Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

“EXCHANGE RATE DETERMINATION”

Disusun oleh :

KELOMPOK 8
KELAS D

1. Alvin Rangga Ariestino (2018210316)


2. Prabata Ferdiansyah (2018210549)
3. Santy Galuh Pertiwi (2018210805)
4. Mahdiyah (2018210900)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang membimbing kita sampai saat ini.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Manajamen Keuangan
Internasional dengan berjudul “Exchage Rate Determination”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surabaya, 24 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................... 4

1.2. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 4

1.3. TUJUAN ............................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

A. PENGERTIAN NILAI TUKAR ......................................................... 6

B. PENGERTIAN NILAI TUKAR MENURUT PARA AHLI................ 6

C. NILAI TUKAR MATA UANG .......................................................... 7

D. SISTEM KURS MATA UANG ......................................................... 7

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR .... 9

F. EKUILIBRIUM NILAI TUKAR...................................................... 12

G. LALU LINTAS DEVISA ................................................................. 12

H. MENGANTISIPASI PERGERAKAN NILAI TUKAR .................... 13

BAB III.............................................................................................................. 15

PENUTUP ......................................................................................................... 15

1.4. KESIMPULAN ................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang maing-masing negara atau wilayah.
Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah
unit yaitu “mata uang” (atau “harga mata uang” atau “sarian mata uang”)
yang dapat dibeli dari 1 penggalan “unit mata uang” (disebut pula sebagai
“dasar mata uang”).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan nilai tukar ?
2. Apa saja sistem kurs mata uang yang berlaku ?
3. Bagaimana mengukur pergerakan nilai tukar ?
4. Apa saja faktor yang menentukan keseimbangan kurs ?
5. Bagaimana kurs ekuilibrium di tentukan ?
6. Bagaimana lalu lintas gerakan nilai tukar ?
7. Bagaimana cara mengantisipasi pergerakan nilai tukar ?

1.3. Tujuan
Didalam makalah ini memiliki beberapa tujuan antara lain :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai tukar
2. Untuk mengetahui apa saja sitem kurs mata uang yang berlaku
3. Untuk mengetahui bagaimana mengukur pergerakan nilai tukar
4. Untuk mengetahui faktor yang menentukan keseimbangan kurs
5. Untuk mengetahui bagaimana kurs ekuilibrium di tentukan
6. Untuk menjelaskan lalu lintas gerakan nilai tukar
7. Untuk mengetahui bagaimana cara mengantisipasi pergerakan nilai
tukar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai Tukar


Nilai tukar atau kurs (foreign exchage rate) adalah harga mata uang suatu
negara relatif terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua
mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan
permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan
mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan
penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs
rupiah, jika permintaan rupiah lebih banyak daripada penawarannya maka kurs
rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya.

B. Pengertian Nilai Tukar Menurut Para Ahli


1. Menurut Adiningsih dkk menyatakan bahwa nilai tukar rupiah adalah harga
rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan
nilai mata uang yang di translasikan ke dalam mata uang negara lain.
Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, nilai tukar rupiah
terhadap Euro, dan lain sebagainya. Kurs merupakan salah satu indikator
yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena
investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.
2. Menurut Nazir menyatakan bahwa dalam konsep perdagangan internasional
sikap negara yang tergabung di dalamnya harus menyamakan dulu sistem
moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam melakukan transaksi
perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs
menunjukkan seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh
uang asing.
C. Nilai Tukar Mata Uang

Nilai tukar mata uang asing dibagi menjadi 2 yaitu


1. Nilai tukar nominal
Nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya USD 1,00 =
Rp. 15.000. kuras antara dua negara adalah yang dinamakan kurs
nominal.
2. Nilai tukar riil atau kurs riil (riil exchange rate)
Harga relative barang-barang kedua negara yang menyatakan tingkat
dimana kita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu negara
untuk barang-barang negara lain. Oleh karena itu nilai riil juga disebut
terms of trade.
Secara umum dapat dituliskan =
Nilai Tukar Nominal X Harga Barang Domestic
Harga Barang Luar Negeri

Nilai tukar riil diantara kedua negara dihitung dari nilai tukar nominal
dan tingkat harga di kedua negara. Jika nilai tukar riil adalah tinggi,
berarti harga barang di luar negeri relatif murah, dan harga barang-
barang domestik relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil
rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relatif mahal, dan harga-
harga barang domestik relatif murah.

D. Sistem Kurs Mata Uang


Ada 5 jenis sitem kurs utama yang berlaku, yaitu :
1. Sistem kurs mengambang
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur
tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter
apabila terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk
mengambang terndali (managed floating exchange rate).
2. Sistem kurs tertambat
Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau
sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang
utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang negara tersebut
bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya.
3. Sistem kurs tertambat merangkak
Dimana negara melakukan sedikit perubahan terhadapt mata uangnya secara
periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam
rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara
dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika
dibanding dengan sistem kurs tertambat.
4. Sistem kurs sekeranjang mata uang
Keuntungan adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu mata
uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam
sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang
biasanya ditentukan ole besarnya peranannya dalam membiayai
perdagangan negara tertentu.
5. Sistem kurs tetap
Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas
mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas
dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang
memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri maupun
gangguan seperti sering mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap
merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.

Berdasarkan sejarah, negara Indonesia telah menerapkan 3 sistem nilai tukar


1. Sistem Kurs Tetap (1970 - 1978)
Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 1964, Indonesia menganut sistem nilai
tukar kurs resmi Rp. 250/dolar Amerika sementara kurs uang lainnya
dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Untuk
menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, BI melakukan
intervensi aktif di pasar valuta asing.
2. Sistem kurs mengambang terkendali (1978 - Juli 1997)
Pada masa ini nilai tukar rupiah didasarkan pada system sekeranjang mata
uang (basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama dengan
dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, bank
Indonesia menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs
bergerak di pasar dengan spread tertentu. Bank Indonesia hanya melakukan
intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.
3. Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 – Sekarang)
Nilai tukar mengambang (floating exchange rate) mengacu pada sistem nilai
tukar di mana penawaran-permintaan di pasar valuta asing (valas) menentukan
harga mata uang suatu negara. Pemerintah tidak melakukan intervensi sama
sekali di pasar untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang domestik.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar


Berikut merupakan faktor yang menyebabkan berubahnya kurva permintaan
dan penawaran :

1. Laju inflasi relatif


Pada umumnya, negara yang secara konsisten menunjukkan tingkat inflasi
rendah maka nilai mata uangnya meningkat. Hal ini disebabkan daya beli
relatif meningkat terhadap mata uang negara lainnya Contoh negara-negara
dengan inflasi rendah di paruh terakhir abad ke-20 seperti Swiss, Jepang,
Jerman. Sebaliknya,negara dengan tingkat inflasi yang tinggi biasanya
terjadi depresiasi dalam mata uangnya terkait dengan mata uang mitra
dagangnya.
2. Adanya perbedaan suku bunga
Inflasi, suku bunga, dan nilai tukar memiliki keterkaitan satu dengan
lainnya. Dengan melakukan manipulasi suku bunga, bank sentral dapat
memberikan pengaruh terhadap nilai tukar maupun inflasi. Mengubah suku
bunga dapat berpengaruh pada nilai mata uang dan inflasi. Tingginya suku
bunga akan menawarkan kreditur dalam suatu perekonomian negara,
sehingga memberikan pengembalian yang relatif lebih tinggi terhadap
negara lain. Oleh karena itu, suku bunga tinggi menarik minat modal asing
untuk masuk dan menyebabkan nilai tukar naik. Dampak tingkat suku bunga
tinggi dapat dikurangi, apabila inflasi di negara tersebut lebih tinggi dari
negara lain, mendorong mata uang turun. Ada hubungan yang berlawanan
untuk menurunkan suku bunga, yaitu suku bunga rendah cenderung
membuat nilai tukar turun.
3. Utang naik
Jika negara memiliki proyek-proyek skala besar di sektor publik dan
pemerintah, maka biasanya melibatkan pembiayaan defisit yang besar pula.
Di satu sisi, pembangunan proyek skala besar tersebut dapat merangsang
ekonomi domestik, tetapi di sisi lain defisit dan utang publik yang besar bisa
mengurangi minat investor asing. Utang publik yang tinggi dapat
mendorong inflasi. Jika inflasi tinggi, utang akan dibayarkan dengan uang
yang lebih murah di masa depan. Skenario terburuknya, pemerintah
mencetak uang untuk membayar sebagian besar utang tersebut. Akan tetapi,
menambah pasokan uang pastinya akan menyebabkan inflasi. Selain itu,
jika pemerintah tidak sanggup menutupi defisitnya dengan instrumen
domestik, seperti menjual obligasi domestik maka pemerintah harus
meningkatkan pasokan surat berharga untuk dijual ke asing, sehingga
harganya turun. Utang yang tinggi begitu mengkhawatirkan bagi investor
asing dan biasanya mereka percaya bahwa negara akan berisiko gagal untuk
melunasi kewajibannya.
4. Defisit current ratio
Rekening giro adalah neraca perdagangan antara negara dan mitra
dagangnya, yang mencerminkan semua pembayaran antar negara untuk
barang, jasa, bunga dan dividen. Defisit dalam neraca berjalan menunjukkan
bahwa negara membelanjakan lebih banyak pada perdagangan luar negeri
daripada yang didapatkannya. Negara meminjam modal dari sumber asing
dalam rangka menutupi defisit tersebut. Dengan kata lain, pemerintah
membutuhkan lebih banyak mata uang asing daripada yang diperolehnya
dari penjualan ekspor. Dan, hal tersebut akan memasok lebih banyak mata
uangnya sendiri dibandingkan permintaan orang asing terhadap produk
negara tersebut. Permintaan mata uang asing yang tinggi dapat menurunkan
nilai tukar mata uang negara tersebut, sehingga barang dan jasa domestik
cukup murah bagi asing. Sedangkan aset asing terlalu mahal untuk
kepentingan domestik.
5. Stabiltas ekonomi dan kinerja ekonomi
Investor asing pasti mencari negara-negara yang stabil dengan kinerja
ekonomi yang kuat untuk menanamkan modalnya. Sedangkan negara yang
memiliki gejolak politik dan ekonomi, akan melemahkan kepercayaan
investor asing untuk menanamkan modalnya. Gejolak politik, misalnya,
dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pada mata uang dan pergerakan
modal ke mata uang negara-negara yang lebih stabil.
F. Ekuilibrium Nilai Tukar
1. Perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain.

2. Nilai tukar ekuilibrium adalah nilai tukar pada saat permintaan atas suatu
valuta sama dengan penawarannnya.

3. Penawaran mata uang akan meningkat ketika nilai mata uang tersebut
mengalami peningkatan. Menyebabkan slope miring ke kanan atas

4. Dalam pasar spot yang likuid, nilai tukar sangat tidak sensitif terhadap
transaksi mata uang yang besar

G. Lalu Lintas Devisa


Lalu lintas devisa adalah perpindahan aset dan kewajiban finansial antar
penduduk dan bukan penduudk termasuk perpindahan aset dan kewajiban
finansial luar negeri antar penduduk. Penduduk dalam kaitan ini diartikan
sebagai orang, badan hukum, atau badan lainnya yang berdomisili tau
berencana berdomisisli di indonesia sekurang-kurangnya satu tahun, termasuk
perwakilan dan staf diplomatik indonesia di luar negeri. Dalam pembangunan
ekonomi nasional devisa merupakan salah satu alat dan sumber pembiayaan
yang penting bagi negara.

Oleh karena itu kepemilikan dan penggunaan devisa perlu dikelola dengan
baik untuk memperlancar lalu lintas perdagangan, investasi, dan pembayaran
kewajiban kepada pihak lain di luar negeri.

Dapat diilustrasikan sebagai berikut :

1. Jika mata uang A dan B bergerak ke arah yang sama, tidak ada perubahan
dalam nilai tukar.

2. Ketika mata uang A mengalami peningkatan nilai (Apresiasi) terhadap


dollar lebih besar (lebih kecil) dari mata uang B, Maka mata uang A
mengalami peningkatan nilai dari pada mata uang B
3. Ketika mata uang A mengalami peningkatan nilai terhadap dolar, sementara
mata uang B tidak berubah terhadap dolar, mata uang A mengalami
peningkatan terhadap mata uang B dengan tingkat yang sama seperti
peningkatan nilai terhadap dolar.

H. Mengantisipasi Pergerakan Nilai Tukar


Potensi resiko kerugian sangat besar bagi perusahaan yang menggunakan kurs
mata uang asing untuk transaksi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan suplier
mendapatkan proyek untuk penyediaan peralatan dan perlengkapan rumah
tangga sebuah proyek properti yang baru dibangun dengan nilai kontrak Rp 13
milyar. Suplier tersebut kemudian membeli barang kepada produsen peralatan
rumah tangga asal Finlandia secara FOB dengan nilai beli USD 1.000.000,-
pada saat kurs rupiah Rp 14.000,-. Asumsi laba yang diterima dari proyek ini
adalah Rp 1 milyar. Namun ketika barang akan dikirim, tiba-tiba kurs rupiah
melemah menjadi Rp 15.000,-. Maka kontraktor harus menanggung beban
kenaikan kurs tersebut. Yang sebelumnya proyek ini diasumsikan mendapat
untung 1 milyar, namun realisasinya malah tidak mendapatkan untung sama
sekali. Kasus di atas baru satu transaksi, bagaimana jika perusahaan tersebut
memiliki banyak transaksi di tempo yang sama. Tentunya sangat besar kerugian
yang ditanggung perusahaan tersebut.
Melakukan transaksi hutang-piutang dengan menggunakan mata uang berbeda
memiliki potensi resiko yang tidak dapat dikendalikan. Hal ini dikarenakan
fluktuasi kurs mata uang berada diluar kendali perusahaan meskipun sudah ada
rencana dan prediksinya. Tidak hanya disebabkan fluktuasi, potensi resiko
transaksi dengan menggunakan mata uang berbeda juga berasal dari perubahan
tingkat suku bunga.
pertama untuk mengurangi potensi kerugian akibat fluktuasi kurs mata uang
adalah meminimalkan transaksi hutang piutang yang menggunakan kurs
berbeda. Contohnya, jika anda membeli persediaan barang dengan
menggunakan mata uang USD, maka seharusnya anda menjualnya dengan mata
uang USD juga. Semakin banyak anda bertransaksi dengan menggunakan mata
uang berbeda, maka semakin besar potensi kerugiannya. Pada contoh kasus di
atas, pihak suplier harusnya menawarkan jasa pengadaan barang dengan
menggunakan kurs USD juga.
kedua adalah membuat cadangan kas. Supplier langsung mencadangkan kasnya
sebesar USD 1 juta yang nantinya akan dikeluarkan pada saat proses on board
berlangsung. Hal ini dapat mengurangi potensi kerugian beban kurs. Jika suplier
tersebut tidak memiliki kas yang cukup setara USD 1 juta, maka ia dapat
membeli dari bank. jika tidak mempunyai kas yang cukup untuk membeli dolar
dari bank adalah meminjam dengan jangka waktu pendek dan bunga yang
rendah.
ketiga adalah dengan melakukan Hedging (pemindahan resiko). Hedging
adalah usaha memindahkan potensi resiko kepada pihak ketiga. Pihak ketiga ini
biasanya adalah bank. Proses hedging jika mengacu pada contoh kasus di atas
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan tips kedua di atas yaitu membeli dollar
dari bank namun dengan cara memesan. Untuk sederhananya dijelaskan dengan
contoh berikut. Perusahaan suplier pada contoh kasus di atas bermaksud
membeli dolar dari bank. Namun karena persediaan dolar di bank juga tidak
mencukupi, akhirnya perusahaan suplier tersebut memesan pembelian dolar
(bukan membeli dolar) kepada bank dengan harga spot kontrak hedging kurs
pada angka Rp 14.000,-. Sehingga ketika bank sudah memiliki persediaan USD
1 juta, maka bank nantinya akan menjual dolar tersebut kepada perusahaan
suplier dengan nilai kurs Rp 14.000,-. Dengan demikian, perusahaan suplier
mengurangi potensi kerugiannya.
BAB III
PENUTUP

1.4. Kesimpulan
Pergerakan nilai tukar biasanya diukur dalam presentase sepanjang periode
tertentu, seperti setahun atau sebulan. Perusahaan-perusahaan multinasional
terus memonitor pergerakan nilai tukar karena arus kas mereka
didenominasi dalam valuta asing.
Nilai tukar ekuilibrium antara dua valuta pada suatu waktu tertentu
didasrakan pada kondisi permintaan dan penawaran. Perubahan dalam
permintaan dan penawaran akan mempengaruhi nilai tukar ekuilibrium.
Semua faktor yang relevan harus diperhitungkan secara simultan untuk
menilai pergerakan nilai tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff. 2013. International Finance Management 12th editions. Florida


Attlantic University

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Jogjakarta: BPFE

Nopirin. 2000. “Ekonomi Moneter Edisi 1”. BPFE. Yogyakarta

http://elearning.perbanas.ac.id/course/view.php?id=411 (diakses pada tanggal 22-


9-2020)

https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_Tukar.com (diakses pada tanggal 23-9-2020)

Anda mungkin juga menyukai