ISI RESUME
Latar belakang
Salah satu tujuan yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 adal
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa
pendidikan merupakan unsur yang esensial dalam pembangunan bangsa dan
negara. Secara khusus ukuran kesejahteraan menempatkan pendidikan sebagai
unsur penting dalam indikator keberhasilan pembangunan.
1. Kepala
2. Sekretaris, membawahkan;
3. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal,
membawahkan:
2. Sekretariat
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non
dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai fungsi:
TATA KERJA
3. Kepala Satuan Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha serta Kelompok
Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
secara vertikal dan horisontal baik di lingkungan Dinas maupun antar satuan
organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing masing.
4. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi,
Kepala UPT, Kepala Satuan Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
bertanggungjawab memimpin, mengawas dan mengkoordinasikan bawahan masing-
masing dan berkewajiban memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya, dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah langkah
yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang undangan.
5. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT,
Kepala Satuan Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha serta Kelompok
Jabatan Fungsional wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.
8. Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT, Kepala Satuan
Pendidikan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional
di lingkungan Dinas menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas dan selanjutnya
Sekretaris menyusun laporan berkala Kepala Dinas yang disampaikan kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
9. Kepala Bidang di lingkungan Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan
dalam operasional pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Sekretaris,
Kualifikasi Pendidik
Salah satu indikator guru yang professional adalah guru yang memiliki kualifi sesuai
Standar Nasional Pendidikan, minimal S1. Di Kabupaten Grobogan, guru yang sudah
berkualifikasi S1/D-IV sebagai berikut:
Dengan kondisi tersebut, berarti masih ada kewajiban pemerintah untuk mendorong
pencapaian kualifikasi S-1/D-4 bagi guru-guru tersebut.
Rasio ini digunakan untuk melihat tingkat efisiensi setiap rombongan belajar,
rata-rata rasio siswa.per rombel tingkat sekolah dasar cukup ideal, yaitu 1 rombel =
25,6 anak. Rasio siswa rombel yang tertinggi di kecamatan Penawangan, dengan
rasio siswa per rombel 30,4 anak, terendah di Kecamatan Kedungjati dengan rasio
siswa per rombel 20,8 anak
ISI RESUME
(1) Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja
selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan
administrasi pangkal.
(2) Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam kerja efektif dan 2,5 (dua koma lima) jam istirahat.
Pasal 3
(1) Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
efektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) bagi Guru mencakup
kegiatan pokok:
a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru
Pasal 4
(6) Membimbing dan melatih peserta didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (1) huruf d dapat dilakukan melalui kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan
ekstrakurikuler
(7) Tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai
dengan beban kerja Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e
meliputi:
(1) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) huruf a
sampai dengan huruf d diekuivalensikan dengan 12 (dua belas) jam Tatap Muka
per minggu bagi Guru mata pelajaran atau pembimbingan terhadap 3 (tiga)
rombongan belajar per tahun bagi Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pemenuhan beban kerja dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4)
Pasal 6
(1) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) huruf f
meliputi:
a. wali kelas;
c. pembina ekstrakurikuler;
e. Guru piket;
(2) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf g dilaksanakan pada satuan administrasi pangkalnya.
(3) Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dapat
dihitung sebagai pemenuhan jam Tatap Muka sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. (4) Tugas tambahan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diekuivalensikan secara kumulatif dengan paling
banyak 6 (enam) jam Tatap Muka per minggu bagi Guru mata pelajaran.
(7) Guru yang mendapat tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memenuhi pelaksanaan pembelajaran jam tatap muka paling sedikit 18
(delapan belas) jam Tatap Muka per minggu bagi Guru mata pelajaran atau
paling sedikit membimbing 4 (empat) rombongan belajar per tahun bagi Guru
Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi pada
satuan administrasi pangkalnya.
Pasal 13
(1) Pemenuhan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu
dalam pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) dapat dikecualikan bagi:
a. Guru tidak dapat memenuhi ketentuan minimal 24 (dua puluh empat) jam
c. Guru pendidikan layanan khusus; dan d. Guru pada Sekolah Indonesia Luar
Negeri (SILN).
(1) Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara PPK dengan pegawai yang
bersangkutan.
(2) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi
dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan
perilaku pegawai.
(3) Penilaian kineda PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan.
(4) Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan PyB pada Instansi
Pemerintah masing-masing
(5) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didelegasikan
secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.
(6) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
(7) Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada tim penilai kinerja PPPK.
(8) Hasil penilaian kinerja PPPK dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas
perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan
kompetensi.
(9) PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai kinerja PPPK tidak mencapai
target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dari
PPPK.
Pasal 77 Cuti
Cuti sebagaimana dimaksud pada Pasal 76 ayat (1) terdiri atas:
a. Cuti tahunan;
b. Cuti sakit
c. Cuti melahirkan; dan
d. Cuti bersama.
Pasal 81
PPPK yang menduduki Jabatan guru pada sekolah dan Jabatan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, disamakan dengan PPPK yang telah menggunakan hak
cuti tahunan.
Pasal 83 Cuti
(1) PPPK yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan
melampirkan surat keterangan dokter
(4) Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(5) PPPK yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja.
Pasal 85
Pasal 86
PPPK yang menjalankan cuti sakit tetap menerima penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang.
pada lampiran 1
Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah sebagai berikut. A. Struktur kurikulum pada PAUD
Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri atas:
Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran
dalam Jam Pelajaran (JP) pertahun. Satuan pendidikan mengatur alokasi waktu
setiap minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran.
pada lampiran 1
Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah sebagai berikut. A. Struktur kurikulum pada PAUD
Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri atas:
1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler.
fase:
2 (dua), yaitu:
Keterangan:
* Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun
sebagai mata pelajaran pilihan.