DRAFT
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEDOMAN PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH
DRAFT
NOMOR :
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TENGAH
Pasal 1
Petunjuk Teknis Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tercantum pada
Lampiran sebagai bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana dimaksud Pasal 1
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Pedoman Penjaminan
Mutu Pendidikan dan Pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa
Tengah.
Pasal 3
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal
MUHAMAD MASROFI
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN DIKLAT
PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DI BADAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PROVINSI JAWA TENGAH
PETUNJUK TEKNIS
PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
- Pasal 5 ayat (1) : Organisasi Lembaga Diklat sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4 meliputi komponen “Komite Penjamin Mutu Diklat” (huruf e).
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dan kejelasan bagi institusi diklat dalam melakukan
penjaminan mutu internal.
2. Tujuan Khusus
a. Adanya kejelasan tentang pengertian, tujuan dan siklus kerja komite
penjamin mutu internal;
b. Adanya kejelasan dan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan
penjaminan mutu internal;
c. Adanya kejelasan dan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan
audit mutu internal;
d. Adanya kejelasan dan acuan dalam membuat laporan hasil kegiatan komite
penjamin mutu internal.
C. Pengertian Umum
1. Penjaminan Mutu adalah Proses yang sistematis, independen dan
terdokumentasi dengan parameter dan metode yang telah ditetapkan guna
mencapai hasil optimal sesuai standar yang telah ditetapkan.
2. Penjaminan Mutu Diklat adalah Proses yang sistematis, independen dan
terdokumentasi dengan parameter dan metode yang telah ditetapkan guna
mencapai hasil dalam penyelenggaraan diklat secara optimal sesuai standar
yang telah ditetapkan.
3. Komite Penjamin Mutu Diklat adalah sebuah komite yang bersifat
independen yang bertanggung jawab dalam menjamin kualitas
penyelenggaraan diklat.
4. Kebijakan Mutu adalah dokumen yang berisi definisi, konsep, tujuan, strategi,
berbagai standar mutu dan/atau standar mutu turunan.
5. Standar Mutu adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan atau
batasan terhadap ukuran atau indikator kerja dalam penyelenggaraan diklat.
6. Prosedur Mutu (SOP Administratif) adalah dokumen sistem manajemen
mutu yang isinya menjelaskan mekanisme tentang bagaimana suatu proses
atau kegiatan yang melibatkan lebih dari satu orang dilaksanakan secara
4
terkendali dan konsisten dalam upaya mencapai suatu tujuan yang
direncanakan.
7. Instruksi Kerja (SOP Teknis) adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang
dibuat secara terinci, spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh
satu orang sebagai acuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar
dapat mencapai hasil sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.
8. Audit Mutu Internal adalah audit mutu internal adalah Proses sistematis,
mandiri dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya
secara objektif untuk menentukan sejauh mana standar mutu telah dipenuhi
dalam penyelenggaran diklat.
9. Auditor Mutu Internal adalah pegawai/personil Badan Diklat independen yang
bertanggungjawab langsung atas aktivitas atau produk yang diaudit. Auditor ini
terdiri atas orang-orang kompeten yang berasal dari berbagai unsur dalam
organisasi yang profesional dalam bidangnya, berdasarkan Surat Keputusan
(SK) Kepala Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah.
10. Auditee adalah penyelenggara diklat kepemimpinan, teknis dan fungsional
pada Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah.
11. Bukti Objektif adalah dokumen dan rekaman data sesuai dengan standar
penyelenggaraan diklat kepemimpinan, diklat teknis dan diklat fungsional pada
Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah.
12. Independen adalah orang atau unit kerja yang tidak terlibat dalam
penyelenggaraan diklat.
13. Pemasok adalah orang atau unit kerja yang memasok barang dan atau jasa
pendukung dalam penyelenggaraan diklat.
14. Rekaman adalah suatu dokumen tertulis yang menjadi bukti objektif
pelaksanaan kegiatan diklat.
15. Rekomendasi adalah hasil suatu proses audit berupa pernyataan auditor yang
dibuat setelah menganalisis dan memperKomitebangkan semua bukti – bukti
objektif yang dikumpulkan sebagai bahan rekomendasi untuk peningkatan
mutu selanjutnya.
16. Temuan Audit adalah hasil dari suatu proses audit yang berbentuk
kesenjangan atau penyimpangan dari standar yang didukung oleh bukti-bukti
objektif.
5
D. Sasaran
Petunjuk Teknis ini digunakan oleh Komite Penjamin Mutu Diklat pada Badan
Diklat Provinsi Jawa Tengah.
E. Ruang lingkup
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang lingkup.
Bab IV Penutup
Bab ini menjelaskan tentang harapan capaian kerja Komite Penjamin Mutu Diklat.
6
BAB II
DASAR – DASAR PENJAMINAN MUTU INTERNAL DIKLAT
8
d. Manfaat bagi Peserta Diklat
Audit penjaminan mutu diklat bagi peserta diklat adalah proses
pendektesian segala kemungkinan yang dapat menciptakan jaminan mutu
diklat, sesuai dengan standar penyelenggaraan diklat.
e. Manfaat bagi instansi yang bekerja sama
Audit penjaminan mutu diklat bagi instansi yang bekerja sama dapat
memberikan umpan balik terhadap kinerja yang telah dilakukan, sehingga
menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban dari masing – masing instansi
yang bekerja sama.
f. Manfaat bagi Pemasok
Audit penjaminan mutu diklat bagi pemasok dapat menjadi panduan atau
pedoman dalam menyediakan jasa layanan terhadap penyelenggaraan
diklat yang sesuai dengan standar.
9
C. Komite Penjamin Mutu Diklat
1. Susunan Komite Penjamin Mutu Diklat terdiri atas:
a. Ketua Komite:
Ketua Komite bertugas: mengembangan sistem penjaminan mutu dan (2)
melaksanakan audit mutu internal. Oleh karena itu ketua Komite dituntut
mampu:
1) Mengarahkan dan mengkoordinasikan pengembangkan sistem
penjaminan mutu internal meliputi penyusunan kebijakan mutu, standar
mutu, prosedur mutu, instruksi kerja dan uraian tugas pada Balai Diklat
Jawa Tengah.
2) Mengarahkan diskusi anggota Komite agar pelaksanaan audit dapat
berjalan efektif dan objektif;
3) Menyusun rencana audit, melatih anggota Komite, mengkoordinir
penyusunan instrumen audit;
4) Memimpin pelaksanaan audit penjaminan mutu;
5) Mengarahkan penyusunan laporan hasil audit penjaminan mutu.
b. Anggota
Anggota bertugas:
Mengembangkan dan membahas persiapan, pelaksanaan dan pelaporan
hasil audit. Anggota komite harus memiliki keahlian dan penguasaannya
terhadap kegiatan evaluasi.
2. Tugas Komite Penjamin Mutu Diklat
a. Mengembangkan sistem penjaminan mutu internal meliputi penyusunan
kebijakan mutu, standar mutu, prosedur mutu, instruksi kerja dan uraian
tugas;
b. Mengembangan sistem audit mutu yang mampu memastikan bahwa
kegiatan pendidikan pelatihan berjalan sesuai dengan sistem yang telah
ditetapkan;
c. Menentukan sasaran, cakupan, metode audit, rencana kerja dan jadwal
pelaksanaan audit. Rencana ini harus lengkap, meliputi: bidang
penyelenggara yang akan ditinjau, jadwal peninjauan, kegiatan yang
ditinjau/diaudit, serta tanggal pelaporan;
10
d. Mengembangkan instrumen penilaian serta standar penilaian yang akan
digunakan dalam audit;
e. Untuk kegiatan ini, Komite harus mempelajari tentang tujuan, sasaran,
banyaknya peserta, lamanya penyelenggaraan, tenaga pengajar, sarana-
prasarana penunjang, lokasi penyelenggaraan dan hal – hal lain yang
menunjang penyelenggaraan diklat serta hasil audit mutu penyelenggaraan
diklat sebelumnya;
f. Melakukan pemeriksaan/audit secara objektif ke penyelenggara diklat,
mereview pelaksanaan kebijakan dan standar mutu, prosedur mutu dan
uraian tugas yang digunakan, melakukan wawancara dan pengamatan
kepada staf/karyawan untuk pembuktian/verifikasi;
g. Melakukan peninjauan ke lokasi penyelenggaraan untuk langkah
pembuktian/verifikasi;
h. Menyusun laporan hasil audit dan saran perbaikannya.
11
Siklus penjaminan mutu internal dapat digambarkan di bawah ini :
PENETAPAN
KEBIJAKAN DAN
PENINGKATAN
PELAKSANAAN
STANDAR
STANDAR
PENGENDALIAN
STANDAR
12
1) Membandingkan hasil audit dengan standar mutu;
2) Menentukan tingkat kesesuaian dengan standar mutu;
3) Jika terdapat kesenjangan menentukan rekomendasi.
d. Laporan dan Rekomendasi.
Laporan dan rekomendasi audit berisi hasil temuan yang telah
ditetapkan/disetujui oleh Komite dan harus dikomunikasikan pada auditee
sebelum laporan diterbitkan dan ditandatangani oleh auditor.
Siklus audit mutu internal diklat juga dapat digambarkan sebagai berikut :
PERENCANAAN
AUDIT
ANALISIS
HASIL AUDIT
13
BAB III
SIKLUS KEGIATAN KOMITE PENJAMIN MUTU INTERNAL
16
4. Mempersiapkan instrumen audit yang berkaitan dengan prosedur ketentuan
tertulis, uraian tugas atau apa yang akan diaudit dari ketiga (ke-3) komponen
dalam pengelolaan institusi diklat yaitu Administrasi dan Manajemen,
Pelayanan Diklat dan Pelayanan Penunjang Diklat.
5. Mengatur waktu audit, Komite Penjamin Mutu Diklat menetapkan jadwal
pelaksanaan audit agar dapat disiapkan personil dan kelengkapan audit yang
akan dilakukan
6. Melakukan koordinasi dengan bidang penyelenggara, menginformasikan
rencana kegiatan tersebut kepada bidang penyelenggara agar pelaksanaannya
dapat berjalan lancar.
b. Pelaksanaan Audit
Setelah persiapan audit selesai langkah berikutnya adalah pelaksanaan
audit. Sesuai dengan jadwal/rencana yang telah dibuat agar pelaksanaan audit
dapat berjalan dengan lancar. Langkah – langkah pelaksanaan, sebagai berikut:
1. Menyampaikan penjelasan kepada bidang penyelenggara tentang audit
penyelenggaraan diklat. Komite Penjamin Mutu Diklat memulai dengan
menyampaikan penjelasan tentang audit mutu internal yang akan dilaksanakan
dalam pertemuan yang dihadiri bidang penyelenggara.
Ketua Komite Penjamin Mutu Diklat sebagai pemimpin dalam pertemuan
tersebut harus memberikan penjelasan tentang:
a. Komite Penjamin Mutu Diklat dan tanggung jawab setiap anggota Komite;
b. Tujuan pelaksanaan audit;
c. Metode yang digunakan;
d. Ruang lingkup audit;
e. Jadwal audit.
Di samping itu harus memberikan jawaban atas semua pertanyaan yang
muncul dari pihak auditee (bidang penyelenggara yang diaudit)
2. Melakukan audit dengan menggunakan instrumen/daftar periksa/check list
yang telah disiapkan oleh Komite Penjamin Mutu Diklat. Setelah penjelasan,
kegiatan selanjutnya adalah melakukan audit dengan menggunakan daftar
periksa/check list yang telah disiapkan oleh Komite audit. Penggunaan check
17
list ini juga mempertimbangkan waktu yang telah dituliskan dalam
rencana/jadwal audit. Beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi setiap rincian kegiatan dari penerapan standar mutu,
prosedur mutu dan uraian tugas berdasarkan check list tersebut, apa saja
yang sudah atau belum dilaksanakan;
b. Lakukan klarifikasi apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti;
c. Untuk akurasi pengisian instrumen, lakukan juga pengamatan/observasi
terhadap berbagai standar mutu, prosedur mutu dan uraian tugas,serta
produk/hasil kerja. Lakukan teknik penelusuran ke belakang atau inspeksi
ulang;
d. Beri tanda apabila ada hal – hal yang perlu ditindaklanjuti dengan
wawancara, kemudian lakukan wawancara sesuai kebutuhan;
e. Pengambilan contoh secara acak, kemungkinan diperlukan untuk
memperoleh data serta bukti yang objektif. Untuk itu auditor harus dapat
memutuskan seberapa banyak contoh yang harus diambil agar mewakili
kondisi yang sesungguhnya. Misalnya: sarana pembelajaran di kelas yang
masih kurang bagus kondisinya dilakukan pemeriksaan.
f. Apabila pelaksanaan audit pada satu komponen telah meliputi semua
aspek yang terdapat dalam instrumen pemeriksaan, maka auditor segera
bergerak untuk melakukan audit komponen berikutnya (sesuai dengan
jadwal audit), walaupun masih ada waktu yang tersisa. Apabila waktu yang
tidak ada tidak mencukupi untuk melakukan audit atas semua aspek yang
terdapat pada instrumen pemeriksaan, maka auditor harus memutuskan
apakah audit masih diteruskan atau tidak.
3. Mendokumentasikan hasil audit
Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan audit dicatat dalam kolom "hasil
audit" yang merupakan bagian dari instrumen pemeriksaan yang telah
disiapkan dan disimpan sebagai dokumen. Dokumen ini dapat digunakan
dalam membuat laporan hasil audit dan diserahkan/diumpanbalikkan kepada
auditee (bidang penyelenggara diklat).
18
c. Analisis Hasil
1. Membandingkan hasil audit dengan standar
Sebelum bukti audit/temuan audit diserahkan kepada auditee (bidang
penyelenggara diklat), Komite Penjamin Mutu Diklat sebagai auditor harus
menganalisis hasil temuannya tersebut. Sebab temuan ini dapat menunjukkan
kesesuaian/ketidaksesuaian dengan persyaratan standar/prosedur/ketentuan
yang ditetapkan pada waktu menganalisis. Komite Penjamin Mutu Diklat harus
melihat prosedur dan standar yang telah ditetapkan yang kemudian
dibandingkan dengan hasil temuan yang diperoleh. Apabila tidak ditemukan
ketidaksesuaian tetapi didapatkan situasi yang tidak sepenuhnya memuaskan,
hal ini harus tetap dicatat oleh auditor.
2. Menentukan tingkat kesesuaian dengan standar
Semua hasil temuan audit tersebut setelah dianalisis
dimasukkan/diumpanbalikkan kepada Kepala Badan Diklat Provinsi Jawa
Tengah dan bidang penyelenggara diklat dalam suatu pertemuan yang
disepakati bersama. Pada pertemuan ini, Komite Penjamin Mutu
menyampaikan hasil temuannya yang didukung oleh bukti-bukti objektif yang
ada. Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua Komite Penjamin Mutu Diklat. Pada
pertemuan tersebut Ketua Komite Penjamin Mutu Diklat menjelaskan hasil
temuan audit, menyimpulkan hasil audit, membuka forum tanya jawab serta
menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh bidang penyelenggara diklat.
3. Memberikan umpan balik kepada Auditee.
Setelah semua selesai Ketua Komite Penjamin Mutu Diklat menutup
pertemuan. Terkadang untuk temuan hasil audit yang sifatnya
simple/sederhana, dapat diumpanbalikkan secara langsung kepada Auditee
(bidang penyelenggara diklat). Akan tetapi, laporan audit untuk umpan balik
kepada Kepala Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah tetap dibuat sebagai
rekomendasi perbaikan penyelenggaraan selanjutnya.
MUHAMAD MASROFI
21