Anda di halaman 1dari 49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bombana

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk wilayah Kabupaten Bombana

Sulawesi Tenggara merupakan instansi penerintah yang bertanggung jawab

tentang semua hal yang berkaitan dengan pendidikan diwilayahnya. Bertugas

melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten bombana bidang pendidikan

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, serta melaksanakan tugas tugas

lain berkaitan dengan pendidikan yang berkaitan dengan pendidikan yang

diberikan oleh wali kota / Bupati sesuai bidang tugasnya.

Melalui kantor dinas pendidikan dan kebudayaan ini, pemerintah daerah

bidang pendidikan melakukan tugasnya pada wilayah kerjanya.tugas tersebut

mencakup pembantuan urusan pendudukan, pengawasan,penyususnan program

pendidikan daerahnya, menyusun strategi, perumusan kebijakan pendidikan,

hingga memberikan layanan umum dalam hal pendidikan. Dinas ini juga menjadi

pembina dan pemberi izin sekolah dari taman kanak kanak, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga lembaga bimbel.

Ditahun 2004-2009 Dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten

Bomabana ini awalnya bernama Dinas Pendidikan Budaya Pemuda Olahraga dan

Pariwisata atau biasa disebut (DIKBUDPAR) yang berwewenang dalam

69
70

pembentukan dinasti wisata yang ada di wonua bombana. Namun pada tahun

2009-2015 berkaitan dengan berubahnya peratutan Bupati Bombana Nomor 45

tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata

kerja dinas pariwisata, kepemudaan dan olahraga kabupaten bombana, maka dinas

pendidikan dan kebudayaan berubah nama menjadi Dinas pendidikan dan

Kebudayaan dari tahun 2016 sampai sekarang.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui ‘’Pengaruh

Budaya , Kompetensi , dan Motivasi kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana’’

Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri atas beberapa metode,

yaitu metode observasi, metode kusioner wawancara, metode dokumentasi .

metode observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi dinas

meliputi sarana prasarana dinas pendidikan dan kebudayaan, struktur organisasi

pegawai, proses kinerja pegawai dan standar kinerja pegawai, metode kusioner

digunakan untuk mendapatkan sejumlah data atau informasi yang relevan dengan

topik penelitian, metode wawancara digunakan oleh peneliti untuk menambah

data atau informasi secara tidak tertulis serta mendukung atau menguatkan data

yang akan dikelola, sedangkan metode observasi digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui sejarah tertulis dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten bombana,

dan data tentang keadaan pegawai serta foto hasil penelitian.


70

4.2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bomabana

1) Visi

a. Terwujudnya pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas dan

merata.

2) Misi

a. Mewujudkan profesionalisme pendidik dan ketenagaan kependidikan.

b. Mewujudkan pelayanandan melakukan pembinaan bidang pendidika

dan kebudayaaan.

c. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang partisipatif,

transpran dan demokratis dan akuntabel.

d. Meningkatkan mele asmara.

e. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan.

4.3 Struktur Jabatan, Tugas Pokok dan Fungsi

1. kepala dinas

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana

mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang Pendidikan dan

Kebudayaan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kepala

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana menyelenggarakan


70

fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan kebudayaan;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di

bidang pendidikan dan kebudayaan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Pendidikan dan kebudayaan

d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsi dinas.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana memiliki

kewenangan sebagai berikut:

a. penetapan kebijakan operasional pendidikan di kabupaten sesuai dengan

kebijakan nasional dan provinsi berbasis keunggulan lokal;

b. perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

dan pendidikan nonformal sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi

dan nasional;

c. sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat kabupaten.

d. pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar

dan pendidikan non formal;

e. pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan anak usia

dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh

masyarakat;

f. peremajaan data dalam sistem infomasi manajemen pendidikan dan kebudayaan


70

untuk tingkat kabupaten;

g. penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, dan pendidikan non formal sesuai kewenangannya;

h. pembiayaan penjaminan mutu satuan pendidikan sesuai kewenangannya;

i. sosialisasi, koordinasi, supervisi pengembangan dan implementasi kurikulum

yang diberlakukan pada tingkat satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, dan Pendidikan non formal;

j. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan anak usia

dini, Pendidikan dasar dan pendidikan non formal;

k. perencanaan dan pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional Pendidikan

pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non formal;

l. pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar dan pendidikan non formal;

m. membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan dasar dan pendidikan non

formal;

n. koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah;

o. pelaksanaan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar dan pendidikan nonformal; dan /

p. supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan

pendidikan nonformal dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar

nasional pendidikan;
70

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan

program kerja kesekretariatan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11, sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran di

bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan nonformal, dan

kebudayaan serta tugas pembantuan di bidang pendidikan dan kebudayaan;

b. pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan anak Usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan non formal, dan kebudayaan;

c. koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan non formal, dan kebudayaan;

d. koordinasi pengelolaan dan laporan keuangan di lingkungan dinas pendidikan

dan kebudayaan;

e. penyusunan bahan rancangan peraturan perundang- undangan dan fasilitasi

bantuan hukum di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

pendidikan non formal, dan kebudayaan;

f. pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana di lingkungan dinas pendidikan

dan kebudayaan;

g. pengelolaan kepegawaian di lingkungan dinas pendidikan dan kebudayaan

h. penyusunan bahan pelaksanaan urusan tugas pembantuan di bidang pendidikan

dan kebudayaan yang meliputi usul kenaikan pangkat dan peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, serta pendataan pendidikan

menengah dan pendidikan khusus, fasilitasi pelaksanaan akreditasi pendidikan


70

anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non formal;

i. penyiapan bahan rekomendasi izin pendirian dan penutupan satuan pendidikan

anak usia dini, Pendidikan dasar dan Pendidikan non formal dan tugas-tugas

pembantuan lainnya;

j. koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat di

bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan non formal,

dan kebudayaan;

k. koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan non formal, dan

kebudayaan;

l. pengelolaan barang milik daerah di lingkungan dinas pendidikan dan

kebudayaan; dan

m. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan; dan

n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non

Formal

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal

menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan

dibidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana,


70

serta peserta didik dan pembangunan karakter pendidikan anak usia dini

dan pendidikan non formal;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan

dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter

pendidikan anak usia dini, dan pendidikan non formal;

c. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan non

formal;

d. penyusunan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan

satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal;

e. penyusunan bahan pembinaan kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan

sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter

pendidikan anak usia dini, dan pendidikan non formal;

f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kurikulum dan penilaian,

kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan

karakter pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal;

g. pelaporan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana

prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter pendidikan anak

usia dini, dan pendidikan non formal; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya


70

4. Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar

Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,

Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di

bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana, serta

peserta didik dan pembangunan karakter sekolah dasar dan sekolah

menengah pertama;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan

dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

c. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama;

d. penyusunan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

e. penyusunan bahan pembinaan kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan

sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah

dasar dan sekolah menengah pertama; /

f. penyusunan bahan pembinaan bahasa dan sastra daerah yang penuturnya

dalam daerah kabupaten/ kota;


70

g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kurikulum dan penilaian,

kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan

karakter sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

h. pelaporan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana

prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama; dan

i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

5. Bidang Pembinaan Ketenagaan

Bidang Pembinaan Ketenagaan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan

pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar,

sekolah menengah pertama, dan pendidikan non formal, serta tenaga kebudayaan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bidang

Pembinaan Ketenagaan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di

bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia

dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan pendidikan non

formal, serta tenaga kebudayaan;

b. penyusunan bahan kebijakan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga

kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah

pertama, dan pendidikan non formal, serta tenaga kebudayaan;


70

c. penyusunan bahan rencana kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan

pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah dasar, dan Pendidikan

sekolah menengah pertama, dan pendidikan non formal;

d. penyusunan bahan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah dasar, pendidikan sekolah

menengah pertama, dan pendidikan non formal;

e. penyusunan bahan rekomendasi pemindahan pendidik dan tenaga

kependidikan dalam kabupaten/kota;

f. penyusunan bahan pembinaan di bidang tenaga cagar budaya dan

permuseuman, tenaga kesejarahan, tenaga tradisi, tenaga kesenian, dan

tenaga kebudayaan lainnya;

g. penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan

pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan

sekolah dasar, pendidikan sekolah menengah pertama, dan pendidikan non

formal, serta tenaga kebudayaan;/

h. pelaporan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah dasar, pendidikan sekolah

menengah pertama, dan pendidikan non formal, serta tenaga kebudayaan;

dan

i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.


70

6. Bidang Kebudayaan

Bidang Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bidang

Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di

bidang pengelolaan cagar budaya, pengelolaan museum kabupaten/kota,

pembinaan sejarah, pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga

adat, dan pembinaan kesenian; /

b. penyusunan bahan pembinaan di bidang pengelolaan cagar budaya,

pengelolaan museum kabupaten/kota, pembinaan sejarah, pelestarian

tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian;

c. penyusunan bahan pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya

dalam daerah kabupaten/kota;

d. penyusunan bahan pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya dalam

daerah kabupaten/kota;

e. penyusunan bahan pembinaan komunitas dan lembaga adat yang

masyarakat penganutnya dalam daerah kabupaten/kota;

f. penyusunan bahanpembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya dalam

daerah kabupaten/kota;

g. penyusunan bahanpembinaan sejarahlokal kabupaten/kota;

h. penyusunan bahan penetapan cagar budaya dan pengelolaan cagar budaya


70

peringkat kabupaten/kota;

i. penyusunan bahan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar

kabupaten/kota;

j. enyusunan bahan pengelolaan museum kabupaten / kota;

k. penyusunan bahan fasilitasi di bidang pengelolaan cagar budaya,

pengelolaan museum kabupaten/kota, pembinaan sejarah, pelestarian

tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian;

l. penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang pengelolaan cagar

budaya, pengelolaan museum kabupaten/kota, pembinaan sejarah,

pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan

pembinaan keseniany

m. pelaporan di bidang pengelolaan cagar budaya, pengelolaan museum

kabupaten/kota, pembinaan sejarah, pelestarian tradisi, pembinaan

komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian; dan

n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegaiatan

sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

a. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27

terdiri dari sejumlah Aparatur Sipil Negara dalam jenjang jabatan


70

fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang

keahliannya.

b. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipimpin oleh koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional dan

dibantu oleh sub-koordinator sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas

dan fungsi jabatan pimpinan tinggi pratama masing-masing

c. .Koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaksanakan tugas

koordinasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengendalian,

pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pada satu kelompok substansi

pada masing-masing pengelompokan uraian fungsi.

d. Sub koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaksanakan tugas

membantu coordinator dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan

pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pada satu

kolompok substansi pada masing-masing pengelompokan uraian fungsi.

e. Koordinator dan sub-koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan

ayat (4) ditetapkan oleh pejabat Pembina kepegawaian atas usulan pejabat

yang berwenang.

f. Ketentuan mengenai pembagian tugas koordinator dan sub-koordinator

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan oleh Bupati.

.
70

4.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.4 Strukur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kabupaten Bombana.

KEPALA DINAS
70

4.5 Karakteristik Responden

Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai pengaruh budaya

organisasi, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas

pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Bombana, sehingga responden yang

digunakan adalah seluruh pegawai PNS pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana yang berjumlah 31 orang . Dalam melakukan penelitian ini,

dilakukan penyebaran kuesioner sebanyak 31 eksamplar. Dan semua responden

telah mengisi dan mengembalikan kuesioner secara benar. Dari kuesioner yang

telah di isi oleh responden maka diperoleh data identitas dan penyajian data

mengenai identitas responden untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri

dari responden .

Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur,

jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja . Untuk lebih jelasnya di

uraikan sebagai berikut :

4.5.1 Karakteristik Responden Berdsarkan Usia

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia


Tabel Frekuensi Berdasarkan Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 38-43 20 60,6 64,5 64,5
44-49 3 9,1 9,7 74,2
50-55 6 18,2 19,4 93,5
56-60 2 6,1 6,5 100,0
Total 31 93,9 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 31 responden ,

responden yang berusia 38-43 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase 60,6%,
70

responden yang berusia 44-49 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 9,1%,

responden yang berusia 50-55 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 18,2%,

sedangkan responden yang berusia 56-60 sebanyak 2 orang dengan persentase

6,1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih banyak di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana dengan umur 38-43 tahun.

4.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki laki 15 45,5 48,4 48,4
Perempuan 16 48,5 51,6 100,0
Total 31 93,9 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa responden jenis

kelamin laki laki berjumlah 15 orang dengan persentase 45,5% , dan responden

perempuan berjumlah 16 orang dengan persentase 48,5% , sehingga dapat kita

simpulkan bahwa responden yang bekerja di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana didominasioleh jenis kelamin perempuan dimana frekuensi

prempuan berjumlah 16 orang atau sebesar 48,5%, sedangkan frekuensi laki laki

berjumlah 15 orang atau sebesar 45,5%.

4.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Responden Tabel 4.3 Berdasarkan Pendidikan


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid S2 9 27,3 29,0 29,0
S1 20 60,6 64,5 93,5
D3 2 6,1 6,5 100,0
Total 31 93,9 100,0
70

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas

diperoleh hasil untuk jenjang pendidikan S2 berjumlah 9 orang dengan persentase

27,3% , jenjang pendidikan S1 berjumlah 20 orang dengan persentase 60,6%,

sedangkan jenjang pendidikan D3 berjumlah 2 orang dengan persentase6,1%,

maka dapat di simpulkan bahwa jumlah responden S1 lebih banyak dari jenjang

pendidikan S2 dan D3, sehingga dari hasil analisis dapat diketahui bahwa

responden di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bombana di

dominasi jenjang pendidikan S1.

4.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa kerja

Tabel 4.4 Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 15-20 18 54,5 58,1 58,1
21-25 5 15,2 16,1 74,2
26-30 5 15,2 16,1 90,3
31-35 3 9,1 9,7 100,0
Total 31 100,0 100,0

Dari tabel 4.4 diatas dapat kita kita lihat bahwa sebagian responden telah

bekerja dalam rentang 15-20 tahun sebanyak 18 orang dengan persentase 54,5%,

dan 5 responden diketahui telah bekerja dalam rentang 21-25 tahun . Selain itu

terdapat 5 responden yang telah bekerja dalam rentang 26-30 tahun, dan hanya

sedikit yang bekerja bekerja dalam rentang 31-35 tahun yaitu sebanyak 3 orang .

informasi tersebut dapat dimaknai bahwa sebagia besar pegawai PNS yang
70

bekerja di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah

Memiliki pengalaman kerja yang paling dominan, yaitu 15-20 tahun (54,5%).

4.6 Deskriptif Variabel Penelitian

Deskriptif variabel penelitian bertujuan untuk mempresentasikan

menegenai distribusi frekuensi jawaban responden dari data yang telah diperoleh

melalui kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan

skala likert untuk menyatakan pengaruh budaya organisasi kompetensi dan

motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas pendidikan dan kebudayaan

kabupaten bombana. Dalam memeberikan makna yang empiris variabel penelitian

ini mengadopsi prinsip dari pembobotan yang di kemukakan sugiyono (2011).

Nilai rata rata pembobotan atau nilai skor jawaban responden yang diperoleh

diklasifikasi kedalam rentang skala kategori nilai yang disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 4.5 Penentuan Kategori Rata Rata Skor Pernyataan

No Nilai Rata Rata Skor Jawaban Makna Kategori/Interpretasi


1 1,00-1,79 Sangat Rendah/Tidak Baik
2 1,80-2,61 Rendah/Kurang Baik
3 2,62-3,40 Cukup Tinggi/Cukup Baik
4 3.41-4,21 Tinggi/Baik
5 4,22-5.00 Sangat Tinggi/Sangat Baik
70

4.6.1 Deskripsi Variabel Budaya Organisasi ( X1 )

Tabel 4.6 Persepsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya


Organisasi
Jawaban Responden
Indikator Item STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Mean Kategori
F % F % F % F % F %
X1,1 0 0 0 0 5 16,1 25 80,6 1 3,2 3,87 Baik
Inisiatif individu X1.2 0 0 0 0 6 19,4 24 77,4 1 3,2 3,84 Baik
Rata Rata Indikator 3,86 Baik
X1.3 0 0 0 0 2 6,6 26 83,9 3 9,7 4,03 Baik
Pengarahan X1.4 0 0 0 0 6 19,4 24 77,4 1 3,2 3,84 Baik
Rata Rata Indikator 3,94 Baik
X1.5 0 0 0 0 1 3,2 22 71 8 25,8 4,23 Sangat Baik
Integrasi X1.6 0 0 0 0 4 12,9 26 83,9 1 3,2 3,9 Baik
Rata Rata Indikator 4,07 Baik
X1.7 0 0 0 0 2 6,6 22 71 7 22,6 4,16 Baik
Dukungan Manajemen X1.8 0 0 0 0 4 12,9 25 80,6 2 6,5 3,94 Baik
Rata Rata Indikator 4,05 Baik
X1,9 0 0 0 0 5 16,1 23 74,2 3 9,7 3,94 Baik
Kontrol X1,10 0 0 0 0 9 29 21 67,7 1 3,2 3,74 Baik
Rata Rata Indikator 3,84 Baik
X1.11 0 0 0 0 3 9,7 26 90,3 0 0 3,9 Baik
X1.12 0 0 0 0 4 12,9 27 87,1 0 0 3,87 Baik
Pola Komunikasi Rata Rata Indikator 3,89 Baik

Rata Rata Indikator 3,94 Baik

Dari tabel 4.6 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah keseluruhan rata rata

item untuk buadaya organisasi (X1) yaitu sebesar 3,94. Nilai tersubut termasuk

dalam kategori baik, artinya dari data diatas menandakan bahwa sebagian besar

pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana

telah menerapkan budaya organisasi dengan baik. Atau dengan kata lain bahwa

sebagian besar pegawai PNS yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana telah menerapkan budaya organisasi dalam meningkatkan

kinerja pegawai yang bersangkutan.

Dari semua indikator yang membentuk variabel Budaya Organisasi

nampak bahwa, indikator yang paling mendominasi yaitu integrasi dengan skor

rata rata 4,07, hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar pegawai yang bekerja
70

di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah menerapkan

integrasi dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Dalam kajian ini nampak bahwa indikator yang menempati urutan kedua

adalah Dukungan Manajemen (X1.4) dimana jumlah rata rata sebesar 4,05 dan

masuk dalam kategori baik , ini menandakan bahwa, sebagian besar pegawai yang

bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah

menerapkan dukungan manajemen dengan baik dalam meningkatkan kinerja

pegawai, atau dengan kata lain sebagian besar pegawai yang bekerja di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten bombana mampu menerapkan dukungan

manajemen agar lebih mudah dalam menjalankan tugas tugasnya untuk mencapai

hasil kinerja yang maksimal.

Selanjutnya ialah indikator yang ikut berkontribusi dalam pembentukan

budaya organisasi adalah inisiatif individu (X1.1) dengan skor rata rata sebesar

3,86, dan skor tersebut masuk dalam kategori baik. Yang menandakan bahwa

sebagian besar Pegawai yang bekerja di Dinas Pendikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana telah menerapkan inisiatif individu dalam meningkatkan

kinerja pegawai.

Selanjutnya adalah indikator yang membentuk variabel budaya organisasi

adalah pengarahan (X1.2) dengan skor rata rata sebesar 3,94 dan termasuk dalam

kategori baik , hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar pegawai yang

bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah

menerapkan pengarahan yang baik dalam mmeningkatkan kinerja pegawai.


70

Selanjutnya adalah indikator yang ikut berkontribusi dalam membentuk

budaya organisasi adalah kontrol (X1.5) dengan skor rata rata sebesar 3,84, dan

termasuk dalam kategori baik hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar

pegawai yang bekerja di Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana

telah menerapkan pengontrolan dalam meningkatkan kinerja pegawai atau dengan

kata lain sebagian besar pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Bombana telah mampu menerapkan budaya organisasi

dengan menjalankan kontrol dengan baik.

Selanjunya adalah indikator yang terakhir yang membentuk budaya

organisasi adalah pola komunikasi , pola komunikasi merupakan unsur sangat

penting karna dengan adanya pola komunikasi yang baik dapat meningkatkan

kerja sama antar pegawai sehingga dalam melaksanankan tugas tugas pekerja

dapat bekerja dengan baik. Dalam tabel diatas terlihat bahwa jumlah skor rata rata

indikator pola komunikasi (X1.6) yaitu sebesar 3,89 dan termasuk dalam kategori

baik, hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar pegawai yang bekerja pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah menerapkan pola

komunikasi yang baik dalam meningkatkan kinerja pegawai bersangkutan , baik

komunikasi atasan dengan anggota, anggota dengan anggota, dan bahkan

komunikasi dengan masyarakat.


70

4.6.2 Deskripsi Variabel Kompetensi

Tabel 4.7 Persepsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompetensi

Jawaban Responden
Indikator Item STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Mean Kategori
F % F % F % F % F %
X2,1 0 0 0 0 2 6,6 28 90,3 1 3,2 3,97 Baik
Karakter Pribadi X2.2 0 0 0 0 5 16,1 23 74,2 3 9,7 3,94 Baik
Rata Rata Indikator 3,96 Baik
X2.3 0 0 0 0 5 16,1 22 71 4 12,9 3,97 Baik
Konsep Diri X2.4 0 0 0 0 12 38,7 18 58,1 1 3,2 3,65 Baik
Rata Rata Indikator 3,81 Baik
X2.5 0 0 0 0 7 22,6 24 77,4 0 0 3,77 Baik
Pengetahuan X2.6 0 0 0 0 7 22,6 22 71 2 6,5 3,84 Baik
Rata Rata Indikator 3,81 Baik
X2.7 0 0 0 0 4 12,9 26 83,9 1 3,2 3,9 Baik
Keterampilan X2.8 0 0 0 0 8 25,8 20 64,5 3 9,7 3,84 Baik
Rata Rata Indikator 3,87 Baik
X2.9 0 0 0 0 4 12,9 21 67,7 6 19,4 4,06 Baik
X2.10 0 0 0 0 7 22,6 24 77,4 0 0 3,77 Baik
Motivasi Rata Rata Indikator 3,92 Baik
Rata Rata Indikator 3,87 Baik

Dari tabel 4.7 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah skor rata rata indikator

kompetensi (X2) yaitu sebesar 3,87 dan skor tersebut masuk dalam kategori baik

yang menandakan bahwa sebagian besar pegawai yang bekerja di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah menerapkan segala

kompetensi yang dimiliki dalam meningkatkan kinerja pegawai untuk mencapai

visi misi organisasi yang lebih baik.

Kemudian pada tabel diatas dapat kita lihat tedapat indikator yang paling

mendominasi yaitu indikator karakter pribadi (X2.1) dengan skor jumlah rata rata

yaitu sebesar 3,96 % dan termasuk dalam kategori baik, artinya bahwa sebagian

besar pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana telah

menerapkan motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam rangka

mencapai tujuan organisasi tersebut.


70

Selanjutnya indikator yang membentuk variabel kompetensi adalah konsep

diri (X2.2) dengan skor rata rata yaitu sebesar 3,81 dan termasuk dalam kategori

baik. Dari uraian diatas menandakan bahwa sebagian besar pegawai atau

responden telah menerapkan konsep diri untuk menunjang peningkatan kinerja

pegawai

Selanjutnya indikator yang menempati urutan selanjutnya adalah indikator

pengetahuan (X2.3) dengan jumlah skor rata rata yaitu sebesar 3,81%, dan

termasuk dakam kategori baik. Ini berarti mendakan bahwa mayoritas pegawai

atau responden yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Bombana memiliki pengetahuan yang baik dalam dalam menjalankan tugas tugas

yang telah diberikan.

Selanjutnya indikator keterampilan (X1.4) berada pada posisi selanjutnya

dengan skor rata rata sebesar 3,87% dan termasuk dalam kategori yang baik.Ini

berarti bahwa mayoritas pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Bombana telah memiliki keterampilan yang baik untuk

mencapai hasil kinerja yang maksimal.

Selanjutnya indikator Motivasi (X2.5) dengan skor rata rata yaitu sebesar

3,92. Ini berarti bahwa mayoritas pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Bombana telah memiliki motivasi yang baik dalam

menjalankan tugas tugas yang diberikan.


70

4.6.3 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja

Tabel 4.8 Persepsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja

Jawaban Responden
Indikator Item STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Mean Kategori
F % F % F % F % F %
X3,1 0 0 0 0 1 3,2 29 93,5 1 3,2 4 Baik
Kebutuhan Fisiologi X3.2 0 0 0 0 3 9,7 15 48,4 1 3,2 4,32 Sangat Baik
Rata Rata Indikator 4,16 Baik
X3.3 0 0 0 0 5 16,1 24 77,4 2 6,5 3,9 Baik
Kebutuhan Rasa Aman X3.4 0 0 0 0 0 0 22 71 9 29 4,29 Sangat Baik
Rata Rata Indikator 4,10 Baik
X3.5 0 0 0 0 2 6,5 26 83,9 3 9,7 4,03 Baik
Kebutuhan Sosial X3.6 0 0 0 0 1 3,2 15 48,4 15 48,4 4,45 Sangat Baik
Rata Rata Indikator 4,24 Sangat Baik
X3.7 0 0 0 0 1 3,2 17 54,8 13 41,9 4,39 Sangat Baik
X3.8 0 0 0 0 0 0 30 96,8 1 3,2 4,03 Baik
Kebutuhan Penghargaan Rata Rata Indikator 4,21 Baik
Rata Rata Indikator 4,18 Baik

Pada tabel 4.8 diatas terlihat jumlah rata rata item untuk variable motivasi

kerja yaitu 4,18 dengan kategori baik. Nilai tersebut menandakan bahwa

mayoritas pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Bombana telah memiliki motivasi kerja yang baik. Selain itu pada tabel diatas

terdapat indikator yang palimg mendominasi diantara indikator lainnya adalah

kebutuhan sosial (X3.3) dengan rata rata 4,24, kebutuhan fisiologi (X3.1) dengan

rata rata sebesar 4,13, kebutuhan rasa aman (X3.2) dengan rata rata 4,10, dan

kebutuhan penghargaan (X3.5) dengan skor 4,21. Ini berarti bahwa mayoritas

responden atau pegawai yang bekerja di dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana cukup puas dengan motivasi kerja yang diberikan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana dalam mencapai visi misi

organisasi serta meningkatkan kinerja pegawai tersebut.


70

4.6.4 Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai

Tabel 4.9 Persepsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai

Jawaban Responden
Indikator Item STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Mean Kategori
F % F % F % F % F %
Y1.1 0 0 0 0 2 6,5 23 74,2 6 19,4 4,13 Baik
Orientasi Pelayanan Y1.2 0 0 0 0 0 0 17 54,8 14 45,2 4,45 Sangat Baik
Rata Rata Indikator 4,29 Sangat Baik
Y1.3 0 0 0 0 1 3,2 24 77,4 6 19,4 4,16 Baik
Komitmen Y1.4 0 0 0 0 1 3,2 28 90,3 2 6,5 4,03 Baik
Rata Rata Indikator 4,10 Baik
Y1.5 0 0 0 0 1 3,2 25 80,6 5 16,1 4,13 Baik
Inisiatif Kerja Y1.6 0 0 0 0 2 6,5 19 61,3 10 32,3 4,26 Sangat Baik
Rata Rata Indikator 4,20 Baik
Y1.7 0 0 0 0 0 0 21 67,7 10 32,3 4,32 Sangat Baik
Y1.8 0 0 0 0 0 0 21 67,7 10 32,3 4,32 Sangat Baik
Kerja Sama Rata Rata Indikator 4,32 Sangat Baik
Total Rata Rata Indikator 4,23 Sangat Baik

Pada tabel 4.9 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah rata rata item untuk

varibel kinerja pegawai (Y) yaitu 4,23 dan masuk dalam kategori sangat baik. Ini

berarti bahwa mayoritas pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Bombana telah memiliki kinerja yang sangat baik atau

dengan kata lain pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana memiliki kemampuan dalam mengorientasikan pelayanan ,

komitmen, inisitiatif kerja serta kerja sama yang baik dalam melaksanakan tugas

tugas yang diberikan.

Selanjutnya indikator yang membentuk variabel kinerja pegawai (Y)

adalah orientasi pelayanan (Y1.1) dengan skor rata rata 4,29, komitmen (Y1.2)

dengan skor rata rata 4,10, inisiatif kerja (Y1.3) dengan skor 4,20, dan kerja sama

(Y1.4) dengan skor rata rata sebesar 4,32. Dari uraian diatas dapat kita simpulkan

bahwa mayoritas pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana telah memiliki atau menerapkan kinerja pegawai yang baik.
70

4.7 Uji Instrumen

4.7.1 Uji validitas


Menurut Sugiono (2007) apabila nilai koefisien korelasi > 0,300 maka
dapat dikatakan bahwa instrumen atau item pada peneletian dinyatakan valid.

1. Budaya Organisasi

Uji validitas Budaya Organisasi

NO Pernyataan Koefisien Korelasi Sigfinikansi Keterangan


1 x1.1 ,428* 0,016 Valid
2 x1.2 ,378* 0,036 Valid
3 x1.3 ,477** 0,007 Valid
4 x1.4 ,378* 0,036 Valid
5 x1.5 ,434* 0,015 Valid
6 x1.6 ,414* 0,021 Valid
7 x1.7 ,370* 0,040 Valid
8 x1.8 ,396* 0,027 Valid
9 x1.9 ,550** 0,001 Valid
10 x1,10 ,387* 0,032 Valid
11 x1.11 ,394* 0,028 Valid
12 x1.12 ,359* 0,048 Valid

Berdasarkan data uji validitas variabel budaya organisasi, diketahui bahwa

nilai uji validitas > 0,300 maka dapat dikatakan bahwa item variabel budaya

organisasi dinyatakan valid.

2. Kompetensi
Uji validitas Kompetensi
NO Pernyataan Koefisien Korelasi Sigfinikansi Keterangan
1 x2.1 ,485** 0,006 Valid
2 x2.2 ,456** 0,010 Valid
3 x2.3 ,487** 0,005 Valid
4 x2.4 ,538** 0,002 Valid
5 x2.5 ,602** 0,000 Valid
6 x2.6 ,533** 0,002 Valid
7 x2.7 ,544** 0,002 Valid
8 x2.8 ,404* 0,024 Valid
9 x2.9 ,436* 0,014 Valid
10 x2.10 ,367* 0,042 Valid
70

Berdasarkan uji validitas variabel kompetensi diatas, diketahui bahwa nilai

uji validitas > 0,300 maka dapat dikatakan bahwa item variabel kompetensi

dinyatakan valid.

3. Motivasi Kerja

Uji validitas motivasi kerja

NO Pernyataan Koefisien Korelasi Signifikansi Keterangan


1 y1.1 ,467** 0,004 Valid
2 y1.2 ,488** 0,005 Valid
3 y1.3 ,395* 0,028 Valid
4 y1.4 ,412* 0,021 Valid
5 y1.5 ,412* 0,021 Valid
6 y1.6 ,643** 0,000 Valid
7 y1.7 ,566** 0,001 Valid
8 y1.8 ,490** 0,005 Valid

Berdasarkan uji validitas variabel motivasi kerja , diketahui bahwa nilai uji

validitas > 0,300 maka dapat dikatakan bahwa item variabel motivasi kerja

dinyatakan valid

4. Kinerja
Uji validitas Kinerja

NO Pernyataan Koefisien Korelasi Signifikansi Keterangan


1 y1.1 ,467** 0,004 Valid
2 y1.2 ,488** 0,005 Valid
3 y1.3 ,395* 0,028 Valid
4 y1.4 ,412* 0,021 Valid
5 y1.5 ,412* 0,021 Valid
6 y1.6 ,643** 0,000 Valid
7 y1.7 ,566** 0,001 Valid
8 y1.8 ,490** 0,005 Valid
70

Berdasarkan data uji validitas variabel kinerja, diketahui bahwa nilai uji

validitas > 0,300 maka dapat dikatakan bahwa item variabel kinerja dinyatakan

valid.

4.8 Uji Asumsi Klasik

4.8.1 Uji Normalitas

Gambar 4.12 Uji Normalitas Berdasarkan Histogram

Berdasarkan grafik histogram diatas terlihat bahwa garis berbentuk

kerucut mengikuti grafik regression standarized residual yang berarti dapat


70

disimpulkan bahwa grafik menunjukkan bahwa model regresi sesuai dengan

asumsi normalitas dan layak pakai.

Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam grafik

normal p-plot terlihattitik menyebar disekitas garis diagonal dan penyebarannya

tidak terlalu jauh atau melebar.Dalam hal ini, grafik menunjukkan bahwa model

regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.


70

4.8.2. Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik titik menyebar secara acak serta

tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas maupun dibawah angka o

pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja

pegawai berdasarkan masukan variabel independen (bebas) budaya organisasi,

kompetensi dan motivasi kerja.

4.8.3. Uji Multikoleneritas


70

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 9,925 ,566 17,524 ,000
X1 ,028 ,007 ,064 3,936 ,001 ,925 1,081
X2 ,087 ,007 ,208 12,893 ,000 ,926 1,080

X3 ,573 ,009 ,982 63,060 ,000 ,997 1,003


a. Dependent Variable: Y

Hasil tabel diatas dapat dilihat nilai Variance inflation factor (VIF)

menunjukkan nilai dari masing masing variabel ini menunjukkan tidak ada

satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikoleneritas antara variabel independen dalam

model regresi.

4.9 Analisis Data

4.9.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis linear berganda adalah metode statistik yang berfungsi untuk

menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel faktor penyebab (X)

terhadap variabel akibatb (Y). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen/bebas yaitu

budaya organisasi (X1) dan variabel bebas/independen kompetensi (X2) , variabel

bebas/independen motivasi kerja (X3) terhadap variabel terikat/dependen yaitu

kinerja pegawai (Y)


70

Tabel 4.13 Hasil uji Regresi Linear Berganda dan Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardi zed
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 9,925 ,566 3,524 ,000
X1 ,028 ,007 ,064 3,936 ,001
X2 ,087 ,007 ,208 12,893 ,000
X3 ,573 ,009 ,982 63,060 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa nilai untuk variabel (X1)

budaya organisasi (nilai b) 0,064, variabel (X2) kompetensi (nilai b) 0,208, dan

variabel (X3) (nilai b) 0,982 sehingga dapat diperoleh persamaan linear berganda

sebagai berikut:

Y= 0,064 X1 + 0,208 X2+ 0,982 X3 + e

Yang berarti:

a. dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi Budaya organisasi (X1)

sebesar 0,064 bertanda positif yang berarti bahwa variabel Budaya

organisasi searah dengan peningkatan kinerja pegawai sebesar (0,064).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Budaya organisasi

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai.

b. Nilai koefisien regresi kompetensi (X2) sebesar 0,208, bertanda positif

yang berarti bahwa variabel Kompetensi searah dengan peningkatan

kinerja pegawai sebesar 0,208. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semakin baik kompetensi maka akan semakin bagus pula kinerja pegawa

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.


70

c. Nilai koefisisen regresi Motivasi kerja (X3) sebesar 0,982, bertanda positif

yang berarti bahwa variabel Motivasi kerja searah dengan peningkatan

kinerja pegawai sebesar 0,982. Sehingga dapat di simpulkan bahwa

semakin baik Motivasi kerja maka akan semakin bagus pula kinerja

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa Budaya organisasi, Kompetensi,

dan Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

4.9.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel (bebas) yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap

variabel dependent (terikat). Adapun kriteria pengujian uji F adalah sebgai

berikut:

Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

- Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H1 ditolak

- Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H1 diterima

Tabel 4.14 Hasil Uji F


ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 28,350 3 9,450 1370,168 ,000b
Residual ,186 27 ,007
Total 28,537 30
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
70

1. Pengujian hipotesis pertama (H1)

Dari tabel diatas 4.14 diperoleh nilai signifikansi variabel budaya

organisasi (X1), kompetensi (X2), motivasi kerja (X3), dan kinerja pegawai (Y)

yaitu < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama sama

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel (X) dengan

variabel kinerja pegawai (Y). Maka dari itu hipotesis pertama diterima

4.9.3 Uji t (parsial)

Untuk menguji variabel yang berpengaruh anatara X1, X2,X3 dan Y

secara terpisah maupun bersama sama, maka digunakan uji t. Adapun kriteria

pengujian uji t adalah sebagai berikut:

 jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima berarti ada pengaruh

signifikan variable secara individual terhadap varaibel dependent.

 Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak berarti tidak ada pengaruh

signifikan variabel independent secara individual terhadap variabel

dependent.

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa:

1. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Berdasarkan tabel 4.13 diatas variabel Budaya Organisasi (X1) pada hasil uji t

parsial didapatkan hasil bahwa Budaya Organisasi (X1) dengan nilai signifikansi

< 0,05 maka dapat dinyatakan variabel Budaya Organisasi (X1) memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana dan dapat dinyatakan bahwa

hipotesis kedua diterima.


70

2. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Berdasarkan tabel diatas variabel kompetensi (X2) pada hasil uji t parsial

didapatkan hasil bahawa Kompetensi (X2) dengan nilai signifikansi < 0,05 maka

dapat dinyatakan variabel kompetensi (X2) memiliki pengaruh yang posisitif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana dan dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga diterima.

3. Pengujian Hipotesis keempat (H4)

Berdasarkan tabel diatas variabel Motivasi Kerja (X3) pada hasil uji t

Parsial didapatkan hasil bahwa Motivasi Kerja (X3) dengan nilai signifikansi <

0,05, maka dapat dinyatakan variabel Motivasi Kerja (X3) memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana dan dapat dinyatakan bahwa

hipotesis keempat diterima.

4.10 Hasil Uji R (Korelasi) dan uji R2 ( Determinasi )

Nilai koefisien determinasi (R Square) dapat dipakai untuk memprediksi

seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y).

Tabel 4.15 Hasil Uji R ( Korelasi) dan Uji R ( determinasi )

Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 ,997 a
,993 ,993 ,08305
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
70

1. Uji R ( Koefisien Korelasi )

Uji Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

hubungan linear variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. (kuncoro

2013:240) Koefisien korelasi (R) memiliki nilai antara -1,00 hingga + 1,00.

Semakin R mendekati 1,00 maka dapat diartikan hubungan anatara variabel bebas

dan variabel terikat semakin kuat dan bersifat negatif dan juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15, nilai koefisien korelasi

yang diperoleh sebesar 0,997 ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan

langsung antar variabel budaya organisasi, kompetensi, motivasi kerja secara

bersamaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.

1. Uji R2 ( koefisien Determinasi )

Dari hasil uji koefisien determinasi (R Square) pada tabel diatas dilihat

dari output model summary, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0,993. Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) 0,993

atau sama dengan 99,30 %. Angka tersebut mengandung arti bahwa budaya

organisasi, kompetensi dan motivasi kerja memiliki hubungan sebesar 99,30%.

Sedangkan sisanya (100% - 99,30%) diperoleh oleh variabel lain di luar model

regresi ini. Besarnya pengaruh lain ini sering di sebut eror (e).
70

4.11 Pembahasan Hasil Penelitian

4.11.1 Pengaruh Budaya Organisasi ,Kompetensi, Dan Motivasi


KerjaTerhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pndidikan Dan
Kebudayaan Kabupaten Bombana Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen dalam penelitian ini di ukur dengan indikator yang membentuk variabel

dari masing masing variabel independen diantaranya adalah budaya organisasi

dengan indikator yaitu (a) Inisiatif indifidu, hal ini berkaitan dengan tingkat

tanggung jawab , kebebasan, dan independensi sikap pegawai, (b) Integrasi,

berkaitan tingkat sejauh mana unit unit dalam organisasi didorong untuk bekerja

dengan cara yang terkeordinasi, (c) Dukungan manajemen, berkaitan dengan

tingkat sejauh mana para manajer atau pemimpin berkomunikasi dengan jelas,

memberi bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka, (d) Kontrol, yakni

menyangkut jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk

mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai, (e) Pola pola komunikasi, yakni

tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan

yang formal. Kemudian indikator kompetensi terbentuk dari indikator yaitu, (a)

Karakter pribadi (traits), berkaitan dengan karakteristik fisik dan reaksi atau

respon yang dilakukan secara konsisten terhadap suatu situas iatau informasi, (b)

konsep diri (seel concept), berkaitan dengan perangkat sikap, sistem nilai atau

citra diri yang dimiliki pegawai, (c) Pengetahuan (knowledge), berkaitan dengan

pengetahuan pegawai terhadap tugas dan fungsinya dalam bekerja, (d)

Keterampilan (skill), berkaitan dengan kemampuan pegawai untuk mengerjakan

serangkaian tugas fisik atau mental dalam organisasi, (e) Motivasi (motives),
70

berkaitan dengan sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau di kehendaki oleh

pegawai, guna meningkatan kinerja pegawai.

Selanjutnya indikator dari motivasi kerja yaitu : (a) Kebutuhan fisiologis

( physiological-need ) (b) Kebutuhan rasa aman ( safety-need ) (c) Kebutuhan

sosial ( social-need ) berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja

yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya, (d)

Kebutuhan penghargaan ( esteem-need ), Kebutuhan ii meliputi kebutuhan untuk

dihormati, dihargai atas prestasi pegawai, pengakuan atas kemampuan dan

keahlian pegawai serta efektifitas kerja pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian menemukan bahwa, budaya organisasi,

kompetensi, dan motivasi kerja secara bersama sama (simultan) mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bombana. Ini berarti bahwa untuk

meningkatkan kinerja pegawai dibutuhkan berbagai dukungan dibidang budaya

organisasi, kompetensi, dan motivasi kerja. Hasil temuan penelitian ini sekaligus

telah membuktikan hipotesis (H1) yang menyatakan bahwa, budaya organisasi

(X1) , kompetensi (X2), dan motivasi kerja (X3) mempunyai pengaruh yang

signifikan dan secara bersama sama dalam meningkatkan kinerja pegawai di

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa : budaya organisasi dengan

indikator Inisiatif indifidu, Integrasi, Dukungan manajemen, kontrol, dan Pola

komunikasi, jika dilihat dari kontribusinya indikator yang paling dominan

berkontribusi dalam pembentukan variabel budaya organisasi adalah indikator


70

integrasi, yang berkaitan dengan tingkat sejauh mana unit unit dalam organisasi

didorong untuk bekerja dengan cara yang terkeordinasi. Ini berarti bahwa

sebagian besar responden yang diteliti memiliki kemampuan dalam meningkatkan

unit unit organisasi tersebut untuk bekerja secara terkoordinasi dalam rangka

mencapai tujuan yang sesuai dengan yang diharapkan pegawai.

Selain budaya organisasi, kompetensi juga secara bersama sama

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja pegawai yang mana

terbentuk dari beberapa indikator yaitu : Karakter pribadi (traits), . konsep diri

(seel concept), pengetahuan (knowledge) , keterampilan (skill), motivasi

(motives). Jika dilihat dari kontribusinya indikator yang paling dominan

berkontribusi dalam pembentukan variabel kompetensi adalah indikator karakter

pribadi (traits) yang berkaitan dengan karakteristik fisik dan reaksi atau respon

yang dilakukan secara konsisten terhadap suatu situas iatau informasi. Ini berarti

bahwa sebagaian besar responden yang diteliti memiliki karakteristik dan respon

yang baik secara konsisten dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pegawai.

Selanjutnya selain budaya organisasi dan kompetensi, motivasi kerja juga

memberikan berkontribusi dalam meningkatkan kinerja pegawai. Yang mana

terdiri dari beberapa indikator yaitu ; Kebutuhan fisiologis ( physiological-need ),

Kebutuhan rasa aman ( safety-need ), Kebutuhan sosial ( social-need ), Kebutuhan

penghargaan ( esteem-need). Jika dilihat dari kontribusinya indikator yang paling

berkontribusi dalam pembentukan variabel motivasi kerja adalah indikator

kebutuhan sosial ( social-need ) yang berkaitan dengan kebutuhan akan adanya

kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan
70

sebagainya. Ini berarti bahwa sebagian besar responden yang diteliti memiliki

kekompakan dan kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan yang diharapkan

oleh pegawai.

Dalam penelitian ini membuktikan bahwa, variabel yang paling dominan

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah motivasi

kerja dengan rata rata indikator yang paling besar diantara variabel lainnya. Dari

uraian tersebut dalam penelitian ini dapat disumpulkan bahwa secara simultan

budaya organisasi, kompetensi dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja

pegawai.

4.12 Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi, Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Secara Parsial

a. Pengaruh Buadaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis yang ditemukan bahwa budaya organisasi (X1)

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja

pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana. Temuan ini

di ukur dengan indikator (a) Inisiatif indifidu guna mendukung pegawai dalam

meningkatkan tanggung jawab dan kebebasan dalam bekerja, (b) Integrasi

mendukung pegawai untuk memiliki kemampuan dalam bekerja dengan cara yang

terkeordinasi untuk menyelesaikan tugas dan fungsi masing masing yang telah

diberikan, (c) Dukungan manajemen, yakni mendukung pegawai dalam

miningkatkan komunikasi, memiliki kemampuan memberikana bantuan serta

saling mendukung antar sesama pegawai dalam upaya untuk meningkatkan

kinerja pegawai, (d) Kontrol yakni mendukung pegawai memiliki kemampuan


70

menggunakan peraturan dan mengawasi langsung serta mengendalikan perilaku

pegawai untuk meningkatkan kinerja pegawai, (e) pola komunikasi, yakni

mendukung pegawai mempunyai komunikasi yang baik dan menggunakan

hierarki kewenangan yang ada dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.

Jika dilihat dari kontribusi masing masing independen dalam penelitian ini

terkait dengan budaya organisasi, terlihat bahwa dari ke lima indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel budaya organisasi diketahui bahwa indikator

yang paling dominan berkontribusidalam pembentukan variabel budaya organisasi

yaitu indikator karakter pribadi. Ini berarti bahwa sebagian besar responden yang

diteliti memiliki tanggung jawab atas pekerjaannya terhadapa tugas dan fungsi

( tupoksi ) yang telah diberikan dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Kontribusi budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam

penelitian ini tidak terlepas dari adanya dukungan faktor usia produktif. Sebagian

besar responden yang telah di amati berada dalam posisi usia produktif, disamping

itu sebagian besar responden yang telah di amati pada jenjang pendidikan S1

sebesar 60,6%, D3 sebesar 6,1% dan S2 sebesar 27,3% dan sebagian besar telah

memiliki pengalaman kerja 54,5% pegawai yang berada dalam masa kerja 15-20

tahun.

Hasil ini juga di dukung penuh (diterima) terhadap hipotesis (H2) yang

telah di kemukakan pada bahasan terdahulu yang menyatakan bahwa budaya

organisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai (Y) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.


70

Hasil penelitian ini tel ah memberi dukungan terhadap konsep yang telah

di kemukakan oleh siagian (1992:153) yang menjelaskan bahwa budaya

organisasi memiliki peran dalam menentukan batas perilaku, mewujudkan rasa

memiliki untuk para anggotanya, mewujudkan rasa komitmen, meningkatkan

ikatan kuat pada seluruh anggota, dan alat pengendali perilaku pada setiap

organisasi tersebut. Temuan ini juga di perkaya dari hasil kajian terdahulu yang

menyatakan bahwa secara parsial budaya organisasi mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap kinerja (Abdillah Junaedy, Mansyur Ramly (2019).

b. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja

kompetensi dalam penelitian ini di ukur dengan beberapa indikator yaitu

Karakter pribadi (traits). konsep diri (seel concept). Pengetahuan (knowledge).

Keterampilan (skill). Motivasi (motives). Dari indikator tesebut diperoleh hasil

yang menyatakan kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai. Berdasarkan uji t variabel kompetensi berpengaruh posisitif terhadap

kinerja pegawai, hal ini ditunjukkan dari hasil uji t – hitung 12,893 > t – tabel

3,524 dan signifikan 0,000 < 0,05 dengan demikian variabel kompetensi (X2)

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Julianto Hutasuhut (2016) dengan judul penelitiannya yaitu Pengaruh

Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT Perkebunan Nusantara

IV(persero) Kantor Pusat Medan dengan hasil Y = 20,563 + 0,735 X dan t –

hitung > t- tabel (15,429,1,980) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.


70

Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Bintoro

dan Daryanto (2017:112) bahwa semakin lama waktu yang digunakan seseorang

untuk pendidikan dan pelatihan, maka semakin tinggi kemampuan dan

kompetensinya melakukan pekerjaan, dan demikian semaklin tinggi kinerja.

Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

K.D.Krisnawati dan I.W.Bagia (2021) dengan judul Pengaruh Kompetensi

Terhadap Kinerja Pegawai pada PT Sapta Prima Cargo, dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai.

c. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa motivasi kerja (X3)

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja

pegawai pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bambana. Ini berarti

bahwa, untuk meningkatkan kinerja pegawai, baik terkait terhadap pencapaian

sasaran kerja maupun perilaku kerja maka diperlukan adanya dukungan dari

variabel motivasi kerja. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kinerja pegawai

ketingkat yang lebih tinggi karena karyawan akan berperilaku sesuai dengan visi

dan misi yang ada di Dinas Pendiddikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.

Pendapat ini di perkuat Gibson (1995) sesuatu hal yang mendorong atau

menggerakkan kita untuk berperilaku dengan cara yang tertentu, hal itulah yang

akan merangsang kita untuk maju. Hal ini diperkuat sari (2012) mengatakan

bahwa motivasi berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan.


70

Secara teoritis motivasi kerja yang meliputi kebutuhan berprestasi/tingkat

usaha dalam penelitian ini bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai. Dilihat dari tabulasi data bahwa indikator

yang yang paling mendominasi pada variabel motivasi adalah indikator kebutuhan

sosial dengan jumlah rata rata 4,24%. Dalam organisasi akan berkaitan dengan

kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik,

rekreasi bersama dan sebagainya. Ini berarti bahwa, responden atau pegawai yang

bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana memiliki

kesadaran dan tanggung jawab pada tugas yang telah di emban, kepercayaan

terhadap rekan kerja dalam mencapai target yang telah ditentukan dengan kata

lain motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini

mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cion Orocomna

(2018) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja

terhadap kinerja.

Pada variabel motivasi kerja dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa

kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat kita

lihat dari hasil uji t - hitung 63,060 > t – tabel 3,524 dan signifikan 0,000 < 0,05

dengan demikian variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar & Sembada (2012)

yang membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai bank BJB. Di sisi lain juga diperkuat dari hasil

penelitian Shati & dewi (2014) menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian terdahulu yang dibuktikan dengan hasil analisis maka

dapat ditarik berbagai kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menemukan bahwa budaya organisasi, kompetensi dan

motivasi kerja secara bersama sama (simultan) mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana.

2. Temuan secara parsial bahwa, budaya organisasi, kompetensi dan motivasi

kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam

meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bombana.

3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, motivasi kerja mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana. Motivasi

menjadi variabel independen yang lebih dominan pengaruhnya terhadap

kinerja pegawai
5.2 Saran

Berdasarkan hasil kajian ini ditemukan pula beberapa kelemahan yang

masih harus diperbaiki dan ditingkatkan agar memberi dampak yang lebih baik

dalam peningkatan kinerja pegawai, antara lain ;

1. Ditemukan dalam penelitian ini bahwa indikator budaya organsiasi yang

mempunyai kontribusi paling rendah dalam membentuk variabel budaya

organsisasi adalah kontrol. Oleh karena itu disarankan kepada pegawai

harus berupaya untuk meningkatkan kemampuan daya kontrol dalam

bekerja agar hasil kinerja di lakukan semakin baik.

2. Temuan yang perlu ditingkatkan kontribusinya agar lebih bermakna dalam

meningkatkan kinerja pegawai terutama yang bersumber dari indikator

kompetensi adalah konsep diri dan pengetahuan. Indikator tersebut masih

dinilai rendah dalam berkontribusi terhadap peningkatan kinerja pegawai.

3. Hasil penelitian ini di temukan bahwa indikator yang paling rendah dalam

membentuk varibale kinerja pegawai adalah indikator kompetensi. Oleh

karena itu disarankan agar setiap pegawai senantiasa mengembangkan diri

dengan memamfaatkan media sebagai salah satu sumber pengembangan

agar dapat meningkatkan kinerja yang dimiliki pegawai bersangkutan.

4. Kajian ini dapat disarankan untuk dikembangkan oleh peneliti lain dengan

menguji variabel lain yang mempengaruhi kinerja pegawai diluar dari

variabel dalam penelitian ini yakni variabel budaya organisasi,kompetensi

dan motivasi kerja. Adapun variabel yang disarankan adalah variabel gaya

kepemimpinan kedisiplinan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Junaedy 1 Mansyur Ramly 2 Mukhlis Sufri Pengaruh Kompetensi,


Budaya Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi
Empiris Pada Biro Humas dan Protokol Pemerintah Sulawesi Selatan)
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Barito
Selatan Arsulawareni Pegawai Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Dan
Perikanan Kabupaten Barito Selatan
Sari1 , Fitria2 , Erik Astrada Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
Kabupaten Musi Rawas Wisdalia Maya
Dharma Putra*1 , Muhammad Idris2 , Maryadi3 Pengaruh Kompetensi, Motivasi
Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Polewali Mandar
Fauzi M. Nur SP, 2Siti Nurmayanti, 3Sri Tatminingsih, Pengaruh Budaya
Organisasi, Lingkungan Kerja Dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Bima
Satria Tirtayasa1) Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Ainanur 1)*
Bayu Prasetya Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.
Bank Syariah Mandiri Gowa
Taufik Hidayat (1) Hasrudy Tanjung (2) Azuar Juliandi (3) Motivasi Kerja,
Budaya Organisasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Guru Pada SMK
Muhammadiyah 3 Aek Kanopan
Wan Dedi Wahyudi1)*, Zulaspan Tupti2) Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi
dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Moh. Isnain Pengaruh Kompetensi, Lingkungan Kerja, Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda Dan
Olahraga Kabupaten Tojo Unauna
Yohana Padendenan Pengaruh Kompetensi Dan Pengembangan Karir Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten
Sigi
Fahrizal Arief Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Motivasi, Disiplin Kerja Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Sragen
Rupik Arofah Pengaruh Fasilitas Kantor, Motivasi Kerja, Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kecamatan Tulis Kabupaten Batang
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Uptd Baltekkomdik Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Barat
Riko Junaidi, Febsri Susanti Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Uptd Baltekkomdik Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai