Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN

PENYUSUNAN TOR
(TERM OF REFERENCE)
PEDOMAN
PENYUSUNAN TOR
(TERM OF REFERENCE)

KEMENTERIAN AGAMA RI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSDIKLAT TENAGA ADMINISTRASI
2018

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT (Tuhan Yang Maha
Esa). Berkat rahmat-Nya, Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama telah berhasil menyelesaikan penyusunan
Pedoman Diklat. Keberhasilan ini tidak lepas dari ketepatan dalam
pencapaian target perencanaan pelaksanaan dan evaluasi akhir kegiatan
penyusunan Pedoman.
Pedoman ini dapat diselesaikan berkat kontribusi berbagai pihak.
Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada
para pengelola dan pelaksana kegiatan serta khususnya kepada penyusun
Pedoman. Semoga karya ini menjadi sumbangan berharga untuk
mewujudkan kualitas diklat di Kementerian Agama.
Dengan adanya Pedoman ini, diharapkan penyelenggara diklat dapat
mengikuti proses yang ada dalam Pedoman, sehingga Diklat dapat berjalan
sesuai standar yang sudah ditetapkan
Sebagai buah karya manusia, tentu Pedoman ini tidak sempurna.
Untuk itu, kami mohon maaf jika masih terdapat kekurangan sekaligus
mengharapkan kepada seluruh pengguna, khususnya penyelenggara Diklat
dapat memberikan kritik dan saran perbaikan demi penyempurnaannya.
Semoga Pedoman ini bermanfaat untuk kita semua, dan selamat
membaca.

Jakarta, Februari 2018

iii
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, DAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 8A TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TENAGA ADMINISTRASI PADA KEMENTERIAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, DAN PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas


pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Aparatur
Sipil Negara (ASN) pada Kementerian Agama
diperlukan pedoman penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan tenaga administrasi pada
kementerian agama sebagai acuan dalam
penyelenggaraan diklat;
b. bahwa Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Administrasi pada Kementerian
Agama sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini telah melalui serangkaian
pembahasan dan mengacu kepada ketentuan yang
berlaku;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Agama tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Administrasi pada Kementerian Agama;
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS);
3. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama;
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 59 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Keagamaan;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
pada Kementerian Agama;
6. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
7. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 43 Tahun 2016
tentang Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
dan Pelatihan pada Kementerian Agama;

iv
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN, DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEMENTERIAN AGAMA TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TENAGA ADMINISTRASI PADA KEMENTERIAN AGAMA

KESATU : Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan


tenaga administrasi pada Kementerian Agama
sebagaimana terlampir merupakan pedoman dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga
administrasi pada kementerian agama;

KEDUA : Pedoman penyenggaraan pendidikan dan pelatihan


tenaga administrasi sebagaimana disebut pada diktum
kesatu terdiri dari 16 (enam belas) pedoman;

KETIGA : Pusdiklat tenaga administrasi dan balai diklat


keagamaan di seluruh indonesia dalam melaksanakan
pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi
mempergunakan pedoman sebagaimana disebut pada
diktum kesatu;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta, 15 Januari 2018


Pada tanggal : 15 Januari 2018

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN SERTA PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN,

ABD. RACHMAN

v
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN, DAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8A TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA
ADMINISTRASI PADA KEMENTERIAN AGAMA

NO JUDUL
1. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Akreditasi Balai Diklat Keagamaan
2. Pedoman Standar Program Pelatihan
3. Pedoman Standar Tenaga Kediklatan
4. Pedoman Standar Fasilitas Diklat
5. Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Diklat
6. Pedoman Penyelenggaraan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK)
7. Pedoman Penyusunan Pelaporan
8. Pedoman Penjaminan Mutu Diklat
9. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi ASN pada Instansi Lain
10. Pedoman Pelatihan Teknis Pengelolaan Pengeluaran Keuangan Negara
11. Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Teknis Administrasi
12. Pedoman Penyusunan TOR (Term Of Reference)
13. Pedoman Penyelenggaraan Diklat PIM Tk III
14. Pedoman Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penyelenggaraan Pelatihan
Administrasi pada Kementerian Agama
15. Pedoman Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) untuk Pelatihan Teknis
Administrasi
16. Pedoman Program Pengembangan Kompetensi Widyaiswara Pengampu
Dikla Kepemimpinan Tk. III dan IV melalui Magang

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN SERTA PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN,

ABD. RACHMAN

vi
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... iii


Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
Nomor 8A Tahun 2018 ........................................................................... iv
Lampiran Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI Nomor 8A Tahun 2018 .......................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1


A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Tujuan, Sasaran dan Pengertian .................................... 2
1. Tujuan ..................................................................... 2
2. Sasaran .................................................................... 2
3. Pengertian ............................................................... 2
C. Ruang Lingkup ............................................................. 3
D. Dasar Hukum ................................................................ 4

BAB II TOR USULAN RENCANA KERJA/ANGGARAN


(KAK) ................................................................................ 5
A. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan ............................... 5
B. Format KAK ................................................................. 6
C. Petunjuk Pengisian........................................................ 7

BAB III TOR ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN .............. 8


A. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan ................................ 8
B. Format TOR .................................................................. 8
C. Petunjuk Pengisian........................................................ 9

BAB IV P E N U T U P .................................................................... 12

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan program dan kegiatan membutuhkan tata kelola
yang baik. Prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi serta
efektifitas menjadi bagian penting dan mendasar dari implementasi
program dan kegiatan suatu lembaga penyelenggara diklat pemerintah.
Dalam kerangka meletakkan hal-hal tersebut, maka suatu pelaksanaan
program dan kegiatan harus memiliki perencanaan dan perancangan
yang matang dan jelas serta tegas. Agar tata kelola pelaksanaan
program dan kegiatan menjadi jelas dibutuhkan suatu kerangka acuan
yang dalam istilah bahasa Inggris adalah Term of Reference (TOR).
TOR adalah landasan atau rujukan kerja yang digunakan sebagai dasar
tata kelola dan tata laksana suatu pekerjaan (kegiatan). Selain itu, TOR
adalah dokumen pendukung yang wajib disertakan dalam penyusunan
RKA-KL. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 143/PMK.02/2015 Tentang
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran pasal 7 ayat (2), bahwa RKA-KL harus
dilengkapi dengan dokumen pendukung antara lain berupa Term of
Reference (TOR)/Rincian Anggaran Biaya (RAB) dan dokumen terkait
lainnya. Dalam hal ini, TOR merupakan suatu dokumen usulan rencana
kerja/anggaran yang menginformasikan gambaran umum dan
penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai sesuai
dengan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga.
Selain sebagai dokumen pendukung RKA-KL, TOR menjadi suatu hal
yang perlu disusun untuk acuan pelaksanaan program/kegiatan.
Kualitas TOR yang disusun saat ini pada kenyataannya dinilai masih
belum sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan yang dipersyaratkan.
Penyusunan TOR masih belum merumuskan secara jelas analisis
kebutuhan, komponen biaya dalam RAB tidak sinkron dengan TOR,
tidak memberikan gambaran/kondisi mengapa kegiatan dilaksanakan

1
dan belum memakai format yang sudah dicontohkan pada PMK Nomor
143/PMK.02/2015 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. Berdasarkan hal
tersebut, maka Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama memandang perlu menyusun pedoman
penyusunan TOR yang dapat menjadi acuan berisi aturan/pola
sistematika yang seragam agar lebih jelas dan terarah.

B. Tujuan, Sasaran dan Pengertian


1. Tujuan
a. Tujuan Umum
1) Mewujudkan tatakelola yang baik dengan mengedepankan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan efisiensi serta
efektifitas dalam implementasi program dan kegiatan;
2) Memberikan kemudahan dan pemahaman bagi pihak-pihak
yang bertanggungjawab, mengusulkan rencana kerja/
anggaran dan melaksanakan program dan kegiatan.
b. Tujuan Khusus
Untuk menjadi acuan bagi Pusdiklat Tenaga Administrasi dan
Balai Diklat Keagamaan dalam menyusun Term of References
(TOR) sebagai dokumen pendukung usulan rencana kerja/
anggaran dan sebagai kerangka acuan dari suatu pelaksanaan
program dan kegiatan.
2. Sasaran
Tersedianya pedoman penyusunan TOR di Kementerian Agama
3. Pengertian
a. TOR singkatan dari Term of Reference adalah kerangka acuan
yang digunakan sebagai acuan suatu pelaksanaan program/
kegiatan baik kediklatan maupun non kediklatan;
b. Kerangka Acuan Kerja adalah TOR yang digunakan sebagai
dokumen pendukung yang harus disertakan dalam usulan
rencana kerja/anggaran;

2
c. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
yang selanjutnya disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana
keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menurut
bagian anggaran Kementerian/Lembaga;
d. Rincian Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu dokumen yang
berisi rincian komponen-komponen masukan (input) dari
sebuah kegiatan serta besaran biaya dari masing-masing
komponen. RAB merupakan penjabaran lebih lanjut dari unsur
perkiraan biaya (how much) dalam TOR;
e. Keluaran adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini terdiri dari :
1. Pedoman TOR yang dipergunakan untuk usulan rencana kerja/
anggaran yang dalam pedoman ini disebut Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Untuk keperluan usulan rencana kerja/anggaran, pedoman
ini lebih mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 143/PMK.02/2015 Tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran;
2. Pedoman TOR yang dipergunakan sebagai acuan suatu pelaksanaan
program/kegiatan. Dalam hal ini, TOR meliputi latar belakang,
kegiatan yang dilaksanakan (what), maksud dan tujuan, indikator
keluaran dan keluaran pelaksanaan kegiatan (how), tempat
pelaksanaan kegiatan (where), pelaksana dan penanggung jawab
kegiatan, penerima manfaat kegiatan baik dari internal maupun
eksternal (who), jadwal kegiatan, biaya (how much) atau total biaya
yg diperlukan dan penandatanganan TOR.

3
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
PNS;
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Pada Kementerian Agama;
5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
143/PMK.02/2015 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2017;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Agama;
8. Rencana Strategis Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Tahun 2015-2019;
9. DIPA Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2017.

4
BAB II
TOR USULAN RENCANA KERJA/ANGGARAN
(KAK)

A. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai dokumen pendukung dalam
usulan Rencana Kerja/Anggaran sebagai berikut:
1. KAK berada pada level keluaran kegiatan. KAK disusun hanya
untuk keluaran inisiatif baru (apabila terdapat perbedaan yang
signifikan dengan proposal inisiatif baru) dan angka dasar yang
terdapat perubahan dalam level komponen;
2. KAK dalam kerangka inisiatif baru disusun dan diajukan sebagai
dasar alokasi anggaran keluaran kegiatan inisiatif baru. KAK ini
adalah yang sudah disesuaikan dengan persetujuan anggaran dari
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan
Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Anggaran;
3. KAK dalam kerangka angka dasar yang berubah komponennya
disusun dan diajukan sebagai dasar alokasi anggaran keluaran
kegiatan angka dasar. KAK ini adalah yang sudah disesuaikan
dengan bagian/tahapan sebagai komponen Keluaran pada tahun
yang direncanakan;
4. KAK dibuat per Output;
5. Tahapan aktifitas (komponen) untuk mencapai keluaran (output)
harus diuraikan secara detail dalam KAK pada huruf C angka 2,
yaitu tahapan dan kurun waktu pelaksanaan, termasuk jenis
komponennya;
6. Apabila dalam pencapaian output melalui suboutput, maka masing-
masing suboutput beserta komponennya harus diuraikan detil dalam
KAK;
7. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk pencapaian output harus dirinci
dalam Rincian Anggaran Biaya (RAB);
8. KAK ditandatangani oleh KPA/Eselon II.

5
B. Format KAK
KAK untuk tiap keluaran kegiatan disusun mengacu pada format
sebagaimana tercantum di bagian akhir Lampiran V Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 143/PMK.02/2015 Tentang
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran hal. 27. Format KAK terlihat sebagai berikut :

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : ..................................... (1)


UNIT ESELON I/II : ..................................... (2)
PROGRAM : ...................................... (3)
HASIL (OUTCOME) : …….............................. (4)
KEGIATAN : ...................................... (5)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : ...................................... (6)
JENIS KELUARAN (OUTPUT) : ……………………….. (7)
VOLUME KELUARAN (OUTPUT) : ...................................... (8)
SATUAN UKUR KELUARAN (OUTPUT): …………………….… (9)

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum (10)
2. Gambaran Umum (11)
B. Penerima Manfaat (12)
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metoda Pelaksanaan (13)
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan (14)
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran (15)
Biaya Yang Diperlukan (16)

Penanggung Jawab Kegiatan


Nama…………….(17)
NIP ………………(18)

6
C. Petunjuk Pengisian
No Uraian
(1) Diisi nama Kementerian/Lembaga.
(2) Diisi nama unit eselon I/II sebagai penanggung jawab Program.
(3) Disi nama program sesuai dengan dokumen Renja K/L.
(4) Diisi dengan hasil (outcome) yang akan dicapai dalam Program.
(5). Diisi nama kegiatan sesuai dengan dokumen Renja K/L.
(6) Diisi uraian indikator kinerja kegiatan.
(7) Diisi nama/nomenklatur keluaran secara spesifik.
(8) Diisi mengenai jumlah/banyaknya kuantitas keluaran yang
dihasilkan
(9) Diisi uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangka
pengukuran kuantitas keluaran sesuai dengan karakteristiknya
(10) Diisi dengan dasar hukum tugas fungsi dan/atau ketentuan yang
terkait langsung dengan keluaran kegiatan yang akan
dilaksanakan.
(11) Diisi gambaran umum mengenai keluaran kegiatan dan
volumenya yang akan dilaksanakan dan dicapai.
(12) Diisi dengan penerima manfaat baik internal dan/atau eksternal
Kementerian/Lembaga.
(13) Diisi dengan cara pelaksanaannya berupa kontraktual atau
swakelola.
(14), Diisi dengan komponen/tahapan yang digunakan dalam
pencapaian keluaran kegiatan, termasuk jadwal waktu (time
table) pelaksanaan dan keterangan sifat komponen/tahapan
tersebut termasuk biaya utama atau biaya penunjang.
(15). Diisi dengan kurun waktu pencapaian pelaksanaan.
(16) Diisi dengan total anggaran yang dibutuhkan untuk pencapaian
keluaran dan penjelasan bahwa rincian biaya sesuai dengan RAB
terlampir.
(17) Diisi dengan nama penanggung jawab kegiatan.
(18) Diisi dengan NIP penanggung jawab kegiatan

7
BAB III
TOR ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


TOR disusun dengan memperhatikan 5 W dan 1 H, yaitu:
1. Uraian mengenai apa (what) meliputi pengertian dan apa
keluaran/output yang akan dicapai dari kegiatan yang dilaksanakan;
2. Mengapa (why) kegiatan tersebut meliputi alasan perlu
dilaksanakan dalam hubungan dengan tugas pokok dan fungsi dan
atau sasaran program yang hendak dicapai oleh Satker;
3. Siapa (who) berisi penjelasan satker/panitia/tim/personil yang
bertanggungjawab melaksanakan dalam pencapaian keluaran/output
dan siapa yang menerima manfaat dari kegiatan tersebut;
4. Kapan (when), menunjukkan waktu kegiatan dimulai dan selesai,
berapa lama (how long) waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikanya;
5. Dimana/lokasi (where) kegiatan tersebut dilaksanakan;
6. Bagaimana (how) kegiatan tersebut dilaksanakan;
7. Berapa perkiraan biayanya (how much) yang dibutuhkan.

B. Format TOR
Penyusunan TOR dengan format tersebut akan terlihat sebagai berikut.

TERM OF REFERENCE (TOR)


JUDUL KEGIATAN
(harus merujuk pada RKA/KL, menyebutkan nama instansi dan tahun)

8
1. latar belakang,
2. dasar hokum,
3. tujuan dan sasaran (meliputi tujuan dan sasaran),
4. tahapan kegiatan (meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan),
5. tempat pelaksanaan,
6. penyelenggara kegiatan (meliputi pelaksana dan penangggung
jawab),
7. jadwal kegiatan,
8. pembiayaan, dan
9. tandatangan.

C. Petunjuk Pengisian
1. Latar Belakang, mencakup penjabaran tentang gambaran umum,
alasan kegiatan dilaksanakan, kegiatan yang dilaksanakan, batasan
kegiatan
- Gambaran umum merupakan penjelasan secara singkat
program/kegiatan yang akan dilaksanakan serta keterkaitan
kegiatan yang dipilih dengan kegiatan keluaran (output) dalam
mendukung pencapaian sasaran, kinerja program, dan volume
yang akan dilaksanakan dan dicapai serta penjelasan tentang
manfaat (outcome) kegiatan yang pada akhirnya akan
mendukung pencapaian tujuan kebijakan;
- Alasan kegiatan dilaksanakan merupakan penjelasan secara
singkat mengapa (why) kegiatan tersebut dilaksanakan/alasan
penting kegiatan tersebut dilaksanakan;
- Kegiatan yang dilaksanakan merupakan penjelasan tentang
uraian kegiatan apa (what) yang akan dilaksanakan, siapa saja
pesertanya dan narasumber yang dihadirkan;
- Batasan kegiatan merupakan penjelasan tentang batasan kegiatan
yang dilakukan seperti batasan wilayah alokasi, batasan terkait
kepesertaan, tahun anggaran, dll;

9
2. Dasar Hukum
Mencakup peraturan/kebijakan yang dikeluarkan Kementerian
Negara/Lembaga yang merupakan dasar keberadaan kegiatan/
aktifitas termasuk perundang-undangan yang berlaku, rencana
strategis Kementerian Negara/Lembaga, dan tugas fungsi
Kementerian Negara/Lembaga. Dasar hukum yang disebutkan
memperhatikan hirarki/tingkatan perundangan, unsur kebaruan dan
terkait langsung dengan kegiatan dimaksud;
3. Tujuan dan Sasaran (menjabarkan tujuan dan sasaran)
a. Tujuan
merupakan penjelasan tentang tujuan kegiatan yang akan
dicapai;
b. Sasaran
merupakan penjelasan tentang sasaran kegiatan yang akan
diwujudkan (menggunakan kalimat berawalan ter...);
4. Tahapan Kegiatan
a. Persiapan merupakan penjelasan tentang bagaimana kegiatan
persiapan yang dilakukan;
b. Pelaksanaan meliputi berapa lama dan kapan pelaksanaan
kegiatan tersebut;
c. Pelaporan berisi penjelasan mengenai kepada siapa pelaporan
disampaikan;
5. Tempat Pelaksanaan
Merupakan penjelasan tentang dimana tempat pelaksanaan kegiatan
(lengkap dengan alamat);
6. Penyelenggara Kegiatan
Merupakan penjelasan tentang penyelenggara kegiatan yang
menyebutkan siapa saja pelaksana dan penangggung jawab
kegiatan;

10
7. Jadwal Kegiatan
Merupakan rincian tentang jadwal kegiatan yang dilakukan
diantaranya meliputi kegiatan per hari, materi, narasumber dan
keterangan;
8. Pembiayaan
Berisikan total biaya kegiatan sebesar nilai nominal tertentu yang
tertera pada RKA/KL dan sumber pembiayaan;
9. Tandatangan
TOR ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja.

11
BAB IV
PENUTUP

Pedoman ini dipergunakan sebagai acuan minimal dalam penyusunan TOR


pada Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Balai Diklat Keagamaan.

12
Lampiran
TERM OF REFERENCES
PELATIHAN KEHUMASAN
DI LINGKUNGAN PUSDIKLAT TENAGA ADMINISTRASI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2017

1. LATAR BELAKANG
Peranan humas di lingkungan pemerintahan sangat penting dalam
membangun citra positif bangsa dan negara. Pada era keterbukaan
informasi dan birokrasi, banyak informasi yang harus disampaikan
kepada masyarakat, baik melalui media cetak maupun elektronik
tentang kegiatan atau isu yang sedang berkembang berkaitan dengan
organisasi atau lembaga yang perlu diketahui masyarakat. Informasi
yang harus disampaikan perlu dikemas sedemikian rupa agar jelas dan
tidak menimbulkan multitafsir. Dalam hal ini, peran Humas Pemerintah
adalah sebagai Komunikator, Katalisator, Diseminator, Fasilitator,
konselor, advisor, dan interprator serta Prescriber.
Kehumasan pemerintah mempunyai visi yakni terciptanya pengelolaan
kehumasan (kelembagaan, ketatalaksanaan, dan SDM) yang
proporsional, profesional, efektif dan efisien dalam mendukung
penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik. Sedangkan
salah satu misinya adalah membangun citra dan reputasi positif
Pemerintah, membangun kepercayaan publik (public trust) dan
mensosialisasikan kebijakan dan program pemerintah.
Dalam rangka melaksanakan visi dan misi tersebut, maka tugas seorang
humas pemerintah adalah melaksanakan komunikasi timbal balik antara
instansi pemerintah dan publik secara terencana untuk menciptakan
saling pengertian dalam mencapai tujuan demi memperoleh manfaat
bersama serta meningkatkan kelancaran arus informasi dan aksesibilitas
publik.
Selama ini peran dan fungsi humas di lingkungan pemerintahan masih
sangat terbatas dan belum optimal. Hal ini karena keterbatasan
kemampuan SDM dari para pejabat humas itu sendiri dalam
penguasaan substansi tugas dan peran. Selain itu, pada kenyataannya,

13
kurangnya pejabat yang berkualifikasi kehumasan dari sisi pendidikan
formal, serta masih terbatasnya pemahaman tentang arti dan fungsi dari
humas itu sendiri.
Upaya merevitalisasi peranan kehumasan saat ini menjadi sangat
penting dan merupakan tuntutan kebutuhan yang mendesak. Untuk itu,
upaya tersebut wajib dilaksanakan di semua instansi pemerintah,
sebagai momentum strategis untuk melakukan perubahan tatanan
peranan kehumasan yang dapat bersinergi secara efektif. Humas
pemerintah selalu dituntut kemampuannya dalam menghadapi
tantangan dan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Untuk
memantapkan pemahaman mengenai peranan humas di lingkungan
Kementerian Agama, maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Administrasi memandang perlu diadakannya Pelatihan Kehumasan.
Agar lebih fokus pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien,
pelatihan ini dibatasi pada target capaian pelatihan tahun anggaran 2017
dalam lingkup kegiatan kehumasan di lingkungan pemerintah. Peserta
pelatihan ini berjumlah 40 orang yakni para humas di lingkungan
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sedangkan narasumber/tenaga
pengajar yang akan dihadirkan selain widyaswara pengampu mata
diklat kehumasan adalah para pengajar di perguruan tinggi maupun
praktisi bidang kehumasan, dan para pejabat di lingkungan
Kementerian Agama.

2. DASAR HUKUM
a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
c) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN;
e) PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
f) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

14
Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat Dan Angka
Kreditnya;
g) Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan
Kementerian Agama;
h) Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Pada Kementerian Agama;
i) Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Agama;
j) Rencana Strategis Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Tahun 2015-2019;
k) DIPA Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tahun 2017.

3. TUJUAN DAN SASARAN


a. Tujuan
Pelatihan Kehumasan bertujuan memantapkan pemahaman, sikap
dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Aparatur Sipil Negara sebagai tenaga kehumasan
Kementerian Agama.
b. Sasaran
Terwujudnya 40 orang tenaga kehumasan di lingkungan
Kementerian Agama yang mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya secara profesional.

4. TAHAPAN KEGIATAN
a. Persiapan
- Melakukan rapat persiapan untuk menentukan berbagai hal
terkait dengan teknis penyelenggaraan diklat;
- Membahas isi maupun muatan lain dari materi yang tercantum
dalam struktur kurikulum;
- Merekrut, menyeleksi dan menetapkan para panitia, peserta,
maupun narasumber sesuai materi/substansi yang dibutuhkan;

15
- Membuat checklist persiapan;
- Mengkoordinasikan rencana pelatihan kepada pihak-pihak yang
memenuhi persyaratan substansi;
- Menentukan jadwal kegiatan;
- Menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan baik oleh
peserta maupun untuk persiapan pembukaan dan ketersediaan
fasilitas penunjang;
- Mengkoordinasikan sumberdaya yang terkait;
- Menyiapkan bahan-bahan materi narasumber;
- Menyiapkan dan menggandakan panduan pelaksanaan;
- Menyiapkan soal pretes-post tes.
b. Pelaksanaan
Pelatihan Kehumasan akan dilaksanakan selama 7 hari atau 50 jam
pelatihan dari tanggal 23 s.d 29 November 2017 sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
c. Pelaporan
Tahap penyusunan pelaporan Pelatihan Kehumasan adalah:
- Menganalisis hasil kegiatan Pelatihan Kehumasan baik dalam
proses persiapan, pelaksanaan maupun hasil evaluasinya;
- Menyusun laporan pelaksanaan kehumasan. Pelaporan
Pelatihan Kehumasan akan disampaikan setelah 10 hari
pelaksanaan selambatnya tanggal 11 Desember 2017 kepada
Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi.
Matrik tahapan kegiatan adalah sebagai berikut :
Tahap
No Kegiatan
1 2 3
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Evaluasi dan Pelaporan

16
5. TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan Diklat Kehumasan bertempat di Kampus Pusdiklat Tenaga
Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Jl Ir. H.
Djuanda No. 37 Ciputat
6. PENYELENGGARA KEGIATAN
a. Pelaksana
Pelaksana pelatihan kehumasan tahun 2017 adalah bidang
penyelenggaraan Diklat sebagaimana yang ditetapkan dalam Surat
Keputusan Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi
b. Penangggung Jawab
Penanggungjawab pelatihan kehumasan tahun 2017 adalah Kepala
Pusdiklat Tenaga Administrasi

7. JADWAL KEGIATAN
JADWAL DIKLAT KEHUMASAN
PUSDIKLAT TENAGA ADMINISTRASI KEMENTERIAN AGAMA
Ciputat, 23 s.d 28 November 2017
No. Hari/Tanggal Waktu Mata Diklat JP Pengajar/Penceramah
1 Kamis 13.00 - 15.00 Check in Panitia
23-Nov-17 15.00 - 16.00 Istirahat
16.00 - 18.15 Overview Diklat 3 Panitia
18.15 - 19.30 ISHOMA
19.30 - 20.30 Pre-test s.d.a
2 Jumat 08.00 - 08.30 Pembukaan Panitia
Building Learning
24-Nov-17 08.30 - 10.00 2 Pusdiklat T. Adm
Commitment
10.00 - 10.15 Coffee Break
10.15 - 11.00 Lanjutan 1 s.d.a
11.00 - 13.00 ISHOMA
Dasar-dasar
13.00 - 15.15 3 Praktisi Kehumasan
Komunikasi
15.15 - 15.45 Coffee Break
Manajemen Public
15.45 - 18.00 3 Praktisi Kehumasan
Relation
18.00 - 19.30 ISHOMA
19.30 - 21.45 Lanjutan 3 s.d.a

17
3 Sabtu 07.30 - 09.45 Kapita Selekta 3 Kapusdiklat
Kemenag
25-Nov-17 09.45 - 10.00 Coffee Break
10.00 - 12.15 Retorika 3 Praktisi Kehumasan
12.15 - 13.15 ISHOMA
13.15 - 14.00 Lanjutan 1 s.d.a
14.00 - 15.30 Image Building 2 s.d.a
15.30 - 16.00 Coffee Break
16.00 - 17.30 Lanjutan 2 s.d.a
18.15 - 19.30 ISHOMA
19.30 - 21.45 Stakeholder Relations 3 Pusdiklat T. Adm
4 Ahad Mandiri
26-Nov-17
5 Senin 07.30 - 09.45 Lanjutan Stakeholder 3
Pusdiklat T. Adm
Relations
27-Nov-17 09.45 - 10.00 Coffee Break
10.00 - 12.15 Media Handling 3 Praktisi Kehumasan
12.15 - 13.15 ISHOMA
13.15 - 14.45 Lanjutan 2 s.d.a
14.45 - 15.30 Publisitas 1 s.d.a
15.30 - 16.00 Coffee Break
16.00 - 18.15 Lanjutan 3 s.d.a
18.15 - 19.30 ISHOMA
19.30 - 21.45 Publisitas 3 s.d.a
6 Selasa 07.30 - 08.00 Post Test Panitia
28-Nov-17 08.00 - 10.15 Kebijakan 3
Kehumasan
Ka.Biro Humas, Data
(Revitalisasi Peran
dan Informasi
Humas Kementerian
Agama)
10.15 - 10.30 Coffee Break
10.30 – 12.45 Kebijakan 3 Kepala Badan
Manajemen ASN
Kemenag
12.45 - 13.30 ISHOMA
13.30 – 14.15 Evaluasi Program Pusdiklat T. Adm
* 14.15 - 15.00 Penutupan
50 JP

18
8. PEMBIAYAAN
Seluruh pembiayaan Diklat Kehumasan dibebankan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama Tahun Anggaran 2017 Nomor: SP DIPA-
025.1.1.1.426318/2017 tanggal 07 Desember 2016.

9. TOTAL ANGGARAN : Rp 104.295.000 (Seratus Empat Juta Dua


Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah)

Jakarta, November 2017


Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi

Drs. H. Saeroji, MM
NIP. 19590810 197803 1 006

19

Anda mungkin juga menyukai