PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Daerah tingkat provinsi yang ada di Sumatera Barat. Seperti organisasi
pekerjaan yang jelas. Untuk mencapai tujuannya dengan baik, setiap organisasi
menurut standar prosedur dan tidak menganggu bagian lainnya. Sebuah organisasi
harus memiliki sumberdaya manusia atau pegawai yang baik agar tujuan dapat
organisasi. Sistem Manajemen Mutu sebuah organisasi yang baik tidak efektif
jika karyawan tidak memiliki motivasi yang tinggi, maka tidak akan ada progres
yang cepat dan kualitas kinerja pegawai pun akan rendah. Untuk itu perlu
menjaga loyalitas dari karyawan, dan kunci utamanya adalah adanya motivasi
Barat pada saat pelaksanaan PL Manajemen, dari tanggal 17 Juni sampai tanggal
23 Juni 2013, masih ada sebagian karyawan yang kurang memiliki motivasi yang
1
tinggi. Kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat jam kerja
berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan ruangan
dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan yang mendesak. Hal
ini dapat dicontohkan kepada salah satu pegawai yang penulis amati. Pada saat
pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada pegawai yang keluar
meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang. Hal
tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.
dan mengangkat kasus ini dengan judul : “Upaya Peningkatan Motivasi Kerja
Barat.”
2
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan laporan ini berguna bagi berbagai pihak yang terkait. Adapun
3. Sebagai alternatif dan solusi bagi pembaca atas pengalaman praktis penulis
3
BAB II
TINJAUAN LEMBAGA TEMPAT PRAKTEK
LAPANGAN MANAJEMEN
A. Deskripsi Geografis
Sumatera Barat.
Sumatera Barat
Rincian Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Sumatera Barat diatur
dalam peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 41 Tahun 2012. Dinas pendidikan
pendidikan. Berikut ini fungsi dari Dinas Pendidikan Sumatera Barat adalah :
1. Kepala Dinas
4
b. menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis dinas sesuai dengan
fungsinya.
2. Sekretariat
5
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang
dan Prasarana.
6
studi bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar; pemantauan
penyelenggaraan pendidikan,
prasarana pendidikan.
7
Bidang Pendidikan Menengah terdiri dari Seksi :
kurikulum
kurikulum
8
c. Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai tugas melakukan penyiapan
9
c. Seksi Pendidikan Masyarakat, mempunyai tugas melakukan penyiapan
pendidikan kesetaraan.
10
Melaksanakan bahan perencanaan umum, bidang-bidang perencanaan umum
semua bidang.
laporan bulanan APBN dan Triwulan APBN; Tugas tambahan lainnya dari
pimpinan.
pimpinan.
11
BAB III
KEGIATAN MAHASISWA DALAM PRAKTEK
LAPANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
17 Juni sampai 23 Agustus 2013. Pada saat hari pertama kerja penulis dengan
teman mahasiswa PLMP lainnya bertemu dengan Bapak Yunasril, SH. MM.
Selaku Kepala Subag Umum dan pegawaian. Setelah berdiskusi dan perkenalan
merata. Penulis dan rekan Aditya Julivan Pratama ditempatkan di Subag Program
Pada hari pertama PLMP penulis dikenalkan dengan Ibu Rosneli, salah
disambut dengan baik oleh semua karyawan. Seiring berjalannya waktu, suasana
kerja yang akrab dan kondusif telah penulis rasakan di Subag Program Dinas
12
B. Kegiatan Rutin
yang biasa dilakukan oleh pegawai Subag program. Adapun kegiatan yang
4. Ikur serta menjadi kepanitian semua acara yang diadakan Subag Progam
Dinas Pendidikan
C. Kegiatan Partisipasi
Selain melakukan tugas rutin, penulis juga mengikuti kegiatan sosial dan
dilakukan satu kali dalam satu bulan, sekali dalam seminggu atau kegiatan yang
13
BAB IV
ANALISIS KASUS
A. Gambaran Kasus
Sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah orang yang
perlu adanya kinerja dan kerjasama yang baik antar sesama anggota organisasi.
Untuk menjaga semangat kerja tersebut diperlukan adanya motivasi yang tinggi
dalam diri masing-masing anggota. Manajemen mutu yang baik tidak efektif bila
pegawai tidak termotivasi dan tidak bekerja dengan sepenuh hati, maka organisasi
akan berjalan lamban dan tidak ada produktivitas kinerja yang tinggi. (Hendro,
2011 : 351)
Sumatera Barat, masih ada sebagian pegawai yang belum memiliki motivasi yang
berikut :
1. Masih ada pegawai yang meninggalkan jam kerja dalam waktu yang
14
2. Adanya beberapa pegawai yang melimpahkan pekerjaannya kepada
berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan ruangan
dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan yang mendesak. Hal
ini dapat dicontohkan kepada salah satu pegawai yang penulis amati. Pada saat
pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada pegawai yang keluar
meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang. Hal
tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.
Selain contoh diatas, kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat
yang terlewat batas. Pekerjaan tersebut diberikan kepada pegawai honerer tanpa
adanya pembagian kerja yang jelas, bahkan ada beberapa pekerjaan yang
dilakukan sendiri oleh pegawai honorer tanpa adanya bantuan dari pegawai yang
bersangkutan.
15
Kurangnya motivasi pegawai juga dapat dilihat dengan adanya pegawai
substansi dari tugas tersebut, terutama tugas teknis yang berkaitan langsung
dengan pendidikan. Hal ini dapat penulis contohkan pada saat adanya monitoring
dan evaluasi sekolah berpotensi, dimana dalam monitoring dan evaluasi tersebut
bertujuan untuk menilai sekolah yang bersangkutan apakah sekolah tersebut telah
ada di Sumatera Barat, penulis menyaksikan sendiri masih ada pegawai yang
monitoring tersebut berguna untuk bahan laporan dan aspirasi dari sekolah yang
bersangkutan. Hal ini harus ditangani oleh orang yang paham dengan standar
nasional pendidikan.
monitoring tersebut kepada pegawai lain, padahal pegawai yang ditunjuk tersebut
juga tidak memahami instrument penilaian dari monitoring dan evaluasi sekolah
kepegawai lain, sehingga bawahan tidak segan melakukan hal yang sama.
berkesimpulan bahwa masih ada sebagian pegawai Subag Program yang belum
memiliki motivasi tinggi dalam bekerja. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,
untuk itu perlu diupayakan perbaikan dan peningkatan motivasi kerja untuk
16
pegawai Subag Program di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat agar dapat
B. Penyebab Kasus
dalam 2 faktor :
sesama pegawai.
17
Sempurnanya tujuan suatu organisasi tidak terlepas dari pengaruh dan
oleh pemimpin.
18
3. Meningkatkan kesadaran pegawai akan mulianya tujuan pendidikan Republik
pendidikan.
19
D. Penyelesaian Kasus
kasus ini optimal dilakukan harus ada penyelsaian kasus yang bertahap, terarah
dan kontinue. Alternatif paling utama untuk dilakukan yaitu : Memberikan contoh
kerja pegawai.
20
Untuk mencapai tujuan dengan baik, pimpinan di Subag Program
penting karena dengan adanya motivasi dalam diri pegawai akan berpengaruh
tugasnya, karena apa yang dilakukan oleh pimpinan akan dicontoh oleh
dimilikinya.
orang yang dekat dengan yang bersangkutan, hal yang dapat mendukung adanya
motivasi kerja seorang pagawai yaitu adanya contoh keteladanan yang diberikan
oleh pimpinan. Untuk itu Pimpinan Subag Program sebaiknya menjadi orang
kerja adalah faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu kebijaksanaan
yang telah ditetapkan persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh para bawahan,
21
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan,
aktivitas tertentu untuk pencapaian suatu tujuan tertentu (Kartini Kartono, 1994)
amanah yang harus dilaksanakan dan dijalani dengan baik, kelak Allah akan
lebih baik. Dengan perubahan yang signifikan dan contoh keteladanan yang
bertahap akan semakin baik, karena pegawai akan segan dan memperbaiki diri
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
22
Kita semua tentu sepakat bahwa kita berkeinginan mempunyai pemimpin
yang bekerja setulus hati, menjunjung tinggi integritas, adil dan bertanggung
jawab. Betapa bangganya jika kita memiliki pemimpin yang setiap kedatangannya
disebutkan diatas juga ditemukan pada sosok Pimpinan Subag Program, dan
Kualitas dan keteladanan seorang pemimpin dapat dilihat sejauh mana ucapannya
yang baik didengar, selalu dituri perintahnya, karena semua itu diyakini dan
Pimpinan di Subag Proram harus tegas. Tegas bukan berarti beliau selalu
tampil formal, dan disegani bukan berarti beliau ditakuti. Tetapi beliau
harus jujur, Berani berkata yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah.
Selain itu Pimpinan Subag Program juga harus fathanah (cerdas dan
23
dalam pekerjaan. Pinpinan juga harus Amanah (dapat dipercaya) Tabligh
orang. Dengan demikian suasana kerja yang akrab dan kondusif akan tercipta, dan
adalah kunci utama dari permasalahan motivasi pegawai. Hal ini sangat penting
Hal ini bukan berarti Pimpinan (Kepala Subag program) orang yang tidak
pandai memimpin atau orang yang tidak pantas memimpin, bukan itu.
Pengalaman yang penulis dapatkan justru ada sisi baik yang ditonjolkan oleh
ada dalam diri seseorang dan akan menjadi sumber energi yang kuat untuk
terpacu untuk memperbaiki kualitas kerja sehingga terciptanya energi baru dan
energi tersebut akan tertular ke karyawan lain. Hal inilah yang membuat faktor
keteladanan begitu penting dalam menciptakan kinerja yang efektif dan efesien.
24
Dari penyelesaian kasus yang penulis pilih di atas, ditemui beberapa faktor
Faktor pendukung
Faktor penghambat
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dinas pendidikan provinsi sumatera barat,yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
1. Masih ada sebagian pegawai yang belum memiliki motivasi yang tinggi dalam
26
B. Saran
pegawai.
jawab.
27
DAFTAR PUSTAKA
Novita, Jumi. 2007. Iklim Organisasi dan Hubungan Dengan Motivasi Kerja
(BKKBN). Skripsi tidak diterbitkan. FIP-UNP.
Pergub Sumbar No. 41 Tahun 2012 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, dan tata
kerja Dinas Pendidikan Sumbar
Rivai, Veithzal dkk. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Cet 1.
PT. Rajagrafindo Persada : Depok
Robbin, Stephen P. (2002). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontrocersi, Aplikasi, jilid
1 . Edisi Bahasa Inbdionesia
Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2002). Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta : Bumi Aksara
Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas kerja, Jakarta Rineka
Cipta
UU. No. 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Nasional Pendidikan
28