Anda di halaman 1dari 22

TUGAS RESUME SESI 1 ORIENTASI PPPK

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2022

Judul Materi : Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata Kerja


Nara sumber : Drs. Suwoto, M.Pd
Hari/Tanggal : Selasa, 30 Agustus 2022
Pukul : 08.00 – 09.30
Nama Peserta : Narko,S.Pd
NIP : 19861218 202221 1 012
Satuan Kerja : SD Negeri 1 Trisari

ISI RESUME
Latar belakang

Salah satu tujuan yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 adal
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa
pendidikan merupakan unsur yang esensial dalam pembangunan bangsa dan
negara. Secara khusus ukuran kesejahteraan menempatkan pendidikan sebagai
unsur penting dalam indikator keberhasilan pembangunan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 201 tahun 2003


mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan
kehidupan bangsa dan kualitas sumberdaya manusia, mengembangkan manusia
serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan
mandiri,

Pendidikan juga berfokus menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah


air, meningkatkan semangat kebangsaan, wawasan keunggulan, kesetiakawanan
sosial dan kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para
pahlawan serta berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu diperlukan sistem
perencanaan yang terstruktur dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten sehingga capaian cita-cita pendidikan yang makin
bermartabat segera terwujud.

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah


menetapkan kewenangan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah meliputi sub
urusan manajemen pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan


berdasarkan Peraturan Bupati Grobogan Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kedudukan,
Susunan organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja
Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, yang mempunyai tugas pokok :

1. melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan


tugas perbantuan di bidang pendidikan,
2. serta memiliki fungsi sebagai perumus kebijakan teknis Dinas Pendidikan,
sebagai penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum bidang
pendidikan,
3. serta pembina dan pelaksana tugas bidang pendidikan.

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, terdiri dari:

1. Kepala

2. Sekretaris, membawahkan;

a. Sub Bagian Perencanaan


b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Umum

3. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal,
membawahkan:

a. Seksi Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini;

b. Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal; dan

c. Subko Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Pendidikan Ar Usia Dini dan


Pendidikan Non Formal.

4.Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, membawahkan;

a. Seksi Kurikulum dan Penilaian SD;

b. Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SD; dan

c. Subko Kelembagaan, Sarana dan Prasarana SD.

5. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, membawahkan:

a. Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP:

b. Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMP; dan

c. Subko Kelembagaan, Sarana dan Prasarana SMP.

6. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,


membawahkan:

a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan

c. Subko Pembinaan dan Penilaian Kinerja.

7. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu

Rincian tugas pokok dan fungsi dari masing-masing komponen struktur


dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepala Dinas

a. Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan


daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang:
1. pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan non formal,
2. pembinaan Sekolah Dasar (SD),
3. pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
4. peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan


2. pengkoordinasian, pengembangan, dan fasilitasi kegiatan di bidang
pendidikan;
3. pembinaan dan pengendalian kegiatan di bidang pendidikan
4. pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang
pendidikan:
5. pengelolaan kesekretariatan dinas;
6. pengelolaan UPT; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya

2. Sekretariat

Sekretaris dalam melaksanakan tugas pokok, mempunyai fungsi:

1. penyusunan program kerja di bidang kesekretariatan Dinas;


2. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan perumusan kebijakan teknis di
bidang pendidikan;
3. penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan tugas ketatausahaan,
administrasi umum dan surat-menyurat;
4. pengelolaan sarana dan prasarana, perlengkapan, urusan rumah tangga,
protokol, hubungan masyarakat, ketatalaksanaan dinas, hukum, kearsipan,
pengelolaan perencanaan program dan penyusunan pelaporan:
5. pengelolaan keuangan, perjalanan dinas dan pertanggungjawaban keuangan;
6. penyusunan bahan dalam rangka pembinaan teknis fungsional; dan
7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
3. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pend Non Formal

Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non
dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan


pengendalian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal;
2. pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan dan
pengendalian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal;
3. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan di bidang pembinaan
dan pengendalian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non
Formal;
4. pengelolaan dan fasilitasi kegiatan di bidang pembinaan dan pengendalian
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pembinaan dan
pengendalian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal;
dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pembinaan Sekolah Dasar

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar dalam melaksana tugas pokok


melaksanakan fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan sekolah


dasar;
2. pengoordinasian dan pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan sekolah
dasar;
3. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan di bidang pembinaan
sekolah dasar;
4. pengelolaan dan fasilitasi kegiatan di bidang pembinaan sekolah dasar,
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pembinaan sekolah
dasar; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

5. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dalam melaksanakan


tugas pokok melaksanakan fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan Sekolah


Menengah Pertama;
2. pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan di bidang kurikulum dan
penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan
pembangunan karakter Sekolah Menengah Pertama
3. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan di bidang pembinaan
Sekolah Menengah Pertama;
4. pengelolaan dan fasilitasi kegiatan di bidang pembinaan Sekolah Menengah
Pertama;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pembinaan Sekolah
Menengah Pertama; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

6. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependi dalam


melaksanakan tugas pokok dan fungsi melaksanakan fu

1). penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang peningkatan mutu


pendidik dan tenaga kependidikan,

2). pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan di bidang peningkatan mutu


pendidik dan tenaga kependidikan;

3). pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan di bidang peningkatan mutu


pendidik dan tenaga kependidikan;
4). pengelolaan dan fasilitasi kegiatan di bidang peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan;

5),pelaksanaan evaluasi, monitoring, dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan


mutu pendidik dan tenaga kependidikan; dan 6). pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

TATA KERJA

1. Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan


kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.

2. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala


Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT,

3. Kepala Satuan Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha serta Kelompok
Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
secara vertikal dan horisontal baik di lingkungan Dinas maupun antar satuan
organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing masing.

4. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi,
Kepala UPT, Kepala Satuan Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
bertanggungjawab memimpin, mengawas dan mengkoordinasikan bawahan masing-
masing dan berkewajiban memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya, dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah langkah
yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang undangan.

5. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT,
Kepala Satuan Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha serta Kelompok
Jabatan Fungsional wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.

6. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan Satuan Organisasi dibantu oleh


pimpinan unit satuan organisasi bawahannya dan dalam rangka pemberian
bimbingan kepada bawahan, masing-masing pimpinan satuan organisasi
mengadakan rapat secara berkala.
7. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Dinas dari bawahannya wajib diolah
dapat dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk
memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahannya.

8. Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT, Kepala Satuan
Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional
di lingkungan Dinas menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas dan selanjutnya
Sekretaris menyusun laporan berkala Kepala Dinas yang disampaikan kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

9. Kepala Bidang di lingkungan Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan
dalam operasional pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Sekretaris,

10.Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan


wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.

Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan

Pendidikan merupakan bidang pembangunan yang menempati posisi strategis


dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan pembangunan
pendidikan akan mampu memberikan kontribusi bagi terciptanya insan yang mandiri
dan bermartabat.

Pendidikan pada hakekatnya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.

Berikut kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan.

1. Pendidikan Anak Usia Dini

2. Pendidikan Dasar 9 Tahun

a) Angka Partisipasi Sekolah

Pendidikan dasar 9 tahun merupakan wajib belajar bagi masyarakat melalui


program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah yaitu selama 9 tahun.
Pendidikan wajib 9 tahun ini untuk mendorong pada pencapaian pemerataan
pendidikan minimal setara SMP/MTs. Di Kabupaten Grobogan angka partisipasi
sekolah pada pendidikan dasar sudah mencapai 96,74%

Angka Putus Sekolah (APS)

Angka putus sekolah (APS) pada jenjang SMP/MTs di Kabupate Grobogan


yang semakain menurun memberikan kontribusi pada kenaikan angka partisipasi
sekolah, Angka putus sekolah menjadi salah satu bagi peningkatan mutu
pendidikan, relevansi dan daya saing. Untuk jenjang SD-MI, APS relatifi rendah, jauh
dari angka 1 persen Sedangkan untuk SMP-MTS relatif lebih tinggi, yang mendekati
angka 1 persen. Oleh karena itu, betapapun kecilnya prosentasi APS, tetap harus
diminamilisir

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kualifikasi Pendidik

Salah satu indikator guru yang professional adalah guru yang memiliki kualifi sesuai
Standar Nasional Pendidikan, minimal S1. Di Kabupaten Grobogan, guru yang sudah
berkualifikasi S1/D-IV sebagai berikut:

 Guru TK-RA-PAUD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebanyak 1.121


(47,60% Guru SD-MI yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebanyak 6.017
(88%).
 Guru SMP-MTs yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebanyak 3.341(85,10%).
Sementara itu, masih ada guru-guru yang masih berijazah di bawah S-1, di
bawah SLTA, mereka adalah;

guru TK-RA-PAUD 1.224 (52,02%),

Guru SD-MI 772 (11,12%).

Guru SMP-MTs sebanyak 357 (9,09%).

Dengan kondisi tersebut, berarti masih ada kewajiban pemerintah untuk mendorong
pencapaian kualifikasi S-1/D-4 bagi guru-guru tersebut.

Kebutuhan Guru Kelas PNS

Kebutuhan guru kelas PNS di Sekolah Dasar Kabupaten Grobogan sebanyak


4.859 orang. Sementara ini jumlah guru kelas PNS yang tersedia sebanyak 2.409
orang (49,58%). Dengan demikian masih ada kekurangan guru kelas PNS sebanyak
2.450 orang (50,42%).

Rasio Siswa dan Guru

Rasio jumlah guru adalah perbandingan antara jumlah siswa dibanding-kan


dengan jumlah guru. rasio siswa/guru, apabila berdasarkan jumlah keseluruhan guru,
baik guru PNS maupun non PNS sebenamya sudah mencukupi, bahkan melebihi
kebutuhan, apabila mengacu kepada batas minimal jumlah siswa per rombel hanya
20 orang. Karena rata-rata rasio guru dibanding jumlah siswa hanya 1/18,
Persoalannya adalah antara lain persebaran guru yang kurang merata.

Rasio Siswa per Rombel

Rasio ini digunakan untuk melihat tingkat efisiensi setiap rombongan belajar,
rata-rata rasio siswa.per rombel tingkat sekolah dasar cukup ideal, yaitu 1 rombel =
25,6 anak. Rasio siswa rombel yang tertinggi di kecamatan Penawangan, dengan
rasio siswa per rombel 30,4 anak, terendah di Kecamatan Kedungjati dengan rasio
siswa per rombel 20,8 anak

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks pembangunan Manusia adalah angka yang digunakan untuk mengukur


kemajuan pembangunan sumberdaya manusia di suatu wilayah. Unsur pembentuk
IPM terdiri dari tiga bidang yaitu kesehatan, pendidikan dan perekonomian. Indikator
dari bidang kesehatan yaitu usia harapan hidup. sedangkan indikator dari bidang
pendidikan yaitu angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah,
sementara dan bidang perekonomian indikator yang dipergunakan yaitu rata-rata
pengeluaran perkapita.

Harapan Lama Sekolah (HLS)

Perkembangan angka Harapan Lama Sekolah (LS) di Kabupaten Grobogan


menunjukkan perangkatan Pauta tahun 2010, capaian angka HLS adalah 10,44
tahun kemudian meningkat merad 12.25 tahun pada tahun 2015. Ja pato tahun 2010
sampai 2012 capaian HLS Kabupaten Grobogan selau di bawah capaan rata-rata
Jawa Tengah namin pada tahun 2013 dan 2014 angkanya menjadi lebih baik dengan
berada di atas capaian rasa-rata Jawa Tengah Namun kanerja harapan sama
sekolah pada tahun 2015 kemba berada di bawah rata-rata Jawa Tengah
Kondisi ini disebabkan pencapaian pada tahun 2015 rendah kenalannya.
TUGAS RESUME SESI 2 ORIENTASI PPPK
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2022

Judul Materi : Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja


Narasumber : Drs. Suwoto, M.Pd.
Hari/Tanggal : Selasa, 30 Agustus 2022
Pukul : 09.45 – 12.45 WIB
Nama Peserta : Narko, S.Pd.
NIP : 19861218 202221 1 012
Satuan Kerja : SD Negeri 1 Trisari

ISI RESUME

A. Core Value BerAKHLAK Pondasi Prilaku Bagi ASN


 Berorientasi Pelayanan
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
 Akuntabel
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, berdisiplin tinggi dan berintegritas
tinggi
2. Menggunakan kakayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab efektif dan efisien
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
 Loyal
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945, setia
kepada NKRI, serta pemerintahan yang sah (Az Zumar 39: 65, Ali Imron
3:91)
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara (Al
Hujurat 49:12)
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
 Adapatif
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
3. Bertindak proaktif
 Kolaboratif
1. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan dari berbagai sumber daya untuk bersama
 Kompeten
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kwalitas terbaik
 Harmonis
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka Menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondosif
B. BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO 15 TAHUN 2018 TTG BEBAN KERJA
GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
2. Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin dan
mengelola Taman Kanak-Kanak/Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/TKLB)
atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa
(SD/ SDLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah
Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/ SMPLB) atau
bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMK/SMALB) atau
bentuk lain yang sederajat, atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN)
3. Pengawas Sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat
dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.
4. Tatap Muka adalah interaksi langsung antara Guru dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran atau pembimbingan sesuai dengan beban belajar
peserta didik dalam struktur kurikulum.
5. Satuan Administrasi Pangkal yang selanjutnya disebut Satminkal adalah
satuan pendidikan utama yang secara administrasi Guru atau Kepala
Sekolah terdaftar sebagai Guru atau Kepala Sekolah.
6. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan
pendidikan di tingkat daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota.
Pasal 2

(1) Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja
selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan
administrasi pangkal.
(2) Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam kerja efektif dan 2,5 (dua koma lima) jam istirahat.
Pasal 3

(1) Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
efektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) bagi Guru mencakup
kegiatan pokok:
a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru
Pasal 4

(1) Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a meliputi:

a) pengkajian kurikulum dan silabus pembelajaran/ pembimbingan/program


kebutuhan khusus pada satuan pendidikan;
b) pengkajian program tahunan dan semester; dan c. pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan sesuai standar proses atau
rencana pelaksanaan pembimbingan.
(2) Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b merupakan pelaksanaan dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Layanan
(RPL)/Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB).

(3) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipenuhi


paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu dan paling
banyak 40 (empat puluh) jam Tatap Muka per minggu.

(4) Pelaksanaan pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipenuhi


oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi dengan membimbing paling sedikit 5 (lima) rombongan belajar
pertahun.

(5) Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c merupakan proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil


belajar peserta didik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(6) Membimbing dan melatih peserta didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (1) huruf d dapat dilakukan melalui kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan
ekstrakurikuler

(7) Tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai
dengan beban kerja Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e
meliputi:

a. wakil kepala satuan pendidikan;


b. ketua program keahlian satuan pendidikan;
c. kepala perpustakaan satuan pendidikan;
d. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/teaching factory satuan
pendidikan;
e. pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusif atau pendidikan terpadu;
f. tugas tambahan selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai
dengan huruf e yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan.
(8) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(7) huruf a sampai dengan huruf e dilaksanakan pada satuan administrasi


pangkalnya.
Pasal 5

(1) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) huruf a
sampai dengan huruf d diekuivalensikan dengan 12 (dua belas) jam Tatap Muka
per minggu bagi Guru mata pelajaran atau pembimbingan terhadap 3 (tiga)
rombongan belajar per tahun bagi Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pemenuhan beban kerja dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4)

Pasal 6

(1) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) huruf f
meliputi:

a. wali kelas;

b. pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS);

c. pembina ekstrakurikuler;

d. koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)/Penilaian


Kinerja Guru (PKG) atau koordinator Bursa Kerja Khusus (BKK) pada SMK;

e. Guru piket;

f. ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1);

g. penilai kinerja Guru;

h. pengurus organisasi/asosiasi profesi Guru; dan/atau

i. tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan pendidikan


menengah.

(2) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf g dilaksanakan pada satuan administrasi pangkalnya.

(3) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dapat
dihitung sebagai pemenuhan jam Tatap Muka sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. (4) Tugas tambahan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diekuivalensikan secara kumulatif dengan paling
banyak 6 (enam) jam Tatap Muka per minggu bagi Guru mata pelajaran.
(7) Guru yang mendapat tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memenuhi pelaksanaan pembelajaran jam tatap muka paling sedikit 18
(delapan belas) jam Tatap Muka per minggu bagi Guru mata pelajaran atau
paling sedikit membimbing 4 (empat) rombongan belajar per tahun bagi Guru
Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi pada
satuan administrasi pangkalnya.

Pasal 13

(1) Pemenuhan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu
dalam pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) dapat dikecualikan bagi:

a. Guru tidak dapat memenuhi ketentuan minimal 24 (dua puluh empat) jam

Tatap Muka per minggu, berdasarkan struktur kurikulum;

b. Guru pendidikan khusus;

c. Guru pendidikan layanan khusus; dan d. Guru pada Sekolah Indonesia Luar
Negeri (SILN).

(2) Pemenuhan pelaksanaan pembimbingan paling sedikit terhadap 5 (lima)


rombongan belajar per tahun dalam pelaksanaan pembimbingan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) dapat dikecualikan dalam hal
jumlah rombongan belajar dalam satuan pendidikan kurang dari 5 (lima)
rombongan belajar.

[11.10, 30/8/2022] Iftitah Khurrohmah: PP 49/2018 TTG MENEJEMEN PPPK


Penilaian Kinerja PPPK Pasal 35

(1) Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara PPK dengan pegawai yang
bersangkutan.

(2) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi
dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan
perilaku pegawai.
(3) Penilaian kineda PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan.
(4) Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan PyB pada Instansi
Pemerintah masing-masing
(5) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didelegasikan
secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.
(6) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
(7) Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada tim penilai kinerja PPPK.
(8) Hasil penilaian kinerja PPPK dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas
perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan
kompetensi.
(9) PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai kinerja PPPK tidak mencapai
target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dari
PPPK.
Pasal 77 Cuti
Cuti sebagaimana dimaksud pada Pasal 76 ayat (1) terdiri atas:
a. Cuti tahunan;
b. Cuti sakit
c. Cuti melahirkan; dan
d. Cuti bersama.
Pasal 81

PPPK yang menduduki Jabatan guru pada sekolah dan Jabatan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, disamakan dengan PPPK yang telah menggunakan hak
cuti tahunan.

Pasal 83 Cuti

(1) PPPK yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan
melampirkan surat keterangan dokter
(4) Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(5) PPPK yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja.

Pasal 85

PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga yang bersangkutan perlu


mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai dengan berakhirnya masa
hubungan perjanjian kerja.

Pasal 86

PPPK yang menjalankan cuti sakit tetap menerima penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang.

KEPMENDIKBUDRISTEK NO. 262/M/2022 ttg PERUBAHAN ATAS


KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI NOMOR 56/M/2022 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN
KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN

pada lampiran 1

I. Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah sebagai berikut. A. Struktur kurikulum pada PAUD

Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri atas:

1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai


kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Intisari kegiatan
pembelajaran intrakurikuler merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan
"Merdeka Belajar, Merdeka Bermain". Kegiatan yang dipilih harus memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan mampu meningkatkan capaian anak.

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk memperkuat upaya


pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD).
Penguatan profil pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan
tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan alokasi waktu kegiatan di
PAUD.

Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4 (empat) tahun sampai dengan 6


(enam) tahun paling sedikit 900 (sembilan ratus) menit perminggu. Alokasi waktu
di PAUD usia 3 (tiga) tahun sampai dengan 4 (empat) tahun paling sedikit 360
(tiga ratus enam puluh) menit perminggu.

A. Struktur Kurikulum pada Pendidikan Dasar dan Menengah Struktur Kurikulum


pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibagi menjadi 2 (dua)
kegiatan utama, yaitu:

1. pembelajaran intrakurikuler; dan

2. projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada


capaian pembelajaran. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila
ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.

Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran
dalam Jam Pelajaran (JP) pertahun. Satuan pendidikan mengatur alokasi waktu
setiap minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran.

KEPMENDIKBUDRISTEK NO. 262/M/2022 ttg PERUBAHAN ATAS


KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI NOMOR 56/M/2022 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN
KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN

pada lampiran 1

I. Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah sebagai berikut. A. Struktur kurikulum pada PAUD

Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri atas:
1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai


kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Intisari kegiatan
pembelajaran intrakurikuler merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan
"Merdeka Belajar, Merdeka Bermain"…

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;


dan/atau

3. mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai


berikut:

1. Struktur Kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat

Struktur kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat dibagi menjadi 3 (tiga)

fase:

a. Fase A untuk kelas I dan kelas II;

b. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan

c. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran

menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.

Proporsi beban belajar di SD/MI/bentuk lain yang sederajat terbagi menjadi

2 (dua), yaitu:

a.pembelajaran intrakurikuler; dan

b.projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20%


(dua puluh persen) beban belajar pertahun.

Keterangan:

* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing. **Satuan


pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).

* Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun
sebagai mata pelajaran pilihan.

** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal,


dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai