Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA PEMERINTAH
(LAKIP) TAHUN 2016
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin 105 Makassar. Telp. 0411-853576 Fax (0411)873240


http://bdkmakassar.kemenag.go.id 1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan


Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kami dapat menyusun AKIP/LAKIP Balai Diklat
Keagamaan Makassar Tahun 2016 sebagaimana tuntutan Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, juga
Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksaanaan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di Lingkungan
Kementerian Agama dan PERMENPAN No. 53 tahun 2014.

AKIP/LAKIP ini memuat Rencana Strategis Tahunan (RST), Rencana Kinerja


Tahunan (RKT), Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK), dan Pengukuran Pencapaian
Sasaran (PPS) Balai Diklat Keagamaan Makassar Tahun 2016.

Kami menyadari bahwa AKIP/LAKIP ini belum sempurna dalam rangka


meningkatkan kinerja unit organisasi Balai Diklat Keagamaan Makassar, untuk itu
kritik dan saran dari berbagai pihak dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
AKIP/LAKIP ini sangat kami harapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan AKIP/LAKIP kami
mengucapkan terima kasih, dan semoga AKIP/LAKIP dapat berperan sebagai alat
kendali dan penilai kualitas kinerja serta alat pendorong terwujudnya good
governance dalam perspektif yang lebih luas.

Makassar, Desember 2016


Kepala,

Hj. Musyarrafah Amin, S.Sos, M.si


NIP. 19691106 198911 2 001

i
RINGKASAN EKSEKUTIF

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Makassar yang didirikan dengan


Keputusan Menteri Agama Nomor 18 tahun 1975 dengan nama Balai Penataran
Guru Agama, selanjutnya dengan KMA No. 45 Tahun 1981 berubah nama menjadi
Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan Makassar dan Kemudian dengan KMA No.
1 Tahun 2001 berubah nama menjadi Balai Diklat Keagamaan Makassar.
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Makassar adalah Unit Pelaksana
Teknis Badan Penelitian Pengembagan Agama dan Pendidikan Pelatihan
Keagamaan (Balitbang Agama dan Diktat Keagamaan) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian Pengembagan Agama dan
Pendidikan Pelatihan Keagamaan.
Visi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama periode 2016-2019
adalah ”Terwujudnya bahan penyusunan kebijakan berbasis penelitian dan
pengembangan, dan tersedianya sumberdaya manusia profesional di
lingkungan Kementerian Agama”
Untuk mencapai visi tersebut, Badan Litbang dan Diklat mengembangkan
misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas hasil penleitian dan pengembangan kehidupan
keagamaan;
2. Meningkatkan kualitas hasil penleitian dan pengembangan pendidikan
agama dan keagamaan;
3. Meningkatkan kualitas hasil penleitian dan pengembangan lektur dan
khazanah keagamaan;
4. meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan lektur dan
khazanah pendidikan keagamaan;
5. Meningkatkan kualitas pentashihan, pengkajian, dan sosialisasi Mushaf
Al-Qur'an serta optimalisasi Museum Bayt Al-Qur'an dan Museum
Istiqlal;
6. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan tenaga administrasi;

ii
7. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan tenaga pendidikan dan teknis keagamaan;
8. Meningkatkan kualitas tata kelola Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama; dan
9. Meningkatkan jaringan kelembagaan.

Dalam rangka mengimplementasikan visi dan misi tersebut, perlu


diwujudkan nilai-nilaiKementerian Agama yang dapat dijadikan
pegangan/pedoman bagi penyelenggara diklat dalam melaksanakan setiap
langkahnya, sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Nilai-nilai
tersebut adalah :

 Integritas, yaitu keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan


yang baik dan benar

 Profesionalitas, yaitu bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu


dengan hasil terbaik

 Inovasi, yaitu menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru
yang lebih baik

 Tanggungjawab, yaitu bekerja secara tuntas dan konsekuen

 Keteladanan, menjadi contoh yang baik bagi orang lain

Sebagai bentuk tindak lanjutnya, Balai Diklat Keagamaan Makassar


menetapkan tujuan dan sasaran yang merupakan implementasi dan perwujudan
dari visi guna mencapai misi yang telah ditetapkan.

Tujuan

a. Peningkatan Kualitas penyelenggaraan diklat administrasi

b. Peningkatan Kualitas penyelenggaraan diklat teknis

c. Peningkatan Kualitas SDM penyelenggara diklat

d. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Balai Diklat Keagamaan Makassar

iii
Sasaran

Tujuan yang telah ditetapkan kemudian dijabarkan lebih spesifik dalam


bentuk Sasaran. Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu, yang realistis dan dapat diukur tingkat pencapaiannya
berdasarkanindikator kinerja sasaran.

Sasaran yang ingin dicapai oleh Balai Diklat Keagamaan Makassar adalah
sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah dan mutu diklat tenaga administrasi dan tenaga


teknis pendidikan dan keagamaan

2. Meningkatnya sinergi dan dukungan UPT terhadap program dan kegiatan


Pusdiklat

3. Meningkatnya kompetensi penyelenggara diklat dan widyaiswara

4. Meningkatnya jumlah widyaiswara

5. Meningkatnya pemberdayaan widyaiswara

6. Meningkatnya kerjasama kemitraan dalam upaya pengembangan model


pembelajaran kediklatan

7. Meningkatnya mutu dan ketersediaan sarana pengembangan


pembelajaran

8. Tersedianya dukungan administrasi dalam penyelenggaraan diklat pada


UPT

9. Termanfaatkannya alumni diklat

Upaya mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam Program Balai Diklat
Keagamaan Makassar yaitu “Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan
Pelatihan Kementerian Agama” yang teraktualisasikan ke kegiatan yang berkiblat
pada Rencana StrategisBalitbangdiklat Kementerian Agama tahun 2016-2019,
yaitu : (1) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Administrasi; (2) Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan; (3) Dukungan Manajemen dan

iv
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Litbang dan Diklat; dan (4)
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga TeknisPendidikan.

Adapun gambaran umum tingkat capaian program dan kegiatan tahun 2016
adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Administrasi

Tingkat capaian realisasikegiatan diklat tenaga administrasi adalah 100%


dimana terdapat 19 kegiatan diklat yang terealisasi seluruhnya. Capaian output
pada kegiatan diklat tenaga administrasi adalah 92,8% atau 640 dari 690
peserta diklat yang ditargetkan. Dari segi penyerapan anggaran, persentase
realisasi anggaran kegiatan adalah sebesar 89,26% atau sebanyak Rp.
2.582.994.144,- dari Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp.
2.897.682.000,-

2. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan

Tingkat capaian realisasikegiatan diklat tenaga teknis keagamaan adalah 100%


dimana terdapat 12 kegiatan diklat yang terealisasi seluruhnya. Capaian output
pada kegiatan diklat tenaga administrasi adalah 102% atau 379 dari 370
peserta diklat yang ditargetkan. Dari segi penyerapan anggaran, persentase
realisasi anggaran kegiatan adalah sebesar 78,80% atau sebanyak Rp.
3.269.280.526,- dari Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp.
4.148.919.000,-

3. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan


Litbang dan Diklat

Tingkat capaian realisasikegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan


Tugas Teknis Lainnya adalah 100%. Terdapat penambahan belanja modal pada
bulan Desember sebesar 551.244.000 yang direalisasikan dalam bentuk
pembangunan selasar dan penambahan nilai gedung dan bangunan yang
semuanya telah rampung dilaksanakan. Dari segi penyerapan anggaran,
persentase realisasi anggaran kegiatan adalah sebesar 97,3% atau sebanyak Rp.
10.443.930.553,- dari Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp.
10.126.582.000,-

v
4. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan

Tingkat capaian realisasikegiatan diklat tenaga teknis pendidikan adalah 100%


dimana terdapat 138 kegiatan diklat yang terealisasi seluruhnya. Capaian
output pada kegiatan diklat tenaga administrasi adalah 99,1% atau 5.115 dari
5.160 peserta diklat yang ditargetkan. Dari segi penyerapan anggaran,
persentase realisasi anggaran kegiatan adalah sebesar 85,43% atau sebanyak
Rp. 12.054.586.337,- dari Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar
Rp14.112.987.000,-

Pencapaian dari empat Kegiatan tersebut telah memberikan sumbangsih


yang signifikan terhadap tingkat capaian tujuan dan sasaran. Keberhasilan itu tidak
terlepas dari pengaruh internal dan eksternal yang turut mendukung dan
mengambil bagian dalam pencapaiannya baik itu SDM, stakeholder dan pengguna
lainnya.

Pelaksanaan program tahun 2016 memiliki beberapa hambatan atau


masalah yang perlu mendapat perhatian guna pemecahan dan jalan keluarnya,
yakni :

1) Belum meratanya kesempatan mengikuti diklat

2) Penyelenggaraan diklat belum sepenuhnya berbasis data dan kebutuhan


stakeholder.

3) Penetapan peserta diklat masih belum efektif

4) Beberapa jenis diklat hanya dapat diikuti oleh peserta dari propinsi tertentu
saja akibat keterbatasan anggaran perjalanan.

5) Jumlah widyaiswara masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan kegiatan


diklat, khususnya diklat administrasi.

6) Belum optimalnya pemanfaatan perpustakaan.

7) Belum tersedianya instrumen evaluasi pasca diklat untuk mengukur dampak


diklat terhadap peningkatan kompetensi pegawai yang bersangkutan.

Berangkat dari hambatan dan masalah yang ada, maka pemecahan dan jalan
keluar yang dapat diambil :

vi
1) Meningkatkan kapasitas akomodasi dan ruang kelas, perekrutan widyaiswara,
dan penerapan strategi baru kediklatan.

2) Mengembangkan program-program diklat dengan berbasis data dan kebutuhan


pengguna.

3) Mempersiapkan database kediklatan yang memadai, menyiapkan SOP


pemanggilan peserta, meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan unit
pengguna diklat.

4) Mengoptimalkan pendayagunaan jaringan dan kerjasama kediklatan bagi


peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan diklat, dan peningkatan
sarana dan prasarana pendukung kediklatan.

5) Memprioritaskan penyelenggara untuk memperoleh pembinaan kediklatan


secara memadai.

6) Dukungan program dan anggaran untuk pengembangan dan pemanfaatan


perpustakaan dan laboratorium sangat diperlukan.

7) Menyusun sistem dan lingkungan yang mendukung kepada pemberdayaan


alumni diklat, di samping juga perlu tersedianya payung hukum yang menjadi
landasan pemberdayaan alumni bagi organisasi pengguna diklat.

8) Menyiapkan evaluasi dampak diklat terhadap peningkatan kinerja pegawai


bersangkutan untuk mengukur tingkat keberhasilan penyelenggaraan diklat di
luar kepentingan jumlah (peningkatan siklus) dan kebutuhan administrasi
kepegawaian. Melalui evaluasi ini dapat pula diketahuai tingkat relevansi
program diklat dengan kebutuhan organisasi, ketepatan modul dan materi,
efektivitas penggunaan metodologi dan teknologi yang diterapkan. Hal ini
berdampak kepada belum standarnya penyelenggaraan diklat berikutnya

9) Memberikan motivasi dan mengelola pengembangan kualitas SDM


Widyaiswara yang disesuaikan dengan spesifikasi dan spesialisasinya dan agar
kualitas dapat lebih optimal, seperti memberikan kesempatan untuk mengikuti
diklat fungsional atau TOT serta memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan (S2, S3);

vii
10) Memprioritaskan kegiatan pengembangan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan kediklatan;

11) Meningkatkan kuantitas SDM Penyelenggara sehingga wilayah kerja yang luas,
dapat diantisipasi dalam pengambilan data dan informasi guna mendukung
kegiatan keidklatan;

Laporan akuntabilitas ini merupakan bentuk perwujudan tanggung jawab


dan capaian kinerja Balai Diklat Keagamaan Makassar dalam melaksanakan segala
amanah yang diberikan. Laporan ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran
yang jelas dan tuntas terhadap pertanggungjawaban kinerja Balai Diklat
Keagamaan Makassar.

Harapan kami, laporan inimemberikan data dan informasi mengenai


berbagai permasalahan bagi penentu kebijakan guna pengembangan program ke
depan, sehingga penetapan dan penyusunan program-program di masa yang akan
datang dapat lebih matang, baik dan optimal sehingga tujuan dapat dicapai dengan
lebih efektif, efisien, ekonomis, serta akuntabel dan transparan.

viii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Ringkasan Eksekutif ii
Bab I Pendahuluan 1
Bab II Perencanaan Kinerja 8
Bab III Akuntabilitas Kinerja 9
Bab IV Penutup 29

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dokumen ini merupakan gambaran dari keberhasilan atau kegagalan


setiap pencapaian sasaran strategis Balai Diklat Keagamaan
Makassarberdasarkan hasil pengukuran pencapaian sasaran dan pencapaian
kinerja kegiatan tahun 2016, juga sebagai hasil analisis dan evaluasi atas
keberhasilan/kegagalan setiap pencapaian sasaran, sekaligus sebagai usulan
pemecahan masalah untuk perbaikan berkelanjutan dalam peningkatan
akuntabilitas kinerja tahun berikutnya.
Dalam kaitan ini, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah mewajibkan setiap instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban Instansi Pemerintah yang berisi informasi seputar
capaian dan hambatan pelaksanaan rencana kerja.
Selain itu, LAKIP ini juga ditujukan untuk mendorong instansi
pemerintah melaksanakan Good Governance, sebab LAKIP merupakan dasar
untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematis dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Diklat Keagamaan
Makassarmengacu pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan antara
lain:
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas KKN;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;

1
3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
4. Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama;
5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 53 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 59 tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan
7. Keputusan Menteri Agama Nomor 172 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja di Lingkungan Kementerian Agama
8. Keputusan Kepala LAN No. 589/IX/6/Y/99 tahun 1999 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang
telah disempurnakan dengan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/6/8/2003 tanggal 23 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

B. TUGAS DAN FUNGSI

1. Tugas
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 59 tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Diklat Keagamaan tanggal 14 Juni 2004,
Balai Diklat Keagamaan adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Dan
Diklat Departemen Agama RI berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Badan Litbang dan Diklat Departmen Agama RI.
Balai Diklat Keagamaan Makassar berkedudukan di Makassar dan
mempunyai wilayah kerja meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
Balai Diklat Keagamaan Makassar mempunyai tugas melaksanakan
Diklat Tenaga Administrasi dan Diklat Tenaga Teknis Keagamaan sesuai

2
wilayah kerja yang meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.

2. Fungsi
Selanjutnya, dalammelaksanakan tugas Balai Diklat Keagamaan
menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :
 Perumusan Visi, Misi dan Kebijakan Balai Diklat Keagamaan
 Penyelenggaraan Diklat Tenaga Administrasi dan Tenaga Teknis
Keagamaan
 Pelayanan di bidang Diklat Keagamaan
 Penyiapan dan penyajian laporan hasil pelaksanaan tugas Balai Diklat
Keagamaan
 Pelaksanaan koordinasi dan pengambangan kemitraan dengan satuan
organisasi/satuan kerja dilingkungan departemen agama dan
pemerintah daerah serta lembaga terkait lainnya.

C. SEJARAH DN STRUKTUR ORGANISASI

1. Sejarah Balai Diklat Keagamaan Makassar


Berdasarkan KMA No. 18/1978 tanggal 16 Maret 1978 dengan
persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. B
251./I/MENPAN/3/1978 tanggal 6 Maret 1978, maka didirikanlah Balai
Penataran Guru Agama (BPGA) sebanyak 6 balai yang tersebar di 6
propinsi untuk seluruh wilayah Indonesia, salah satunya adalah BPGA di
Makassar yang mewakili Indonesia bagian Timur di Jl. Sultan Alauddin No.
105 Makassar.
Terjadi perkembangan bahwa di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
terdapat Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) maka Departemen Agama
berdasarkan KMA No. 45/1981 tanggal 23 Mei 1981 diperkuat dengan
KEPMENPAN No. B 504/I/MENPAN/5/1981 Tahun 1981 sekaligus
mencabut KMA No. 18 Tahun 1878 maka ditetapkan pembentukan Balai
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Teknis Keagamaan Departemen Agama

3
yang tersebar pada 12 kota, salah satunya di Makassar sebagai pengganti
BPGA Makassar di Jl. Sultan Alauddin No. 105 Makassar.
Kemudian menyusul KMA No. 59 tahun 2016tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan, maka Balai Diklat
Pegawai Teknis Makassar berubah nomenklatur menjadi Balai Diklat
Keagamaan Makassar.

2. Struktur Organisasi
Guna mengaktualisasikan tugas dan fungsi tersebut, Balai Diklat
Keagamaan Makassar telah memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
Kepala yang dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Diklat
Tenaga Administrasi dan Kepala Seksi Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan.

STRUKTUR ORGANISASI
Balai Diklat Keagamaan Makassar

Kepala
Hj. Musyarrafah Amin, S.Sos, M.Si

Kasubbag TU
Juhrah, S.Sos, M.AP

Kasi Diklat Tenaga Kasi Diklat Tenaga Teknis


Admnistrasi Pendidikan dan
Dra. Hj. Nelly Keagamaan
Drs. Ilham, M.Si

Kelompok Pejabat
Fungsional

D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUE)

Sejumlah permasalahan yang dihadapi di bidang kediklatan, antara


lain :

1) Belum meratanya kesempatan mengikuti diklat. Jumlah pegawai


Kementerian Agama dalam wilayah Kerja Balai Diklat Keagamaan

4
Makassar Tahun 2016berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan dan Pelatihan (SIMDIKLAT) sebanyak 30.130 orang. Jika
idealnya setiap pegawai memperoleh kesempatan mengikuti diklat
minimal 4 tahun sekali atau siklus empat tahunan maka Balai Diklat
harus mampu melaksanakan diklat untuk rata-rata pertahun 7.532
orang. Sampai saat ini, jumlah pegawai yang mengikuti diklat baru
mencapai 2.603 pertahun (diluar diklat prajabatan sebanyak 3.531
orang) atau siklus 10 (sepuluh) tahunan. Kondisi ini menurun dibanding
tahun lalu yaitu masih dalam kisaran 7 (tujuh) tahunan. Belum
meratanya kesempatan mengikuti diklat disebabkan antara lain
terbatasnya jumlah anggaran, belum memadainya kapasitas akomodasi
dan ruang kelas, keterbatasan jumlah widyaiswara, dan belum
optimalnya penerapan strategi baru kediklatan.

2) Penyelenggaraan diklat belum sepenuhnya berbasis data dan kebutuhan


unit-unit pelayanan teknis di lingkungan Kementerian Agama. Kondisi
ini berdampak kepada kurang tepatnya sasaran dan jenis diklat yang
diselenggarakan, belum optimalnya dampak diklat bagi peningkatan
kinerja organisasi. Karena itu, sangat penting unit-unit kediklatan
mengembangkan program-program diklat dengan berbasis data dan
kebutuhan pengguna.

3) Penetapan peserta diklat masih belum efektif. Masih terjadi peserta


yang samamengikuti diklat yang berbeda dalam kurun waktu
berdekatan, atau terjadi pengulangan peserta untuk jenis diklat yang
sama. Hal ini berdampak kepada semakin kecilnya kesempatan
mengikuti diklat bagi pegawai lainnya. Belum efektifnya penetapan
peserta tersebut antara lain disebabkan oleh pemanfaatan database
kediklatan yang belum optimal.

4) Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 59 Tahun 2016 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan
bahwa Balai Diklat Keagamaan Makassar mewilayahi 4 (empat)

5
propinsi. Beberapa jenis diklat hanya dapat diikuti olehpeserta dari
propinsi tertentu saja akibat keterbatasan anggaran perjalanan.

5) Jumlah widyaiswara masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan


kegiatan diklat, khususnya diklat administrasi.

6) Belum optimalnya pemanfaatan perpustakaan. Semakin


berkembangnya tuntutan kompetensi yang diperlukan pegawai, maka
perlu ditumbuhkan minat pegawai untuk memperkaya wawasan.
Disamping itu perpustakaan perlu diisi dengan buku-buku terbaru dan
bermutu.

7) Belum tersedianya instrumen evaluasi pasca diklat untuk mengukur


dampak diklat terhadap peningkatan kompetensi pegawai yang
bersangkutan. Evaluasi ini sangat penting untuk mengetahui tingkat
keberhasilan penyelenggaraan diklat. Melalui evaluasi ini dapat pula
diketahuai tingkat relevansi program diklat dengan kebutuhan
organisasi, kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan, efektivitas
penggunaan metodologi dan teknologi yang diterapkan.

E. SUMBER DAYA MANUSIA

Selanjutnya untuk mewujudkan mekanisme kerja yang harmonis serta hasil


kerja yang optimal dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
mak a penjabaran tugas dan fungsi dituangkan kedalam uraian
tugas (job description) untuk dipedomani oleh seluruh pegawai yang
berjumlah 53 orang : 4 orang Pejabat Struktural; 19 Orang Pejabat
Fungsional Widyaiswara, 1 orang Pejabat Fungsional Pengelola
Pengadaan Barang dan Jasa, dan 27 orang Pejabat Fungsional Umum.

F. SISTEMATIKA PELAPORAN

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan


penjelasanmengenai pencapaian kinerja Balai Diklat Keagamaan Makassar
selama Tahun2016. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2016

6
tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance
agreement) Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap)
bagiperbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian
LaporanAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Diklat
Keagamaan Makassar Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang,


aspekstrategis Balai Diklat Keagamaan Makassar, serta struktur organisasi;

Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan secararingkas dokumen


perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan
anggaran Balai Diklat Keagamaan Makassar Tahun 2016yaitu RENSTRA
Balitbangdiklat Kementerian Agama Tahun 2016– 2019 yang berhubungan
dengan Tugas dan Fungsi Balai Diklat Keagamaan Makassar dan Penetapan
Kinerja Tahun 2016.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan


analisispencapaian kinerja Balai Diklat Keagamaan Makassar dikaitkan
dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis
untuk Tahun 2016

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan


Akuntabilitas Kinerja Balai Diklat Keagamaan Makassar Tahun 2016 dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa
datang

7
8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

1. Visi

Rencana Strategis atau R en s tra adalah proses dan upaya-upaya


terpadu dan komprehensif yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
tahun dengan memperhitungkan potensi dan kelemahan yang dimiliki
serta peluang dan kendala yang mungkin timbul.

Balai Diklat Keagamaan Makassar dalam hal ini mengacu pada Renstra
BALITBANG Kementerian Agama Tahun 2015 – 2019 yang
ditetapkan dengan KEPUTUSAN KEPALA BADAN LITBANG DAN
DIKLATKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIANOMOR 67
TAHUN2015.
Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang dan Diklat Tahun 2015-2019
pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari arah dan kebijakan
pembangunan Nasional di bidang Agama sebagaimana tertuang dalam
Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan Renstra Kementerian Agama
2015-2019 sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor
39 Tahun 2015.

Sebagai salah satu Unit Kerja di lingkungan Kementerian Agama, Badan


Litbang dan Diklat perlu lebih proaktif, kreatif, dan responsif terhadap
dinamika perubahan dan tuntutan di berbagai sektor pelayanan
keagamaan. Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan kontribusi
signifikan bagi tercapainya tata kelola kepemerintahan yang dicita-citakan
masyarakat. Atas dasar itu, pelaksanaan Renstra ini harus bersifat fleksibel,
terukur, dan dapat menjamin keterlaksanaan tugas fungsi kelembagaan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

9
Selanjutnya, sesuai dengan fungsinya, Renstra ini agar dapat
dipedomani oleh setiap unit pelaksana Pusat dan dan UPT di lingkungan
Badan Litbang dan Diklat dalam merumuskan visi dan misi kelembagaan,
arah dan sasaran program, pengembangan strategi kebijakan, dan
penetapan kegiatan tahunan beserta indikator capaiannya periode 2015-
2019.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Makassar adalah Unit


PelaksanaTeknis Badan Penelitian Pengembagan Agama dan Pendidikan
Pelatihan Keagamaan(Balitbang Agama dan Diktat Keagamaan) yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian
Pengembagan Agama dan Pendidikan Pelatihan Keagamaan.

Visi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama periode 2015-


2019 adalah ”Terwujudnya bahan penyusunan kebijakan berbasis
penelitian dan pengembangan, dan tersedianya sumberdaya manusia
profesional di lingkungan Kementerian Agama”

2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Badan Litbang dan Diklat
mengembangkan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan kehidupan


keagamaan;
2. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan pendidikan
agama dan keagamaan;
3. Meningkatkan kualitas hasil penleitian dan pengembangan lektur dan
khazanah keagamaan;
4. meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan lektur dan
khazanah pendidikan keagamaan;
5. Meningkatkan kualitas pentashihan, pengkajian, dan sosialisasi Mushaf
Al-Qur'an serta optimalisasi Museum Bayt Al-Qur'an dan Museum
Istiqlal;

10
6. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan tenaga administrasi;
7. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan tenaga pendidikan dan teknis keagamaan;
8. Meningkatkan kualitas tata kelola Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama;
9. Meningkatkan jaringan kelembagaan.
10. Meningkatkan kualitas tata kelola Badan litbang dan diklat
Kementerian Agama.

Dalam rangka mengimplementasikan visi dan misi tersebut, perlu


diwujudkan nilai-nilaiKementerian Agama yang dapat dijadikan
pegangan/pedoman bagi penyelenggara diklat dalam melaksanakan setiap
langkahnya, sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Nilai-
nilai tersebut adalah :

 Integritas, yaitu keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan


perbuatan yang baik dan benar
 Profesionalitas, yaitu bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu
dengan hasil terbaik
 Inovasi, yaitu menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal
baru yang lebih baik
 Tanggungjawab, yaitu bekerja secara tuntas dan konsekuen
 Keteladanan, menjadi contoh yang baik bagi orang lain

Sebagai bentuk tindak lanjutnya, Balai Diklat Keagamaan Makassar


menetapkan tujuan dan sasaran yang merupakan implementasi dan
perwujudan dari visi guna mencapai misi yang telah ditetapkan.

3. Tujuan

a. Peningkatan Kualitas penyelenggaraan diklat administrasi

11
b. Peningkatan Kualitas penyelenggaraan diklat teknis

c. Peningkatan Kualitas SDM penyelenggara diklat

d. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Balai Diklat Keagamaan Makassar

4. Sasaran

Tujuan yang telah ditetapkan kemudian dijabarkan lebih spesifik


dalam bentuk Sasaran. Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai dalam
kurun waktu tertentu, yang realistis dan dapat diukur tingkat
pencapaiannya berdasarkanindikator kinerja sasaran.

Sasaran yang ingin dicapai oleh Balai Diklat Keagamaan Makassar


adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah dan mutu diklat tenaga administrasi dan tenaga


teknis pendidikan dan keagamaan
2. Meningkatnya sinergi dan dukungan UPT terhadap program dan
kegiatan Pusdiklat
3. Meningkatnya kompetensi penyelenggara diklat dan widyaiswara
4. Meningkatnya jumlah widyaiswara
5. Meningkatnya pemberdayaan widyaiswara
6. Meningkatnya kerjasama kemitraan dalam upaya pengembangan
model pembelajaran kediklatan
7. Meningkatnya mutu dan ketersediaan sarana pengembangan
pembelajaran
8. Tersedianya dukungan administrasi dalam penyelenggaraan diklat
pada UPT
9. Termanfaatkannya alumni diklat

B. RENCANA KINERJA TAHUNAN

Kegiatan merupakan penjabaran dari program tahunan, yaitu


tindakan nyata yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada sebagai upaya untuk mewujudkan

12
sasaran tahunan. Kegiatan ini kinerjanya diukur berdasarkan indikator
kinerja yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kuantitatif dan/atau


kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu kegiatan. Indikator
kinerja kegiatan diperlukan agar setiap kegiatan dapat diukur lebih akurat
dan obyektif. Perumusan indikator kinerja kegiatan harus relevan, terkait
dan dapat digunakan untuk mengukur capaian kegiatan yang telah
ditetapkan. Penetapan indikator kinerja kegiatan tersebut didasarkan pada
perkiraan yang realistis dengan memperhatikan sasaran yang telah
ditetapkan dan data pendukung yang ada. Indikator kinerja kegiatan harus
memenuhi kriteria spesifik dan jelas, dapat diukur secara obyektif, relevan
dengan sasaran yang ingin dicapai.

Indikator kinerja kegiatan dikelompokkan dalam lima kategori yaitu


inputs (masukan), outputs (keluaran), outcomes (hasil).

 Inputs (masukan) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar


pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan dan menghasilkan
outputs yang diharapkan, misalnya sumber daya manusia, dana,
material, waktu, teknologi, dll.

 Outputs (keluaran) yaitu segala sesuatu berupa produk barang/jasa,


fisik/non fisik sebagai hasil langsung dari pelaksanaan kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan.

 Outcomes (hasil) yaitu segala sesuatu sebagai implementasi dari


outputs. Outcomes ini menjadi ukuran seberapa jauh setiap produk
barang/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Dalam rangka merealisasikan rencana program dan anggaran sebut di atas,


pada penghujung tahun 2015Balai Diklat juga telah menetapkan dokumen
Penetapan Kinerja Balai Diklat Keagamaan Makassar Tahun 2016. Inti dari
dokumen tersebut memuat tentang program utama, sasaran, Indikator
Kinerja Outputs, Indikator Kinerja Outcomes, dan anggaran yang akan

13
dilaksanakan Balai Diklat Keagamaan Makassar pada tahun 2016, yang
secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel :

RENCANA KINERJA TAHUNAN


Unit Kerja : Balai Diklat Keagamaan Makassar
Tahun : 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Terselenggaranya Pendidikan Jumlah Pejabat Struktural Eselon 60 Orang
dan pelatihan Tenaga IV yang mengikuti Diklat PIM IV 2 Angktan.
Administrasi bagi pegawai di Jumlah CPNS yang mengikuti Diklat 80Orang
wilayah Kantor Wilayah Prajabatan Golongan III 2 Angkatan.
Kementerian Agama Propinsi Jumlah CPNS yang mengikuti Diklat 3.480 Orang
Sulawesi Selatan, Sulawesi Prajabatan K1/K2 87 Angkatan.
Tengah, Sulawesi Barat, dan Jumlah pegawai tenaga 30 Orang
Sulawesi Tenggara administrasi yang mengikuti diklat 1 Angkatan.
Manajemen BMN
Jumlah pegawai tenaga 60 Orang
administrasi yang mengikuti 2 Angkatan.
bimtek dan ujian sertifikasi ahli
pengadaan barang dan jasa
pemerintah
Jumlah pegawai tenaga 60 Orang
administrasi yang mengikuti diklat 2 Angkatan.
akuntansi akrual

Jumlah pegawai tenaga 480 Orang


administrasi yang mengikuti diklat 12 Angkatan
teknis administrasi di wilayah
kerja
Terselenggaranya Pengembangan 1 Dokumen
Sistem Kediklatan Tenaga
Administrasi Tersusunnya
dokumen pengembangan sistem
kediklatan tenaga administrasi

14
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Terselenggaranya pendidikan Jumlah pegawai bidang teknis 300 Orang
dan pelatihan tenaga teknis keagamaan yang mengikuti diklat 10 Angkatan
keagamaan bagi pegawai di pembentukan jabatan fungsional
wilayah Kantor Wilayah penghulu
Kementerian Agama Sulawesi Jumlah pegawai teknis keagamaan 30 Orang
Selatan, Sulawesi Tengah, yang mengikuti diklat teknis 1 Angkatan
Sulawesi Barat, dan Sulawesi substantif keagamaan peningkatan
Tenggara kompetensi pembina kerukunan
umat beragama
Jumlah pegawai bidang teknis 30 Orang
keagamaan yang mengikuti 1 Angkatan
terselenggaranya diklat teknis
substantif Pembina produk Halal
Tersedianya Dokumen Tersusunnya dokumen Rencana 3 Dokumen
Administrasi Kerja dan Anggaran
Tersusunnya dokumen Rapat 1 Dokumen
Internal Pemantapan Pelaksanaan
Diklat Semester I Th 2016
Tersusunnya dokumen Rapat 1 Dokumen
Internal Pemantapan Pelaksanaan
Diklat Semester II Th 2016
Tersusunnya Dokumen Rapat 1 Dokumen
Koordinasi dan Evaluasi Kediklatan
Tersusunnya Dokumen Laporan 4 Dokumen
Keuangan per triwulan
Tersedianya Dokumen LAKIP 1 dokumen
Terselenggaranya pencetakan tersedianya jurnal ilmiah 2 dokumen
dan penerbitan jurnal ilmiah 'BARUGA"
kediklatan
Terwujudnya SDM Kelitbangan terlaksananya Pembinaan Mental 51 Orang
dan Kediklatan yang Berkualitas dan Bimtek Peraturan /
Kebijakan/Aplikasi Baru.
Terselenggaranya Terbayarnya gaji dan tunjangan 12 Bulan
penyelenggaraan layanan pegawai Balai Diklat Keagamaan
perkantoran tepat waktu dan tercapainya
penyelenggaraan operasinal dan
pemeliharaan perkantoran
Tersedianya Perangkat Jumlah Perangkat Pengolah Data 28 unit
Pengolah Data dan Komunikasi dan Komunikasi
Tersedianya Peralatan dan Jumlah Peralatan dan Fasilitas 8 unit
Fasilitas Perkantoran Perkantoran
Tersedianya Gedung/bangunan Luas gedung/bangunan yang 702 m2
yang berkualitas untuk berkualitas untuk penyelenggaraan
penyelenggaraan kegiatan kegiatan operasional perkantoran
operasional perkantoran dan dan kediklatan
kediklatan

15
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Terselenggaranya Pendidikan Jumlah guru yang mengikuti diklat 150 Orang
dan pelatihan Tenaga Teknis teknis fungsional Pembentukan 5 Angkatan
Pendidikan bagi Guru di Jabatan Fungsional Pengawas
wilayah Kantor Wilayah Jumlah guru yang mengikuti diklat 90 Orang
Kementerian Agama provinsi teknis fungsional Jabatan 3 Angkatan
Sulawesi Selatan, Sulawesi Fungsional Pendidikan Berjenjang
Tengah,Sulawesi Barat, dan Jumlah guru yang mengikuti Diklat 1.090 orang
Sulawesi Tenggara Teknis Substantif Tenaga Pendidik 32 Angkatan
Jumlah guru yang mengikuti Diklat 60 Orang
Teknis Substantif Pembekalan 2 Angkatan
Penugasan Tambahan Kepala
Madrasah
Jumlah guru yang mengikuti Diklat 90 Orang
Teknis Substantif Pembekalan 3 Angkatan
Penugasan Tambahan Kepala
Laboratorium IPA
Jumlah guru yang mengikuti Diklat 90 Orang
Teknis Substantif Pembekalan 3 Angkatan
Penugasan Tambahan Kepala
Perpustakaan
Jumlah guru yang mengikutiDiklat 30 Orang
Teknis Substantif Peningkatan 1 Angkatan
Kompetensi Publikasi Ilmiah Bagi
Pengawas Madrasah / Sekolah

Jumlah Anggaran Kegiatan : Rp. 31.895.539.000,-

16
C. INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR RENCANA KINERJA UTAMA (IKU)


(Lampiran Peraturan Menteri Negara Pan Nomor: Per/20/M.Pan/11/2008 Tanggal: 26
Nopember 2008)

1 Nama Unit Organisasi : BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR


2 Tugas : Melaksanakan Diklat Tenaga Administrasi dan Diklat
Tenaga Teknis Keagamaan sesuai wilayah kerja yang
meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat
3 Fungsi  Perumusan Visi, Misi dan Kebijakan Balai Diklat
Keagamaan
 Penyelenggaraan Diklat Tenaga Administrasi dan
Tenaga Teknis Keagamaan
 Menyelenggarakan koordinasi dan pengembangan
kemitraan dengan satuan organisasi / satuan kerja di
lingkungan Penyiapan dan penyajian laporan hasil
pelaksanaan tugas Balai Diklat Keagamaan
 Menyiapkan dan menyajikan laporan hasil
pelaksanaan tugas Balai Diklat Keagamaan
4 Indikator Kinerja Utama :

No Uraian Alasan Sumber Data


1 2 3 4
Data dari Kanwil dan
Kankemenag Kab/Ko
Pentingnya pejabat eselon IV meningkatkan
Jumlah Pejabat eselon IV yang mengikuti serta UIN dan PTAI di
kualitas komptetensi berbasis kinerja dan
Diklat PIM Tk. IV Sulawesi Selatan,
profesionalitas dalam suatu pelayanan
Tenggara, Tengah dan
Barat
Jumlah pegawai tenaga administrasi yang Pentingnya peningkatan kemampuan Database alumni
mengikuti diklat reguler pegawai / tenaga administrasi kediklatan
Jumlah PNS yang mengikuti Bimtek dan Banyaknya kebutuhan pegawai yang belum
Database alumni
Ujian Sertifikasi Ahli Pengadaan barang dan bersertifikat Ahli Pengadaan Barang Jasa
kediklatan
Jasa Pemerintah Pemerintah
Jumlah pegawai tenaga administrasi yang Pentingnya peningkatan kemampuan Database alumni
mengikuti DDTK pegawai / tenaga administrasi kediklatan
Jumlah pegawai tenaga teknis fungsional Pentingnya peningkatan kompetensi tenaga Database alumni
peningkatan kompetensi keagamaan Teknis Fungsional Keagamaan kediklatan
Jumlah pegawai tenaga teknis substantif Pentingnya peningkatan kompetensi tenaga Database alumni
peningkatan kompetensi keagamaan Teknis Substantif Keagamaan kediklatan
Jumlah pegawai tenaga teknis fungsional Pentingnya peningkatan kompetensi tenaga Database alumni
peningkatan kompetensi pendidikan Teknis Fungsional Pendidikan kediklatan
Pentingnya peningkatan kompetensi tenaga
Jumlah pegawai tenaga teknis fungsional Database alumni
Teknis Fungsional Pembentukan Jabatan
pembentukan jabatan pendidikan kediklatan
Pendidikan
Jumlah pegawai tenaga teknis substantif Pentingnya peningkatan kompetensi tenaga Database alumni
peningkatan kompetensi pendidikan Teknis Substantif Pendidikan kediklatan
Jumlah pegawai tenaga teknis substantif
Pentingnya peningkatan kompetensi tenaga Database alumni
peningkatan kompetensi pendidikan di
Teknis Substantif Pendidikan di wilayah kerja kediklatan
wilayah kerja
Rakor Perencanaan dan Evaluasi Kediklatan Pentingnya koordinasi dengan user dalam Data dari Kanwil dan

17
penyusunan perencanaan dan evaluasi Kankemenag Kab/Ko
kediklatan serta UIN dan PTAI di
Sulawesi Selatan,
Tenggara, Tengah dan
Barat
Pentingnya Orientasi Kegiatan Baru untuk
Orientasi Kegiatan Baru Kepegawaian dan Pegawai Balai Diklat
sosialisasi mengenai Kepegawaian dan
Ortala Keagamaan Makassar
Ortala
Pentingnya melakukan evaluasi kinerja
Pegawai Balai Diklat
Raker Evaluasi Kinerja Pegawai dengan seluruh pegawai terhadap
Keagamaan Makassar
pelaksanaan kegiatan
Widyaiswara dari luar
Pentingnya peningkatan pengetahuan bagi
Seminar Widyaiswara maupun dari Balai Diklat
widyaiswara
Keagamaan Makassar
Dari karya tulis ilmiah
Sebagai sarana untuk menyalurkan karya
pegawai Balai Diklat
Jurnal ilmiah "Baruga" ilmiah pegawai Balai Diklat dan di luar Balai
dan di luar Balai Diklat
Diklat Keagamaan Makassar
Keagamaan Makassar

D. PERJANJIAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang
bertanda tang di bawah ini:

Nama : Hj.Musyarrafah Amin, S.Sos.,M.si


Jabatan : Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Makassar

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Prof. Dr. H. Abd. Rachman, M.A


Jabatan : Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Selaku atasan langsung pihak pertama Selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai
target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari
perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Kepala Badan Litbang dan Diklat


Makassar
, 04 Januari 2016
Kementerian Agama RI Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar

Prof. Dr. H. Abd.Rahman, M.A Hj.MusyarrafahAmin, S.Sos.,M.si


Pihak Kedua Pihak Pertama

18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai


keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian secara
sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang
meliputi indikator inputs, outputs, outcomes, benefits dan impacts. Penilaian
tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah inputs
menjadi outputs atau penilaian dalam proses penyusunan
kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting/strategis dan
berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
kegiatan. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang
diperoleh melalui dua sumber, yaitu data internal yang berasal dari sistem
informasi yang diterapkan pada Balai Diklat Keagamaan Makassar, dan data
eksternal yang berasal dari luar instansi baik data primer maupun data
sekunder.
Pengukuran kinerja mencakup Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)
yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari
masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan; dan Pengukuran
Pencapaian Sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana
tingkat capaian) dari masing-masing indikator sasaran yang telah
ditetapkan sebagaimana dituangkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Berdasarkan sejumlah sasaran strategis yang telah ditetapkan,
pencapaian target dan realisasinya dapat diukur melalui indikator target
dan realisasi, dalam hal ini gambaran pencapaian sebagai berikut :

19
PENGUKURAN RENCANA KINERJA TAHUNAN

Unit Kerja : Balai Diklat Keagamaan Makassar


Tahun : 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %


1 2 3 4 5
Terselenggaranya Jumlah Pejabat Struktural 60 Orang 59 Orang 98,3
Pendidikan dan Eselon IV yang mengikuti 2 Angkatan 2 Angkatan
pelatihan Tenaga Diklat PIM IV
Administrasi bagi Jumlah CPNS yang mengikuti 80 Orang 80 Orang 100
pegawai di wilayah 2 Angkatan 2 Angkatan
Diklat Prajabatan Golongan III
Kantor Wilayah
Kementerian Agama Jumlah CPNS yang mengikuti 3.480 Orang 3.451 Orang 99,2
Propinsi Sulawesi Diklat Prajabatan K1/K2 87Angkatan 87Angkatan
Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi
Barat, dan Sulawesi Jumlah pegawai tenaga 30 Orang 30 Orang 100
Tenggara administrasi yang mengikuti 1 Angkatan 1 Angkatan
diklat Manajemen BMN

Jumlah pegawai tenaga 60 Orang 51 Orang 85


administrasi yang mengikuti 2 Angkatan. 2 Angkatan
bimtek dan ujian sertifikasi
ahli pengadaan barang dan
jasa pemerintah
Jumlah pegawai tenaga 60 Orang 54 Orang 90
administrasi yang mengikuti 2 Angkatan. 2 Angkatan
diklat akuntansi akrual
Jumlah pegawai tenaga 480 Orang 480 Orang 100
administrasi yang mengikuti 12Angkatan 12 Angkatan
diklat teknis administrasi di
wilayah kerja
Tersusunnya Tersusunnya dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 100
dokumen pengembangan sistem
pengembangan kediklatan tenaga
sistem kediklatan administrasi
tenaga administrasi

20
Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Strategis
1 2 3 4 5
Terselenggaranya Jumlah pegawai bidang teknis 300 Orang 309 Orang 103
pendidikan dan keagamaan yang mengikuti 10 Angkatan 1 Angkatan
pelatihan tenaga diklat pembentukan jabatan
teknis keagamaan fungsional penghulu
bagi pegawai di Jumlah pegawai teknis 40 Orang 40 Orang 100
wilayah Kantor keagamaan yang mengikuti 1 Angkatan 1 Angkatan
Wilayah diklat teknis substantif
Kementerian keagamaan peningkatan
Agama Sulawesi kompetensi pembina
Selatan, Sulawesi kerukunan umat beragama
Tengah, Sulawesi Jumlah pegawai bidang teknis 30 Orang 30 Orang 100
Barat, dan keagamaan yang mengikuti 1 Angkatan 1 Angkatan
Sulawesi Tenggara terselenggaranya diklat teknis
substantif Pembina produk
Halal
Tersusunnya dokumen 3 Dokumen 3Dokumen 100
Rencana Kerja dan Anggaran
Tersusunnya dokumen Rapat 1 Dokumen 1 Dokumen 100
Internal Pemantapan
Pelaksanaan Diklat Semester I
Th 2016
Tersusunnya dokumen Rapat 1 Dokumen 1 Dokumen 100
Internal Pemantapan
Tersedianya Pelaksanaan Diklat Semester II
Dokumen Th 2016
Administrasi Tersusunnya Dokumen Rapat 1 Dokumen 1 Dokumen 100
Koordinasi dan Evaluasi
Kediklatan
Tersusunnya Dokumen 4 Dokumen 4 Dokumen 100
Laporan Keuangan per
triwulan
Tersedianya Dokumen LAKIP 1 dokumen 1 Dokumen 100

Terselenggaranya tersedianya jurnal ilmiah 2 dokumen 2 dokumen 100


pencetakan dan 'BARUGA"
penerbitan jurnal
ilmiah kediklatan
Terwujudnya SDM terlaksananya Pembinaan 51 Orang 51 Orang 100
Kelitbangan dan Mental dan Bimtek Peraturan /
Kediklatan yang Kebijakan/Aplikasi Baru.
Berkualitas

21
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5
Terselenggaranya Terbayarnya gaji dan 12 Bulan 12 Bulan 100
penyelenggaraan tunjangan pegawai Balai Diklat
layanan Keagamaan tepat waktu dan
perkantoran tercapainya penyelenggaraan
operasinal dan pemeliharaan
perkantoran
Tersedianya Jumlah Perangkat Pengolah 28 unit 28 unit 100
Perangkat Data dan Komunikasi
Pengolah Data dan
Komunikasi
Tersedianya Jumlah Peralatan dan Fasilitas 8 unit 8 unit 100
Peralatan dan Perkantoran
Fasilitas
Perkantoran
Tersedianya Luas gedung/bangunan yang 702 m2 702 m2 100
Gedung/bangunan berkualitas untuk
yang berkualitas penyelenggaraan kegiatan
untuk operasional perkantoran dan
penyelenggaraan kediklatan
kegiatan
operasional
perkantoran dan
kediklatan
Terselenggaranya Jumlah guru yang mengikuti 150 Orang 150 Orang 100
Pendidikan dan diklat teknis fungsional 5 Angkatan 5 Angkatan
pelatihan Tenaga Pembentukan Jabatan
Teknis Pendidikan Fungsional Pengawas
bagi Guru di Jumlah guru yang mengikuti 90 Orang 88 Orang 97,8
wilayah Kantor diklat teknis fungsional 3 Angkatan 3 Angkatan
Wilayah Jabatan Fungsional Pendidikan
Kementerian Berjenjang
Agama provinsi Jumlah guru yang mengikuti 1.090 orang 1.080 orang 99,1
Sulawesi Selatan, Diklat Teknis Substantif 32 Angkatan 32 Angkatan
Sulawesi Tenaga Pendidik
Tengah,Sulawesi Jumlah guru yang mengikuti 60 Orang 57 Orang 95
Barat, dan Diklat Teknis Substantif 2 Angkatan 2 Angkatan
Sulawesi Tenggara Pembekalan Penugasan
Tambahan Kepala Madrasah
Jumlah guru yang mengikuti 90 Orang 90 Orang 100
Diklat Teknis Substantif 3 Angkatan 3 Angkatan
Pembekalan Penugasan
Tambahan Kepala
Laboratorium IPA

22
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

Jumlah guru yang


mengikuti Diklat Teknis
90 Orang 90 Orang
Substantif Pembekalan 100
3 Angkatan 3 Angkatan
Penugasan Tambahan
Kepala Perpustakaan
Jumlah guru yang 30 Orang 30 Orang 100
mengikutiDiklat Teknis 1 Angkatan 1 Angkatan
Substantif Peningkatan
Kompetensi Publikasi
Ilmiah Bagi Pengawas
Madrasah / Sekolah

B. REALISASI ANGGARAN

Pagu anggaran Balai Diklat Keagamaan Makassartahun 2016terdistribusi


pada Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Agama dengan anggaran Rp.31.895.539.000,-dan direalisasikan
sebesar Rp. 28.346.502.660 (88,87%) sehingga persentase dana yang tersisa
adalah11,13%. Program ini terdiri dari Empatkegiatan sebagaimana terlampir
pada tabel dibawah ini:

Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi Total


Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
2.897.682.000 2.576.869.244 88,93%
Administrasi
Tenaga Administrasi yang Terdidik
2.867.682.000 2.558.182.844 89,21%
dan Terlatih
Dokumen Pengembangan Sistem
30.000.000 18.686.400 62,29%
Kediklatan Tenaga Adm
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 10.735.951.000 10.443.930.553 97,28%
Badan Litbang dan Diklat
Dokumen Administrasi 425.519.000 393.790.600 92,54%
Pencetakan dan Penerbitan 64.120.000 48.617.000 75,82%
SDM Kelitbangan dan kediklatan 119.730.000 91.261.095 76,22%

23
Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi Total
Belanja Pegawai 6.228.082.000 5.991.607.548 96,2%
Belanja Layanan Perkantoran 2.959.125.000 2.993.094.878 100%
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
4.148.919.000 3.269.280.526 78,8%
Teknis Keagamaan
Tenaga Teknis Fungsional
Keagamaan yang Terdidik dan 3.279.494.000 2.858.513.926 87,2%
Terlatih
Tenaga Teknis Substantif
Keagamaan yang Terdidik dan 478.689.000 410.766.600 85,8%
Terlatih
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
14.112.987.000 12.056.422.337 85,4%
Teknis Pendidikan
Tenaga Teknis Fungsional
Pendidikan yang Terdidik dan 1.649.216.000 1.508.051.400 91,4%
Terlatih
Tenaga Teknis Substantif
Pendidikan yang Terdidik dan 79,9%
Terlatih 8.239.806.000 6.582.981.131

Alumni Diklat Prajabatan 2,736,050,000 2,633,656,388 96.26%

Total 31.895.539.000 28.346.502.660 88,87%

C. PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

1. Permasalahan

Sejumlah permasalahan yang masih cukup menghambat pencapaian


kinerja Balai Diklat Keagamaan Makassardalam memberikan dukungan
manajemen dan administratif lainnya antara lain: belum terimplementasikannya
Standard Operating Procedure (SOP) secara menyeluruh dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan dan anggaran;Masih
terbatasnya jumlah pegawai sehingga penempatan pegawai tidak sesuai dengan
disiplin ilmu yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan.

b. Strategi Pemecahan Masalah

Untuk menjawab berbagai permasahan di atas, Balai Diklat Keagamaan


Makassar melakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan pencapaian
rencana dan penetapan indikator kinerja yang telah ditetapkan, antara lain:

24
penguatan kapasitas lembaga, peningkatan kualitas dan integritas aparatur
terutama bagi para pengelola program dan kegiatan, peningkatan sarana dan
prasarana, peningkatan kualitas perencanaan anggaran, melakukan inventarisasi
dan revaluasi BMN, serta optimalisasi pemantauan dan pengendalian
pelaksanaan program. Berbagai usaha tersebut diwujudkan melalui penerapan
tertib administrasi sebagai titik tolak dan indikator penting dalam
penyelenggaraan seluruh kegiatan.

Tertib administrasi yang menjadi fokus utama dalam mendukung


agenda reformasi birokrasi di lingkungan Balai Diklat Keagamaan Makassar
meliputi aspek tertib di bidang penyusunan rencana program anggaran, tertib
di bidang pelaksanaan program anggaran, tertib di bidang pengelolaan BMN,
tertib di bidang monitoring dan pengendalian program, dan tertib di bidang
pelaporan.

a. Tertib Administrasi Dalam Perencanaan. Perencanaan kegiatan tahunan di


lingkungan Balai Diklat Keagamaan Makassar harus sudah mulai dirancang
sejak turunnya Pagu Indikatifsampai pada terbitnya Pagu Definitif. Seringkali
terjadi, perencanaan tidak tertib dan kurang matang karena tidak sesuainya
siklus perencanaan dengan siklus anggaran. Pada sisi lain, berkenaan dengan
pengawalan substansi perencanaan Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar
secara khusus melakukan uji relevansi program di setiap awal tahun.
Sejumlah program yang dipandang kurang relevan segera dilakukan revisi
agar lebih sesuai dengan kebutuhan tugas dan fungsi. Selain dari itu,
berkanaan dengan peningkatan tertib perencanaan, Balai Diklat Keagamaan
Makassar juga telah mengarahkan untuk memedomani Standar Biaya Umum
(SBU) dan Standar Biaya Khusus (SBK) untuk seluruh jenis kegiatan yang ada
di lingkungan Balai Diklat Keagamaan Makassar. Memedomani standar biaya
ini dirasakan sangat penting karena terdapat kecenderungan pengalokasian
anggaraan yang berbeda-beda untuk jenis kegiatan yang sama. Hal ini dapat
menimbulkan permasalahan dan berpotensi menjadi temuan pemeriksaan.

25
b. Tertib dalam Pelaksanaan Program Dan Anggaran. Penyelenggaraan tertib
administrasi bukan hanya soal kelengkapan dokumen pertanggungjawaban,
tetapi lebih dari itu menyangkut soal integritas, moral dan etika. Untuk itu,
setiap tahun Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar menerbitkan Surat
Edaran, dan memberikan penguatan dan pelatihan untuk menjaga
komitmen, inetgritas, dan konsistensi dalam pelaksanaan program dan
anggaran.
c. Tertib Pelaporan dan Pertanggungjawaban. Pelaporan merupakan salah satu
tahap penting dalam proses pelaksanaan program dan anggaran. Tertib
pelaporan ditujukan untuk penerapan suatu sistem yang dipatuhi oleh para
pengelola program dan anggaran dalam menyusun laporan, adanya kejelasan
komponen-komponen utama dalam laporan, siapa yang harus melapor dan
dilapori, serta disiplin waktu pelaporan.
d. Tertib Pengelolaan dan Pendayagunaan SDM. Pengembangan SDM aparatur
dilakukan melalui, antara lain:Pertama, merencanakan kompetensi SDM.
Sistem dan mekanisme pengembangan kompeteni SDM harus dirumuskan
secara tegas dan lugas, mulai dari proses penerimaan CPNS, penempatan,
mutasi, promosi, dan terutama terkait pola pengembangan karier serta
peningkatan kualifikasi SDM, yang dibarengi dengan pemetaan kompetensi
SDM. Kedua, pengorganisasian kompetensi SDM.Organisasi harus melakukan
pengelompokan kompetensi melalui penentuan bidang-bidang kompetensi
inti maupun pendukung yang merupakan cermin kekuatan organisasi. Ketiga,
pengembangan kompetensi dan spesialisasi. Upaya ini dilakukan dengan
melakukan penilaian terhadap kompetensi yang saat inisehingga akan dapat
diketahui gap antara kompetensi yang dimiliki dengan yang diharapkan.
Berdasarkan gap tersebut, kita dapat membangun dan mengembangkan
kompetensi SDM ke arah yang lebih profesional dan proporsional. Keempat,
melakukan evaluasi terhadap kompetensi yang sudah dikembangkan. Upaya
tersebut tentunya harus senantiasa memperhatikan kode etik, peraturan
perundang-undangan, dan kondisi riil SDM Balai Diklat Keagamaan
Makassarsaat ini.

26
e. Tertib Penerapan Disiplin Pegawai. Tertib penerapan disiplin pegawai
ditujukan untuk mendorong setiap pagawai dapat mematuhi ketentuan
yang berlaku di kantor dan kode etik pegawai. Dalam kaitan dengan ini
pembinaan mental pegawai melalui pendekatan keagamaan dalam rangka
membangun suatu kesadaran teologis terhadap tugas-tugas yang diemban
sebagai abdi negara dan masyarakat menjadi sangat penting. Tertib
penerapan disiplin pegawai juga meniscayakan adanya suatu pencatatan
dan absensi yang lebih ketat terhadap kehadiran, perilaku dan sikap
keteladanan yang dimiliki setiap pegawai. Termasuk dalam kategori tertib
ini adalah adanya catatan track record setiap pegawai. Adanya pemberian
tunjangan kinerja yang diperhitungkan berdasarkan jumlah kehadiran
pegawai tentunya memberikan kontribusi yang signifikan pada
peningkatan kehadiran pegawai secara tepat waktu di kantor. Tunjangan
kinerja juga memberikan tambahan motivasi kepada seluruh pegawai
untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya masing-masing.

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi yang diemban Balai Diklat
Keagamaan Makassar ditahun 2016, dalam hal ini mewujudkan capaian
sasaran strategis program jangka menengah dari rencana strategis 2016-2019
dengan parameter yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Meskipun
beberapa kendala sepanjang tahun anggaran muncul baik dari sisi kebijakan
maupun implementasi, secara umum kegiatan dapat dilakukan tanpa kesulitan
berarti.

Seperti yang telah digambarkan sebelumnya, Pagu anggaran Balai


Diklat Keagamaan Makassartahun 2016 terdistribusi pada Program Penelitian
Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama dengan
anggaran Rp.31.895.539.000,-dan direalisasikan sebesar Rp. 28.346.502.660
(88,87%)sehingga persentase dana yang tersisa hanya 11,13%.Program ini
terdiri dari Empat besaran kegiatan, yaitu: (1) Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Administrasi;(2) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan.
(3) Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan
Litbang dan Diklat, dan; (4) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis
Kependidikan.

Secara umum penyerapan anggaran dapat dikatakan baik dan


efektif.Walapupun aspek keuangan bukanlah ukuran utama dalam mengukur
keberhasilan. Meskipun sisi pertanggungjawabannya terbilang sulit dan
memerlukan keakuratan, aspek keuangan pada dasarnya termasuk hal utama
dalam menunjang kesuksesan program.

28
Dalam hal menuju organisasi yang dinamis, diperlukan suatu sistem
pertanggung jawaban kinerja yang baik dan berdaya guna. Format LAKIP yang
berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 53 tahun
2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, demikian pula dengan Keputusan
Menteri Agama Nomor 172 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Kementerian Agama cukup memberikan solusi bagaimana
sebaiknya kinerja organisasi pemerintah itu dibuat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Diklat


Keagamaan Makassar ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan bagi upaya
peningkatan efektifitas, efisiensi, dan akuntabiltas penyelenggaraan kegiatan
pelayanan dan dukungan administratif menuju arah yang lebih baik.

B. Saran

Beberapa saran yang direkomendasikan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Diklat Keagamaan Makassar tahun 2016 ini,
antara lain :

1. Pemberlakuan format LAKIP berdasarkan Peraturan Menteri


Pemberdayaan Aparatur Negara No. 53 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, demikian pula dengan Keputusan Menteri Agama
Nomor 172 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan
Kementerian Agama melalui sebuah kebijakan yang mengikat dilingkungan
Badan Litbang dan Diklat;
5. Memperbaiki kualitas kegiatan dimulai sejak perencanaan sampai pelaporan.
Hendaknya semua tahapan penting dilalui satu persatu, yaitu membaca
Renstra, Membuat Rencana Kerja (Kinerja) Tahunan yang mengacu pada
Renstra kemudian Indikator kinerjanya dibuat, berikutnya menetapkan

29
indikator dan kinerja, selanjutnya diperlukan suatu sistem pengendalian dan
pengorganisasian kegiatan yang mengarah pada sasaran strategis yang telah
ditetapkan, yang berakhir pada suatu pelaporan yang terukur dan bermutu.

30

Anda mungkin juga menyukai