1
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
191, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6406);
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
239, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1740)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2098);
2
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1655)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67
Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1117);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG PETUNJUK TEKNIS TUNJANGAN INSENTIF
TENAGA PENDIDIK PADA PKPPS TAHUN ANGGARAN 2021
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Tunjangan Insentif Tenaga
Pendidik pada PKPPS Tahun Anggaran 2021 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan acuan dalam Pelaksanaan Pemberian
Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS Tahun
Anggaran 2021.
KETIGA : Keputusan ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2021.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Desember 2020
DIREKTUR JENDERAL,
TTD
3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR : 7036 TAHUN 2020
TENTANG PETUNJUK TEKNIS
TUNJANGAN INSENTIF TENAGA PENDIDIK PADA PKPPS
TAHUN ANGGARAN 2021.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UNDANG-UNDANG Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu,
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan. Dalam Bab IV pasal 5
Undang-Undang Sisdiknas juga dipertegas bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Oleh karena i itu, pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan
juga membuka akses bagi anak bangsa untuk belajar secara informal.
Pondok Pesantren sebagai bagian elemen lembaga masyarakat yang salah
satu perannya melaksanakan pendidikan agama Islam telah memberikan
kontribusi besar pembentukan karakter bangsa. Dalam babakan sejarah,
peran besar pesantren ini tidak bisa dipungkiri telah memberi “warna” bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun demikian, dengan
kemandirian yang telah dibuktikan selama ini, pesantren dapat
menunjukkan diri sebagai lembaga independen yang bisa menjaga irama
kehidupan yang harmonis di tengah-tengah kemajemukan warga negara
Indonesia untuk memperkokoh NKRI.
Dengan kontribusi yang ditunjukkan pesantren tersebut, pemerintah hadir
melalui program Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS..
Diharapkan dari program ini bisa meningkatkan kompetensi, kinerja dan
pengabdian Tenaga Pendidilk dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Agar pengalokasian dan pengelolaan Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik
pada PKPPS dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan, maka dipandang perlu untuk mengatur ketentuan
mengenai Petunjuk Teknis Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS.
4
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Petunjuk Teknis ini untuk mengatur mekanisme pengelolaan
Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS agar tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
2. Tujuan Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS Tahun
Anggaran 2021 adalah untuk menjamin efektifitas, efisiensi, ketepatan
sasaran, dan kegunaan bantuan pada Tahun Anggaran 2021.
C. Asas
Asas yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi Pejabat
Pemerintahan dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan sebagaimana dalam Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, yaitu
asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak asasi manusia, serta asas
umum pemerintahan yang baik (AUPB) yang mencakup asas kepastian
hukum, asas kemanfaatan, asas ketidakberpihakan, asas kecermatan,
asas tidak menyalahgunakan wewenang, asas keterbukaan, asas
kepentingan umum, dan asas pelayanan yang baik.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS ini mengatur tentang: Pendahuluan, Pelaksanaan bantuan,
Laporan Pertanggungjawaban, Larangan dan Sanksi, Tugas dan Tanggung
Jawab Organisasi, Pengendalian dan Pengawasan serta Penutup.
E. Pengertian Umum
1. Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS adalah bantuan yang
diberikan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
Kementerian Agama secara langsung kepada Tenaga Pendidik pada
Pendidikan Kesetraraan Pondok Pesantren Salafiyah untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja dalam melaksanakan tugas
pembelajaran;
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri
Agama sebagai pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Agama.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Agama.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
belanja negara.
5. Direktorat Jenderal adalah unsur pelaksana pada kementerian yang
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pendidikan Islam.
5
6. Direktur Jenderal adalah pemimpin Direktorat Jenderal
8. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren adalah
Direktorat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI yang melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
standardisasi, bimbingan teknis serta evaluasi di bidang pendidikan
diniyah dan pondok pesantren.
9. Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS adalah bidang
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang melaksanakan
pelayanan, bimbingan, pembinaan dan pengelolaan sistem informasi di
bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
10. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS adalah seksi
pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota yang melaksanakan
pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran adalah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja Negara.
6
BAB II
PELAKSANAAN
7
b. Verifikasi dilakukan oleh Tim Verifikasi yang ditunjuk PPK
berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan.
c. Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon Penerima Bantuan
diverifikasi dengan cara:
1) PPK Pusat/Provinsi/Kab/Kota dapat memberikan tugas perjalanan
dinas verifikasi dan validasi calon penerima bantuan melalui
kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme
Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data
pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima Bantuan,
atau;
2) PPK Pusat berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama
Provinsi/Kab./Kota untuk mendapat kebenaran data pengajuan
dan kelayakan lembaga sebagai penerima Bantuan, dan;
3) PPK Provinsi berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama
Kab/Kota untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan
kelayakan lembaga sebagai penerima Bantuan.
4) PPK Pusat/Provinsi/Kab/Kota dapat bekerjasama dengan
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama untuk verifikasi dan
validasi calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon
penerima bantuan.
d. Hasil Verifikasi dan Validasi berupa dokumen Instrumen Verifikasi
dan Validasi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan
persyaratan penerima Bantuan Insentif Ustadz/Ustadzah Pendidikan
Kesetraraan pada Pondok Pesantren Salafiyah dan kelayakan sebagai
penerima bantuan.
3. Penetapan dan Pengesahan Penerima Tunjangan Insentif Tenaga
Pendidik pada PKPPS .
a. Berdasarkan hasil verifikasi calon penerima Bantuan, tim verifikasi
menyusun draft SK Penerima Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik
pada PKPPS Tahun Anggaran 2021 yang paling sedikit memuat:
1) Bentuk Bantuan;
2) Jenis Paket Bantuan;
3) Identitas penerima Bantuan;
4) Nilai uang Bantuan; dan
5) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima Bantuan.
Dalam hal bantuan dengan dibukakan rekening bank kolektif
(burekol), maka nama yang masuk di draft SK dan telah disetujui oleh
PPK diajukan ke bank untuk dibukakan rekening atas nama pribadi
tersebut, kemudian nomor rekening bank tersebut ditambahkan
dalam draft SK.
b. PPK menetapkan Surat Keputusan Penetapan Penerima Tunjangan
Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS Tahun Anggaran 2021 dan di
sahkan oleh KPA.
c. Surat Keputusan Penetapan Penerima Tunjangan Insentif Tenaga
Pendidik pada PKPPS Tahun Anggaran 2021 yang disahkan
merupakan dasar pemberian bantuan kepada penerima Bantuan.
8
4. Pencairan Dana Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS .
a. Penerima Tunjangan yang tercantum dalam Surat Keputusan
Penetapan Penerima Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS Tahun Anggaran 2021 diproses pencairannya ke KPPN.
b. Bantuan disalurkan dengan mekanisme pembayaran SPP-LS
(langsung) dari rekening kas umum negara ke rekening penerima
bantuan.
c. Persyaratan pencairan bantuan melalui SPP-LS dilengkapi dengan:
1) SPP yang sudah ditandatangani oleh PPK
2) SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja)
3) SK Bantuan ditandatangani oleh PPK dan disahkan oleh KPA
4) Daftar nominatif penerima bantuan yang terdiri atas tujuh kolom
sesuai aplikasi SPM
5) DRPP (Daftar Rincian Permintaan Pembayaran)
6) Fotocopy Nomor Rekening Penerima
7) Referensi Bank
8) Daftar nominatif bantuan sesuai aplikasi SPM
9) SPTJM (Surat Pertanggungjawaban Mutlak)
10) Arsip Data Komputer (ADK)
9
BAB III
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN, KETENTUAN PERPAJAKAN,
LARANGAN DAN SANKSI
A. Pertanggungjawaban Program
1. Pertanggungjawaban Penerima Bantuan
a. Penerima Bantuan memberikan laporan sesuai dengan penerimaan
dana bantuan paling lambat bulan Desember 2021. Adapun laporan
penggunaan dana bantuan, meliputi:
1) Identitas Penerima Bantuan.
2) Jenis Bantuan Yang Diterima.
3) Jumlah Bantuan Yang Diterima.
4) Penggunaan Dana Bantuan.
5) Foto-Foto/Dokumen Lain.
b. Penyerahan laporan dapat dilakukan secara langsung atau online
(jika memungkinkan) disertai bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan.
c. Laporan diserahkan/dikirim pada pemberi bantuan.
10
c. Dipinjamkan kepada pihak lain;
d. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan
program Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS, misalnya
iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara
keagamaan/acara keagamaan;
e. Rehabilitasi sedang dan berat bagi sarana dan prasarana pesantren;
f. Membangun gedung/ruangan baru;
g. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembinaan
dan pendidikan;
h. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar;
i. Membiayai kegiatan yang tidak termasuk dalam Rencana Pemanfaatan
program Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS ;
j. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan dan/atau
pendampingan yang diselenggarakan lembaga di luar Kementerian
Agama.
2. Sanksi
Segala bentuk pelanggaran atas pengelolaan Tunjangan Insentif Tenaga
Pendidik pada PKPPS yang tidak sesuai dengan ketentuan akan diberikan
sanksi menurut peraturan perundang-undangan dan hukum yang
berlaku.
11
BAB IV
ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
A. Organisasi
Organisasi pelaksanaan kegiatan Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS akan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
1.Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.
2. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
4. Pondok Pesantren.
12
g. Memproses pencairan program Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik
pada PKPPS yang sumber pembiayaannya dari DIPA Kanwil Kemenag
Provinsi Tahun Anggaran 2021.
h. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program Tunjangan
Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS Tahun Anggaran 2021.
i. Melakukan koordinasi dengan Seksi Pontren/Pakis/Pendis/TOS
Kankemenag Kab.Kota.
j. Melaporkan kepada KPA tentang pelaksanaan program Tunjangan
Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS sebagai bahan masukan dalam
rangka penyusunan kebijakan lebih lanjut.
13
BAB V
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
B. Pengawasan
1. Dalam rangka pengawasan penyaluran dana belanja Tunjangan Insentif
Tenaga Pendidik pada PKPPS, KPA dapat melakukan koordinasi dengan
aparat pengawasan fungsional.
2. PPK dapat melaksanakan pengawasan penggunaan dana Tunjangan
Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS dengan mekanisme:
a. PPK menyusun instrumen/dokumen monitoring/pengawasan yang
sekurangnya memuat:
1) Identitas Penerima Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS.
2) Jenis Bantuan Yang Diterima.
3) Jumlah Bantuan Yang Diterima.
4) Pemanfaatan Dana Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS.
b. Monitoring/pengawasan dilakukan dengan teknik populasi/sampling
acak menggunakan dokumen/ instrumen pengawasan/monitoring
yang disusun oleh PPK dengan mekanisme:
1) PPK memberikan tugas perjalanan dinas pengawasan/monitoring
penggunaan dana bantuan melalui kunjungan ke lokasi penerima
bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, atau
2) Korespondensi/komunikasi via telpon/internet kepada penerima
Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS.
c. Pengawasan penggunaan dana Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik
pada PKPPS sebagaimana dimaksud dalam nomor 2, dapat juga
dilakukan dengan meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima
Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS.
14
BAB VI
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan
bagi pengelolaan Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada PKPPS Tahun
Anggaran 2021. Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan
diatur kemudian dalam pedoman/aturan dan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.
DIREKTUR JENDERAL
TTD
15
Lampiran-lampiran
Nomor : ...............................................................(1)
Sifat : Biasa
Lampiran : -
Hal : Usulan Calon Penerima Bantuan
16
2. Salinan Buku Rekening Bank atas nama masing-masing Tenaga
Pendidik disertai dengan Surat Keterangan dari bank penerbit
rekening yang menerangkan bahwa rekening tersebut berstatus aktif;
3. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga yang
bersangkutan;
4. Pernyataan Penggunaan Tunjangan Insentif Tenaga Pendidik pada
PKPPS Tahun anggaran 2021 dari masing-masing Ustadz/Ustadzah.
Pimpinan
.........................................(10)
tanda tangan dan Stempel
Lembaga Pondok Pesantren
.........................................(11)
17
KETERANGAN PENGISIAN
USULAN CALON PENERIMA TUNJANGAN
NO URAIAN ISI
18
Format 2: Format Pernyataan Penggunaan Bantuan
menyatakan bahwa:
.......................................... (5)
Yang Membuat Pernyataan,
tanda tangan .
Materai Rp.6,000.-
.......................................... (6)
19
KETERANGAN PENGISIAN
PERNYATAAN PENGGUNAAN BANTUAN
NO URAIAN ISI
20
Format 3: Format Tanda Terima Bantuan
………………………….(8)
Penerima Bantuan,
Tanda tangan
Materai Rp.6,000.- 38
……………………..........
21
KETERANGAN PENGISIAN
TANDA TERIMA BANTUAN
NO URAIAN ISI
22