.
b) Jumlah kelompok yang diperlukan
Instalasi dari rumah ini dijadikan tiga kelompok, masing-masing kelompok dengan
beban sebagai berikut:
Kelompok/group
1 = 7 titik cahaya
2 = 7 titik cahaya
3 = 7 titik cahaya
4 = 7 titik cahaya
5 = Cadangan
6 = Cadangan
Hubungan sakelar, lampu dan kotak-kotak seperti ditunjukkan pada Gambar

a) Gambar rekapitulasi
Gambar rekapitulasi dari instalasi 6 kelompok ditunjukkan pada Gambar 10.3.
b) Jumlah beban (daya) pada masing-masing kelompok :
Kelompok/Group 1:
Jumlah daya lampu = 1@ 25 W = 25 watt
2@ 40 W = 80 watt (TL)
2@ 60 W = 120 watt
Jumlah kotak-kotak = 2@ 200 W = 400 watt
Jumlah daya (P) = 625 watt
Kelompok/Group 2.
Jumlah daya lampu = 3@ 40 W = 120 watt
1@ 40 W = 40 watt
1@ 60 W = 60 watt
Jumlah kotak-kotak= 2@ 200 W = 400 watt
Jumlah daya (P) = 620 watt

Kelompok/Group 3 :
Jumlah daya lampu = 1 @ 25 W = 25 watt
2 @ 40 W = 80 watt (TL)
2 @ 60 W = 120 watt
Jumlah kotak-kotak = 2 @ 200 W= 400 watt
Jumlah daya (P) = 625 watt
Kelompok/Group 4 :
Jumlah daya lampu = 1 @ 25 W = 25 watt
1 @ 40 W = 40 watt (P)
1 @ 40 W = 40 watt (TL)
2 @ 60 W = 120 watt
Jumlah kotak-kotak = 2 @ 200 W= 400 watt
Jumlah daya (P) = 625 watt
 Daya (total) = 2.495 watt

e) Penampang kabel yang diperlukan pada masing-masing kelompok


Instalasi ini bekerja pada tegangan 220V, Sesuai dengan tabel 710-1 (PUIL),1987:263)
dapat digunakan penampang kabel (q) = 1 mm2, tetapi karena pada kelompok ini
terdapat KKB, maka digunakan penampang kabel (q) = 2,5 mm2. Untuk lampu-lampu
dapat digunakan (q) = 1,5 mm2
Kelompok/Group 3 :
Dengan cara yang sama dengan kelompok 1 dan 2, diperoleh penampang kabel (q) = 2,5
mm2 dan 1,5 mm2.
Kelompok/Group 4 :
Dengan cara yang sama dengan kelompok 1 dan 2, diperoleh penampang kabel (q) = 2,5
mm2 dan 1,5 mm2.

f) Besarnya pengaman yang diperlukan pada masing-masing kelompok


Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL.1987 : 263). Besarnya pengaman yang diperlukan
untuk penampang (q) = 1,5 mm2, adalah 16 A. Dalam operasionalnya pengaman tersebut
sebaiknya 6 A saja, kecuali jika putus boleh diganti maksimal 16 A.
g) Besarnya sakelar utama pada PHB
Jumlah beban nominal (P) = 2.860 watt
Tegangan kerja (E) adalah 220 V
Besarnya arus minimal = P/E
= 2.495/220
= 11.34 Ampere
Cadangan diperhitungkan 30%, maka besarnya arus nominal adalah = 11,34 + (0.3 x
11.34) = 14,74 Ampere. Digunakan sakelar utama sebesar 15 Ampere. Akan lebih baik
jika digunakan sakelar 25 Ampere

h) Besarnya penampang hantaran hubung


Besarnya arus beban nominal adalah sebesar 14,74 Ampere. Sesuai Tabel 710-1
(PUIL,1987:263) dapat digunakan penampang kabel 1,5 mm2. Tetapi penampang
minimum hantaran hubung adalah 4 mm2, sehingga digunakan kabel NYM 3 x 4 mm2.
i) Besarnya penampang hantaran pentanahan:
Besarnya arus beban nominal adalah 14,74 Ampere.
Dengan demikian untuk hantaran pentanahan dapat digunakan BC 6 mm 2 (penampang
minimum hantaran pentanahan).
F. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : saintifik (scientific).
Model : Strategi Pembelajaran koperatif (cooperative learning)
Metode : Diskusi kelompok, Praktek & demonstrasi

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 10 (7 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan Salam, mengucap puji syukur 15 menit
kepada Tuhan YME dan membaca ayat suci
2. Absensi
3. Guru sedikit mengulas pembelajaran yang lalu dan
memotivasi untuk melanjutkan pembelajaran
Inti 1. Guru menjelaskan tentang Instalasi gedung 240 menit
bertingkat dengan rumah tinggal
2. Guru menjelaskan simbol komponen secara umum
dipakai yang sesuai dengan standart PLN dan IEC
3. Siswa menggambar simbol komponen dan KHA
Penutup 1. Siswa dibantu guru menarik kesimpulan dari 15 menit
pembelajaran hari ini
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.

Pertemuan 11 (7 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan Salam, mengucap puji syukur 15 menit
kepada Tuhan YME dan membaca ayat suci
2. Absensi
3. Guru sedikit mengulas pembelajaran yang lalu dan
memotivasi untuk melanjutkan pembelajaran
Inti 1. Guru menjelaskan cara menggambar denah 240 menit
bangunan gedung
2. Guru mnjelaskan cara menentukan titik lampu
3. Siswa menggambar denah gedung dan titik lampu
Penutup 1. Siswa dibantu guru menarik kesimpulan dari 15 menit
pembelajaran hari ini
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.

Pertemuan 12 (7 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan Salam, mengucap puji syukur 15 menit
kepada Tuhan YME dan membaca ayat suci
2. Absensi
3. Guru sedikit mengulas pembelajaran yang lalu dan
memotivasi untuk melanjutkan pembelajaran
Inti 1. Guru menjelaskan cara rekapitulasi beban daya 240 menit
listrik
2. Guru mendemonstrasikan cara pembagian beban
daya listrik
3. Siswa mengerjakan contoh rekapitulasi dan
pembagian beban daya listrik
Penutup 1. Siswa mengumpulkan hasil pelajaran hari ini untuk 15 menit
dinilai guru
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.
Pertemuan 13 (7 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan Salam, mengucap puji syukur 15 menit
kepada Tuhan YME dan membaca ayat suci
2. Absensi
3. Guru sedikit mengulas pembelajaran yang lalu dan
memotivasi untuk melanjutkan pembelajaran
Inti 1. Guru menjelaskan menentukan besarnya arus saklar 240 menit
2. Guru menjelaskan cara menentukan besarnya
penampang penghantar dan penghantar pentanahan
3. Siswa mencoba mengerjakan contoh cara
menentukan besarnya saklar dan penghantar
Penutup 1. Siswa menunjukkan hasil pelajaran hari ini untuk 15 menit
dinilai guru
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.

H. Penilaian Pembelajaran, Remidial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian: Penilaian Otentik meliputi sikap, pengetahuan & ketrampilan
2. Bentuk penilaian : pengamatan, tes tertulis, tugas
3. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap

a. Terlibat aktif dalam Pengamatan Selama pembelajaran dan


pembelajaran saat diskusi
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.

2. Pengetahuan

Menentukan Tes dan Tugas Penyelesaian tugas individu


koordinasi tentang dan kelompok
pemasangan instalasi
penerangan 3 fasa
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

3. Keterampilan

Trampil Memasang Tugas Penyelesaian tugas (baik


komponen pada individu maupun kelompok)
instalasi penerangan dan saat diskusi
tegangan 3 fasa

Instrumen Penilaian Hasil belajar


Soal Essay :
1. Sebutkan 3 hal yang harus diperhatikan dalan koordinasi pemasangan instalasi
penerangan 3 fasa
2. Jelaskan cara pembagian beban dalam instalasi penerangan 3 fasa
3. Instalasi terdiri dari 1lampu 25W, 2 TL 40W, 2lampu 60W, dan 2 kotak kontak maka
rekapitulasi dayanya adalah
4. Rekapitulasi daya tertulis 2.860W tegangan 220V berapa besarnya saklar yang dipakai
5. Berapa besarnya penghantar pentanahan yang dipakai dari soal no.4

Kunci jawaban :
1. a.. Daya dibagi seimbang pada masing masing fasanya
a. Setiap ruangan dilayani lebih dari satu fasa sehingga jika terjadi pemadaman pada
salah satu fasanya ruangan itu tidak gelap total
b. Diberi kelompok cadangan untuk memudahkan pengembangan berikutnya
2. Semua beban daya direkap kemudian masing masing beban diatur supaya terjadi
pembagian beban yang seimbang (sama atau mendekati ) pada setiap fasanya
3. Jumlah daya lampu = 1@ 25 W = 25 watt
2@ 40 W = 80 watt (TL)
2@ 60 W = 120 watt
Jumlah kotak-kotak = 2@ 200 W = 400 watt
Jumlah daya (P) = 625 watt
4. Jumlah beban nominal (P) = 2.860 watt
Tegangan kerja (E) adalah 220 V
Besarnya arus minimal = P/E
= 2.495/220
= 11.34 Ampere
Cadangan diperhitungkan 30%, maka besarnya arus nominal adalah = 11,34 + (0.3 x
11.34) = 14,74 Ampere. Digunakan sakelar utama sebesar 15 Ampere. Akan lebih baik
jika digunakan sakelar 25 Ampere
5. Besarnya arus beban nominal adalah 14,74 Ampere.
Dengan demikian untuk hantaran pentanahan dapat digunakan BC 6 mm2 (penampang
minimum hantaran pentanahan).
Pedoman Penskoran Test / Praktek
Skor maksimal untuk jawaban benar = 100

Nilai Akhir = (Jumlah jawaban benar X 20)

Catatan:
Pensekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir,
tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis
(ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi
memecahkan masalah.

I. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Buku Teknik Instalasi Listrik Armico
2. Buku BSE Kemdikbud “Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik” 1, 2, 3.
3. Laptop, LCD Projector

Purwoasri, Juli 2022

Mengetahui
Kepala SMKN 1 Purwoasri Guru Mata Pelajaran

Drs. MASRUKAN, M.M. EKO WAHYUNINGTYAS, S.Pd


NIP 19621010 199702 1 001 NIP. 19870622 202221 2 015

Anda mungkin juga menyukai