Anda di halaman 1dari 122

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang


Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperba'
nyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 100.000.0fi),- (seratus juta rupiah)'
2. Barangsiapa dengan sengaia menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000'- (lima
puluh juta rupiah).

i\4ILIK
PERPUSTAKAAN
DAERAH
lly,.q Tihf LiR

Pca,blnran perpur[trto
Je*e Iimur
f. A. Itig3 t tgga
MELACAK KESAIAHAN
ELEKTRONIKA
GC Lcl€dqy

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO


KELOMPOK GRAMEDIA" JAI(ARTA
Electronic Fault Diagnosis
by GC Loveday
copyright @ 1982 by Pitman Publishing Ltd
Published by arrangement with Pitman publishing Ltd
All rights reserved
Melacak Kesahleu Elelhonikl
Alih bahasa: Ignatius Hartono
120ff027
Hak cipta terjemahan Indonesia O 1986 PT EIex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta
Hak cipta dilindungi undang-undang
Perwajahan oleh: Slamet M. Jaeni
Disain sampul oleh: Rahardjo SN
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta 1986

Cetakan pertama: Oktober 1985


Cetakan kedua: Desember 1988
Cetakan ketiga: September I 99 I
Cetakan keempat: Agustus I 993

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyal


sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT. Gramedia, Jakarta,

iv
KATA PENGANTAR

Kemampuan untuk melacak secara cepat kerusakan dipakai untuk melokalisasi kerusakan dalam instrumen
pada peralatan dan rangkaian elektronika merupakan atau sistem elektronika keseluruhan. Biarpun demiki-
salah satu ketrampilan yang penting yang merupakan an, dalam buku ini disertakan pula suatu bab yang
prasyarat bagi teknisi elektronik atau mekanik. Buku ini mengungkapkan metode pelacakan kerusakan sistem
dimaksudkan untuk melayani kebutuhan tersebut. secara sepintas lalu.
Tentu saja ketrampilan melacak kerusakan tidak Sebagianbesarrangkaianyangtelahdibuat,diujidan
diperoleh dengan mudah, karena ketrampilan ini ,diukur di bawah batas kondisi kerusakan tertentu.
memerlukan pemahaman yang baik akan komponen Rangkaian-rangkaian ini nantinya akan dikonstruksi
dan cara kerja rangkaian sekaligus dibarengi dengan oleh para siswa atau dibuat di atas breadboard sebagai
bekal pengetahuan akan metode pengujian dan pratikum. Karenanya, dipilih komponen-komponen
kerusakan komponen. Seluruh latihan dalam buku ini yang sejauh mungkin ada di pasaran.
dirancang untuk membantu siswa dalam meningkatkan Buku ini mempunyai hubungan yang erat dengan
teknik pelacakan kerusakan. Buku ini mengarahkan judul: Menguji dan Melacak Kesalahan Elektronika
perhatiannya terutama pada masalah kerusakan kom- yang merupakan lanjutan dari buku ini. Diharapkan
ponen yang terjadi dalam jenis-jenis rangkaian tertentu teks dan latihan dalam buku ini menarik minat serta
dan bukan pada teknik pelacakan kerusakan yang membantu para pembaca pada umumnya.
1. D\SAR.DASAR PELACAKAN KERUSAKAN

lJ. Rongkoion don Uji Pembocoon +24 Y

Rangkaian elektronik adalah suatu kumpulan kompo-


nen yang dihubungkan bersama-sama guna menampil-
kan suatu fungsi elektronik tertentu. Masing-masing
komponen memegang peranan dalam operasi rangkai-
an. Bila terdapat suatu komponen yang rusak maka
operasi rangkaian akan turun secara drastis. Sebagai
contoh, tinjaulah suatu penguat relai sederhana dari
Gambar 1.1. Bila R1 terbuka (open circuit), Tr1 tak OV
memperoleh arus panjaran maju. (forward bias). Gambar 1.1. Penguat relai
Akibatnya tegangan kolektor Tr1 akan naik, Tr2 akan
bekerja, dan relai diaktifkan terus-menerus. Pembacaan ini memperlihatkan bahwa Tr1 tidak
Komponen yang rusak memperlihatkan beberapa bekerja, karena tegagan basis Tr1 nol volt memungkin-
gejala tertentu, gejala inilah yang dimanfaatkan untuk kan R1 dalam keadaan rangkaian terbuka sehingga
menentukan jenis komponen dan jenis kerusakannya. arus basis tidak dapat dialirkan pada Tr1. Perlu dicatat
Sebagai contoh, gejala yang diperlihatkan adalah di sini bahwa rangkaian hubungsingkat basis-emitor
level-level tegangan pada sejumlah titik dalam pada Trr juga memperlihatkan gejala serupa.
rangkaian. Pemeriksaan resistansi perlu dilakukan untuk melacak
Tegangan*, yang besarnya diukur detgan multi- kepastian salah satu dari kedua komponen yang
range meter (alat ukur jangkah jamak) pada titik uji tersebut yang rusak. Pengujian komponen akan
dalam Gambar L.1, bila rangkaian bekerja dengan dijelaskan selanjutnya dalam bab ini.
betul tanpa diberikan masukan adalah: Untuk rangkaian yang lebih rumit, teristimewa
rangkaian yang menggunakan kopling langsung,
Iltll( uu 1 2 .,
pengaruh kerusakan sebuah komponen dapat meram-
Tegangan +0,7 +0,1 +24 bat. Namun demikian gejala kerusakan selalu
Tetapi, dengan R1 terbuka pembacaan meter berubah memperlihatkan komponen yang rusak, oleh karena
menjadi itu latihan dalam bab-bab berikut ditunjukan untuk
tll( ull 1 2 3 memberikan pengalaman kepada para pembaca dalam
I esansan 0 +u.7 r- u,l melacak komponen-komponen yang rusak atau suatu
kumpulan gejala kerusakan.
'Untuk keseluruhan buku ini, pembacaan tegangar pada tabel titik uji Kecekatan pelacakan kerusakan mencakup peng-
diberikan dalam volt. etahuan teoritis maupun pengalaman praktis. Sebelum
melakukan pelacakan komponen yang rusak, teknisi nya rendah. Resistor, pada khususnya sangat teran-
memerlukan pemahaman akan fungsi rangkaian dan dalkan.
cara kerjanya. Hal ini akan mempertegas prasyarat Tabel 1.1. memperlihatkan jenis-jenis kerusakan
bahwa dia telah dibekali atas penguasaan prinsip kerja yang mungkin terjadi untuk berbagai jenis komponen
dari berbagai macam komponen elektronik yang elektronika.
digunakan. Tinjauan singkat mengenai komponen-
komponen umum diberikan pada pasal berikutnya. TABEL I.1,

Komponen lenb kerusakan pada umunmya


1.2. Komponen don Kq,sokon Umum
Resistor Nilainya membesar atau membuka
'Ibrbuka atau kontak yang dihasilkan oleh
Sebelum meninjau jenis-jenis komponen, marilah kita Resistor variabel
mekanik arus temutus-Dutus
telaah bagaimana komponen dapat dikatakan rusak.
lndul(tor Terbuka atau terhubung singkat
Suatu komponen dikatakan rusak bila sebarang (termasuk trafo)
tetapannya di luar batas yang telah ditentukan. Katup termionik Terbuka, Lilitan terhubung singkat. Koil
Sebagai contoh, bila sebuah resistor 5k6Q t 5% Peranti semi terhubung singkat ke bingkai atau frame
pada kenyataan bernilai 6 kQ, atau arus bocor pada konduktor: (ienis inti besi)

kapasitor elektrolit$ pFl2Y adalah 150 pA bila nilai Dioda, Transistor,


FET, SCR, dan
Filamen terbuka. Elektroda terhubung
singkat (gnZ ke katoda).
maksimum yang ditentukan adalah 10 pA, maka sebagainya. Emisi atau pancaran rendah.
kedua komponen tersebut dikatakan rusak. Terbuka atau terhubung singkat pada
Kedua contoh di atas dapat digolongkan kerusakan sebarang persambungannya
parsial (terpisah), karena mereka tidak membawa
kerugian dalam penampilan keseluruhan, tetapi
cenderung membawa sedikit perubahan. Kerusakan Mungkin lebih mudah dipahami bila kerusakan
parsial teristimewa penting bila komponen yang disebabkan oleh cacat produksi atau karena mendapat
digunakan berada dalam posisi rangkaian kritis. beban lebih, namun yang dipertanyakan adalah
Kerusakan yang akan kita
perhatikan adalah mengapa komponen rusak dalam rangkaian normal?
kerusakan katastropik (kerusakan fatal), yaitu keru- Pada dasamya komponen bersifat menua karena
sakan yang terjadi secara mendadak dan menyeluruh. tekanan yang diterima terus-menerus. Tekanan ini ada
Sebagai contoh, resistor nilainya menjadi amat besar dua macam yakni tekanan kerja serta tekanan
atau menjadi rangkaian terbuka, atau dioda yang lingkungan. Tekanan kerja berkaitan dengan kondisi
anoda dan katodanya menjadi rangkaian hubungsing- perancangan sehingga usia pakainya dapat diperpan-
kat. Kerusakan semacam ini .membawa akibat jang bila kita mengoperasikannya dengan baik pada
turunnya penampilan secara keseluruhan dan biasanya daerah di bawah batas maksimum arus, tegangan, dan
disertai dengan perubahan menyolok pada level daya yang diijinkan. Ini disebut "di bawah batas".
panjaran (bias) dc. Tekanan lingkungan disebabkan oleh kondisi sekitar-
Sebagai kaidah umum, jenis-jenis komponen nya. Temperatur tinggi, tekanan tinggi atau rendah,
tertentu rusak dengan cara tertentu. Misalnya, resistor kelembaban tinggi atau korosi oleh zat-zat kimia,
:-terutama jenis film- ketika rusakberubah menjadi debu-debu di udara, merupa[an kondisi yang tak
rangkaian terbuka, karena lebih sering terjadi patahan diinginkan. Semua tekanan ini membawa pengaruh
kecil pada spiral resistansinya ketimbang munculnya bagi komponen dan menyebabkan terjadinya pe-
rangkaian hubung singkat di sepanjang resistor. nyimpangan dari spesifikasinya dan pada akhirnya
Sebaliknya, kapasitor elektrolit cenderung rusak merusakkan komponen. Sebagai contoh, misalkan
sebagai rangkaian hubung singkat. Di sini kita akan komponen dikenai panas dan dingin dalam siklus yang
membicarakan cara terbentuknya komponen yang kontinyu, ini akan menyebabkan komponen tersebut
rusak, ini jangan dikacaukan dengan umur/laju saat menjadi rapuh, dan akhirnya goncangan mekanis
mereka rusak. Keandalan komponen dewasa ini sudah tertentu akan mengantarkan komponen menjadi
cukup tinggi. Dengan perkataan lain, laju kerusakan- rangkaian terbuka alias rusak.

2
Pengaruh dari kondisi yang tak sesuai itu biasanya Untuk melewatkan arus dalam arah maju diperlu-
dapat diperkecil dengan membuat rancangan secara kan suatu panjaran maju yang kecil, sekitar 200 mV
cermat dan ini akan bertambah penting manakala untuk dioda germanium dan 600 mV untuk dioda
suatu instrumen elektronik merupakan suatu bagian silikon. Karakteristik untuk dioda sinyal kecil
terpadu dari suatu proses industri di mana di situ diperlihatkan dalam Gambar L.2. Perhatikan, bila
dijumpai temperatur yang tinggi, getaran, serta diberikan tegangan balik cukup besar dioda akan
resiko-resiko lainnya. tembus dan akibatnya dioda akan melakukan arus
Penyebab kerusakan komponen lainnya adalah besar yang akan merusaknya kecuali bila ditempatkan
pulsa tegangan tinggi atau "spike", yang berasal dari sejumlah resistor luar secara seri dengan dioda sebagai
beban induktif tersambung yang ditransmisikan pembatas arus. Pada sekitar persambungan akan
sepanjang jala-jala dan muncul pada kawat catu daya timbul medan listrik yang kuat bila diberikan tegangan
bagian dalam. "Spike" ini secara mudah akan balik tembus, di sini elektron-elektron akan diperce-
mengantarkan persambungan peranti semikonduktor pat geraknya sehingga mereka akan menendang
ke dalam keadaan patatr/tembus (breakdown). keluar elektron-elektron tetap yang ada dalam
struktur kristal, Elektron ini akan menendang keluar
.l,3, elektron lainnya, begitu seterusnya proses itu terjadi
Hinsip Kaio Komponen Aklif Bioso
secara cepat dan kumulatif. Efek ini yang dimanfaat-
kan untuk dioda regulator, dikenal sebagai efek
Tulisan berikut ini hanya sekedar ulasan singkat, teks longsoran (avalanche). Tentu saja, dioda biasa
lain harus digunakan. memiliki batas tegangan balik maksimum yang tidak
boleh dilampaui, biasanya berkisar antara 100 dan
(l! Dlodo Semlkonduklor 800 v.
Peranti ini (Gambar 1.2) mempunyai resistansi
kemiringan yang rendah k€tika ujung anoda lebih (2! Dlodo Regulolor legongon
positif daripada katoda, suatu nilai khas sebesar 25Q
untuk arus sebesar 1 mA. Jika anoda lebih negatif Simbol dan karakteristik khas dari suatu dioda
dibanding katoda, resistansi dioda amat besar, lebih regulator diberikan dalam Gambar 1.3. Mereka
dari 1000 MQ nilainya untuk dioda silikon. memanfaatkan efek zener atau efek longsoran. Peranti
ini mengandung ketakmurnian (kotoran) yang lebih
besar daripada dioda biasa dan akibatnya fapisan
pengosongan (deflesi) relatif kecil. Ini berarti tegEngan
balik yang kecil saja dapat menjangkitkan medan
listrik yang kuat (sampai 107 volt/cm) di dalam lapisan

Tggangan mundur

T€gangan mundul

j
l

Gambar 1.2. Dioda semikonduktor Gambar 1.3. Dioda Regulator Tegangan

)
pengosongan. Dengan mengatur "doping" (pembe-
rian kotoran), dapat dihasilkan dioda dari berbagai
jenis tegangan tembus, khususnya dari 3,3 V sampai
150 V dengan batas dhya dari 150 mW sampai di atas 75
w.
Peranti ini memiliki perilaku seperti dioda biasa
dalam arah maju, tetapi dalam arah terbalik
resistansinya amat besar sampai dicapai tegangan
tembus. Pada titik ini resistansinya merosot hingga
nilainya hanya beberapa ohm saja.
Penggunaan sederhana daripada dioda regulator
tegangan diperlihatkan dalarn Gambar 1.4. Tegangan
yang melintasi dioda hampir selalu konstan meskipun Gambar 1.5. Konstruksi transistor n-p-n

arus beban dan tegangancatu daya diubah-ubah dalam


kisar yang cukup lebar. emitor, namun karena rancangan di dalam emitor
terdapat elektron yang lebih banyak daripada hole di
basis, maka hanya terjadi rekombinasi di antara
keduanya dalam jumlah yang kecil. Rekombinasi ini
merupakan arus basis. Kebanyakan elektron terdifusi
Masukan dc yang V- RL
atau tersebar melintasi basis sampai mereka mencapai
b€lum dislabilkan
daerah pengosongan persambungan basis kolektor.
Akhirnya mereka diangkut dan dikumpulkan oleh
medan positif. Elektron yang menyebabkan mengalir-
nya arus dari kolektor ke emitor disebut pembawa
Gambar 1.4. Pemakaian dioda regulator tegangan
mayoritas karena dalam basis hanya terdapat sedikit
hole.
(31 Tronrlslor Blpolor
Pengoperasian transistor p-n-p sama saja prinsip-
Transistor merupakan peranti yang paling baik untuk nya, kecuali bahwa polaritas catunya dibalikkan, serta
ditelaah, sebab pada peranti ini arus yang mengalir di pembawa mayoritasnya adalah hole.
antara kolektor dan emitor dikendalikan oleh arus Transistor dapat dioperasikan menurut tiga cara,
yang lebih kecil yang mengalir diantara basis dan yakni konfigurasi basis bersama (common bae),
emitor. emitor bersama (common emitter), serta kolektor
Transistor n-p-n beserta simbolnya diperlihatkan bersama (common collector). Basis, emitor, atau
dalam Gambar 1.5. Bahan jenis-n memiliki kelebihan kolektornya dijadikan sebagai terminal bersama bagi
elektron sementara bahan jenis-p memiliki kelebihan sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ketiga hubungan
pembawa muatan positif yang disebut hole (hbang). ini semuanya digunakan, tetapi konfigurasi yang
Bila terbentuk persambungan antara bahan jenis-p memberikan penguatan paling besar dari ketiganya
dan bahan jenis-n, daerah pengosongan akan muncul adalah konfigurasi emitor bersama.
yang mana pada daerah ini tak dijumpai pembawa Hubungan antara ketiga arus yang mengalir dalam
muatan bebas. Untuk pengoperasian yang tepat, transistor bipolar, dengan mengabaikan arus yang
transistor silikon hanya memerlukan panjaran maju bocor, dapat ditulis sebagai
yang kecil dalam orde sekitar +600 mV diantara basis I"= I"l 16

dan emitornya untuk mengatasi tegangan persam- Arus basis /6 nilainya lebih kecil ketimbang arus /"
bungan (junction) yang terbentuk oleh muatan- dan /.. Hal ini dikarenakan pembawa arus yang
muatan tetap dalam daerah pengosongan. Persam- melalui emitor menuju basis yang diayunkan sangat
bungan basis kolektor diberi panjaran mundur. cepat oleh kolektor. Pada khususnya arus basis hanya
Elektron mengalir melalui persambungan basis 1% daripada arus emitor. Ambillah sebagai contoh

4
arus yang diperlihatkan dalam Gambar 1.6 A dimana Pekerjaan selanjutnya untuk mencari kerusakan
1" = mA, /. = 9,9 mA, dan 1o = 0,1 mA. Untuk
10 transistor dalam penguat emitor sekutu satu tingkat
transistor ini, penguatan arus ftps antara emitor dan (tahapan tunggal) disajikan dalam Bab 2.
kolektor adalah 0,99 (karena hru -- 1./15). Ini
merupakan penguatan arus bilamana transistor (4f Tronslstor Unlpolor
dihubungkan dalam konfigurasi basis bersama. - Rumpun FEI

Penguatan arus ftyp antara basis dan kolektor adalah Pengoperasian FET berlainan dengan transistor
99 (karena lreE = Ulu). Ini merupakan penguatan arus bipolar, karena arus yang mengalir dalam FET
bilamana transistor dihubungkan dalam konfigurasi dikendalikan oleh tegangan masukan. Terminal-
emitor bersama. Perlu diberitahukan bahwa lrps, terminalnya disebut cerat (drain) , sumber (source) dan
merupakan parameter yang berbeda-beda nilainya gerbang (gate). Dalam Gambar 1.7 diperlihatkan
meskipun transistornya berasal dari satu jenis yang konstruksi yang disederhanakan dari FET persam-
sama. Peninjauan sekilas pada sebarang lembaran bungan n-kanal. Peranti ini dibuat dari balok bahan
data pabrik akan membuktikan hal ini secara cepat. jenis-n yang kepadanya ditempelkan cerat dan sumber
lr Penyebaran /rps S€car? khas berkisar antara 50 sampai pada masing-masing ujungnya. Dua daerah-p disusun
di 500. Setiap rangkaian panjaran (bias) telah dirancang atas dua buah balok direkatkan saling berlawanan dan
ra untuk mengatasi sebaran yang terlalu besar ini. satu sama lain dan disebut dengan gerbang.
ni Jika transistor rusak dan berubah menjadi rangkai- Penguras/ceral
Sumber
rsi an kolektor terbuka di situ, selalu ditemui arus basis
Panguras/cerat
ai yang masih mengalir, dan selanjutnya arus ini akan
,r. mengalir dalam emitor (Gambar 1.6.8). Biarpun
)h demikian, bila emitor atau basis yang berubah menjadi
.r- rangkaian terbuka, maka arus efektip yang merupakan
va bagian dari arus bocor yang kecil besarnya nol
it (Gambar 1.6.C).

Gambar 1.7. FET persambungan kanal-n


p-
ta c
Jika tegangan positif diberikan di antara cerat dan
a, ..9 9 mA sumber, arus akan mengalir di antara sumber dan
'), cerat. Meskipun begitu arus akan berkurang bilamana
)r tegangan gerbang dibuat negatif terhadap sumber.
Gambar 1.6 A. Arus dalam
tu !'lo mA rangkaian transistor Jika gerbang negatif, akan terbentuk daerah pengo-
gi sederhana. songan, akibatnya lebar kanal di antara sumber dan
tn cerat berkurang, akhirnya arus berkurang. Bila
lg gerbang dibuat cukup negatif, katakan -3 V, daerah
ta pengosongan akan bertemir, akibatnya arus cerat akan
tersumbat.
m Keistimewaan FET ldinnya adalah bahwa arus cerat
rg dikendalikan oleh tegangan antara gerbang yang
Ib=ol mal
mendapat panjaran mundur dan persambungan p-n
dari sumber. Ini berarti bahwa FET memiliki
I. O I mA
impendansi masukan yang amat tinggi. Rangkaian
+Ir= penguat FET khas diperlihatkan dalam Gambar 1.8.
rg
at Bila diberikan sinyal kecil, FET berperilaku seperti
Gambar 1.6 B. Serupa rangkaian 1.6 A, namun kolektornya terbuka
ta sebuah linier, yang harganya dapat dialihkan dari
rh Gambar 1.6 C. Serupa rangkaian 1.6 A, namun basisnya terbuka beberapa ratus ohm menjadi beberapa mega ohm
'Fil",",
J:
Gambar 1.9. Konstruksi thyristor

berperilaku sebagai rangkaian terbuka atau sebagai


OV penyearah bergantung cara pemakaian gerbangnya.
Gambar 1.8. Penguat FET persambungan yang khas Konduksi atau hantaran di antara katoda dan
anodanya ditahan dalam arah maju maupun mundur.
dengan bantuan tegangan gerbang. Kejadian ini amat
Gerbang tidak dikendalikan sepanjang karakteristik
bermanfaat dalam rangkaian penyambungan (swir- mundur, namun dapat dipergunakan sebagai sakelar
hcing) analog dan rangkaian pemangkas hanyutan hantaran dalam arah maju. Bila diberi sinyal kecil di
rendah (low drift chopper).
antara gerbang dan katoda, thyristor diaktifkan,
Jenis FET lainnya adalah MOSFET (metal oxide
sehingga arus maju yang besar dapat mengalir dengan
silicon field effect transistor = transistor efek medan
hanya memberikan tegangan kecil saja pada peranti
oksida logam) yang kadang-kadang disebut IGFET ini. Sekali aktif, tyhristor hanya dapat dimatikan
atau MOST. Peranti ini berlainan konstruksinya
dengan menurunkan arus yang melaluinya sampai
dibanding dengan FET persambungan, karena ger- kurang dari nilai arus yang disebut holding current
bang yang sebenarnya dipisahkan dari kanal hantaran (arus genggam). Arus genggam merupakan arus
oleh lapisan isolasi logam. Arus yang mengalir melalui
minimum yang dinyatakan untuk memastikan pene-
kanal dikendalikan oleh medan elektronik di antara rusan hantaran, dan ini biasanya dinyatakan dalam
gerbang dan substrat. Peranti seperti ini memiliki
beberapa persen dari arus maju maksimum. Dalam
impedansi masukan yang amat tinggi, karenanya rangkaian kontrol daya ac, tentu saja thyristor tak aktif
diperlukan penanganan yang cermat ketika memakai setiap separuh siklus ketika catu membalik.
dan menyoldernya, karena medan elektrostatik sesaat
Thyristor dapat disambung ke dalam kondisi
dengan mudah dapat menghancurkan lapisan isolasi
hantaran maju dengan dua cara:
yang tipis. (a) dengan melampaui tegangan putus maju (forward
break-over voltage) dan
(5f lhyrlslor don ldoc (b) dengan memberikan suatu bentuk gelombang
Thyristor atau penyearah dikendali silikon (SCR = yang nilainya naik dengan cepat di antara anoda
Silicon Controlled Recffier) merupakan peranti zat dan katodanya, pada khususnya lebih dari 50
padat (solid state) lainnya yang berperan sebagai volt/mikrodetik. Namun biasanya sinyal gerbang
sakelar daya berkecepatan tinggi. Peranti ini kini yang dipakai untuk mengendalikan titik pengak-
dipakai secara luas untuk menggantikan kedudukan tifan.
relai dan sakelar mekanik konvesional. Konstruksi Triac (Gambar 1.10) pada prinsipnya merupakan
dan simbolnya diperlihatkan dalam Gambar 1.9, dua buah thrystor yang dihubungkan paralel secara
dalam gambar tersebut nampak bahwa SCR terdiri terbalik. Peranti yangbermanfaat ini dapat disambung
atas empat lapis susunan tersebut nampak bahwa SCR ke dalam kondisi hantaran maju atau mundur dengan
terdiri atas empat lapis susunan bahan semikonduktor memberikan sinyal kendali pada gerbang. Peranti ini
dalam bentuk pnpn. Thyristor dapat dikehendaki dalam penerapannya paling banyak dijumpai dalam

6
rangkaian kontrol daya ac gelombang penuh (lihat volt. Nilai resistansinya yang relatif tinggi adalah
pula Bab 7). penting bagi meter, sebab bila tidak demikian, efek
pembebanan pada voltmeter akan menghantarkan
(61 Dloc kita pada kesimpulan yang salah. Demikian pula bila
kita melakukan pengukuran tegangan dalam rangkai-
Komponen ini sering dipakai sebagai alat pemicu
an yang memiliki resistansi yang amat tinggi, efek
(triggering device) pada rangkaian yang memakai
pembebanan harus turut dipertimbangkan.
thrystor dan triac. Simbolnya diperlihatkan dalam
Ambillah sebagai contoh pembagi tegangan yang
Gambar 1.11. Diac tak akan menghantar dalam arah
diperlihatkan dalam Gambar t.12. Tegangan yang
maju maupun mundur sampai dilampauinya tegangan
melintasi R2 seharusnya 13,3 V. Bila meter dari 20 kQ
ambang tertentu, yang biasanya besarnya sekitar 30 V.
dengan kisar 10 V dc dihubungkan pada R2 maka
Sekali tegangan ambang telah terlampaui, dioda akan
sesungguhnya dia memberikan bacaan mendekati
memperlihatkan resistansi negatif ketika arus membe-
10 V. Bila dipilih kisar yang lebih tinggi, arus meter
sar, sedangkan tegangan yang melintasi diac akan
akan berkurang dan penunjukkan yang lebih akurat
turun. Dengan perkataan lain, di atas tegangan
akan diberikan. Selalu lebih baik bila kita pilih kisar
tertentu diac melewatkan sebuah pulsa arus.
paling tinggi yang dapat dicapai ketika mengadakan
Karena dalam operasinya diac bersifat simetris,
pengukuran tegangan pada rangkaian berresistansi
peranti ini sangat bermanfaat dalam pembuatan
tinggi.
rangkaian pemicu yang ekonomis, yakni sebagai
pengendali arus bolak-balik gelombang penuh triac.
Sejumlah peranti dibuat dengan menggabungkan diac
dan triac dalam satu wadah. Peranti ini disebut
Quadrac.

Gambar 1.10. Simbol Triac Gambar 1.11. Simbol Diac

1.4. Peronli Ukw don Teknik Pengujion Gambar 1.12. Voltmeter 20 kQ/t/ yang digunakan untuk mengukur
keluaran pembagi tegangan yang dibentuk oleh dua
resistor besar. Penunjukkan voltmeter kurang lebih 10
(lf Met* (AIor Ukur) V pada kisar 10 V, sedangkan tegangan keluaran
semestinya 13,3 V.
Untuk mendapatkan informasi akan gejala-gejala
kerusakan tertentu harus dilakukan pengambilan Alternatif lain untuk meter kumparan putar ialah
sejumlah pembacaan tegangan pada titik-titik kritis multi meter digital portable yang kecil. Peranti ini
dalam rangkaian. Informasi ini bersama-sama dengan memperagakan hasil pengukuran tegangan, arus, atau
informasi penampilan rangkaian lainnya (contoh resistansi dalam peraga digital 3 digit atau lebih.
keluaran yang terdistorsi, komponen yang dipanasi Semakin banyak digit yang digunakan semakin baik
secara berlebih-lebihan) biasanya merupakan pra- pembacaan ketelitiannya. Resistansi masukan dari
syarat yang dibutuhkan dalam melacak kdrusakan' instrumen ini pada khususnya 10 MQ, yang berarti
secara cermat. Dengan demikian, peranti uji yang bahwa meter hanya mengambil sedikit arus dari
paling penting dalam melakukan pelacakan kerusakan rangkaian yang akan diukur. Nampaknya instrumen l

adalah multi- range meter (alat ukur kisar jamak) ini akan menggeser kedudukan meter kumparan putar
serba guna yang baik. Meter ini harus memiliki karena ketelitiannya, kemudahan pembacaannya, l
resistansi pada kisar dc sekurang- kurangnya 20 kQ per serta resistansi masukannya yang besar. Sekalipun
demikian (kecuali telah ditetapkan terlebih dahulu) penguat Y dan generator time base.
dalam seluruh latihan pada bab-bab berikutnya Sinyal yang akan diukur diberikan kepada masukan
pengukuran dilakukan dengan meter jenis kumparan Y dari CRO, dan diredam oleh peredam yang
putar standar, karena instrumen ini mudah di dapat. tersambung (kontrol amplitudo Y), untuk selanjutnya
diperkuat oleh penguat Y dan diberikan pada
(2f Oolloskop Slnor Kolodo keping-keping vertikal dari CRT. Pada saat yang sama
time base unit dipicu untuk menghasilkan sinar gigi
Di antara instrumen-instrumen lain yang berfaedah, gergaji yang apabila diberikan pada keping-keping
instrumen uji berikutnya yang penting dipandang dari horisontal akan menyebabkan bintik sinar yang dapat
sudut pelacakan kerusakan adalah osiloskop sinar bergerak melintasi layar dengan kecepatan sama dan
katoda (CRO = Cathode Ray Oscilloscope). Mungkin membalik lagi dengan cepat (fly back) untuk
peranti ini merupakan alat ukur yang paling serba guna selanjutnya mengulangi proses tersebut. Akibatnya
dari instrumen-instrumen yang ada. Dengan peranti jejak sinyal masukan yang jelas akan terlihat pada
ini, dimungkinkan untuk mengukur tegangan dc atau layar.
ac, arus, sudut fasa, dan sejumlah besar kisar ukur Jejak lintasan ini hanya dapat ditahan pada
besaran-besaran lainnya. Ketelitian bergantung pada tempatnya agar nampak diam bila dikontrol picu pada
kecermatan dalam menera atau mengkalibrasi instru- CRO time bcse dipasang secara cepat. Untuk CRO
men, pada umumnya pada osiloskop modern sinyal berkas tunggal ada dua cara pemicuaan yang mungkin:
untuk kalibrasi sudah tersedia di dalamnya. Impedansi modus eksternal (picu luar) atau modus internal (picu
I
masukan khas untuk CRO adalah MQ -dengan dalam). Posisi eksternal akan dipilih hanya bila
kapasitansi paralel dengan sekitar 20 pF. Impedansi tersedia sinar picu, gambaran ini akan sangat
masukan selalu dapat diperbesar dengan lunil probe bermanfaat bila kita mengukur hubungan waktu atau
khusus. Probe mertpakan kawat uji sederhana yang fasa di antara dua buah sinyal seperti yang akan kita
terdiri atas jaringan aktif atau pasif pada ujung- lihat nanti. Cara pemicuaan yang wajar adalah
ujungnya atau pada sejumlah titik pada kawat menggunakan modus internal. Untuk menahan jejak
sambungannya. Probe pembagi tegangan adalah tersebut, kita sambungkan sakelar pilih pada INT dan
peredam dasar dengan kompensasi frekuensi yang TRIG LEVEL atau TRIG
selanjutnya diatur
baik. Yang terakhir ini biasanya dapat diatur dan STABILITY (level picu) sampai jejak tersebut
diperiksa terlebih dulu sebelum dipakai. Kerugian terkunci diam.
susunan semacam ini adalah peredaman sinyalnya Misalkan kita ingin mengukur frekuensi dan
cukup tinggi, pada khususnya 10:1 atau 100:1, dengan amplitudo sinyal gelombang sinus yang tidak diketa-
nilai redaman tersebut orang menyebutnya peranti hui. CRO dipasang tanpa masukan sehingga sinyal
10x atau 100x. pertama dari seluruh jejak sinyal ditempatkan
"Jantung" sebuah osiloskop adalah sinar katoda (beberapa instrumen menggabungkan pencari berkas
(CRT = Cathode Ray Tube). Bagian ini terdiri atas untuk keperluan ini). Kontrol Brilldan FOCUS harus
elekton gur (penembak elektron), sistem defleksi diatur untuk memberikan garis yang halus dan jernih
(sistem pembelok), serta layar fosfor. Elektron gun pada layar. Sinyal yang akan diukur diberikan pada
menghasilkan berkas elektron berkecepatan tinggi masukan Y seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.13
yang terfokuskan dengan baik. Berkas ini lewat dan kontrol amplitudo-Y dan sakelar TIME diatur-
diantara dua pasang keping yang disusun menyiku satu atur sampai sinyaldapat diukur dengan mudah. Dalam
sama lain. Tegangan yang diberikan oleh keping- contoh, kontrol amplitudo Y pada 2Ylcm dan sakelar
keping ini akan membelokkan berkas secara horison- TIME pada 0,1 ms/cm. Karenanya sinyal yang tak
taldan vertikal. Akhimya berkas menumbuk layar dan diketahui memiliki amplitudo puncak 5 V dan perioda
titik yang dikenainya akan memantulkan sinar. 0,20 ms. Selanjutnya frekuensi dihitung menurut
Pantulan sinar ini dapat digerakkan ke segala penjuru
11
layar dengan memberi sinyal kepada keping defleksi
horisontal dan vertikal. Sinyal ini dihasilkan oleh
-=-:=5rrHz
T 0,2 x 10-r

8
O l ms/cm
rlr

_-/-\'
\,
DASAR WAKTU
-Ve +Ve

o
Plcu. llnt"rn"t
lab6l pansl
OSILATOR
$E*",",n",6
PICU
LUAR

Gambar 1.13 CRO digunakan untuk mengukur sinyal gelombang sinus dari sebuah osilatol

'I1ft
'r\-
,t,

\-i
SAKELAR PEMBAGIAN
WAKTU
Y
(i ).r"
.Yz

PEMILIH
PICU
_+
aa
MODUS
t- o
PrcU
PICU LUAR

Gambar 1.14. Qsiloskop berkas rangkao yang digunakan untuk mengukur dua buah bentuk gelombang terkait
waktu yang berasal dari multivibrator astabil. Berkas Y1 dipicu pada tepi positifnya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya CRO adalah dengan "membuat jembatan" (bridge) komponen
instrumen serbaguna yang harus dipastikan selalu yang dicurigai dengan komponen lain yang tidak rusak
terkalibrasi dengan benar dan terpasang pada posisi dan selanjutnya memeriksa ulang kondisi rangkaian.
terkalibrasi. Kapasitor yang "bocor" juga dapat diperiksa
Banyak CRO modern memiliki berkas rangkap dengan ohmmeter, yakni dengan melepas sebuah
yang dapat digunakan untuk memperagakan dua ujungnya dari rangkaian. Kapasitor elektrolit yang
sinyal terkait waktu. Sebuah contoh diberikan dalam baik akan memperlihatkan resistansi mula yang kecil
Gambar i.14 di mana sinyal dari osilator astabil ketika kapasitor diisi, namun resistansi ini akan
diperlihatkan, Hanya sebuah kanal yang dapat dipakai meningkat menuju tak berhingga dengan cepat,
untuk memicu Time Bwe sehingga diperlukan sakelar setelah pengisian berakhir. Kapasitor yang terbuka
tambahan agar memungkinkan seseorang memilih paling baik dipastikan dengan menempatkan kapasitor
salah satu pemicu internal di antara Y, dan Y2, CRO lain yang senilai secara paralel dan memeriksa operasi
berkas tunggal dapat juga digunakan untuk mengukur rangkaian, atau dengan melepaskan kapasitor tersebut
fasa di antara sinyal-sinyal dengan memberikan dan mengujinya pada susunan laboratorium sederhana
sebuah sinyal kepada pemicu eksternal time-base, seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.15 A dengan
sementara sinyal yang lain diumpankan pada menggunakan generator frekuensi rendah pada 1 kHz
masukan. dan dua buah meter. Dalam hal ini C* = ll2n fVo
dengan ketelitian lebih baik dibandingkan + 10%
(3t Pengullon Komponen Sedethono untuk nilai-nilai antara 1000 pF sampai I pF. Cara lain
yang lebih baik adalah menggunakan jembatan ac
Bila sebuah instrumen yang sedang diservis dan sederhana sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar
diperiksa memperlihatkan komponen-komponen ter- i.15 B untuk membandingkan kapasitor yang tidak
tentu yang patut dicurigai, maka tugas selanjutnya diketahui dengan kapasitor standar.
adalah memastikan rusak tidaknya komponen terse-
but. Sering kali untuk memudahkan komponen yang
dicurigai diganti sebagai syarat pemeriksaan yang
memadai, namun selalu merupakan praktek yang baik
untuk menguji komponen yang rusak dan memeriksa
jenis kerusakannya. Hal ini berguna untuk alasan-
alasan tertentu, yang terpenting adalah mengumpul-
kan data-data tentang kerusakan komponen. Keru-
Gambar 1.15 A. Susunan laboratorium sederhana untuk mengukur
sakan mungkin disebabkan adanya cacat produksi, kapasitansi
kesalahan rancangan, metode produksi yang jelek,
atau faktor usia. Jadi, andaikata kita menjumpai lGpalrtor
standar C- 4..
sejumlah besar komponen rusak menjadi rangkaian
terbuka, pabrik pembuatnya perlu diberitahu agar
cacat berikutnya tidak berulang lagi.
Pengujian untuk memastikan kondisi rangkaian
terbuka.atau terhubung dapat secara mudah dilakukan
dengan multimeter pada posisi ohm, namun sambil
memeriksa rangkaian terbuka biasanya bermanfaat
untuk melepaskan solderan salah satu ujung kompo'
nen tersebut dan mengangkatnya sebelum pengukuran
'Osilator audio 1 kHz
dilakukan, jika tidak komponen lain yang paralel
dengan komponen yang dicurigai tesebut akan
Gambar 1.15 B. Jembatan kapasitansi langsung. Detektor mungkin
memberikan penunjukkan resistansi yang keliru. Cara berupa headphone, osiloskop, atau meter ac
lain untuk memeriksa resistor yang terbuka adalah sensitif.

10
Pengujian pada dioda, transistor, serta peranti ohmmeter dengan tegangan positif dihubungkan pada
semikonduktor lainnya juga dapat dilakukan dengan basis transistor, maka transistor ini berasal dari jenis
memakai multimeter pada posisi ohm. n-p-n. Tentu saja, untuk memperkirakan transistor
p-n-p bisa ditempuh dengan cara lain sekitar itu.
Pemeriksaan di atas juga digunakan untuk menguji
baik buruknya persambungan basis emitor dan

Hitam Msrah
(-)
\_/ \J
Ohm
^
xl
) rn", tr,lrr"nC

Geris atau bintik msrah

Gambar 1.16. o,"0.,..,n"*"1*;;.-." untuk menentukan


polaritas multirange meter yang tersambung pada
kisaran ohm. Meter mengukur resistansi kecil,
memperlihatkan bahwa terminal hitam dihubungkan
pada kutub positif baterai.

Terlebih dahulu kita harus mengetahui letak baterai


di dalam multimeter Anda. Sebagai contoh, dalam Gambar 1'17 A' Pengukuran resistansi penyambungan transistor
n-p-n dengan multirange meter. Basis emitor
instrumen tertentu, terminal bumi (berwarna hitam) mendapat panjaran maju. Akan nampak resistansi
memiliki tegangan positif pada kisaran resistansi. Jika kecil (pada khususnya kurang dari 1 kQ).
Anda tidak tahu hubungan meter tertentu yang Anda
gunakan, polaritas dapat ditentukan dengan menghu-
bungkan multimeter (pada posisi ohm) ke voltmeter
elektronik, atau dengan mengukur resistansi maju dan
resistansi mundur dari dioda semikonduktor yang
diketahui polaritasnya. Lihat Gambar 1.16.
Dengan memastikan polaritas kaki ohmmeter,
Anda dapat mengamati banyak sifat dari transistor.
al
\_/ XI
(_,
Ohm
Pertama-tama periksalah kaki-kaki peranti bila tak
diketahui (lihat Gambar 1,.17). Ukurlah resitansi maju
) rn", Ueran C

dan resistansi mundur di antara pasangan-pasangan


kaki sampai Anda menemukan dua di antaranya
terukur tinggi (lebih dari 100 kQ) dalam kedua arah.
Ini tentulah kolektor dan emitor (bila diberikan
transistor yang baik). Kaki yang lain merupakan basis.
Sekarang ukurlah resistansi dari basis ke salah satu
ujung kaki lainnya, maka seharusnya teramati rendah
di satu arah (1 kO) dan tinggi (lebih dari 100 kQ) di lain
arah. Bila resistansi rendah terjadi ketika kaki
kolektor basis dalam transistor. Jika salah satu Bila Anda menguji komponen, terutama untuk
persambungan memperlihatkan resistansi tinggi dalam transistor-transistor tertentu, FET dan IC, ingatlah
Ledua arah, maka itu memperlihatkan rangkaian SELALU:
terbuka; dan bila resistansi teramati rendah dalam (1) Periksalah catu daya yang berada dekat dengan
kedua arah, itu berarti rusak. komponen yang sesungguhnya, untuk kasus IC
langsung pada pin (pena) yang bersangkutan'
(2) Jangan gunakan probe $i yang besar karena
mereka mudah menjangkit hubung singkat.
(3) Hindarkan pemakaian panas yang berlebihan
pada saat melepas solderan komponen dan jangan
melakukan penyolderan pada unit yang dialiri

t, r)
\-/
Ohm XI
sumber arus.
(4) Jangan sekali-sekali melepas peranti atau mema-
sukkannya ke dalam rangkaian sebelum memutus-
) *0". frfer"n C kan catu daya terlebih dulu. Komponen akan
cepat rusak akibat sentakan arus yang besar.

1.5. Pencorion Kesolohon Podo lnslrumen


don Sistem Eleklronik

Bab terdahulu berkaitan dengan kerusakan komponen


dan pengujian komponen secara sederhana, bab
Gambar 1.17 C. Basis emitor mendapat panjaran mundur. Akan berikut mengkhususkan bahasannya pada kerusakan
nampak resistansi yang besar (lebih dari 100 kA). komponen yang sesungglhnya dalam suatu bagian
dari suatu instrumen yang lengkap, dengan perkataan
lain misalnya dalam bagian catu daya atau bagian
osilator dari suatu instrumen. Sekalipun demikian,
jika suatu instrumen utuh dikembalikan. untuk
diperbaiki, insinyur atau teknisi terlebih dulu harus
melokalisasikan blok (bagian) mana dari instrumen
() () yang rusak sebelum dia melokalisasikan komponen
\_-< \J yang sesungguhnya yang rusak. Ada bermacam-
X1
macam cara yang dipakai untuk mempersempit
^a Ohm
-,/ Hitam fvf"ran(
kerusakan ke dalam sebuah blok, namun sebelum
membicarakan hal ini, akan kita telaah beberapa
kenyataan yang jelas yang sering dilupakan:
(1) Teknisi harus mempunyai MAINTENANCE
MANUAL (buku petunjuk pemeliharaan) de-
ngan diagram rangkaian yang modern. Buku
petunjuk ini juga harus memberikan gambaran
akan kriteria penampilan atau keandalan.
(2) Teknisi harus memiliki semua PERANTI UJI
yang diperlukan. Biasanya seperangkat instrumen
dan instruksi khusus terdapat dalam buku
.Gambar 1.17 D. Kolektor basis mendapat panjaran mundur' Akan petunjuk.
nampak resistansi yang besar (lebih dari 100 k0)'

t2
13) Selanjutnya teknisi harus sanggup MENYATA- dikembalikan, maka kemungkinan besar kerusakan
KAN KESALAHAN SECARA CERMAT. HAI yang berikutnya juga diakibatkan oleh kerusakan
ini amat penting, karena tak ada gunanya kapasitor elektrolit. Biasanya dia akan memeriksa hal
mencoba-coba mencari kesalahan yang tak begitu ini terlebih dulu, dan dalam banyak kasus ini
jelas, Gejala-gejala kerusakan harus dicatat menghemat waktu pelayanan. Harus ditekankan,
dengan cermat dan ini berarti bahwa uji fungsional bagaimana pun juga cara ini bergantung pada
pada instrumen harus dilakukan. kelengkapan sejumlah besar data atas keandalan
Sebagai contoh misalkan sebuah generator sinyal daripada macam-macam komponen dari suatu instru-
dikembalikan untuk diperbaiki dengan kerusakan catu men. Kebanyakan teknisi akan memakai pendekatan
daya yang dicurigai. Sebelum membuka tutupnya dan sistematik yang logis untuk melokalisasi kerusakan
memeriksa jalur catu daya, teknisi harus: sistem.
(a) memeriksa sekering jala-jala, bila tak ada yang Metode MASUKAN MENUJU KELUARAN dan
putus, maka dia harus KELUARAN MENUJU MASUKKAN merupakan
(b) memeriksa keluaran gelombang sinus untuk contoh pendekatan sistematik. Metode ini pada
segala kisaran frekuensi, dan kenyataannya agak baik. Sinyal masukan yang cocok
(c) seterusnya mencatat gejala-gejala kerusakan yang (bila dibutuhkan) diinjeksikan ke dalam blok masukan
ada. dan selanjutnya dilakukan pengukuran secara berurut-
Rangkaian lengkap dari kebanyakan instrumen an pada keluaran dari setiap blok secara bergantian,
elektronik dapat dipecah atas sederetan blok-blok cara melakukannya bisa dari masukan menuju
fungsional tertentu. Sebagai contoh dalam generator keluaran atau dari keluaran menuju masukan, sampai
gelombang sinus serba guna kita memecahnya dalam blok yang rusak ditemukan. Metoda yang logis ini
blok-blok catu daya, osilator gelombang sinus merupakan metoda yang paling banyak dipakai oleh
variabel, penguat penyangga, dan peredam keluaran. teknisi pada peralatan yang terdiri atas sejumlah blok
Dengan memperlakukan instrumen ini ke dalam yang terbatas.
blok-blok, maka bila dibandingkan rangkaian utuh Metode DIPECAH DUA merupakan cara yang
sebelumnya, akan memungkinkan kita untuk mem- ampuh dalam melokalisasikan kerusakan dalam
persempit pencarian komponen yang rusak dalam instrumen yang terdiri atas sejumlah besar blok-blok
suatu blok dari keseluruhan blok, selanjutnya dengan secara seri. Ambillah sebagai contoh penerima radio
melakukan pengukuran di daiam blok tersebut superheterodin yang ditunjukkan dalam diagram blok
komponen rusak yang sesungguhnya dapat dilokalisa- dari Gambar 1.18. Karena terdapat delapan blok
si. Metode yang digunakan untuk menentukan blok adalah mungkin kita membaginya menjadi dua,
yang rusak adalah: menguji separuh bagian, menetapkan bagian mana
(a) Masukan menuju keluaran (atau dari awal sampai yang bekerja dengan betul, selanjutnya menguraikan
akhir), bagian yang tak berfungsi menjadi dua bagian lagi
(b) Keluaran menuju masukan, .sampai mendapatkan lokasi kerusakan. Contoh
(c) Acak, merupakan cara terbaik untuk merealisasikan penger-
(d) Dipecah dua. tian atas metoda ini. Anggaplah ada suatu kerusakan
Dari semuanya itu, masing-masing memiliki keun' dalam demodulator dari suatu penerirna, urutan
tungan dan kerugian. METODE ACAK yang berarti pengujian dapat dilakukan sebagai berikut:
pendekatan dilakukan secara tak sistematik jarang (a) Uraikan menjadi dua, injeksikan sinyal ke dalam
digunakan. Metode lain yang didasarkan atas masukan (1) (rangkaian antena), dan periksalah
keandalan komponen juga dapat digunakan, jika keluaran pada (4) (IF), Keluaran benar. Karena-
teknisi memiliki pengalaman servis dan instrumen nya kerusakan terdapat di antara blok 5 sampai
khusus yang memadai. Sebagai contoh, teknisi blok 8.
mungkin menetapkan anggapan tertentu yang masuk (b) Uraikan blok (5) sampai (8) menjadi dua dengan
akal, misalkan karena kapasitor elektrolit yang rusak memeriksa keluaran (6). Sinyal masukan dapat
terdapat dalam 60% dari instrumen yang belakangan dimasukan lewat (1). Tak ada keluaran.

1-r
rata-rata sama; (b) dimungkinkan untuk melakukan
pengukuran pada titik-titik yang diinginkan dan
praktis; (c) seluruh pengujian sama bentuknya dan
t-r-}*f;l
llll membutuhkan waktu yang sama. Anggapan-anggapan
oetektor IF, Demodulolol Loud- ini tidak selalu sah dan itu bergantung teknisi yang
speoker
selanjutnya akan menetapkan metode pendekatan
Gambar 1.18. Diagram blok radio superheterodin terbaik yang dipilihnya.
Metode dipecah dua dapat juga menjadi rumit
(c) Berikan sinyal (1), periksalah keluaran dari (5). bilamana:
Keluaran harus benar, membuktikan bahwa blok (a) Jumlah unit yang dirangkai ganjil.
yang rusak adalah (6) yaitu demodulator. (D) Divergensi (penguraian): keluaran dari suatublok
Anda dapat mencoba cara ini sendiri dengan yang diumpankan pada dua unit atau lebih,
menganggap blok (3) yang rusak sebagai contoh, dan (c) Konvergensi (penyempitan): dua masukan atau
Anda akan mendapatkan bahwa serangkaian peme- tebih diperlukan untuk mendapatkan kerja yang
riksaan perlu dilakukan untuk membuktikan ke benar dari suatu unit.
rusakan terdapat pada blok (3). Rata-rata empat (d) Umpan balik: yang mungkin digunakan untuk
pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan memodifikasi karakteristik unit atau pada ke-
teknik masukan menuju keluaran. Metode dipecah nyataannya merupakan jaringan penyokong bagi
dua sangat berguna manakala sejumlah komponen osilator.
atau blok yang dirangkaikan berjumlah besar, Jika Anda gunakan salah satu metode yang
misalkan ketika digunakan sejumlah plug dan diuraikan di atas, cobalah dan terapkan metode
sambungan soket atau sederetan pemanas dalam tersebut atau kombinasikan metode- metode tersebut,
peralatan katup. Meskipun demikian, ada sejumlah sehingga hanya diperlukan waktu yang singkat atau
anggapan tertentu sebagai prasyarat untuk metode melokalisasikan blok yang rusak dalam suatu sistem'
dipecah dua: (a) keandalan seluruh komponen

1,4
2, PENGUAT TRANSISTOR SATU ilNEKAT

2L Prinsip Dosor kan titik kerja berubah. Untuk transistor silikon yang
terpenting adalah perubahan dalam penguatan arus-
Pokok bahasan bagian ini dikhususkan pada pengaruh nya atau ftps. Perubahan ini dapat bernilai antara 50
masing-masing komponen yang rusak dalam suatu sampai 500 untuk jenis transistor yang sama dan
penguat emitor bersama satu tingkat. Rangkaian yang jelasnya bahwa tanpa bantuan rangkaian penstabil,
diperlihatkan dalam Gambar 2.1 biasanya memiliki titik kerja akan berubah secara mencolok setiap kali
delapan buah komponen. Dengan mengingat bahwa transistor diganti. Rangkaian panjaran mendapatkan
resistor dapat rusak karena menjadi rangkaian terbuka
stabilitasinya dengan memberikan nilai tegangan basis
atau rangkaian hubung singkat, dan kapasitor rusak Ys dan menjaganya tetap tanpa mengindahkan
akibat menjadi rangkaian terbuka atau rangkaian perubahan dalam arus basis. Untuk melakukan hal ini
hubung singkat, serta transistor rusak karena di antara
nilai R1 dan R2 harus dipilih sehingga arus yang
sambungannya ada yang menjadi rangkaian terbuka mengalir melewatinya selalu jauh lebih besar jika
atau rangkaian hubung singkat, maka terlihat bahwa dibandingkan arus basis transistor. Resistor-resistor
paling tidak seluruhnya ada dua belas kerusakan yang
ini membentuk suatu pembagi tegangan dan bila arus
mungkin terjadi. Untuk masing-masing kerusakan ini basis kita abaikan, tegangan basis dc dapat kita hitung
terdapat suatu kumpulan keadaan yang unik. melalui
Sebelum membahas masing-masing kondisi kerusa-
kan, cara kerja rangkaian harus dimengerti terlebih
dulu. Dalam penguat klas A arus mengalir melalui
transistor dan sinyal masukan menyebabkan arus ini
membesar atau mengecil. Perubahan dalam arus
kolektor ini pada gilirannya akan menjangkitkan
sinyal tegangan melintasi resistor beban kolektor R3.
Titik kerja tegangan kolektor adalah tegangan dc di
antara kolektor dan bumi (0V), yang merupakan suatu
nilai yang memungkinkan sinyal keluaran terayun
sama besar ke arah positif dan negatif. Sebagai
pendekatan kasar, 7" bernilai separuh dari tegangan
catu. Tujuan utama dari pemberian panjaran pada
komponen-komponen (R,, Rr, Ra) adalah untuk
mendapatkan titik kerja dan menjaganya agar tetap
stabil. Kestabilan atau stabilitas merupakan hal yang
Gambar 2.1. Penguat transistor klas A satu tingkat, tegangan kerja
penting, karena ada beberapa faktor yang menyebab- normal
V.c 2.1 perhitungan untuk menentukan pemberian panjar-
VB=- R: an dc adalah sebagai berikut:
(Rr + R:)
V..
dan tegangan emitor Vp diberikan oleh
Vs =.]. Rrl
(Rl + R2)

Ve=VB,-Vse t2
12kQ = 2.4Y
dengan Vee adalah panjaran maju di antara basis dan 47kQ+12kQ
emitor. yang nilainya 0,7 V khas untuk transistor Ve = Ve - Ver = 2,4 - 0] = 1,7 Y
silikon. Vc=Vcc-lcRl
Selanjutnya
Il. dengan Ic = ly = VylRq
Arus emitor lp = -a
.R+ Ini dibuat dengan anggapan bahwa penguatan arus
besar nilainya dan arus basis dapat diabaikan.
dan karena arus basis telah kita abaikan, maka Kasus-kasus yang ditemui hampir selalu demikian,
lr = lc sehingga tegangan pada dc pada kolektor karenanya
V6 diberikan oleh
Vc = 12 - (3,05 mA x 2,2 kQ) = 12 - 6,7 = 5,3 V
Vc=Vcc-1cR.
Dengan menempatkan nilai-nilai hasil perhitungan ini
Karena yB tetap, kini arus dc yang melalui transistor
ke dalam tabel, kita dapatkan
juga tetap nilainya dan ini memberikan titik kerja I/6.
Dalam operasinya rangkaian ini merupakan suatu TU 2 3 * TU = Titik Uji
contoh umpan balik negatif seri. Bayangkanlah arus s?
T 2,4 1.7 x T = Tegangan
kolektor yang meningkat, menyebabkan munculnya
tegangan emitor IzE. Sekalipun demikian, karena Vs
dibuat tetap oleh pembagi tegangan, maka setiap Pada kenyataannya ketika rangkaian dibuat,
peningkatan V6 harus memperkecil tegangan antara tegangan sebenarnva yang diukur dengan meter
basis dan emitor transistor sehingga pada giliran 20 kQA/ akan sedikit berbeda. Ini dapat diperkirakan,
berikutnya arus kolektor akan mengecil. Hal ini karena resistor panjaran yang digunakan memiliki
cenderung meniadakan peningkatan awal untuk toleransi 107..
menstabilkan titik kerja rangkaian. Pembacaan sebenarnya adalah
Dengan memberikan panjaran pada resistor secara
cepat sinyal masukan ac dan keluaran ac harus dikopel TU ) 3 x TU = Titik Uji
dari dan ke rangkaian tanpa merusak level dc-nya.
Keadaan ini diperoleh dengan menggunakan kapasitor PM 2.3 55 l,'7 x PM = Pembacaan Meter
C1 dan C2. Kedua kapasitor ini merupakan kapasitor
elektrolit yang agak besar, katakanlah 10 pF. agar Nilai di atas menunjukkan kesepakatan antara hasil
mengizinkan rangkaian untuk memperkuat frekuensi- perhitungan dengan nilai terukur. Jika Anda melacak
frekuensi rendah. Kapasitor C3, kapasitor kopling kerusakan pada setiap rangkaian cobalah selalu
balik atau decopling capasitor atau kapasitor dege- berikhtiar untuk mendapatkan perkiraan kasar
neratif, memastikan bahwa tak ada sinyal ac yang tegangan yang akan Anda ukur. Ini merupakan
muncul pada emitor sehingga penguatan rangkaian petunjuk yang tak ternilai harganya untuk mendapat-
akan menyusut. Karena resistansi internal persam- kan bagian dari rangkaian yang berfungsi dengan
bungan basis emitor cukup rendah, maka C3 harus benar.
besar. Nilainya yang khas adalah 100 pF. Sekarang akan kita telaah pengaruh komponen satu
Untuk rangkaian yang diperlihatkan dalam Gambar per satu.

16
2.2. Kerusokon Resistor menghantar secara penuh atau menjenuhkannya,
sehingga tegangan kolektor hanya sekitar 0,1 V di atas
tegangan emitor.
Rr TERBUKA (Gambar 2,2)

2.2. Rr terbuka

Gambar 2.3. R, terbuka


TU 1 2 J
Tak ada keluaran sinyal
PM 0 +12 0 R3 TERBUKA (Gambar 2.4)

+ tzv
Jika R1 terbuka arus yang mengalir dalam R2 dan
basis adalah nol. Peristiwa ini diikuti dengan
tersumbatnya transistor, sehingga tegangan basis dan
emitor keduanya nol. Karana tak ada arus kolektor
yang mengalir tegangan yang melintasi beban kolektor
R3 turun menjadi nol volt dan tegangan kolektor itu
sendiri sama dengan tegangan catu V66.

R2 TERBUKA (Gambar 2.3)

TU I 2 J Keluaran terdistorsi dengan je-


PM I 3,2 2,6 ,( las, sinyal negatif terpotong

Tanpa R2 dalam rangkaian, arus yang mengalir lewat Gambar 2.4 Rr terbuka
R2 kini mencoba melalukan diri ke dalam basis
transistor. Namun nilai arus basis akan dibatasi oleh TU I 2 3 Tak ada sinyal keluaran
penguatan arus transistor, sehingga arus yang lewat R1
Ini berarti bahwa tegangan basis harus
sedikit. PM 0,75 0,1 0,1
membesar. Pada kenyataannya arus basis meningkat

r. Pcmbinaas l

Jawa Ticrur
1

T. A. ls93 t 1991
I
i
jadi setiap arus basis yang mengalir dalam emitor kini nilainya dibandingkan dengan arus yang lewat R2,
harus dicatu dari basis. Persambungan basis/emitor tegangan ini hampir tidak berubah.
berperilaku seperti dioda yang diberi panjaran maju Seperti contoh sebelumnya jika meter dihubungkan
yang menempatkan Ra paralel dengan R2. Karena Ra di antara emitor dan 0 V, arus emitor kecil mengalir
merupakan resistor kecil (560 ohm), tegangan emitor sehingga tegangan yang diperlihatkan pada emitor
turun nilainya menjadi amat rendah. Sebagaimana sedikit lebih tinggi daripada biasanya.
diperkirakan, tegangan basis bernilai kurang lebih 650
mV lebih tinggi dari pada tegangan emitor.
Adalah masuk akal untuk menganggap bahwa
2,3 Kerusokon Kopositor
pembacaan tegangan pada kolektor harus nol, karena
resistansinya menjadi rangkaian terbuka.'Sekalipun cl ATAU Cz TERBUKA-)
demikian, jika meter dihubungkan ke dalam rangkai-
l2v
an, maka akan muncul jalur resistansi tinggi dari
kolektor ke 0 V dan persambungan basis/kolektor
seolah-olah berperilaku seperti dioda yang diberi
panjaran maju yang melakukan arus kecil lewat meter.

R4 TERBUKA (Gambar 2.5)

+t2v

Gambar 2.6. C, atau Q terbuka

TU 1 2 .,)
Tak ada sinyal keluaran
]M 2,3 5,5 t,7

')Alternatif lain untuk terbuka adalah bocor

Gambar 2.5. Ra terbuka Dengan jenis kerusakan ini kondisi panjaran rangkai-
an tidak berubah. Kerusakan satu-satunya yang
mungkin adalah kapasitor kopling yang terbuka atau
TU 2 J bocor. Pemeriksaan dengan osiloskop diperlukan
Tak ada sinyal keluaran
PM 2,3 t2 2
.untuk memastikan kapasitor mana yang rusak.

Dengan munculnya rangkaian terbuka di antara C1 TERBUKA (Gambar 2.7)


emitor dan 0 V, kini tiada arus yang mengalir lewat
transistor. Karenanya, tegangan kolektor meningkat TU 1 2 .,
Penguatan rendah
sampai 7s6. Tegangan basis dibuat tetap oleh pembagi 55 t,7
PM 2,3
tegangan R1 dan R2, dan karena arus basis kecil

18
Sekali lagi kondisi panjaran tidak berubah. Gejala-
TU 1 2 3
gejala yang memperlihatkan kerusakan ini adalah Tak ada sinyal keluaran
kenyataan bahwa penguatan tegangan dari penguat PM 0,7 0,15 0
telah merosot. Dengan C3 terbuka, sinyal ac akan
Resistor emitor Ra terhubung singkat, sehingga
muncul melintasi Ra menimbulkan umpan balik
tegangan emitor terbaca 0 V. Transistor diberikan
negatif. Penguatan tegangan akan merosot sampai
panjaran maju hingga jenuh, akibatnya arus besar
pada nilai yang diberikan oleh R3 : R4 atau mendekati
diizinkannya lewat. Sekalipun demikian, arus transis-
4.
tor dibatasi pada nilai yang diberikan oleh Y66 : R3
+ l2v yang menghindarkan transistor dari kerusakan.
Tegangan basis harus 0,7 V lebih tinggi daripada
emitor.

2.4 Kerusokon lronsistor

PERSAMBUNGAN KOLEKTORJBASIS TERBU.


KA (Gambar 2.9)

Gambar 2.7 Cr terbuka

C1 TERHUBUNG SINGKAT (Gambar 2.8)


I
+ tzv

Bangkaian Padanan

Gambar 2.8. C3 terhubung singkat Gambar 2.9. Persambungan kolektor basis terbuka

19
TU 1 2 3
Tak ada keluaran
_ Ycc
r--:tulfr
- Vae 12 - 0,7

PM 0,7: t2 2,3 R3 + R4 2,76 kQ

Selanjutnya tegangan pada emitor akan menjadi


Karena kolektor terbuka maka tak ada arus kolektor / x R4 = 2,3 Y. Tegangan pada TU1 dan 2 menjadi
yang lewat, akibatnya tegangan ada TU2 naik sampai 0,7 V lebih tinggi daripada nilai ini, sehingga cukup
+ 12 volt. Kini persambungan basis/emitor seolah-olah memadai untuk memberikan panjaran maju pada
berperilaku sebagai dioda yang diberi panjaran maju dioda basis/emitor.
dengan cara serupa seperti pada kerusakan rangkaian
terbuka R3.

PERSAMBUNGAN EMITOR/BASIS TERBUKA


PERSAMBUNGAN KOLEKTOR/BASIS (Gambar 2.11)
TERHUBUNG SINGKAT (Glmbar 2.10)

+ r2v

Gambar 2.11. Persambungan emitor basis terbuka

Gambar 2.10. Persambungan kolektor basis terhubung singkal

TU I 2 3 TU I 2 3
Tak ada keluaran Tak adaisinyal keluaran
PM J J 2,3 PM 2,3 t2 0

Dengan adanya rangkaian hubung singkat sebagai Dengan adanya kerusakan ini tak ada arus yang
kunci petunjuk kerusakan diberikan oleh kenyataan mengalir dalam transistor. Tegangan jatuh paAa n.
bahwa tegangan pada basis dan kolektor adalah sama. dan Ra adalah nol, mengakibatkan tegangan kolektor
Dengan kerusakan ini rangkaian secara efektif naik sampai 7s6 dan tcgangan emitor nol volt.
mereduksikan R3 secira seri dengan dioda basis/ Tegangan pada basis ditentukan oleh pembagi
emitor dan Ra. Resistansi dari jalur ini amat rendah tegangan R1 dan R2, oleh sebab itu nilainya tetap
ketimbang R1 dan R2, sehingga pengaruh resistor 2,3 V. Dalam hal ini tak ada perubahan atas gejali
terakhir dapat diabaikan. Arus yang mengalir dalam yang diperlihatkan bila hubungan basis atau ernitor
Ra diberikan oleh pada persambungan merupakan rangkaian terbuka.

20
PERSAMBUNGAN EMITOR/BASIS TERHU- + t2v

BUNG SINGKAT (Gambar 2.12)

TU I 2 J
Tak ada keluaran
PM 1 t2 0,13

Tegangan pada TUl dan TU3 akan sama besar dan


kecil nilainya, karena R4 - resistor kecil -
ditempatkan langsung secara paralel dengan R2.
Dengan persambungan basis/emitor terhubung sing-
kat semua kegiatan transistor terhenti, sehingga
tegangan kolektor naik sampai Y66.

+ t2v

Gambar 2.13. Kolektor emitor terhubung singkat

Pertanyaan-pertanyaan
(1) Perkirakan tegangan yang akan diperlihatkan oleh
meter 20 kOA/ di antara titik-titik uji dan 0 V
dalam semua rangkaian dalam Gambat 2.14.
Dalam semua kasus digunakan dioda dan
transistor silikon.
(2) Rangkaian untuk latihan ini adalah penguat
emitor bersama (Gambar 2.15). Penguatan
tegangan yang dimilikinya adalah sebesar 80.
Pertama-tama hitunglah perkiraan nilai tegangan
yang akan Anda ukur di antara titik-titik uji dan
0 V. Ikutilah prosedur yang telah digariskan.
Tabel berikut memperlihatkan pembacaan te-
Gambar 2.12. Persambungan emitor basis terhubung singkat gangan pada titik+itik uji untuk berbagai macam
komponen. Dalam masing-masing kasus dinyata-
KOLEKTORYEMITOR TERHUBUNG SINGKAT kan komponen yang rusak dan jenis kerusa-
(Gambar 2.13) kannya.

Kerusakar 3 Gejala lain


TU 1 2

)\ )\ A J,16 9 0,16 Tak ada keluaran


o PM ')1
b B 1,5 9 1 Tak ada keluaran
.3 C J,85 9 0,15 Tak ada keluaran
)r Tegangan pada emitor senilai dengan tegangan yang Tak ada keluaran
D 1,5 1,45 1.,45
t. terdapat pada kolektor, memperlihatkan tanda E 1,5 4,5 0,8 Penguatan amat rendah
terhubung singkat. Besar tegangan ditentukan oleh R3 l Tak ada keluaran
;i F 9 0
p dan Ra yang sekarang membentuk sebuah pembagi
a tegangan. Tegangan basis tetap tidak berubah yakni
rr sebesar 2,3 V karena tegangan emitor telah membesar, (3) Rangkaian yang diperlihatkandalam Gambar 2.16
I. mengakibatkan tersumbatnya dioda basis/emitor. adalah pengguat emitor bersama. Dengan jenis

21
penguat ini, masukan diberikan pada emitor dan Hitunglah sekali lagi perkiraan nilai tegangan yang
keluaran diambil dari kolektor. Cara kerja akan Anda ukur dengan meter 20 kQ/V di antara
rangkaian panjarannya identik dengan panjaran titik-titik uji dan 0 V. Selanjutnya tentukan kompo-
pembagi tegangan dari emitor bersama. nen yang rusak yang dapat menyebabkan kondisi
kerusakan tersebut.

+30v
30v+

+tov

ov-
Gambar 2,1.4 D.
Gambar 2.14 A
+9V

BCY7l

- IOO irF

Cambar 2.15. Penguat emitor bersama


Gambar 2.14 B. Trr jenis silikon

+tov

Trt i6nis silikon dongan


ct
irt 'lo

o-l
O'l yF
o
lpF
t-
R1
33k
1c.
OV

Gambar 2.14 C. Tr1 jenis silikon dengan ftes 40 Gambar 2.16. Penguat basis bersama

n
Rr 47k
)
Kerusakan I 3 .."_i-1
A 0 0 t2
B 0 3 t2 Lsbar
C 3,9 J 3,8
pulsa I md

D 1.,1 1,7 1,1.


Gambar 2.17 C.
E \) 5q 5q
F 3,7 4.4 3,8

(4) Dalam rangkaian dari Gambar 2,17 takdiberikan


panjaran dc. Sebagai gantinya diperagakan lhpul I kH.
squore wove5
bentuk gelombang masukan dan keluaran. Dalam
setiap kasus sebuah komponen dianggap dapat
rusak. Nyatakan komponen yang rusak dan jenis
Gambar 2.17 D. Masukan gelombang persegi 1 kHz
kerusakannya.

o"{ffifl/*ftftfitr MAA^^-^]\l\Aru
OV
R, Ct
rok O lpF Koluaran
Masukan
pada 470 kHz
+ tzv
Gambar 2.17 A.

Rr OlpF*Cr
Keruarannor
33k
ii@*
+9V
R3
lk C21 pF
F<A Tak ada sinyal
B sinus 8o Hz
keluaran

Cr
lpF
tu C3
O 5;rF

Gambar 2.17 B Gambar 2.17 E.


3. RANGKAIAN PENCATU DAYA

31. Ptinsip Dosor Pencolu DoYo DC mode powersupply (SMPU) atau unit catu daya modus
penyambungan relatif merupakan inovasi baru teruta-
Praktis segala instrumen elektronik memerlukan ma dijumpai dalam pemakaian daya tinggi (100 W ke
sumber daya dc sebelum dioperasikan. Ada kalanya atas).
sumbernya berupa baterai, namun yang lebih umum
daya diperoleh dari suatu unit yang mengubah 3.2, Unit Colu Doyo Distobilkon Linier
tegangan jala-jala ac (240 V pada 50 Hz) satu fasa
menjadi sejumlah nilai tegangan dc yang berlainan. Diagram blok unit daya konvensional diperlihatkan
Fungsi pencatu daya adalah memberikan tegangan dalam Gambar 3.1. TRANSFORMATOR digunakan
dan arus dc yang diperlu.kan dengan level ripple ac untuk dua tujuan utama: pertama mengisolasikan
(derau jala-jala) yang rendah, stabilitas dan regulasi jalur daya dc peranti dari catu jala-jala, kedua
yang baik. Dengan perkataan lain peranti ini harus mengubah level tegangan jala-jala ac menjadi
menyediakan tegangan keluaran dc yang stabil tanpa seperangkat nilai tegangan yang lebih rendah atau
mempedulikan perubahan tegangan masukan jala-jala lebih tinggi. Perbandingan tegangan sekunder terha-
dan perubahan arus beban. dap tegangan primer ditentukan olOh banyaknya lilitan
Persyaratan penting lainnya dalam unit catu modern masing-masing gulungan.
adalah kemampuannya dalam membatasi arus keluar-
Jala-jala 240 Vrms Keluaran
an pada saat terjadi beban lebih (over load) (sebagai @50H2 dc stabil
pembatas arus) dan juga membatasi tegangan
keluaran maksimum. Kerusakan pada komponen-
komponen sensitif, seperti IC, dalam instrumen
gampang terjadi bila tegangan lebih muncul pada jalur
Gambar 3.1. Diagram blok unit daya konvensional
pencatu daya.
Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan
Unit PENYEARAH mengubah tegangan ac dari
tegangan dc.stabil dari tegagan jala-jala ac, namun
gulungan sekunder trafo menjadi pulsa-pulsa arus
hanya dua metode yang biasa digunakan. Metoda
searah. Tiga jenis rangkaian penyearah yang diguna-
tersebut adalah
kan untuk tegangan satu fasa adalah rangkaian
(i) Menggunakan penstabil linier (linier stabilizer) penyearah gelombang setengah, gelombang penuh,
(ii) Menggunakan penstabil modus penyambung serta rangkaian jembatan. Jenis-jenis ini bersama-
(switching mode stabelizer). sama dengan bentuk gelombang keluarannya diper-
Keduanya memiliki keuntungan dan kerugian lihatkan dalam Gambar 3.2.
masing-masing seperti yang akan kita lihat. Switching Penyearah gelombang setengah, meskipun merupa-

24,
kan rangkaian sederhana namun ia memiliki kerugian (i) Psnysarah golombang sstangah

yang nyata yakni efisiensinya rendah. Dioda menghan-


tar hanya pada separuh siklus, dengan demikian
efisiensi tidak mungkin lebih dari 50 persen.
Penyearah gelombang penuh memakai dtra buah
dioda, yang masing-masing menghantar berganti-ganti
pada separuh siklus yang berbeda akan memberikan
efisiensi yang lebih tinggi. Sekalipun demikian, untuk
mendapatkannya diperlukan trafo dengan gulungan
el
Bentuk gelombang keluaran dengan anggapan masukan ac 50 Hz
yang memakai cabang tengah (CT). Ini berarti bahwa
jumlah lilitan pada gulungan sekunder yang dibutuh-
kan dua kali lebih banyak. Rangkaian ini biasa
digunakan untuk menghemat pemakaian dioda, Vr1=€ Vr- V6

karena ongkos untuk menggulung lilitan tambahan


pada trafo lebih murah daripada memakai lebih
lO 20 30 40 50 60 70 Waklu dalam md

banyak dioda. Penyearah jembatan yang kini lebih


populer, menggunakan empat buah dioda untuk
mendapatkan penyearahan siklus lengkap, tanpa
memerlukan tap tengah. Sekarang empat buah dioda (ii) Penyearah gelombang penuh

telah tersedia dalim satu unit yang lebih murah dan


lebih cocok dibandingkan bila kita harus mengawati ke
empat dioda tersebut secara terpisah. Meskipun
begitu, bila suatu bagian dari rangkaian jembatan yang
sudah terkemas menjadi satu unit rusak, maka
keseluruhan unit harus diganti.
Pengikut penyearah adalah FILTER atau tapis atau
penyaring yang memberikan pulsa-pulsa keluaran
halus setelah mengolah sinyal yang diterimanya dari
Bentuk gelombang keluaran dongan anggapan masukan ac 50 Hz
penyearah. Rangkaian dapat memiliki masukan kasitif
atau induktif seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.3.
Filrer induktif ataufilter masukan kumparan perendam
+
(choke) lebih umum digunakan bila unit
daya vpr =.8 v3 - vd
diharuskan mencatu arus beban yang besar. Pada vo
peranti daya rendah, filter mastkan kapasitif lebih
ro 20 30 40 50 60 70 Wakiu dalam md

khusus digunakan. Kapasitor masukan yang disebut


kapasitor "waduk" atau "reservoir" dipakai sebagai
alat penyimpan muatan listrik. Misalkan sebuah
kapasitor waduk dihubungkan pada keluaran pe- (iii) Penyearah iemb"!an

nyearah gelombang setengah sebagaimana terlihat


dalam Gambar 3.4. Ketika dioda bekerja pada
separuh sikh's positif, kapasitor diisi dan pulsa arus
yang besar terangkut. Tegangan yang melintasi
kapasitor selanjutnya membesar mendekati nilai
puncak daripada tegangan sekunder ac. Ketika
tegangan sekunder mulai. turun, dioda mendapat
panjaran mundur, dan kapasitor mulai mengosongkan
muatannya lewat resistor beban. Akibatnya tegangan Gambar 3.2. Rangkaian penyearah satu fasa

25
a) Masukan kapasitor riak. Amplitudo kerut nilainya bergantung pada
ukuran kapasitor dan resistansi beban. Untuk
mendapatkan kerut yang rendah digunakan kapasitor
elektrolit yang besar, pada khususnya 500 g,F atau
lebih. Ada beberapa hal mengenai kapasitor yang
perlu diperhatikan:
(c) Karena' merupakan kapasitor elektrolit, dia
teqpolarisasi, sehingga kita harus menghubung-
kannya dengan benar dalam rangkaian.
(b) Tegangankerja dc-nya harus lebih besar daripada
b) Masukan kumparan puncak tegangan sekunder transformator.

maka ia akan mendapat panas yang berlebihan


sehingga dapat meledakkannya! Periksalah batas
arus kerutnya.
Komponen-komponen rangkaian lainnya memben-
Gambar 3.3. Rangkaian /ilter
tuk tapis lulus-bawah (low-pas filter), dimaksudkan
agar tegangan keluaran tetap terjaga konstan tanpa
mempedulikan perubahan-perubahan dalam tegangan
masukan jala-jala maupun arus beban. Kedua fungsi

T,'[H vo ini berturut-turut disebut stabilisasi jalur daya dan


regulasi beban, Setiap regulator linier terdiri atas:
/ (a) unit kontrol
(b) elemen acuan (biasanya dioda zener)
(c) penguat kesalahan (error amplifier)
seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.5.
Dalam operasinya, rangka'ian membandingkan,
Waklu suatu bagian tegangan keluaran dc dengan tegangan
30 40 50 50 dalam md
acuan. Setiap adanya perbedaan di antara dua level
\; msngosongkarr muatannya lewat Bt tersebut diperkuat oleh penguat kesalahan dan
i
C mgngisi muatannya l6wat D

I
Arus yang
molswati C

Gambar 3.4. Kapasitor waduk yang dihubungkan pada keluaran


penyearhh gelombang setengah. Diperlihatkan bentuk
gelombang keluaran yang khas, dengan anggapan
masukan ac 50 Hz.

yang melintasi beban mendekati level dc, namun di


atas gelombang dc tersebut menumpuk suatu gelom-
bang bolak-balik yang disebut ripple atatt kerut atau Gambar 3.5. Diagram blok dasar regulator linrer

26
keluarannya diumpankan pada unit kontrol. Stabilitas atas frekuensi audio (biasanya 20 kHz). Tegangan
dan regulasi tegangan keluaran bergantung pada keluaran dc setelah diperhalus dengan tapis lulus-
stabilitas elemen acuan dan penguatan dari penguat bawah di kontrol dengan mengubah-ubah perbanding-
kesalahan. Op-amp penguatan tinggi dalam bentuk IC an mark (isi) terhadap space (spasi) dari sinyal
kini sudah lazim digunakan sebagai penguat kesalahan -
penyambungan. Teknik semacam ini dikenal sebagai
untuk memberikan catu daya dengan keandalan yang penyambung sekunder. Sinyal kesalahan yang dibang-
tinggi. kitkan dengan cara membandingkan keluaran dc
Keuntungan utama regulator linier adalah keluaran- terhadap lebel acuan dipakai untuk mengontrol siklus
nya terus menerus dikontrol untuk memberikan kerja (duty cycle) dat', osilator yang dijalankan secara
stabilisasi yang baik terhadap perubahan masukan bebas. Keuntungan rangkaian jenis ini ialah berku-
jala-jala dan regulasi yang baik terhadap perubahan rangnya pembuangan panas pada transistor seri,
arus beban. dengan demikian menaikkan efisiensi regulator.
Spesifikasi khusus untuk tegangan keluaran *5 V
dengan arus beban 100 mA adalah: L
Stabilitas jalur 10000 : 1 Catu yang
+

(perubahan 10 V dalam catu


belum
distabilkan i Fiker

jala-jala memberikan perubahan N

1 mV dalam keluaran dc)


__l ,trof-'l
Kerut keluaran 0,1 mV puncak-ke-puncak pada osilator oelombanol
- --l I KoJ
srl
.ttE
beban penuh peegi I I xe rja

Impedansi
keluaran DC 0,05 ohm Catu
acuan
Koefisiesn tem-
peratur 200 p.Y per derajat C
Regulasi beban
Gambar 3.6. Unit daya modus penyambungan yang menggunakan
0,033./" dari beban
nol sampai penyambungan sekunder
beban penuh (atau perubahan
keluaran sebesar 5 mV)
Prasyarat rangkaian regulator linier untuk mencapai Bentuk SMPU lainnya diperlihatkan dalam Gambar
keandalan yang tinggi adalah meningkatkan efisiensi- 3.7, bentuk ini memakai prinsip yang disebut
nya. Daya didisipasikan dan terbuang dalam transistor penyambungan primer (primary switching). Setelah
kontrol seri. Rugi-rugi daya semacam ini meningkat penyearahan dan penghalusan, catu daya itu sendiri
dengan naiknya arus beban. Untuk itu diperlukan disambung pada frekuensi tinggi oleh transistor
keping pendingin (heat sink) yang besar untuk penyambungan tegangan tinggi. Dengan metode ini
memastikan bahwa temperatur persambungan dari trafo yang menyertai transistor penyambung (swrf-
transistor seri dijaga tetap dalam batas-batas nilai yang ching transistorl bisa jauh lebih kecil bila dibandingkan
diijinkan. Untuk unit daya yang lebih disukai adalah trafo 50 Hz yang besar yang diperlukan dalam catu
switching mode regulator ata\ regulator modus daya konvensional. Regulasi diperoleh sekali lagi
penyambungan. dengan mengubah-ubah siklus kerja penyambungan
transistor. Tentu saja harus disertakan rangkaian
penindas RF untuk mengurangi percikan (spike)
3,3. Switching Mode Power Supply (SPMU) penyambungan yang bila tidak ditindas akan masuk
lagi ke dalam catu jala-jala. SMPU ini memberikan
Ada dua variasi utama dari jenis ini. Pada jenis keuntungan yang besar dalam hal efisiensi, pengurang-
pertama, transistor penyambungan cepat digunakan an rugi-rugi panas, serta pengurangan volume
sebagai elemen kontrol dalam regulator (Gambar 3.6). keseluruhan. Sekalipun demikian dia tidak memiliki
Transistor ini disambung on dan off pada frekuensi di keandalan regulasi seperti yang dapat dilakukan dalam

27
Gambar 3.8. Regulator linier dengan rangkaian pembatas arus
sederhana

Gambar 3.7. Regulator modus penyambungan yang menggunakan


penyambungan primer

rangkaian linier. Kini catu modus penyambungan


Gambar 3.9. Rangkaian pelindung perejang tegangan lebih
biasa digunakan dalam sistem yang memerlukan arus
besar pada tegangan rendah sebagaimana peranti-
peranti yang memakai banyak IC digital. Perlindungan tegangan-lebih dapat diperoleh dari
rangkaian yang mengindera tegangan keluaran dc dan
membandingkannya dengan level acuan seperti dalam
3.4. Rongkoion Pelindung Pencolu Doyo Gambar 3.9. Bila tegangan keluaran dc naik di atas V2
sebuah sinyal akan dibangkitkan yang mana akan
Beberapa bentuk perlindungan harus disertakan memicu thrystor, sehingga akan menghubung singkat
dalam catu daya yang paling sederhana sekalipun. keluaran, memutuskan sekering line dc atau meng-
Bentuk umumnya adalah sekering standar yang akan operasikan. batas arus yang ditetapkan. Rangkaian
memutuskan hubungan unit dari catu ke jala-jala jika semacam ini disebut "crow bar" atau "perejang".
terjadi beban lebih atau hubung singkat. Unit daya Tentu saja, kerusakan harus disingkirkan terlebih dulu
mungkin memiliki beberapa sekering dalam kawat sebelum rangkaian dapat direset.
jala-jala line dan netral serta sebuah sekering dalam
line dc yang belum distabilkan. Biasanya tidak cukup
dengan memutus sekering saja untuk melindungi 3.5. Menguji Rongkoion Pencolu Doyo
transistor seri dalam regulator bila keluarannya
terhubung singkat, karenanya diperlukan bentuk- Parameter-parameter utama yang harus diukur oleh
bentuk peranti pembatas arus tertentu. Sebuah bagian pengujian atau teknisi penyervis setelah
rangkaian sederhana untuk mencapai hal ini diperli- mereka mengembalikan unit daya adalah sebagai
hatkan dalam Gambar 3.8 di mana arus beban berikut:
mengalir lewat resistor pemantau atau pemonitor arus
kecil nilainya. Bila arus beban naik di atas nilai yang (c) Tegangan keluaran DC
telah ditetapkan sebelumnya, tegangan yang dijang- (b) Adanya arus keluaran DC
kitkan pada resistor ini akan menjadikan Tr2 (c.) Tegangan kerut keluaran pada beban penuh
menghantar yang pada gilirannya akan mematikan Trl (d) Stabilisasi terhadap perubahan catu jala-jala
transistor seri berikutnya. (e) Regulasi dari beban nol sampai beban penuh

28
Auto-transformator
variabel

240V
50 Hz

Gambar 3.10. Susunan uji laboratorium


untuk mengukur keanda-
lanunit pencatu daya

Semuanya ini dapat diukur dengan menggunakan Sebagai contoh misalkan keluaran berubah 20 mV dari
rangkaian uji standar yang disusun sebagaimana i0 V. Regulasi beban adalah
diperlihatkan dalam Gambar 3.10.
Tegangan keluaran dc diukur nilainya dan bila perlu 20x 10-3
diatur nilainya bila unit mendapat beban penuh. x 100% = 0,2/o
10
Meskipun demikian, ada kalanya dianjurkan untuk
mengukur keluaran pada beban rendah dan selanjut-
nya arus beban pelan-pelan dinaikkan sampai
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap
maksimum. Tentu saja akan timbulsedikit perubahan mengenai keandalan catu daya sering kali diperlukan
pada tegangan keluaran. grafik regulasi beban. Ini merupakan grafik tegangan
Amplitudo puncak-ke-puncak kerut dapat diperiksa keluaran terhadap arus beban. Hasil yang khas untuk
dengan baik dengan mengamati keluaran pada suatu unit dengan pembatas arus diperlihatkan dalam
osiloskop. Kisaran ac sensitif harus dipilih karena Gambar 3.11.
kerut mungkin amat kecil, pada khususnya kurang dari
AVo
20 mV.
Pengukuran stabilitas dan regulasi memerlukan -
alo

pengamatan atas munculnya setiap perubahan kecil


dalam keluaran dc dan karenanya sering diperlukan
voltmeter digital. Untuk pengukuran stabilitas, unit
harus diberi beban penuh dan diamati perubahan
tegangan dc untuk perubahan masukan ac sebesar Tanpa Beban I l^
boban
107o. Masukan jala-jala dapat diubah-ubah dengan penun i

menggunakan auto-trafo yang dapat disetel sebagai- Batas arus


mana diperlihatkan. Selanjutnya, sebagai contoh bila
Gambar 3 . 1 1 . Grafik regulasi beban yang khas untuk unit daya yang
keluaran dc berubah 50 mV dari 10 V atau keluaran disertai pembatas arus. Perubahan tegangan keluaran
berubah sebesar 0,5Yo, maka stabilitas line menjadi ' amat kecil di antara arus beban penuh dan arus tanpa
40:1. beban.

Regulasi beban diukur menjaga masukan ac konstan


dengan mengamati perubahan keluaran ketika beban
berubah-ubah dari nol sampai beban penuh. 3.6. Teknik Pelocokon Kerusokon don Kondi-
Regulasi beban si Kerusokon Khus$
perubahan keluaran dc
x 100% Bila suatu unit daya yang rusak dikembalikan untuk
keluaran dc tanpa beban diperbaiki, kerusakan harus diisolasikan terhadap

29
beberapa bagian tertentu dari unit. Kerusakan
mungkin terdapat dalam trafo, penyearah, bagian
filter, atau regulator, maka untuk melokalisasi ,","-,","
kerusakan dibutuhkan pengukuran dengan v6l1ps[s1. tax
Sekalipun demikian, pelacakan paling baik mungkin
dimulai pada beberapa bagian yang agak jelas, namun
sering kali dilupakan pemeriksaannya.
Pertama-tama ukurlah tegangan dc keluaran. Bila
nol nilainya, pemeriksaan berikutnya adalah masukan
jala-jala. Apakah catu jala-jala mencapai primer
transformator? Bila tidak, ada kemungkinkan kawat
colokan rusak (relatif mudah memperbaikinya) , kawat
Gambar 3.12. Ohmmeter digunakan untuk mengukur resistansi jalur
jala-jala ada yang putus, atau sekeringnya putus. Bila
tegangan yang belum distabilkan.
sekering dicurigai, gunakan ohmmeter untuk menguji
penerusannya, jangan percaya pada penglihatan mata
saja. Juga perlu diamati bahwa baik kawat line TABEL 3.1, Kerusakan Khas pada Unit Pencatu Da.va

maupun kawat netral mungkin mempunyai sekering (ERUSAKAN SEJALA


dalam rangkaian, pastikanlah pula keduanya diper-
)agian primer atau bagian (eluaran DC nol. AC sekunder nol.
iksa.
;ekunder transformator jala- )rimer atau sekunder memiliki
Bila sekering putus, ini terjadi karena sejumlah ala terbuka 'esistansi tingsi
kondisi kerusakan tertentu, untuk itu sebelum letrtan baglan pnmer atau \da dua kemungkinan: (a) seke'
sekering baru dipasang kerusakan sebelumnya harus ragian sekunder transfor- 'ing jala-jala putus atau (b) keluar-
disingkirkan terlebih dulu. Pemeriksaan resistansi nator jala-jala terhubung rn dc rendah dan tranformator
ingkat nendapat panas )'ang berlebihan
(dengan jala-jala tak terhubung) harus digunakan
<arena arus \ ang ditarik amat besat
untuk melokalisasi kerusakan semacam ini. Gunakan- ]elitan transformator terhu- iekering putus. Resrstansl di antari
lah ohmmeter untuk mengukur resistansi primer, rung singkat ke frame ata,l relitan dan bumi kecil
sekunder transformator, penyearah dan lain-lain. creen

Resistansi primeruntuk trafo berukuran sedang iebuah dioda dalam jembat- Sekering jala-jala putus, karena
rn terhubung singkat praktis lititan sekunder terhubung
biasanya kecil pada khususnya 50 ohm. Gulungan
singkat setiap separuh siklus lain-
sekunder biasanya mencatu tegangan yang lebih nya. Diperlukan pemeriksaan resis-
'rendah mungkin memiliki resistansi beberapa ohm tansi pada masing-masing lengan
saja. Pelacakan lilitan yang terhubung singkat pada iembatan yaitu dengan mengukut
gulungan karenanya sulit dilakukan. Sejauh mungkin resistansi masing-masing dioda da.
lam arah maru dan arah mundur
usahakanlah membandingkan resistansi terukur de-
apasitor waduk terbuka Keluaran dc rendah dengan kerul
ngan setiap data yang ada untuk jenis trafo yang ( rio o le ) ac amat besar menyertainya
digunakan. Pemeriksaan lain yang bermanfaat adalah sapasrtor waduK ternubung Sekering putus, Resistansi ll(
menjalankan trafo dengan beban terbuka atau tanpa ;ingkat dalam line lang belum distabilkar
beban dan menguji pemanasan-lebih-nya (overhea- dalam kedua arah nilainya rendat
'enguat kesalahan dalam re- Keluaran dc tinggi dan belun
ting).
rulator terbuka teregulasi. Tak ada sinyal kontrol
Jika digunakan ohmmeter, polaritas yang benar untuk elemen seri
harus diamati dengan cermat, terutama untuk lasis emitor transistor seri Keluaran dc nol. DC yang belum
pemeriksaan resistansi di mana terdapat dioda, erbuka terstabilkan sedikit lehih tinggi
kapasitor elektrolit, serta transistor. Karena hal ini daripada keadaan normalnya, kare-
na tak ada arus vane ditarik
mudah sekali mengantarkan Anda pada kesimpulan 7-ener acuan tdrhubung Keluaran dc rendah. Ada kemung
yang salah. Sebagai contoh, lihatlah Gambar 3.12, bila ;ingkat kinan transistor seri mendapa'
dipakai untuk mengukur resistansi line yang belum panas yang berlebihan
distabilkan, kawat tusuk positip (dihubungkan di

30
dalam meter pada kutub positif baterai) harus bilamana beban mengambil arus yang lebih besar,
ditempatkan pada line positif dan kawat tusuk negatif tegangan basis Tr1 berkurang dan Tr1 menghantarkan
dihubungkan ke tanah. Bila pemasangan meter arus yang lebih sedikit. Dengan demikian tegangan
terbalik, maka akan dijumpai jalur resistansi rendah kolektor Tr1 naik, kenaikan tegangan ini dikopelkan
lewat penyearah dan jalur bocor lewat kapasitor. lewat Tr2 yang berperan sebagai pengikut emitor
Kembali pada persoalan unit daya yang rusak, untuk meniadakan turunnya tegangan dalam keluaran
misalkan sekering tersebut masih utuh dan tegangan aslinya. Jadi rangkaian bekerja untuk menjaga
jala-jala mencapai primer trafo. Meskipun demikian, keluaran agar tetap konstan sedapat mungkin.
langkah berikutnya yang harus Anda tempuh adalah Karena arus beban keluaran 100 mA saja, Tr2
mengukur tegangan ac sekunder, tegangan dc yang (BFY51) tidak perlu ditempatkan di atas keping
belum distabilkan, dan selanjutnya tegangan dc dalam pendingin. Rangkaian ini tidak dilengkapi pembatas
regulator, dan seterusnya, sampai kerusakan terlokali- arus, sehingga arus yang berlebihan bisa tertarik,
sasikan. katakanlah dengan menghubung singkat keluaran,
Tabel 3.1 memuat sejumlah kerusakan khusus maka dipastikan Tr2 akan rusak. Pembatas arus dapat
disertai gejala-gejala yang bersangkutan. Kerusakan- disertakan bila diperlukan sebagaimana diperlihat-
kerusakan hanya merupakan sampel atau contoh dari kandalam Gambar 3.8, namun untuk keperluan
sekian banyak kerusakan yang mungkin terjadi. latihan ini akan kita anggap bahwa tak ada pembatas
Teknik melokalisasikan komponen yang rusak dari arus.
sekumpulan gejala yang diberikan akan dijumpai Tegangan dc normal yang diukur dengan multimeter
dalam praktek, untuk mencapai maksud tersebut adalah sebagai berikut:
diberikan latihan-latihan berikut yang telah disesuai-
kan untuk keperluan tersebut. Titik uji 1 2 3 4

Tegangan L6 13 5.8 '))

3.7. Lotihon: Unit Doyo dengon Reguloto Terlebih dulu tinjaulah kondisi kerusakan berikut:
Linier Sederhono (Gombor 3,,l3)
TU 1 2 3 4

Unit ini menyertakan banyak ciri-ciri yang telah T 17,5 17,5 0 0


dikemukakan di atas, unit ini dirancang untuk
memberikan keluaran 12 V pada 100 mA. Resistansi Keluaran dc nol, namun masukan yang belum
keluaran keluaran kurang dari 0,5Q. regulasi beban distabilkan menuju regulator memperlihatkan bahwa
kurang dari 0,5/., serta kerut kurang dari 5 mV arus kecil telah ditarik. TU2 juga memiliki tegangan
puncak-ke-puncak untuk beban penuh. yang sama dengan TU1. Pelacakan lebih jauh
Tegangan dc yang belum distabilkan didapat dari memperlihatkan bahwa tak ada arus yang lewat R1 ke
rangkaian penyerah jembatan dan kapasitor waduk dalam basis Trz. Satu-satunya kerusakan yang
3300 pF. Trafo mempunyai tegangan sekunder 12 V mungkin adalah bahwa persambungan basis emitor
rms sehingga tegangan yang belum distabilkan yang Tr2 terbuka. Perhatikan bila R1 terbuka TU2 akan
melewati C1 kurang lebiht2t/2voltatau sekitar 16 V. menunjukkan nol volt.
Tegangan acuan diberikan oleh dioda zener 5,6 V, Tinjaulah kondisi kerusakan bila semua titik uji
peranti 400 mW seperti BZY88C5V6 adalah ideal. Tr1 bernilai nol volt. Pemeriksaan lebih jauh memperlihat-
adalah penguat kesalahan dc yang membandingkan kan bahwa sekering telah putus. Pemeriksaan
bagian tegangan keluaran dc, tegangan yang melintasi resistansi memberikan resistansi primer sebesar
Ra, terhadap acuan. Setiap perbedaan di antara dua 43 ohm, resistansi sekunder sebesar 4 ohm, namun bila
tegangan diperkuat oleh Tr1, sinyal yang telah TU1 menjadi 0 V memperlihatkan nol ohm. Dalam
diperkuat diumpankan pada basis Tr2, Tinjaulah hal ini kerusakan satu-satunya yang mungkin terjadi
sebagai contoh kasus turunnya suatu keluaran dc adalah C1 terhubung singkat.

31
FS I
Swilch Tr. 8FY5l
Lo€t-,f
ilil,r li
ll
o Rl
24O V r.m.s rl 470 Il
50 H2 il
II
I
N o_y

E O-r O'22yF
,)n
oz
BZY88C5V6

Gambar 3.13. Pencaru daya 12 V 100 mA


)
rranrormator : Kerusakar I 3 4 Gejala lainnya
KTil.orl'i'u'rrt',ro
Jenis RS 196-303 atau semacam itu A t6 15 74,5 14,5
Penyearah 1N4001 B 11 6 4,8 5 Kerut membesar
C 16 15 5,8 1.4,5 Regulasi jelek
Pertanyaan: Tabel berikut memuat serangkaian kon- D t7 ,5 0 0 0
disi kerusakan, yang dalam masing-masing kasus, E 16,5 2,1. 0 1,5

suatu komponen atau sejumlah komponen dapat F 17,5 17,: 0 0


menyebabkan kerusakan dan memberikan alasan G t6 7\ 5,9 7

pendukung. H t6 5,9 5,9 \) Regulasi jelek

Tra 2N3055

LPr
N60n
lro,,

swra slvr e Tr, f12

,,)l
*Ti
5@
L
J
LN
24OY r.m .a:
50Hz

Gambar 3,14. Pencatu daya distabilkan l0 V 1 A dengan pembatas arus.

32
3.8. Lolihon: Pencotu Doyo Distobilkon de Tegangan normal yang diukur pada beberapa titik
ngon Rongkoion Pembotos Arus uji adalah sebagai berikut (RV2 disetel untuk
memberikan keluaran sebesar 10 V).
(Gambar 3.14).
Unit ini dirancang untuk keperluan spesifikasi berikut:
Keluaran DC dapat diatur antara 10 sampai
TU 1 2 4 5
15 V, pada 1 A
Pembatas arus dapat diatur dari 500 mA T 19,5 5,9 11,9 10 5,9
Kerut keluaran 20 mV puncak-ke-puncak Pada
beban penuh
Misalkan kita memiliki kondisi kerusakan sebagai
Regulasi beban kurang dari l"/"
berikut:
Resistansi keluaran : 0,1.Q
Dalam rangkaian ini penguat kesalahan dibentuk
oleh Tr1 dan Tr2 yang dikawati sebagai penguat TU 1 2 J 4 5

diferensial. Hal ini meningkatkan stabilitas tegangan T 19,2 19,1 19,1 16,7 9,2
keluaran terhadap perubahan temperatur sekitarnya'
Dioda zener 5,6 V sebagai elemen acuan dihubungkan
pada basis Tr1, sementara bagian keluaran diberikan TU1 sedikit mengecil, memperlihatkan bahwa arus
pada basis Tr2. Setiap perbedaan di antara dua level ini yang ditarik lebih besar, sementara tegangan-tegangan

diperkuat dan diumpankan kepada basis Tr3 dan juga lainnya jauh membesar. Bila zener bekerja dengan
kepada Tra untuk mengendalikan level keluaran. Tr3 benar, TU2 akan bernilai 5,9 V, karenanya kerusakan
dan Tra dikawati sebagai penguat Darlington untuk harus merupakan dioda yang terbuka. Di bawah
memberikan penguatan tinggi di sekitar rangkaian. kondisi demikian penguat kesalahan kehilangan
Untuk menjaga temperatur persambungan Tr4 tetap kendali atas keluaran karena Tr1 menghantar secara
aman pada temperatur sekitar di atas 50'C, transistor penuh dan Tr2 berhenti menghantar. Jadi tegangan
ditempatkan di atas keping pendingin yang
ini basis Tr3 dan keluarannya harus membesar.
memiliki resistansi termal tidak lebih dari 10"C per Pertanyaan: Dengan masing-masing kondisi kerusak-
watt. an berikut, identifikasikanlah komponen yang rusak
Pembatasan arus diberikan oleh rangkaian yang dengan penjelasan yang memadai.
terdiri atas R5, RV1, Rs, dan Tr5. Suatu bagian
tegangan yang melintasi R5 yangdisebabkan oleh arus
Kerusaku I ) 3 ! Gejala lainnya
beban yang melewatinya diberikan melalui fu (basis
cukup tinggi untuk menjangkitkan tegangan basis Tr5 A t9 0 10,4 8,6 4,2
sebesar 600 mV, akibatnya Tr5 mulai menghantar dan B 19 5,9 19,1 16,1 0
C 20 5,9 20 0 0
menarik arus dari basis Tr3, sehingga menyebabkan
elemen yang diserikan dengannya membatasi hantar- D 20 5,9 0 0 0
E 19 5,9 11,9 10 5,9 Pembatas arus macet
annya. Keluaran dapat terhubung-singkat, namun
F 19 5,9 18,9 17,4 9,L Regulasi jelek
arus beban akan dibatasi sampai kurang lebih 1 A'
G 19 5,9 6,1 18,( 6 Regulasi jelek
Pembatasan nilai arus beban sebenarnya ditentukan LP1 menyala
H 0 0 0 0 0
oleh pgnyetelan RV1. I 0 0 0 0 0 Sekering FS1 putus.
Rangkaian pelindung perajang (crowbar) tegangan Resistansi primet
lebih, dapat disertakan sebagaimana diperlihatkan 48Q. Resistansi se-
dalam Gambar 3.9. Bila tegangan keluaran mencapai kunder 6Q. Resistan-
nilai zener ZDZ, thrystor akan terpicu akibatnya ia si TU1 ke tanah,
menghantar, selanjutnya tegangan keluaran rangkaian kawat tusuk * ve

yang terhubung singkat ini akan membawa arus ke pada TU1 adalah
68000.
dalam batas-batas daerah kerjanya.

3-1
(d) Rrc terbuka TU I , 5 6 primer sekundrir
. (e) R1a terbuka trafo trafo

(4)Unit daya rusak sehingga sekering putus. Resistansi 7ke, 10ke 7ko 12ke 33e) 20
Pemeriksaan resistansi dc memberikan hasil berikut.
Sebutkan dengan alasan yang masuk akal, kemungkin-
an kerusakan yang terjadi.

36
4, RANGKAIAN PENGUAT

41. Jenis don Klos Penguot menghasilkan penguatan tegangan, penguatan arus,
atau penguatan daya. Jadi klasifikasi pertama penguat
Karena terdapat beraneka macam penguat dari jenis
adalah mengelompokkannya ke dalam jenis-jenis
yang berlainan yang digunakan dalam penguat, maka
penguat yang terutama dirancang untuk keperluan
sebelum memasuki perincian rangkaian, ada baiknya
penguatan tegangan, arus, atau daya. Kita telah
kalau kita mendefinisikan terlebih dulu apa yang
dimaksud dengan istilah penguat tersebut. Penguat
mengetahui bahwa d
= PJPi, Maka selanjutnya:
adalah suatu peranti yang di dalamnya sinyal masukan
Penguatan TEGANGAN,4" = v:
kecil digunakan untuk mengendalikan daya keluaran vi
yang lebih besar. Sebagai akibat definisi di atas,
penguat harus terdiri dari atas sejumlah peranti aktif Penguatan ARUS .4; =
seperti katup atau transistor, catu daya searah, serta
sebuah resistor beban. Bagian-bagian ini diperlihatkan
dalam Gambar 4.1,A. Di sini sinyal masukan
digunakan untuk mengendalikan arus yang mengalir
melalui peranti aktif. Selanjutnya arus ini membang-
kitkan perubahan tegangan melintasi resistor beban,
sehingga daya keluaran adalah

Po = Voio watt
Daya masukan 4 = V1l1 watt
PENGUATAN DAYA (power gain atau power
amplification) diberikan oleh perbandingan daya
keluaran terhadap daya masukan:
Gambar 4.1 A. Rangkaian dasar pengual
Pn
An=-
,Pi
Simbol yang lebih umum untuk penguat diperlihatkan n
dalam Gambar 4.18, aliran sinyal diperlihatkan sesuai ' V
arah panah.
Setiap penguat memperbesar daya sinyal masukan,
namun faktor perbesaran ini tidak selalu menjadi Gambar 4.1 B. Simbol umum p€nguat
perhatian utama. Penguat terutama dirancang untuk Penguatan daya = P/P'

37
Penting untuk menyadari bahwa yang tertera di atas
tadi merupakan semua ekspresi penguatan Au = 20 logls
perbandingan, Dengan perkataan lain bila keluaran
sebagai (;).,
penguat tegangan adalah 2 V (puncak) dan masukkan-
nya 100 mV (nilai puncak), maka besar penguatan
tegangannya:
At = 2o r"e,.
(!) ar
2V Rumus ini berlaku hanya bila penguat memiliki
20
resistansi masukan dan keluaran yang sama. Kasus ini
100 mV
jarang terjadi, namun sering dianggap demikian,
Sering kali gambaran yang menyatakan penguatan
dari penguat sebagai perbandingan sulit diterapkan.
Po (yJR,):
Penquatan dava =
Kasus ini dijumpai bila penguat memperlihatkan Pi (v'lR')2
perubahan penguatan yang besar terhadap frekuensi
sinyal dan nampak ketika perubahan ini telah direkam
dengan Ro = resistansi keluaran dan Ri = resistansi
masukan,
dalam grafik. Untuk keperluan ini satuan logaritmik
Bila R, = Ri, maka Ao = (uJui)r. akibatnya
untuk penguatan kerap digunakan. Satuan ini disebut
dengan Bel. /l'" f
Penguatan tegangan = 10 log l-ldB
\r,' /
Penguatan daya Ar= los,o
(.i)r., Karena log x' = r log .r, maka

Bel biasanya merupakan satuan yang amat besar


untuk pengukuran elektronik, sehingga biasanya Penguatan tegangan =2 x t0 rog [!l oa
digunakan sepersepuluh Bel atau desibel (dB). \r', /
Dengan demikian Seperti halnya penguatan yang dimilikinya, setiap
penguat juga memberikan BEDA FASA atau
dp=10 r"s,, (&)au PERGESERAN FASA di anrara masukan dan
keluarannya. Sebagai contoh pada frekuensi rendah
penguat transistor emitor bersama satu tingkat
Dengan menggunakan desibel sebagai satuan menghasilkan sinval keluaran
penguatan. perubahan yang amat besar dalam !ang merupakan
kebalikan sinyal masukannya. Hal ini ditunjukkan
perbandingan penguatan dapat ditekan. Gambaran ini
dalam Gambar 4.2 dan diielaskan dengan car
lebih mudah diingat, dalam tabel berikut diperlihatkan
sederhana oleh kenyataan bahrva dengan meningkat-
hal tersebut. nya tegangan masukan, arus yang mengalir ke dalam
basis bertambah yang selanjutnya akan meningkatkan
Penguatan daya sebagai Penguatan daya arus kolektor. Arus ini mengalir lervat beban kolektor,
perbandingan dalam dB akibatnya tegangan kolektor jatuh. pada frekuens!
frekuensi sinyal tinggi, beda fasa tidak tepat 180o, hal
10 10 dB ini disebabkan (a/ pembawa arus dalam transistor
100 20 dB memerlukan waktu tertentu untuk mencapai daerah
1000 30 dB kolektor dan (b) komponen-komponen reaktif dalam
10000 40 dB rangkaian menghasilkan beda fasa tambahan. Beda
100000 50 dB fasa dalam penguat pada frekuensi-frekuensi tinggi
1000000 60 dB akan menyebabkan distorsi fasa yang mengakibatkan
munculnya ketakstabilan bila lup umpan balik negatif
Penguatan tegangan dan arus juga dapat dinyatakan digunakan. Kelak halini akan ditampilkan ketika kita
dalam dB, yakni membahas topik umpan balik negatif.

38
Level _,- -.
I
b+ pan aran
Arus sinyal ,ib

R8

Arus
Panjaran
i" = h1" r5

u" = V""- i" R1

Gambar 4.2. Diagram untuk menjelaskan terjadinva pembalikan di antara keluaran dan masukan penguat emllor sekutu tahapan tunggal

TABEL 4.1. Klasilikasi Kisaran Rangkaian Pengual

Penguatan Tanggapan t'rekuensi Klas operasi dan pemakaiannya yang khas


Tegangan, Frekuensi rendah dan audio Klas A Penguat tegangan dan arus sinyal kecil
Arus,
-
Frekuensi audio (tala) Klas B Penguatan keluaran daya
atau
-
Jalur lebar atau video
Daya Arus searah Klas C Transmitter atau pemancar dan sakelar pulsa
-

Klasifikasi penguat lebih lanjut dapat dibuat dengan BANDWITH atau LEBAR JALUR penguat
mempertimbangkan KISARAN frekuensi sinyal yang biasanya didefinisikan sebagai kisaran frekuensi di
menjadikan penguatan penguat bermanfaat. Penguat mana penguatan tidak turun lebih dari 3 dB dari
frekuensi audio sebagai contoh akan memperkuat penguatan frekuensi tengahnya. Bila kurva tangga-
sinyal di sepanjang kisaran frekuensi mulai dari 15 Hz pannya datar, ini sama saja dengan 50% penguatan
ke atas mungkin sampai 20 kHz. Grafik penguatan maksimum untuk penguat daya (titik tengah daya) dan
sinyal terhadap frekuensi sinyal disebut kurva 70,7V0 penglatan maksimum untuk penguat arus dan
tanggapan frekuensi. Kurva tanggapan frekuensi khas tegangan. Dari gambar 4.3 dapat diamati bahwa lebar
untuk penguat diperlihatkan dalam Gambar 4.3. jalur=fr-fr.
Perhatikan bahwa penguatan biasanya dinyatakan Selanjutnya penguat dapat diklasifikasikan menurut
dalam dB pada sumbu vertikal dan frekuensi pada frekuensinya yaitu:
sumbu horisontal. Frekuensi dibuat secara logaritmik (a) Frekuensi audio (AF atau LF)
sehingga kisaran yang lebar dapat ditampung. (b) Frekuensi radio (RF). Ditala dengan lebar
Penguatan untuk setiap penguat akan berubah bidang sempit.
karena adanya komponen reaktif dalam rangkaian (c) Bidang jalur atau video
kopling dan kopling balik, induktansi dan kapasitansi (d) Penguat DC
sesat (lebar) dari rangkaian, serta adanya pembatasan Kurva tanggapan dasar untuk penguat jenis di atas
frekuensi dari komponen aktif yang digunakan. diperlihatkan dalam Gambar 4.4. Untuk penguat dc,

39
peranti dapat dibuat menghantar. Klas ini
digunakan dalam rangkaian penyambungan
pulsa (pulse swilching) dan pemancar (trans-
mitter).
Pembicaraan terdahulu mengenai klasifikasi pe-
nguat nampaknya membingungkan, namun hal ini
penting sebelum kita melakukan perbaikan pada
penguat, sebab kita harus memahami terlebih dahulu
lMHl Frekuensi
dalBm Herlz
akan jenis-jenis penguat dan kegunaannya secara
benar. Informasi dalam beberapa paragraf terakhir
dihimpun dalam Tabel 4.1 yang mengelompokkan
Gambar 4.3. Kurva tanggapan frekuensi yang khas jenis-jenis utama penguat yang digunakan.

Peng
uatan
4.2. Umpon Bolik Negolif
Pembicaraan mengenai penguat terasa hambar jika
tidak menyertakan masalah umpan balik negatif.
Pembahasan masalah ini dapat memakan waktu lama,
namun prinsip dasarnya tidak terlalu sulit dipahami.
FrBku6nsi Suatu penguat dikatakan memiliki umpan balik
negatif bila suatu bagian sinyal keluaran diumpankan
Gambar 4.4. Berbagai macam kurva tanggapan penguat kembali untuk melawan sinyal masukannya. Gambar
4.5 memperlihatkan hal ini. Di sini penguat dengan
peranti aktif harus dikopel langsung sehingga
penguatan sebesar .4o memiliki sebagian dari sinyal
diperlukan teknik khusus untuk memastikan pem
keluaran Vo yang diumpanbalikkan dan diserikan
berian panjaran secara tepat. Persoalan ini akan
dengan masukannya sedemikian hingga dia melawan
dibicarakan kelak.
Ada pula klasifikasi lain yang dinamakan KLAS masukannya. Rangkaian umpan balik memiliki
penguatan dalam orde pecahan sebesar B. Karenanya
OPERASI, klasifikasi ini dimaksudkan untuk pema-
sinyal unpan balik diberikan oleh
kaian penguat.
Ada tiga macam klas operasi utama: Vr = FVo
Klas A Peranti aktif (transistor atau katup) diberi
Sinyal masukan yang menuju rangkaian menjadi
panjaran sehingga arus rata mengalir terus.
Arus ini akan membesar atau mengecil dari Vi=V"-0%
nilai rata-ratanya akibat adanya sinyal
Sekarang penguatan dari penguat menjadi
masukan. Klas ini merupakan klas yang
paling umum digunakan, contohnya klas Ao = VolV"'
adalah penguat sinyal kecil. Jadi
Klas B Peranti aktif diberikan panjaran agar me-
nyumbat atau berhenti menghantar dan
Vn= AnV,
menyambung ke dalam kondisi hantaran Penguatan rangkaian keseluruhan yang akan kita
pada periode separuh siklus sinyal masukan. sebut A" diberikan oleh
Klas operasi ini banyak sekali digunakan AoVo
dalam penguat keluaran daya push'pull. A.=-
^ -Vo -
=
Klas C Peranti aktif diberi panjaran di atas titik vi v"+pAov,
sumbatnya sehingga sinyal masukan harus
mencapai nilai yang agak tinggi sebelum atau

40
jaringan umpan balik merupakan pembagi tegangan
Ao
A--_
" yang dibuat dari dua buah resistor seperti diperlihat-
1+ pA. kan dalam Gambar 4.5, maka penguatan dari penguat
adalah
Penguatan dari penguat tanpa umpan balik disebut
1
PENGUATAN LUP TERBUKA Ao @pen loop A"=- _RF+RE
*ata. 0 RE
Penguat dari rangkaian penguat dengan disertai
umpan balik negatif disebut PENGUATAN LUP Dengan demikian nilai penguatan diberikan oleh
TERTUTUP A" (closed loop gain). perbandingan harga dua buah resistor dan tidak
Istilah lup berkaitan dengan hubungan seri dari bergantung atas perubahan komponen rangkaian,
keluaran menuju masukan lewat jaringan umpan seperti misalnya perubahan Penguatan arus dalam
balik p. transistor. Ketentuan ini benar sepanjang penguatan
Perkalian d. p disebut PENGUATAN LUP. Nilai lup Ao 0 >> 1.
ini merupakan penguatan rangkaian dari terminal Umpan balik negatif dipakai secara luas karena
masukan penguat ke X-Y ke terminal umpan balik alasan-alasan berikut:
P-Q. Bila kini penguatan lup jauh lebih besar (a) Umpan balik menstabilkan penguatan rangkaian,
daripada satu, penguatan dari penguat yang disertai akibatnya penguatan arus bebas dari perubahan
umpan balik negatif dapat ditulis kembali sebagai nilai komponen, temperatur, serta fluktuasi catu
berikut: daya.
Ao (D) Tanggapan frekuensi ditingkatkan dan lebar
a -_
r rc jalurnya makin dipet'luas.
-
A.p Kenyataan ini dapat dilihat dari Gambar 4.6.
(c) Suatu metode yang di dalamnya sinyal umpan
(Angka 1 pada penyebut dapat dihilangkan karena
balik diturunkan dari keluaran dan diberikan pada
nilainya amat kecil dibandingkan dengan ,{. p)'
masukan, dapat digunakan untuk memodifikasi
Dengan demikian
impedansi nnasukan dan impdansi keluaran
1
A.=- rangkaian.
(d) Distorsi nol linier dan distorsi internal yang
p
dibangkitkan oleh desah (noise) dalam penguat
Rumus ini merupakan hasil yang penting karena dikurangi.
berarti penguatan kini hanya bergantung pada Alasan-alasan ini menunjukkan bahwa hasil buatan
karakteristik rangkaian umpan balik. Jadi bila pabrik katakanlah penguat linier jalur lebar dibuat

Ponguat dongan P€nguatan


'"**""1
lsgangan A0

L€bar idur lanpa


umpan balik

Ac

Loba, ialur (bng6n umpan balik

FrakJ€nsi

Gambar 4.5. Diagram blok penguat dengan umpan balik negatif Gambar 4.6. Pengaruh umpan balik negatif tedradap lebar jalur

4l
dengan memanfaatkan umpan balik negatif untuk kapasitor kopling balik berubah menjadi rangkaian
memastikan bahwa setiap penguat yang dihasilkannya terbuka. Dalam kasus ini penguatan akan melorot
memiliki karakteristik yang hampir sama. secara drastis.
Contoh khas mengenai penguat tahapan ganda yang Pengujian penguat dengan lup umpan balik negatif
menggunakan umpan balik negatif dipetlihatkan dibicarakan dalam pasal berikutnya.
dalam Gambar 4.7, Resistor umpan balik RF
dihubungkan dari keluaran kepada emitor satu
tingkat. Penguatan keseluruhan rangkaian akan
diberikan oleh
R"*Rr
A" =.-? atau penguatan sebesar 30
R6

Jenis umpan balik ini merupakan jenis yang diambil


dari shunt (shunt derived) mengingat jaringan umpan
balik diparalelkan dengan beban keluaran dan
merupakan jenis yang diberikan secara seri (seria
applied) mengingat tegangan umpan balik Yl diserikan
dengan masukannya. Impedansi keluaran berkurang, Gambar 4.7. Penguat 2 tingkat dengan umpan balik negatif (dikopel
sedangkan impedansi masukan bertambah. ac)

Salah satu masalah yang berkaitan dengan umpan


balik negatif terutama menyangkut masalah beda fasa
di sekitar lup. Dalam penguat tegangan tahapan ganda
keluaran sefasa dengan masukannya, inilah alasannya
mengapa umpan balik dalam Gambar 4.7 diberikan
kepada emitor dan bukan basis. Pada frekuensi-
frekuensi yang lebih tinggi komponen-komponen
reaktif dalam 'penguat memberikan beda fasa
tambahan, akibatnya fasa sinyal umpan balik berubah.
Pada beberapa frekuensi beda fasa total akan
sedemikian hingga sinyal umpan balik yang ditambah-
kan pada masukan tidak berlawanan. Akibatnya
Gambar 4.8. Penguat tahapan ganda dengan umpan balik negatif
rangkaian akan berosilasi. Keadaan ini dapat dihindari
-lup (,4"p) (dikopel dc)
dengan memastikah bahwa penguatan
kurang dari satu, ketika beda fasa total di sekeliling lup
menghasilkan beda fasa positif sebagai pengganti
umpan balik negatif. Inilah alasan mengapa op-amp 4.3. Penguiion Penguot: Pengukuon Dosor
seperti 709 harus dilengkapi dengan rangkaian
pengkompensasian frekuensi untuk membatasi lebar Berbagai macam pengujian yang dapat dilakukan pada
jalurnya. Dengan alasan ini pula, kerap kali digunakan sistem penguat pada prinsipnya bergantung pada jenis
kopling langsung karena dia akan mengeliminasi beda rangkaian yang ditinjau. Pengukuran dasar yang akan
fasa akibat kapasitor kopling. Gambar 4.8 \nemper- dilakukan mencakup penguatan, tanggapan frekuensi,
lihatkan penguat dari Gambar 4.7 yangmenglunakan serta lebar jalur. Sebagai tambahan mungkin penting
kopling langsung. Sebuah jalur umpan balik tambahan pula mengukur impedansi masukan dan impedansi
disertakan untuk menstabilkan titik kerja dc lewat R5. keluaran, keluaran daya maksimum, serta efisiensi-
Tentu saja umpan balik dapat dihasilkan akibat nya. Yang terakhir akan diterapkan hanya pada
kondisi rangkaian yang rusak, misalnya ketika tahapan.tahapan keluaran daya. Semua pengukuran

42
ini dapat dilakukan dengan ketepatan yang terjamin
/^\
dengan menggunakan instrumen-instrumen yang
tercantum di bawah ini: (U
Osiloskop
{Y
(a) Pencatu daya terstabilkan Ext

(b) Multirange meter 20 kQA/


(c) Generator sinyal dengan keluaran gelombang
Gambar 4.9. Susunan laboratorium untuk mengukur penguatan
sinus dan persegi tegangan penguat
(d) Peredam variabel dikalibrasi dalam dB
(e) Osiloskop disambungkan pada kisar 0,1 dB ke bawah, maka hasil
Dalam pengujian yang dilakukan untuk mengukur yang akan diperoleh ada dalam selang 0,1 dB.*
distorsi atau cacat, desah, stabilitas, serta tanggapan
pulsa dibutuhkan peranti yang lebih khusus, yang Pengukuron longgopon Frekuensl don
mungkin meliputi:
Lebor Bldong
Dengan menggunakan penyusunan serupa Gambar
(a) Alat ukur distorsi
4.9, penguatan dari penguat dapat diperoleh pada
(b) Alat ukur desah
setiap frekuensi. Penguatan (dalam dB) selanjutnya
(c) Spectrum analyzer (alat analisis spektrum)
dimasukkan ke dalam grafik penguatan terhadap
(d) Alat ukur fasa
frekuensi pada kertas grafik linier atau logaritmik.
(e) Generator fungsi
Untuk penguat audio dibutuhkan 4 siklus logaritmik
Karena berada di luar jangkauan buku ini, alat-alat untuk merangkum kisaran frekuensi 10 Hz sampai
tersebut beserta pengujian-pengujian khusus yang 100 kHz.
dapat dilakukan dengannya tak akan dijelaskan secara Secara cepat lebar jalur dapat ditentukan dengan
terperinci, namun yang akan dijelaskan berikut ini mencatat dua buah frekuensi di mana penguatan turun
dimaksudkan sebagai petunjuk untuk melakukan 3 dB dari penguatan frekuensi tengah.
pengukuran-pengukuran dasar.
Pengukuron lmpedonsl Mqrukon
Pengukuron Penguolon
Rangkaian masukan penguat dapat dinyatakan oleh
Penempatan rangkaian pengukur diperlihatkan dalam sebuah resistor yang diparalelkan dengan kapasitor
Gambar 4.9. Misalkan dibutuhkan penguatan tegang- kecil. Pada frekuensi- frekuensi rendah impedansi
an dari penguat pada frekuensi 1 kHz. Terlebih dulu masukan kebanyakan bersifat resistif karena reaktansi
generator sinyal diatur untuk memberikan keluaran kapasitor berharga besar. Dalam Gambar 4.10
katakanlah 500 mV pada 1 kHz dengan peredam diperlihatkan rangkaian pengukur impedansi berupa
(anenuator) disambungkan pada 0 dB. Sinyal ini pada kotak resistansi dekade dihubungkan di
antara
masukan penguat (titik A) dihubungkan pada generator sinyal dan masukan penguat. Resistor
masukan Y osiloskop, sambil mengatur-atur kontrol dipasang pada nol ohm dan keluaran penguat
osiloskop sehingga jejak lintasan memenuhi sebagian dihubungkan pada instrumen ukur, osiloskop, atau
besar layar dan puncaknya tepat pada garis kotak- meter ac. Kontrol diatur-atur sehingga meter memper-
kotak. Kaki-kaki osiloskop kemudian dihubungkan lihatkan simpangan atau defleksi yang benar.
pada keluaran penguat (titik B) dan kontrol osiloskop Kemudian resistansi kotak dekade diperbesar sampai
diatur-atur lagi, redaman dinaikkan sampai keluaran sinyal keluaran turun menjadi separuhnya. Karena
tepat sama tinggi dengan pengukuran pertama. kotak resistansi dan impendasi masukan penguat
Penguatan dari penguat sekarang sama dengan membentuk pembagi tegangan ketika keluaran
penyetelan peredamnya. Keuntungan metode ini diseparuhkan, maka pemasangan kotak resistansi
adalah bahwa pengukuran tidak bergantung pada dekade di atas memperlihatkan penunjukan resistansi
keakuratan osiloskop. Bila peredam variabel telah masukan rangkaian.

13
Daya keluaran

dengan V. adalah nilai rms sinyal keluaran.

tegangan nilai puncak-ke-puncak


Gambar 4.10. Pengukuran impendasi masukan penguat Ingatlah r.m.s =
audio 2\/2

Gsneralor
sinyal
Penguet .f
yang diuiiTot
#t\ o
o
5
CRO
Efisiensi penguat dapat diperiksa dengan mengukur
daya dc yang diambil oleh penguat dari catu.
f =I kHz
Daya DC = Vd" Id"
Gambar 4.11. Pengukuran impendasi keluaran penguat tegangan
dan
daya keluaran rms
Pengukuran Peslsloml l(eluoron x lfi)"/"
Efisiensi daya =
daya masukan dc
Rangkaian yang diperlihatkan dalam Gambar 4'11
digunakan untuk melakukan pengukuran ini. Caranya
Sensitivitas atau kepekaan penguat adalah tegangan
serupa dengan cara mengukur impedansi masukan.
masukan yang dibutuhkan pada masukan agar
Digunakan sinyal dengan frekuensi 1 kHz dan pada
menghasilkan keluaran daya yang tak terdistoni.
mulanya Rl tidak dihubungkan dan diperkecil nilainya
sampai keluaran turun tepat menjadi separuhnya.
Nilai Rl di mana hal tersebut terjadi sama dengan nilai Poncatu daya

resistansi keluaran.
A
i lc." )

Pengnrkurcn !(eluoron Doyo, Efidenrl, dqr


r@ ,or.m.3

Sendtlvllor mtuk Petguot Audlo


Gen€raior
sinyal golomban!
Tahapan
keluaran
e)-
Untuk pengukuran-pengukuran ini
pengeras suara
sinus 1 kHz
@ luoio
RL
)\ <Y
Ph
CRO

(loudspeaker) digantikan oleh resistor beban belitan


kawat yang nilainya sama dengan impedansi pengeras
Gambar 4.12. Pengukuran keluaran daya, efisiensi, s€rta sensitivitas
suara, pengujiannya harus dilakukan pada frekuensi di tahipan keluaran audio. RL adalah resistor belitan
mana impedansi pengeras suara paling sensitif, pada kawat yang senilai dengan impedansi pengeras suara'

khususnya sekitar 1 kHz. Dalam Gambar 4.12


diperlihatkan diagram pengukurannya. Batas daya
(watt) resistor beban harus melebihi daya keluaran 44. Perguiion Ironsien podo Penguot
maksimum. Tegangan masukan harus disetel sampai
sinyal keluaran yang diperlihatkan oleh osiloskop Semua pengujian yang digambarkan terdahulu dilaku-
merupakan level maksimum tanpa distorsi. Ini terjadi kan dengan memakai sinyal masukan pada satu nilai
ketika tidak terjadi pemotongan pada sinyal keluaran frekuensi. Dengan memberikan pulsa-pulsa atau
dari simpangan positip dan negatif. Tentu saja bila gelombang persegi pada penguat dimungkinkan untuk
tersedia alat ukur distorsi, pemeriksaan level distorsi memperoleh informasi mengenai tanggapan frekuensi
dapat dilakukan secara cermat. Selanjutnya keluaran penguat, distorsi fasa, serta setiap kecenderungan
daya maksimum akan direkam atau dicatat tanpa untuk menjadi tak stabil.
melampaui nilai distorsi harmonik yang dinyatakan Gelombang persegi dibuat dari sederetan kompo-
oleh pabrik pembuatnya. Nilai ini mungkin berupa nen gelombang sinus, dengan frekuensi fundamental-
nilai distorsi harmonik total dari 0,05% sinyal nya memiliki periode waktu yang sama dengan periode
keluarannya. gelombang persegi ditambah.dengan seluruh harmo-

44
nik ganjilnya. Jadi dengan memberikan gelombang
persegi atau pulsa kepada penguat maka kisaran lebar
sinyal pada frekuensi-frekuensi yang berlainan akan
diperkuat dengan perbandingan yang sama dan tanpa
suatu beda fasa bila keluarannya merupakan tiruan Pulsa garis Pulsa garis

sempurna dari masukannya.


Untuk pengujian penguat-penguat frekuensi rendah
tepat bila digunakan gelombang persegi dari ,10 Hz
atau 1 kHz dan sinyal keluarannya diamati dengan (1)
osiloskop. Bermula dari bagian persegi dalam sinyal
keluaran, kita dapat mengamati distorsi transien yang
muncul dalam penguat. Berbagai macam kondisi
diperlihatkan dalam Gambar 4.13. (2)
Penguat video atau penguat bidang lebar dapat juga
diuji dengan cara demikian, namun biasanya diguna-
kan bentuk khusus sinyal uji yang disebut pulsa dan
bar. Bentuk-bentuk sinyal ini bersama-sama sinyal (3)

m
keluaran yang mungkin diperlihatkan dalam Gambar
4.14.
(1) Sinyal masukan gelom- Gambar 4.14. Pengujian pulsa dan bar dari penguat video
bang persegi. (Keluaran
(1) Kekurangan p€nguatan frekuensi tinggi
yang mungkin)
(2) Kelebihan penguatan frekuensi tinggi
(3) Kekurangan tanggapan frekuensi rendah
(2) Penguat kekurangan pe-

F-L---l-1 nguatan frekuensi ren'


dah. Tak ada kesalahan 4.5. Pengukuon Di$oni

\}r
fasa

(3) Penguat kekurangan pe-


Beraneka ragam jenis distorsi dapat mempengaruhi
nguatan frekuensi ren- bentuk sinyal keluaran dari sebuah penguat.

.Lf
dah. Ada kesalahan fasa.

Dislomi Amplitudo
(4) Penguat kelebihan pe-
nguatan frekuensi ren- Sinyal keluaran terpotong pada salah satu atau kedua
dah. Tak ada kesalahan
puncaknya, sebagaimana diperlihatkan dalam Gam-

(-rL
fasa
bar 4.15. Jenis distorsi ini terjadi ketika penguat
(5) Penguat kelebihan peng-
uat frekuensi rendah.
Ada kesalahan fasa
:'3L,
*^ln
(mv) V

M (6) Penguat kekurangan


tanggapan frekuensi ting-

ffi
gi. Ada kesalahan fasa /.'*t Awnan
maks +ve
Sinyal +
k€luaran
(vot)
(7) Penguat keiebihan pe-
nguatan frekuensi tinggi. Awnan maks -ve

,r*rr/
Gambar 4.15. Distorsi amplitudo yang dihasilkan akibat pnguat
Gambar 4.13. Pengujian ge'lombang persegi penguat dikemudikan secara berlebihan.

45
mendapat pengemudian yang berlebihan (over driven) Dishrsi Oossover
dari sinyal masukan yang teramat besar, atau ketika
Distorsi dari jenis ini terjadi dalam tahapan keluaran
terjadi perubahan kondisi pemberian panjaran, atau push pull klas B. Sebagai contoh dalam tahapan
disebabkan oleh sejumlah ketaklinieran dalam karak-
keluaran transistor komplementer, kecuali bila
teristik transistor atau katup. diberikan panjaran maju, transistor tidak akan
menghantar sampai sinyal masukan yang menuju basis
Dislorsi Frekuensi mencapai tegangan kurang lebih 500 mV (ini untuk
transistor silikon). Lihat Gambar 4.17. Maksud
Ini terjadi bilamana penguatan dari penguat berubah
pemberian panjaran komponen adalah untuk meng-
secara mencolok terhadap frekuensi pada bidang-
atasi distorsi dengan memberikan panjaran maju yang
tengahnya (pasband). Misalkan sebuah penguat
amat kecil.
memiliki tanggapan frekuensi seperti diperlihatkan
dalam Gambar 4.16 yang terlihat datar di sepanjang
bidang-tengahnya, namun tanggapan yang sesungguh-
nya adalah sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar
4.168. Karenanya dikatakan bahwa penguat tersebut
memiliki distorsi frekuensi. Distorsi ini dapat terjadi
. Distorsi crossover
dalam bentuk rugi-rugi penguatan pada frekuensi
rendah atau frekuensi tinggi atau peningkatan Distorsi lntennodulosi
penguatan pada frekuensi rendah atau frekuensi
tinggi. Bila terdapat ketaklinieran dalam rangkaian penguat,.
dua buah sinyal yang berlainan frekuensinva katakan-
Psnguatan
lah,100 Hz dan 1 kHz yang sama-sama diperkuat akan
(a)
bercampur, maka tentu saja keluaran akan mengan-
Tanggapan
nomal dung sinyal-sinyal penjumlahan dengan amplitudo
kecil dan frekuensi-frekuensi yang berlainan, atau
pada 600 Hz dan l,6kHz serta harmonik-harmonik
F16kusnsi
dari frekuensi ini.
Penguatan Pengukuran level distorsi biasanya' dilakukan
(b) dengan menggunakan alat ukur distorsi yakni suatu
Tanggapan
dengan
instrumen yang menjumlahkan daya dalam semua
distorsi harmonik dan memberikan hasil sebagai persentasi
lrakuensi
daya keluaran. Alat ini memberikan nilai distorsi
Frekuensi harmonik total yang dihasilkan dan amplitudo dan
distorsai non linier, namun tidak mencakup distorsi
Gambar 4.16. Distorsi frekuensi frekuensi, fasa, atau intermodulasi. Untuk pengukur-
an ini biasanya digunakan frekuensi sebesar 1 kHz.
Distorsi Foso
Distorsi harmonik total juga dapat diukur dengan
Sejalan dengan naiknya frekuensi sinyal, fasa sinyal melakukan sinyal tegangan keluaran lewat tapis yang
keluaran relatif terhadap masukan berubah. Jenis akan meredam frekuensi-frekuensi pengukuran
distorsi ini dirasakan mengganggu ketika sinyal (1 kHz) namun melewatkan seluruh harmonik.
masukannya berupa bentuk gelombang yang rumit Rangkaian yang baik untuk keperluan ini adalah tapis
yang tersusun atas sejumlah komponen gelombang T-kembar (twin+ee filter) seperti diperlihatkan dalam
sinus dengan frekuensi yang berlainan. Bila gelom- Gambar 4.1.8, karena tapis ini memiliki redaman
bang tersebut yang mengandung beda fasa melewati maksimum pada sebuah frekuensi. Keluaran dapat
penguat, maka keluaran yang dihasilkannya tak diukur dengan menggunakan milivolt meter rms
serupa lagi dengan bentuk gelombang masukannya. sensitif.

46
lalu diumpankan pada masukan penguat pada level
rendah yang sesuai dan pada masukan X dari
osiloskop. Keluaran dari penguat diumpankan pada
masukan Y dari osiloskop. Jejak atau lintasan
osiloskop akan berupa garis lurus dengan sudut 45" bila
keluaran penluat tak terdistorsi. Tentu saja untuk
pengujian ini harus digunakan osiloskop berkualitas
Gambar 4.18 Filter T-kembar tinggi, karena setiap ketaklinieran dalam osiloskop X
dan Y turut diperagakan. Bermacam-macam keluaran
Distorsi intermodulasi dapat diukur dengan meng- untuk jenis yang berlainan juga diperlihatkan dalam
umpankan dua buah sinyal dari 400 Hz dan 1 kHz Gambar 4.19,
dengan perbandingan biasanya 4 : 1 ke dalam suatu
penguat. Kemudian dengan menggunakan sebuah 4.6, Kerusokon podo Penguot
tapis pada 1 kHz hasil setiap intermodulasi akan
Adalah hal yang mustahil untuk menerangkan secara
diperlihatkan dengan memakai metode yang telah
terperinci segala kemungkinan kerusakan yang dapat
dijelaskan sebelumnya.
Metode yang dapat digunakan untuk memperaga-
terjadi dalam bermacam-macam jenis- rangkaian
penguat. Untuk itu pasalberikut merupakan petdnjuk
kan distorsi amplitudo, distorsi beda fasa, serta distorsi
umum yang menyertai Anda untuk melokalisasi
harmonik untuk penguat audio diperlihatkan dalam
kerusakan. Sebelum menelaah sejumlah kerusakan
Gambar 4.19. Generator sinyal dipasang pada 1 kHz,
khusus, patut dicatat bahwa seperti halnya level
panjaran dc, sinyal keluaran itu sendiri tidak jarang
merupakan petunjuk yang amat berharga bagi jenis
kerusakan tertentu.
Dalam pasal sebelumnya telah diuraikan jenis-jenis
distorsi yang dapat terjadi. Sekarang marilah kita
tinjau suatu contoh sederhana mengenai perubahan
panjaran komponen yang dapat menyebabkan distorsi
amplitudo dalam jumlah besar. Dalam Gambar 4.20 A
titik kerja pada kolektor adalah sekitar *5V yang
,memungkinkai ayunan positif dan ayunan negatif

(r\
\<_/ V)
keluaran sama besarnya. Bila R1 membesar nilainya
dari nilai nominal semua 82 kQ menjadi katakanlah
150 kQ, maka sekarang titik kerja akan naik kira-kira
mendekati 8 V. Kini keluaran sinyal terdistorsi pada
Tak ada distorsi Distorsi harmonik
simpangan positif'sebagaimana diperlihatkan dalam
Tak ada pergesran fasa ganlil ff:T;, Gambar 4.208.
Untuk melacak kerusakan pada sistem penguat,
cara terbaik adalah mengikuti prosedur umum,
dimulai dengan menyuntikkan sebuah sinyal ke dalam
masukan, lalu dengan menggunakan meter ac atau
osiloskop, kita periksa setiap tahapan satu per satu
sampai diketemukan tahapan yang rusak. Kemudian
Tak ada distorsi Distorsi harmonik Distorsi harmonik pada tahapan tersebut level dayanya kita ukur.
Ada bsda lasa genap ganjil dengan Tabel4.2 memuat sejumlah kerusakan khusus pada
beda fasa
penguat beserta gejala-gejala yang diperkirakan
Gambar 4.19. Cara menampilkan distorsi dengan CRO muncul.

47
(a) Normal TABEL 4,2. Kerusakan Khas pada Sistem Penguat

Penguat sinyal kecil

KERUSAKAN GEJALA
Komponen resistor pemberi Mengakibatkan munculnya per-
panjaran terbuka atau bernilai ubahan besar dalam titik kerja
tinggi yang biasanya cenderung untuk
menyumbat transistor. Peristiwa
ini ditandai dengan keluaran yang
amat terdistorsi atau keluaran
tidak muncul sama sekali
Kapasitor kopling atau kopling Sekali lagi perubahan besar dalam
balik terhubung singkat titik kerja
biasanya cenderung
untuk memaksa transistor meng-
hantar lebih keras. Keluaran amat
terdistorsi.
Kapasitor kopling terbuka Tak ada pengalihan sinyal dari
suatu tahapan ke tahapan berikut-
nya. Semua level panjaran dc
normal. Tak ada keluaran sinval.
[apaslror Kopung Jaralara oaya Leve[ "desah" atau dengung (ItX)
Sinyal ksluaran terbuka Hz) pada keluaran penguat makin
nampak. Tahapan pertama peng-
uat depan pada keadaan normal-
nya mencapai catu dari jala-jala
(b) Kondisi kerusakan Rl msmbssar nilainya koolinc balik
m€njadi 150 kQ Ialur umpan balik terbuka Penguatan benambah besar, sta-
bilitas menurun dan mungkin
disertai osilasi
Masukan transistor atau resistor Perbandingan Sinval-terhadap-
Rl
penuh desah desah jelek (periksalah selalu
r50 tahapan pertamanva)

v
Nilai kapasitor kopling dan Lebar jalur menyempit. Tanggap-
kopling balik turun menjadi an frekuensi rendah kurang
lebih rendah

(,zv) Penguat Daya


VR.
\'* KERUSAKAN GEJALA
Resistor pemberi panjaran ter- Untuk penguat klas B, jenis yang
buka atau bernilai tinggi umum digunakan, akan muncul
distorsi cross-over dalam jumlah
besar
Kapasitor' keluaran terhubung Sekering keluaran putus atau
singkat transistor mendapat panas yang
berlebihan. Gunakan pemeriksa-
an resistansi untuk melacak kom-
nonen vans rusak
lotenslometer pemoen panlar- (l) lrlstorsl cross-over menlngral
Sinyal keluaran ln pemasangannya kurang atau (ii) transistor keluaran men-
.epat dapat panas yang berlebihan
Gambar 4.20. Distorsi yang dihasilkan akibat perubahan kondisi
panjaran

48
4.7. Lolihon: Penguot depon duo tingkot Tr2 bernilai 2 kZQ, sementara R5 dan R1 masing-
(Gambar 4.21) masing bernilai 33 kQ dan 1 kQ untuk memberikan
penguatan tegangan yang dibutuhkan maka selanjut-
Spesifikasi: nya nilai komponen-komponen lainnya dapat dihitung
sebagai berikut:
Penguatan tegangan 34
(o) Arus yang melewati
trmpendasi masukan 100 k
Impedansi keluaran 500 ohm Vcc - Va 7,5
Tanggapan frekuensi 20 Hz sampai 30 kHz Ro=-
' =3.4mA
Sensitivitas untuk R4 2k2A
keluaran lVrms:30mVrms
Transistor ini yang menggunakan lup umpan balik
negatif untuk menstabilkan penguatan ac dan titik
kerja dc merupakan suatu contoh khas rancangan
sebagaimana dibicarakan dalam pasal 4.2.
Transistor penguatan tinggi desah rendah diguna-
kan untuk Tr1, karena digunakan umpan balik negatif O lpF
yang diserikan, maka impedansi masukan hampir o-t
Cr
sama dengan R3 yang nilainya 100 k0.
Penguatan ac rangkaian ditentukan oleh lup umpan
balik negatif dari kolektor Tr1 lewat R5 menuju emitor
Tr1 dan R2. Karena R5 dan R2 membentuk pembagi
tegangan sederhana, besarnya bagian umpan balik B
diberikan oleh:
R,
a-
u-*, 1q Gambar 4.21. Penguat depan dua tingkat

Kini bila penguatan lup Ao B jauh lebih besar (b/ Arus yang melewati
daripada satu, sebagaimana halnya dengan rangkaian Vcz 7,5
ini, penguatan umpan balik diperoleh dari R5 = = 0,22mA
R2+R5 34kO
1 R2+Rs dan arus yang melewati kolektor
r.c--=-=5* Tr2 -- -
3,4 0,22 = 3,18 mA.
BR2 (c) Anggaplah bahwa arus Tr1 kecil, katakanlah 100
Bila rangkaian ini Anda buat, pemeriksaan dapat g,A sesuai rancangan, akibatnya tegangan pada
Anda lakukan dengan mudah yaitu dengan mengukur emitor Tr1 diberikan oleh
penguatannya yang bernilai 34, sedangkan penguatan Vr = Rz (18 + 1R5)
lup terbukanya dapat Anda ukur dengan mengkopel = 1 kQ (0,1 + 0,22) mA = 320 mV
balik R2 dengan kapasitor besar. Kapasitor ini akan (d) Tegangan pada basis Tr1 = y. Vsr* =
1 V,
mengurangi sinyal umpan balik sehingga nol nilainya. selanjutnya bila kita lakukan penyederhanaan
Karena rangkaian memakai kopling langsung, dengan mengabaikan arui basis Tr1, maka
perhitungan level panjaran dc relatif sukar. Dalam tegangan pada persambungan R7 dan R6 juga akan
merancang rangkaian semacam ini kita akan memulai- 1 V. Sekarang nilai untuk R, dapat dicari, karena
nya dengan titik kerja yang dibutuhkan pada kolektor Vo. 1
Tr2. Untuk memberikan masukan tak terdistorsi, nilai Rz=l=-kQ=314Q
ini harus sekitar separuh nilai tegangan catu atau Irz 3,18
7,5 V. Bila kita menganggap bahwa fu beban kolelitor (330 npv)

49
(e) Dengan membuat R6 resistor 560 ohm, tegangan terkopling langsung ini hal itu tidak mungkin terjadi.
pada emitor Tr2 akan sekitar2,SY Vy2= (R6 * R7) Dalam hal ini, R1 mengumpan arus panjaran kepada
Is2 dan tegangan basis Tr2 adalah Vs2 * Vss= 2,8 Tr2, maka dengan Tr1 tak menghantar, panjaran pada
*0,7=*3,5V=761 Tr2 meningkat dan kita harus mengharapkan tegangan
Ini merupakan tegangan pada kolektor Tr1 yang kolektor Tr2 jatuh dan sebaliknya tegangan emitornya
memungkinkan ayunan tegangan yang layak pada bertambah besar.
titik tersebut. Pembacaan sebenarnya dengan R3 terbuka adalah
(f) Kjta buat 16'1 menjadi 100 pA sesuai rancangan,
namun sebagai tambahan atas arus ini yang TU I 2 3 4 5
mengalir lewat R1 di situ terdapat juga arus basis A)\
Pembacaan 0,15 5 4,3 1,6
untuk Tr2. Kini meter
lcz 3,18 mA
1R)=: =53PA Menarik untuk disimak bahwa pembacaan ini juga
ftpr(.in) 60 dihasilkan bila persambungan basis emitor Tr2
terhubung singkat atau bila kolektor Tr2 terbuka.
Dengan demikian
Buktikanlah sendiri hal ini!
vcc-vcr _ 15-3,5 _ 11,5 =
o, _
"r 75 kQ Sekarang tinjaulah pengaruh basis emitor Tr2 yang
Ig1+ le2 l53pA 0,153 terhubung singkat. Nyatalah bahwa titik-titik uji (2)
dan (4) akan memberikan pembacaan yang sama dan
untuk itu dipilih nilai 68 keJ.
kita boleh berharap bahwa titik uji (3) bertambah
Level-level dc pada berbagai titik uji diperlihatkan besar karena Tr, tidak berumur panjang sebagai suatu
menurut nilai hasil pengamatan nilai menurut transistor, akibatnya arus kolektor tersumbat. Karena
perkiraan hitungan seperti tertera di bawah ini, meter R1 tinggi nilainya dibandingkan dengan R6 dan R7,
yang dipakai adalah meter 20 kQA/. maka kini tegangan pada (2) dan (4) akan jatuh.
Secara cepat nilainya dapat ditentukan karena Rr, &,
TU t 2 J 4 5 dan R7 akan membentuk pembagi tegangan.
?5 2,8
Titik-titik uji (4) dan (2) dengan basis emitor (be)
Hitungan 0.32 7,5 1
Tr2 terhubung singkat adalah
Terukur 0,39 3,4 7,5 2,8 1,06
15x(R6+R7) t l'89 rc= 194mv
Vq= =1J68,89 kQ
Adalah penting untuk menyadari bahwa titik kerja
Rl+R6+R7
dc distabilkan oleh kedua lup umpan balik dan setiap
Selanjutnya titik uji (5) bernilai kurang lebih 70 mV.
kecenderungan perubahan titik kerja ditiadakan oleh
Karena Tr2 tidak melewatkan arus kolektor, titik uji
umpan balik yang lebih besar atau lebih kecil.
(3) dan (1) juga ditentukan oleh pembagi tegangan
C2 disertakan untuk membatasi penguatan frekuen-
yang dibentuk oleh Ra, Rs, dan R2. Cobalah dan
si tinggi; di atas 30 kHz resistansinya lebih kecil l

hitunglah perkiraan nilai tegangan pada titik uji yang


daripada R5 dan karenanya sinyal umpan balik :
ingin Anda ukur sebelum melihat tabel berikut.
bertambah, dengan demikian penguatan keseluruhan I
Pada kenyataannya nilai-nilai terukur dengan basis
akan berkurang. 1

emitor Tr2 terhubung singkat adalah


Marilah kita tinjau pengaruh sejumlah komponen I
yang rusak dalam operasi rangkaian ini. Bayangkanlah
lup umpan balik dc lewat R3 menjadi rangkaian TU I 2 5 4 5 I
terbuka. Dengan R3 terbuka di Situ tidak dijumpai I
PM 0,4 0,2 24 0,2 0,08
arus panjaran yang melewati Tr1 akibatnya Tr1 t
tersumbat. Biasanya kita mengharapkan tegangan Pertanyaan-pertanyaan. Semua pembacaan dilakukan r
kolektor transistor yang tersumbat naik sampai dengan memakai multirange meter 20 kQAy' standar. c

mencapai tegangan catu, namun dalam rangkaian Nyatakan komponen- komponen yang menimbulkan r

50

I
gejala-gejala kerusakan dan berikan perincian jenis tahapan masukan karena ini merupakan tempat di
kerusakan komponen. Keluaran diamati pada dilos- mana desah yang dibangkitkan dalam penguat akan
kop dengan masukan sebesar 30 mV rms pada 1 kHz. mendapat penguatan yang paling besar. Sebagai
contoh, misalkan bahwa sinyal masukan pada penguat
Kerusakan I 2 3 4 ! Sinyal keluaran memiliki perbandingan sinyal terhadap desah sebesar
,10 dB (perbandingan tegangan 100 : 1), selanjutnya
A 0 0,7: 0, I 0 0 Keluaran nol
B
bila penguat memiliki faktor desah dari 4 dB, maka
0,2 2,5 9,2 2,3 0,9 Distorsi besar padi
perbandingan sinyal terhadap desah yang dihasilkan
keluaran 12 V
puncak-ke-puncak
pada keluaran penguat menjadi 36 dB. Faktor desah
C 0,6 0,6 t4 0,0( 0,0i Sinyal keluaran nol untuk FET dapat serendah 2 dB.
D ', 1 3,3 )1 2,65 1 Sinyal keluaran nol
E 0,1i 0,8 t4 0,2 0,0[ Sinyal keluaran nol
F 0,3! 3,4 7,5 2,8 1,ft Amplitudo sinyal ke.
luaran amat berku.
rang Frz
G 0,4i 0 t4 0 0 Sinyal keluaran nol gcf72
Ttr
2N38t9 luF
l-
Masukan O
4.8. Lolihon: Penguot Depon dengon
Mosukon FET (Gambar a.22) Rt
2M2
Salah satu keistimewaan Transistor Efek Medan (FET
= Field Effect Transistor) adaLah bahwa di bawah
kondisi pengoperasian normal mereha memiliki
impedansi masukan yang amat tinggi. Ini menjadikan
FET peranti yang ideal untuk menguatkan sinyal yang
datang dari transduser-transduser (pengalih energi) Gambar 4.22. Masukan penguat depan FET

seperti kristal piezoelektrik dan alat-pungut keramik


(ceramic pick-up). Alat-pungut kistal (crystal pick-
up) secara sederhana dapat dipandang sebagai
kapasitor kecil yang diserikan dengan generator
tegangan rendah (Gambar 4.23). Tegangan akan
diinduksikan melintasi kristal bila diberikan gaya
mekanis padanya dari alur termodulasi pada rekaman.
Pada ujung frekuensi rendah dari spektrum audio, Gambar 4.23. Rangkaian padanan untuk penerus kristal
kapasitor seri yang kecil nilainya memiliki reaktasi
yang besar (ingatlah Xc = li
r/6), sehingga biia Spesifikasi untuk penguat depan adalah
resistansi masukan penguat depan tidak begitu besar, Penguatan tegangan : 12
frekuensi-frekuensi rendah akan teredam dan tang- Impedansi masukan 2
Mohm pada frekuensi-
gapan bass akan sirna. frekuensi audio
Keuntungan pemakain FET lainnya pada tahapan Impedansi keluaran 1300 ohm
masukan adalah bahwa desah yang dihasilkannya lebih Tanggapan frekuensi 20 Hz sampai 30 kHz
kecil daripada desah yang berasal dari transistor Sinyal keluaran lVrms
bipolar. FET hanya menggunakan satu jenis pembawa Penguatan tegangan rendah digunakan karena
muatan dan ini berkencederungan menjangkitkan sinyal dari alat- penguat (pick-up) biasanya 100 mV
desah yang lebih rendah. Dalam sistem penguat, atau lebih.
peranti desah rendah biasanya diperlukan pada Sebuah FET persambungan kanal-n (2N3819)

-il
digunakan sebagai penguat sumber sekutu dalam
tahapan masukan dan langsung dikopelkan pada Tr2,
Kerusakan I 2 3 4 5 Keluaran
penguat emitor sekutu, yang memberikan sebagian A 0 ll,9 3, 3,2 3,2 Nol
besar penguatan. B 0 Ll,2 t, 1,2 lr,9 Nol
FET disertai panjaran sendiri lewat R3, cara c 0 ll,3 3 0,( 8 Penguatan amat
kerjanya dijelaskan seperti berikut. Gerbang dihu- rendah
bungkan pada jalur 0 V lewat R1 sehingga bila D 0 t2 0 0 0 Nol
diberikan daya, tegangan gerbang ke sumber menjadi E 0 10,5 J 0 0,1 Nol
nol, ini mengakibatkan arus cerat mengalir yang
selanjutnya menyebabkan tegangan muncul pada R3.
Tegangan sumber bertambah positif, jadi meningkat- 4.9. Lqtihon: Penguot DC (Gambar 4.24)
kan panjaran mundur gerbang ke sumber dan Penguat dc digunakan untuk memperbesar sinyal yang
menyebabkan arus cerat tetap tidak berubah pada nilai berubah secara lambat yang datang dari transduser
yang memadai. seperti termokopel, termistor, strain gauge, fotosel,
Umpan balik diberikan oleh R5 dan Ra. Sesungguh- dan sebagainya. Selaing menguatkan sinyal, keluaran
nya sinyal umpan balik merupakan penurunan penguat harus tidak ikut bergeser (drift). Drift dalam
tegangan, mengingat Ra diserikan dengan resistor penguat dc didefinisikan sebagai setiap perubahan
keluaran R5 dan diberikan secara seri, mengingat Ra dalam sinyal keluaran jika masukannya terhubung
juga diserikan dengan R3. Penguatan diberikan lewat singkat atau ditahan pada nol. Drulr disebabkan oleh
pendekatan perbandingan R5 dan Ra. beberapa faktor, yang terpenting dari sekian banyak
Cr merupakan kapasitor kopling balik yang faktor tersebut adalah pengaruh tahapan masukan,
diperlukan untuk memastikan bahwa penguatan yang berupa temperatur dan perubahan tegangan
keseluruhan lup terbuka yang diperoleh tinggi pencatu daya. Yang terakhir dapat ditekan pengaruh-
nilainya. Nilainya menentukan titik penguatan fre- nya dengan menggunakan unit daya yang distabilkan,
kuensi rendah. jadi kita akan mempertimbangkan pengaruh tempera-
Jika Anda membuat rangkaian ini, mungkin Anda tur saja. Perubahan ini membawa akibat bagi
jumpai bahwa panjaran dc tidak sama dengan yang transistor dalam tiga cara: pertama mengubah
diberikan dalam tabel berikut. -Hal ini disebabkan parameter-parameternya, katakanlah penguatan arus-
parameter-parameter FET mengalami perbedaan nya, kedua mengubah arus bocor, dan ketiga
yang amat mencolok. Yang penting adalah menempat- mengubah panjaran maju basis emitor.
kan titik kerja kolektor Tr2 (titik 5) sedemikian hingga Perubahan dalam lrpe terhadap temperatur dapat
menimbulkan ayunan positif dan negatif yang sama diminimumkan dengan menggunakan umpan balik
besar pada keluaran. Sinyal keluaran ini cocok untuk negatif. Arus bocor dapat di tekan serendah mungkin
mengemudikan tahapan keluaran daya sedang, selain dengan menggunakan transistor planar silikon dan kita
itu kontrol volume diperlukan juga. Tegangan pada ptisatkan perhatian kita pada geseran yang disebabkan
titik-titik uji dc yang diukur terhadap 0 V dengan oleh perubahan Vey terhadap temperatur yang
meter 20 kQA/ adalah: besarnya kira-kira -2 mV per kenaikan satu derajat
Celcius. Nampaknya ini kecil, -namun bayangkanlah
sebuah transistor digunakan sebagai tingkat masukan
TU 1 2 J 4 5 penguat dc dengan penguatan sebesar 25. Selanjutnya
untuk setiap perubahan temperatur sebesar satu
PM 0 11,3 J 0,6 8 derajat, keluaran akan digeser sebesar 50 mV sebab
perubahan 2 mV dari Yss pada transistor masukan
Pertanyaan-pertanyaan. Seperangkat pembacaan ber- akan menampakkan diri sebagai sinyal masukan dc.
ikut diambil dari kondisi sistem yang rusak.. Karenanya transistor tunggal jarang digunakan
Tunjukkanlah dengan alasan komponen yang rusak sebagai tingkat masukan dari penguat dc. Rangkaian
dan jenis kerusakannya. yang umum digunakan adalah penguat diferensial

52.

I
yang diperlihatkan dalam Gambar 4.25, di mana di dapat menekan nilai geseran terhadap temperatur
dalamnya dua buah transistor dikawati bersama-sama serendah mungkin.
dalam susunan yang setimbang. Untuk rangkaian jenis Ukuran kualitas penguat diferensial dinamakan
ini akan ditinjau dua macam cara pemasangan kondisi perbandingan penolakan modus bersama (CMRR =
masukan: Common Mode Rejection Ratio).
(i) Masukan-masukan dengan polaritas berlawanan
Penguatan diferensial
- disebut masukan modus diferensial CMRR =
(ii) Masukan-masukan dengan polaritas yang sama
- Penguatan modus sekutu
disebut masukan modus bersama
Untuk mendapatkan nilai CMRR yang tinggi
Untuk sinyal masukan modus diferensial akan resistor emitor Re diusahakan setinggi mungkin
dibangkitkan sinyal keluaran yang besar. Bayangkan- nilainya, karena resistor ini yang memberikan balik
lah titik A bernilai positif dan B bernilai negatif, negatif yang mengakibatkan penguatan modus bersa-
mengakibatkan Tr1 akan lebih menghantar ketimbang ma tertahan rendah. Karena alasan tersebut arus yang
Tr2 serta menjangkitkan sinyal keluaran yang besar. menuju penguat diferensial sering dicatukan dari
Sebaliknya sinyal modus bersama akan menghasil- sumber arus konstan, selanjutnya Rs sama dengan
kan sedikit pdrubahan pada keluaran karena kedua resistansi kemiringan tinggi dari keluaran sumber ini.
transistor lebih menghantar atau kurang menghantar Dalam contoh (Gambar 4.24),T4 dikawati sebagai
dalam tingkat yang sama. Kini sepanjang kedua penguat emitor bersama yang mencatukan arus
transistor tersebut jodoh (matched) dan berdekatan konstan.
letaknya (lebih disukai dalam tempat yang sama), Penguat dc dalam latihan ini relatif sederhana,
maka setiap perubahan dalam VsE dari kedua akibatnya tidak memberikan hasil yang terbaik dalam
transistor tersebut terhadap temperatur dapat dipan- kaitannya dengan geseran dan stabilitas yang dapat
dang sebagai masukan modus bersama yang mengha- dicapai. Meskipun demikian, dengan memilih transis-
silkan sedikit perubahan dalam sinyal keluaran. tor secara cermat dan merakit rangkaian dengan baik,
Dengan demikian penggunaan penguat diferensial penampilan yang wajar dapat diperoleh.

Gambar 4.24. Penguat DC Gambar 4.25. Penguat diferensial dasar


Spesifikasinya adalah Pertanyaan-pertanyaan
I
Penguatan tegangan 22 (1) Dari seperangkat pembacaan berikut yang mana-
I
Resistansi masukan 10 kohm kah yang didapat dari kondisi sistem yang rusak,. s
Tegangan keluaran + 5 V maksimum tentukan komponen yang rusak dan jenis kerusa- l
Geseran temperatur 3 mV per "C kannya.
t
Stabilitas + 10 mV per jam n
Trr dan Tr2 membentuk penguat diferensial, Kerusakan I 5 n
transistor-transistor ini harus dipilih secara cermat d
agar keduanya jodoh untuk penguatan arusnya dan A +9,6 I 4,9 +4,7 + 5,5 10
h
penempatannya dilakukan secara berdekatan. Hal ini B +9,6 6,8 -8 7,4 10
Si
akan menjamin penampilan geseran maksimum. C +9 0,6 -8 7,4 + 0,2 Keluarar
sr
Lebih baik rangkaian dilindungi dari aliran udara tergeser
d
dengan menempatkannya pada kotak kecil. Jika Anda D +9,5c -9,( -10 -10 ri
menguji rangkaian, dapat Anda amati pengaruh E +9,6 -1 -8 -7 ,t -10 II
temperatur dengan mendinginkan salah satu transistor (2) Tuliskan gejala-gejala untuk kesalahan di bawah c
dan mencatat perubahan besar yang terjadi dalam ini:
keluaran dc nya. Arus konstan sekitar 330 g,A (a) Tr2 rangkaian terbuka basis emitor k
didapatkan dari Tr3. Arus ini ditentukan oleh dioda (b) Rr bernilai tinggi d
zener dan R2. (c) Tr, rangkaian hubung-singkat basis emitor tI
Keluaran dari kolektor Tr1 dihubungkan pada dr
penguat emitor sekutu Tra. Penguatan rangkaian al
distabilkan oleh lup umpan balik negatif dari kolektor
Tr4 lewat R7 menuju basis Tr2. Potensiometer RV1 4J0. Lolihon: Penguot Doyo Audio
dalam penguat diferensial digunakan untuk meng- (Gambar a.26)
offset (menolkan) setiap perbedaan di antara tegangan
basis Tr1 dan Tr2 ketika masukan nol. Di bawah Spesifikasi
kondisi demikian potensiometer disetel untuk mem- Daya keluaran 4Wdalam8ohm
berikan keluaran nol volt. Distorsi harmonik Kurang dari 2"h pada
Geseran (drift) dan stabilitas penguat paling baik keluaran maksimum
diperiksa dengan perekam grafik (chart recorder). Sensitivitas KuranglebihlVrms
Penguatan tegangan dapat diukur dengan memberi- Tanggapan frekuensi L5 Hz sampai 20 kHz
kan sinyal dc dari sumber milivolt stabil. Impedansi masukan 1k5 ohm
Dalam operasinya sinyal masukan kecil positif (dc)
akan menyebabkan Tr1 lebih menghantar ketimbang Rangkaian menggunakan tingkat tahapan komple-
Tr2, dengan demikian tegangan kolektor Tr1 akan menter klas B standar dengan pasangan transistor daya
jatuh mengakibatkan Tra lebih menghantar. Tegangan sedang yang jodoh (jenis BD131 dan BD132). Kedua
keluaran naik dan suatu bagian daripadanya diumpan- transistor tersebut diumpankan melalui transistor Tr2
kan kembali pada basis Tr2 untuk melawan masukan- dan Tr3 dari keluaran penguat emitor bersama Tr1.
nya. Untuk mengubah nilai penguatannya, gantilah Tr2, Tra dan Tr3, Tr5 dikawati sebagai pasangan-
perbandingan R7 dan R6. pasangan komplementer dengan penguatan arus amat (

Tegangan-tegangan pada titik uji terhadap 0 V tinggi.


diukur dengan menggunakan meter 20 kohm/V ketika Transistor-transistor Tr2 dan Tra menghantar pada
rangkaian bekerja secara normal dengan masukan nol. separuh siklus positif sinyal yang melintasi R.a,
sementara Tr3 dan Tr5 menghantar pada separuh siklus
TU 1 2 3 4 5 negatif. Tentu saja sejumlah kecilpanjaran maju harus
dicatukan pada transistor keluaran, bila tidak sinyal
T +9,5 -0,6 -8 -7,4 0 keluaran akan mengandung distorsi cross-over. Gat

54
Panjaran ini diberikan oleh dioda D1 dan D2 serta dan Tr3. Dioda D1 dan D2 berubah terhadap
resistor variabel kecil RV1. Untuk mengalirkan arus temperatur juga sehingga kondisi panjaran keseluruh-
stasioner kecil lewat Tra dan Tr5 suatu tegangan dc an tidak berubah. Dl dan D2 selanjutnya memberikan
kurang lebih 1,25 V harus dipasangkan di antara tingkat kompensasi termal.
hubungan basis Tr2 dan Tr3. Dioda D1 dan D2 yang Lup umpan balik penstabilan lewat R2 diperlukan
mendapat panjaran maju dari arus kolektor Tr1 akan pula sehingga sebagian sinyal keluaran akan diumpan-
memberikan tegangan kurang lebih 1,4 V dan RVl kan kembali untuk langsung melawan masukannya.
dipakai untuk mengatur level ini. Potensiometer ini Karena rangkaian ini terkopling langsung, maka
harus diatur secara cermat sejak pemasangan awal umpan balik juga menstabilkan titik kerja dc pada
sehingga arus yang mengalir dalam emitor Tr5 akan persambungan R7 dan ft.Bila rangkaian bekerja
sekitar 10 mA. Untuk melakukan hal ini rantai A dengan benar, Tr2 jodoh dengan Tr3 dan Tra jodoh
diputus dan miliampere meter dc ditempatkan dalam dengan Tr5, maka titik kerja dc ini nilainya dihitung
rangkaian untuk memantau arus. Pengaturan ini dari nilai yaitu dengan mengingat bahwa tegangan di
melenyapkan setiap kecenderungan terjadinya distorsi antara basis dan emitor pada saat transistor bekerja
cross-over, kurang lebih 0,7 V. Tegangan yang sebenarnya dengan
Kedua transistor keluaran harus ditempatkan di atas catu daya +24 V adalah: '
keping pendingin. Keping aluminium setebal 3 mm
dengan luas permukaan 100 cm2 cirkup memadai. Bila
transistor keluaran menjadi hangat selama keluaran TU 1 2 3 4 5 Catu
daya tinggi atau bila temperatur sekitar berubah, maka
PM +1 11,1 t2,5 11,8 11,8 (24)
akan timbul perubahan tegangan basis emitor pada Tr2

Gambar 4.27. Uji gelombang persegi pada


ge'
Penguat audio. Masukan
, lombang Persegi 40 Hz.

Gambar 4.28. Bentuk gelombang untuk


kerusakanD(f=1kHz)

Ii". 470fJ
R6

Gambar 4.29. Bentuk gelombang untuk


Cambar 4.26. Penguat daya audio kerusakanE(/=lkHz)

55
Kapasitor C3 yang merupakan kapasitor kopling Dalam tahapan keluaran klas B, transistor keluaran
dari keluaran maju beban 8 ohm akan memiliki mudah rusak bila salah satu keluarannya terhubung
tegangan kerja sebesar 25 V dan arus kerut dengan singkat secara mendadak atau bila dalam rantai
batas sekurang-kurangnya 600 mA. (Jangan menem- panjaran yang dibentuk oleh D1, D2 dan RV1 terjadi
patkan kapasitor yang terlalu kecil dan pastikanlah rangkaian terbuka. Untuk menghindarinya pencatu
bahwa kapasitor tersebut ditempatkan dengan betul daya dapat dilengkapi dengan pembatas arus katakan-
jauh dari keping pendingin). lah 750 mA atau dengan menyisipkan sekeringT50 mA
Karena transistor dengan frekuensi sumbat tinggi di antara R7 dan R3.
digunakan, rangkaian cenderung berosilasi. Untuk
mengatasinya disertakan komponen-komponen C2, Pertanyaan-pertanyaan
Ca dan C5. (1) Semua pembacaan tegangan dc berikut diambil
Bila Anda mengukur keluaran daya gunakanlah dengan masukan 100 mV pada 1 kHz ketika terjadi
osiloskop untuk memeriksa apakah tegangan yang kerusakan. Titik-titik uji diukur terhadap 0 V dengan
terjangkit pada beban mempunyai bentuk gelombang menggunakan multimeter standar. Tinjaulah satu per
yang tak terdistorsi dan untuk mengukur tegangan rms satu dan cobalah tentukan komponen yang rusak dan
keluaran gunakanlah multimeter standar pada kisar sebutkan jenis kerusakannya.
ac,
Selanjutnya
vo' Kerusaku I 2 3 5 Gcjala lainnya
Daya keluaran = A 1,2 6,5 9,5 13 8 Tak ada keluaran
RL
B 0 0 0 0 0 Tak ada keluaran
C 2,1 ))< 23,9 23,2 )7) Tak ada keluaran
dengan R1 adalah resistor beban 8 ohm.
D 0,9 11,5 t2 tt,7 11,7 Bentuk gelombang
Hasil tanggapan frekuensi diperlihatkan dalam seperti Gambar 4.28
Gambar 4.27 untuk masukan gelombang persegi E 1,0 11,7 12,5 11,7 11,7 Bentuk gelombanl
40 Hz. Perhatikan bahwa komponen frekuensi rendah seperti Gambar 4.29
F 0 22,3 ?3,9 23,2 )7, 1 Tak ada keluaran
yang muncul dalam gelombang persegi 40 Hz memiliki
penguatan yang lebih sedikit daripada frekuensi- (2) Gejala apakah yang muncul untuk
frekuensi sumbat penguat yang lebih rendah harus (a) Basis emitor Tra terbuka
lebih tinggi nilainya ketimbang resonansi bass (D) C3 terbuka atau bocor
pengeras suara.

56
I
,)
i
i

5. RANGKAIAN OSILATOR DAN


D'\9 \R WAKTU (TIME BASE)
I
i
1

r
1
5J. Hinsip Gilotrx (a) Gelombang sinus

t={nz
Osilator adalah suatu peranti atau rangkaian yang
menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-
ubah terhadap waktu. Keluaran dapat berupa
gelombang sinus, persegi, segitiga, pulsa, atau gigi
gergaji sebalaimana diperlihatkan dalam Gambar 5. i.
Rangkaian ini digunakan dalam semua jenis
peralatan elektronik, mulai dari radio, pemancar dan
penerima tv, komputer, osiloskop, generator sinyal,
sampai frekuensi meter digital. Osilator dapat
dirakit dengan menggunakan komponen-komponen (b) Gslombang PeFegi

yang memperlihatkan karkateristik resistansi negatif


seperti unijunction transistor atau transistor persam-
bungan tunggal dan dioda terowongan. Cara kerja
peranti ini akan dijelaskan kelak. Meskipun demikian,
sebagian besar rangkaian didasarkan atas suatu
penguat dengan lup umpan balik positif. Jika suatu (c) D€rs{ pulsa
bagian keluaran penguat diumpankan kembali sefasa (dip€dihalkan pulsa positi0

dengan masukannya, maka masukan efektif akan


bertambah besar dan demikian pula penguatannya
keseluruhannya.
Untuk umpan balik positif
(d) Gelombang gbi gergaii
Ao
A.=
1-p1"
Jadi, penguatan lup BAs mendekati satu
-
Ao
A"+ -+@
-o
lar}gkah balik
Penguatan dengan umpan balik positif dengan
demikian men&kati tak berhingga nilainya. Penguat- Gambar 5.1. Sinyal-sinyal keluaran osilator yang khas

57
an tinggi demikian akan menghasilkan osilasi, yakni balik positif. Umpan balik ini harus dihubungkan
suatu frekuensi yang nilainya harus dikendalikan oleh untuk memberikan beda fasa 180".
jaringan penentu frekuensi. Cara lain untuk memberikan umpan balik positif
Untuk menghasilkan osilasi, rangkaian ini membu- dalam penguat tingkat tunggal tanpa memakai
tuhkan: transformator adalah menggunakan jaringan PENG-
(a) Penguatan GESER FASA dari kolektor ke basis. Contoh khas
(b) Luip umpan balik positif osilator beda fasa diperlihatkan dalam Gambar 5.4.
(c) Sejumlah jaringrin pengendali frekuensi Masing-masing jaringan CR dari kolektor ke basis
(d/ Sumber daya memberikan beda fasa sebesar 60' sehingga hasil
Bagian-bagian ini diperlihatkan dalam bentuk blok umpan baliknya positif. Osilator ini pada khusunya
pada Gambar 5.2. Jaringan yang menentukan bermanfaat untuk membangkitkan gelombang sinus
frekuensi kerja mungkin merupakan bagian rangkaian dengan frekuensi tetap.
umpan balik atau di luarnya. Rangkaian khusus untuk
ini merupakan kombinasi antara L dan C, atau R dan Umpan balik Positif
C, dan kita akan meninjau beberapa jenis yang lebih
t Vc.
mendasar.
Jaringan
p€nentu
frekuensi

il/]i\

Gambar 5.2. Diagram blok osilator yang khas

Gambar 5.3. Osilator kolektor rala


Contoh yang baik untuk m'emulai osilator ini adalah
osilator KOLEKTOR TALA (TUNED COLLEC-
TOR) dalamGambar 5.3, yaitu suatu rangkaian untuk
menghasilkan osilasi gelombang sinus pada frekuensi-
frekuensi beberapa kilohertz sampai 1 MHz. Penguat-
an diberikan oleh transistor yang dihubungkan dalam
modus emitor sekutu. Komponen-komponen papjar-
att R1, R2, dan R3 menyebabkan transistor menghan-
tar yang selanjutnya akan memberi kekuatan pada
rangkaian yang ditala paralel L1C1 untuk berosilasi.
Kedua komponen ini menentukan frekuensi kerja
yang diberikan oleh rumus yang sudah dikenal yakni:
1
fo=
2nt/Le

Dalam usaha mempertahankan osilasi, melalui


gulungan sekunder transformator diberikan umpan Gambar 5.4. Osilator beda fasa

58
Rangkaian lain yang bergantung pada beda fasa Untuk osilator gelombang sinus
adalah osilator jembatan Wien yang diperlihatkan (1) Distorsi harmonik (kemurnian gelombang sinus)
dalam bentuk skematis dalam Gambar 5.5. Ini Untuk osilator gelombang persegi dan osilator pulsa
merupakan rangkaian standar yang digunakan dalam (1) Perbandingan mark (isi)+erhadap-space (spasi)
generator gelombang sinus sepanjang kisaran 1 Hz serta lebarnya
sampai L MHz, karena dia dapat diubah-ubah secara (2) Waktu penaikan dan waktu penurunan
kontinyu dengan mudah di sepanjang kisar frekuensi- (3) Overshoot atalr sag
nya. Tingkat kestabilannya amat baik dan keluaran Untuk osilator gelombang gigi gergaji
yang dihasilkannya memiliki distorsi harmonik yang (1) Kelinieran
rendah. Sebuah contoh mengenai rangkaian ini akan (2) Waktu flyback atau waktu balik
dibicarakan kelak.

5.2. Pengukuron Frekuensi

Pengukuran frekuensi dan amplitudo keluaran dapat


dilakukan dengan menggunakan setiap metode
standar bergantung kepada ketelitian yang diperlu-
kan. Osiloskop mungkin merupakan pilihan yang
jelas, meskipun demikian osiloskop yang telah
^^r terkalibrasi secara cermat hanya memberikan keteliti-
an sekitar + 3/o untuk waktu dan amplitudonya. Nilai
ini mungkin sudah cukup memadai untuk kebanyakan
kasus, seperti misalnya pengukuran frekuensi osilator
panjaran dalam audio tape recorder. Bila diperlukan
ketelitian yang lebih tinggi, frekuensi yang tak
Gambar 5.5. Diagram blok osilator jembatan Wien diketahui harus diukur dengan membandingkannya
pada osilator standar dengan frekuensi yang diketahui.
Osilator-osilator gelombang persegi, pulsa, dan gigi Gunakanlah CRO untuk mendapatkan gambar
gerjaji biasanya memiliki frekuensi kerja yang Lissajous yang merupakan metode yang telah dikenal
ditentukan oleh waktu pengisian dan waktu pengo- baik. Kini lebih umum dan lebih disukai mengukur
songan muatan kapasitor. Rangkaian semacam ini frekuensi dengan frekuensi meter digital (Gambar
digunakan sebagai generator pulsa clock dalam 5.6). Instrumen ini yang dipasang dengan osilator yang
rangkaian digital, generator dasar waktu (time base) akurat dan tingkat kestabilan tinggi di dalamnya,
dalam osiloskop, dan generator pulsa dalam radar. memperagakan frekuensi yang tak diketahui pada
Di sini tidak akan disajikan perincian-perincian peraga lima digit atau lebih dalam sederetan angka.
bentuk- bentuk osilator lainnya yang bermanfaat dan
sering digunakan. Teks-teks lain harus dibaca,
1/1/
misalnya untuk mendapatkan rangkaian Hartley,
Colpitt, Clapp, dan sebagainya. Yang perlu kita
perhatikan adalah ciri-ciri atau karakteristik penting
dari rangkaian dan kondisi kerusakan yang mungkin
terjadi. Tiga buah karakteristik utamanya adalah:
(1) Frekuensi kerja
(2) Amplitudo keluaran
(3) Stabilitas frekuensi Sakelar

Meskipun bergantung kepada jenis rangkaiannya, kisar

akan diiumpai pula karakteristik-karateristik lainnya. Gambar 5.6. Diagram blok salah satu bentuk pencacah frekuensi

59
Ketelitian instrumen ini bergantung pada ketelitian
osilator internal, ketelitiannya dapat mencapai
+0,01V" atau lebih.Instrumen mencacah banyaknya
osilasi frekuensi masukan yang terjadi dalam periode
(
waktu yang telah ditentukan oleh osilator internal dan
sakelar peraga. Sebagai contoh misalkan dipilih
periode waktu gerbang 1 milidetik, dan cacahan total I
(
yang diperagakan 1000 buah, maka.frekuensi masukan
adalah 1 MHz. )
I
5.3. Stobilitos Frekuensi
E

Stabilitas frekuensi keluaran merupakan hal yang


Gambar 5.7 A. Osilator Collpitt dikendali kristal
amat penting dalam banyak pemakaian. Banyak E
faktor dapat menyebabkan frekuensi osilator bergeser d
R3 rok
(driffi dan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya.
Faktor-faktor itu meliputi: p
(a) Perubahan dalam level pencatu daya t.

(b) Perubahan parameter komponen aktif - penguat- l


an arus transistor, dan lain-lain. ;\
(c) Perubahan beban ](
(d) Variasi komponen yang menentukan frekuensi
Pengaruh ketiga faktor pertama di atas dapat
diminimumkan dengan menggunakan unit daya
distabilkan dan penguat penyangga di antara osilator
l: .{-

dan beban. Penyebab utama ketakstabilan berasal dari


perubahan komponen yang membentuk jaringan Gambar 5.7 B. Osilator dikendali kristal 1 MHz vang menggunakan
pembading 710
penentu frekuensi. Jelaslah bahwa komponen dengan
stabilitas yang baik untuk jangka waktu yang lama
Titik kerja dc ditetapkan nilainya oleh R3 dan R2, serta
serta koefisien temperatur yang amat kecil akan
C1 yang mengkopling balik R2, jadi pada frekuensi
digunakan dan amat sering komponen semacam ini
osilasi, umpan balik negatif disingkirkan.
ditempatkan dalam wadah yang dikendalikan tempe-
ratur. Untuk mencapai stabilitas setinggi mungkin,
perancang terpaksa harus memanfaatkan kristal 5.4 Distorsi Hormonik
piezoelektrik untuk menetapkan nilai frekuensi.
Substansi atau bahan tertentu pada khususnya quartz Distorsi ini ditimbulkan oleh penguatan yang tak linier
atau kuarsa jika dipotong secara khusus akan atau berlebihan dalam rangkaian penguat. Dengan
beresonansi secara mekanik terhadap tegangan yang osilator pada umumnya penguatan dari penguat harus
diberikan. Stabilitas satu per 108 mudah diperoleh. dikendalikan pdda suatu nilai yang terap menjaga
Dua contoh khas osilator yang dikendali silikon kemungkinan rugi-rugi dalam bagian rangkaian
diperlihatkan dalam Gambar 5.7A dan B. Rangkaian lainnya. Sebagai contoh dalam Gambar 5.4, potensio-
pertama merupakan rangkaian Colpitt yang dimodifi- meter dapat diatur untuk memberikan umpan balik
kasi dengan kristal ditempatkan pada induktor. yang lebih banyak atau lebih sedikit. Bila penguatan
Rangkaian kedua mengg[nakan rangkaian terpadu dari penguat terlampau tinggi maka akan terbentuk
(IC 710) yang merupakan pembanding diferesial amplitudo osilasi, akibatnya keluaran terdistorsi.
berkecepatan tinggi. Umpan balik positif diberikan Paling baik distorsi diukur dengan alat ukur distorsi, -.im
1xa
da,i keluaran menuju masukan tak membalik kristal. namun dengan anggapan bahwa alat ini tidak tersedia,

60
metode lain dapat diterapkan yaitu dengan meman- level sinyal agar berubah dari 10, nilai amplitudonya
faatkan tapis penahan jalur (bandstop filter) yang menjadi 90%.
sempit. Keluaran osilator dilewatkan melalui tapis ini Pengukuran pulsa dilakukan dengan menggunakan
yang memiliki redaman amat besar pada frekuensi
osiloskop bidang lebar dan biasanya harus disertakan
osilator, namun meluluskan semua harmonik. Keluar- sinyal penyerempak luar supaya jejak pada osiloskop
an dari tapis dapat diukur dengan meter pembacaan memperagakan tepi penaikan bentuk gelombang.
nilai rms yang benar, nantinya nilai ini dapat Ketika melakukan pengukuran waktu penaikan,
digunakan untuk menghitung' persentase harmonik waktu penaikan yang diukur harus tidak menampilkan
yang dikandung oleh bentuk gelombang osilator. kapasitansi sesat atau kapasitansi sebar pada osilator
Tapis T kembar merupakan jenis yang disukai. yang relatif tinggi. Probe redam harus digunakan
untuk mengkopel sinyal ke dalam penguat-Y osi-
5.5. Benluk Gelombong Penegi don fulso loskop.
Waktu naik yang diukur pada layar yang dikaitkan
Bentuk gelombang persegi dan pulsa diperlihatkan dengan waktu naik bentuk gelombang rangkaian serta
dalam Gambar 5.8. Dalam sejumlah kasus instrumen waktu osiloskop itu sendiri diberikan oleh rumus:
yang sama digunakan untuk memberikan keluaran
pulsa atau persegi. Kedua bentuk gelombang tersebut t,*l1t^2-trz)
dinamai bentuk gelombang segi empat, gelombang dengan t adalah waktu naik sesungguhnya
persegi dalam hal ini merupakan kasus khusus, karena /. adalah waktu naik yang terukur
perbandingan mark (is)-terhadap-space (spasi) nya r, adalah waktu naik kanal-Y osiloskop
bernilai satu.
Bentuk gelombang pulsa yang khas diperlihatkan Sebuah contoh akan menggambarkan pengaruh waktu
dalam Gambar 5.8, di situ bermacam-macam karak- naik osiloskop. Misalkan 6 = 20 nano detik
teristiknya didefinisikan. Perhatikan waktu naik dari sedangkan ty = 15 nano detik, maka
tepi kiri diukur sebagai waktu yang dibutuhkan untuk r, = V(400 - 225) = 175 = 13 nano detik
Bilamana nilai yang terukur mendekati waktu naik
(a) Pulsa tunggal osiloskop rumus ini harus dipakai.
Gelombang persegi dapat dibangkitkan dari osilator
relaksasi seperti multivibrator astabil atau dengan
melewatkan keluaran osilator gelombang sinus ke
dalam rangkaian pembentuk gelombang persegi
seperti Schmitt. Metoda yang terakhir ini biasa
digunakan dalam instrumen laboratorium serba guna,
diagram bloknya diperlihatkan dalirm Gambar 5.9.

rl
lr
}:l
T
Gambar 5.8. Bentuk gelombang pulsa
Gambar 5.9. Diagram blok generator laboratorium gelombang sinus
:ada (b) frskuensi pengulangan putsa
= 1tf putsa p6r detik (Hz) atau persegi serba guna

6t
5.6. Rongkoion @lombong Gigi Gergoji Dengan demikian untuk mendapatkan kelinieran
yang memadai dari rangkaian pengosongan sederhana
don Romp (Gambar 5.10), perubahan maksimum dalam v6 harus
Sebagian besar rangkaian ini merupakan rangkaian kurang dari 10% daripada tegangan total.
pembangkit bentuk gelombang yang naik dengan Dalam rangkaian ini kapasitor mengisi hingga nilainya
cepat sampai mencapai nilai amplitudo yang diingin- positif, sementara masukan pada sakelar nilainya nol.
kan dan kemudian kembali lagi dengan cepat kepada Bila suatu pulsa positif diberikan pada sakelar
titik asal di mana keluran dapat naik lagi seperti transistor, segeralah ia mengosongkan muatan kapasi-
sebelumnya. Kenaikan linier biasanya disebut sweep tor. Kelinieran dari rangkaian sederhana semacam ini
dan penurunan dengan cepat disebut flyback. biasanya tidak cukup memadai, kecuali bila I/ amat
Rangkaian- rangkaian ini terutama dipakai untuk tinggi. Berbagai macam cara digunakan untuk
menyapukan berkas yang melintasi muka tabung sinar mengatasi ketaklinie.ran, salah satunya adalah dengan
katoda atau dengan perkataan lain osiloskop, kamera mengisi kapasitor dari sumber arus konstan. Contoh
televisi, penerima, dan peraga radar. Dalam hal ini yang terperinci mengenai hal ini akan dijelaskan kelak
biasanya mereka dihubungkan dengan iangkaian dalam bab ini.
dasar waktu. Jenis rangkaian yang sama dapat Anda
jumpai dalam voltmeter digital yang dikaitkan dengan
generator ramp. Rangkaian seperti ini dapat dijalan- 5.7, Osilotor Resistonsi Negolif
kan secara bebas (free running) atau dipicu dari Sebagai gambaran kasar osilator resistansi negatif
osilator luar, namun dasarnya semuanya itu adalah dapat diidentikkan dengan osilator umpan balik.
sebuah kapasitor yang diisi dan kemudian dikosong-
karena yang terakhir dapat dinilai secara analitis
kan muatannya secara cepat. sebagai pemberi resistansi negatif ke dalam rangkaian
Selain dari frekuensi, persyaratan penting lainnya pada frekuensi kerja. Resistansi negatif ini memben-
untuk rangkaian pada umumnya adalah kelinierannya tuk rugi-rugi dalam jaringan frekuensi. Meskipun
yangmantap. Ini mengisyaratkan bahwa laju perubah-
demikian, paling baik bila kita mengelompokkan
an keluaran terhadap waktu harus seragam. Pada osilator resistansi negatif seperti halnya bila kita
kenyataannya, malahan dalam osilator serba guna
menggunakan peranti dioda terowongan, tetroda.
sekalipun, penyimpangan kelinieran dalam dasar unijunction transistor, atau peranti yang memiliki
waktu akan lebih baik daripada 1%. Bila kapasitor daerah resistansi negatif efektif dalam kurva karakter-
dikosongkan dari nol ke volt menuju suatu tegangan V
istiknya. Karakteristik khas untuk dioda terowongan
lewat resistor R, tegangan yang melintasi kapasitor diperlihatkan dalam Gambar 5.11. Pada mulanya arus
naik secara eksponensial menurut rumus: meningkat ketika mendapat panjaran maju, kemudian
vc=V(I-e-'rcn, merosot nilainya dengan bertambahnya panjaran, dan
akhirnya naik lagi ketika panjaran meningkat lebih
lanjut. Dengan menempatkan dioda terowongan
melintasi rangkaian resonansi sebagaimana diperlihat-
kan dalam Gambar 5.12 akan diperoleh rangkaian
yang ditala tanpa resistansi yang mana selanjutnya
akan berosilasi secara kontinyu. Osilator frekuensi
tinggi hingga mencapai beberapa kilohertz sampai
Keruaran \/\r/\ megahertz dapat diperoleh.
c
Unijunction transistor (UJT) atau transistor persam-
bungan tunggal dibuat dari balok bahan jenis-n
OV
(adakalanya p) dengan kontak ohmik pada setiap
Gambar 5.10. Rangkaian pengosongan sederhana untuk membang-
ujungnya dan persambungan emitor jenis-p dibentuk
kitkan bentuk gelombang gigi gergaji di dekat bagian tengahnya (Gambar 5.13). Resistansi

62
ln Bila tegangan emitor kurang dari qllps, persam-
la Arus bungan emitor mendapat panjaran mundur. Bila
maiu mA
Is tegangan emitor yang diberikan mencapai 4l/sp atau
sekitar 0,7 V, yaitu tegangan yang dikenal sebagai titik
Ya puncak, maka emitor akan mendapat panjaran maju,
)1. akibatnya lubang (hole) diinjeksikan ke dalam daerah
ar 81. Setiap kali peristiwa ini terjadi, resistansi di antara
ii- Togangan maju emitor dan 81 merosot hingga nilainya terkecil. Aksi
ni ini bersifat regeratif atau berulang terus.
at Gambar 5.11. Karakteristik dioda terowongan Dalam Gambar 5.14 diperlihatkan rangkaian
1k osilator relaksasi UJT yang khas. Kapasitor C mengisi
m muatannya lewat R1 dan akhirnya tegangan emitor
)h mencapai titik puncak dari UJT. UJT menghantar dan
ak mengosongkan C dengan cepat lewat R3. Karena C
dikosongkan muatannya arus yang melalui emitor
turun dan ketika arus tersebut turun di bawah nilai
arus genggam minimun, UJT kini berhenti menghan-
tar. Selanjutnya kapasitor dapat terisi lagi untuk
mengulangi proses sebelumnya. Dalam merancang
tif Keluaran

L golombang rangkaian semacam ini perhatikanlah bahwa rtilai R1


k, gnus
tidak boleh terlalu rendah, karena kalau tidak UJT tak
tis
dapat dimatikan, juga tak boleh terlampau besar,
an OV
)n-
karena bila demikian halnya UJT tidak dapat
Gambar 5.12. Osilator dioda terowongan yang khas menerima arus emitor yang cukup besar untuk
un
mengaktifkannya. Nilai yang khas berada di antara
an
10 kohm dan 1 Mohm. Osilator UJT semacam ini lazim
ita
digunakan untuk memicu rangkaian thyristor dan
la,
triac.
iki
)r-
an
'us 5.8, Pelocokon Kerusokon podo Osilotor
an Sekali lagi karena jenis rangkaian ini yang biasa
an digunakan amat banyak macamnya, maka prosedur
Simbol
rih pelacakan kerusakan harus diatur untuk pemakaian
an dan rangkaian tertentu. Sebagaimana bagiair-bagian
rt- lain sebuah instrumenm, pemahaman yang baik akan
an Gambar 5.13. Konstruksi transistor unijunction balok-n
tujuan dan cara kerja suatu rangkaian amat
ya diperlukan. Sejauh mungkin hubungilah buku petun-
rsi
balok biasanya sekitar 10 kohm, maka ketika juk pemeliharaan sebelum melakukan pengukuran
disambungkan pada catu dengan basis 2 positif
rai atau melakukan penyetelan supaya mengetahuinya
terhadap basis 1, balok atau bar ini berperilaku sebagai bilamana dibutuhkan penanganan tertentu atau
1l- pembagi tegangan dan nilainya sebesar IVss muncul instrumen uji khusus.
-n di antara emitor dan 81. dengan Vs6 adalah tegangan Beberapa unit osilator terdiri atas sejumlah blok,
ap di antara 82 dan 81, sedangkan 4 dikenal sebagai seperti peredam, penguat penyangga, modulator, dan
rk perbandingan penolakan intrinsik (intrinsic stand-off lain-lain, sehingga pendekatan logis merupakan hal
tsi ratio) (r1 biasanya bernilai antara 0,4 dan 0,7). yang penting untuk melokalisasikan blok mana dari

6-1
Gambar 5.15. Diagram blok generator sinyal RF
OV
Gambar 5.14. Osilator relaksasl UJT sederhana Trbcl 5.1. Iknrrrhn pdr Rngfdrn Odhtor

rangkaian tersebut yang tidak berfungsi. Sebagai GRUSAKAN GEJALA


contoh, tinjaulah diagram blok generator sinyal RF -up umpan balik positif terbuka Tak ada keluaran. Level panjaran
dimodulasi amplitudo (Gambar 5.15) dan misalkan DC teoat
terjadi kerusakan seperti ini: -up umpan balik negatif ter- Amplitudo lchann ncningtat
ruka scrta bentut gelombang terdi.
(c) Keluaran dari soket A berupa gelombang kontinyu
stgni
dengan SW1 pada posisi 1 dan berupa keluaran RF Komponen sebuah hsaran sa. Tat ada lcluaran pada kisarar
termodulasi dengan SW1 pada posisi 2. kelar terbuka tencbut saia
(b) Tak ada keluaran dari soket B. Komponen pemberi panjamn Tak rdr keluaraa di scluruh
erbuka kisaran. lrvel D€ tak tepat
Kerusakan hanya mungkin terjadi dalam blok
Transistor penyambungan da. Keluiran dari gigi gergajiEilIa;
peredam AF.
lam generator gigi gergaji ter. tinggi secara pemanen
Gejala apakah yang muncul untuk buka
(a) Osilator RF yang rusak, atau Pengikut emitor disertai irnpen- Keluaran &ri gg gergaii akar
(b) Modulator yang rusak? dasi masukan dalam generator berkurang scrta tak linier
$g gergaji yang nilainya ren-
Untuk masing-masing rangkaian osilator berbagai
dah atau terhubung sinckat
macam kerusakan mungkin terjadi. Tabel 5.1 memuat Kristal dalam osilator dikendali Kangkaian munglin msih bcr-
beberapa gejala kerusakan yang lazim terjadi. kristal terbuka osilasi namun pada frekuensi yang
berlainan s.rta stabilitasnva
rendah

o
R2
470 I}

'Il1'
L3T I rul
orarl_flooor*r

Gambar 5.16. Osilator jembatan Wien'

64
dengan menggunakan gabungan potensiometer RV1A
5.9. Lolihon: Osilotor Jemboton Wien
dan RV1B untuk resistor 3. Resistor kecil (470 A)
(Gambar 5.16)
tetap berada dalam rangkaian bilamana potensiometer
Osilator jembatan Wien merupakan rangkaian yang dipasang pada nol.
amat populer sebagai pembangkit gelombang sinus Dalam penguat, Tr1 merupakan penguat emitor
dalam kisaran frekuensi 1 Hz sampai 1 MHz. yang mengumpankan penguat emitor bersama (com-
Alasannya demikian: mon emitter) Tr2. Dengan cara ini diperoleh impedansi
masukan yang tinggi. Keluaran dari kolektor Tr2
(a) Frekuensi bergantung pada nilai elemen R dan C langsung dikopelkan pada Tr3, yaitu penguat emitor
saja, dan pada kenyataannya komponen R dan C bersama yang lain.
dengan kualitas tinggi telah tersedia daripada Spesifikasi untuk rangkaian ini adalah:
komponen induktor.
(b) Rangkaian yang memiliki stabilitas yang baik dan Kisaran frekuensi (1) 100 Hz - 3,3 kHz
distorsi yang rendah. (2) t kltz - 33 kHz
(c) Frekuensi dapat dibuat variabel kontinyu. (3) 10 kHz - 330 kHz
Hanya sedikit yang dapat diperoleh dari analisis Amplitudo keluaran kurang lebih 1 V rms
operasi rangkaian secara terperinci sebagaimana yang Distorsi harmonik total kurang d ai 0,2o/" pada 1. kHz.
diberikan dalam buku-buku teks pada umumnya. Tegangan yang diukur dengan multimeter standar
ini terdiri atas penguat tingkat
Secara ringkas, osilator pada sejumlah titik uji adalah
ganda dengan lup umpan balik positif yang tersusun
atas jaringan RC seri sehingga mengakibatkan TU I 2 J 4 5
munculnya sinyal umpan balik melintasi jaringan RC
PM 1,9 0,8 12,7 t2 16,8
paralel. Kapasitor dan resistor nilainya dibuat sama,
rangkaian akan berosilasi pada suatu frekuensi jika
beda fasa antara keluaran dan masukan nol derajat. Pertanyaan-pertanyaan
(1) Bila unit rusak sehingga tak ada keluaran yang
1
dapat diperoleh dari posisi sakelar (3), komponen
l'c_ - znRC manakah yang patut dicurigai dan jenis apakah
kerusakannya?
Redaman dalam lup umpan balik positif memiliki (2) Bila unit rusak sehingga tak ada keluaran yang
faktor 3 saja, maka penguatan keseluruhan penguat dapat diperoleh dari setiap posisi sakelar, namun
tingkat ganda harus mencapai 3 saja untuk memperta- tegangan dc muncul secara nonnal, komponen
hankan osilasi. Lup umpan balik negatif digunakan manakah yang patut dicurigai? Berikan alasannya!
untuk menahan penguatan pada gambar ini. Dalam (3) Bagaimanakah pengaruh (a) termistor yang
hal ini umpan balik negatif datang dari kolektor Tr3 terbuka; (b) C4 yang terbuka?
Iewat termistor menuju emitor Tr2. Termistor (4) Unit rusak memberikan suatu keluaran pada setiap
digunakan untuk menstabilkan amplitudo keluaran. kisaran, dibawah ini
diberikan pembacaan dc
Resistansinya akan turun bilamana amplitudo keluar- tersebut. Sebutkan komponen yang rusak beserta
an membesar, dan pembesaran ini akan meningkatkan alasannya.
tegangan umpan balik, jadi mengurangi penguatan
sehingga secara otomatis memperkecil amplitudo TU 1 2 4 5
keluaran.
PM 0 0 L6 15,2 15,3
Frekuensi osilator jembatan Wien dapat dibuat
variabel dalam kisaran yang lebar. Dalam hal ini posisi
tersambung pada tiga sebagaimana diperlihatkan, (5) Unit rusak memberikan keluaran pada kisaran (2)
maka frekuensi diubah dengan nilai kapasitor seri dan dan tegangan yang diukur dengan sakelar (2)
kapasitor paralel. Frekuensi dibuat variabel kontinyu terpasang dan RV1 pada nilai maksimum adalah

ei
TU1 ) 3 4 5

PM I,9 0 16 15,2 15,3 2

Sebutkan komponen yang rusak beserta alasannya.


(6) Tuliskan perkiraan nilai tegangan yang akan Anda
ukur bila C8 terhubung singkat.
(7) Osilator rusak memberikan keluaran pada setiap
kisaran. ct
Setelah mempelajari tegangan dc berikut, nyatakan o,l pF
komponen yang rusak dan jenis kerusakannya.

TUl 2 3 4 5

PM L,9 0,8 T3 L2,5 24 Bentuk gelombang


keluaran

+6V

510 lolihon: Generotor Gelombong Gigi


Gergoii Gilolor Penohon (Gambar 5.17)
Rangkaian ini turut dimasukkan sebab osilator
penahan (blocking oscillator) merupakan rangkaian
yang bermanfaat dan amat sering digunakan dalam
osilator dasar waktu medan (field time base oscillator) 0,7 md I walilu
dan penerima tv.
Cara kerjanya seperti berikut. Bila daya diberikan, Gambar 5.17. Osilator penahan generator gelombang gigi gergaji

C1 mengisi lewat R1 sampai tegangan pada basis


transistor kurang lebih mencapai 0,7 V. Nilai ini tegangan basis menjadi negatif. Jangkah negatif pada
menyebabkan transistor menghantar. Arus kolektor basis sama dengan perubahan tegangan kolektor
mengalir dan tegangan kolektor turun. Transistor yang dibagi dengan perbandingan lilitan trafo. Transistor
mengkopel dari kolektor ke basis dihubungkan untuk ditahan of sementar C1 mengisi lewat R1 menuju *12
memberikan umpan balik positif, dengan perkataan V. Ketika tegangan yang melintasi C1 mencapai 0,7 V
lain peningkatan arus kolektor dalam gulungan primer sekali lagi transistor menghantar. Tanpa Q dalam
akan menginduksikan tegangan pada basis yang rangkaian bentuk gelombang keluaran menjadi
menyebabkan transistor lebih menghantar. Tegangan sederetan pulsa negatif dalam selang yang pendek
kolektor transistor segera turun dengan cepat sampai pada frekuensi yang besarnya ditentukan oleh R1 dan
mendekati nol dan tetap di situ nilainya, sementara Cr.
arus kolektor naik secara kontinyu. Meskipun Osilator penahan pada khususnya bermanfaat
demikian, pada beberapa titik arus kolektor mencapai dalam pembangkitan pulsa yang memiliki daya puncak
nilai batas tertentu, biasanya disebabkan oleh yang relatif tinggi dalam deretan daya rata rendah.
penguatan arus transistor yang tertentu nilainya. Bila Sebagai contoh, suatu transistor dengan arus rata
arus primer dalam transformtor berhenti berubah, dengan batas 100 mA dapat digunakan untuk
serentak dengan itu tegangan induksi sekunder memberikan pulsa puncak sebesar 1 A. Disipasi daya
berhenti. Tegangan basis jatuh dan mematikan rata-rata ditahan dalam batas transistor karena siklus
transistor. Sebab, umpan balik positif transistor kerja (duty cycle)-tya rendah. Sifat inilah yang
dihentikan kerjanya atau dimatikan secara cepat dan digunakan untuk memberikan bentuk gelombang gigi

66
gergaji dengan mengosongkan muatan kapasitor C2 (4) Tuliskan pengaruh kolektor yang terbuka
secara cepat ketika transistor menghantar. Ketika (5) Bila R2 berubah nilainya menjadi besar, katakan-
transistor tak menghantar, C2 mengisi muatannya lah 4 kohm, pengaruh apakah yang dijumpai pada
lewat R2 menuju +12 V. Dengan demikian bentuk rangkaian dan bentuk gelombang keluarannya?
gelombang gigi gergaji dihasilkan melintasi C2, dalam (6) Komponen manakah yang rusak bila osilator
Gambar 5.17 diperlihatkan bentuk gelombang ini. rusak memberikan pembacaan berikut
Perhatikan bahwa kelinierannya masih kurang baik.
Bila Anda membangun rangkaian percobaan
dengan C1 dan Ca yang berlainan, perhatikan TU 1 2 3 4
frekuensi dan bentuk gelombangnya. Rangkaian akan PM +9,7 0 +2 +12
memberikan gelombang gigi gergaji dengan amplitudo
*6 V pada frekuensi sekitar 1,5 kHz. Digunakan
transformator pulsa kecil dengan perbandingan lilitan
3 :1, namun bila tidak tersedia, transformator kemudi 5ll. Lofihon: Osilotor Gelombong Gigi
audio kecil juga dapat bekerja dalam rangkaian ini. Gergoji yong Diiolonkon Secoro
+r2v
Bebos (Free Running So'n/'loolh Osilolu)
(Gambar 5.19)

Rangkaian sebelumnya memiliki kelinieran yang


kurang layak, alasannya karena kapasitor keluaran
diisi secara eksponensial. Peningkatan kelinieran yang
OV
t+l cukup bermanfaat dihasilkan bila kapasitor diisi dari
0,7 md
sumber arus konstan. Rangkaian yang berosilasi pada
Gambar 5.18. Bentuk gelombang keluaran yang didapat dari kondisi frekuensi 500 Hz dan memberikan keluaran *6 V
kerusakan
dapat dipandang sebagai tiga blok. Tr3 merupakan
sumber arus konstan yang mengumpankan arus
Pertanyaan-pertanyaan pengisi konstan kurang lebih 1 mA pada C1: Tr1 dan
(1) Generator gelombang gigi gergaji rusak dan level Tr2 dihubungkan sebagai sakelar pemicu untuk
tegangannya adalah mengosongkan C1 dengan cepat; dan Tra adalah
pengikut emitor yang memberikan keluaran impedan-
TU 1 2 J 4 si rendah. Untuk memahami setiap rangkaian paling
baik jika kita memandangnya dalam blok-blok.
PM 0 0 +t2 +12 Tinjaulah terlebih dulu sumber arus konstan,
tegangan basis Tr3 ditahan tetap pada tegangan kurang

Sebutkan komponen-komponen yang rusak beserta


lebih +9 V oleh pembagi tegangan R1 dan R2.
Tegangan emitor akan bernilai +9,7 V, yang berarti
alasannya. (2) Osilator rusak sedemikian hingga
bahwa tegangan sebesar 2,3 V dijangkitkan pada R3
keluarannya seperti diperlihatkan dalam Gambar
dan RV1. Bila resistansi total R3 yang diserikan dengan
5.18. Nyatakan komponen yang rusak dan jenis
RV1 dipasang pada 2k3, maka arus yang mengalir
kerusakannya.
lewat transistor akan menjadi 1 mA' Arus kolektor ini
(3) Ada dua buah komponen yang rusak yang dapat
akan tetap konstan apabila tegangan emitor kolektor
menyebabkan osilator gagal berfungsi dan memberi-
berubah besar. Bilamana C1 dikosongkan dan
kan pembacaan berikut. Sebutkan kedua komponen
transistor penyambung Tr1 dan Tr2 off, maka arus
tersebut.
konstan ini akan mengalir mengisi C1.
Kini 0 = C7untuk kapasitor dan karena Q = idt,
TU 1 2 3 4
maka dt = CVli,
PM 0,7 0;l 0,1 0,1 dengan
0t ril9l4 Relk5

Tc
BCrOS

Ra Gambar 5.19. Osilator gelombang


tok gigi gergaji yang di-
jalankan secara be-
bas dengan linieritas
yang baik.

I = arus konstan lah dengan kapasitor yang berlainan nilainya.


C = nilai kapasitor dalam Farad Amplitudo keluaran dikendalikan oleh perbandingan
7 = amplitudo ramp resistor R6 dan R7, nilai ini dapat digunakan untuk
d, = waktu ramp mengubah amplitudonya.

Pertanyaan-pertanyaan
Bilai = 1 mA, C = 0,33 pF, dan V = 6 7, maka (1) Komponen manakah yang rusak apabila frekuensi
0.33x10-6x6
--4 generator berubah nilainya mendekati 1 kHz, apabila
dt = = 1,98 x 10-3 detik amplitudonya turun menjadi 5 V? Level dc pada titik
1 x 10-r
uji adalah +9,1 V.
Dengan perkataan lain untuk amplitudo 6 V waktu (2) Apa pengaruhnya bila basis emitor Tr4 terhubung
ramp ktxang dari 2 md. singkat?
Pengikut emitor Tr2 menyangga sinyal ramp ata:u (3) Dalam masing-masing kasus berikut keluaran
sinyal lereng menuju keluaran sehingga arus yang dihasilkan oleh generator yang rusak. Sebutkan
dibelokkan dari kapasitor sekecil mungkin, jika tidak komponen-komponen yang rusak dn jenis kerusakan-
demikian akan dihasilkan ketaklinieran. nya. Dalam setiap kasus sertakan pula alasannya
Jika tegangan yang melintasi C1 mengenai tegangan
basis Tr2 yaitu 0,7 V, Tr2 menghantar. Selanjutnya ini
menyebabkan Tr1 menghantar pula. Karena ada Kerusakar 2 3 4 5 6

umpan balik positif dari kolektor Tr1 menuju basis Tr2, A +9,1 +9,8 +9,7 +9 +1I,4 +12
kedua transistor menghantar dengan cepat. Cl B +9,1 +9,8 +0,8 +0,1 +0,05 +0,1
dikosongkan muatannya sampai tegangannya menca- C +9,1. +9,8 +9,7 +9 +6,r +10,9
pai level mendekati 0,7 V (sama dengan tegangan basis D +12 +5,3 +0,8 +0,1 +0,05 +0,L
emitor Tr1). Ketika tegangan kolektor Tr1 turun, D1 E +9,1 +5,3 +0,8 +0.1 +0,05 +0,1
menghantar akibatnya sumber arus konstan tersum-
bat. Segera setelah C1 dikosongkan arus basis yang
menuju Tr1 terhenti, Tr1 dan Tr2 berhenti mengantar, (4) Osilator rusak sehingga ar4plitudo keluaran turun
sehingga memungkinkan C1 diisi lagi secara linier. menjadi kurang dari 1 V. Nilai tegangan terukur
Untuk mengubah frekuensi osilator, sambungkan- besarnya

68
Tr3 terhenti, kini Cq diisi. Tegangan yang melintasi
TU 1 2 J 4 5 6
kapasitor naik secara positif. Tegangan yang mening-
PM +9,1 +9,8 0 +12 kat secara linier itu diumpankan melalui pengikut
emitor Tra menuju keluaran. Pengikut emitor
Sebutkan komponen yang rusak dan jenis kerusak- digunakan untuk memberikan impedansi keluaran
annya. yang rendah dan untuk mencegah beban terlalu
mempengaruhi kelinieran lereng. Karena keluaran
512. Lolihon: Generotor Laeng (Romp) membesar demikian pula halnya dengan tegangan
pada persambungan R1s dan R11. Ketiga tegangan
Kecepoton Rendoh (Gambar 5.20)
pada titik ini kurang lebih mencapai +1,0 V, dioda Dz
Rangkaian ini dirancang untuk memberikan sinyal akan menghantar dan mengaktifkan Tr2 untuk
keluaran lereng tunggal untuk sebuah pulsa picu mereset bistabil. Tr3 mulai menghantar dan Ca

masukan positif. Selang lereng kurang lebih 1 detik dikosongkan secara cepat.
dan amplitudonya 10 volt. Sebagaimana contoh Unit semacam ini dapat dimanfaatkan untuk
sebelumnya kapasitor pewaktu Ca diisi dari sumber memeriksa karakteristik peranti ketika digunakan
arus konstan Tr5. Kapasitor yang akan dipakai berasal bersama-sama plotter XY .

dari jenis tantalum. Tr1 dan Tr2 membentuk


rangkaian bistabil dengan Tr1 pada keadaan normal- Pertanyaan-pertanyaan
nya mengantar dan Tr2 on atalu
off atau tak (1) Bagaimana caranya memodifikasi rangkaian agar
menghantar. Dengan kondisi demikian tegangan dapat dijalankan secara bebas?
kolektor Tr1 menjadi tinggi mengakibatkan Tr3 (2) Apa gunanya C5?
mendapat panjaran maju lewat R5. Tr3 merupakan (3) Dalam setiap kondisikerusakan berikut rangkaian
transistor penyambungan yang menjepit atau memo- gagal beroperasi dengan benar bila diberikan pemicu
tong tegangan yang melintasi Ca mendekati nol volt' masukan. Sebutkan komponen-komponen yang rusak
3mBila diberikan pulsa masukan positif kepada basis dan sertakan pula alasan atas pilihan Anda tersebut.
Tr1, bistabil akan mengubah keadaan transistor Tr1 Tegangan diukur terhadap 0 V dengan menggunakan
menjadi on danTr 2menj adi off . P aniatan maju untuk multimeter standar.
+20 v

R. rOO P IOO P R2
ziz C, C2 2k2

JL
'Pulsa
picu

Gambar 5.20. Generator gigi gergaji (ramp) dipicu


dengan kecepatan rendah

69
dibangkitkan pada keluaran. Sementara Tr2tetap off,
Kerusalan I 2 4 5 6 7 8
rangkaian unijunction terus berosilasi menghasilkan
A +0,1 +0,7 +0,05 +19,6 -1,6 +19,j +18,1 +6,4 pulsa-pulsa pada keluaran. Banyaknya pulsa yang
B +19,( 0 +0,7 +0,1 -8 +19,j +18,1 +1,4
muncul pada keluaran ditentukan oleh perbandingan
C +0,1 +0,7 +0,05 +19,6 -1,6 0 -0,6 -6,7
mark-terhadap-space dari multivibrator astabil. Ini
D +19,( +0,2 +0,75 +0,75 +0,7 0 -0,6 -6,7
diperlihatkan dalam Gambar 5.22x, dapat dilihat
E +19 0 +0,7 +0,11 +0,7 0 -0,6 -6,7
F +19 0 +0,7 +0,1 0 +19,( +18,! +1,4
bahwa sejumlah pulsa yang dihasilkan memiliki
+0,1 +0,7 +0,05 +19,6 +0,7 +0,7
perbandingan mark-lerhadap-space y angkecil, dan 10
G 0 -6,2
H +0,1 +0,7 +0,05 +19,6 -1,6 +19,( +19 -19,6
(i) RV1 diputar penuh berlawanan arah jarum iam
+8V
i Keluaran
5J3, Lolihon: Generolor Pulso WT Tagebong A

(Gambar 5.21)
L_1,
OV
.l
Sebagaimana dikemukakan di atas uniiuncrion transis- 0,8 md 2,2 nd

tor menjadikan osilator relaksasi yang dihasilkannya


amat baik. Dalam rangkaian ini catu emitor
uniiunction diumpankan lewat sakelar transistor dari
multivibrator astabil. Bentuk gelombang frekuensi
rendah dari astabil digunakan sebagai gerbang bagi
unijunction, sehingga keluaran dipenuhi oleh pulsa-
pulsa. (ii) RVI diputar penuh searah jarum iam
multivibrator astabil berosilasi pada
Tr1 dan Tr2 dari
frekuensi yang besarnya kurang lebih 300 Hz. Keluaran
A
Perbandingan mark (isi)-terhadap-space (spasi) dari
bentuk gelombang pada kolektor Tr2 dapat diubah-
ubah dalam kisaran yang cukup lebar dengan l*.i_l 2,2 md 0,8 md
potensiometer RV1. Ketika Tr2 tersambung off, Tr3
menghantar sehingga tegangan emitornya membesar
Keluaran
mendekati +8 V. Selanjutnya C3 diisi secara cepat B

lewat R5, pemicu unijunction mengosongkan C3


akibatnya suatu pulsa positif muncul pada R7. Ini
menyebabkan Tr5 menghantar dan sebuah pulsa Gambar 5.22. Bentuk gelombang keluaran dari osilator tergerbang

a,I
rk2[
R3
5k6
ILI* o
c1

o
Ttr Keluaran
8C108

t
IIUO B

Gslombang I t Tts Pulsa-Pulsa


tergerbang
8C1G

ou Gambar 5.21. Generator pulsa tergerbang

70
pulsa dihasilkan dengan perbandingan mark-terha- (5) Sebutkan kondisi kerusakan berikut baik kompo-
dap-space yang besar. Cara kerjanya dapat dimodifi- nen yang rusak maupun jenis kerusakannya. Dalam
kasi dengan mengubah nilai-nilai R:, Rr, atau C3. setiap jeniskasusgejala-gejalakerusakanyangterlihat
adalah tidak adanya bentuk gelombang keluaran pada
Pertanyaan-pertrnyaan (B), sedangkan gelombang persegi 300 Hz muncul
(1) Apa pengaruhnya terhadap bentuk gelombang pada (A).
keluaran bila basis emitor Tr3 terbuka?
(2) Rangkaian rusak sehingga bentuk gelombang
pada B merupakan kebalikan bentuk gelombang pada Kerusakan 6 7 8
A. Komponen manakah yang rusak?
1 0 0,3 8
(3) Apa pengaruhnya pada operasi rangkaian bila
2 0,32 0,32 8
basis emitor Tr1 terhubung singkat?
3 5,4 0,3 8
(4) Komponen-komponen manakah yang rusak bila
4 3,6 0 8
sederetan pulsa negatif kontinyu dengan selang waktu
5 0,4 0 8
0,1 md muncul pada keluaran B. Tegangan terukur
pada titik-titik uji adalah

TU 1 2 J 4

PM 0,1 7,9 0,7 0

71
6, RANGKAIAN PEMBANGKIT PULSA
DAN BENTUK GELOMBANG

6J. Pendohuluon si, rangkaian ini memindahkan komponen frekuensi


tinggi dari bentuk gelombang pulsa. Bila diberikan
Kebanyakan elektronika modern mencurahkan per' masukan step (fungsi loncat atau anak tangga)
hatiannya pada pembangkitan dan pengubahan pulsa tegangan yang melintasi kapasitor tidak dapat berubah
dan sinyal-sinyal lainnya. Jaringan pembangkit bentuk seketika itu juga, namun meningkat secara eksponen-
gelombang dan pembentuk pulsa yang utama dapat sial menurut rumus
dikelompokkan menjadi:
(1) Rangkaian pasif linier: tersusun atas elemen-
vc=V(l-"-rtcR1
elemen R, L, dan C Sekarang CR yang merupakan perkalian kapasitansi
(2) Rangkaian pasif tak linier: pemotong dan pemutih dalam farad dan resistansi dalam ohm dikenal sebagai
dioda TETAPAN WAKTU rangkaian. Dalam satu tetapan
(3) Rangkaian aktif: menggunakan sakelar transistor waktu tegangan yang melintasi kapasitor berubah
sebagai pemicu Schmitt dan monostabil. sebesar kurang lebih 63' Perhatikan bahwa untuk
Beberapa contoh yang lebih umum akan disajikan mencapai tegangan mendekati V pada kapasitor
dalam bab ini, Rangkaian semacam ini akan dijumpai dibutuhkan 4 - 5 kali tetapan waktu.
dalam penerima tv warna, perlengkapan radar, dan Pengaruh integrator pada pulsa vang memiliki lebar
kenyataan pada hampir seluruh peralatan elektronik. yang cukup panjang bila dibandingkan tetapan waktu
dari "integrator" mengakibatkan kemerosotan waktu
6,2. Rongkoion Posif Linier - lntegroto don penaikan dan waktu penurunan. Meskipun demikian,
bila lebar pulsanya pendek bila dibandingkan tetapan
Diferensiotor
waktu dari "integrator", maka kapasitor tidak
Rangkaian yang tersusun atas komponen-komponen memiliki waktu yang memadai untuk mengisi dirinya
R, C, atau L saja merupakan rangkaian linier, karena secara penuh, akibatnya keluaran nampak seperti
mereka tidak mempengaruhi bentuk sinyal masukan gelombang segitiga. Rangkaian semacam ini sering
gelombang sinus. Mereka hanya menghasilkan redam' digunakan . untuk memberikan waktu tunda yang
an dan beda fasa untuk gelombang sinus murni' singkat. Dalam Gambar 6.2 diperlihatkan sebuah
Meskipun demikian, mereka merombak bentuk contoh.
gelombang lainnya secara besar-besaran' DIFERENSIATOR yang pada dasarnya merupa-
Dalam Gambar 6.1 diperlihatkan INTEGRATOR kan tapis lulus-atas (high pass filter) mengizinkan
yang sering disebut tapis lulus-bawah (low-pass filter) frekuensi-frekuensi tinggi lewat, namun tredam
bersama-sama dengan sinyal-sinyal keluaran yang frekuensi-frekuensi rendah. Dalam Gambar 6.3
dihasilkan untuk masukan-masukan tertentu. Karena diperlihatkan rangkaian tersebut bersama-sama ke-
reaktansi kapasitor turun terhadap kenaikan frekuen' luarannya untuk bermacam-macam masukan pulsa.

72
'-1--------r...._-
Masukan
I^ Keluaran
=u
I

(a) Tingkat (slep)

.T-
(b) Pulsa
(l8bar pulsa melebihi
tstapan waktu)
,j-1
(c) Pulsa
(lebar pulsa sama dengan
o
telapan waktu) "_ -_
(d) Pulsa
(lebar pulsa lebih kecil
dari pada tetapan waktu)
9-A--
"_rl_
Gambar 6.1. Integrator

rl
Masukan Keluaran

lnpui Oui pul

"_N_
(a) SteP

o
Beniuk gelombang terkait waKu

]r-L--
nput T-1
I

o
(b) Pulsa I
o ll
I

(lebar Pulsa lebihn kecil


Tegangan daripada tetapan waktu)
pada C O

(c) Pulsa

(lebar pulsa melsbihi


tetapan waKu)

Gambar 6.2. Pemakaian integrator sebagai pemberi


waktu tunda. Gambar 6.3. Diferensiator

73
Bila diberikan bentuk gelombang step dan dianggap terhadap sinyal masukan. Karenanya sinyal keluaran
bahwa C tidak terisi, maka tegangan yang melintasi 'akan sedikit teredam atau:
kapasitor tidak berubah secara mendadak. Tegangan IR \
yang melintasi kapasitor hanya dapat. berubah Vn= *
manakala dia memerlukan sejumlah muatan dan tentu h -'./
saja ini memerlukan waktu. Dengan demikian
Dengan demikian untuk memperkecil kesalahan, R
keluaran harus naik sama besarnya nilai masukannya.
biasanya dibuat jauh lebih besar daripada 16. Dalam
Ketika C mulai mengisi, tegangan padanya mulai prakteknya ini segera diperoleh karena resistansi
membesar, akibatnya tegangan yang melintasi resistor
kemiringan dari dioda 16 rerdoh, pada khususnya
R turun secara eksponensial: kurang dari 1ffi Q. Dengan membalikkan dioda, sinyal
V, = l/(s-tre-R1 keluaran hanya akan terdiri atas bagian masukan di
bawah Y3, sementara bagian di atas Vs akan dipotong.
Hasilnya berupa "spike" yang menyerupai perubahan
Pengaruh serupa dapat diperoleh dengan menghu-
keadaan pada masukan yang dibangkitkan.
bungkan dioda secara paralel dengan sinyal seperti
Bila pulsa masukan memiliki lebar yang panjang dalam Gambar 6.5. Di sini bila masukan mencapak Yg
dibandingkan tetapan waktu diferensiator yang dioda menghantar dan membatasi keluaran. Rangkai-
diberikan, maka keluaran harus menuju ke arah an dapat dibuat dengan menggunakan dua dioda untuk
negatif pada tepi penurunannya. Ini terjadi karena
kapasitor sudah terisi oleh tepi penaikan pulsa, tidak *Va
dapat mengubah tegangannya secara mendadak ketika
tepi penurunannya sampai. Keping sebelah kiri
kapasitor akan memiliki tegangan *V dan keping
sebelah kanan 0 V. Bila masukan berubah secara
mendadak dari +B menjadi 0 V maka sekarang
keluaran harus berubah dari 0 menuju -V volt. OV
Diferensiator sering digunakan untuk mengubah
Eontuk golombang'+
pulsa-pulsa satu polaritas menjadi "spike" dengan
polaritas berlawanan. Spike ini selanjutnya dapat
digunakan untuk memicu rangkaian lainnya. Masukan
ov -

6.3. Diodo Pembongkit Benluk @lombong


Dikarenakan sifat hantarannya yang satu arah saja,
dioda dipakai secara luas untuk menyingkirkan suatu
bagian sinyal (sebagai pemotong) dan menjepit bentuk
_A__A_ *,,
gelombang pada level acuan (sebagai pemulih). '---------- ov
RANGKAIAN PEMOTONG digunakan bila ha- Cambar 6.4. Dioda seri pemotong
nya dikehendaki suatu bagian sinyal saja' Dioda baik
dirangkaikan secara seri ataupun paralel dengan jalur
sinyal digunakan untuk menyingkirkan suatu bagian
sinyal yang berada di atas atau di bawah level acuan dc'
Dalam Gambar 6.4 diperlihatkan pemotongan dioda
khas yang diserikan. Dioda hanya bekerja bila sinyal
masukan melampaui level panjaran acuan Ys. Tentu
saja bila dioda bekerja, resistansi kemiringan majunya
Gambar 6.5. Dioda shunt pemotong
akan membentuk pembagi tegangan dengan R

74
memotong bagian atas dan bagian bawah dari bentuk Sebutkan contoh rangkaian dioda dengan diferen-
gelombang. Rangkaian semacam adakalanya disebut siator diperlihatkan dalam Gambar 6.6. Di sini dioda
"pengiris" dan dapat digunakan untuk mengubah digunakan untuk menyingkirkan bagian positif bentuk
gelombang sinus menjadi semi gelombang persegi. gelombang sehingga hanya terbangkit "spike" negatif.

rt
Masukan

Bontuk g6lombang
+v
Masukan O

-V

+2v

Bontlk gelombang
*r**
Gambar 6.7. Rangkaian dasar pemulih dc

Gambar 6.6. Pemakaian dioda bersama diferensiator


untuk membangkitkan spike negatif.

9r
Hanya pulsa
Cr p6nyorampak
Masukan 9.1*6 ,n€dan saia '
pulsa C2 R4 R5
penyommpak
O OOI pF too k too k

ov o

Bontuk gelombang Pulsa Putsa penyerampal I Pulsa


parala medan I
poraia

Masukan Pulsa *r".

Tegangan pada C2

Gambar 6.8. Rangkaian pemilah pulsa


Keluaran penyerampak msdan
penyerampak

75
RANGKAIAN PENJEPIT merupakan rangkaian dioperasikan dalam modus saturasi atau jenuh. Ini
yang menetapkan nilai sebuah puncak gelombang terjadi bilamana sinyal masukan mengemudikan
balik-balik pada suatu tegangan acuan dc. Perhatikan transistor secara berlebihan, akibatnya transistor
bahwa penjepit secara ideal seharusnya tidak mem- secara kasar disambungkannya pada kondisi ON
pengaruhi bentuk gelombang. Dalam Gambar 6.7 (menghantar). Di bawah kondisi demikian tegangan
diperlihatkan rangkaian khas penjepit pada 0 V kolektor turun pada nilai yang rendah. Tegangan ini
(pemulih dc). Agar bekerja dengan benar tetapan disebut tegang_An jenuh kolektor emitor V5.5 (enuh),
waktu jaringan CR harus jauh lebih besar daripada yang nilainya berkisar dari 0,1 V sampai 0,6 V
lebarpulsa masukan. Keluarannya hanya dapat dijepit bergantung pada jenis transistor dalam rangkaian.
secara tepat bila masukannya terdiri atas sederetan Transistor akan OFF (tak menghantar) bila tak ada
pulsa sebagaimana diperlihat. Kapasitor mulai mengisi sinyal masukan atau bila masukannya bernilai lebih
bilamana bentuk gelombang menuju negatif karena rendah daripada tegangan basis emitor yang diper-
dioda menghantar secara penuh. Setelah beberapa syaratkan. Di bawah kondisi demikian tegangan
siklus bentuk gelombang masukan kapasitor akan kolektor menjadi tinggi, mendekati V66 dan satu-
terisi sampai mencapai nilai puncak masukan, satunya arus yang mengalir lewat beban kolektor
akibatnya level keluaran rata positifnya akan tergeser. adalah arus bocor transistor. Pada transistor-transistor
Dengan membalik dioda puncak positif dapat dijepit silikon modern nilai arus ini arnat kecil dan dalam
pada 0 V. kebanyakan kasus nilainya diabaikan.
Contoh yang baik mengenai pemakaian dioda Bila transistor disambungkan pada posisi ON
terdapat dalam generator pulsa-penyerempak-medan diperlukan waktu tertentu sebelum keluaran turun
yang digunakan dalam penerima tv monokrom. nilainya menjadi Y66 (enuh): waktu ini merupakan
Sebuah contoh diperlihatkan dalam Gambar 6.8 waktu transisi yang diperlukan pembawa muatan
bersama-sama bentuk gelombangnya. Dioda D1 bergerak melewati transistor. Meskipun demikian,
tersumbat oleh setiap pulsa penyerempak negatif, ketika tersambung OFF, terdapat waktu tunda
akibatnya C1 mengosongkan muatannya lewat R2. tertentu sebelum arus kolektor terhenti, karena
Ketika pulsa penyerempak kembali positif, Dr terdapat pembawa muatan minoritas yang disimpan
menghantar menyebabkan C2 terisi kembali secara dalam daerah basis transistor jenuh. Muatan-muatan
cepat. Tetapan waktu Cz Rz adalah sedemikian ini harus disingkirkan sebelum transistor menyambung
nilainya sehingga hanya sinyal negatif kecil yang ke posisi OFF. Bentuk gelombang yang memperlihat-
dibangkitkan pada anoda D2 oleh pulsa penyerempak kan waktu transisi dan waktu tunda penyimpanan
jalur sempit. Meskipun demikian, ketika muncul pulsa ditunjukkan dalam Gambar 6.10.
medan yang lebar sinyal negatif yang besar dibangkit- Seringkali kecepatan penyambungan ditingkatkan
kan. Rangkaian pemotong dioda D2 R3 Ra menyingkir dengan menggunakan
setiap informasi penyerempak jalur dan sinyal (a) Kapasitor pemercepat (speed-up capasitor): kapa-
dideferensialkan oleh C3 R5 untuk menghasilkan sitor yang diparalelkan dengan resistor kemudi
sederetan pulsa medan yang tajam pada keluarannya. (b) Suatu modifikasi yang kebal jenuh (anti saturasi)
Yang terakhir merupakan rangkaian yang menghin-
darkan transistor dari saturasi atau jenuh (Gambar
6.4. Rongkoion Pembentukon Pulso Aklif 6.11). Dioda D1 digunakan untuk menahan tegangan
kolektor pada level tertentu untuk menghindari
Rangkaian ini memanfaatkan sifat penyambungan saturasi. Bila masukan diberikau tegangan kolektor
transistor, dioda terowongan, FET, dan sebagainya, akan turun, namun bila tegangan kolektor lebih
untuk menata kembali bentuk sinyal masukan. rendah dari tegangan basis, dioda seri (seringkali
Sebagai gambaran umum akan kita telaah rangkaian Germanium) menghantar dan mengalihkan arus
pemicu Schmitt dan monostabil. masukan yang berlebihan ke dalam kolektor. Mungkin
SAKELAR TRANSISTOR sederhana diperlihat Anda menjumpai rangkaian ini dalam pemakaian
dalam Gambar 6.9. Seringkali saketar transistor dengan R2 diganti dengan dioda silikon.

76
6.5. Rongkoion Pemicu Schmitt

Rangkaian ini diperlihatkan dalam Gambar 6.12


digunakan untuk deteksi level, pembentukan kembali
pulsa dengan tepi yang jelek, dan pemersegi sinyal
gelombang sinus. Schmitt pada dasarnya merupakan
sakelar aksi-detak (snap-action switch) yang meng-
ubah kondisi pada titik sandung tertentu. .Tinjaulah
keadaan ketika masukan pada basis Tr1 ada pada nol
Kondisi ON Kondisi OFF
volt. Tr2 menghantar karena dia mendapat prategang-
Togangan +ve Tegangan an maju yang diberikan oleh pembagi tegangan R2, R3
dibsrikan basis emitor
pada basis
dan Ra. Tegangan pada basis Tr2 nilainya kurang lebih
sama dongan nol
Ycc R+
Gambar 6.9. Sakelar transistor sederhana tl _
'"nr+ R3 + R4

Tegangan pada emitor Tr1 dan Tr2 akan bernilai 0,7


V lebih kecil daripada Vp2 dan tegangan positif ini
akan memberikan panjaran mundur bagi Tr1, dengan
demikian menahan dia pada posisi off. Arus yang
mengalir lewat Tr2 ditentukan oleh

lcz=-mA-
(vBz 0,7)

Rs (ke))
Waktu ponyimpanan sehingga tegangan kolektor Tr2 menjadi
muatan minoritas Wakiu
transisi tak
menghanlar Vcz = Vcc - Icz Re

Biasanya rangkaian dirancang sedemikian rupa


Vcc
0en) sehingga Tr2 tidak jenuh, jadi memungkinkan
kecepatan penyambungan yang lebih tinggi.
Wakiu transisi
hantaran
Bila tegangan masukan dinaikkan sehingga mende-
kati tegangan pada basis Tr2, maka Tr1 mulai
Gambar 6.10. Bentuk gelombang penyambungan untuk sakelar menghantar, tegangan kolektor jatuh pada dan Tr2
transistor sederhana
mulai tak menghantar. Karena terdapat umpan balik
positif di antara emitor-emitor, Tr1 segera menghantar
(on) danTr2tidak menghantar (off). Tegangan keluar
*
naik simpai Vcc.
Keistimewaan pemicu Schmitt adalah bahwa
rangkaian tidak menyambung balik segera setelah
sinyal masukan diperkecil nilainya tepat di bawah level
ambang atau titik sandung tertentu, namun pada nilai
yang jauh lebih kecil dari itu. Rangkaian memiliki
histerisis atau backlash, sifat ini sangat bermanfaat
dalam mengeliminasi derau yang menekan atau
menindih sinyal masukan. Analisis rangkaian secara
terperinci berada di luar jangkauan buku ini. Namun
Gambar 6.11. Rangkaian kebal jenuh alasan untuk histeresis dapat dilihat dengan meman-

77
dang bahwa rangkaian mengubah keadaan ketika 6.6. Monostobil
menjumpai dua buah tegangan basis yang sama.
Ketika level ambang titik sandung atas dilewati, Tr1 Multivibrator monostabil yang adakalanya disebut
menghantar dan tegangan kolektornya jatuh, Ini "peranti satu tembakan" (one shot) adalah rangkaian
berarti bahwa tegangan basis Tr2 juga jatuh, jadi agar yang digunakan secara luas untuk membangkitkan
rangkaian menyambung balik kepada kondisi awalnya pulsa keluaran dengan lebar dan amplitudo tetap.
tegangan pada basis Tr1 harus diperkecil sampai Pulsa keluaran ini hanya dihasilkan ketika rangkaian
nilainya sama dengan tegangan yang lebih rendah pada dipicu ke dalam operasi oleh pulsa masukan sempit.
basis Tr2. Monostabil dapat dibuat dengan menggunakan
Pengaruh histerisis rangkaian diperlihatkan dalam komponen diskrit atau tersedia dalam kemasan
Gambar 6.13, di mana terlihat bahwa keluaran rangkaian terpadu (SN74121). Bentuk yang paling
menyambung balik hanya bila masukan diperkecil di umum untuk menghasilkan rangkaian yang meng-
bawah titik sandungnya. Pemicu Schmitt rangkap gunakan komponen diskrit diperlihatkan dalam
tersedia dalam rangkaian terpadu TTL (SN7413) dan Gambar 6.1.4, namun perlu diperhatikan bahwa ada
pemicu ini sering dipergunakan dalam rangkaian sejumlah variasi dalam hal ini. Variasi ini mencakup
jenis emitor yang dikopel dan jenis komplementer.
interface (perantara) untuk meningkatkan margin
desah (noise margin). Rangkaian dasar dapat dipandang sebagai penguat
tingkat dua dengan kopling resistif dari keluaran
menuju masukan. Sebagaimana namanya, rangkaian
* Vcc
memiliki satu keadaan stabil tetap. Ini terjadi tatkala
tak ada pulsa picu masukan, di mana Tr2 menghantar
(ON) dan Trr tidak menghantar (OFF). Trz
menghantar karena mendapat panjaran maju yang
diperoleh dari R,. Resistor ini cukup kecil nilainya
untuk memberikan arus basis yang memadai untuk
mengemudikan Tr2 ke dalam keadaan jenuh.
Tegangan kolektor Tr2 selanjutnya bernilai kurang
lebih 0,1 V dan ini meyakinkan Tr2 tetap bertahan off
dalam kondisi tak menghantar. Rangkaian dapat
disambung ke dalam kondisi "seolah-olah stabil"
dengan memberikan pulsa positif pada basis Tr1. Ini
Gambar 6.12. Rangkaian dasar pemicu Schimitt hanya membutuhkan selang yang singkat, karena
fungsi sebenarnya untuk memicu rangkaian ke dalam
operasi. Pulsa menyebabkan Tr1 menghantar, sehing-
ga tegangan kolektornya jatuh. Perubahan tegangan
dikopelkan lewat Cl menuju basis Tr2. Ingatlah bahwa
Titik tegangan yang melewati kapasitor tidak dapat berubah
sandung
atas
seketika, jadi perubahan tegangan pada sebuah keping
Tirik
yang berlawanan. Tegangan pada basis Tr2 karenanya
sanduig menjadi negatif, menyebabkan Tr2 tidak menghantar.
bawah
Tegangan kolektor naik menuju VCC dan karena ada
umpan balik positif lewat R3, Tr1 ditekan untuk lebih

*",,","n f-l-"' menghantar. Dengan amat cepatnya rangkaian


mengubah keadaan menyebabkan Tr1 ON dan Tr2
OFF, namun kondisi ini bukan merupakan kondisi
Gambar 6.13. Bentuk gelombang khas yang memperlihatkan stabil permanen. Basis Trz negatif, sementara
manfaat histeresis dalam rangkaian tegangan kolektor Tr1 kurang lebih *0,1 V, sehingga

78
kapasitor C1 sekarang mengisi lewat R, dan Tr1 dengan waktu penaikan dan waktu penurunan yang
sehingga keping sebelah kanan bergerak dari cepat dapat diperoleh. Angka khas untuk waktu
-V66
menuju *Iu66. Bila tegangan ini mendekati +0,6 V, penaikan adalah 10 nd. Rangkaian yang diperlihatkan
Tr2 mulai menghantar kembali dan rangkaian dalam Gambar 6.15 mencakup dioda penangkap yang
menyambung balik menunju kondisi stabilnya. dioperasikan untuk membatasi amplitudo keluaran
Keluaran dari kolektor Tr2 dengan demikian merupa- dan meningkatkan kecepatan. Bila Tr2 tersambung
kan pulsa positif dengan amplitudo kurang lebih V6.6, off, beban kolektornya harus mengisi setiap beban
dengan lebar tertentu. Lebar pulsa ditentukan oleh kapasitif yang dibentuk oleh C1 dan kapasitansi sesat
tetapan waktu C,R, dan nilainya kurang lebih atau kapasitansi sebar rangkaian. Pada mulanya laju
penaikan cepat, namun tanpa dioda, waktu penaikan
ta = 0,7 C,R,
relatif lambat. Dengan memasukkan dioda dalam
Bermacam-macam modifikasi dapat dilakukan rangkaian, perubahan tegangan pada kolektor diba-
dengan meningkatkan keandalan monostabil, Anda tasi, akibatnya waktu penaikan ditingkatkan.
dapat menjumpai rangkaian dalam pemakaiannya
bersama-sama dioda penangkap, dioda pelindung,
kapasitor mempercepat, dan sebagainya. Kebanyakan
modifikasi ini digunakan untuk meningkatkan kece-
patan operasi rangkaian sehingga pulsa keluaran
_l_
Masukan

V66 ) V6

Tetapan waktu RL (9s + CL)

B€ntuk getombang n Gambar 6.15. Rangkaian dengan dioda penangkap


Pulsa masukal_l

6.7. Pelocokon Kqsokon dolom


rvcc
KoleKorTrl
KoleKor Tr1 Rongkoion Pembongkit Benluk
@lombong don fulso.
-
Beberapa kerusakan yang terjadi dalam rangkaian
pembangkit pulsa dan rangkaian penyambung berlain-
an bentuknya bila dibandingkan dengan kerusakan
yang dijumpai dalam unit lainnya, seperti misalnya
penguat dan pencatu daya. Di sini sinyal amat sering
* v"" terdegradasi atau mengalami perubahan bentuk
Kolektor Tr2 melalui beberapa cara sehingga bentuk pulsa yang
diinginkan tidak dihasilkan, Ini mungkin terjadi
orv dengan atau tanpa adanya perubahan dalam kondiii
Gambar 6.14. Rangkaian dasar monostabil transistor panjaran dc. Untuk melokalisasi kerusakan semacam

79
ini diperlukan pemahaman yang baik akan fungsi (b) Periksalah apakah terdapat sinyal masukan.
rangkaian. Contoh lain mengenai kerusakan khusus Seringkali masukan dibangkitkan dari suatu
yang dapat terjadi terdapat dalam rangkaian pe- transduser (fotosel, termistor) atau sakelal
nyambung (switching circuit) seperti misalnya mono- mekanik. Karena peranti penggerak-masukan
stabil yang menghasilkan pulsa keluaran atau meng- biasanya ditempatkan cukup jauh dari unit, maka
ubah keadaan ketika tidak terdapat masukan. Ini dia mudah mendapat kerusakan ketimbang
disebut "spurius triggering" atau pemicuan palsu" dan komponen bagian dalam.
dalam sejumlah kasus masalah ini sulit diketahui biang (c) Periksalah apakah kawat masukan, plug, dan
keladinya. Kerusakan mungkin terjadi dalam rangkai- hubungan soketnya baik. Pastikanlah bahwa
an itu sendiri, namun lebih umum disebabkan oleh setiap kawat s creen (berpelindung) diketanahkan
interferensi. Ini adalah desah atau "noise" yang dengan baik.
disebarkan oleh kawat-kawat masukan maupun yang (d) Bila peranti penggerak sudah SIAP, berikanlah
diangkut oleh kawat jala-jala. Interferensi jenis ini sinyal masukan untuk mengubah kondisi dengan
kerap kali disebabkan oleh mesin putar listrik atau segera dengan mengoperasikan peranti masukan
sentakan penyambung (switching surge) dari beban atau berikanlah masukan yang sesuai dari osilator.
induktif berat yang berada di dekat unit elektronik. Selanjutnya dengan mengikuti aliran sinyal dari
Dalam lingkungan industri ramai, perancangan serta masukan ke arah keluaran, periksalah setiap
pemasangan unit elektronik harus dilakukan secara tingkat sampai ditemukan sinyal yang terdegrada-
cermat. Hal ini mencakup layar (screen), filter si atau hilang. Ini akan melokalisasi tingkat
jala-jala, kawat dengan pelindung dan rangkaian kerusakan.
interface yang kebal desah. Sebuah contoh mengenai (e) Operasi dari setiap rangkaian penyambung
hal terakhir akan dibicarakan kemudian. transistor dapat diperiksa tanpa melepas solderan
Ketika Anda menguji rangkaian pembangkit peranti. Ingatlah bahwa rangkaian akan me-
gelombang pastikanlah bahwa lebar bidang osiloskop nyebabkan transistor pada kondisi ON atau OFF.
yang Andagunakan cukup memadai untuk melakukan Untuk transistor yang berada dalam kondisi ON,
pengukuran. Lebih baik memakai probe (penyidiU secara berkala hubung singkatlah basis pada
penguar) redam sedemikian hingga beban kapasitif emitor. Transistor akan beralih pada kondisi OFF
kawat-kawat yang diukur ditahan minimum. dan tegangan kolektornya naik sampai V66. Bila
Terhadap rangkaian yang terdiri atas penyambung- kondisi rangkSian sedang menahan transistor
an atau sakelar aktif beserta pembangkit gelombang dalam kondisi OFF, periksalah apakah rangkaian
linier dan tak linier, lebih baik Anda ikuti urutan dapat diubah ke kondisi ON dengan memberikan
standar berikut dalam melacak lokasi kerusakan: arus prategangan maju. Gunakanlah sebuah
(a) Ukurlah jalur pencatu daya dengan multimeter. resistor kurang lebih 10 kQ untuk sementara
Tegangan harus berada dekat pada nilai yang dihubungkan dari jalur catu pada hubungan basis.
benar dan kerut harus kecil. Transistor akan menghantar dan tegangan kolek-

(b) Transistor dalam keadaan OFF


(a) Transistor dalam kaadaan normal ON
Vcc

Tempelkan
Bsistor
't0 k
+ Vcc dan
basis

Voltmotsr.
menuniuk Gambar 6.16. Pemeriksaan sakelar
mendekati 0 transistor s€cara cepat
(0,1 v)
OV
(c)

(d) OV

(b) Bantuk gelombag Gambar 6.18. Kerusakan dalam pembangkit bentuk gelombang

Masukan gelombang
perssgi 250 Hz

Pertanyaan-pertanyaan
2ms 4ms 6ms
(1) Rangkaian rusak sehingga bentuk gelombang
keluaran terlihat sebagaimana yang terdapat dalam
Kellaran O-
_4v m -
Gambar 6.8 A. Sebutkan beserta alasannya komponen
yang rusak. Bagaimana Anda memeriksa kerusakan
ini?
Gambar 6.17. Rangkaian pembangkit bentuk gelombang (2) Rangkaian rusak sehingga bentuk gelombang
keluaran terlihat sebagaimana yang terdapat dalain
- sampai pada nilai yang
tor emitornya akan turun Gambar 6.18 B. Sebutkan dua buah komponen yang
rendah (pada khususnya 100 mV). Lihat Gambar dapat menyebabkan kerusakan ini. Anda memerlukan
6.16. sebuah pengukuran untuk memastikan salah satu dari
kedua komponen tersebut yang rusak. Sebutkan
,Pengukuran tersebut.
6,8. Lolihon: Rongkoion Penbongkit Benluk (3) Sketsalah grafik bentuk gelombang terhadap
@lornbong (Gambar 6.17). waktu untuk masukan dan keluaran, bila sinyal
masukan diubah menjadi pulsa- pulsa dengan selang
Rangkaian ini dirancang untuk membangkitkan atau waktu 0,1rmd dan amplitudo +10 Vlpada frekuensi
membentuk pulsa-pulsa negatif dengan amplitudo 4 V 1 kHz.
dengan lebar pulsa sekitar 0,2 md dari masukan (a) Bila rangkaian rusak sehingga tak ada keluaran
gelombang persegi dengan arnplitudo 10. V 250 Hz. meskipun masukannya benar, pemeriksaan manakah
C1 dan R1 membentuk diferensiator dengan tetapan yang Anda lakukan? Berikan alasannya.
waktu sebesar 0,1 md. Karenanya bentuk gelombang (5) Ada tiga buah komponen yang dapat rusak dan
pada persambungan R1 dan R2 mengandung pulsa- menghasilkan gejala kerusakan pada (4). Manakah
pulsa positif dan negatif. Dioda seri D1 menyingkilkan dari ketiganya yang mungkin?-
sinyal positif, karena dia hanya akan menghantar pada (6) Rangkaian rusak sehingga keluaran terlihat
spike rrcgatif- Dioda D2 digunakan sebagai pemotong sebagaimana yang terdapat dalam Gambar 6.18 C.
negatif. Dioda D2 akan menghantar bila sinyal pada Sebutkan komponen yang menjadi biang kerusakan
persambungan R2 D1 menjadi lebih negatif daripada tersebut.
tegangan yang dibangkitkan oleh pembagi tegangan (7) Rangkaian rusak sehingga keluaran terlihat
& dan R5. Bentuk gelombang terhadap waktu sebagaimana yang terdapat dalam Gambar 6.18 D..
diperlihatkan dalam Gambar 6.17 B. Komponen manakah yang rusak?

81
6.9, Lolihon: Rongkoion Monostobil (4) Bagaimana caranya Anda menguji bahwa Tr3
(Gambar 6.19) dioperasikan dengan benar tanpa melepaskannya dari
rangkaian?
Monostabil yang berasal dari rancangan standar ini (5) Dalam masing-masing kasus berikut monostabil
menghasilkan pulsa keluaran positif dengan selang gagal menghasilkan keluaran ketika diberikan masuk-
waktu kurang lebih 1,8 md dengan amplitudo 7,5 V. an yang benar. Sebutkan kompdnen-komponen yang
Dioda penangkap (D1 dan D2) digunakan untuk rusak. (*ve bermakna "tepat *ve,')
membatasi ayunan tegangan pada kedua kolektor.
Anda akan melihat bahwa transistor tambahan (Tr1)
digunakan untuk menyangga masukan, dengan cara I t 3 4 5
demikian mencegah setiap perubahan keadaan dalam
A *ve 0 0,7 0,1 6,2
monostabil sebagai umpan balik yang akan mempeng-
,
B +ve 7,0 0,7 0,1 6,2
aruhi peralatan penggerak. Diagram bentuk gelom-
C 0 7,0 0,7 0,1 6,2
bang yang diperlihatkan bersama-sama rangkaian
D *ve 0,7 0,7 0,1 0
menunjukkan bahwa sinyal uji yang cocok berupa
E 0,7 0,13 0 7,0 6,2
gelombang persegi 3 V puncak-ke-puncak 150 Hz.
Sinyal ini didefrensiasikan secara kasar oleh C2 R2 dan
pulsa "spike" positif yang dihasilkannya digunakan (6) Sebutkan pengaruh yang mungkin pada rangkaian
untuk memicu rangkaian ke dalam operasi. Cara kerja untuk kerusakan komponen berikut:
rangkaian ini telah dijelaskan dalam pasal sebelumnya (a) C2 terbuka
dari bab ini. (D) Basis emitor Tr1 terhubung singkat
(c) Kolektor Tr3 terbuka
Pertanyaan.pertanyaan (7) Rangkaian rusak sehingga amplitudo pulsa
(1) Dua komponen manakah yang menentukan lebar keluaran naik sampai +20 Y meskipun lebar pulsa
pulsa? tetap 1,8 md. Sebutkan beserta alasannya komponen
(2) Apakah tungsi C3? yang rusak.
(3) Dalam kondisi stabil tanpa diberikan masukan, (8) Bagaimana cara memodifikasi rangkaian agar
berapakah perkiraan besarnya tegangan yang akan dapat menghasilkan pulsa-pulsa keluaran menuju
Anda ukur dengan meter 20 kQA/ pada seluruh titik negatif (negative going output pulses).
uji?
Benluk gelombang

#[',"t",mi-.-,
Masukan

Basis Tr1

Basis Tr2

Gambar 6.19. Rangkaian monostabil

u
1,il
I
*
H.

610. Lolihon: Rorpkokn Pernkil Schmilt 6ll. Lolihon: Rongkoion Perontoro Logiko $
c
1

(Gambar 6.20) (Gambar 6.21)

Rangkaian dirancang unruk membanekitkan gelom- Pengertian " interface" (perantara) biasanya diberikan
bang persegi dan masukan eelombang sinus 1 V pada rangkaian yang menghubungkan unit elektronika
puncak-ke-puncak I kHz. Pembagi teeangan R1 dan digital pada sejumlah sumber sinyal penyambung luar.
R2 menjangkitkan tesansan pada basis Tr1 1'ang tepat Sinyal mungkin diambil dari transduser atau dalam hal
mencapai level ambang rangkaran. Jadi dalam kondisi ini dari sakelar mekanik. Secara kasar, lunit interface
stabil Tr1 menghantar dan Tr; tertahan off. Hanya hanya dipakai bersama-sama komputer, namun istilah
ketika masukan gelombane smus benar-benar turun tersebut kini diterapkan pula pada rangkaian-
kurang lebih -0,2 V kondisi ranekaian akan diubah rangkaian yang digunakan pada peralatan elektronika
dengan Tr1 OFF dan Tr; O\. Rangkaian secara digital.
kontinyu tersambung dan tidah tersambung karena Fungsi rangkaian adalah mengambil sinyal pe-
masukan gelombang sinus trerutrah. namun akibat
nyambung yang baru masuk dan mengubahnya ke
penyambungan yang cepat maka drhasilkan keluaran
dalam bentuk yang dapat digunakan untuk mengemu-
gelombang persegi. Amplirudo kurang lebih 5 V.
dikan logika internal. Persyaratan penting lainnya
Pertanyaan-pertany aan adalah bahwa interface harus memiliki kekebalan
(1) Hitunglah perkiraan tesanqan vang akan Anda desah yang baik. Ini mengakibatkan sinyal-sinyal
ukur dengan meter 20 kQ\-pada kisar 10 V untuk desah yang disebarkan oleh kawat-kawat masukan
setiap titik uji. Anggaplah tak ada masukan yang dapat ditolaknya. Untuk sistem logika dalam kondisi
diberikan. listrik yang penuh desah :urlrit interface biasanya
(2) Apa pengaruhnya pada tegangan dc dan bentuk merupakan penerimaan deferensial. Sinyal pe'
keluaran yang dihasilkan bila Rs terbuka? nyambung dibangkitkan oleh kemudi deferensial
(3) Dalam masing-masing kerusakan berikut rangkai- (differential driver) dan kemudian diangkut oleh
an gagal menghasilkan sinral keluaran ketikan pasangan kawat yang dililit bersama-sama menuju
diberikan masukan vans benar. Sebutkan beserta penerima interface (Gambar 6.22). Setiap sinyal desah
alasannya komponen vang rusak. Kerusakan beserta yang dikopelkan pada sinyal masukan akan meng-
alasannya komponen vang rusak. gunakan modus sekutu, akibatnya akan ditolak oleh
) penguat penerima diferensial.
Kerusakan I 3 4 5
Bila digunakin kawat sinyal tunggal, rangkaian
A 1,5 8,1 1.8 1,15 6,4
dalam latihan ini akan memberikan kekebalan desah
B 1,45 0,95 0.4 0,85 t2
tingkat tinggi, dan biasanya disertai dengan rangkaian
C 2 8,15 t.1 7,7 t2
tapis (filter) untuk membuang desah frekuensi yang
D 1,4 0,85 0,8 0,8 t2
amat tinggi. Tapis lulus-bawah pertama diberikan oleh
E 1,6 1,6 0,2 0,9 t2
Lr, Cri sementara tapis tambahan berasal dari R1C2.
F 1,45 0,95 0 0,85 t2
Level dc dari sakelar digunakan untuk mengemudikan
+2v pembalik transistor, keluaran dari pembalik ini akan
memicu Schimitt agar memberikan tepi logika yang
nrI cepat pada rangkaian internal. Nilai ambang bagi
zrr r@
masukan interface diatur pada +15 V. Nilai ini
I

ov
cr
Y lrz merupakan level dc di mana keluaran mengubah
BCr6
oh lh keadaan. Segera Anda saksikan bahwa transistor akan
Rz 8r @ mulai menghantar ketika masukan kurang lebih
2?r mo
+15 V, karena selanjutnya tegangan basis mulai
menuju positif. Tegangan sakelar *30 V untuk logika
Gambar 6.20 Rangkaian pemicu Schmitt
"1" dan nol volt untuk logika "0". Pulsa desah harus

83
R4
tk

L
lmH
o 'ks logika
int6rnal
I

Trr
o sakerar
o OlpF C1
Cz
f
,rt.? T
Ol pF
I Dl
tN9t4
R3
22k

Gambar 6.21. Unit pengantaran (interface) logika

Doto

n
//rl
Li ne '///
lnierlerensi ,/
,r/ P6nerima
Jala-jala iala-jala

Gambar 6.22. Susunan khas penerima dan kemudi line diferensial


yang digunakan dalam kondisi lingkungan listrik yang
penuh desah (noite)

sama atau lebih besar dari 15 V agar transistor


1 2 -1
mengubah kondisinya.
Dioda D1 dimasukkan untuk melindungi persam- Logika 1 30 -0,6 5
bungan basis emitor terhadap tegangan mundur yang Logika 0 0 -0,6 5
berlebihan. Ini mungkin ditimbulkan oleh pulsa desah
negatif yang besar atau bila jalur sinyal sakelar Logika 1 30 0,7 0
terbuka. Logika 0 0 -0,6 0

Logika 1 30 0 5
Logika 0 0 0 5
Pertanyaan-pertanyaan
(i) Bagaimana caranya agar secara cepat Anda dapat D Logika 1 30 5,8 5
menguji apakah sakelar transistor beroperasi dengan
Logika 0 0 -0,6 5
benar tanpa mengoperasikan sakelar luar?.
(2) Apa pengaruhnya pada rangkaian bila R3
terbuka? (4) Tulislah perkiraan tegangan yang akan Anda ukur
(3) Dalam masing-masing kasus berikut interface dengan multimeter standar bila kawat sinyal masukan
gagal menghasilkan perubahan kondisi keluaran terbuka.
ketika sakelar luar dioperasikan. Sebutkan komponen (5) Tuliskan perkiraan tegangan yang akan Anda
yang rusak. ukur bila persambungan basis kolektor terbuka.

84
612. Lolihon: Rongkoion Pemicu Schmilt Keduanya hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap
Mosukon Fff (Gambar 6.23). nilai yang dihitung, namun menjadikan perhitungan
lebih rumit.
Salah satu kerugian utama pemicu Schmitt versi 10-3
transistor bipolar adalah bahwa ketika transistor Vz=- x10kQ=5,8V
masukan menghantar, impedansi masukan rangkaian T2,2 KQ
turun sampai nilainya relatif kecil. Ini disebabkan oleh
arus basis kecil yang dipersyaratkan untuk transistor
Di sini zener dianggap memiliki tegangan tembus
(breakdown) sebesar 3 V, Dalam praktek dijumpai
masukan. Dengan menggunakan transistor efek
toleransi tegangan tembus zener yang lebar.
medan dapat diperoleh impendasi masukan yang
Tegangan pada TU1 cerat (drain) Tr1 adalah
tinggi nilainya untuk kedua keadaan rangkaian.
Dalam contoh sebuah FET persambungan kanal-n Vr=Vz*Voz=8,8V
(jenis 2N3819) atau padanannya) digunakan. Ketika
Tegangan pada TU3 sumber (source) Tr1 dan emitor
sakelar tertutup C1 dikosongkan muatannya dan
Tr2 menjadi 0,7 V lebih kecil daripada tegangan basis
tegangan gerbang menjadi nol. Pada saat yang sama
Trz.
sumber (source) ditahan positif oleh tegangan yang
lebih besar daripada tegangan sumbat FET, sehingga Vz = Vz - VsE = 5,8 - 0,7 = 5,1 V
memastikan bahwa FET tidak menghantar. Rangkai-
Tegangan ini cukup memadai untuk memastikan
an dikawati secara konvensional dengan sumber Tr1
bahwa FET tersumbat penuh.
dihubungkan pada emitor Tr2 dan transistor ini
mendapat panjaran maju dan R, dan DZ1. Di bawah
Tr1 menghantar sehingga tegangan kolektornya
turun, akibatnya Tr3 menghantar pula. Perhatikan
kondisi ini tegangan pada semua titik uji segera dapat
bahwa Tr3 dihubungkan sebagai sakelar saturdsi
diperkirakan besarnya dengan menggunakan rumus
sehingga tegangan pada TUa dan TU5 masing-masing
berikut pada saat yang sama dapat dibuat anggapan
menjadi 9,3 V dan 9,9 V.
yang masuk akal.
Ketika sakelar dibuka, C1 dapat mengisi lewat R1,
Tegangan pada TU2 diberikan oleh
sehingga tegangan gerbang FET naik positif. Pada
v, = (k:
r'\ *^ beberapa titik panjaran di antara gerbang dan sumber

\R2 + R4 / telah merosot nilainya sehingga memungkinkan arus


cerat kecil dapat mengalir. Tegangan pada cerat turun
Di sini kita telah mengabaikan pengaruh arus basis demikian pula tegangan basis Tr2. Umpan balik positif
Tr2 dan juga resistansi kemiringan dioda zener. dalam rangkaian memastikan Tr1 tersambung ON dan

Gambar 6.23. Rangkaian pemicu Schmitt


Gambar 6.23. Rangkaian pemicu Schmitt masukan FET masukan FET

85
Tr2 tersambung OFF secara cepat. Akibatnya Tr3 juga A. Komponen manakah
dengan sakelar pada posisi
tersambung OFF karena dia tidak mendapat panjaran yang menyebabkan kerusakan ini? Dalam masing-
maju dari kolektor Tr2. Keluaran turun sampai nol masing kasus jelaskan jenis kerusakannya dan metode
volt. yang Anda gunakan untuk memastikannya.
Karena impedansi masukan yang amat tinggi (3) Jelaskan pengaruhnya terhadap operasi rangkaian
rangkaian ini dapat digunakan untuk memberikan dan panjaran bila basis emitor Tr3 terhubung singkat.
waktu tunda yang lama di antara operasi
sakelar (4) Dalam masing-masing kasus berikut rangkaian
masukan dan pengubahan kondisi hasil pada keluaran. gagal mengubah keadaan setelah sakelar dioperasi-
Dengan nilai R1 dan C1 seperti waktu tundanya kurang kan. Dari pembacaan tentukan komponen mana yang
lebih 5 detik. Penundaan akan makin besar sampai rusak dan jenis kerusakannya, Berikan pula alasan
mencapai beberapa menit bila nilai R1 dan C1 pendukung untuk tiap-tiap kasus.
diperbesar. Perhatikan bahwa C1 harus merupakan
jenis kapasitor dengan arus bocor rendah seperti
tantalum. I 2 3 4 5

Salah satu kekurangan rangkaian ini adalah bahwa Kerusakan X Posisi sakelar A 5 0 1,8 10 0
nilai tegangan sumbat FET bervariasi amat besar Posisi sakelar B 3,1 0 2,6 10 0
(toleransi lebar) dan ini berarti level ambangnya sulit Kerusakan Y Posisi sakelar A 9,8 o, 8,5 9,2 9,9
untuk didefinisikan dengan pasti. Posisi sakelar B 8,6 9,2 8,5 9,2 9,9
Tegangan pada titik+itik uji dengan multimeter Kerusakan Z Posisi sakelar A ')( 0,8 0 9,2 9,9
standar untuk kedua posisi sakelar. Dalam kasus yang Posisi sakelar B 9,8 8,2 7,7 9,2 9.9

terakhir pembacaan diambil setelah penundaan


selama 10 detik, (5) Operasi rangkaian berubah sehingga waktu tunda
bertambah dan tak menentu. Pembacaan diberikan di
bawah ini. Komponen manakah yang rusak? Berikan
alasannya.
Pembacaan normal I I 3 4 5

Posisi sakelar A 8,5 6,1 55 9,2 9,9


,q 1 ) 3 4 5
Posisi sakelar B J t.2 10 0
Posisi sakelar A 9,8 8,2 7,7 9,2 9,9
Posisi sakelar B J 1,8 )5 10 0
Pertanyaan-pertanyaan
(1) Bila diperlukan panjarang gerbang-ke-sumber,
jenis voltmeter apakah yang akan digunakan? (6) Bila sakelar ditempatkan berjauhan dari rangkai-
(2) Rangkaian gagal mengubah keadaan ketika an, uraikan cara sederhana yang digunakan untuk
sakelar terpasang pada B malahan setelah beberapa menguji seluruh komponen aktif tanpa melepas
menit. Tegangan tetap pada pembacaan normal solderan kawat.

i'
t

86
7, RANGKAIAN THYRISTOR DAN TRIAC

Thyristor yang dulu disebut penyearah dikendali


silikon (SCR = Silicon Controlled Rectifier) dan triac
merupakan peranti semikonduktor yang berperan
sebagai penyambung daya berkecepatan tinggi.
Peranti ini dijumpai dapat beroperasi pada tegangan
beberapa ratus volt dan dapat membawa arus sampai
ratusan ampere. Unit solid state ini sekarang dipakai
secara luas menggantikan sakelar dan relai mekanik
konvensional karena mereka memberikan pe-
nyambungan yang lebih cepat dan keandalan yang
lebih tinggi. Pada khususnya inidijumpai dalam sistem Gambar 7.1. Konstruksi thyristor
kontrol daya ac seperti dimmer atau peredup'lampu,
kontrol pemanas, kontrol kecepatan motor, dan Jembatan keledai dalam memahami cara kerjanya
lain-lain. Cabang ini merupakan cabang elektronik diberikan oleh rangkaian padanan dua transistor
yang sedang berkembang dan bermanfaat, karena itu (Gambar 7.2). Dengan memberikan thyristor secara
pemahaman akan operasi rangkaian ini, pemakaian- diagonal akan terlihat bahwa struktur transistor p-n-p
nya, serta pelacakan kerusakannya juga penting. Kita terdapat di antara anoda dan gerbang transistor n-p-n
akan mengawalinya dengan memaparkan operasi dalam daerah gerbang katoda.
dasarnya. Cara kerjanya dapat diuraikan menjadi beberapa
sub bagian: (a) Panjaran mundur, anoda negatif
7J. Prinsip Kerjo Thyristor terhadap katoda. Thyristor dalam kondisi penahan
mundur sehingga hanya arus bocor kecil yang
Thyristor memiliki struktur (Gambar 7.1) yang
tersusun atas empat lapisan silikon p-nip-n. Simbolnya
merupakan simbol penyearah dengan terminal tam-
bahan yang disebut gerbang (gate). Gerbang inilah
yang mengizinkan pengendalian atas aksi penyearah. n

Peranti ini dapat dibuat agar bertindak sebagai lrz


rangkaian terbuka (penahan maju) atau dapat dipicu
sehingga memiliki kondisi hantaran maju resistansi
1;
rendah dengan memberikan pulsa singkat yang
memiliki daya relatif kecil pada terminal gerbang. Gambar 7.2. Rangkaian padanan dua transistor untuk thyristor

87
mengalir. Di bawah kondisi demikian kedua persam- bahwa setiap kali dipicu, thyristor akan tetap
bungan J1 dan J3 mendapat panjaran mundur. menghantar meskipun sinyal gerbang telah disingkir-
(b) Panjaran maju, anoda positif terhadap katoda, kan. Thyristor hanya dapat disambung of (dimatikan)
namun tak ada sinyal gerbang. Thyristor dikatakan dengan memperkecil arus yang mengalir melewatinya
tertahan maju karena dia berperan sebagai resistansi sampai nilainya lebih rendah dari arus genggam. Nilai
tinggi. Hanya arus bocor kecil yang mengalir. Akan ini merupakan spesifikasi arus minimum yang akan
terlihat bahwa meskipun J1 dan J3 mendapat panjaran memastikan penerusan hantaran dan biasanya bernilai
maju, persambungan tengah J2 mendapat panjaran beberapa persen dari arus maju maksimum. Dalam
mundur. Dengan mengacu pada rangkaian padanan rangkaian ac thyristor tersambung off setiap separuh
kita dapat menjelaskan penahan maju dengan melihat siklus ketika tegangan catu melewati nol menuju
kenyataan bahwa karena gerbang tidak mendapat negatif sehingga secara otomatis ini akan mematikan-
sinyal sehingga Tr2 tersumbat. Hanya arus bocor kecil nya. Dalam rangkaian dc digunakan teknik khusus
yang mengalir. untuk memperkecil arus anoda sampai nol agar peranti
(c) Panjaran maju dengan memberikan sinyal ger- tak bekerja.
bang. Bila pulsa panjaran maju diberikan di antara Ada dua kondisi lainnya yang terpisah dari sinyal
gerbang dan katoda, sedangkan anoda positif terhadap gerbang yang akan menyambung thyristor penahan
katoda maka thyristor dipaksa untuk menghantar. maju ke dalam hantaran:
Waktu sakelar onbegitucepat (mikro detik) dan arus
(c) Melampaui tegangan putus maju
besar yang dapat dilewatkan oleh peranti ini hanya
(b) Dengan memberikan bentuk gelombang tegangan
dibatasi oleh resistansi luar saja. Tegangan anoda
penaikan cepat di antara anoda dan katoda, pada
menuju katoda turun sehingga nilainya rendah, pada
khususnya 1 V. Aksi ini dapat dijelaskan dengan
khususnya lebih dari 50 V per mikrodetik.
"Efek-laju" ini dijelaskan oleh kenvataan bahwa
menggunakan rangkaian padanan dengan memper-
kapasitansi internal (persambungan J2) dapat
hatikan bahwa pulsa panjaran maju menyebabkan Tr2
mengumpankan suatu bagian tegangan anoda
menghantar. Transistor ini mulai menghantar dan
dengan penaikan tajam melewati gerbang. Ini
karenanya membuat Tr1 menghantar pula. Rangkaian
menyebabkan thvristor menghantar.
dua transistor ini memiliki lup umpan balik positif,
Kedua efek ini tidak dikehendaki.
karena masing-masing kolektornya dikawati pada
Hal liin yang berharga yang patut diperhatikan
basis yang lain. Dengan demikian kedua transistor
mengenai rangkaian yang menggunakan sakelar daya
akan tersambtngon dengan segera dan akanletap on
meskipun sinyal gerbang disingkirkan. Peranti hanya
Arus maju
akan tersambwg off bilamana arus anoda diperkecil
nilainya hingga di bawah nilai yang dikenal sebagai
"arus gengam".
Karena kedua transistor dihubungkan sebagai
pasangan umpan balik positif maka terdapat penguat-
an arus yang besar di antara gerbang (basis Tr2) dan
anoda (arus kolektor Tr1 dan emitor Tr2). Penguatan
tegangan juga tinggi karena hanya sekitar 1 V yang
diperlukan di antara gerbang dan katoda untuk
memicu thyristor on. Besarnya daya gerbang yang
dibutuhkan untuk mengaktifkan thyristor ini dengan
demikian relatif kecil. Pada kenyataannya daya
gerbang dalam orde miliwatt dapat digunakan untuk
mengendalikan daya beban ratusan watt dalam Arus terbalik
rangkaian anoda.
Yang perlu disebutkan juga adalah kenyataan Gambar 7.3. Karakteristik statik khas untuk thvristor

88
berkecepatan tinggi seperti thyristor adalah kenyataan Dioda untuk beban induktil

bahwa waktu sakelar on amat cepat sehingga


rangkaian mudah dijangkiti "spike" penyambungan.
Untuk itu dalam kebanyakan rangkaian pada
khususnya pengontrol ac disertakan tapis RF untuk
membatasi banyaknya interferensi RF pada jalur daya
ac.

7.2. Pemokoion Ihyrista

Rangkaian kontrol daya dc sederhana diperlihatkan


dalam Gambar 7.4. Dengan mengoperasikan sakelar 1
Gambar 7.4. Rangkaian kontrol daya dc sederhana memakai
thyristor akan menghantar dan daya akan didisipasi-
thyristor
kan dalam beban, Kapasitor Cr akan diisi melalui R:
thyristor sehingga keping sebelah kanan menjadi
positif. Dengan mengoperasikan sakelar 2 secara
berkala kapasitor akan terhubung melintasi thyristor
dengan demikian memberi panjaran mundur padanya
swr
mengakibatkan thyristor tak menghantar. Kapasitor
Storl
demikian disebut kapasitor tukar atau kapasitor
komutasi.
Alternatif untuk mematikan thyristor adalah:
(a ) Mengawati sakelar tekan-untuk-memutus dalam
jalur catu
(b) Mengganti sakelar 2 dalam Gambar 7.4 dengan
thyristor lainnya. Dalam hal ini rangkaian bistabil
terbentuk. Rangkaian semacam ini (Gambar 7.5) Gambar 7.5. Thyristor budak digunakan sebagai peranti pemutus
dapat digunakan sebagai high-speed trip (pe- hantaran dalam rangkaian dc

nyandung berkecepatan tinggi).


Salah satu pemakaian penting thyristor adalah
sebagaimana dijumpai dalam kontrol halus daya ac
(Gambar 7.6). Daya rata-rata dalam beban dapat 240V
50 Hz
diperiksa dengan mengatur posisi waktu gerbang yang
memicu pulsa relatif terhadap bentuk gelombang.
Sudut hantaran yang mungkin dijumpai besarnya 10o
sampai 70o. Karena tegangan catu menuju positif, C1

\A/
akan terisi melalui Rr dan resistor variabel RV2. Boniuk geloi{cang
Ketika tegangan C1 mencapai tegangan putus dioda
calu iala-iala
picu (diac), diac akan menghantar dan mencatukan
pulsa gerbang pada thyristor. Thyristor akan meng-
Arus diac
hantar sehingga hampir seluruh tegangan catu
diberikan melintasi beban. Dengan mengatur RV2 +
TegarEan b€ban
waktu pengisian C1 dapat diubah dan selanjutnya Sudul hantaran
mengubah sudut hantarannya. Dioda D1 dimasukkan *-l
agar mencegah panjaran mundur masuk ke dalam ON OFF

gerbang thyristor, dan pada saat yang sama dioda Gambar 7.6. Kontrol daya ac gelombang setergdr memakaithyristor

89
Hantaran
maiu

Penahan maiu
Penahanr mundur

Arus
Gambar 7.7. Pengontrol ac gelombang penuh memakai thyristor mundur

memberikan pemicuan yang stabil dengan mengo-


Karena itu triac akan melakukan atau menahan arus
songkan C1 pada masing-masing separuh siklus
dalam kedua arah dan dia dapat. dipicu ke dalam
negatif.
keadaan hantaran dalam satu arah oleh sinyal gerbang
Karena efisiensinya yang rendah rangkaian gelom-
negatif. Karakteristik peranti ini diperlihatkan dalam
bang setengah sederhana ini tidak cocok untuk
Gambar 7.8.
kebanyakan pemakaian. Lebih disukai pengontrol
Keempat modus pemicuan ditandai sebagai berikut:
gelombang penuh yang menggunakan penyearah
jembatan (Gambar 7.7) dengan dua buah thyristor, Modus I* = arus MT2 *ve Arus gerbang *ve
atau sebuah triac. Modus II- = +ve -ve
Modus III+ = -ve +ve
Modus III- = -ve -ve
7.3. Prinsip Pengoperosion Dosor Trioc Sensitivitas paling tinggi dicapai dalam modus
I+ dan III-, nilainya kurang lebihiama atau dua kali
Dalam Gambar 7.8'diperlihatkan konstruksi peranti modus-modus lainnya.
ini yang dapat dipandang sebagai dua buah thyristor Seperti halnya Thyristor daya, gerbang yang
yang dihubungkan paralel terbalik dengan terminal dibutuhkan cukup kecil untuk mengaktifkan peranti
gerbang sekutu. Cara kerjanya serupa dengan yang selanjutnya akan digunakan untuk mengontrol
thyristor. daya yang besar dalam rangkaian MT2-nya.

7.4. Pemokoion lrioc

Triac kebanyakan digunakan dalam rangkaian kontrol


gelombang penuh ac karena triac memberikan dua
Logam atau kelebihan dibandingkan dengan dua thyristor:
metal (a,) Rancangan keping pendingin yang lebih seder-
hana
(b,) Rangkaian pemicu yang relatif lebih ekonomis
9MTz
Dalam Gambar 7.9 diperlihatkan pengontrol ac
I

cerbans
t?
7T
triac dengan pemidu diac. Sudut hantaran dikontrol
oleh potensiometer dan gerbang menerima arus positif
*ll pada separuh siklus positif catu dan arus negatif pada
t,,, separuh siklus negatif catu (modus I+ dan III-).
Bentuk gelombang diperlihatkan bahwa kontrol
Gambar 7.8. Konstruksi dasar dan karakteristik statik triac gelombang penuh diperoleh.

90
\
I
Kerusakan yang dapat Anda jumpai, misalnya
tegangan putus maju yang rendah, hilangnya kontrol f
atas gerbang, anoda ke katoda yang terbuka atau
ul,rterhubung singkat, atau gerbang ke katoda yang
7'terbuka atau terhubung singkat.

F
R2
Juga tidak mustahil jika kerusakan thyristor dan
H
D6c.
G€.bang
triac disebabkan oleh kerusakandildt. Gejala ini dapat
dijelaskan dengan meninjau saat terjadinya pemicuan
peranti. Arus gerbang dikonsentrasikan dalam daerah
yang amat sempit dari gerbang. Akibatnya aliran mula
arus katoda dibatasi pada daerah yang sempit dan bila
arus anoda ini memiliki laju perubahanataudildtyang
mencapai nilai kritis tertentu, maka panas yang cukup
besar akan terkumpul pada suatu daerah yang sempit
atau muncul bintik panas, akibatnya peranti akan
rusak. Dalam kebanyakan rangkaian induktansi,
Beda lasa dari beban membatasi laju perubahan arus.
iaringan RC Sebutan laju perubahan tegangan dvldt dibeikan
untuk suatu thyristor yang hanya dapat dipicu oleh
I volfoge

TV V
tegangan anoda yang naik secara tajam. Akan Anda
jumpai bahwa sejumlah rangkaian dengan jaringan
AC dikawati secara paralel pada thyristor atau triac
:#* akan membungkam efek ini.
Gambar 7.9. Pengontrol dara ac :ebmbarg penuh triac yang khas Efek dari bermacam-macam kerusakan akan lebih
mudah dipahami bila kita gunakan rangkaian padanan
dua buah transistor.
7.5. Kondisi Kquokon don Pelocokonnyo Dalam banyak kasus kerusakan ditandai dengan
dolom Rongkoion lhyi$q don lrioc munculnya gejala tertentu dan seperangkat pembaca-
an nilai tegangan yang diperlihatkan oleh rangkaian.
Sebagaimana dikemukakan di atas thyristor dan triac Namun ingatlah selalu bahwa peranti boleh digunakan
pada dasarnya merupakan peranti semikonduktor dalam rangkaian dc atau ac. Sebagai contoh thyristor
yang tersusun atas empat lapisan silikon yang dapat digunakan untuk mengontrol daya dalam beban
digunakan untuk mengontrol day'a yangbesar. Seperti yang dihubungkan pada jala-jala 240 V 50 Hz dengan'
halnya peranti elektronik lainnva, pada umumnya sinyal dc diberikan pada gerbang' Periksalah dengan
penyearah dikendali silikon rusak akibat gangguan diagram rangkaian sebelum Anda melakukan setiap
panas. Temperatur yang tinggi dalam peranti yang pengukuran.
bervolume relatif kecil atau laju perputaran tempera- Dengan sejumlah rangkaian Anda dapat melakukan
tur yang tinggi akan menyebabkan keadaan rangkaian pengujian tanpa melepas thyristor dan triac dari
bertambah buruk secara lambat yang pada akhirnya rangkaian. Sebagai contoh adalah masuk akal bila kita
akan merusakannya. menyuntikkan sinyal picu tertentu ke dalam gerbang
Penyearah dikendali silikon juga pada akhirnya untuk. menentukan apakah thyristor atau sumber
rusak seperti halnya sebuah sekering, bila mereka sinyal gerbang yang rusak dalam rangkaian. Juga
dikenai sentakan arus beban lebih. Tedtu saja ini dengan pencatu daya OFF atau tak terhubung,
merupakan pekerjaan kaum perancang untuk me- pengukuran dengan ohmmeter dapat dilakukan untuk
mastikan apakah peranti telah ditempatkan di atas menguji apakah anoda ke katoda dari peranti tersebut
keping pendingin yang memadai, serta memastikan terhubung singkat, begitu pula apakah gerbang ke
pula bahwa sentakan arus yang besar tidak terjadi. katodanya terbuka atau terhubung singkat. Persam-

91
bungan katoda gerbang memiliki karakteristik serupa Berikutnya sakelar 2 ditekan dalam waktu singkat,
dengan dioda. Resistansi kurang lebih 500 ohm akan sehingga thyristor akan terpicu ke dalam hantaran.
diperlihatkan dalam arah maju (gerbang *ve terhadap Meter 1 menunjukkan arus kurang lebih 100 mA
katoda) dan resistansi tinggi (lebih dari 100 kohm) sementara meter 2 menunjukkan tegangan sebesar
dalam arah mundur. Ingatlah bahwa bila peranti ini 1 V. Yang terakhir ini merupakan tegangan jatuh
ada dalam rangkaian, pembacaan akan dipengaruhi maju.
oleh komponen lain yang paralel dengan gerbang. Untuk mendapatkan nilai arus genggam minimum,
Untuk menguji cara kerja thyristor (triac) Anda perbesarlah nilai R2 secara lamban sampai thyristor
dapat memakai rangkaian sederhana dari Gambar berhenti menghantar. Arus yang diperlihatkan sesaat
7.10. Dalam hal ini operasi gerbang, arus bocor maju, sebelum thyristor berhenti menghantar adalah arus
tegangan jatuh maju, serta arus genggam minimum genggam minimum.
akan diperlihatkan. Bila R2 dipasang minimum dan 51 Rangkaian harus dtmodifikasi untuk menguji
tertutup, pembacaan meter 1 terlihat amat rendah peranti daya tinggi dengan menggunakan resistor yang
(pada khususnya kurang dari 50 pA) dan pembacaan lebih kecil.
meter 2 mendekati 12 V.
Perhatikan bila dibutuhkan arus bocor thyristor
yang sesungguhnya dalam modus tahan maju, meter 2
harus dilepas.

Tabel 7.1 Kerusakan Khas pada Rangkaian Thyristor

KERUSAKAN GEJALA

Serbang ke katoda terbuka Tlryristor TAK MENGHAN.


TAR dan tidak dapat dipicu ke Gambar 7.10. Rangkaian uji dc untuk thyristor daya sedang
dalam hantaran. Sinyal gerbang
terukur tinggi
Gerbang ke katoda terhubung Thyristor- TAK MENGHAN
singkat TAR dan tidak dapat dipicu kt
7.6, Unit Alom (Gambar 7.11)
dalam hantaran. Sinyal gerbanl
terukur nol Rangkaian ini memperlihatkan thyristor dalam modus
Anoda ke katoda terhubung Thyristor menghantar dalam arah
dc. Bila berkas cahaya terpotong, thyristor akan
singkat maju maupun mundur
Tegangan jatuh di antara anoda
menghantar menyebabkan alarm buzzer bekerja.
dan katoda terukur nol. Pada keadaan normal buzzer akan mematikan
Anoda atau katoda terbuka Thyristor TAK MENGHAN- thyristor karena dia membuka setiap kali dia
TAR beroperasi, namun R6 memberikan jalur bagi arus

+12v

Gambar 7.11. Unit alarm '

92
genggam. Dioda D- dt-..rtakan unruk melindungi TU 1 2 3 4 5
thyristor dari ancaman -iprte g-el mundur vang besar
yang dijangkitkan akihat buzzer tersambung. PM 0,7 1,3 3,7 0 t2
Tr1 dan Tr2 memtrentuk p'enzuat diferensial yang
menguatkan sinlal selsrh anrara basis Trl dan Tr2.
Basis Tr2 ditahan pada teeangan konstan oleh pembagi (C) Alarm beroperasi secara kontinyu dan tidak
tegangan R3 dan R.. sedanglan masukan untuk basis dapat direset
Tr1 bergantung pada resistansi fotosel dan pemasang-
an RV1. Bila berkas cahara dt:orotkan pada fotosel
akan menyebabkan resistan:i foto:el bernilai rendah TU 1 2 J 4 5

sehingga tegangan basis Tr


lebih kecil daripada
PM 3,1 3,7 3,7 0 0
tegangan basis Tr2. Akibamr a Tr; berhenti menghan-
tar dan Tr1 akan menshantar. Karena tegangan
kolektor Trz nol volt. maka tak ada sinyal (D) Alarm gagal beroperasi ketika berkas cahaya
penyambungan yang diumpanLan pada gerbang terpotong
thyristor.
Bila berkas cahava terpot(rng. resitansi fotosel
membesar mengakibatkan tegangan basis Tr2 bertam-
TU 1 2 ., 4 5
bah. Tr1 berhenti menghantar dan kini Tr2 menghantar
karena tegangan basisnra Iet'ih rendah daripada PM 4,2 4,8 11,5 0 12

tegangan basis Tr1. Teganean kolektor Tr2 naik dan


memberikan sinyal pada gerbang thvristor' Thyristor (E) Pemotongan berkas cahaya gagal memicu alarm
akan menghantar meneoperasikan btzzer yang
memperlihatkan berkas cahava terPotong sejenak'
Rangkaian dapat direset oleh sakelar pengoperasi 1. TU 1 2 J 4 5

PM 0 0,7 3,7 0 t2
Pertanyaan-pertan yaan
(1) Sebutkan perkiraan harga tegangan yang akan
Anda ukur dengan meter 20 kQ,Y ketika berkas (F) Alarm beroperasi secara kontinyu dan tidak dapat
cahaya tersorot (on) atau terpotong (off) pada direset
berbagai titik uji.
(2) Gejala apakah yang muncul ketika anoda ke
katoda thyristor terhubung singkat? TU 1 2 J 4 5

(3) Dalam kerusakan berikut tegangan diukur dengan PM 2,5 1,8 0,75 0,75 0,95
menggunakan meter standar. Sebutkan beserta
alasannya komponen-komponen yang rusak.
(A) Berkas cahaya terpotong namun alarm gagal (4) Setiap kali alarm dioperasikan, bila berkas cahaya
beroperasi dipotong sejenak, maka kegagalan terus dipertahan-
kan, komponen maiakah yang dapat dianggap rusak?
Metoda sederhana apakah yang dapat digunakan
TU 1 2 3 4 5 untuk mengujinya dan melokalisasinya pada sebuah
komponen saja?
PM 3,9 4,4 3,7 4,3 t2 (5) Tuliskan rangkaian pengujian sederhana yang
dapat dilakukan'dengan cepat untuk memeriksa cara
(B) Berkas cahaya terpotong namun alarm gagal kerja bermacam-macam komponen dalam rangkaian
beroperasi bila multimeter tidak ada.

93
di mana impedansi
1
z = t/(Rz + x?) dan x" =-
2r fc
Segera Anda dapat menghitung bahwa RVr
mendekati maksimum nilainya ketika tegangan yang
melintasi C3 tepat mencapai tegangan yang diperlukan
untuk memicu diac. Ini dikopelkan dengan beda fasa
90" berarti bahwa triac yang menyulut sinyal
Gambar 7.12. Peredup lampu
diperlambat kurang lebih 170", akibatnya lampu
7.7. Lolihon Rongkoion Peredup Lompu mendapatkan daya yang diberikan padanya hanya 10"
untuk setiap separuh sinyal.
(Gambar 7.12)
Pertanyaan-pertanyaan
Sebagaimana dijelaskan di muka dalam pasal 7 .4 triac
(1) Apa gunanya L1 dan C1?
merupakan peranti yang terbaik untuk mengontrol (2) Bila digunakan batas arus rms triac sebesar 6 A,
daya ac gelombang penuh. Rangkqian ini mengguna- berapakah daya beban maksimum yang dapat
kan teknik pemicu fasa di mana RV1 dan C2
dikontrol?
memberikan pembagi tegangan variabel dan jaringan (3) Gejala apakah yang nampak bila wiper (pengha-
penggeser fasa. Rangkaian ini mengumpankan sinyal pus) RV1 terbuka atau putus?
fasa tergeser pada j aringan "budak" ( s lav e ) R2 Q. Bila (4) Kerusakan terjadi sehingga sorot lampu berada
tegangan yang melintasi C3 mencapai kurang lebih pada kecerahan maksimum dan tidak dapat dikontrol
35 V diac akan memicu penguatan parsial C3 ke dalam
dengan penyetelan RV1. Tegangan ac di antara TU1
gerbang triac. Selanjutnya triac akan menghantar dan
dan line netral terukur nol volt. Sebutkan komponen
daya diberikan pada lampu. Fungsi jaringan "budak" yang rusak.
adalah untuk mencegah terjadinya perubahan besar (5) Lampu gagal menyala. Tegangan ac dengan RVl
tegangan pada C2 ketika memicu. dipasang pada minimum adalah sebagai berikut:
Hantaran triac dapat dikontrol dalam sudut yang
lebar dengan mengatur-atur RV1. Sebagai contoh
dengan RV1 terpasang pada minimum akan terjadi TU 1 2 3
beda fasa yang amat kecil atau aksi pembagi tegangan,
akibatnya tegangan yang melintasi C2 (dan C3) hampir Tegangan rms AC 235 227 0
mengikuti tegangan catu ac. Karenanya diac melaku-
kan pulsa picu pada gerbang triac secara singkat Sebutkan komponen yang rusak. Bagaimana caranya
setelah dimulainya setiap separuh siklus.catu. Anda memeriksa kerusakan ini secara cepat?
dapat melihat bahwa hampir seluruh daya diberikan (6) Unit gagal beroperasi sehingga kontrol kecerahan
pada lampu.
lampu dibatasi. Lampu menyala dengan kecerahan
Ketika RV1 diatur mendekati nilai maksimum, 6eda
paling tinggi pada RV1 yang terpasang minimum
fasa dalam jaringan RC mendekati 90'. Dari teori
namun intensitas cahaya hanya berkurang sedikit bila
dasar ac sudut fasa untuk jaringan ac adalah
RV1 terpasang maksimum. Komponen manakah yang
tan0=oCR rusak? Bagaimana caranya memeriksa kerusakan ini
R = 250 kO, kita peroleh
Jadi dengan
secara cepat?
tan 0= 2r50x0,15xi0-6x250x10-3 atau 0 = 85o (7) Gejala apakah yang nampak bila gerbang ke
Redaman dalam jaringan dengan R 250 kQ dapat katoda terbuka? Bagaimana cara membedakannya
dihitung dari dengan gerbang ke katoda yang terhubung singkat?
(8) Lampu tidak menyala. Tegangan TU1 nol.
v.= j
V"
X"
Z Komponen manakah yang rusak?

94
0
c: o
9 { €:
e3
G A,I
F
(D
G
o
(/,

o
t-
o
6
u
i.
$J
N

o
o (E o
^-
o F
i-!
.
h
{ cl
"PE
ry
N
!s
FN T. otNL
(EN
9
NE
EY
OF
an@

"'F
Ptz
l!
l.
ry
N
Is o..E '6

s
g
o

CO
oE
=o
oE
=E
EG

-o
Ec
E
d.Y
ri
oa!N LO
*-g
Ed
Pd
\JO

95
7.8. Lolihon: Unit Konlrol Sekuensiol ddngan menempatkan SW2 pada posisi A. Maka pulsa

(Gambar 7.13)
UJT3 diumpankan pada gerbang SCR1. Dengan
sakelar SW2 pada posisi B, SCP.a dibuat menghantar
dan ini akan mematikan SCR3 pada akhir urutan.
Dalam sistem kontrol proses pada umumnya diperlu- Siklus rangkaian dapat dimulai lagi dengan menekan
kan suatu rangkaian yang dapat menyambungkan tombol start.
bermacam-macam beban dalam urutan terdefinisi,
yakni masing-masing beban dikontrol untuk suatu Pertanyaan-pertanyaan
periode waktu tertentu. Sebagai contoh mungkin
diperlukan urutan kontrol sebagai berikut: (1) Jenis instrumen apakah yang akan digunakan
untuk mengukur tegangan pada C1, C2 atau C3?
(2) Bila tegangan picu unijunction dimisalkan kurang
ulai I Beban l lOperasikan mekanisme ban se
lebih 7 V, hitunglah waktu operasi minimum dan
5 detik agar melakukan pekerj
maksimum beban.
memindahkan ke suatu posisi.
(3) Unit rusak sehingga siklusnya tidak berulang atau
Beban 2 | Lakukan penyemprotan selama
gagal memutus daya pada beban L3 pada akhir urutan.
2 detik.
Meskipun demikian bila tombol start ditekan operasi
Beban 3lLakukan pemanasan selama
akan mulai lagi. Sebutkan bagian rangkaian manakah
10 detik. Setelah itu berhenti.
yang rusak dan sebutkan pula komponen-komponen
Dalam rangkaian yang akan ditinjau thyristor yang mungkin rusak.
digunakan untuk menyambung daya pada bermacam- (4) Coba pikirkan modifikasi rangkaian untuk me-
macam beban, sementara uniiunction digunakan mastikan agar ketika tombol start ditekan hanya SCRI
untuk memberikan waktu tunda. Rangkaian terdiri yang menghantar, sementara SCR2 dan SCR3 tidak
atas tiga tahapan yang identik. menghantar.
Bila diberikan daya tak satupun dari ketiga thyristor (5) Unit rusak sehingga daya diberikan pada beban 2
yang menghantar karena mereka tidak menerima dan beban 3 segera setelah beban 1 off. Beban2 dan
sinyal gerbang. Dengan menekan sakelar start sinyal beban 3 juga off pada saat yang bersamaan. Sebutkan
gerbang diberikan pada SCR1 yang akan me- beserta alasannya komponen yang rusak serta jenis
nyambungnya pada kondisi hantaran dan menghu- kerusakannya.
bungkan daya ke beban L1. Karena tegangan anoda (6) Unit rusak sehingga siklus tidak akan berulang.
SCRI turun sekitar +1. V, Tr1 yang merupakan Dengan mengoperasikan tombol start urutan akan
transistor pnp mendapat panjaran maju lewat R1. dimulai lagi dan unit akan berhenti secara tepat bila
Transistor ini menghantar dan C1 diisi lewat R2 dan SW2 pada posisi B. Komponen manakah yang rusak?

RV1 menuju jalur positif. Ketika tegangan pada C1 (7) Kerusakan terjadi sehingga beban 3 selalu
sama dengan tegangan picu emitor UJT1 uniiunction mendapat energi ketika daya diberikan. Sebutkan
akan menghantar akibatnya suatu pulsa positif komponen yang mungkin rusak dan tunjukkan cara
dibangkitkan melintasi R6 untuk menyulut thyristor pengukuran tegangan yang dapat digunakan untuk
SCR2. Tegangan anoda SCR2 jatuh akibatnya sisi melokalisasi kerusakan.
negatif diumpankan lewat Ca menuju anoda SCRI (8) Sebutkan gejala-gejala yang timbul untuk keru-
untuk mematikan SCR1. Daya diberikan pada beban sakan-kerusakan berikut:
L2 selama jangka waktu yang ditentukan oleh RV2 dan (a) Basis emitor Tr2 terbuka
C2, Bagian rangkaian ini adalah identik dengan yang (b) Cz terbuka
telah dijelaskan sebelumnya sehingga ketika UJTz (c) C6 terbuka
memicu, SCR3 menghantar, dan ini akan mematikan (d) Gerbang ke katoda SCRI terhubung singkat
scR2. (e) Anoda ke katoda SCR3 terhubung singkat
Pada akhir urutan ketika UJT3 memicu, siklus
rangkaian dapat dibuat berulang secara otomatis

96
+t?

k
( l/
|
).* ca
,,rs.F
G
I

\-l )u"
RVt li,'. rzk
:-
@ l@ nk
!oo 'l <aa l

Cl
+
o
usl - s43
o22PF
crl
o
scR! scRz

47
ln.

h*
PF Q,
I
lrr
820 Dr lN9r4

T rN9r4

Gambar 7.14. Unit lampu ke&r.le::p

27.9. Lotihon: Unit Lompu Berkilos SCR1. Ini menyalakan LP1 dan serentak mematikan
(Gambar 7.11) SCR2. Karenanya lampu akan berkedip-kedip pada
frekuensi yang ditentukan oleh generator pulsa
Unit ini terdiri atas sebuah unijunction unijunction.
osilator
berkecepatan rendah rans dieunakan untuk menge- Pelacakan kerusakkan pada jenis rangkaian ini
mudikan rangkaian bisrabil thvristor. Setiap pulsa biasanya relatif mudah karena penunjukkan visual
dari osilator dikemudikan leuar rangkaian dioda kondisi rangkaian diberikan oleh lampu. Lampu itu
menuju gerbang thvristor vans tidak menghantar. sendiri merupakan komponen dengan laju kerusakan
Pada mulanya ketika diberikan dava pada rangkaian
paling tinggi, sehingga teknisi harus memeriksa
kedua thyristor tidak menghantar. meskipun pulsa terlebih dulu. Misalkan unit rusak dengan kedua
positif dibangkitkan dari unijunction arau thyristornya lampunya mati, pemeriksaan pertama adalah menghu-
dipicu karena dioda D1 dan D2 mendapat panjaran bung singkat anoda ke katoda masing-masing thyristor
mundur. Dengan menekan tombol start menyebabkan secara bergantian untuk menguji lampu. Pertanyaan
SCRI menghantar dan lampu LP1 menyala. Selanjut- berikut melibatkan sej umlah pemeriksaan selanjutnya
yang harus dibuat.
nya anoda SCRI berada kurang lebih pada *1 V
sementara SCR2 pada +lzY positif berikutnya
. Pulsa
dari 81 unijunction sudah cukup memadai untuk Pertanyaan-pertanyaan
memberikan panjaran maju pada D2 namun tidak Dalam setiap kasus Anda dapat menganggap kedua
untuk D1, pulsa picu dicatukan pada gerbang SCR2. lampu berfungsi dengan baik.
Thyristor ini disambung ke dalam kondisi hantaran (1) Hitunglah frekuensi pendekatan maksimum dan
maju untuk menyalakan lampu LP2. Serentak dengan minimum dari unijunction osilator.
itu suatu pulsa step negatif ditransmisikan lewat (2) Kerusakan terjadi sehingga kedua lampu menyala
kapasitor komutasi C3 untuk memberikan panjaran dan tetap menyala segera setelah tombol srarl ditekan.
mundur dan mematikan SCR1. Pulsa osilator selanjut- Tegangan terukur dengan multimeter 20 kQ/V adalah
nya dikemudikan lewat D1 untuk memicu thyrsitor sebagai berikut:

97
TU 2 J 4

PM 0,7 0,8s 0,85 0

(3) Unit rusak dengan kedua lampu padam. Sebutkan


dengan urutan yang logis pengujian yang harus
dilakukan untuk melokalisasi kerusakan.
(4) Sebutkan beserta alasannya gejala-gejala yang
timbul untuk kerusakan berikut:
(a) D, terbuka
(b) Gerbang ke katoda SCR2 terhubung singkat
(c) C, terbuka
(d) Anoda ke katoda SCRr terbuka Trl BC2l2L
Tr2 BC l82L
(5) Untuk kondisi kerusakan berikut sebutkan
beserta alasannya komponen yang rusak (anggaplah Gambar 7.15. Unit kontrol kecepatan motor
tombol start telah ditekan).
(6) Pikirkan modifikasi rangkaian
sehingga unit akan mendorong armatur untuk berputar. Karena berputar,
memulai dengan sendirinya dari sakelar jalur daya. armatur membangkitkan tegangan yang melawan
(7) Bila dijumpai laju kerusakan lampu amat tinggi tegangan pada motor dan besarnya tegagan ggl
untuk pemakaian tertentu, pikirkan suatu modifikasi mundur ini sebanding dengan kecepatan motor.
yang sa.."at sederhana yang memungkinkan perbaikan Makin cepat armatur berputar makin besar ggl
situasi , secara alamiah? mundurnya dan arus motor yang dibutuhkan makin
kecil. Ini disebabkan arus yang diambil oleh motor
sebanding dengan selisih antara tegangan yang
Kerusakar I ) 3 4 5 6 7
diberikan dengan tegangan ggl mundur. Ketika
A 0,7 0,85 L2 0 0,1 11,8 0 pertama kali motor dihidupkan arus besar diambil
B 0 t2 0,8: 0,7 variisi variasi variasi olehnya karena ggl mundur masih nol. Ini berarti torsi
C 0 t2 12 0 variasi variasi variasi yang besar muncul dan segera motor memperbesar
D 0 t2 0,8: 0,7 5,2 (, 5,8 kecepatannya. Karena ggl mundur bertambah besar,
E 0,7 0,85 t2 0 variasi variasi variasi
arus turun dan torsi yang tersedia berkurang. Sekarang
F 0,7 0,85 t2 0 0 0,1 0,85
bila beban diberikan pada motor kecepatan pada
awalnya akan turun dan ini akan menurunkan ggl
mundurnya. Oleh karena itu arus membesar dan
cenderung untuk memulihkan motor pada kecepatan
710 Lofihon: Rongkoion Konlrol Kecepoton aslinya. Jenis motor ini memiliki sifat mengatur
Motor (Gambar 7.15) kecepatan dengan sendirinya.
Dalam rangkaian ini thyristor digunakan untuk
Motor yang biasa digunakan dalam pemakaian seperti mengontrol kecepatan operasi motor dengan pulsa-
bor listrik, sander, mixer, dan sebagainya merupakan pulsa arus penyambungan pada separuh siklus positif
motor listrik jenis gulungan "universal". Alat ini catu jala-jala. Untuk kecepatan tinggi thyristor akan
terdiri atas lilitan medan dan armatur yang dikawati dipicu pada setiap separuh siklus positif secara lebih
secara seri di antara terminal-terminal motor. Bila awal dan dengan memperbesar beda fasa sinyal picu,
tegangan (ac atau dc) dibeqikan pada terminal- gerbang thyristor selanjutnya akan dipicu dan
terminalnya, arus mengalir lewat lilitan medan dan akibatnya kecepatan motor berkurang.
armatur. Medan magnet yang berlawanan muncul di Setiap separuh siklus positif catu menyebabkan arus
antara medan dan armatur, akibatnya ini akan mengalir lewat jaringan pembagi tegangan R1, RV1,

98
Can D1. Dengan demikian separuh siklus positif Trr, akibatnya thyristor tetap tak menghantar.
teredam pada catu muncul pada wiper RV1 dan Thyristor hanya akan menghantar lagi bila kecepatan
tegangan positif ini akan mengisi C1 lewat D2. Pada dan ggl mundur telah turun pada nilainya semula dan
kenyataannya C1 menr.impan muatan yang besarnya ini terjadi setelah melewati beberapa siklus. Sekilas ini
sebanding dengan selisih antara tegangan wiper RY1 nampaknya tidak menguntungkan, namun ketika
dan tegangan pada katoda thlristor. Tegangan yang kecepatan motor dirata-ratakan selama periode
terakhir tentu saja merupakan ggl mundur motor yang katakanlah seperempat detik, kita dapat mengatakan
bergantung pada kecepatan motor. Bila tegangan pada bahwa kecepatan rendah yang konstan tetap terjaga.
C1 mencapai kurang lebih 3 V. Tr1 dan Tr2 yang Regulasi pada kecepatan rendah ataupun tinggi
dikawati sebagai sakelar regeneratif akan dipicu ke dapat dicapai karena setiap perubahan mendadak
dalam hantaran dan mencatu pulsa arus pada gerbang pada beban harus menurunkan kecepatan motor
thyristor. Thyristor menghantar mencatu daya untuk dengan akibat ggl mundur turun. Ini berarti pada
motor. Pada separuh siklus negatif jala-jala, dengan setiap separuh siklus positif berikutnya thyristor
sendirinya thyristor tidak meng}antar. Salah satu menerima pulsa gerbang lebih awaldalam suatu siklus
keistimewaan motor jenis universal ini adalah bahwa dan ini menyebabkan thyristor menghantar, membagi-
dengan mengoperasikannva pada catu penyearah kan daya yang lebih banyak kepada motor daripada
gelombang setengah, hanva sekitar 2@h daya dat', sebelumnya.
sistem gelombang penuh padanannya yang hilang.
Kenyataan ini memungkinkan digunakannya sistem
kontrol gelombang setengah vang relatif murah dan Pertanyaan.pertanyaan
sangat efisien. (1) Jelaskan secara singkat cara kerja rangkaian picu
Rangkaian mendapat pengoperasian kecepatan transistor Tr1 dan Tr2. (Petunjuk pelajari rangkaian
-
.rendah bila wiper RV1 digerakkan menuju anoda D1. padanan thyristor).
Ini berarti bahwa fraksi vang lebih rendah dari separuh (2) Sistem kontrol rusak sehingga motor beroperasi
sikhis positif diberikan melintasi C,. dan karena ujung pada kecepatan maksimum dan RV1 tak terkontrol.
C1 lainnya dihubungkan pada ggl mundur motor, Sebutkan beserta alasannya komponen yang rusak.
transistor akan memicu sakelar pada tahapan lain (3) Sistem kontrol rusak sehingga motor gagal
dalam siklus. Ini mengurangi da.'-a yang disambungkan bergerak untuk seterusnya, Sebutkan beserta alasan-
pada motor oleh thyristor. dengan demikian mengu- nya komponen yang rusak yang dapat menyebabkan
rangi kecepatan motor. kerusakan ini. Bagaimana caranya Anda menguji
Pada kecepatan yang amat rendah terjadi "siklus rangkaian untuk melokalisasi kerusakan pada catu
loncat" ketika thyristor digunakan untuk membagikan komponen?
daya dalam suatu bagian dari separuh siklus, (4) Sebutkan gejala-gejala yang timbul untuk keru-
katakanlah seperlimanya. Ini terjadi karena sinyal sakan komponen berikut:
gerbang dalam rangkaian ini tidak dapat tertinggal 90" (a) D, terbuka
dalam setiap spparuh siklus positif. Jadi ketika (b) Gerbang ke katoda thyristor terhubung singkat
thyristor menyulut, dia mencatu sekurang-kurangnya (5) Diberikan suatu modifikasi untuk mengurangi
seperempat siklus daya pada motor. Ini menyebabkan efek "siklus loncat" dan judder untuk motor tertentu
motor dipercepat dan menaikkan ggl mundur. dengan menghubungkan kapasitor 2 pF melintasi
Konsekuensinya tegangan pada C1 pada separuh siklus RV1. Jelaskan secara singkat pengaruh modifikasi ini
berikutnya sangat kecil nilainya untuk memicu Trl dan terhadap operasi rangkaian.

99
8. RANGKAIAN YANE MEMAKAI IC ANALOG
DAN DIGITAL

membuka kemungkinan menghasilkan rangkaian yang


81. Pendohuluon Rongkoion Terpodu
hampir tidak dapat dibenarkan bila digunakan
komponen sirkit. Dimulai dari rangkaian terpadu
Pikirkan beberapa rangkaian diskrit yang telah Anda
skala kecil meningkat menjadi rangkaian terpadu
buat, misalnya monostabil pada halaman 82, selanjut-
skala sedang (MSI = Medium Scale Integration),
nya bayangkan rangkaian tersebut dalam ukuran yang
selanjutnya rangkaian terpadu skala besar (LSI =
lebih kecil dan seluruhnya dimasukkan ke dalam
Large Scale lntegration), sampai kepada rangkaian
plastik dengan bagian yang nampak hanya berupa
terpadu skala amat besar (VLSI = Very Large Scale
pena-pena hubung. Apa yang kita miliki selanjutnya
Integration) yang digunakan dalam mikroprosesor dan
merupakan rangkaian terpadu atau unit terkemas yang
IC memori yang lebih besar. Sebuah rangkaian VLSI
memuat semua dioda, transistor, serta komponen-
mampu membuat lebih dari 100.000 transistor.
komponen lain yang diperlukan untuk melakukan
Sebagai lanjutan dari paragraf di atas IC dapat
fungsi tertentu. Rangkaian terpadu pertama pada
dipandang sebagai blok fungsional di dalam suatu
kenyataannya dibuat dengan cara demikian, namun IC
sistem dan bila terjadi kerusakan dalam IC maka
yang diproduksi massal sekarang ini hampir seluruh-
seluruh IC harus diganti. Dalam banyak kasus ini
nya berasal dari jenis monolitik silikon' Serpihan kecil
memudahkan pelacakan kerusakan daripada pelacak-
silikon ini dikenal sebagai chip.Katamonolitik berasal
an 'kerusakan pada sistem yang menggunakan
dari kata latin "mono" yang artinya tunggal dan
komponen diskrit, namun merupakan suatu kekeliru-
"lithos" yang artinya batu (dalam hal ini batu
an bila kita menganggap tidak memerlukan pengeta-
merupakan silikon). Jenis IC lainnya mencakup
huan akan cara kerja bagian dalam suatu IC. Penting
rangkaian film (baik film tebal maupun tipis). Dalam
untuk memahami fungsi IC dalam suatu sistem dan
hal ini suatu jalur resistif dan jalur hantaran terbentuk
cara kerjanya. Karena hal itumemungkinkan
diatas permukaan substrat inert terisolasi. Untuk
pelacakan kerusakan memilih kerusakan yang tidak
melengkapi rangkaian, komponen aktif yang sangat
disebabkan oleh IC dan mencegah melepas solderan
kecil seperti dioda dan transistor dipersatukan dalam
dan mengganti IC yang baik bila kerusakan disebab-
tempatnya, selanjutnya unit dibungkus. Biasanya IC
kan oleh komponen luar lainnya atau hubungan yang
film digunakan bilamana perbandingan peranti pasif jelek.
terhadap peranti aktif cukup tinggi'
Rangkaian terpadu biasanya terbagi atas dua bagian
Keuntungan IC dibandingkan rangkaian sirkit
utama:
terutama dikaitkan terhadap kenyataan bahwa lebih
banyak elemen aktif yang dapat dipasangkan dalam IC analog: digunakan untuk menguatkan, mempro-
ses atau mengoperasikan sinyal masukan
ruang yanng kecil. Kerapatan pengemasan komponen
yang tinggi ini
mengakibatkan biaya tertekan, yang dapat berubah secara acak di antara

memberikan keandalan yang lebih tinggi, serta batas-batas yang telah ditetapkan.

100
IC digital: jenis ini digunakan dalam sistem logika dasarnya penguat dc low-drift (geser-rendah) dengar,
dan komputer di mana masukan biasanya penguatan diferensial lup terbuka yang amat tinggi dan
berupa kondisi high (logika l)
atau low penolakan modus sekutu yang baik. Simbol untuk
(logika 0) namun tidak merupakan nilai di op-amp bersama data pena luar untuk IC 741
antara kedua kondisi tersebut. diperlihatkan dalam Gambar 8.1. Ada dua terminal
Suatu tabel dapat disusun seperti Tabel 8.1 untuk masukan, yang satu disebut masukan membalik
menunjukkan perbedaan jenis-jenis IC, namun perlu (ditandai -) dan yang lain disebut masukan
dicatat bahwa tidak semua jenis disertakan dan juga tak-membalik (ditandai r. Keluaran yang menganggap
mungkin terdapat keadaan yang tumpang tindih offset nol merupakan selisih sinyal antara dua
(overlap). masukan dikalikan dengan penguatan lup terbuka:
Vo = Ar"e (V, - Vz)
Tabel 8.1. Dalam hal ini (Y1 Y2) merupakan masukan
diferensial dan idealnya bila I/,
= 72 keluarannya nol.
Pada prakteknya beberapa offset selal,t terjadi
IC Linier IC Digit (disebabkan adanya sedikit perbedaan karakteristik
Op-amp OTL : Gerbang logika dari dua transistor masukan). Dengan kedua masukan
(umumnya: 741) AND/ORJNAND/NOR ditahan pada nol volt, keluaran yang dihasilkan
Penguat audio TTL : Schmitts, Nonastabil disebabkan oleh tegangan ffiel masukan yang dengan
(LM 380) mudah dapat ditala pada nol oleh sejumlah teknik
Penguat RF ECL : Bistabil, Pencacah pe"nol"an offset.Kebanyakan op-amp IC seperti 741
Penguat jalur lebar Register geser diperlengkapi dengan fasilitas sederhana untuk
Penguat daya (dengan MOS : Memori, clock mendapatkan hal ini sebagaimana diperlihatkan.
sirip pendingin)
Karena penguatan lup terbuka A,"* sedemikian
Regulasi tegangan CIVIOS : Mikro procesor besar (pada khususnya 100 dB pada dc dan frekuensi
Demodulator
rendah), maka hanya sedikit perbedaan tegangan yang
dibutuhkan pada pena-pena masukan untuk menda-
patkan keluaran yang besar.
8.2. lC Anolog Perhatikan 100 dB = 100.000 sebagai perbandingan
Sinyal analog yang benar adalah sinyal yang nilainya tegangan.
sesaat terletak di antara kisaran yang didefinisikan. Ambillah sebagai contoh Yr = *150 pV dan
Sebagai contoh keluaran suatu mikrofon merupakan Vz : +100 p.Y.
sinyal listrik yang analog dengan gelombang suara
Maka
masukan, dengan perkataan lain sinyal keluaran
mikrofon berubah terhadap waktu dengan cara serupa I/o = 100.000 (150 x 10-6 - 100 10-6) = *5 V
dengan gelombang suara. Rangkaian yang digunakan
Keluaran yang diperoleh kurang lebih +5 V bila daya
untuk menguatkan sinyal kecil ini harus dari jenis
yang dicatukan pada IC paling tidak .+7 V. Bila
analog agar bentuk sinyal aslinya terlindungi.
sekarang masukannya diubah katakanlah Yr : *100
Adakalanya IC analog dikatakan IC LINIER, karena
pV dan Vz = *150 pV, nilai keluarannya sekarang
tanggapan yang diperlukan dari rangkaian benar-
menjadi
benar linier agar mencegah sinyal dari ancaman
distorsi sewaktu diperkuat.
Yo = 100.000 (100 x 10-6 - 150 x 10-)
Sejauh ini IC yang paling umum digunakan adalah = -5V
PENGUAT OPERASIONAL (op-amp). Peranti Keluaran dibalikkan.
serbaguna ini dapat digunakan dalam aneka macam Contoh-contoh di atas digambarkan dalam Gambar
pemakaian penguatan, pengolahan sinyal, serta 8.2 bersama sejumlah latihan. Dalam setiap kasus
pembangkitan bentuk-gelombang. Op-amp pada hitunglah pendekatan keluaran dc. Anggaplah bahwa

101
Otlset
nol
2
o/P

+100pV
i--l-,,'
v2
+150sV
1,,.
NC NC

Oltset Masukan tak


nol membalik
1

l+12V
*l
Gambar 8.1 A. Kemasan dua lalur n 14-pena untuk 72741 +2oopv----\ Vo= ?

(tamPak atas)
+zzopv
| ,,-
NC V.. O /P Olfset
(a) I -rzv
* nol2 --12{

offsetr Masukan Masukan Vcc


nol 1 membalik g6p
membalik Jawaban: (a) +2 V (b) +0,13 mV (c) -50 pV (d) -3 V

Gambar 8.1 B. Kemasan dua jalur p 8-pena Gambar 8.2. Latihan oP'amP

Parameter Min Maks Nilai khas


Diferensial sinyal besar
Penguatan tegangan lup terbuka RL > 2 kQ 20000 100000
Penolakan modus sekutu Rs < 10 kO 70 dB 90 dB
Ayunan tegangan keluaran maks RL > 2 kQ r10 v +13 V
Arus panjaran masukan 200 nA 30 nA

kesalahan yang ditimbulkan oleh offset masukan dapat turun bila frekuensi meningkat. Gambar 8.3 memper-
diabaikan. lihatkan kurva tanggapan frekuensi lup terbuka,
Kutipan berikut dari spesifikasi 741 memberikan dimana terlihat bahwa penguat memiliki penguatan
bukti akan kualitas op-amp IC. yang bermanfaat sampai dengan 1 MHz.
Penguatan lup terbuka yang tinggi diperoietr hanya Tersedia jenis-jenis op-amp IC lainnya, beberapa di
pada dc dan frekuensi-frekuensi rendah. Kapasitor antaranya dengan masukan FET untuk resistansi
internal yang memberikan stabilitas op-amp dan masukan tinggi, ada pula jenislow-drift (geser-rendah)
mencegah osilasi menyebabkan penguatan lup terbuka serta slew rate tinggi. Slew-rate adalah kecepatan saat

t02.
keluaran berubah r;lri -'r r3r;:{j: c]eh masukan a R3+Rr
step dar, dint'al:,.': :).1- i l'.-- *.;€ai & banah =-:)1 r rc

R1
kondisi penguatar .:: :.:::; s:r!l \.i:u. Pemba-
tasan slew rate r==-'i"- -' -.ixix masukan
Contoh kedua memperlihatkan 41 yangdigunakan
gelombang sinus r j=:. :E-:::; f:-L'Hertzr menjadi
7

untuk menghasilkan gelombang persegi. Ketika daya


keluaran gelomba.i sa:g: --!-: merupakan sebuah
diberikan pertama kalinya, Ct tidak akan mengisi,
contoh op-amp d::::":. --,r-'.1..r iis$ rarc yang
sehingga keluaran op-amp akan jenuh pada level
lebih baik yaitu lt \ *;e:.r f,.fr::3ns 0.,i V/pdetik
positifnya (tr/1+."). Sebagian tegangan keluaran ini
yang dimiliki olef --r- :i-r-r.tij -l- S-pena diganti
diumpankan kembali lewat R2 dan R1 kepada
secara langsung. 1;:-: -3l.ii -rllI lN kHz daya
masukan tak-membalik. Tegangan pada masukan
penuh akan segerj j:rr--.(-::ii
tak-membalik menjadi
ffi€ngel-lr:lir t :!'-f.-:.n luar yang sesuai
Dengan
dalam kaitannt'a Je:.:- r;-.i::p IC. segera dapat
dirancang rangka.an :<:iJ:. osilator, generator
lRl \
V* = 7,"".
' l-l
bentuk gelombane. sr:= -:-.'i' iktif. Beberapa contoh \Rr + R2/
yang khas diperlihrtk": 5,m Gambar 8.4. Rangkai-
an pertama me.mper.l:::ir=:r penguat tak-membalik. Ketika C, mulai mengisi lewat R, tegangan pada
Sinyal masukan discr,e. :rda pena 3 dan R2 dipasang pena membalik mernbesar positif. Bila tegangan ini
untuk memberikan :;srstansi masukan rangkaian. mencapai level masukan tak-membalik, op-amp
Sebagian sinyal ke.u"ran diumpankan kembali kepada segera menyambungkan diri pada level jenuh
masukan membali untuk melawan sinyal masukan. negatifnya Vi,. Tegangan pada masukan tak-
Penguatan diatur i-rieh R1 dan R3 'dan dihitung membalik juga berubah menjadi negatif.
rnenurut Kini kapasitor C, dikosongkan lewat R, menuju Y[,
(a) Penguat depan

R3 22O k

E
o
o
!
c
6
o
o (b) Osilator gelombang persegi
o
o
c
d
J
o
c
@
0-

Gambar 8.3. Kurva tanggapan frekuensi lup terbuka untuk op-amp


141 Gambar 8.4. Contoh khas rangkaian yang memakai op-amp

103
sampai tegangan pada terminal membalik benar-benar yang memberikan kondisi ON atau OFF dan
lebih negatif daripada level yang terbentuk pada memberikan keluaran HIGH atau LOW.
masukan tak-membalik. Bila ini terjadi, keluaran IC digital dikelompokkan dalam jenis kombinasio-
op-amp sekali lagi dipaksa untuk menghubungkan diri nal dan jenis sekuensial. Pada LOGIKA KOMBINA-
pada pada 7;*." dan siklus berulang lagi. Dengan cara SIONAL bermacam-macam kondisi masukan harus
demikian rangkaian menghasilkan gelombang persegi dipertemukan secara serentak untuk menghasilkan
yang kontinyu. Perhatikan bahwa kedua jalur umpan keluaran. Karenanya logika kombinasional dibentuk
balik mengendahf<an frekuensi karena tetapan waktu oleh gerbang (gate) seperti AND, OR, NAND, NOR,
R, C, akan menentukan laju pengisian dan pengosong- NOT serta exclusive OR.
an muatan, sedangkan pembagi tegangan R2 R1 Dalam LOGIKA SEKUENSIAL elemen digital
menentukan titik penyambungan. Frekuensi dihitung memiliki memori dan keluaran yang dihasilkan IC
berdasarkan rumus logika sekuensial bergantung pada masukan dan

1
kondisi rangkaian sebelumnya. Blok bangunan dasar
dari rangkaian sekuensial adalah bistabil. Blok
' 2R,C,log.(l + 2RrlR2) bangunan dasar dari rangkaian sekuensial adalah
bistabil. Peranti ini dapat dihubungkan bersama-sama
Latihan berukut dalam bab ini akan memperlihat- sering kali ada di dalam suatu IC. untuk membuat
kan pemakaian op-amp dan sejumlah IC analog pencacah (counter), register geser (shift register) serta
lainnya. memori.
Bukan merupakan sasaran buku untuk menjelaskan
teori logika digital atau penjelasan terperinci menge-
nai cara kerja rangkaian internal dari IC digital
8.3, lC Digit (kecuali bila diperlukan dalam latihan). Bab ini
ditujukan sebagai pengantar singkat akan keperluan
Dalam rangkaian digit pada masukan dinyatakan tersebut. Meskipun demikian pengetahuan akan
dalam kelompok keadaan "high" atau "low". Dengan macam-macam rumpun logika IC digitaljuga penting.
memakai konvensi logika positif ,level high dinyata- Jenis-jenis terdahulu seperti RTL (resistor transistor
kan oleh tegangan positif dan levellow oleh tegangan logic) danDTL (diode transistor logicl sekarang sudah
pada atau mendekati nol volt. Dengan demikian usang. Biarpun begitu masih banyak peralatan yang
masukan dan keluaran IC digit adalah sinyal-sinyal menggunakan DTL. Rumpun logika yang penting
yang tersambung di antara kedua kondisi yang telah diuraikan sebagai berikut:
ditetapkan. Pada TTL, logika 0 pada khususnya
bernilai200 mV (tidak lebih dari 400 mV) dan logika 1 ('lt Trcn$sbr Trundslot toglc (IIf)
pada khususnya 3,3 V (tak kurang dari 2,4 V).
Adakalanya jenis logika yang digunakan secara luas,
Keuntungan utama pemakaian informasi dalam
yang tersedia dalam berbagai macam fungsi (katalog
bentuk digit ketimbang bentuk analog adalah
pabrik yang siap pakai). TTL memadukan kecepatan
(1) Sinyal diperlihatkan dalam salah satu kondisi lrlgir
alau low sehingga tidak mendua, akibatnya ,tinggi dengan konsumsi daya sedang dan level
kekebalan desah yang baik. Jenis logika ini dikem-
peluang timbulnya kesalahan diperkecil'
bangkan sebagai peranti DTL dan terus menerus
(2) Informasi digital mudah ditransmisikan, disim-
diperbaharui. Versi terakhir menggunakan transistor
pan, dan diolah tanpa penurunan kualitas.
jenis Schottky yang mampu meningkatkan kecepatan
(3) Data dapat diujudkan kembali setelah transmisi'
penyambungannya.
(4) Desah dan interferensi memberikan pengaruh
yang lebih sedikit. Jenis-jenis TTL
(5) Banyak dijumpai peranti dua keadaan. Standar seri 74
Hal terakhir memperlihatkan bahwa logika digit Schottky 74S
didasarkan atas peranti dua keadaan, atau peranti Schottky daya rendah 74LS

104
1

I
Schottky dare rs:J=:
dipe::":":-; --IALS
Kemungkinan lain "spike" pada jalur catu atau
sentakan arus yang besar ketika saklar-on dapat
I ;

Kecepaiar ::::! -4H dihapus setahap


\ menyebabkan kerusakan persambungan semikonduk-
Daya lebih r.:;nit -1W J demi setahap tor. Ini merupakan pekerjaan ahli perancang untuk
memastikan bahwa catu daya teregulasi dan lerfilter
(21 Complefltenaay rcS [oCc (CilOSl secara baik. Logika TTL misalnya memiliki batas
Dibuat dari kombin,.r \tOSFET modus peningkatan tegangan catu maksimum dari 7Y akibatnya
kanal p dan n. Jelis Lonstruksi ini menghasilkan kerusakan catu daya tidak diizinkannya sebab akan
sejumlah keunturgar tertentu dibandingkan TTL. menjangkitkan tegangan yang berlebihan pada IC. Ini
Keistimewaannr a aJaiah dapat menyebabkan sebagian dari tubuh IC mendapat
(a) Konsumsi da';a r ans amat renddh panas yang berlebihan dan membakarnya.
(sekitar 10 n\\ gare di bawah kondisi dc) Bila Anda menguji peralatan yang memuat IC
(b) Kisar pengoperasian tegangan catu yang lebar berhati-hatilah supaya pena-pena tidak terhubung
(+3 V sampr,i -- 1,i \I) singkat oleh pemakaian probe uji yang besar, juga
(c) Fan-out amat tinssi (sekurang-kurangnva 50) hindarkanlah pemakaian panas yang berlebihan ketika
(d) Kekebalan desah amat baik (45% dari tesansan melepas solderan komponen dan jangan sekali-kali
catu) melepas atau menancapkan IC ke soket tanpa
Karena itu C\lOS sering dipilih untuk sistem memutuskan catu daya terlebih dulu. Ini dapat
konsumsi daya rendah biaya murah pada khususny'a menyebabkan terjadinya sentakan arus yang memung-
yang digunakan dalam lingkungan penuh desah listrik kinkan setumpukan IC dirusak satu setelah yang lain
dan di mana kecepatan operasi bukan merupakan akibat operator yang tak trampil.
pertimbangan utama. Peranti ini tidak secepat T'fL. Untuk melacak kerusakan pada unit IC ikutilah
Nomor jenis ini adalah seri 4000. prosedur logis berikut:

(31 Emlller Couded toglc (ECtl (a) Periksalah catu daya pada pena-pena lC. Apakah
masih dalam jangkauan batas nilainya? Kecilkah
Ini jarang digunakan dan tidak memiliki kisaran seluas
ripple-nya? Bila jawabnya ya, lanjutkanlah.
TTL atau CMOS. Kecapatan pensrrperasiannva tinggi
pada khususnya 2 ndetik namun konsumsi dayanya
(b) Pastikan bahwa masukan yang diperlukan terda-
relatif tinggi. Nomor jenis ini adaiah seri 10000.
pat pada pena IC yang diperlihatkan dalam
diagram.
(c) Periksalah keluaran yang bersesuaian.
(d) Periksalah dengan meter akan munculnya rang-
8.4, Menywis lnslrumen yong Memuot lC kaian terbuka atau rangkaian hubung singkat pada
jalur tembaga yang menuju ke IC.
Karena IC itu sendiri merupakan blok fungsional
dengan komponen luar .vang digunakan adalah Beberapa alat bantu dalam menyervis IC kini telah
minimum, maka jelaslah bahua kerusakan suatu tersedia seperti pelepas IC, test s/rp (mengurangi
bagian dalam IC akan mengakibatkan penurunan kemungkinan terhubung singkat secara tiba-tiba),
keandalan secara menyeluruh. selanjutnya IC tersebut logic probe, dan sebagainya. Manfaatkan mereka
harus diganti. Sebuah komponen internal yang rusak sedapat mungkin.
menyebabkan IC secara keseluruhan tidak berguna. Bila IC akan dilepas dengan melepas solderan,
Tentu saja IC dirancang untuk memberikan keandalan pakailah selalu alat pelepas solderan untuk melepas
yang amat tinggi namun kerusakan tetap saja akan dan solder dari setiap pena IC secara bergiliran sampai IC
dapat terjadi. Beberapa kerusakan ini disebabkan oleh dapat terangkat keluar. Harga yang dibayar untuk
tekanan lingkungan sekitar terhadap IC, mungkin saja waktu pelepasan tersebut dilunasi dengan terhindar-
melemahkan kawat-kawat sambungan bagian dalam nya kerusakan jalur tembaga pada papan rangkaian
dan akhirnya menyebabkan rangkaian terbuka. tercetak yang mahal.

105
8,5. Lotihon: Unit Konlrol Pemonos Memokoi W dan ini seterusnya akan memanaskan wadah kecil
tersebut. Rangkaian pembatas arus diberikan oleh Tr3
Opomp (Gambar 8.5)
karena bila arus keluaran membesar di atas 0,8 A
tegangan yang melintasi Rs naik menjadi kurang lebih
Dalam kebanyakan rangkaian op-amp IC digunakan
600 mV, ini menyebabkan Tr3 menghantar, dengan
bersama-sama komponen lain untuk memberikan
demikian mengalihkan arus basis dari Tr1.
fungsi tertentu. Dikarenakan oleh penguatan diferen-
Karena temperatur dalam wadah membesar,
sialnya yang tinggi serta penolakan modus sekutu
resistansi teristor turun sehingga pada sejumlah titik
(common mode) yang amat baik, 741 merupakan IC
yang bergantung atas pengaturan RV1 keluaran 741
ideal untuk menguatkan sinyal selisih dari rangkaian
akan jatuh. Ini mengakibatkan Tr1 dan Tr2 tak
jembatan. Dalam contoh ini jembatan dc digunakan
menghantar guna menstabilkan temperatur dalam
bersama termistor (GM473) sebagai elemen penginde-
wadah.
ra. Sinyal dari jembatan diumpankan sebagai masukan Pertanyaan-pertanyaan
741 yangdikawati sebagai komparator (pembanding) (1) Sebutkan perkiraan tegangan yang ingin Anda
dengan umpan balik positif kecil lewat Ra. ukur dengan multimeter standar pada semua titik uji
Bila temperatur dalam wadah rendah, termistor ketika unit telah diaktifkan. Temperatur dalam wadah
memiliki resistansi yang cukup besar (47 kQ pada sekitar 25"C. Anggaplah RV1 pada posisi tengah.
25"C), akibatnya keluaran 741 menjadi high.Levelini (2) Unit rusak hingga ia tidak memanasi. Tegangan
akan memberikan panjaran maju pada Tr1 lewat dioda terukur sebagai berikut. Sebutkan beserta alasannya
zener dan R5. Tr2 juga menghantar dan menyerap arus komponen yang mungkin rusak yang dapat menyebab-
kurang lebih 0,8 A. Disipasi daya Tr2 kurang lebih 10 kan kegagalan operasi

R6
DZt 12oo
BZY88
3.9V
R, R^o,
\.ior

Tr2
TIP31A
di alas koping
pendingin

I
I
I wadah atau
I

S-l kotak
I
I
I

L_____ ___ __

Gambar 8.5. Uriit kontrol pemanas memakai op-amp 741

106
TU 1 2 J 4 5 6 8,6, Lolihon: Rongkoion Stondor Frekuensi
PM 2,7
Memokoi Logiko ITL (Gambar 8.6).
8,1 0,26 0 0 0

Rangkaian ini memperlihatkan pemakaian gerbang


(3) Unit rusak sehingga temperatur naik sampai tinggi logika TTL untuk menghasilkan frekuensi stabil
nilainya dan tidak dapat dikendalikan. Setelah akurat senilai 100 Hz. Gerbang NAND dua buah
menganalisis tegangan berikut. nvatakanlah untuk masukan quad (berempat) positif, 7400N, dirangkai
setiap kasus beserta alasannva. komponen yang bersama kristal 1 MHz untuk menghasilkan osilasi
mungkin rusak vang dapat menvebabkan kegagalan persegi 1 MHz. P16 dan P1. dioperasikan sebagai
operasi penguat linier karena umpan balik yang dibentuk oleh
resistor-resistor R2, R1, serta Ra, R3. Karena umpan
balik positif diberikan oleh kristal, rangkaian berosila-
Kerusakan I ) 3 4 5 6 si pada 1 MHz. P16 digunakan untuk menyangga sinyal

A 11 ,1 6.2 1l 1.9 1,25 0,53


keluaran 1 MHz dari kristal. Dengan cara yang sama
P1u akan mengangkut sinyal 1 MHz menuju counter
B 11,1 6.2 2.3 1,95 1,35 0,56
C 7.6 dekade P2 bila masukan gerbang ada pada logika 1.
2.1 1.3 1.9 1,25 0,s3
Masing-masing pencacah dekade (7490N) membagi
masukan dengan 10, sehingga diperlukan empat buah
(4) Gejala apakah vang nampak untuk kerusakan- IC untuk membagi 1 MHz menjadi 100 Hz. Karena
kerusakan berikut: pencacah hanya beroperasi pada saat level logika
(a) DZt terbuka berubah, maka frekuensi 100 Hz memiliki ketelitian
(b) Basis emitor Tr2 terhubung singkat dan stabilitas serupa dengan osilator 1 MHz.
IV (c) Masukan membalik 7-11 terbuka Definisi-definisi berikut diterapkan pada pengukur-
(d) R1 terbuka an logika dalam logika TTL:

P1 merupakan gerbang NAND 2 masukan quad 74OON

Gambar 8.6. Rangkaian standar frekuensi (100 Hz)

t07
Iegangan logika 0: Kurang dari +400 MV (pada 8,7. Lolihon: Unit Doyo (Gambar 8.7)
khususnya +200 MV)
Tegangan logika 1: Lebih dari +2,4 y (pada Karena 741 adalah penguat diferensial dengan
khususnya +3,3 V) N.B. Te- penguatan yang amat tinggi, maka ia merupakan
gangan-tegangan ini diukur pembanding ideal dan penguat kesalahan untuk
terhadap jalur 0 V. serangkaian penstabil linier. Ini memberikan rangkai-
an yang relatif sederhana dengan keandalan yang
Sebagaimana disebutkan di muka, sebelum meme-
tinggi. Dalam Gambar 8.7 diberikan rangkaian
riksa cara kerja IC tertentu, selalu kita periksa
contoh. Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
kehadiran catu *5 V dan 0 V terlebih dulu.
Pengukuran dilakukan langsung terhadap pena-pena
IC yang bersangkutan, bukan di antara hubungan
papan atau pada pengawatan rangkaian tercetak. Kisaran tegangan
langan sekali-kali memeriksa level tegangan pada maksimum 9V
IC dengan menghubungkan penyidik meter -ve pada Arus keluaran
casis dan memonitor tegangan dengan penyidik meter maksimum 0,4 A (pembatas arus)
*ve, karena suatu pemutusan sambungan jalur tanah Kerut (ripple) )< mV puncak-ke-puncak
pada IC tidak akan diperlihatkan. Regulasi beban kurang dari 0,02% dari beban no
Kebanyakan rangkaian logika teristimewa dari sampai beban penuh
seri-seri di atas sebagaimana dalam contoh ini relatif Regulasi jala-jala perubahan * 10% dalam jala-1ali
mudah untuk dilacak kerusakannya, karena ke- memberikan perubahan keluarar
rusakan ditandai dengan gejala tertentu. Sebagai kurans dari +0.05%
contoh misalkan unit gagal memberikan keluaran
100 Hz. Setelah memeriksa kehadiran tegangan *5 V
Rangkaian ini merupakan penstabil konvensional,
selanjutnya kita periksa keluaran dari osilator 1 MHz, masukan tak membalik (+) penguat 741 ditahan pada
berikutnya masukan dan keluaran IC P2 menuju P3 tegangan tetap oleh dioda zener (5.6 V). Masukan
sampai kerusakan terlokalisasi. membalik (-) diambildari potensiometer. Karena 741
memiliki penguatan tinggi (10000), maka hanya
Pertanyaan-pertanyaan diperlukan selisih dalam ordo milivolt atau lebih di
(1) Unit rusak sehingga keluaran 1 MHz tetap pada antara terminal masukan (+) dan (-) untuk keluaran
+3,3 V. Keluaran 100 Hz tetap muncul. Sebutkan agar dikemudikan positif atau negatif dalam ayunan
bagian dari rangkaian yang rusak. yang besar. Sebagai contoh, bila selisih masukan
(2) Apa gunanya C3 dan C4? Di mana mereka adalah 0,1 mV negatif, keluaran op-amp mencoba
ditempatkan? untuk bergerak sekitar beberapa volt positif. Dengan
(3) Unit rusak sehingga tidak muncul keluaran 100 Hz demikian keluaran mengambil suatu nilai tegangan
atau 10 kHz, meskipun keluaran 1 MHz benar. IC yang menyebabkan selisih antara tegangan zener dan
manakah yang rusak dan bagaimana Anda secara tegangan pada RV1 sekecil mungkin.
cepat menemukan kerusakan ini? Dengan mengabaikan aksi pembatasan arus, kita
(4) Bagaimana caranya memeriksa ketelitian serta dapat melihat bagaimana rangkaian beroperasi untuk
kestabilan keluaran 100 Hz dalam laboratorium? menggenggam keluaran konstan dengan membayang-
(5) Keluaran apakah yang muncul untuk kerusakan- kan turunnya keluaran yang disebabkan oleh naiknya
kerusakan berikut? beban. Ini akan memberikan masukan negatif pada
(a) lalw Pa menuju *5 V terbuka
masukan membalik IC1. Pena 6 akan menuju positif
(b) Cr terbuka menyebabkan Tr1 (elemen seri) lebih menghantar,
(c) Keluaran P1u terbuka untuk selanjutnya memaksa keluaran kembali pada
(6) Bagaimana cara memeriksa operasi masing- nilai yang amat mendekati niiai semula. Kebalikannya
masing dekade, anggaplah osilator rusak? akan terjadi bila keluaran naik oleh suatu sebab.

108
Ttt
BO',l31
240V
5OHz

No<

Gambar 8.7. Unit pencatu dava

Perubahan dalam tegangan keluaran dari arus Gejalanya berupa regulasi yang buruk dan tiadanya
beban nol sampai beban penuh sangat kecil karena kontrol.
penguatan yang amat tinggr dari 741. Jadi, satu IC Karena pena membalik terbuka, keluaran 741 telah
memberikan penampilan lang amat baik dari catu dikemudikan secara kasar menjadi positif, memaksa
daya yang relatif sederhana. keluaran membesar. RV1 tak terkontrol. Perhatikan
Arus maksimum keluaran dibatasi kurang lebih bahwa terdapat sinyal selisih positifyang berlebihan di
0,4 A. Bila arus melebihi nilai tersebut tegangan pada antara dua dan tiga yang selanjutnya akan meng-
R3 menyebabkan Tr3 menghantar dan mengakibatkan emudikan keluaran turun ke bawah dan bukan naik ke
tegangan keluaran jatuh. Jadi bila Trl ditempatkan di atas.
atas keping pendingin kecil tak akan terjadi kerusakan Bila keluaran menuju high ini merupakan gejala
bila keluaran secara kebetulan terhubung singkat. baagi pena 2 yang terbuka, maka selanjutnya efek
Untuk memulainya abaikan semua komponen sebaliknya dapat diperkirakan bila pena 3 terbuka.
lainnya dan pusatkan pada kerusakan yang mungkin Pada kenyataannya kasus ini ditandai dengan
terjadi pada IC 741. Adalah mungkin kerusakan-
kerusakan yang berlainan terjadi di dalam cftlp silikon
dan pada pena-pena penghubung. Hubung singkat Nomor pena 2 3 7 6
atau rangkaian terbuka di bagian dalam chip mungkin kontrol
Tegangan 1,7 5.7 16,2 3,:
terjadi, pena-pena penghubung atau jalur penghubung
dapat terbuka atau hubung singkat terhadap pena-
pena yang berdekatan dengannya. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala serupa
Tentu saja tidak selalu dapat menunjukkan letak akan diperoleh bila zener atau C2 terhubung singkat
kerusakan secara tepat, namun merupakan suatu ide atau bila R1 terbuka, kecuali kenyataan bahwa pena 3
yang baik untuk menyortir jenis kerusakan yang terbaca nol volt.
terjadi, karena hal itu dapat menunjukkan penyebab
kerusakan luar yang mungkin terjadi. Pertanyaan.pertanyaan
Ambilah sebagai contoh rangkaian terbuka internal (1) Kerusakan apakah pada IC yang memberikan
pada masukan membalik IC 741, Pembacaan tegangan ,pembacaan berikut:
dengan beban 100 mA adalah

Nomorpenz ') 7 6 Keluaran Nomor pena 2 3 7 6 Keluaran


Tegangan +9,3 5,7 16,2 15,1 12,5 Tegangan 0 5,',l 16,2 0 0

109
(2) Sebutkan gejala yang timbul untuk kerusakan Vr+ (0,9 V), keluaran gerbang kembali terhubung
berikut: pada kondisi high dan siklus selanjutnya dimulai.
(a) Kawat yang menuju pena 7 terbuka Dengan cara demikian keluaran gerbang A merupa-
(b) Slider RV1 terbuka kan bentuk gelombang pulsa kontinyu dengan
(c) R5 terbuka frekuensi sekitar 1 kHz. Bentuk gelombang memiliki
(d) R, terbuka perbandingan mark (isi)-terhadap-space (spasi) ku-
ranglebih2:1.
Keluaran gerbang A Schmitt langsung dihubungkan
pada sebuah pena masukan Schmitt B. Gerbang B juga
8,8. Lolihonr Generotor Pulso Tagerlcong
dikawati sebagai generator pulsa dengan frekuensi
(Gambar 8.8)
diatur sekitar 20 kHz oleh C2 dan R3. Bila keluaran
gerbang A high, generator pulsa dibentuk oleh
IC 7413 logika TTL memuat dua buah rangkaian gerbang B bebas berosilasi, namun B akan tersumbat
pemicu Schmitt. Masing-masing gerbang Schimitt bila gerbang A low. Jadi, keluaran B adalah bentuk
memiliki empat buah masukan dan sebuah keluaran gelombang yang mengandung "ledakan" pulsa-pulsa
NAND, keempat buah masukannya harus high agar 20 kHz. Bentuk gelombang dapat diperiksa dengan
keluarannya low. Bila terdapat sebuah masukan /ow, menggunakan CRO.
keluaran rkanhigh. Ciri- ciri gerbang Schimitt adalah
adanya histerisis di antara tegangan ambang "menuju Pertanyaan. pertanyaan
positif' (V1*) sebesar 1,7 Y dan tegangan ambang (1) Sketsalah perkiraan bentuk gelombang yang akan
"menuju negatif' (V1-) sebesar 0,9 V. Histerisis Anda ukur pada titik+itik (X), (Y) dan (Z).
sebesar 800 mV ini memungkinkangerbang digunakan (2) Sebutkan komponen-komponen yang rusak yang
sebagai generator pulsa. Dalam gefbang A keluaran menyebabkan gejala berikut:
dihubungkan kembali lewat R1 dan pengikut emitor (a) Keluaran (Y) adalah versi kebalikan (X), dengan
Tr1 kepada sebuah gerbang masukan A. (Perhatikan perkataan lain keluaran (Y) hanya berosilasi pada
bahwa ketiga masukan lainnya dihubungkan pada 1 kHz.
+5 V), Bila keluaran Ahigh, Cl mengisi menyebab- (D/ Keluaran (Y) 1 kHz dipenuhi oleh pulsa-pulsa
kan tegangan masukan naik. Bila tegangan ini pada frekuensi tinggi (kurang lebih 10 MHz).
gerbang masukan A mencapai Vr+ (1,7 V), keluaran (c) Deret pulsa kontinyu pada 10 kHz dari (Y). Titik
terhubung /ow. Sekarang C1 mulai mengosongkan (X) pada logika 1.
muatannya lewat R1 dan keluaran gerbang menuju nol (d) Osilasi frekuensi tinggi kontinyu (= 10 MHz) dari
volt. Bila tegangan gerbang masukan A turun di bawah (x) dan (Y).

Gerbang
Schmitt B

c1
**rL,
L
l0OnFT

tc7413
Pena 14 Vcc +5 V
PenaT 0V
Gambar 8.8. Generator pulsa tergerbang

110
(3) Jelaskan gejala vng ek-"n rcrjadi untuk kerusakan tegangan pada pena 3 IC2 tepat bergerak menuju
berikut: negatif, Ketika ini terjadi, keluaran IC2 menghubung
(a) Basis emitor Tr- terhubonc singkat negatif pada -70(j"n) (+8 V). Ini membalikkan aliran
(D) Kolektor
- err:tor Tr, terhubung singkat arus dalam R1 dan Cr, dan sekarang keluaran IC2
(c) Jalur
-
masukan dan gerban-! .{ menuju gerbang B menjadi curam dalam arah positif. Ketika kecuraman
terbuka mencapai kurang lebih *4 volt, sekali lagi pembanding
(d) Keluaran gerbar.e A "neoempel pada 0" menyambung dan siklus berikutnya dimulai. Dengan
(e) Keluaran gerbane B "menempel pada 1" cara demikian rangkaian menghasilkan gelombang
(4) Pikirkan suatu modf.kasi untuk mengubah segitiga kontinyu pada keluaran IC1 dan keluaran
rangkaian menjadi alarm srira. persegi pada keluaran IC2 seperti diperlihatkan dalam
Gambar 8.10. Frekuensi kerja bergantung pada
tetapan waktu integrator dan juga nilai R2 dan R3.
8.9, Lolihon: Generffi @hmbong Kedua transistor ini menentukan amplitudo gelom-
Petsegi/Segitign t Gambar 8.9) bang segitiga. Frekuensi osilasi diberikan oleh
1

Dua buah op-amp digunakan dalam rangkaian ini f= 4 Cl Rt (R/Rr)


untuk memberikan srnr a.l keluaran gelombang segitiga
dan persegi. IC1 dikauari sebagai integrator dengan +4V

tetapan waktu ditenrukan oleh R1 dan C1. Integrator


adalah suatu ranekaian vang akan memberikan
keluaran jenis ramp unruk tegangan masukan konstan.
Dalam rangkaian ICl dieunakan sebagai pembanding
untuk memberikan keluaran yang menyambung di
antara *tr/q;.n1 dan -l,q;.n;, d€ngan 7r1;.n; adalah
level keluaran jenuh op-amp (kurang lebih 8V). Level
positif atau negatif 3 \' ini diumpankan kembali pada
masukan integrator agar mengubah kecuraman
(ramp) dalam arah vang berganti-ganti. Misalkan saat
sakelar orz keluaran IC2 menuju positif +V611.n;. Level
positif ini diumpankan kembali pada integrator
menyebabkan arus yang tertentu besarnya mengalir
dalam R1. Arus ini juga mengalir lewat C1 memaksa
keluaran IC1 menjadi oxam (rampJ dalam arah
negatif. Bila kecuraman mencapai kurang lebih *4 V, Gambar 8.10. Bentuk gelombang dalam generator segitiga

Kaluaran gslombang
porsogi

Gambar 8.9. Generator gelombang segiiga/persegi (lCl dan IA jenis 741)

111
Pertanyaan-pertanyaan kontrol high pada logika 1, keluaran akan menjadi
(1) Hitunglah frekuensi osilasi gelombang persegi 2,4kHz. Dengan masukan kontrol
(2) Kerusakan terjadi sehingga rangkaian berosilasi low padalogika 0, keluaran akan menjadi gelombang
pada 125 kHz dengan kedua bentuk gelombang persegi l,2kllz. Dengan cara demikian nada audio
terdistorsi. Sebutkan komponen yang rusak. tinggi dan rendah dapat dibangkitkan untuk keperluan
(3) Sebutkan gejala yang muncul untuk kerusakan perekaman.
berikut:
(c,) R1 terbuka Masukan c/ocl< atau detak 4,8 kHz dibagi oleh kedua
(b) C1 terhubung singkat
(c) Rz terbuka
bistabil
- D yang dimuat oleh IC 4013l,2kHz.
memberikan gelombang persegi 2,4 kHz dan
untuk

(4) Rangkaian tidak berosilasi dan kedua keluaran IC IC lainnya, NAND 2-masukan quad jenis 40L1,
highpadanilai mendekati +8 V. Sebutkan komponen memberikan fungsi penggerbangan. Bila masukan
atau hubungan yang rusak yang dapat menyebabkan kontrol high, kefuuan gerbang A akan ditahar, low,
gejala ini. dengan demikian menutup gerbang C. Meskipun
demikian, gerbang B akan membuka dan akan
810. Lolihon: Rongkoion lnt€rfoce mengangkut gelombang persegi 2,4 kHz menuju
Gambar 8.11) keluaran lewat gerbang D. Kondisi kebalikannya
terbentuk bila kontrol menyambung ke logika 0,
Rangkaian kecil ini menggunakan dua buah IC CMOS sehingga gerbang B menutup dan gerbang C membuka
merupakan bagian perantaran (interface) di antara untuk memberikan gelombang persegi 1.,2 kHz pada
mikrokomputer dan perekam kaset. Bila masukan keluaran.

D D

cr (A) cl (B)

lcors

Untuk ksduE lC'


Pena 14 VsD +9 V
PenaTVss0V

Gambar 8.11. Rangkaian pengantaran (interface)

1t2
Pertanyaan-pertrrr Sebutkan bagian rangkaian yang rusak dan jenis
(1) Kerusakan ir*r& i€@Sr hanya gelombang kerusakannya.
persegi l,2kHz. iz- mm loarcleh. Bila masukan (4) Gambarkan gejala-gejala yang muncul untuk
kontrol berlogika - i":r.,irrrc :etap seimbang pada kerusakan berikut:
logika 0. Sebutka: :cgrn im znekaian yang rusak. (a) Keluaran gerbang B "menempel pada 0"
(2) Keluaran ap,ac; itng ,ihasilkan bila kawat (b) Jalur yang menuju masukan clock bistabil kedua
kontrol dilepas.' terbuka
(3) Unit rusak de:_rrn gr:.l,a Lerusakan berikut: (5) Bagian rangkaian manakah yang rusak sehingga
terlihat gejala berikut:

Masukan kontrol E-re Masukan kontrol


1 gBi.'e.5ang persegi 7,4 klfz 1

0: 0

t13
JAWABAN LATIHAN

Bob 2, __o._o
Tegangan normal
--
LATIHAN 1 (halaman 21) lrum
IPM I r,s 4,s
Perkiraan penunjukkan meter dalam rangkaian I | 0,8 I

diperlihatkan dalam Gambar 2.14. Jawaban Anda


Kerusakan
akan berada +10% dari nilai yang tercantum di sini.
A Basis emitor terhubung singkat

Gambar 2.14 A.
B Ra terbuka

TU lr l2 C Kolektor terbuka
PM l+:l+2,3 D Kolektor emitor terhubung singkat
E C3 terbuka memberikan umpan balik negatif

Gambar 2.14 B, F R1 terbuka


TU 1 2 3
_1 a
LATIHAN 3 (halaman 21)
PM -3 -7,8

Tegangan
Gambar 2.1.4 C
TU ll2
PM -0,3 I -r,2
Kerusakan

Arus basis 25 g.A akan mengalir lewat A R2 terbuka atau C3 terhubung singkat
, R1
menyebabkan tegangan basis kurang lebih -0,7 V.
B Basis emitor terbuka
Dengan menghubungkan meter pada basis, tegangan
C Kolektor emitor terhubung singkat

ini akan lebih rendah.


D \ terbuka
E Kolektor basis terhubung singkat
F R3 terbuka
Gambar 2.14 D
m-f +rs
1_l LATIHAN 4 (halaman 23)
levr | I (a) C1 terbuka. RF harus disaring keluar
(b) C2 terbuka
(c) Q terbuka. RrCr akan membentuk suatu
LATIHAN 2 (halaman 21) integrator dengan tetapan waktu L ms,

1.t4
(d) Dioda terbuka. Dioda akan memotong spike (d) Trs tak dapat menghantar, sehingga keluaran-
positif nya tetap nol. Meskipun demikian osilator
(e) L2 terbuka. Sinyal yang muncul pada kolektor akan bekerja ketika sakelar srcr, ditekan.
membuktikan bahwa osilator collpitt bekerja (e) Rangkaian akan bekerja dan keluaran akan
dengan benar. distabilkan pada 20 hanya bila sakelar srcrl
ditekan.
Bob 3, (4) Pembacaan resistansi normal. Kerusakan disebab-
kan oleh primer trafo yang terhubung singkat ke
LATIHAN 3.7, (halaman 31)
layar.
Kerusakan
A DZ terbuka. Tegangan pada TU3 naik. Tak ada
Bob 4.
arus yang mengalir lewat R2.
B C1 terbuka. Level DC pada TU1 lebih kecil. LATIHAN 4.7. (halaman 49)
C R3 terbuka atau tinggi nilainya atau basis emitor Tr1 Kerusakan
terbuka. A C3 terhubung singkat. Ini menyebabkan Tr2
D R, terbuka bukan C2 terhubung singkat, karena menghantar penuh dan menyumbat Tr1.
TUl high. B R5 terbuka mengakibatkan penguatan amat tinggi
E DZ terhubung singkat dan mengubah level panjaran dc
F Basis emitor Tr2 terbuka C Kolektor emitor Tr1 terhubung singkat
G Ra terbuka atau tinggi nilainya D C1 terhubung singkat
H Kolektor emitor Tr1 terhubung singkat E Kolektor Tr2 terbuka
F C3 terbuka menyebabkan munculnya umpan balik
LATIHAN 3.8. (halaman 33) negatif
A R1 terbuka atat DZ terhubung singkat G R1 terbuka
B R6 atau RV2 terbuka. Mungkin C2 terhubung
singkat LATIHAN 4.8. (halaman 51)
C Basis emitor Tr3 atau Tr4 terbuka Kerusakan
D R3 terbuka A Ra terbuka. Perhatikan ketika meter dihubungkan
E RV1 atau basis Tr5 terbuka atau Rs terbuka dalam rangkaian, akan muncul jalur arus untuk
F Basis emitor Tr2 terbuka TUZ, 4, dan 5
G Kolektor basis Tra terhubung singkat B C1 terhubuirg singkat. TU3 dan 4 tegangannya
H Sekunder atau primer transformator terbuka sama
I Primer transformator terhubung singkat ke layar ,C C1 terbuka mengakibatkan munculnya umpan balik
negatif yang mengurangi penguatan
LATIHAN 3.9. (halaman 34) D Drain FET terbuka. Tr2 tak dapat menghantar
(1) A R17 terbuka B Lr terbuka C
Peme- E Basis emitor Tr2 terbuka
riksaan resistansi tidak menunjukkan kesalahan.
Kerusakan dapat berupa Tr7, Trs, Tre, lanS LATIHAN 4.9. (halaman 52)
terbuka atau R13 terbuka. Kerusakan
(3) (a) C1 terhubung singkat. Sekering putus. Resis- A Dioda zener DZl terbuka
tansi TU1 ter 0 V adalah nol ohm. B Wiper atau penghapus RV1 terbuka
(b) Tak ada keluaran meskipun osilator sudah C R7 terbuka. Tak ada umpan balik negatif
bekerja. Tak ada sinyal penyambungan pada D Dioda zener DZl terhubung singkat
kolektor Trs. E Basis emitor Tr1 terbuka
(c) Tr2 ON dan Tr1 OFF. Karenanya tak ada
panjaran maju untuk Trs. Tre tak akan LATIHAN 4.10. (halaman 54)
menghantar dan keluaran nol. (1) Kerusakan

11s
f--
r-.
A R6 terbuka (2) Aksi pengikutemitor teihenti. Linieritas keluaran
B & terbuka jelek
C R3 terbuka atau basis emitor Tr1 terbuka (3) A R7 terbuka
D D1 atau D2 terhubung singkat B D1 atau Re terbuka
E Basis emitor Tr3 terhubung singkat C Basis emitor Tr2 terbuka
F R2 terbuka D R2 terbuka
(2) (a) Panjaran hampir normal namun sinyal keluar- E Kolektor Trr terbuka
an amat terdistorsi pada separuh siklus *ve (4) R"6terbuka. Setelah tegangan C1 melebihi 0,8 V,
(b) Panjaran normal, sinyal keluaran nol segeralah Tr1 dan Tr2 menyambung.

LATIHAN 5.12. (halaman 69)


Bob 5. (1) Modifikasilah rangkaian Tr1 dan Tr2 menjadi
multivibrator astabil berkecepatan rendah
LATIHAN 5.9. (halaman 65) (2) Umpan balik ac untuk memastikan penyambung-
(1) C1 atau C6 terbuka an off secara cepat pada ujung waktu curam.
(2) Rr, RV1p, atau Cs terbuka. R3 atau RVls yang (3) AD2 terbuka tak ada umpan balik yang me-
terbuka akan mencegah munculnya umpan balik nyambungkan bistabil. Karena itu keluaran tetap
positif yang diperlukan untuk osilasi. Cg terbuka high.
akan mengakibatkan munculnya umpan balik B R5 terbuka
negatif yang lebih besar C Ca terhubung singkat
(3) (a) Penguatan yang tinggi memberikan keluaran D Basis kolektor Tr2 terhubung singkat
yang amat terdistorsi E D1 terbuka. Tak ada pulsa picu yang mencapai
(b) Tak ada keluaran pada posisi sakelar L Trr
(4) R1 terbuka F Basis emitor Tr3 terhubung singkat
(5) C2 terhubung singkat G Basis kolektor Tr3 terhubung singkat
(6) H R1s terbuka
TU 1 2 J 4 5
LATIHAN 5.13. (halaman 70)
PM +1.,9 +0,8 +0,8 0 +0,1
(1) Keluaran A normal, tak ada pulsa dari B
(7) R7 terbuka (2) C3 terbuka
(3) Tr1 tidak berperan lama sebagai transistor.
LATIHAN 5.10. (halaman 66) Tegangan kolektor Tr2 akan jatuh, sehingga
(1) R1 terbuka atau C1 terhubung singkat keluaran A akan menjadi nol volt dan keluaran B
(2) C2 terbuka akan tetap *8 volt
(3) C1 terbuka atau lilitan sekunder terhubung singkat (4) Basis emitor Tr2 terhubung singkat atau R3
(4) terbuka
TU 1 2 J 4 5 (5) A Emitor Tr3 terbuka atau R5 terbuka atau C3
PM +1,9 +0,8 +0,8 0 +0,1 terhubung singkat

(5) Tetapan waktu R2 C.2bertambah. Pertambahan int


B Emitor Tra ke 81 terhubung singkat
tak akan mengubah frekuensi, namun akan
C Emitor Tra terbuka
mengurangi amplitudo gelombang gigi gergaji.
D Basis emitor Tr5 terhubung singkat

(6) Sekunder transformator terbuka


E R6 terbuka

Bob 6.
LATIHAN 5.11. (halaman 67)
(1) D1 terhubung singkat menyebabkan arus yang LATIHAN 6.8. (halaman 81)
lewat Tr3 bertambah besar, dengan demikian (1) D1 terhubung singkat. Pengukuran dengan ohm-
frekuensi bertambah hampir dua kalinya. meter

116
(2) D2 atau R5 terbuka. Ukurlah level dc pada Keluaran tidak semua akan berupa gelombang
persambungan Ra R5 persegi sempurna. Perbandingan mark (isi)
(3) Periksalah adanya sinyal pada persambungan R2, terhadap space (spasi) rendah.
-
D1, dan D2
-
(3) A Basis kolektor Tr1 terbuka
(5) Dr, C1, atau R2 terbuka. Dioda memiliki laju B Basis emitor Tr2 terbuka atau C1 terbuka
kerusakan yang lebih tinggi C Ra Terbuka
(6) D2 terhubung singkat D Basis emitor Tr2 terhubung singkat
(7) Ra terbuka E Basis kolektor Tr1 terhubung singkat
F R5 terbuka
LATIHAN 6.9. (halaman 82)
(1) Rs, Cr LATIHAN 6.11. (halaman 83)
(2) Kapasitor pemercepat (1) Sementara waktu hubungkanlah resistor 10 kohm
(3) dari +5 V ke basis transistor. Tegangan kolektor
TU 1 2 J 4 5 akan turun mendekati nol
PM tepat +ve +t +0.7 +0,1 +6,2 (2) Margin desah amat rendah, pada khususnya
dengan sakelar pada posisi "0"
(4) Sebentar-sebentar basis emitor terhubung singkat.
(3) A Lt, R1 atau R2 terbuka. Mungkin Cz
terhubung singkat
Tegangan kolektor naik sampai *7 volt
(5) A R1 terbuka B R4 terbuka atau emitor kolektor terhubung
B C1 terbuka (mungkin C2 atau D2 terbuka)
C
singkat
Basis emitor Tr1 atau D1 terhubung singkat
C Ro terbuka atau basis emitor Tr2 terhubung
D Basis emitor Tr1 terbuka
singkat
D DZ1 terhubung singkat
(4) 0v -0,6v +5v
(5) 30 V +0,75 V +O,75 V Sakelar "1"
E Basis emitor Tr3 terhubung singkat atau R5
0V V
terbuka
+0,75 +0,75 V Sakelar "0"
(6) (a) Panjaran normal. Tak ada pulsa keluaran
karena masukan tak dapat mencapi basis Tr1
LATIHAN 6.12. (halaman 85)
(1) Voltmeter elektronik dengan impedansi masukan
(b) Kondisi serupa di atas
amat tinggi
(c) TU4 naik sampai *7 volt. Ini akan mem
(2) R1 terbuka. C1 terhubung singkat
berikan panjaran maju pada Tr2.
(3) Tra dijepit pada +10 V. Keluaran selalu 0 V
(4) X DZ1 terbuka
TU 2 3 4
Y Kolektor basis Tr2 terhubung singkat
PM
1

0,7 0,13 0,7 7


5
6,2
Z Gerbang ke sumber Tr1 terhubung singkat
(5) Ra terbuka
(7) D2 terbuka
(8) Mengarnbil sinyal dari kolektor Tr2 lewat kapa-
sitor Bob 7.

LATIHAN 7.6. (halaman 93)


LATIHAN 6.10. (halaman 83) (1)
(1)
TU 1 2 3 4 5 lampu TU 1 2 J 4 5
PM 1,5 0,95 0,2 0,9 t2 ON J 3,6 3,7 0 t2
OFF 5,8 4,4 J,I 0,7 0,9

(2) Alarm beroperasi secara kontinyu. Tak dapat


direset

tl7
(3) A Gerbang SCRI terbuka LATIHAN 7.9. (halaman 8.10)
BR1 atau RV1 terbuka (1) Maksimum kurang lebih 12 Hz, minimum kurang
CAnoda ke katoda SCRI terhubung singkat lebih 1,5 Hz
DR1 terbuka atau tinggi nilainya (2) C3 terhubung singkat
EKolektor basis Tr1 terhubung singkat (3) A Ca terhubung singkat, RV1 atau Re terbuka
FKolektor basis Tr2 terhubung singkat B D1 atau C1 terbuka
(4) fu terbuka atau sakelar reset rusak. Buatlah C R1 terbuka
jembatan R6 dengan resistor 1 kQ.
D 82 ke 81 UJT terhubung singkat
E C2 atau D2 terbuka
LATIHAN 7.7. (halaman 94) F R7 terbuka
(1) Filter RF (6) Gantilah sakelar start dengan resistor besar
(2) 1,4 kW (68 kO) yang dijembatani oleh kapasitor 0,1 pF.
(3) Lampu sangat redup. Tak ada kontrol (7) Pasangkan resistor kecil atau termistor seri dengan
(4) MT1 atau MT2 triac terhubung singkat lampu
(5) R2 atau R3 terbuka komponen jembatan
yang dicurigai LATIHAN 7.10 (halaman 98)
(6) C2 terbuka dengan komponen lain
yang sama nilainya (2) Anoda ke katoda SCRI terhubug singkat
(7) Lampu padam. Dengan gerbang terbuka, tegang- (3) Anoda atau gate SCRI terbuka. Mungkin R1,
an dc yang lebih besar akan diperlihatkan pada RV1, D2, dan lain-lain terbuka. Berikan sinyal
TU3 daripada tegangan yang diperlihatkan ketiga gerbang langsung pada SCR untuk melokalisasi
gate ke katoda terhubung singkat kerusakan
(8) L1 terbuka
Bob 8.
LATIHAN 7.8. (halaman 96)
(1) Voltmeter elektronik ata:u chart recorder (pe-
LATIHAN 8.5 (halaman 106)
rekam grafik)
(2) Gunakan rumus V" = V (1 - e-t/cR)
(1)
Selanjutnyat=0,55CR TU 1 2 J 4 5 6
Dengan RV1 minimum, t = 0,55 detik PM +2 +7,5 +11 +1,9 +7,2 +0,6
Dengan RV1 maksimum, t = 11 detik
(3) Rangkaian pewaktu dibentuk oleh Tr3 dan UJT3 (2) Keluaran 741 terbuka
RV3 terbuka, C3 terhubung singkat, Tr3 atau UJT3 (3) A Keluaran 741 terhubung singkat pada i12 V
terbuka (4) B Basis ke kolektor Tr1 terhubung singkat
(4) Gunakan dioda untuk mengindera kondisi sinyal C Wiper RYl terbuka
tegangan anoda dan gerbang SCR2 dan SCR3 ke
scRl LATIHAN 8.6 (halaman 107)
(5) C5 terhubung singkat
(6) D1 terbuka (1) P,u
(7) Anoda ke katoda SCR2 terhubung singkat atau (2) Kapasitor kopling balik. Tempatkan di dekat IC
UJT2 rusak sehingga 81 atau 82 terhubung singkat. (3) P," atau P2, P3
Ukurlah tegangan dc pada anoda SCR2. Bila nol, (4) Diukur terhadap standar frekuensi yang amat
SCR2 rusak. stabil untuk keakuratan. Untuk drift, gunakan
pencacah frekuensi yang resolusinya tinggi.
LATIHAN 7.9. (halaman 97) (5) (a) Tak ada keluaran 100 Hz, semua keluaran
(1) Maksimum kurang lebih 12 Hz, minimum kurang lainnya benar
lebih 1,5 Hz (b) Tak ada keluaran di setiap bagian

118
(c) Hanya ada keluaran 100 MHz (d) Tak ada keluaran dari (Y)
(6) Injeksikan sinyal yang cocok (TlL-compatible) (e) Hanya pulsa-pulsa 1 kHz drri (X)
pada permukaan P2 dan gunakan CRO untuk (4) Perbesar nilai C1 dan C2 agar memberikan hasil
memeriksa keluaran dari P2 sampai P5. katakanlah 2 Hz dari (X) dan 1 kHz (Y). Gunakan
penyangga transistor (BFY 50 atau sejenis) untuk
LATIHAN 8.7 (halaman 108) mengemudikan pengeras suara kecil dari (Y)

(1) Keluaran rangkaian terbuka atau hubung singkat LATIHAN 8.9 (halaman 111)
pena 6 ke pena 4.
(1) Kurang lebih 650 Hz
(2) Pena Nc 2 3 7 6 Keluaran (2) C, terbuka
(3) (a) Tak ada osilasi. Keluaran IC1 tergeser sampai
A 0 -L( 7 0 0 0
kurang lebih +8 V (memerlukan waktu 2 detik
B 0 +5,7 +t6,2 +11 + 10.1
sejak sakelar on) dan keluaran IC2 tetap pada
C +5,7 +5,7 +16,2 +6,4 +5.7
+8V
D +0,2 0 +76,2 +1 +0..1
(b) Keluaran IC1 ditahan pada nolvolt. Keluaran
IC3 pada +8 V atau -8 V
(c) Tak ada osilasi. Keluaran IC2 +8 V. Keluaran
LATIHAN 8.8 (halaman 110) ICr -8 V
(4) Hubungkan rangkaian terbuka pada IC1, masukan
(2) (a) R3 terbuka membalik
(b) C2 terbuka
(c) R1 terbuka, keluaran Schmitt A menumpuk di LATIHAN 8.10 (halaman 112)
1; C1 terhubung singkat, atau basis emitor Tr1
terbuka (1) Keluaran gerbang B menumpuk di 1
(d) C, terbuka (2) Masukan ke gerbang A diasumsikan berlogika 0.
(3) (a) Titik (X) ditahan pada logika 0, jadi tak ada Karenanya keluaran berbentuk gelombang perSegi
keluaran t,2 kHz
(b) Gejala serupa dengan (a) (3) Keluaran gerbang A menumpuk di 0
(c) Masukan Schmitt dianggap berkondisi logika (+) (a) Keluaran berlogika I di bawah semua kondisi
1 sehingga memberikan pulsa 20 kHz dari (b) Hanya ada keluaran 2,4 kHz
keluaran (5) Keluaran Q bistabil pertama menumpuk di 1

Pembiliaen Frlpuetakaao
Ja.lr T ir:ur

119

Anda mungkin juga menyukai