BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Sasaran:
D. Ruang Lingkup
E. Asas
1. Efisien, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
waktu yang telah ditentukan;
2. Efektif, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik dapat menunjang peningkatan
mutu Pendidikan;
3. Akuntabel, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik dapat dipertanggungjawabkan;
4. Kepatutan, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik sesuai dengan syarat yang
ditentukan;
5. Manfaat, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik dapat memberikan manfaat bagi
penerima.
6. Pengertian Umum
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat sebagai Pegawai
Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
2. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga
negara Indonesia yang telah lulus tes seleksi penerimaan Calon Pegawai
Negeri Sipil yang ditetapkan oleh pejabat Pembina Kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, tetapi belum melakukan kewajiban
untuk memenuhi syarat sebagai PNS.
3. Guru adalah Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (GPAK) pada
satuan pendidikan umum, dan guru mata pelajaran umum dan mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik pada satuan Pendidikan Keagamaan
Katolik dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS).
4. Pengawas Pendidikan Agama Katolik yang selanjutnya disingkat
Pengawas PAK adalah guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
jabatan pengawas Pendidikan Agama Katolik dengan tugas melaksanakan
kepengawasan Pendidikan Agama Katolik pada sekolah.
5. Pegawai Kementerian Agama yang diperbantukan di instansi lain adalah
Guru dan Pengawas PAK yang dipekerjakan atau diperbantukan di instansi
lain.
6. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai di
lingkungan Kementerian Agama yang pelaksanaannya sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 130 tahun 2018 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di lingkungan Kementerian Agama dan Pegawai Kementerian
Agama yang diperbantuakn atau dipekerjakan di instansi lain.
7. Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Satker adalah unit organisasi yang
melaksanakan kegiatan Kementerian Agama yang memiliki kewenangan dan
tanggungjawab penggunaan anggaran.
8. Kelas Jabatan adalah klasifikasi jabatan dalam suatu organisasi yang
didasarkan hasil evaluasi jabatan struktural dan fungsional dalam suatu
unit organisasi pada Kementerian Agama yang digunakan sebagai dasar
pemberian Tunjangan Kinerja.
9. Capaian Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Pegawai
berdasarkan kehadiran dan prestasi kerja yang dicapai setiap Pegawai pada
setiap bulan.
10. Kinerja PNS adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada
organisasi/unit sesuai sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja; dan
11. Jam Kerja adalah waktu yang telah ditentukan bagi Pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
BAB II
KETENTUAN PENERIMA TUNJANGAN KINERJA GURU DAN PENGAWAS
A. KRITERIA PENERIMA
BAB III
PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA
BAB IV
BESARAN TUNJANGAN KINERJA
3. Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PNS PAK yang dibebaskan dari
Jabatan karena melaksanaan tugas belajar, dibayarkan sebesar 100%
(seratus per seratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja yang diterima dalam
jabatannya sampai bulan ke– 6 (enam) sejak melaksanakan tugas
belajar. Sedangkan bulan ke–7 (tujuh) dan seterusnya, Tunjangan
Kinerjanya dibayarkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah
Tunjangan Kinerja sesuai dengan Kelas Jabatan terakhir yang diduduki
sejak terbitnya surat penugasan.
b. Guru dan pengawas PAK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang
sah dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 3%
(tiga per seratus) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian.
Contoh:
Seorang guru PNS yang sudah bersertifikat pendidik dan memiliki
golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 2
tahun, dan beban kerja 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
perminggu, tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama satu hari.
Maka perhitungan besaran Tunjangan Kinerjanya adalah:
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan Tunjangan
Kinerja sebesar RP. 3.319.000,00
Maka perhitungan selisih Tunjangan Kinerjanya adalah:
Pengurangan Tukin = (Tunjangan Kinerja – TPG) x 3%
Selisih Tukin = (Tunjangan Kinerja – TPG) – pengurangan tukin
Pengurangan tukin = (Rp 3.319.000,00 – Rp .660.700,00) x 3%
= Rp 658.300,00 x 3%
= Rp 19.749,00
Selisih tukin = (Rp 3.319.000,00–Rp 2.660.700,00) – Rp 19.749,00
= Rp. 638.551,00
c. Keterlambatan (TL)
Setiap keterlambatan kehadiran masuk kerja dikenakan pengurangan.
Perhitungan keterlambatan berdasarkan daftar hadir elektronik dan
jam masuk dinas kantor yang telah ditentukan.
Tabel 2. Perhitungan Keterlambatan dan Pengurangan Selisih
No. Kategori Lama Keterlambatan Per seratus
Masuk Kerja Pengurangan STK
Contoh :
Seorang guru ahli madya PNS dengan golongan ruang IV/a, sudah
menerima tunjangan profesi dengan masa kerja 16 tahun. Pada bulan
Oktober guru tersebut terlambat masuk kerja dan pulang sebelum
waktunya dengan data sebagai berikut :
6,00%
BAB V
BEBAN KERJA DAN KEHADIRAN
1. Beban kerja guru paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan
paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) Minggu;
2. Perhitungan mengajar untuk setiap jam tatap muka didasarkan
atas ketentuan sebagai berikut:
a. Alokasi waktu mengajar untuk 1 Jam Tatap Muka (JTM) pada TK adalah
30 menit (Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak Tahun
2011), SD/sederajat adalah 35 menit, SMP/sederajat adalah 40 menit,
dan SMA/SMK/sederajat adalah 45 menit; (Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Bab IV Pelaksanaan Pembelajaran).
b. Basis penghitungan jumlah JTM adalah berdasarkan pada rombongan
belajar/kelas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Guru pada Satuan Pendidikan Keagamaan Katolik yang diberi tugas sebagai
Kepala Satuan Pendidikan melaksanakan tugas manajerial pengembangan
kewirausahaan dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.
4. Guru PAK yang diberi tugas sebagai Kepala Satuan Pendidikan
melaksanakan tugas manajerial pengembangan kewirausahaan dan
supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan diakui telah memenuhi
beban kerja guru dengan ketentuan menyusun dan melaksanakan program
pengembangan PAK, misalnya Program pengembangan nilai
agama/moderasi beragama dan moral untuk berkembangnya perilaku baik
peserta didik. Guru sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Pendidikan
tidak termasuk pada ketentuan ini.
5. Beban mengajar guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Wakil
Kepala Sekolah di satminkalnya, adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam
tatap muka per Minggu.
6. Beban mengajar guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Kepala
Perpustakaan/Kepala Laboratorium di satminkalnya, adalah paling sedikit
12 (dua belas) jam tatap muka per Minggu.
7. Beban mengajar pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu adalah 18
jam tatap muka.
8. Guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tidak menjabat
sebagai Kepala Satuan Pendidikan wajib mengajar mata pelajaran pada
satminkalnya minimal 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) Minggu.
9. Daerah yang menetapkan muatan lokal untuk mata pelajaran pada Satuan
Pendidikan Keagamaan Katolik diakui sebagai JTM tambahan dengan
perhitungan maksimal 2 JTM;
10. Apabila guru tidak dapat memenuhi beban kerja sebagaimana dimaksud
pada ketentuan angka 1, dapat memenuhinya melalui ketentuan sebagai
berikut:
a. Mengajar pada sekolah atau yang bukan satminkalnya, baik negeri
maupun swasta yang memiliki izin pendirian, dan mengajar mata
pelajaran yang diampu atau yang serumpun;
b. Tugas Tambahan selain angka 5, 6 dan 7 secara akumulasi paling banyak
6 (enam) jam tatap muka antara lain:
RINCIAN TUGAS TAMBAHAN LAIN GURU DAN EKUIVALENSINYA
(BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG
PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN PENGAWAS
SEKOLAH)
EKUIVALENSI
NAMA TUGAS
NO. TUGAS JUMLAH BEBAN KERJA
TAMBAHAN
PER MINGGU
1 Wali Kelas a. Mengelola kelas yang 1 (satu) 2 jam Tatap Muka
menjadi Guru/kelas
tanggungjawabnya; /
b. berinteraksi dengan tahun
orang tua/wali
peserta didik;
c. menyelenggarakan
administrasi kelas;
d. menyusun dan
melaporkan
kemajuan belajar
peserta didik;
e. membuat catatan
khusus tentang
peserta didik;
f. mencatat mutasi
peserta didik;
g. mengisi dan membagi
buku laporan
penilaian hasil
belajar;
h. melaksanakan tugas
lainnya yang
berkaitan dengan
kewalikelasan;
i. menyusun laporan
tugas sebagai wali
kelas kepada Kepala
Sekolah;
BAB VI
TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU
DAN PENGAWAS
A. Alokasi Anggaran
Anggaran pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAK
dialokasikan pada masing-masing DIPA pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
BAB VII
PENGENDALIAN, PENGAWASAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
A. Pengendalian
Pengendalian pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
1. Sosialisasi pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik kepada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan yang terjadi dalam proses
pembayaran Tunjangn Kinerja Guru/Pengawas PAK pada
Sekolah;
3. Penyelesaian atas permasalahan yang terjadi dalam proses
pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK pada
Sekolah;
4. Pendataan yang lebih akurat terhadap Guru/Pengawas PAK yang
berhak menerima pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru/Pengawas PAK beserta besarannya;
5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan
Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk membuat perencanaan
anggaran agar semua Guru/Pengawas PAK yang telah memenuhi
syarat dapat menerima pembayaran Tunjangan Kinerja.
B. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan eksternal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengawasan
terhadap pembayaran Tunjangan Kinerja dimaksudkan untuk
memastikan bahwa pembayaran tersebut terlaksana sesuai dengan
prosedur dan mekanisme yang berlaku. Pengawasan tersebut
meliputi aspek (1) penghitungan, (2) pembayaran; (3) pelaporan; dan
(4) pertanggungjawaban pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru/Pengawas PAK.
C. Pelaporan dan Evaluasi
Dalam rangka pelaksanaan penghitungan dan pembayaran
Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK diperlukan pelaporan dan
evaluasi yang meliputi:
1. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembayaran
Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK dilakukan secara
berjenjang sesuai kewenangan untuk menjamin bahwa
pembayaran tersebut tepat sasaran, tepat waktu dan tepat
jumlah;
2. Kantor Kementerian Wilayah Agama wajib membuat laporan
secara periodik setiap pencairan;
BAB VIII
PENUTUP