Tujuan-Tujuan MSDM
1. Tujuan Organisasional
Memastikan bahwa MSDM berkontribusi pada efektivitas organisasional. Departemen
SDM membantu para manajer untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dalam hal ini
para manajer tetap bertanggung jawab penuh atas para bawahannya, departemen SDM
hanya memberikan dukungan dalam hal-hal yang terkait dengan pengelolaan SDM.
2. Tujuan Fungsional
Menjaga kontribusi departemen SDM dalam tingkat yang layak bagi kebutuhan-
kebutuhan organisasi. Sumber-sumber daya akan terbuang percuma jika MSDM tidak
direncanakan secara optimal sesuai kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Kemasyarakatan
Bersikap etis dan bertanggung jawab sosial terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan masyarakat sembari meminimalkan dampak negatif tuntutan-
tuntutan tersebut bagi organisasi.
4. Tujuan Personal
Membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka sejauh tujuan-tujuan
mendorong kontribusi individual bagi organisasi. Tujuan personal para karyawan akan
tercapai jika para karyawan dipelihara, dipertahankan, dan dimotivasi. Jika tidak
demikian, kinerja dan kepuasan karyawan akan menurun dan karyawan bisa
meninggalkan organisasi.
Sikap Kerja
1. Kondisi kerja
Meliputi lingkungan fisik maupun sosial berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja.
2. Pengawasan atasan
Pengawasan dan perhatian yang baik dari atasan dapat mempengaruhi sikap dan semangat
kerja.
3. Kerja sama dari teman sekerja
Adanya kerja sama dari teman sekerja juga berpengaruh dengan kualitas dan prestasi dalam
menyelesaikan pekerjaan.
4. Kesempatan untuk maju
Jaminan terhadap karir dan hari tua dapat dijadikan salah satu motivasi dalam sikap kerja.
5. Keamanan
Rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam
bekerja.
6. Fasilitas kerja
Fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap terciptanya sikap kerja yang positif.
7. Imbalan
Rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa gaji pokok maupun tunjangan
mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan pekerjaannya.
REKRUTMEN
Definisi Rekrutmen (Werther& Davis 1996)
Rekrutmen adalah proses menemukan dan menarik para pelamar yang memenuhi syarat
untuk dipekerjakan.
Proses rekrutmen dimulai dari pencarian para pelamar dan diakhiri dengan masuknya
surat lamaran dari para pelamar.
Hasil proses rekrutmen adalah sekumpulan pelamar yang siap untuk diseleksi
SELEKSI
Dasar-Dasar Seleksi
1. Kebijakan perburuhan pemerintah
Seleksi karyawan atau tenaga kerja sebagai sumber daya manusia dalam sebuah
perusahaan harus mengikuti dan berdasarkan undang-undang buruh lembaga.
2. Spesifikasi jabatan atau pekerjaan
Dalam prinsip spesifikasi jabatan atau pekerjaan yang digunakan adalah “the right man
on the right place and the right man behind the right igun”. Sehingga, tumpuan utama
dalam seleksi seharusnya adalah kepada apa yang akan dikerjakan, lalu kemudian baru
menentukan siapa yang akan mengambil alih jawatan dan melaksanakannya. Bukan
mengenai "siapa" yang pertama kemudian "apa". Pekerjaan dalam bentuk apa pun harus
diisi dengan pemilihan berdasarkan spesifikasi pekerjaan.
3. Ekonomis
Dalam proses seleksi, ekonomi adalah asas pelaksanaanya sehingga biaya, waktu, dan
pemikiran dapat digunakan dengan efektif sehingga hasil pemilihan dapat dibenarkan.
Dalam melakukan proses pemilihan mesti dilakukan dengan berkesan dengan
pengeluaran serendah mungkin untuk mendapatkan pekerja yang terbaik dan sesuai
dengan kebutuhan.
4. Etika sosial
Etika sosial dapat dilihat sebagai memperhatikan normanorma hukum, agama,
kebudayaan, dan adat-istiadat masyarakat serta hukum yang berlaku di negara yang
bersangkutan
Kesalahan Pewawancara
1. Halo Effect
Mengambil kesimpulan hanya berdasarkan informasi yang terbatas, tanpa memandang
berbagai karakteristik lainnya dari si pelamar. Misalnya, cenderung menerima orang yang
murah senyum dan menolak orang yang memakai jeans tanpa melihat kemampuan
mereka yang sesungguhnya.
2. Pertanyaan Mengarahkan
Kecenderungan mendikte pelamar agar memberikan jawaban tertentu. Misalnya:
“Apakah Anda suka…?”
3. Bias Pribadi
Pewawancara mendasarkan penilaiannya pada prasangka pribadi terhadap kelompok
tertentu. Misalnya menganggap seorang tenaga penjual yang baik harus berpostur tinggi,
atau menganggap pekerjaan tertentu lebih cocok untuk pria dan pekerjaan lainnya untuk
wanita.
4. Dominasi Pewawancara
Pewawancara lebih banyak berbicara tentang kelebihan dirinya sendiri atau mengajak
pelamar berbincang-bincang mengenai sesuatu yang tidak relevan dengan tujuan
wawancara
Macam-Macam Orientasi
1. Orientasi perorangan (orientasi personal)
Orientasi ini adalah tentang kemampuan seseorang dalam menampilkan identitas dirinya
dan orang-orang di sekelilingnya atau lingkungan mereka.
2. Orientasi waktu (orientasi temporal)
Orientasi waktu ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami masa
bekerja, termasuk di dalamnya waktu, hari, musim, bulan dan tahun, masa yang akan
datang, atau masa yang lalu.
3. Orientasi tempat (orientasi spasial)
Ini adalah sebuah orientasi mengenai kemampuan seseorang dalam memahami batas-
batas tempat atau ruang yang ditempati dan kaitannya dengan lokasi-lokasi atau tempat-
tempat lain.
Jenis-Jenis Penempatan
1. Promosi
Karyawan dipindahkan keposisi lain yang lebih tinggi, baik dari segi bayaran, tanggung
jawab, dan/atau level organisasionalnya. Ada dua jenis promosi:
Berdasarkan prestasi
Berdasarkan senioritas
2. Transfer
Karyawan dipindahkan keposisi lain yang setara, baik dari segi bayaran, tanggung jawab,
dan/atau level organisasionalnya.
3. Demosi
Karyawan dipindahkan keposisi lain yang lebih rendah, baik dari segi bayaran, tanggung
jawab, dan/atau level organisasionalnya.
PERENCANAAN KARIR
Manfaat Pengembangan Karir
Manfaat Bagi Karyawan
1. Peningkatan rasa tanggung jawab
2. Pemanfaatan potensi seseorang secara maksimal
3. Peningkatan otonomi
4. Tantangan pekerjaan yang memotivasi bertambah
PENILAIAN KINERJA
Metode-Metode Penilaian Kinerja
1. Metode penilaian umpan balik 360-derajat:
Meliputi masukan evaluasi dari banyak level dalam perusahaan dengan memberikan
nilai, termasuk manajer senior, karyawan itu sendiri, atasan, bawahan, anggota tim, dan
pelanggan internal atau eksternal.
2. Metode skala penilaian (rating scales method):
Menilai para karyawan berdasarkan kategori, biasanya dalam angka 5 - 7
3. Metode insiden kritis(critical incident method):
Metode penilaian kinerja dengan dokumen-dokumen tertulis
4. Metode esai(essay method):
Penilai menulis narasi singkat yang menggambarkan kinerja karyawan.
5. Metode standar kerja(work standards method):
Membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau
tingkat output yang diharapkan.
6. Metode peringkat(ranking method):
Penilai menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan kinerja
keseluruhan.
7. Metode distribusi dipaksakan(forced distribution method):
Mengharuskan penilai untuk membagi orang-orang dalam sebuah kelompok kerja
kedalam sejumlah kategori terbatas
8. Metode skala penilaian berjangkar keperilakuan (behaviorally anchored rating
scale/BARS):
Menggabungkan unsur-unsur skala penilaian tradisional dengan metode insiden kritis.
9. Sistem berbasis-hasil(Results-based system):
Manajer dan bawahan secara bersama-sama menyepakati tujuan-tujuan untuk periode
penilaian berikutnya.
Manfaat Penilaian Kinerja SDM
1. Meningkatkan prestasi karyawan
Produktivitas dan permasalahan yang terjadi kepada karyawan dapat diketahui melalui
hasil pekerjaan yang mereka selesaikan. Melalui umpan balik atas penilaian tersebut,
karyawan dapat memperbaiki kesalahan atau meningkatkan kinerja mereka di waktu
selanjutnya.
2. Standar kompensasi yang layak
Besarnya upah atau kompensasi yang layak bagi karyawan dapat ditentukan sesuai dari
hasil evaluasi prestasi yang dilakukan manajer. Keputusan manajer untuk memberikan
upah, bonus, insentif, maupun bentuk kompensasi lainnya yang layak dan adil
dipengaruhi oleh hasil penilaian prestasi ini.
3. Penempatan karyawan
Promosi, mutasi, transfer dan demosi karyawan wajar akan terjadi pada waktuwaktu
tertentu. Untuk meminimalisir kesalahan dalam penempatan karyawan yang tepat,
manajer dapat memanfaatkan hasil penilaian prestasi ini sebagai pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
4. Pelatihan dan pengembangan
Hasil evaluasi prestasi yang diterima oleh manajer memberikan gambaran perlu atau
tidak pelatihan dan pengembangan dilakukan. Ketika hasil menunjukkan nilai negatif
atau masih banyak kekurangan di sana-sini, maka perlu diadakan program pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan baik yang lama maupun yang baru.
Kriteria Penilaian Kerja
Schuler dan Jackson membagi kriteria kerja menjadi tiga jenis yang diketahui oleh masyarakat
umum sebagai ;
1. Berdasarkan sifat, lebih fokus kepada karakteristik pribadi pegawai.
2. Berdasarkan perilaku, fokus terhadap bagaimana cara menyelesaikan masalah.
3. Berdasarkan hasil, lebih fokus kepada hasil akhirnya