Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN STUDI LAPANGAN

KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
PADA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA BARAT

OLEH :
BASRI, S.Pd (05)

DINAS PENDIDIKAN ACEH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompetensi Pemerintahan sebagai Administrator sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 tentang Kompetensi
Pemerintahan. Dengan penguasaan kompetensi tersebut secara terintegrasi,
diharapkan dapat mewujudkan sosok kepemimpinan berkinerja yang diperoleh
melalui Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) yang diindikasikan dengan
kemampuan yaitu:
1. Membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas, menjunjung tinggi etika birokrasi yang berwawasan kebangsaan;
2. Mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja sesuai bidang tugasnya dengan
melakukan inovasi, kolaborasi dan mengoptimalkan seluruh potensi sumber
daya yang ada.
Pejabat Administrator harus memiliki kemampuan dan kesadaran kepemimpinan
Pancasila dan nasionalisme. Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) bertujuan
untuk mencetak pemimpin yang memiliki kompetensi kepemimpinan manajemen
kinerja dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial administrator. Salah
satu impelementasi dari pengembangan Kompetensi dalam Pelatihan Kepemimpinan
Administrator ini salah satunya adalah melaksanakan tugas studi lapangan.
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan
dengan Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, dan Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi
Jawa Tengah dan Laut Jawa di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan,
serta Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta di sebelah barat. Jumlah penduduk
Jabar sebagaimana tercatat di BPS (2021) sebanyak 48.274.162 jiwa. Jika dirinci,
jumlah penduduk Jawa Barat adalah 24.508.885 berjenis kelamin laki-laki dan
sebanyak 23.765.277 jiwa berjenis kelamin perempuan.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat merupakan unsur Pemerintah Provinsi Jawa
Barat yang diberi tanggung jawab secara teknis dan administrative dalam bidang
pendidikan. Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Barat melalui Sekretaris Daerah
Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 59 Tahun
2017 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor
70 Tahun 2017 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Cabang
Dinas dan Unit.
Adapun yang menjadi Tugas Pokok Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah
melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pendidikan, terkait Pendidikan menengah
dan Pendidikan khusus, meliputi pembinaan sekolah menengah atas, sekolah
menengah kejuruan, Pendidikan khusus serta guru dan tenaga kependidikan yang
menjadi kewenangan provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan
dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta melaksanakan
tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
Sedangkan Fungsi yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
adalah:
a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis urusan pemerintah bidang
Pendidikan menengah dan khusus yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Provinsi;
b) Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Pendidikan menengah dan khusus yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi;
c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas Pendidikan, dan
d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Pada agenda aktualisasi kepemimpinan Pelatihan Kepemimpinan Admistrator


memberikan bekal kepada peserta dengan kemampuan menerapkan kapasitas
kepemimpinan berkinerja tinggi dalam manajemen pelaksanaan kegiatan
pembangunan melalui pengalaman best practices dengan kegiatan studi lapangan.
Pada kegiatan studi lapangan diambil lokus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Pemilihan lokus ini berdasarkan terobosan Jabar Smart Classroom (JSC) yang
merupakan implementasi pembelajaran digitalisasi yang diterapkan pada SMA dan
SMK di Jawa Barat. Dari hasil kunjungan dan penyampaian materi inovasi tentang
Jabar Smart Classroom (JSC) yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat, didapatkan lesson learnt dalam pelayanan public terkait dengan penerapan
pembelajaran melalui system e-learning yang terintegrasi.

1.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penulisan laporan ini memuat Profil Provinsi Jawa Barat terkait visi dan
misi Provinsi Jawa Barat, Profil lnstansi, Organisasi Dinas Pendidikan Jawa Barat yang
memuat tentang Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi di Provinsi Jawa Barat;

1.3 Metode Penulisan dan Penggumpulan Data


Metode penulisan dan pengumpulan data dilakukan melalui:
1. Pengumpulan data melalui:
a. ldentifikasi isu-isu yang mendasari adanya perubahan dan Inovasi
b. mempelajari organisasi best practice
2. Mengumpulkan informasi dengan penyampaian materi terkait penerapan/
aktualisasi inovasi Jabar Smart Classroom (JSC)
3. Melakukan analisis best practice
4. Melakukan implementasi studi lapangan ke best practice

1.4 Hasil dan Manfaat


Hasil studi lapangan diharapkan peserta mampu mengidentifikasi dan menganalisis
data dan informasi serta memperoleh lesson learnt dari Dinas Pendidikan dengan
inovasi Jabar Smart Classroom (JSC) meliputi unsur:
1. Peran Kepimpinan
2. lnovasi Pelayanan
3. Kompetensi dan pemberdayaan SOM
4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan
5. Penerapan Manajemen Kinerja
6. Penerapan Manajemen Risiko
7. Planning & Budgeting
8. Pemanfaatan Teknologi
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

2.1. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat


Dalam lima tahun kedepan Gubernur Jawa Barat telah menetapkan Visi
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.
Jabar Juara Lahir Batin memiliki makna bahwa pembangunan Jawa Barat ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun
batin dalam rangka mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang berdaya saing dan
mandiri. Inovasi adalah bahwa Pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor
dan wilayah didukung dengan Inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas
hidup, dan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan makna Kolaborasi adalah
perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antar tingkatan pemerintahan, antar
wilayah, dan antar pelaku pembangunan untuk memanfaatkan potensi dan peluang
serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan. Untuk mewujudkan
Jabar Juara maka diperlukan pencapaian misi yang mampu menunjang pencapaian visi
secara menyeluruh.
Salah satu misi yang harus dicapai dalam kaitannya dengan pembangunan di
bidang pendidikan adalah “Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia,
dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif”. Misi ini diarahkan
untuk mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas sehingga seluruh rakyat Jawa
Barat dapat menikmati pendidikan dan kesehatan dengan adil dan merata.
Perempuan Jawa Barat mampu mengekspresikan potensi kebaikannya dengan
optimal, dan para pemuda menyadari panggilan jiwanya untuk dapat berperan aktif
mendorong pertumbuhan ekonomi.

2.2. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat merupakan unsur Pemerintah Provinsi Jawa
Barat yang diberi tanggung jawab secara teknis dan administrative dalam bidang
pendidikan. Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Barat melalui Sekretaris Daerah
Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 59 Tahun
2017 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor
70 Tahun 2017 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Cabang
Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah di lingkungan Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor
57 tahun 2017 tentang Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 tahun 2017 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bahwa Susunan
Organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat digambarkan dalam struktur sebagai
berikut:

GAMBAR 1.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
GAMBAR 2.
Bagan Struktur Organisasi
UPTD Tikomdik dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I-XIII
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Tugas Pokok :
Melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pendidikan, terkait
Pendidikan menengah dan Pendidikan khusus, meliputi pembinaan sekolah
menengah atas, sekolah menengah kejuruan, Pendidikan khusus serta guru dan
tenaga kependidikan yang menjadi kewenangan provinsi, melaksanakan tugas
dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang
tugasnya.
Fungsi :
e) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis urusan pemerintah bidang
Pendidikan menengah dan khusus yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah Provinsi.
f) Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Pendidikan menengah dan khusus
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi.
g) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas Pendidikan, dan
h) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
BAB III
LESSON LEARNT

3.1. Umum

Lesson learnt adalah inti dari pengalaman suatu kegiatan, baik itu berupa
proyek, program, event, yang dapat digunakan menjadi pembelajaran pada kegiatan
berikutnya. Selanjutnya setiap orang dan fungsi dari organisasi pasti mempunyai
lessons learnt. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengumpulkan lessons learnt
dari sebanyak mungkin orang yang terlibat di proyek atau kegiatan tersebut. Akan
sangat baik jika lessons learnt itu dibuat secara bottom up, dari level yang paling
bawah dan dikumpulkan setiap level organisasi.

Studi lapangan Pelatihan Kepemimpinan Administrator ini dilaksanakan pada tanggal


4 Oktober hingga 7 Oktober 2022 dan merupakan kerjasama antara Balai
Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh sebagai penyelenggara pelatihan dengan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya lessons learnt dalam laporan ini
diambil pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang ditunjuk untuk studi
lapangan.

Tema studi lapangan PKA Angkatan I Tahun 2022. Yaitu Aceh Peumulia untuk
peningkatan pelayanan publik . Tema ini sesuai dengan pelayanan umum yang
diterapkan di UPTD Tikkomdik Dinas Pendidikan di Provinsi Jawa Barat yang sudah
cukup baik melalui , selain itu perlu dipahami juga bahwa pemulia melalui pelayanan
publik di Dinas Infokom Provinsi Jawa Barat merupakan tafsir pelayanan berbasis E-
government bila dikaitkan untuk kebaikan, kemudahan dan perubahan.

3.2. Profil Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berupaya
membuat teknologi lebih inklusif, simless dan efektif dalam rangka memberikan
layanan belajar mengajar dengan melakukan berbagai inovasi dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembelajaran yang diselenggarakan di SMK dan SMA. Salah
satu inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran salah satunya adalah program Jabar
Smart Classroom (JSC).

Jabar Smart Classroom (JSC) merupakan system pembelajaran e-learning yang


diterapkan di SMA dan SMK sebagai salah satu penunjang pembelajaran. Ide Jabar
Smart Classroom (JSC) berawal dari melihat kondisi siswa/i SMA dan SMK saat ini yang
merupakan generasi Z,yang sudah melek teknologi digital, sehingga untuk menarik
minat mereka, sistem pembelajaran disekolah harus dapat mengadopsi teknologi
digitalisasi.

3.3. Analisa Masalah Kinerja Pelayanan

Beberapa permasalahan-permasalahan terkait kinerja pelayanan pada Dinas


Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang diidentifikasi adalah
a. Merupakan ide yang berasal dari sebuah proyek perubahan
b. Anggaran yang digunakan bergantung kepada dana SCR dalam hal ini Bank Jabar
dimana pemberiannya terbatas
c. Rendahnya kesadaran masyarakat sekolah baik guru maupun murid untuk
menerapkan program tersebut
d. Masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk kesempurnaan aplikasi

3.4. Strategi Penyelesaian Masalah

a. Koordinasi dengan lintas sektor serta upaya dalam kepastian kebijakan pimpinan
dalam bentuk peraturan maupun keputusan gubernur dalam implementasi di
seluruh SMA/SMK di Provinsi Jawa Barat
b. Melakukan pendekatan pendekatan dengan pihak lain antara lain Dikti atau sumber
sumber CSR lainnya.
c. Sosialisasi lebih luas dan memberikan pemahaman lebih detail pentingnya
penerapan aplikasi
d. Tim pengembangan harus dapat memberikan hasil pengembangan dan
pendekatan terbaru unguk bisa mengakomodir aplikasi yang lebih luas
pemanfaatannya
3.5. Tahapan Kegiatan
a. Identifikasi masalah
b. Inovasi regulasi
c. Kolaborasi
d. Inovasi digital

3.6. Sumber Daya


a. SDM berkualitas
b. Inovasi regulasi

3.7. Manajemen Resiko


Manajemen Risiko yang perlu diperhatikan berasal dari dua arah yaitu internal
maupun eksternal. Adapun internal harus diantisipasi Gap yang terjadi antar guru dan
staf administrasi dimana dengan penerapan aplikasi dimaksud, adapun secara
eksternal adalah kekhawatiran kebocoran data yang sering di akses oleh para hacker
baik untuk menyalahgunakan data ataupun hanya untuk bahan uji coba.

Analisis Fishbone terkait penerapan Jabar Smart Classroom yang diterapkan pada
SMA dan SMK di Jawa Barat.
BAB IV
DESKRIPSI ACTION PLAN ADOPSI DAN ADAPTASI DI TEMPAT KERJA

4.1 Data dan Informasi Hasil Studi Lapangan


Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cimahi menjadi pilot project “Jabar
Smart Classroom” (JSC) dan menjadi SMK pusat keunggulan. Bekerja sama dengan
Bank BJB, program JSC diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
4.2 Best Practice yang Ditemukan Sebagai Suatu Analisis yang Patut Ditiru
Data yang di dapatkan dari hasil studi lapangan terdapat pembelajaran yang
sangat baik untuk dapat di tularkan pada instalasi lain yang tentunya dapat
diimplementasikan sesuai kondisi wilayah masing - masing, namun semangat dan
proses serta ketekunan para pengelola program dan jajaran pimpinan patut di
contoh. Dari situasi yang ada yang patut di jadikan pembelajaran antara lain
meliputi:
1) Peran dan Komitmen Pemimpin
Dalam implementasi Jabar Smart Classroom (JSC), pemimpin (Gubernur dan
Kepala Dinas Disdik) sangat mendukung untuk dapat diimplementasikan di
seluruh SMK dan SMA yang berada di Provinsi Jawa barat. Hal ini patut dicontoh,
dimana pemimpin yang memiliki komitmen untuk memajukan daerah yang
dipimpinnya.
2) Inovasi Pelayanan
Merupakan Model inovasi bidang pendidikan terkait digital untuk memudahkan
pembelajaran didalam kelas berupa pengembangan e-learning dan sistem simless
class Inovasi ini untuk jawab perkembangan jaman dan kebutuhan gen Z.
3) Kompetensi Dan Pemberdayaan SDM
Dibutuhkan peningkatan kompetensi dari setiap SDM yang terlibat dalam
penerapan inovasi dan teknologi, sehingga dalam implementasinya, kompetensi
SDM tidak lagi menjadi kendala.
4) Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Dalam implementasi JSC, melibatkan berbagai stakeholder yang memiliki peran
dan fungsi masing-masing (uptd tekkomdik, disdik, kepala sekolah, cabang dinas,
bank jabar, komite sekolah).
5) Penerapan Manajemen Kinerja
Dalam membangun system Jabar Smart Classroom (JSC), diawali dengan
memunculkan ide/konsepsi yang dapat menjawab tantangan destrupsi digital
maupun Industri 4.0, selanjutnya gagasan, Desain dan pengembangan dari system
ini menganut pengembangan yang dinamis dan terus berkembang. Dalam
implementasinya dilakukan setiap tahap perubahan berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi yang dilakukan.
6) Penerapan Manajemen Resiko
Dalam penerapan system Jabar Smart Classroom (JSC), dibutuhkan kemampuan
adaptif dari para guru untuk ikut serta dalam melakukan perubahan mindset.
Sedangkan untuk mengurangi resiko eksternal, dibutuhkan “building data” yang
memastikan tidak terjadi kebocoran database.
7) Planning dan Budgetting
Dalam perencanaan pengembangan Jabar Smart Classroom (JSC), akan
dikembangkan untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh SMA/SMK di Jawa Barat.
Sedangkan pendanaan sifatnya kolaborasi antara Bank Jabar melalui pendanaan
CSR-nya dan Anggaran pemerintah Jabar melalui Dinas Pendidika. Selain itu,
komite sekolah juga berperan dalam penganggaran system ini.
8) Pemanfaatan Teknologi
Jabar Smart Classroom (JSC) merupakan system yang menerapkan Sistem
Informasi digital, dimana secara jaringan terkoneksi di setiap sekolah-sekolah
yang ada di Jabar.

Dalam implementasi pada Dinas Pendidikan Aceh, inovasi digital sangat


dibutuhkan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat cepat berubah . karnanya dukungan pemerintah dan stake holder dan
dukungan digitalisasi sudah menjadi niscaya dalam proses capaian tujuan pemdidikan.
Tahapan kegiatan dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan dalam
penyajian dan pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Aceh, pada
khususnya di Bidang pembinaan SMA dan Bidang SMK yang mencakup pelayan
administrasi dan pelayanan pemberian informasi terkait Manajemen Berbasis
sekolah.
Dinas Pendidikan Aceh, di bidang Pembinaan SMA; Pembinaan SMK; bidang
pembinaan Guru tenaga Kependidikan dan UPT Tekomdik dan seluruh Cabang Dinas
Pendidikan wilayah Kabupaten /Kota se - Aceh, merupakan Sumber daya manusia
yang sangat penting disamping adanya beberapa aplikasi digital yang mudah dan
cepat dalam layanan pendidikan sehingga visi misi pemerintah Aceh menuju Aceh
Carong dapat terwujud.
Adapun keterkaitan dengan tema “Aceh Beumulia Manajemen Pelayanan
Publik” dengan hasil studi lapangan pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
khususnya Jabar Smart Classroom (JSC) sangat mungkin mengadopsi system layanan
pendidikan secara digitalisasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Setiap implementasi suatu kegiatan/program, membutuhkan komitmen yang kuat
dari setiap pemimpin. Kepemimpinan dan komitmen yang kuat menjadi teladan
dan dasar pencapaian kinerja organisasi yang akuntabel.
2. Tahapan Manajemen perubahan terlihat pada Penerapan system Jabar Smart
Classroom, merupakan keberhasilan pemerintah Jawa Barat untuk menjawab
perubahan yang cepat dan massif.
3. Inovasi Jabar Smart Classroom, yang sifatnya terus berkembang berdasarkan
tahapan hasil evaluasi yang dilakukan.
4. Dalam perencanaan dan penganggaran melbatkan berbagai stakeholder, dapat
dilihat dari pendanaan sifatnya kolaborasi antara Bank Jabar melalui pendanaan
CSR-nya dan Anggaran pemerintah Jabar melalui Dinas Pendidikan. Selain itu,
komite sekolah juga berperan dalam penganggaran system ini.

5.2 Saran
1 Dibutuhkan dukungan dan komitmen setiap stakeholder yang terlibat, untuk
dapat memastikan penerapan/implementasi secara massif diseluruh sekolah SMA
maupun SMK yang ada di Provinsi Jawa Barat.
2 Pengembangan Sistem Jabar Smart Classroom, diharapkan juga dapat
dikembangkan pada anak-anak yang berkebutuhan khusus, sehingga system ini
dapat digunakan di SLB.

Anda mungkin juga menyukai