Anda di halaman 1dari 5

WATCHDOG FOR BLOCK (WARLOCK)

Modifikasi Kontak Watchdog Relay untuk Relay Block Command C+ ketika Relay Error
agar Menghindari Trip Relay akibat Kontak Flicker

Jonaldo Yazrid Sandi Pratama Rakhmadi Adityakta Nugraha


Divisi Pemeliharaan Divisi Pemeliharaan Divisi Pemeliharaan
PT. PLN (Persero) PT. PLN (Persero) PT. PLN (Persero)
UPT Semarang, ULTG Rembang UPT Semarang, ULTG Rembang UPT Semarang, ULTG Kudus
Rembang, Indonesia Rembang, Indonesia Kudus, Indonesia
jonaldo.yazrid@pln.co.id sandi.r@pln.co.id aditya.nugraha@pln.co.id

Abstrak — Relay proteksi dituntut harus bekerja secara Berdasarkan investigasi gangguan ditemukan selfbooting
handal, selektif, cepat, sensitif, ekonomis, dan sederhana. (not ready) dan terjadi flicker kontak relai ketika booting
Berdasarkan histori data lapangan terdapat beberapa sehinnga mengakibatkan circuit breaker 150kV dan 20kV trip.
anomali relai, salah satunya gangguan yang disebabkan Setelah dilakukan pengecekan event list relay terdapat
relay error. Kondisi tersebut pernah terjadi pada backup kerusakan card modul binary output relay.
protection relay bay Trafo 2 GI Rembang. Pada tanggal 27 Bagian dari relai numerik terdiri dari:
Juni 2021 backup protection relay bay Trafo 2 GI Rembang 1. Card Modul communication
mengalami error, kemudian booting sendiri dan disertai 2. Card Modul binary output
flicker kontak (kontak relai bekerja terus menerus) 3. Card Modul binary input
sehingga PMT 150kV dan 20kV bay Trafo 2 GI Rembang 4. Card Modul power supply
trip dengan beban padam 5,79 MW. Setelah dilakukan 5. Display
pengecekan event relay, terdapat indikasi kerusakan card
modul Binary Output. Belajar dari kejadian tersebut, Jika salah satu part point 1-4 mengalami kerusakan, relai
diperlukan langkah perbaikan untuk menghindari akan mengalami selfbooting dan pada proses booting tersebut
kejadian serupa. relai gagal masuk ke OS (Operating System) CPU dan pada
kondisi ini flicker kontak rentan terjadi. Kondisi tersebut pernah
Watchdog for Block 2.0 (WARLOCK 2.0), bertujuan terjadi pada backup protection relay bay trafo 2 Gardu Induk
untuk auto block DC+ untuk fungsi trip relai ke PMT saat 150kV Rembang, dengan kondisi card modul binary output
relai dalam kondisi error. Dengan memodifikasi rangkaian mengalami kerusakan.
trip exsisting, agar DC+ akan aktif (tersedia) saat relai
kondisi healthy (sehat), namun DC+ akan non aktif (tidak
tersedia) saat relay error. Pola rangkaian ini bisa
menghindari sinyal trip palsu karena permasalahan
internal relai. Langkah perbaikan ini bisa menekan angka
TROF, dan TLOF. Inovasi ini menengakomodir
kekurangan fungsi logic block internal relai yang tidak
mampu untuk block saat relay error. Inovasi ini merupakan
modifikasi perangkat keras yaitu penambahan rangkaian
dan auxillary relay diluar fungsi relai proteksi

Keywords— Watchdog for Block 2.0 (WARLOCK 2.0),


Relay Error, Flicker Kontak (Kontak Relai bekerja terus
menerus).

I. PENDAHULUAN

Relai proteksi dituntut harus bekerja secara handal, selektif, Gambar 1. Event relay trafo gardu induk rembang yang terdapat indikasi
cepat, sensitif, ekonomis, dan sederhana. Berdasarkan histori modul rusak.
data lapangan, terdapat beberapa anomali relai karena NSF (Non
System Fault), salah satunya adalah malafungsi relai karena card
modul yang rusak. Kondisi tersebut pernah terjadi pada backup
protection relay bay Trafo 2 Gardu Induk 150kV Rembang pada
tanggal 27 Juni 2021.
II. LANDASAN TEORI DAN PERMASALAHAN • Faktor Kesalahan Komunikasi
Sebagian relai, mengandalkan komunikasi sebagai sarana
Relai proteksi adalah perlengkapan untuk mendeteksi agar relai lebih akurat serta selektif dalam membaca suatu
gangguan atau kondisi ketidaknormalan pada sistem tenaga gangguan. Sarana komunikasi ini digunakan mengirim DTT
listrik, dalam rangka untuk membebaskan/ mengisolasi (Direct Transfer Trip), hingga sinyal untuk mengaktifkan fungsi
gangguan, menghilangkan kondisi tidak normal, dan untuk Blocking Scheme.
menghasilkan sinyal atau indikasi (SPLN T5.002-1: 2010).
Sistem Proteksi adalah pengaturan dari satu atau lebih • Faktor Usia Operasi/Pemakaian Relai
peralatan proteksi, dan peralatan lain yang dimaksudkan untuk Relai dengan usia operasi sudah 10 tahun keatas, rentan
melakukan satu atau lebih fungsi proteksi tertentu. mengalami kerusakan pada bagian relai. Salah satu kerusakan
Catatan : Suatu sistem proteksi yang terdiri dari satu atau yang berdampak pada operasi adalah kerusakan pada card
lebih peralatan proteksi, transformator pengukuran, Binary Output yang mana difungsikan sebagai kontak trip relai.
pengawatan, rangkaian trip, catu daya dan sistem komunikasi Pada data riwayat gangguan, salah satu penyebabnya karena
bila tersedia. (IEV 448-11-04). kondisi relay error yang menyebabkan flicker kontak. Event
Tujuan utama sistem proteksi adalah sebagai berikut : relay error menunjukkan kondisi relai dalam keadaan tidak
 Mendeteksi kondisi short circuit pada sistem tenaga sehat karena terdapat anomali pada bagian relai nya.
listrik
 Memerintahkan trip pada circuit breaker dan B. Flicker Kontak
memisahkan peralatan yang terganggu dari sistem
yang sehat, sehingga sistem dapat terus berfungsi. Relai merupakan sebuah komponen yang dikontrol secara
elektrik sehingga dapat membuka dan menutup untuk
mengoperasikan peralatan elektronik yang lain, baik dalam
A. Malafungsi Relai sirkuit dimana relai itu sendiri terpasang, maupun sirkuit
Malafungsi pada sistem proteksi adalah sesuatu yang lainnya. Komponen dasar dalam relai pada umumnya adalah
mungkin bisa terjadi. Banyak hal yang mempengaruhi kumparan, pegas armatur, dan kontak.
malafungsi suatu sistem proteksi. Diantaranya : Pada kondisi tidak bekerja, pegas armatur berfungsi untuk
menjaga anak kontak pada posisi normal. Ketika ada inputan
• Kesalahan Individual Relai arus kedalam kumparan, maka kumparan tersebut menginduksi
Adalah suatu kesalahan pada relai yang disebabkan oleh medan magnet, medan magnet yang menimbulkan gaya tarik
berbagai hal diantaranya, kesalahan parameter setting dengan yang lebih besar dari gaya tarik dari pegas armatur, sehingga
peralatan terpasang, kesalahan penerapan setting pada relai, anak kontak bekerja menutup maupun membuka. Proses
pernagkat keras pada relai. Kesalahan individu relai umum membuka maupun menutup kontak ini dimanfaatkan untuk
terjadi jika relai memiliki usia operasi yang cukup lama. mengirimkan sinyal berupa tegangan yang dihubungkan dengan
Sehingga relai yang sudah beroperasi lama perlu perhatian lebih. peralatan lain. Seingga peralatan yang terhubung pada anak
kontak tersebut bekerja.
• Kesalahan Pengawatan Relai Sebagaimana sebuah komponen peralatan, ada kalanya
Kesalahan ini merupakan kesalahan yang disebabkan oleh sebuah relai mengalami keadaan dimana sebuah kontak dapat
manusia. Sebagai contoh : salah polaritas CT, kesalahan bekerja membuka dan menutup secara cepat, berkali-kali, dan
pentanahan peralatan, kesalahan kontinuitas. Kesalahan ini tidak terkontrol. Sehingga menyebabkan antar kontak seakan-
terjadi apabila saat melaksanakan pemasangan relai, modifikasi akan memantul. Fenomena dikenal sebagai contact bounce atau
rangkaian saat pekerjaan korektif, pelepasan wiring saat contact chatter. Keduanya merupakan fenomena yang sama,
pekerjaan preventif. namun ada perbedaan berdasarkan penyebabnya.
Contact bounce umumnya disebabkan oleh faktor internal
• Kesalahan Peralatan Primer pada relai itu sendiri. Banyaknya pantulan pada kontak dapat
Kesalahan ini terjadi akibat adanya malafungsi atau dipengaruhi oleh desain dari relai itu sendiri. Seperti kecepatan
kesalahan pada komponen primer yang mempengaruhi kinerja kerja kontak, besarnya gaya Ketika kontak bekerja, massa dari
dari sistem proteksi. Seperti kesalahan akibat circuit breaker kontak itu sendiri, resonansi mekanis dari sistem kontak.
yang kurang baik, terjadi saturasi pada komponen transformer Ketika kontak dalam kondisi berbeban, maka pantulan antar
(CT, PT, CVT). kontak juga dapat memperpendek usia kontak, karena akan
menimbulkan busur api, bahkan dapart mnyebabkan antar
• Faktor Lingkungan kontak menempel satu sama lain karena terjadi fenomena las.
Kesalahan ini terjadi akibat adanya pengaruh dari eksternal Contact bounce juga dapat menginduksi sebuah osilasi beberapa
sistem proteksi, diantaranya akibat medan magnet yang kHz, frekuensi busur kontak beberapa MHz, dan dalam kasus
mempengaruhi kerja relai, adanya gelombang radio pemancar beban reaktif, dapat menimbulkan amplitudo 10 hingga 100 kali
yang menggangu relai. lebih besar dari sirkit normal.
Contact chatter, disebabkan oleh faktor eksternal seperti
• Faktor Kesalahan Desain benturan maupun getaran pada relai, maupun sinyal tidak
Kesalahan ini diprakarsai dari berbagai hal, baik dari faktor sempurna yang diterima oleh kumparan pada relai. Sinyal tidak
desain pabrikan relai, hingga kesalahan saat pemasangan sempurna ini dapat mengacu pada tegangan yang diterima oleh
pengawatan, kesalahan pemrograman logic relay, kesalahan relai. Setiap relai memiliki nomina tegangan minimum untuk
manufaktur pada pabrikan relai. relai itu dapat bekerja. Apabila tegangan yang diterima oleh relai
turun dibawah nomina minimal kerja relai, hal ini TABLE I. HISTORI DATA RELAI MALAFUNGSI DI UIT JBT
memungkinkan relai mengalami contact chatter. SUBSTATION BAY INFORMATION
Fenomena ini terjadi dikarenakan oleh tegangan yang rendah BAY 150 kV Kelainan pada internal
ini menyebabkan timbulnya gaya tarik magnetis dari kumparan GI 150 kV
TAMBAKLOROK relay LCD di GI
PANDEANLAMPER
dan cenderung lebih lemah dibandingkan dengan gaya tarik dari #1 PDLAM & GI TBROK
pegas armatur pada relai. Sehingga terjadilah fenomena tarik Malfunction relay OCR
GI 150 kV REMBANG BAY TRF#2
menarik antar gaya tarik magnetis kumparan maupun gaya tarik 150/20 Kv ABB RET 670
dari pegas yang saling berlawanan. Proses ini menyebakan BAY 150 kV
siklus buka tutup secara cepat. Fenomena ini dapat berlangsung GI 150 kV PARUNGMULYA Modul Relay error T60
selama beberapa saat, sehingga menyebabkan panas berlebih TELUKJAMBE #1
pada kontak dan dapat merusak anak kontak. Relay diff. Sifang CSC
Baik contact bounce maupun contact chatter dapat BAY TRF#2 326 muncul indikasi
GI 150 kV WONOGIRI
150/20 kV “alarm BO no response,
memungkinkan untuk anak kontak mengirimkan sinyal yang
BO module BO 16”
tidak diperlukan. Apabila anak kontak terhubung pada peralatan
GI 150 kV BAY 150 kV
lain, sinyal yang dikirim oleh anak kontak dapat menyebabkan RANCAEKEK CIKASUNGKA #1 Malfunction
peralatan tersebut bekerja. Apabila peralatan yang terhubung
merupakan sebuah peralatan yang sifatnya critical dalam sebuah
sistem, maka kejadian ini dapat menyebabkan sebuah anomali
Belajar dari kejadian malafungsi relai, kita mencoba
pada sistem kelistrikan.
mempelajari akar permasalahan dan mencari solusi atas kasus
C. Watchdog tersebut dengan metoda RCPS sebagai berikut :
Salah satu keuntungan terbesar dalam kemajuan teknologi
mikroprosesor adalah adanya sebuah sistem supervisi mandiri the contact gets
triggered by the relay
the relay experiences
implementation of
an error and enters
yang simple. Sebuah fungsi baru tanpa adanya penambahan without feeling any
fault
the reboot process
watchdog for block

perangkat keras dari luar. Fungsi supervisi mandiri ini dapat


meningkatkan tingkat ketersediaan dan keandalan peralatan Fault due to non
system fault as a
replacement of the bo
module
pada sistem, dengan cara mendeteksi adanya gangguan pada result of a false trip on
the protection relay aging
peralatan dengan cepat. implementation of
watchdog for block
Kontak watchdog merupakan sebuah fasilitas supervise damage to the binary
output module of the
mandiri pada sebuah relai. Kontak watchdog terdiri dari sebuah relay
replacement of the bo
kontak NC. Watchdog merupakan bagian penting dalam sistem module

yang berfungsi sebagai indikasi apakah relai masih bekerja high operating
frequency
dalam suatu sistem. Apabila relai mengalami gangguan implementation of
watchdog for block
internal, maka kontak watchdog akan aktif dan mengirim
tegangan ke system monitoring. Kontak watchdog ini haruslah Gambar 2. Root Cause Problem Solving (RCPS)
terpasang pada sistem yang lebih tinggi. Sehingga apabila relai
mengalami gangguan, sistem akan memberi peringatan kepada Dengan melakukan modifikasi pada rangkaian watchdog
operator. relay dan rangkaian kontak trip relai, dengan tujuan apabila
Kontak watchdog haruslah dibuat sesederhana mungkin relay error (watchdog relay bekerja) maka akan menginisiasi
tanpa adanya penambahan hardware atau software rumit. Hal kodisi command C+ tidak siap, sehingga apabila terjadi flicker
ini dilakukan untuk meminimalisir terjadi kegagalan pada kontak relai tidak akan mengirimkan sinyal trip palsu ke circuit
sistem watchdog. Pada sistem ini, sinyal palsu juga dipastikan breaker.
agar tidak muncul, dalam beberapa desain, bahkan waktu delay
ditambahkan saat kontak watchdog aktif. Hal ini dilakukan a. Skema Kerja
untuk mencegah adanya praduga sinyal palsu. Modifikasi dilakukan adalah dengan mengambil kontak
Kontak watchdog biasanya digunakan sebagai indikasi relai binary output relay disturbed untuk mengaktifkan belitan dari
mengalami gangguan dengan mengirim sinyal ke anounciator auxiliary tambahan. Dengan memotong command C+ trip yang
ataupun pada Human Machine Interface (HMI). awalnya berasal dari DC C+ Murni, setelah modifikasi C+ trip
melewati kontak auxillary relay disturbed/error.
III. DESAIN AND ANALISIS Berikut skema kerja dan pembuatan blok diagram kerja :
Histori data lapangan terdapat beberapa anomali relai, salah
satunya adalah kondisi relay error saat ada card module yang
rusak. Kondisi tersebut pernah terjadi pada backup relay bay
Trafo 2 Gardu Induk 150kV Rembang pada tanggal 27 Juni
2021. Kasus tersebut menyebabkan trip bay Trafo 2 Gardu Induk
150kV Rembang dengan padam konsumen sebesar 5,15MW.
Sebagai referensi, berikut kami tampilkan beberapa riwayat
relai mengalami malafungsi pada wilayah kerja UIT JBT :
Start
Berdasarkan uji fungsi dengan membandingkan kondisi
sebelum dan sesudah modifikasi, hasil memunjukkan bahwa
Penerapan
waktu clearing time relay tidak menunjukkan perbedaaan yang
Inovasi signifikan. Sehingga penerapan modifikasi ini tidak
Warlock mempengaruhi waktu operasi relai dalam melokalisir gangguan.

1. Relay Individual Test sebelum implementasi

TABLE III. MINIMAL ARUS PICKUP DAN DROPOFF


Apakah Relai Mengalami Error ? PHASE R S T GFR
Yes No NOMINAL CURRENT
1 1 1 1
Kondisi relai Error (A)
Kondisi relai SETTING ARUS (A) 0,92 0,92 0,92 0,38
akan menginisiasi
healthy tidak
auxillary tambahan
menginisiasi ARUS PICKUP (A) 0,92 0,92 0,92 0,39
untuk lokalisir DC+ ARUS DROPOFF (A) 0,91 0,91 0,91 0,38
auxillary relai
kontak trip
untuk block DC+
TMS OCR (SI) : 0,36
TMS GFR (SI) : 0,64
DC+ untuk kontak DC+ Trip akan
trip, akan block saat ready ketika relai
relai error healthy TABLE IV. KARAKTERISTIK WAKTU
INJEKSI 1,5 x Is 2 x Is 3 x Is 4 x Is
FASA R 6,16 3,662 2,293 1,809
Flicker saat Relai Fungsi Sistem FASA S 6,227 3,634 2,293 1,809
Error tidak akan Proteksi FASA T 6,16 3,634 2,289 1,814
mengirim sinyal Trip Bekerja seperti GFR 11,142 6,474 4,067 3,206
palsu ke PMT dan kondisi Normal
dilaksanakan Tindak
Lanjut anomali
TABLE V. WAKTU PICKUP INSTAN
STOP
FASA R S T
SETTING ARUS (A) 12,14 12,14 12,14
Gambar 3. Flowchart Skema Kerja ARUS PICKUP (A) 11,573 11,978 12,221
WAKTU PICKUP (s) 0,03 0,02 0,03
Berikut merupakan ilustrasi sederhana dari penerapan
warlock pada sistem proteksi :
2. Pengujian Individu Relai Setelah Implementasi

TABLE VI. ARUS MINIMAL PICKUP DAN DROPOFF


PHASE R S T GFR
ARUS NOMINA (A) 1 1 1 1
SETTING ARUS (A) 0,92 0,92 0,92 0,38
ARUS PICKUP (A) 0,92 0,92 0,92 0,39
ARUS DROPOFF (A) 0,91 0,91 0,91 0,38

TMS OCR (SI) : 0,36


TMS GFR (SI) : 0,64

TABLE VII. KARAKTERISTIK WAKTU


INJEKSI 1,5 x Is 2 x Is 3 x Is 4 x Is
FASA R 6,226 3,607 2,290 1,800
Gambar 4. Ilustrasi Skema Kerja Warlcok FASA S 6,226 3,606 2,290 1,800
FASA T 6,226 3,634 2,283 1,800
GFR 10,80 6,345 4,016 3,176
b. Pengujian Clearing Time setelah implementasi inovasi

TABLE II. PERBANDINGAN FAULT CLEARING TIME SEBELUM DAN


SESUDAH IMPLEMENTASI TABLE VIII. WAKTU PICKUP INSTAN
PHASE R S T
PENGUJIAN CLEARING TIME SETTING ARUS (A) 12,14 12,14 12,14
ARUS PICKUP (A) 12,15 12,15 12,20
SETTING
PENGUJIAN WAKTU PICKUP (s) 0,037 0,045 0,053
ARUS SEBELUM SESUDAH
MODIFIKASI MODIFIKASI
Berdasarkan hasil perbandingan waktu kerja relai secara
12,15A
(Pengujian
individu saat sebelum dan sesudah impelentasi watchdog for
12,14A 84 ms 86 ms
individu 40
ms)
block tidak menunjukkan kenaikan waktu operasi relaI. Inovasi “protection disturbed” (lingkaran merah), disertai dengan
watchdog for block tidak mempengaruhi waktu kerja operasi hilangnya tegangan DC (+) pada kontak relai.
relai. Apabila dalam kondisi error, terjadi flicker kontak relai
makan sinyal trip ke circuit breaker tidak akan sampai karena
c. Pengecekan Indikasi Alarm Ketika Ragkaian command C+ relay tidak siap.
Modifikasi Bekerja
d. Evaluasi Hasil Implementasi
Setelah dilaksanakan implementasi pada tanggal 26 Juli
2021, dilaksanakan pengujian fungsi relai setelah dilaksanakan
modifikasi dengan hasil uji sesuai dengan hasil pengujian
terakhir dan untuk waktu clearing time setelah penerapan
modifikasi relatif sama.
Untuk penerapan modifikasi command C+ bisa diterapkan
pada setiap relai dengan memanfaatkan kontak watchdog relay
atau NC ( Normally Close) relai untuk fungsi relay healthy.

IV. KESIMPULAN

Dengan penerapan modifikasi Warlock ketika rele error/not


ready mejadi solusi atas kasus malafungsi relai yang
Gambar 5. Relai kondisi normal dengan C+ siap menyebabkan gangguan NSF, sehingga bisa menurunkan angka
TROF, dan TLOF.
Warlcok tripping bisa di terapkan di setiap relai numerik,
dengan memanfaatkan kotak NC Watchdog Relay, atau
memanfaatkan kontak NC rele dengan fungsi relay healthy.

PENUTUP
Penulis dengan tulus mengakui bahwa pekerjaan yang
disajikan dalam makalah ini telah sepenuhnya didukung oleh
PT. PLN (Persero) UIT JBT.

REFERENSI

[1] ABB. Self Supervision Techniques, 670 Principles and Functions. Swedia
: ABB AB
[2] Karyana. 2013. Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan
Gambar 6. Relai kondisi error dengan C+ tidak siap Gardu Induk
[3] Murat, Edouard. 2005. The Watchdog: A Main Component in the
Protection Scheme. Schneider Electric.
[4] SPLN T5.002-1. 2010. Pola Proteksi Saluran Transmisi Bagian Satu.
Pada gambar 5, kami tampilkan kondisi ketika relai dalam Jakarta : PT.
keadaan normal, ditandai dengan adanya tegangan DC (+) yang [5] SPLN T5.002-2. 2010. Pola Proteksi Saluran Transmisi Bagian Dua.
siap pada kontak relai. Sedangkan pada gambar 6 saat relai Jakarta : PT.
mengalami gangguan, ditandai dengan munculnya indikasi

Anda mungkin juga menyukai