Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat merupakan Satuan Kerja

Pegawai Daerah tingkat provinsi yang ada di Sumatera Barat. Seperti organisasi

lainnya, Dinas Pendidikan memiliki tujuan yang dicapai melalui pembagian

pekerjaan yang jelas. Untuk mencapai tujuannya dengan baik, setiap organisasi

memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja

menurut standar prosedur dan tidak menganggu bagian lainnya. Sebuah organisasi

harus memiliki sumberdaya manusia atau pegawai yang baik agar tujuan dapat

dicapai dengan efektif dan efesien.

Sumberdaya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah karyawan

yang memberikan kerja, bakat, kreatifitas, dan semangat kerjanya untuk

organisasi. Sistem Manajemen Mutu sebuah organisasi yang baik tidak efektif

jika karyawan tidak memiliki motivasi yang tinggi, maka tidak akan ada progres

yang cepat dan kualitas kinerja pegawai pun akan rendah. Untuk itu perlu

menjaga loyalitas dari karyawan, dan kunci utamanya adalah adanya motivasi

yang tinggi dalam diri karyawan..

Berdasarkan pengamatan penulis di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Barat pada saat pelaksanaan PL Manajemen, dari tanggal 17 Juni sampai tanggal

23 Juni 2013, masih ada sebagian karyawan yang kurang memiliki motivasi yang

1
tinggi. Kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat jam kerja

berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan ruangan

dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan yang mendesak. Hal

ini dapat dicontohkan kepada salah satu pegawai yang penulis amati. Pada saat

pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada pegawai yang keluar

meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang. Hal

tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.

Kurangnya motivasi pegawai juga dapat dilihat fenomena berikut ini :

1. Adanya beberapa pegawai yang melimpahkan pekerjaannya kepada pegawai

honorer yang terlewat batas.

2. Adanya pegawai yang belum melaksanakan tugas dengan jujur.

3. Adanya pegawai yang mendelegasikan tugasnya kepada karyawan lain yang

belum mengetahui subtansi dari tugas tersebut.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis berminat untuk mencari solusi

dan mengangkat kasus ini dengan judul : “Upaya Peningkatan Motivasi Kerja

Pegawai Pada Subag Program Di Dinas Pendidikan Provisinsi Sumatera

Barat.”

2
B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kasus ini adalah untuk :

1. Memberikan gambaran tentang motivasi kerja pegawai subag program di

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat

2. Mendeskripsikan faktor - faktor penyebab kurang tingginya motivasi kerja

pegawai pada Subag Program di Dinas Pendidikan Sumatera Barat.

3. Mendeskripsikan alternatif penyelesaian untuk meningkatkan motivasi kerja

pegawai pada Subag Program di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

4. Mencari solusi terbaik untuk meningkatkan Motivasi kerja pada Subag

Program di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

C. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan laporan ini berguna bagi berbagai pihak yang terkait. Adapun

manfaat dari penulisan ini adalah sebagai :

1. Sebagai masukan bagi Pimpinan di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat

dalam meningkatkan pengawasan dan motivasi pegawai.

2. Sebagai masukan dan evaluasi bagi pegawai di Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Barat untuk meningkatkan motivasi kerja.

3. Sebagai alternatif dan solusi bagi pembaca atas pengalaman praktis penulis

dalam usaha peningkatan motivasi kerja.

3
BAB II
TINJAUAN LEMBAGA TEMPAT PRAKTEK
LAPANGAN MANAJEMEN

A. Deskripsi Geografis

Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat terletak di Jalan

Jenderal Sudirman No. 52 Padang yang bersebelahan dengan Kantor Pengadilan

Tinggi Sumatera Barat dan berhadapan dengan Kantor TASPEN Provinsi

Sumatera Barat.

B. Deskripsi Tugas Masing-masing Bidang pada Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Barat

Rincian Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Sumatera Barat diatur

dalam peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 41 Tahun 2012. Dinas pendidikan

mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah dalam bidang

pendidikan. Berikut ini fungsi dari Dinas Pendidikan Sumatera Barat adalah :

1. Kepala Dinas

Adapun tugas dari kepala dinas adalah :

a. menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi dinas;

4
b. menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis dinas sesuai dengan

kebijakan umum pemerintahan daerah;

c. menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas

atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pendidikan;

d. menyelenggarakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi,

dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian.

Ada 3 Subag (Sub Bagian) dalam Sekretariat yaitu :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan

pelaksanaan dibidang umum dan kepegawaian meliputi : pengelolaan

administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana,

ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan dinas.

b. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan

5
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang

keuangan meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi , pembukuan dan

akuntansi dilingkungan Dinas.

c. Sub Bagian Program, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan

tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang

program meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan dilingkungan dinas.

3. Bidang Pendidikan Dasar

Adapun tugas bidang pendidikan dasar adalah melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

kurikulum dan kesiswaan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Sarana

dan Prasarana.

Bidang Pendidikan dasar terdiri dari Seksi :

a. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang kurikulum dan kesiswaan meliputi: Sosialisasi dan pelaksanaan

standar nasional pendidikan ditingkat provinsi; kordinasi atas pengelolaan

dan penyelenggaraan pendidikan lintas kab/kota untuk tingkat pendidikan

dasar; penyelenggaraan dan pengelolaan satuan pendidikan atau program

6
studi bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar; pemantauan

dan evaluasi satuan pendidikan bertaraf internasional;

b. Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang pendidik dan tenaga kependidikan, meliputi: Koordinasi dan

sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar

kab/kota; Perencanaan strategis pendidikan dasar sesuai perencanaan

strategis pendidikan nasional; Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional

pendidikan ditingkat provinsi; Koordinasi atas pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan,

c. Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

sarana dan prasarana meliputi : koordinasi dan sinkronisasi kebijakan

operasional dan program pendidikan antar kab/kota, perencanaan strategis

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar sesuai perencanaan strategis

pendidikan nasional, serta pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan

prasarana pendidikan.

4. Bidang Pendidikan Menengah

Bidang Pendidikan Menengah mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

kurikulum , tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana.

7
Bidang Pendidikan Menengah terdiri dari Seksi :

a. Seksi Kurikulum, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

kurikulum

b. Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan peleksanaan

dibidang Tenaga pendidik dan Kependidikan

c. Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

sarana dan prasarana sebagaimana lampiran peraturan gubernur.

5. Bidang PAUD dan PK-PLK

Bidang PAUD dan PK-PLK mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

kurikulum, Tenaga Pendidik dan Kependidikan serta sarana dan prasarana.

Bidang PAUD dan PK-PLK terdiri dari Seksi :

a. Seksi Kurikulum, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

kurikulum

b. Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang tenaga Pendidik dan Kependidikan

8
c. Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

sarana dan prasarana.

6. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal

Bidang pendidikan Non Formal dan Informal mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang Pendidikan dan Keaksaraan, Pendidikan Masyarakat/

Kelembagaan serta Pendidikan Kesetaraan.

Bidang pendidkan Non Formal dan Informal terdiri atas Seksi :

a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang pendidikan dan keaksaraan yang meliputi: koordinasi dan

sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar

kab/kota,perencanaan strategis pendidikan non formal sesuai dengan

perencanaan pendidikan nasional,serta pelaksanaan evaluasi pencapaian

standar nasional pendidikan pada pendidikan non formal skala provinsi.

b. Seksi Kursus dan Kelembagaan, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

Pendidikan Masyarakat/Kelembagaan, sesuai urusan yang menjadi

kewenangan seksi Pendidikan Masyarakat/Kelembagaan.

9
c. Seksi Pendidikan Masyarakat, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

pendidikan kesetaraan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan

fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 41 Tahun 2012 pasal 7,

Secara khusus Sub Bagian program mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan

pelaksanaan dibidang program meliputi : koordinasi perencanaan,

pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkungan dinas.

C. Personil dan Struktur Organisasi

Struktur organisasi Subag Program, sejak adanya perubahan SOTK, Subag

Program tidak memiliki struktur organisasi karena sekarang hanya merupakan

merupakan Sub Bagian dari sekretariat. Walaupun demikian Subag Program

memiliki uraian tugas yaitu sebagai berikut :

1. Kepala Subag Program mempunyai tugas : Melaksanakan penyusunan

program kerja Subag Program; Melaksanakan koordinasi penyusunan

perencanaan dan program dinas meliputi semua Bidang di Dinas;

10
Melaksanakan bahan perencanaan umum, bidang-bidang perencanaan umum

semua bidang.

2. Menghimpun data Kinerja SKPD; menghimpun bahan dan dokumen

perencanaan, program atau kegiatan seksi sarana di Bidang Dikmen; Tugas

tambahan lainnya dari pimpinan.

3. Menindak lajunti temuan, menghimpun dan menyusun konsep PK/RKT;

Mengkoordinir penyusunan Konsep LPPD 2012; Menghimpun bahan

dokumen perencanaan, proram atau kegiatan UPTD BLPT.

4. Menghimpun dan penyusunan konsep LAKIP 2012; Menghimpun bahan dan

dokumen perencanaan / program / kegiatan seksi Tendik Bidang Dikmen;

Menyusun laporan bulanan APBN dan Triwulan APBN, Tugas tambahan

lainnya dari pimpinan

5. Menghimpun dan menyusun usul DPA Penganggaran; menghimpun bahan

dan dokumen perencanaan / program / kegiatan pada sekretariat; menyusun

laporan bulanan APBN dan Triwulan APBN; Tugas tambahan lainnya dari

pimpinan.

6. Menyiapkan bahan presentasi Kepala Dinas, tugas tambahan lainnya dari

pimpinan.

7. Menghimpun dan menyusun DPA Perubahan; menyusun bahan dan dokumen

perencanaan / program / kegiatan bidang PNFI.

11
BAB III
KEGIATAN MAHASISWA DALAM PRAKTEK
LAPANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Orientasi Lingkungan Kerja

Praktek Lapangan Manajemen Pendidikan (PLMP) dimulai pada tanggal

17 Juni sampai 23 Agustus 2013. Pada saat hari pertama kerja penulis dengan

teman mahasiswa PLMP lainnya bertemu dengan Bapak Yunasril, SH. MM.

Selaku Kepala Subag Umum dan pegawaian. Setelah berdiskusi dan perkenalan

singkat, kami semua ditempat ke beberapa Bidang dengan pembagian yang

merata. Penulis dan rekan Aditya Julivan Pratama ditempatkan di Subag Program

Dinas Pendidikan Sumatera Barat.

Pada hari pertama PLMP penulis dikenalkan dengan Ibu Rosneli, salah

seorang karyawan di Subag Program. Penulis dikenalkan dengan semua karyawan

di Subag Program dan pekerjaan yang bisa dilakukan. Alhamdulillah, penulis

disambut dengan baik oleh semua karyawan. Seiring berjalannya waktu, suasana

kerja yang akrab dan kondusif telah penulis rasakan di Subag Program Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

12
B. Kegiatan Rutin

Selama kegiatan PLMP berlangsung, penulis membantu pekerjaan rutin

yang biasa dilakukan oleh pegawai Subag program. Adapun kegiatan yang

penulis lakukan adalah :

1. Memverifikasi dan menginput data-data yang berkaitan dengan seluruh

kegiatan Subag Program

2. Memverifikari seluruh surat perjalan dinas pegawai dinas pendidikan

3. Menghadiri semua rapat yang berhubungan Subag Program Dinas Pendidikan

4. Ikur serta menjadi kepanitian semua acara yang diadakan Subag Progam

Dinas Pendidikan

C. Kegiatan Partisipasi

Selain melakukan tugas rutin, penulis juga mengikuti kegiatan sosial dan

keagamaan yang dilakukan pegawai. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang

dilakukan satu kali dalam satu bulan, sekali dalam seminggu atau kegiatan yang

tidak terduga. Kegiatan tersebut diantaranya adalah :

1. Mengikuti kegiatan keolahragaan senam kesehatan setiap rabu pagi

2. Mengikuti acara ceramah agama.

3. Ikut serta dalam kegiatan syukuran yang diadakan pegawai.

13
BAB IV
ANALISIS KASUS

A. Gambaran Kasus

Sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah orang yang

memberikan kerja, bakat, kreatifitas, dan semangat kerjanya untuk tujuan

organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan yang dicita-citakan,

perlu adanya kinerja dan kerjasama yang baik antar sesama anggota organisasi.

Untuk menjaga semangat kerja tersebut diperlukan adanya motivasi yang tinggi

dalam diri masing-masing anggota. Manajemen mutu yang baik tidak efektif bila

pegawai tidak termotivasi dan tidak bekerja dengan sepenuh hati, maka organisasi

akan berjalan lamban dan tidak ada produktivitas kinerja yang tinggi. (Hendro,

2011 : 351)

Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti Praktek Lapangan

Mahasiswa Pendidikan pada Subag Program di Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Barat, masih ada sebagian pegawai yang belum memiliki motivasi yang

tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Kurangnya motivasi pegawai Subag Program dapat dilihat dari fenomena

berikut :

1. Masih ada pegawai yang meninggalkan jam kerja dalam waktu yang

cukup lama, padahal tidak ada keperluan pribadi yang mendadak,

apalagi pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.

14
2. Adanya beberapa pegawai yang melimpahkan pekerjaannya kepada

pegawai honorer yang terlewat batas.

3. Adanya pegawai yang mendelegasikan tugasnya kepada karyawan lain

yang belum mengetahui subtansi dari tugas tersebut, terutama tugas

teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan.

Kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat jam kerja

berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan ruangan

dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan yang mendesak. Hal

ini dapat dicontohkan kepada salah satu pegawai yang penulis amati. Pada saat

pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada pegawai yang keluar

meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang. Hal

tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.

Selain contoh diatas, kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat

pekerjaan sedang berlangsung. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,

masih ada pegawai yang melimpahkan pekerjaannya kepada pegawai honorer

yang terlewat batas. Pekerjaan tersebut diberikan kepada pegawai honerer tanpa

adanya pembagian kerja yang jelas, bahkan ada beberapa pekerjaan yang

dilakukan sendiri oleh pegawai honorer tanpa adanya bantuan dari pegawai yang

bersangkutan.

15
Kurangnya motivasi pegawai juga dapat dilihat dengan adanya pegawai

yang mendelegasikan tugasnya kepada karyawan lain yang belum mengetahui

substansi dari tugas tersebut, terutama tugas teknis yang berkaitan langsung

dengan pendidikan. Hal ini dapat penulis contohkan pada saat adanya monitoring

dan evaluasi sekolah berpotensi, dimana dalam monitoring dan evaluasi tersebut

bertujuan untuk menilai sekolah yang bersangkutan apakah sekolah tersebut telah

sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Pada saat melakukan monitoring dan evaluasi kebeberapa sekolah yang

ada di Sumatera Barat, penulis menyaksikan sendiri masih ada pegawai yang

tidak mengerti tentang instrument penilaian dari moitoring tersebut, padahal

monitoring tersebut berguna untuk bahan laporan dan aspirasi dari sekolah yang

bersangkutan. Hal ini harus ditangani oleh orang yang paham dengan standar

nasional pendidikan.

Selain itu, juga ditemukan adanya pegawai yang mendelagasikan

monitoring tersebut kepada pegawai lain, padahal pegawai yang ditunjuk tersebut

juga tidak memahami instrument penilaian dari monitoring dan evaluasi sekolah

tersebut, parahnya lagi pimpinan juga ikut mendelegasikan pekerjaan itu

kepegawai lain, sehingga bawahan tidak segan melakukan hal yang sama.

Berdasarkan fenomena yang disebutkan diatas maka penulis

berkesimpulan bahwa masih ada sebagian pegawai Subag Program yang belum

memiliki motivasi tinggi dalam bekerja. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,

untuk itu perlu diupayakan perbaikan dan peningkatan motivasi kerja untuk

16
pegawai Subag Program di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat agar dapat

melaksanakan tugas dengan jujur, amanah dan bertanggung jawab.

B. Penyebab Kasus

Berdasarkan pengamatan langsung dan analisa penulis, ada beberapa

faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi pegawai. Penulis membaginya

dalam 2 faktor :

1. Faktor Intrinsik (dari pegawai)

a. Kurangnya kesadaran pegawai akan arti penting keberadaan dan kinerja

dari pegawai itu sendiri.

b. Kurang adanya rasa tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan.

c. Kurang adanya kerjasama yang positif dalam pembagian kerja antar

sesama pegawai.

d. Kurangnya pengetahuan pegawai tentang substansi pekerjaan tertentu.

2. Faktor Ekstrinsik (Pimpinan)

a. Kurangnya pengawasan dari pemimpin.

Pengawasan penting dilakukan untuk memastikian apakah pekerjaan yang

dilaksanakan dengan efektif dan efesien. Pimpinan belum sepenuhnya

mengawasi bagaimana kerja yang dilakukan oleh pegawai. Sehingga hal

ini sehingga mempengaruhi motivasi dan kinerja pegawai untuk

melakukan pekerjaan dengan baik.

b. Kurangnya ketegasan pemimpin

17
Sempurnanya tujuan suatu organisasi tidak terlepas dari pengaruh dan

gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Hal ini termasuk ketegasan

pemimpin dalam menyikapi perilaku pegawai yang melalaikan suatu

pekerjaan. Berdasarkan pengamatan penulis motivasi pegawai juga

dipengaruhi kurangnya ketegasan pemimpin dalam menegur bawahan,

sehingga pegawai tidak maksimal dalam bekerja. Peningkatan motivasi

kerja pegawai juga dipengaruhi oleh sosok pemimpin yang harus

diteladani. Berdasarkan pengamatan penulis adanya unsur kesengajaan

dari pemimpin yang sengaja melalaikan tugas yang diberikan kepadanya,

terutama masalah teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan.

Sehingga karyawanpun tidak segan mengikuti tindakan yang dicontohkan

oleh pemimpin.

C. Alternatif Penyelesaikan Kasus

Berdasarkan penyebab kasus di atas, maka alternatif penyelesaian yang

dapat penulis berikan adalah sebagai:

1. Meningkatkan kesadaran pegawai akan arti pentingnya keberadaan mereka

melalui pembinaan dan pengarahan.

2. Melakukan evaluasi pada kinerja masing-masing karyawan, dan memperbaiki

kesalahan yang selama ini terjadi.

18
3. Meningkatkan kesadaran pegawai akan mulianya tujuan pendidikan Republik

Indonesia melalui pembinaan oleh ahli dan pakar pendidikan yang

mempunyai sosok keteladanan.

4. Memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan tugas tertentu terutama yang

berkaitan dengan substansi tugas yang diberikan dengan mendatangkan Pakar

pendidikan.

5. Pimpinan meningkatkan fungsi manajemen (Planning, Organizing, Actuating,

Controlling) dalam melaksanakan tugas yang telah diamanahkan.

6. Meningkatkan kompetisi kerja dengan memberikan penghargaan kepada

karyawan yang bekerja dengan baik.

7. Meningkatkan ketegasan pimpinan dalam pembagian tugas dan memberikan

sanksi sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai.

8. Mencari solusi dengan berkonsultasi dengan Pakar Pendidikan.

9. Dalam hal peningkatan motivasi yang berhubungan dengan substansi dari

suatu pekerjaan. Dinas Pendidikan Sumatera Barat sebaiknya bekerjasama

dengan lembaga pendidikan yang mengetahui seluk-beluk majemen

pendidikan. Lembaga Pendidikan yang direkomendasikan adalah Universitas

Negeri Padang, melalui Jurusan Administrasi Pendidikan

19
D. Penyelesaian Kasus

Berdasarkan alternatif- alternatif penyelesaian kasus yang dikemukaan di

atas, penulis menyimpulkan bahwa semua alternatif baik digunakan untuk

meningkatkan motivasi kerja pegawai Subag Program. Namun agar penyelesaian

kasus ini optimal dilakukan harus ada penyelsaian kasus yang bertahap, terarah

dan kontinue. Alternatif paling utama untuk dilakukan yaitu : Memberikan contoh

keteladanan kepemimpinan seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi

kerja pegawai.

Menurut Robbine yang dikutip dari Hasiabuan (2009:219) “motivasi

adalah suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian

tujuan organisasi yang telah dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk

memuaskan beberapa kebutuhan individu. Selanjutnya menurut Mangkunegara

dikutip dari Novita (2007:47) “ motivasi adalah kondisi yang berpengaruh,

membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan

dengan lingkungan kerja”.

Pimpinan di Subag Program harus berusaha menumbuhkan motivasi kerja

pegawai dan mampu menciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan bagi

pegawai serta memberikan kemungkinan bagi para pegawai untuk memmenuhi

kebutuhannya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika pimpinan mampu

menumbuhkan moitivasi kerja pegawai. Hal itu akan mempermudah pencapaian

tujuan organisasi yang telah ditentukan

20
Untuk mencapai tujuan dengan baik, pimpinan di Subag Program

diharapkan bisa menjaga motivasi karyawannya, karena motivasi memiliki peran

penting karena dengan adanya motivasi dalam diri pegawai akan berpengaruh

terhadap hasil kerja. Seorang pemimpin harus berwibawa dalam melaksanakan

tugasnya, karena apa yang dilakukan oleh pimpinan akan dicontoh oleh

bawahannya. Dengan memberikan contoh yang baik, pegawai diharapkan dapat

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kecakapan dan kemampuan yang

dimilikinya.

Pemberian motivasi kepada karyawan akan berhasil jika dilakukan oleh

orang yang dekat dengan yang bersangkutan, hal yang dapat mendukung adanya

motivasi kerja seorang pagawai yaitu adanya contoh keteladanan yang diberikan

oleh pimpinan. Untuk itu Pimpinan Subag Program sebaiknya menjadi orang

pertama yang wajib melakukannya karena pimpinan merupakan sosok yang

dijadikan sebagai pembimbing, pengarah, dan membina karyawan.

Menurut Wahjosumidjo (2002) ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja adalah faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu kebijaksanaan

yang telah ditetapkan persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh para bawahan,

tersedianya sarana dan bawahan, tersedianya sarana dan prasarana yang

mendukung pelaksanaan pekerjaan dan kepemimpinan terhadap bawahan.

Sedangakan faktor ekstrinsik yaitu kemampuan kerja, semangat, tanggung jawab,

rasa kebersamaan dalam kehidupan kelompok dan prestasi serta produktivitas.

21
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan,

sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas tertentu untuk pencapaian suatu tujuan tertentu (Kartini Kartono, 1994)

Dengan kelebihan yang dimilikinya, pimpinan Subag Program dapat

mempengaruhi bawahan agar bekerja lebih baik. Menjadi pemimpin adalah

amanah yang harus dilaksanakan dan dijalani dengan baik, kelak Allah akan

meminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu.

Pimpinan Subag Program diharapkan menyadari, merenungi,

bermusahabah, introspeksi diri menghadapi keterpurukan moral. Dengan tafakur

renungan tersebut diharapkan memperoleh jalan ke arah perbaikan prbadi yang

lebih baik. Dengan perubahan yang signifikan dan contoh keteladanan yang

diberikan oleh pimpinan, motivasi kerja pegawai di Subag Program secara

bertahap akan semakin baik, karena pegawai akan segan dan memperbaiki diri

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Prof. Dr. H. Veithzal (2013 : 3) Kepemimpinan adalah suatu

perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota

kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan

manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan

merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan organisasi, termasuk memotivasi karyawan.

22
Kita semua tentu sepakat bahwa kita berkeinginan mempunyai pemimpin

yang bekerja setulus hati, menjunjung tinggi integritas, adil dan bertanggung

jawab. Betapa bangganya jika kita memiliki pemimpin yang setiap kedatangannya

selalu dinanti, dan didambakan karena kualitas kepemimpinannya. Hal yang

disebutkan diatas juga ditemukan pada sosok Pimpinan Subag Program, dan

terciptanya kepemimpinan yang berkualitas dan berhias contoh keteladanan.

Dalam mengarahkan bawahannya kearah yang lebih baik, pimpinan di

Subag Program diharapkan dapat mempersuasi bawahannya dengan baik.

Kualitas dan keteladanan seorang pemimpin dapat dilihat sejauh mana ucapannya

yang baik didengar, selalu dituri perintahnya, karena semua itu diyakini dan

dirasakan akan membawa kepada perubahan. Pemimpin teladan akan membuat

sebuah kemajuan buat semua orang, meningkatkan kesejahterahan dan bekerja

dengan jujur, amanah dan bertanggung jawab.

Pimpinan di Subag Proram harus tegas. Tegas bukan berarti beliau selalu

tampil formal, dan disegani bukan berarti beliau ditakuti. Tetapi beliau

memberikan contoh bagaimana menjadi manusia yang baik berakhlak mulia.

Kepemimpinan yang penuh ketealadan yang dilakukan pimpinan Subag Program

harus jujur, Berani berkata yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah.

Jika sifat ini berhasil diimplementasikan setiap pemimpin maka, pemimpin

tersebut akan dipercayai oleh semua orang.

Selain itu Pimpinan Subag Program juga harus fathanah (cerdas dan

berpengetahuan) sehingga mampu membantu pegawai jika mengalami kendala

23
dalam pekerjaan. Pinpinan juga harus Amanah (dapat dipercaya) Tabligh

(menyampaikan) Berkomunikasi dan komunikatif dengan bawahannya dan semua

orang. Dengan demikian suasana kerja yang akrab dan kondusif akan tercipta, dan

membantu meningkatkan motivasi pegaai dalam bekerja.

Kepemimpinan yang jujur, amanah, adil, tegas dan bertanggung jawab

adalah kunci utama dari permasalahan motivasi pegawai. Hal ini sangat penting

karena salah satu penyebab kasusnya adalah kurangnya keteladan seorang

pemimpin. Pepatah Minang tersohor mengatakan, “jan sampai tungkek

mambaok rabah” artinya : jangan sampai pemimpin yang membuat suatu

daerah/organisasi menjadi hancur.

Hal ini bukan berarti Pimpinan (Kepala Subag program) orang yang tidak

pandai memimpin atau orang yang tidak pantas memimpin, bukan itu.

Pengalaman yang penulis dapatkan justru ada sisi baik yang ditonjolkan oleh

Kepala Subag Program. Namun dalam memberikan teguran perlu dilakukan

dengan tegas, sesuai dengan kecil/besarnya kesalahan pegawai. Motivasi selalu

ada dalam diri seseorang dan akan menjadi sumber energi yang kuat untuk

mencapai kesuksesan organisasi. Ada pegawai yang konsisten memperbaiki diri

dan ada juga yang tidak.

Dengan contoh keteladanan yang diberikan pimpinan, pegawai akan

terpacu untuk memperbaiki kualitas kerja sehingga terciptanya energi baru dan

energi tersebut akan tertular ke karyawan lain. Hal inilah yang membuat faktor

keteladanan begitu penting dalam menciptakan kinerja yang efektif dan efesien.

24
Dari penyelesaian kasus yang penulis pilih di atas, ditemui beberapa faktor

pendukung dan faktor penghambat yaitu sebagai berikut:

Faktor pendukung

a. Adanya suasana kerja akrab dan kondusif di Subag Program di Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

b. Adanya keinginan sebagian pegawai dalam meningkatkan tanggung

jawab akan penyelesaian tugas dengan baik lagi dalam bekerja

Faktor penghambat

a. Kesibukan Pimpinan yang mengharuskan pimpinan keluar kota dan

meninggalkan ruang kerja, sehingga tidak sepenuhnya dapat

menganalisa kondisi dan semangat kerja pegawai secara menyeluruh.

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan laporan keseluruhan hasil Praktek Lapangan Manajemen

Pendidikan tentang Upaya peningkatan motivasi pegawai pada Subag program di

dinas pendidikan provinsi sumatera barat,yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

kita simpulkan bahwa :

1. Masih ada sebagian pegawai yang belum memiliki motivasi yang tinggi dalam

bekerja pada Subag program di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

2. Penyebab rendahnya motivasi pegawai disebabkan karena kurangnya

kerjasama yang positif dalam pembagian kerja antar sesama pegawai,

kurangnya kesadaran pegawai dalam menjalankan tugas, kurangnya

pengawasan kerja oleh pimpinan serta kurang tegasnya pimpinan dalam

memberikan sanksi kepada pegawai yang sengaja melalaikan pekerjaan.

3. Solusi untuk mengatasi rendahnya motivasi pegawai dapat dilakukan oleh

pimpinan dengan memberikan contoh keteladanan dalam bekerja dan

memberikan reward untuk pegawai yang bekerja dengan baik.

26
B. Saran

Ada beberapa saran yang dapat penulis berikan diantaranya :

1. Diharapkan kepada Kasubag Program agar dapat lebih meningkatkan

ketegasan dan memberikan keteladanan yang positif dalam memimpin

pegawai.

2. Diharapkan hendaknya Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat

sebagai pimpinan utama melakukan pengawasan secara tegas dan bertanggung

jawab.

3. Kepada seluruh pegawai diharapkan dapat menjaga semangat dan kualitas

kerjanya agar lebih baik lagi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: Asri Mahasatya.


Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT.
Rineka Putra: Jakarta.
Astuti, Desma Widya. 2013. Motivasi berprestasi guru profesional di SMK Negeri 2
kota sawah lunto. SKRIPSI tidak diterbitkan. FIP-UNP
Hamdi N, Syaiful. 2012. Suhaimi Pendidik Para Teladan. Cet 1. Hal. 28. Syirkah
Publishing : Bogor
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Cet 1. Hal. 351. Erlangga : Jakarta

Manulang. M . (1981). Manajemen Personalia. Jakarta. Ghalia Indonesia


Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Cet 2. Bumi Aksara : Jakarta

Novita, Jumi. 2007. Iklim Organisasi dan Hubungan Dengan Motivasi Kerja
(BKKBN). Skripsi tidak diterbitkan. FIP-UNP.
Pergub Sumbar No. 41 Tahun 2012 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, dan tata
kerja Dinas Pendidikan Sumbar
Rivai, Veithzal dkk. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Cet 1.
PT. Rajagrafindo Persada : Depok
Robbin, Stephen P. (2002). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontrocersi, Aplikasi, jilid
1 . Edisi Bahasa Inbdionesia
Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2002). Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta : Bumi Aksara
Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas kerja, Jakarta Rineka
Cipta
UU. No. 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Nasional Pendidikan

Winanrdi (2011). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : Raja


Granfindo
Zuyetti. 2007. Dampak Motivasi Keja dan Pola Komunikasi Terhadap Iklim
Kerjasama Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang. Tesis tidak diterbitkan. PPs-UNP

28

Anda mungkin juga menyukai