Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ike Wahyu Kumala Sari

NIM : 2018210112
Perilaku Keorganisasian kelas C

Resume tentang contoh praktik baik dari organisasi terkait tentang Konsep dan
Penerapan Motivasi

MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PEPUTRA


MASTERINDO KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR

Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu Movere yang berarti menggerakan. Dalam
istilah motivasi mencakup aspek tingkah laku manusia yang mendorongnya untuk berbuat atau
tidak berbuat (syadam, 2000;227). Motivasi adalah kekuatan (dorongan) yang kuat dari dalam diri
seseorang untuk melakukan aktifitas sesuai dengan dorongan tersebut (Tohardi, 2002:334).Agar
karyawan dan pegawai dapat tetap bekerja dengan baik dan memberikan prestasi terbaiknya bagi
perusahaan atau organisasinya, maka karyawan dan pegawainya tersebut perlu di berikan motivasi.
Tujuan perusahaan atau organisasi harus memikirkan bagaimana agar karyawan dan pegawai
tersebut selalu bergairah dalam berkerja dan mempunyai prilaku positif dalam melaksanakan
tugas. Meskipun pemberian motivasi sangat penting untuk meningkatkan prestasi dan semangat
kerja, tetapi proses ini sangat sulit di laksanakan karena pekerja pegawai adalah manusia hidup
yang mempunyai prasaan, harga diri, dan keinginan keinginan yang berbeda – beda.
Untuk itu yang di perlukan menager adalah memberikan motivasi yang tepat kepada
pegawai atau karyawan . dengan pemberian motivasi yang tepat di harapkan pegawai dan
karyawan dapat terdorong bekerja lebih baik sehingga dalam diri mereka timbul keyakinaan bahwa
dengan bekerja baik, tunjangan perusahaan atau organisasi akan lebih mudah dicapai dan
tunjangan pribadi juga akan terpenuhi. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong
gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemempuan dan
keterampilan untuk mewujudkan perusahaan tersebut.
PT Peputra Masterindo Kec. Tapung Kab. Kampar merupakan sebuah perusahaan yang
bargerak dibidang perkebunan kelapa sawit didirikan pada tahun 1995 yang memiliki karyawan
tetap berjumlah 334 meliputi karyawan kebun dan pabrik, Karyawan PT. Peputra Masterindo yang
terdiri dari:
1. Karyawan kebun terdiri dari : Staff/ Asisten, Mandor dan Karyawan Tetap
2. Karyawan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terdiri dari: Staff/ Asisten, Pegawai Tetap dan Karyawan
Tetap
Sebagai perusahaan perkebunan PT.Peputra Masterindo Kec. Tapung Kab. Kampar
memberikan gaji untuk setiap karyawannya berdasarkan aturan yang ditentukan oleh pimpinan
perusahaan dan berdasarkan ketetapan golongan masing – masing yang ada diperusahaan tersebut
Bentuk-bentuk prestasi kerja dari perusahaan:
a. Kehadiran dan disiplin kerja : Absensi, kehadiran tepat waktu dan disiplin dalam mengunakan
waktu
b. Kualitas kerja: ketepatan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan
c. Tanggung jawab: kesediaan melaksanakan kewajiban secara tuntas
d. Sikap: sikap terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan
Bentuk penghargaan prestasi kerja:
a. Insentif / Upah lembur
b. Kenaikan pangkat
c. Tanda penghargaan
d. Hadiah (reward)
Kab. Kampar dalam pemenuhan kebutuhan karyawannya telah memberikan Motivasi yang
berupa gaji dan upah lembur, tunjangan pengobatan, tunjangan baras, santunan sosial, jamsostek,
tunjangan hari raya dan rumah dinas. Hal ini dimaksudkan sebagai imbalan dan balas jasa kepada
karyawan dalam rangka memotivasi mereka dalam mengerjakan tugas – tugas yang dibebankan
kepada karyawan sehingga memperoleh hasil kerja yang baik diperusahan tersebut. Tunjangan
Insentif Karyawan PT. Peputra Masterindo Kec. Tapung Kab.Kampar terbagi 3, yaitu:
1. Uang dalam bentuk Gaji, Upah Lembur, Uang Beras, THR
2. Jaminan dalam bentuk JAMSOSTEK, Pemberian Cuti
3. Fasilitas dalam bentuk Rumah Dinas, Tempat Ibadah, Fasilitas Olah Raga
Apa bila kita lihat dan bandingkan kondisi keadaan sekarang (semakin meningkatnya kebutuhan
harga sembako) tentu tidak seimbang dengan tunjangan yang di berikan kepada karyawan , di
samping itu karyawan harus berkerja keras sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan. Dengan
tunjangan sebesar itu apakah cukup? Untuk menambah kehidupan keluarga, sedangkan kebutuhan
keluarga sangatlah besar, misalnya pembayaran pendidikan, sandang, pangan, dan keperluan
lainnya.

Referensi :
https://journal.uir.ac.id/index.php/valuta/article/download/1142/707/ (diakses 21 Oktober 2020)
Resume tentang contoh praktik baik dari organisasi terkait tentang Kepribadian
dan Nilai

PENGARUH SIKAP DAN KEPRIBADIAN TERHADAP


KINERJA PEGAWAI (Studi pada Dinas Sosial Kabupaten
Ciamis)

Kepribadian pada hakikatnya adalah karakteristik individu yang menunjukan


kecenderungan identitasnya melalui pemikiran, emosi dan perilaku yang merupakan produk
interaksi antara genetik dan pengaruh lingkungan. Kepribadian menciptakan reputasi sosial orang,
bagaimana mereka dipersepsikan oleh kawan, keluarga dan teman sekerja juga penyelia. Dengan
kata lain, menyatakan seperti apa seseorang itu. Dengan kata lain, menyatakan seperti apa
seseorang itu, what people are like. Kepribadian muncul karena individu mempunyai banyak
pengalaman yang didapat dari keterbukaannya terhadap hal-hal yang baru yang akan berpengaruh
terhadap aktivitas individu.
Organisasi dikatakan maju dan berkembang dengan baik apabila organisasi dapat
memelihara, mengelola, memberdayakan dan mengembangkan sumber daya manusia sehingga
pegawai memiliki kinerja yang baik. Selain itu organisasi juga perlu memiliki dorongan yang kuat
untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan mampu
menciptakan kinerja yang berkualitas dan tentunya akan menghasilkan hasil yang berkualitas.
Kinerja adalah hasil kerja yang diperoleh dari individu. Kinerja menurut (Rivai dan Segda
2009:548) yaitu perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengam perannya dalam perusahaan.
Untuk mengetahui tingkat kinerja pegawai dalam suatu organisasi dilakukan tindakan
evaluasi yang didalamnya merupakan penilaian atas hasil usaha yang dilakukan. Hasil dari usaha
tersebut dapat berupa barang atau jasa yang dapat memperlihatkan keberhasilan dari kerja
organisasi. Dinas Sosial Kabupaten Ciamis merupakan salah satu instansi yang ada di Kabupaten
Ciamis yang tentunya memiliki visi dan misi. Untuk mewujudkan misi tersebut diperlukan SDM
yang memiliki kinerja yang profesional.
Tugas pokok dari Dinas Sosial Kabupaten Ciamis itu sendiri yaitu sebagai unsur pelaksana
urusan pemerintahan bidang sosial. Namun pada kenyataannya menunjukan bahwa kinerja
pegawai Dinas Sosial Kabupaten Ciamis masih belum seluruhnya maksimal. Banyak faktor yang
mempengaruhi tidak tercapainya kinerja pegawai Dinas Sosial Kabupaten Ciamis, dua diantaranya
adalah sikap dan kepribadian pegawai itu sendiri. Sikap atau attitude merupakan suatu
kecenderungan yang dipelajari untuk merespon dengan cara menyenangkan atau tidak
menyenangkan secara konsisten berkenaan dengan objek tertentu.
Jika sikap postif yang dimiliki oleh pegawai terhadap pekerjaan, maka pegawai itu sendiri
akan bekerja lebih lama dan lebih keras guna usahanya. Sikap mendorong pegawai untuk bertindak
dengan cara spesifik dalam konteks spesifik. Dengan kata lain sikap yang dimiliki oleh pegawai
akan menentukan kinerja pegawai itu sendiri sehingga nantinya dapat menentukan visi dan misi
dari organisasi itu tercapai atau tidak.
Kenyataan menunjukan bahwa kepribadian pegawai Dinas Sosial Kabupaten Ciamis masih
perlu ditingkatkan. Sebab masih banyak pekerjaan yang tidak terlaksana sebagaimana mestinya
karena memiliki kepribadian yang kurang tepat. Sehingga itu akan menghambat tercapainya visi
dan misi di Dinas Sosial Kabupaten Ciamis. Sikap pegawai masih kurang positif dan Kepribadian
pegawai masih perlu ditingkatkan sebab masih ada pekerjaan yang tidak terlaksana sebagai
mestinya karena memiliki kepribadian yang kurang tepat. Motivasi kerja pegawai Dinas Sosial
Kabupaten Ciamis masih belum meningkat.
Hal ini terbukti dari kehadiran pegawai pada saat jam kerja dan masih banyak pekerjaan
yang tidak memenuhi target. Kinerja pegawai Dinas Sosial Kabupaten Ciamis masih belum
maksimal Hal ini terbukti dari hasil kerja yang dilaksanakannya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Seperti halnya jumlah PMKS tahun 2016-2018 belum mengalami perubahan yang
signifikan. Kompetensi SDM pegawai perlu ditingkatkan, sebab masih adanya pegawai yang
bekerja tidak sesuai dengan basic pendidikannya. Masih ada pegawai yang malah keluar kantor
dan lebih mementingkan urusan pribadinya pada waktu jam kerja.
Referensi :
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/bmej/article/download/2358/2656 (di akses 22
Oktober 2020)
Resume tentang contoh praktik baik dari organisasi terkait tentang Persepsi dan
Pengambilan Keputusan Individu

PERSEPSI PEGAWAI TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH


ATASAN LANGSUNG DI KANTOR KOORDINASI PERGURUAN
TINGGI SWASTA WILAYAH X (SUMATERA BARAT,
RIAU, JAMBI, DAN KEPULAUAN RIAU)

Persepsi adalah proses di mana seseorang mengorganisasi dan menginterpretasikan suatu


kesan yang mereka rasakan yang bertujuan untuk mengartikan keadaan lingkungan mereka.
Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif.
Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu
sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi. Persepsi menjadi
penting karena kebiasaan seseorang lebih didasarkan pada persepsi yang mereka rasakan
dibandingkan dengan kenyataan yang ada.
Setiap individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih
pilihan alternatif. Oleh karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting dari
perilaku organisasi. Akan tetapi cara individu dalam mengambil keputusan dan kualitas pilihannya
sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang dihadapi.
Yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diinginkan, yang mengharuskan kita
untuk mempertimbangkan alternatif tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi atau
menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang masalah yang kita alami dapat menjadi suatu
keuntungan bagi orang lain. Jadi kesadaran bahwa ada masalah dan bahwa keputusan mungkin
atau mungkin tidak diperlukan adalah masalah perseptual.
Setiap keputusan membutuhan kita untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi
yang kita terima. Pada umumnya, kita menerima data dari berbagai sumber yang perlu kita saring,
proses dan interpretasi. Data mana yang relevan bagi keputusan dan mana yang tidak? Persepsi
kita akan menjawab pertanyaan itu. Kita juga perlu mengembangkan alternatif-alternatif dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya. Sekali lagi, proses perceptual kita akan mempengaruhi
hasil akhir. Selama pengambilan keputuasan, kesalahan perseptual sering kali muncul sehingga
dapat membiaskan analisis dan kesimpulan.
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terjadi perubahan- perubahan
kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam
menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan
yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar.
Pimpinan sebagai orang yang mempunyai jabatan tertinggi dan memiliki tanggung jawab
yang besar dalam organisasi atau instansi harus menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya,
peranan atasan itu sebagai eksekutf, sebagai penengah, sebagai penganjur dan sebagai ahli.
Sebelum pimpinan melaksanakan kegiatan organisasi maka terlebih dahulu pimpinan harus
memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai kebijakan, agar para bawahan dapat
menjalankan kegiatan organisasi dengan sebaik-baiknya. Karena pertimbangan dan keputusan
yang baik adalah sesuai dengan permasalahan dan situasi yang dihadapi serta sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh bawahannya, maka untuk menjalankan dengan penuh keseriusan sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Pada prinsipnya seorang pimpinan harus berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan
karena keputusan yang dihasilkan oleh pimpinan tersebut dapat berakibat baik atau berakibat
buruk bagi organisasi atau lembaga tempat ia memimpin. Dalam mengambil suatu keputusan
pimpinan harus mempertimbangkan pegawainya, kemampuan dari pegawainya dan melibatkan
pegawainya. Karena yang akan melaksanakan keputusan tersebut Nantinya adalah pegawainya.
Selain itu dalam mengambil suatu keputusan seorang pimpinan harus cepat tanggap dalam
mengambil keputusan ini.

Referensi :
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/download/5196/4085 (diakses 22
Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai