Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana revitalisasi kebijakan pengembangan
pariwisata dalam menghadapi pentebaran pendemi Covid-19 di Kota Bima.Jenis penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian ini dilakukan di
Dinas pariwisata Kota Bima dan daya tarik wisata di Kota Bima.Tahapan pengumpulan data
adalah denganobservasi, wawancara berstruktur, dan studi kepustakaan.Sedangkan Tehnik
Analisis data yang dipergunakan meliputi Analisis data kualitatif merujuk model
interaktifkoleksi data atau pengumpulan data denganmenggunakan analisis data yakni:
1)pengumpulan data lapangan; 2) mereduksidata; dan 3)menarik kesimpulan dan
melakukanverifikasi data secara berinteraktif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa
revitalisasi destinasi wisata kota bima,mencakup : Destinasi Lawata sebagai wisata bahari
dan wisata Kuliner, Destinasi Kolo juga sebagai wisata bahari dan Kuliner, Destinasi
Pundunence sebagai wisata pegunungan, Destinasi Ncai Kapenta sebagai wisata olahraga
ekstrim, Destinasi Tembakolo sebagai wisata sejarah dan Destinasi sejarah berupa gua
peninggalan jepang di Kelurahan Jatibaru Barat dan JatibaruTimur. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa setelah penentuan destinasi obyek wisata, maka Dinas Pariwisata Kota
Bima harus melakukan pengelompokan terhadap kegiatan di obyek wisata setelah dilakukan
revitalisasi supaya lebih terarah pola pengembangan yang terdiri dari: 1).Pengelompokkan
Wisata Air, 2). Kelompok Wisata Hiburan, dan 3). Kelompok Wisata Alam.
Kata Kunci: Revitalisasi, Kebijakan, Pengembangan, Pariwisata
Abstract
This study aims to find out how to revitalize tourism development policies in the face of the
spread of the Covid-19 epidemic in theBima City. Types of research
usedin this research is descriptive research. This research conducted in
The Bima City tourism office and tourist attractions in the Bima City. The stages of data
collection are through observation, structured interviews, and literature study. While the data
analysis techniques used include qualitative data analysis referring to the interactive model of
data collection or data collection using data analysis namely: 1) field data collection; 2)
reduce data; and 3) draw conclusions and interactively verify data. The results showed that
the revitalization of the Bima City, including: Lawata Destinations as marine tourism and
Culinary tourism, Kolo Destinations as well as marine and culinary tourism, Pundunence
Destinations as mountain tourism, Ncai Kapenta Destinations as extreme sports tourism,
Tembakolo Destinations as historical tourism and Historical destinations in the form of
Japanese heritage cave in West Jatibaru and East Jatibaru. The results of the study also
showed that after determining the destination of the tourism objects, the Bima City Tourism
Office had to group the activities in the tourism objects after the revitalization so that the
development pattern consisted more: 1). Water Tourism Grouping, 2). Entertainment
Tourism Group, and 3). Nature Tourism Group.
Keyword:Revitalization, Policy, Development, Tourism
13
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Volume 3 No. 1 Juni Tahun 2020
(p- ISSN 1858-0112, e-ISSN 15537-37677) http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/wisata
pegunungan, 4). Destinasi Ncai Kapenta sebanyak 1 orang. Sumber data dalam
sebagai wisata olahraga ekstrim, dan penelitian ini terdiri dari Data Primer yang
5)Destinasi Tembakolo sebagai wisata diperoleh langsung dari informan
sejarah serta 6) Destinasi sejarah berupa penelitian melalui wawancara dan
gua peninggalan jepang di kelurahan pengamatan dan Data sekunder yang di
jatibaru barat dan jatibaru timur. peroleh dari laporan tertulis dan dokumen
Namun dalam pengembangan yang ada pada Dinas Pariwisata Kota
pariwisata di Kota Bima untuk Tahun Bima.Sementara itu Tehnik Analisis data
2020 sebagaimana di kemukakan oleh yang dipergunakan meliputi Analisisdata
Kepala Dinas Pariwisata Kota target kualitatif merujuk model interaktifkoleksi
kunjungan wisatawan baik mancanegara data atau pengumpulan data
maupun domestic sebesar 1 juta orang denganmenggunakan analisis data Miles
wisatawan. Tidak akan tercapai karena danHuberman (dalam Sugiyono, 2011)
Kota Bima sekarang dihadapkan pada yangmembagi tiga tahapan yakni:
persoalan yang krusual yang 1)pengumpulan data lapangan; 2)
mempengaruhi arus kunjungan wisatawan mereduksidata dengan cara memilah-
baik mancanegara maupun domestik milahkan kedalamsatuan konsep tertentu,
adalah semakin merebaknya penyebaran kategori tertentu atautema tertentu atau
virus corona atau dikenal dengan Covid-19 meringkaskan datakejadian dan situasi
yang sudah mendunia. Dan ini terasa dilokasi penelitiandengan dokumen yang
sekali dampaknya dalam semua sector relevan; dan 3)menarik kesimpulan dan
yang menyebabkan kelesuan ekonomi. melakukanverifikasi data secara
Semua orang sekarang merasa khawatir berinteraktif, seberapabanyak proses
dan panic takut jangan sampai terkena bolak-balik data, tergantungpada
Covid-19 ini yang menyebabkan angka kompleksitas permasalahan yanghendak
penyidap atau pasien lebih khusus Kota dijawab. (yang dikutip dalam
Bima berdasarkan rapid test maupun tes https://media.neliti.com/media/publications/
swab sebanyak 1 orang. Sementara masih 146951-ID-implementasi-kebijakan-
dalam ODP sebanyak 132 orang, dan PDP pengembangan-pari.pdf).
sebanyak 4 orang(Data tanggal 18 April
2020 yang disampaikan oleh Pemerintah RESULT AND DISCUSSION
Provinsi Nusa Tenggara Barat). Destinasi Wisata Kota BimaYang Bisa
Berdasarkan kondisi tersebut, Dijadikan Destinasi Unggulan.
maka Peneliti melakukan penelitian terkait Kota Bima memiliki potensi
dengan: “Revitalisasi Kebijakan wisata yang luar biasa, baik berupa
Pengembangan Pariwisata Dalam wisataalam maupun budaya, berada pada
Menghadapi Pendemi Covid-19 di Kota banyak titik lokasi destinasi serta tersebar
Bima” diseluruh wilayah, juga karena kualitas
dan daya tariknya yang sangat unik
METODE PENELITIAN danberagam.Berdasarkan Peraturan
Jenis penelitian yang digunakan Menteri Dalam Negeri nomor 50 tahun
dalam proses penelitian ini yaitu penelitian 2012 tentangdaya tarik wisata maka objek
deskriptif. Dalam penelitian yang menjadi tujuan masyarakat dapat dibagi dalam 3
informan penelitian adalah Sekretaris kategori yaituobjek wisata alam, wisata
Daerah Kota Bima, Kepala Dinas buatan dan wisata budaya. Wisata alam
Pariwisata Kota Bima, Sekretaris Dinas adalah objekwisata yang disajikan secara
Pariwisata, Kepala Bidang Pengembangan alami tanpa ada sentuhan tangan manusia,
Destinasi, Pengelola Hotel 1 orang, wisatabuatan adalah wisata yang telah
Pengelola Jasa Usaha Wisata (Tour and tersentuh atau terdapat campur tangan
Travel) 1 orang dan Pegiat Pariwisata manusiasedangkan wisata budaya adalah
15
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Volume 3 No. 1 Juni Tahun 2020
(p- ISSN 1858-0112, e-ISSN 15537-37677) http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/wisata
wisata non alam dan wisata yang Fasilitas pariwisata yang ada di
disajikanbersumber dari kebudayaan Pantai Lawata berupa shelter dan
daerah (lokal) dapat berupa benda dan tak panggunghiburan yang akan
benda. menampilkan berbagai macam hiburan
Secara umum, destinasi wisata dan kesenian rakyat.Fasilitas
yang akan dipaparkan dalam tulisan ini penyewaan Banana Boad oleh
terdiridari obyek wisata alam dan wisata Pemerintah dan fasilitas Kano dan
budaya. Untuk mendapatkan potret bankaret sudah diusahakan oleh
destinasiyang sangat banyak dan terpencar masyarakat sekitar. Di areal sekitar
tersebut, maka dalam dokumen profil ini Pantai Lawata, diatas bukit yang
akandibahas secara rinci objek wisata di menghadap ke arah pantai juga telah
Kota Bima dan dibangun rumah makan dantempat
dikelompokkanberdasarkan Lokasi lesehan yang menyajikan berbagai
Kecamatan sebagai berikut : makanan daerah Bima.Pemandangan
1. Destinasi Lawata Sebagai Wisata Pantai Lawata menarik untuk
Bahari Dan Wisata Kuliner dikembangkan.Pantai yang asridengan
Pantai Lawata ibarat sebuah airnya yang tenang sangat cocok untuk
gerbang selamat datang, memberi olah raga air.Panorama
isyaratbahwa perjalanan akan segera keindahanTeluk Bima yang tenang
memasuki Kota Bima. Panjang pantai terlihat jelas jika berdiri di atas bukit
kira-kitasetengah kilometer yang Pantai Lawata.
dikelilingi perbukitan yang indah.Di 2. Destinasi Kolo Juga Sebagai Wisata
bawahbukitberbatu terdapat sebuah Bahari Dan Kuliner
goa peninggalan Jepang.Dahulu tempat Jika memasuki Kota Bima
ini merupakantempat peristrahatan lewat laut akan melewati sebuah celah
bagi para bangsawan Bima dan teluk yangsemakin ke dalam semakin
kemudian menjaditempatrekreasi menyempit. Lebarnya hanya sekitar
andalan masyarakat yangselalu ramai satu kilometer.Dikedua sisinya
dikunjungi. dipagari bukit dan ada dua buah bukit
Sarana pariwisata Lawata telah yang menjorok ke tengahpada masing-
dibangun sejak tahun 2015.Tempat ini masing sisi tersebut seolah menutup
duluselalu ramai dikunjungi wisatawan teluk. Itulah sebabnya orangBima
baik wisatawan nusantara menyebutnya asa kota atau mulut kota.
maupunmancanegara.Dulu terdapat Di satu bagian bukit sebelah
sarana hotel dilokasi objek ini, namun baratterdapat reruntuhan benteng dan
sekarangkeberadaan sarana pariwisata meriam kuno peninggalan Belanda.Di
tersebut sangat memprihatinkan karena bawahbukit terdapat sebuah pantai
sudahditinggalkan oleh yang sangat indah.Pantainya berpasir
pengelolanya.Bangunan yang rusak putih, airnyatenang berwarna bening
dan tidak terawat tersebutmemberikan sehingga karang-karang terlihat jelas,
kesan kumuh bagi Pantai Lawata yang dan pohon kelapasepanjang pantai
sangat indah.Oleh karena menambah keindahan
itu,pemerintah Kota Bima sejak tahun panorama.Perahu nelayan dan
2015 telah membangun ulang dan kapalkapal besar yang datang dari
menatakembali Lawata dan menambah berbagai daerah terlihat dengan jelas di
atraksi wisata pantai seperti sini.Ketenangan air lautnya
keberadaan BananaBoad, perahu menjadikan pantai ini sebagai tempat
wisata dan berbagai shelter ang budidaya rumputlaut oleh masyarakat
disediakan bagi wisatawan. lokal.Perairannya yang tenang sangat
bagus untuk berenang,berperahu,
16
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Volume 3 No. 1 Juni Tahun 2020
(p- ISSN 1858-0112, e-ISSN 15537-37677) http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/wisata
Kondisi Kawasan Destinasi Wisata wisata, maka sasaran yang ingin dicapai
Sebelum Di Revitalisasi meliputi : 1. Tersedianya potensi budaya
Kondisi 6 destinasi wisata sebelum dan wisata Bima yang unik, unggul dan
dilakukan pemetaan obyek wisata menjadi bercirikan local; 2. Tersedianya SDM yang
kawasan strategi untuk dikembangkan berkualitas dan profesional pada sektor
menjadi kawasan keunggulan yang budaya dan wisata; dan 3. Tersedianya jasa
memiliki nilai inovasi dan daya kreasi obyek daya tarik wisata serta atraksi wisata
yang tinggi, sehingga memiliki daya tarik budaya yang memadai sehingga mampu
tersendiri bagi para investor maupun memberikan kepuasan terhadap
wistawan mancanegara dan domestik pengunjung. Sehingga Dinas Pariwsata
untuk berkunjung ke destinasi wisata yang Kota Bima, melakukan revitalisasi obyek
ada di Kota Bima, tentu kurang wisata agar menjadi daya tarik wisata baik
diperhatikan dan terurus dengan baik, Mancanegara maupun domestik.
sehingga dibiarkan tumbuh secara parsial Pengelompokan Revitalisasi Destinasi
berdasarkan keinginan masyarakat Wisata di Kota Bima,meliputi :
setempat seperti sepanjang Pantai Kolo, 1. Pengelompokkan Wisata Air
Pantai Ule dan Pantai Amahami. Belum
lagi banyak potensi wisata yang belum Kelompok wisata air ini sebagai
dijamah sama sekali oleh pemerintah, daya tarik tersendiri bagi wisatawan
kalau dikembangkan memiliki keunikakan terutama mereka yang hobi bermain ski
dan kekhasan tersendiri yang belum tentu air,Lomba perahu, Gazebo, setelah
dimiliki di tempat lain. Apalagi revitalisasi kelompok wisata air yang
masyarakat sekarang tempat-tempat yang ada sebagai berikut : 1). Kolam Renang
unik itu pasti ramai dikunjungi terutama di Kawasan Pantai Ule, 2). Penataan
wisatawan domestik. Oleh karenna itu Kawasan Pemandian Pantai Lawata dan
Dinas Pariwisata Kota Bima dan 3). Penyediaan Fasiltas pendukung
Kebijakan Walikota Bima sejalan dengan seperti Ski,Gazeebo, dan lain-lain.
visi dan Misi Dinas Parieisata Kota Bima, 2.Kelompok Wisata Hiburan
yaitu. “Mewujudkan Kota Bima sebagai
kota jasa budaya dan pariwisata yang Kelompok wisata hiburan yang
maju”, dengan Misi,yaitu : 1). menckup kesenian tradisional dan
Melestarikan, menjaga, menggali serta modern sering diadakan di destinasi
menciptakan potensi wisata dan budaya wisata dengan memanfaatkan kondisi
Bima yang unik, unggul dan bercirikan dan potensi yangada sekarang,
lokal. 2). Membentuk karakter SDM yang seperti:Hiburan rakyat yang terdiri dari
professional dan berkualitas dalam Kesenian dan Tarian Tradisional,
memberikan pelayanan jasa budaya dan Festival Teluk Bima, Lomba Rimpu,
pariwisata. Dan 3). Menciptakan jasa Festival LASQI ( Lembaga Seni
objek daya tarik wisata, atraksi budaya dan Qasidah Islam), Upacara Adat Hanta
wisata yang memadai dalam memberikan Ua Pua, Pacoa Jara, dan Lomba Kuliner
kepuasan penggunjung. di Pantai Lawata.
Sejalan dengan tujuan dan sasaran 3. Kelompok Wisata Alam
kebijakan pengembangan pariwisata di
Kota Bima, yang mencakup : 1. Trabas atau Motor Cross di Sepanjang
Terciptanya potensi budaya dan wisata Hutan Ncai kapenta dan Pegunungan
yang unik, unggul dan bercirikan lokal; 2) PundunenceKelurahan Nungga sebagai
Terbentuknya SDM yang berkualitas area olahraga dan wisata alam, Sepeda
dalam memberikan pelayanan jasa budaya Gunung, diKawasanDestinasi Wisata
dan wisata; dan 3) Terciptanya jasa obyek Ncai Kapenta dan Penungan kelurahan
daya tarik wisata serta atraksi budaya dan Lelamase, dan Taman Theurapic,
21
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Volume 3 No. 1 Juni Tahun 2020
(p- ISSN 1858-0112, e-ISSN 15537-37677) http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/wisata
masyarakat bisa melewati jalan refleksi mata, hidung dan mulut; 3). terapkan etika
sambil menikmati segarnya udara yang batuk atau bersin dengan menutup hidung
ada di sekitar Hutan Ndano Nae, Hutan dan mulut dengan lengan atas bagian
Jatiwangi dan Menikmati pemandangan dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke
menuju Temba Kolo. tempat sampah; 4). Pakailah masker medis
jika memiliki gejala pernapasan dan
Dengan adanya penyelompokan
melakukan kebersihan tangan setelah
destinasi wisata ini akan mempermudah
membuang masker; serta 5). Menjaga jarak
bagi masyarakat yang akan berkunjung ke
(minimal 1 m) dari orang yang mengalami
obyek wisata. Cuman akhir-akhir ini
gejala gangguan pernapasan.(Dikutip dari
walaupun sudah dilakukanrevitalisasi
https://www.jogloabang.com/komunitas/pen
pemetaan pengembangan obyek wisata
cegahan-pengendalian-infeksi-covid-19)
berdasarkan kelompok destinasi wisata
yang ada di Kota Bima,namunakhir-
KESIMPULAN
akhirini Kota Bima khususnya dan
Walaupun Kota Bima dilanda
Indonesia serta dunia pada umumnya
bencana Virus Corona atau lebih dikenal
masih dilanda bencana epidemi yaitu Virus
dengan Covid-19, yang dapat memberikan
Corona Covid 19, yang menghambat
rasa panik, kekhawatiran dan ketidak
pergerakan arus manusia baik itu
tenang masyarakat akibat ganasnya
wisatawan Mancanegara maupun
serangan virus ini yang berdampak pada
Domestik. Tapi Pemerintah sudah
kematian kalau tidak cepat
menghimbau melalui Kementerian
mengantisipasinya, Namun disisi lain
Kesehatan untuk tetap melakukan Social
Dinas pariwisata Kota Bima tetap
Distance, Physical Distance, Olah raga
melakukan Revitalisasi Destinasi wisata
yang teratur, makananyang sehat, serta
Kota Bima memberikanwarna tersendiri
cuci tangan dengan sabun setiap memasuki
dalam merubaah paradigma bagi
ruang terbuka dan bila keluar rumah selalu
pemerintah Kota Bima dan masyarakat
memakai masker. Kalau Prosedur Tetap
dalam menata Obyek Wisata menjadi lebih
kesehatan dipatuhi serta dijaga oleh
baik. Keunikan Obyek Wisatadi Kota
masyarakat,yakinbahwa virus iniakan
Bima memberikancirikhas dankarakteristik
cepat berakhir. Kemudianyang lebih
tersendiri dalam memacu pengembangan
penting juga adalah dituntut adanya
destinasi obyek wisata di Kota Bima Bima.
partisipasi dan kesadaran masyarakat dan
Revitalisasi Destinasi obyek wisata di
saling menjaga dan mengingatkan satu
Kota Bima,mencakup : Destinasi Lawata
sama lain dengan sifat kegotongroyongan
sebagai wisata bahari dan wisata Kuliner,
yang ada,masyarakat secara serentak
Destinasi Kolo juga sebagai wisata bahari
menjaga diri dan melakukan lockdaown
dan Kuliner, Destinasi Pundunence
terhadap setiap orang yang masuk dan
sebagai wisata pegunungan, Destinasi Ncai
keluar di wilayahnya dan melakukan rapid
Kapenta sebagai wisata olahraga ekstrim,
tes dan pengukur suhu tubuh.
Destinasi Tembakolo sebagai wisata
Sudah banyak orang yang melakukan
sejarah dan Destinasi sejarah berupa gua
tindakan pencegahan dan mitigasi
peninggalan jepang di Kelurahan Jatibaru
merupakan kunci penerapan di pelayanan
Barat dan JatibaruTimur. Dan setelah
kesehatan dan masyarakat. Langkah-
penentuan destinasi obyek wisata, maka
langkah pencegahan yang paling efektif di
Dinas Pariwisata Kota Bima melakukan
masyarakat meliputi: 1). Melakukan
pengelompokan terhadap kegiatan di
kebersihan tangan menggunakan hand
obyek wisata setelah dilakukan revitalisasi
sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor
atau cuci tangan dengan sabun jika tangan supaya lebiht erarah pola pengembangan
yang terdiri dari :
terlihat kotor; 2). menghindari menyentuh
22
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Volume 3 No. 1 Juni Tahun 2020
(p- ISSN 1858-0112, e-ISSN 15537-37677) http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/wisata
23
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Volume 3 No. 1 Juni Tahun 2020
(p- ISSN 1858-0112, e-ISSN 15537-37677) http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/wisata
24