Anda di halaman 1dari 25

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

PELACAKAN KERUSAKAN
RANGKAIAN ELEKTRONIKA
Sub materi :
KEANDALAN DAN
KEGAGALAN
Proses Pelacakan Kerusakan
Banyak teknik pelacakan kerusakan dapat
digunakan dalam bidang elektronika.

Proses pelacakan kerusakan secara umum dapat


dilakukan melalui:
- pengamatan fisik,
- mengenali gejala kerusakan,
- melakukan pengujian komponen dan
pemeriksaan input output tiap blok.
Proses Pelacakan Kerusakan
Secara sistematis,
1. melakukan analisis
2. diagram alir sebagai petunjuk menentukan
gejala kerusakan yang terjadi.
3. Melakukan pelacakan kerusakan

Contoh :
Loudspeker amplifier tidak mengeluarkan suara
Lampu padam
Spesifikasi Komponen Elektronika
Pelacakan kerusakan rangkaian elektronika
dapat dikenali melalui data spesifikasi kom-
ponen yang digunakan.

Penggunaan lembar spesifikasi komponen


(data sheet komponen) akan membantu
proses pelacakan dalam mengenali tentang
pemakaian, batas mak-simum mutlak, dan
batas data kelistrikan penting lainnya.
Keandalan dan Kegagalan
• Jika rangkaian elektronika memiliki keandalan
yang tinggi (teruji), ia akan jarang mengalami
kegagalan/kerusakan.
• Sebaliknya rangkaian elektronika yang memiliki
keandalan yang rendah akan mengalami tingkat
kegagalan tinggi → sering rusak
Tahap kegagalan rangkaian elektronika
Tahap kegagalan rangkaian elektronika

1. Tahap kegagalan dini (infant mortality)


Kegagalan peralatan sesaat setelah alat ter-
sebut dibuat dan dikirimkan ke pelanggan.

2. Tahap kegagalan normal


Kegagalan faktor usia kerja peralatan elektroni-
ka. Pada umumnya laju kegagalan normal me-
miliki angka persentase paling rendah.
Tahap kegagalan rangkaian elektronika
3. Kegagalan tahap akhir
Periode suatu peralatan mengalami laju
ke-gagalan paling tinggi.
Penyebabnya adalah faktor usia kerja alat
sudah berakhir.
Cepat tidaknya suatu peralatan memasuki
tahap akhir kegagalan tergantung pada
cara pemeliharaan peralatan selama
digunakan.
KEGAGALAN PARSIAL
Perubahan karakteristik atau parameter di luar batas
spesifikasi, namun tidak sampai mengurangi fungsi
alat secara menyeluruh.

Jenis kegagalan ini disebabkan oleh satu faktor,


misalnya pada rangkaian elektronika terdapat
rangkaian pembangkit frekuensi yang masih
berfungsi menghasilkan sinyal, namum nilai frekuensi
yang dihasilkan tidak sesuai dengan posisi batas
ukurnya.
Kecepatan Kegagalan
(Failure Rate = FR) Komponen

•Setiap komponen memiliki tingkat


kecepatan kegagalan / Failure Rate (FR) yang
berbeda-beda
Mean Time To Fail (MTTF)

•Mean Time To Fail (MTTF) adalah


lamanya pemakaian komponen sampai
dicapai kegagalan. MTTF digunakan
untuk menghitung usia komponen
elektronika yang tidak dapat direparasi.
•Usia Pakai Komponen
MTTF
Formula penghitungan diberikan oleh rumus:
Menghitung MTTF
Sebuah resistor karbon film merupakan komponen yang
tidak bisa diperbaiki bila telah tejadi kerusakan. Nilai FR
diperoleh dari tabel FR sebesar 0,2 x 10 –6/ jam. Lama masa
pakai komponen resistor;

Angka usia yang diperoleh sangat panjang untuk


sebuah komponen yang berdiri sendiri (belum
menyatu dalam sebuah rangkaian).
Mean Time Between Failures
(MTBF)
MTBF
Lamanya pemakaian suatu sistem sampai
dicapai kegagalan. MTBF digunakan untuk
rangkaian yang dapat diperbaiki, seperti
instrumen dan sistem.
Formula penghitungan diberikan oleh rumus:
MEAN TIME BETWEEN FAILURES
(MTBF)
Suatu rangkaian dibentuk oleh:
- 4 buah resistor karbon film,
- 2 buah kapasitor elektrolit,
- 2 buah LED dan
- 2 buah transistor < 1 Watt.
Berdasarkan tabel FR, diperoleh data:
• Resistor karbon film = FR(A) = 0,2×10-6/jam
• Kapasitor elektrolit = FR(B) = 1,5×10-6/jam
• LED = FR(C) = 0,1×10-6/jam
• Transistor < 1 Watt = FR(D) = 0,08×10-6/jam
Mean Time Between Failures
(MTBF)
Hitung dulu FR masing2 komponen, lalu FR(rangkaian)
FR(rangkaian) = FR(A) + FR(B) + FR(C) + FR(D)
FR(rangkaian) = [(4×0,2)+(2×1,5)+(2×0,1)+(1×0,08)]×10-6/jam
FR(rangkaian) = 4,16×10-6/jam
MTBF(rangkaian) = 1/ FR(rangkaian) =240384,615jam = 10016 hari

Angka MTBF yang diperoleh memberikan interpretasi


bahwa komponen dalam rangkaian memiliki tingkat
kegagalan/kerusakan akan jauh lebih kecil dibandingkan
kegagalan sebuah komponen berdiri sendiri.
Hukum Eksponen Keandalan
•Hukum Eksponen Keandalan
menyatakan bahwa peluang tidak
adanya kegagalan sistem dalam waktu t
merupakan fungsi eksponensial dari
waktu tersebut.
•Makin lama sistem dioperasikan,
keandalan-nya akan menjadi berkurang
dan peluang kegagalan (Q) akan naik.
Contoh:
Suatu sistem radar mempunyai estimasi MTBF
10.000 jam. Peluang keberhasilan untuk waktu
misi:
t = 100, Peluang keberhasilan R =e-0,01 =0,99 = 99%,
t = 2000, Peluang keberhasilan R =e-0,2 =0,819 = 81,9%,
t = 5000, Peluang keberhasilan R =e-0,5 =0,607 = 60,7%,

Nilai R tak mungkin berharga 1, data ini


memberikan interpretasi bahwa sistem radar
tak pernah gagal.
PELUANG KEGAGALAN
Formula peluang kegagalan (Q) dinyatakan dengan
persamaan:

Hubungan antara keandalan (R) dan laju kegagalan


sistem (λ) dituliskan dengan persamaan:
Memperbaiki Keandalan / Reliability (R)

1. Derating →mengoperasikan komponen di


bawah batas maksimumnya.

Contohnya: menggunakan resistor ½ Watt


untuk rangkaian yang sebenar-
nya hanya butuh resistor ¼ Watt.
Memperbaiki Keandalan / Reliability (R)

2. Redundancy → Menyambungkan suatu unit


ke unit yang lain dengan fungsi yang sama,
sehingga kalau yang satu gagal yang lain akan
mengambil alih fungsi.
Biasanya unit ini terpasang secara parallel.

Terdapat dua cara redundancy: Aktif dan Pasif


REDUDANCY
::bila suatu unit stand by hidup mengikuti
suatu kegagalan.
Contoh: UPS terpasang pada komputer, lampu
darurat AC yang selalu siap menyala
apabila tegangan AC mati.

bila elemen-elemen bersekutu mem-bagi


beban atau melaksanakan fungsi-nya
secara terpisah.
Contoh: generator pada gedung perkantoran yang
tersedia tapi tidak dijalankan dan tidak
otomatis.
SELANJUTNYA:
METODE PELACAKAN
KERUSAKAN
TERIMA KASIH

Ratih Listiyarini

Anda mungkin juga menyukai