Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710
Telepon (021) 3811244 – 3811642 – 3811658 – 3811679 – 3811779 – 3812216
(Hunting) (021) 34833004 – 34833005 Website: Pendis.kemenag.go.id

Nomor : B-74/Dt.I.II/KP.02.3/01/2020 9 Januari 2020


Lampiran : 1 (satu) Berkas
Hal : Penyampaian Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru PNS pada
Madrasah

Yth.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi
c.q. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam
se-Indonesia

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dalam rangka pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja Guru PNS pada Madrasah,
berikut kami sampaikan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam 7201 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6243 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru Pegawai
Negeri Sipil pada Madrasah.
Berkaitan dengan hal tersebut dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut.
1. Petunjuk Teknis tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Agama
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai pada
Kementerian Agama;
2. Beberapa ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6243
Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru Pegawai Negeri Sipil pada Madrasah telah diubah sebagaimana tercantum dalam
Petunjuk Teknis tersebut;
3. Petunjuk Teknis tersebut juga berlaku sebagai acuan pelaksanaan pembayaran
Tunjangan Kinerja Kepala Madrasah dan Pengawas Sekolah pada Madrasah;
4. Petunjuk Teknis tersebut diberlakukan untuk pembayaran Tunjangan Kinerja Guru PNS
pada Madrasah mulai bulan Mei 2018.

Agar Kanwil Kementerian Agama Provinsi mempedomani Petunjuk Teknis ini dalam
pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja Guru PNS Madrasah.

Demikian disampaikan, atas perhatiannnya diucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

a.n.Direktur Jenderal,
Direktur Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah

Suyitno
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7 291 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 6243 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA
MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan terkait


pembayaran Tunjangan Kinerja Guru Pegawai Negeri
Sipil sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor l1
Tahun 2019 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja
Pegawai Pada Kementerian Agama, perlu dilakukan
penyesuaian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran
Tunjangan Kinerja Guru Pegawai Negeri Sipil pada
Madrasah ;
b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu rnenetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Perubahan
Atas Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 6243 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru
Pegawai Negeri Sipil pada Madrasah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 494 1) dan perubahannya terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Perubahan Perati mon Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik
2

Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135};
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
6. Peraturan Presides Republik Indonesia Nomor 130
Tahun 2018 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Agama (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 235);
7. Peraturan Presides Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 20 13);
8. Keputusan Presides Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari
Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengawas Madrasah dan . ngawas Pendidikan Agama
Islam pada Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 206) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan
Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 684);
10 Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014
tentang Nilai dan Kelas Jabatan Kementerian Agama
(Berlta Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1829) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Igama Nomor 64 Tahun
2016 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai dan
Kelas Jabatan Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indones.a Tahun 2016 Nomor 2099);
3

11. Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017


tentang Kepala Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1627) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 24
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang Kepala Madrasah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1575;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor l l Tahun 2019
tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 580);
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1117);
14. Keputusan Menteri Agama Nomor 890 Tahun 2019
tentang Pedoman Pemenuhan Beban Kerja Guru
Madrasah Yang Bersertifikat Pendidik;
15. Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama
Nomor 83 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pembayaran
Tunjangan Kinerja Pegawai Pada Kementerian Agama.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR
JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 6243 TAHUN 2018
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA
MADRASAH.
KESATU : M en etapkan Perubahan atas Keputu san Direktur
Jenderal Pendidikan I slam Nomor 624 3 Tahun 2018
tentang Petunj uk Teknis Pelaksanaan Pembayaran
Tunjangan Kinerj a Guru Pegawai Negeri Sipil Pada
Madrasah .
KEDUA : Beberapa ketentuan dalam Keputu san Direktur Je ride ra1
Pendidikan I slam Nomor 62 43 Tahun 2018 tentang
Petu njuk Teknis Pelak sanaan Pembayaran Tunjangan
Kinerj a Guru Pegawai Negeri Sipil Pada Madrasah
diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputu saw ini.
KETIGA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU juga berlaku sebagai acuan pelaksanaan
pembayarari Tunjangan Kinerja Kepala Madrasah dan
Pengawas Sekolah pada Madrasah.
KEEMPAT : Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru
Pegawai Negeri Sipil pada Madrasah ini diberlakukan
untuk pembayaran Tunjangan Kinerj a Guru Madrasah
mulai bulan Mei 20 18.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di d akarta
Pada tanggal 18 De sember 2019

DI REKTU R JEN DERAL

TTD

KA MA RU DDI N AM I N
5

LAM PI RAN
KEPUTUSAN D I RE KTU R JEN D ERAL PEND I D I KAN I SLAM
NO M O R 7201 TAH U N 2 0 19
TENTAN G
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 6243 TAHUN 2018 TENTANG
PETUNJUK TEKN IS PELAKSANAAN PEM BAYARAN
TU NJAN GAN KI N ERJA GURU PEGAWAI NEGERI SI PI L
PADA MAD RASAH

PETUNJUK TEI NIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN


TUNJANGAN KI NEHJA GURU PEGAWAI NEGEHI SIPIL
PADA MADRASAH

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presides Nomor 130 Tahun 2018 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lirigkungan Kementerian Agama, Pasal 9
Ayat ( 1) diatur bahwa Pegawai di Linglcungan Kementerian Agamci yang
diarigkat sebagai pejQbat fungsioticil dun mendapatkan Wnjnngon Profesi
moka Wnjangan fftne a dibagarkan sebesar sefisih antara Tunyangan
Kinerja pada kelas jabotonnyn dengan Tunjatigan Profesi pada
Jeiijangnyâ’. Ketentuan tersebut lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pemberian Tunjangan
Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama.
Berkenaan dengan ketentuan tersebut di atas, agar pembayaran
Tunjangan Kinerja Guru Pegawai Negereri Sipil pada madrasah dapat
dilaksanakan secara tertib dan akuntabel, maka pembayaran Tunjangan
Kinerja dilaksanakan sesuai mekanisme yang tercantum dalam Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru Pegawai Negeri
Sipil Pada Madrasah.
6

B. Maksud dan Tujuan

Petunjuk Teknis ini dimaksudkan agar pelaksanaan pembayaran


Tunjangan Kinerja guru Pegawai Negeri Sipil pada madrasah dapat
terlaksana secara tertib dan akuntabel. Untuk mencapai maksud tersebut,
maka tujuan Petunjuk Teknis ini adalah untuk mewujudkan tertib
administrasi pembayaran Tunjangan Kinerja guru Pegawai Negeri Sipil
pada Madrasah.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi:
1. penghitungan Tunjangan Kinerja Guru;
2. beban kerja, kehadiran, dan capaian kinc.ja Guru;
3. tata cara pembayaran Tunjangan Kinerja Guru;
4. pengendalian, pengawasan, dan pelaporan dan evaluasi.

D. Pengextiazs
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, merribimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Kepala Madrasah adalah Guru Pegawa-' Negeri Sipil yang diberi tugas
untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi
Raudhatul Athfal (RA), Madrasah lbtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK].
3. Pengawas Madrasah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
dalam jabatan fungsional pengawas satuan pendidikan yang
bertugas, bertanggungjawab, dan wewenangnya melakukan
pengawasari akademik dan manajerial pada madrasah.
4. Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya disingkat PNS, adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
5 Calon Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya disingkat CPNS, adalah
warga negara Indonesla yang telah lulus tes seleksi penerimaan calon
pegawai negeri sipil, tetapi belum melakukan kewajiban untuk
memenuhi syarat sebagai PNS.
6. PNS dipekerjakan adalah PNS daerah atau PNS instansi lain yang
dipekerjakan di lingkungan Kementerian Agama yang diangkat dalam
suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada
satuan organisasi dt Kementerian Agama.
7. Madrasah adalah madrasah formal dalam binaan Menteri Agama
yang menyelenggarakan pendidikan umum dari kejuruan dengari
kekhasan agama Islam yang mencakup iiaudhatul Athfal, Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah
Aliyah Kejuruan.
8. Tunjangan Profesi Guru adalah tunjangan yang diberikan kepada
guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas
profesionalitasnya.
9. Tunjangan Kinerja adalah tunlangan yang diberikan kepada pegawai
di lingkungan Kementerian Agama yang pelaksanaannya sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2018 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Agama.
10. Satuan Kerja, selanjutnya disingkat S•tLer, adalah unit organisasi
yang melaksanakan kegiatan- Kementerian Agama yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.
11. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai negeri sipil pada
Kementerian Agama.
12 Kelas Jabatan adalah klasifikasi jabatan dalam suatu organisasi yang
didasarkan hasil evaluasi jabatan strukturalmdan fungsional dalam
suatu unit organisasi pada Kementerian Agama yang digunakan
sebagai dasar pemberian Tunjangan Kinerja.
13. Capaian Kinerja adalah hasil kerja yang 5icapai oleh setiap Pegawai
berdasarkan laporan kinerja setiap bulan.
14. Prestasi Kerja Pegawai adalah hasil kerja Pegawai di unit organisasi
pada Kementerian Agama sesuai sasaran kerja pegawai dan prilaku
kerja.
15. Jam Kerja adalah waktu yang telah ditentukan bagi Pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
8

PENGHITUNGAN TUNJAflGAN KINERJA GURU

A. Prinsip Dasar
Prinsip dasar pemberian Tunjangan Kinerja Guru PNS atau calon
PNS pada Madrasah adalah sebagai berikut.
1. Tunjangan Kinerja diberikan setiap bulan kepada guru madrasah yang
berstatus PNS atau calon PNS.
2. Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada:
a. guru yang tidak memiliki jabatan fungsional;
b. guru yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam
bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pension;
guru yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
d. guru yang dikenakan hukuman disiplin Pemberhentian Dengan
Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri (PDHTAPS), Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat (PTDH), atau dalam proses keberatan atas
kedua htikuman disiplin tersebut ke Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
e. guru yang sedang menjalani hukuman penjara berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;
atau ditahan aparat hukum karena dugaan tindak pidana;
3. Tunjangan Kinerja Ouru Madrasah dihitung berdasarkan:
a. kehadiran kerja; dan
b. capaian kinerja bulanan.
4. Pengurangan Tunjangan Kinerja diberlakukan kepada:
a. guru yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah;
b. guru yang terlambat masuk kerja tanpa alasan yang sah;
c. guru yang pulang sebelum waktunya ranpa alasan yang sah;
d. guru yang tidak berada di tempat kerja (antara waktu masuk keria
dan waktu pulang kerja) tanpa penugasan atau izin tertulis dari
atasan langsung;
e. guru yang tidak melakukan rekam kehadiran elektronik masuk
kerja dan/ atau pulang kerja tanpa alasan yang sah;
9

f. guru yang dikenai pemberhentian untuk sementara atau


dinonaktifkan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
g. guru yang mendapatkan nilai prestasi kerja pada tahun berjalan di
bawah nilai baik.
5. Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada angka (4)
dihitung secara kumulatif dalam 1 (satuj i›ulan paling banyak sebesar
100% (seratus per seratus).

B. Besaran Tunjangan Kinerja Guru


1. Besaran Tunjangan Kinerja Pegawai
Besaran Tunjangan Kinerja Pegawai Kementerian Agama diberikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pegawai Kementerian Agama diberikan Tunjangan Kinerja
berdasarkan Kelas Jabatan yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Agama.
b. Besaran Tunjangan Kinerja Peg -- ai Kementerian Agama
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 11
Tahun 2019 disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kelas Jabatan dan Besaran Nilai Tunjangan Kinerja

No Kelas Jabatan Tunjangan Kinerja Per Kelas Jabatan


1. 17 Rp29.085.000,00
2. l6 Rp20.695.000,00
3. 15 Rp14.72 l .000,00
4. 14 Rp11.670.000,00
5. 13 Rp8.56a.000,00
6. 12 Rp7.271.000,00
7. 11 Rp5.183.000,00
8. 10 Rp4.551.000,00
9. 9 Rp3.781.000,00
10. 8 Rp3.319.000,00
11. 7 Rp2.928.000,00
12. 6 Rp2.702.000,00
13. 5 Rp2.493.000,00
14. 4 Rp2.350.000,00
10

15. 3 Rp2.216.000,00
16. 2 Rp2.089.000,00
17. 1 Rpl .968.000,00

c. Kelas Jabatan guru ditetap-‹an berdasarkan Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
dan Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 64 Tahun 2016
tentang Perubahan Keempat .Atas Peraturan Menteri Agama Nomor
5 l Tahun 2014 tentang Nilai dan Kelas Jabatan Struktural dan
Fungsional pada Kementerian Agama sebagaimana tercantum dalam
Tabel 2.

Tabel 2. Kelas Jabatan Fungsional Guru

No Jabatan Fungsional Gur u Gc›longan Ruang Kc.las Jabatan


1. Guru Utama IV/ d dan IV/ e 13
2. Guru Madya IV/ a, IV/ b, dan IV/ c 11
3. Guru Muda III/ c dan 111/ d 9
4. Guru Pertarna III/ a dan 111/ b 8

d. Kelas jabatan Guru yang diangkat dalam golongan II (dna)


disetarakan dengan Kelas Jalsatan 5 (lima).

2. Besaran Tunjangan Kinerja Guru


Besaran Tunjangan Kinerja guru PNS atau guru calon PNS pada
Madrasah adalah sebagai berikut
a. Tunjangan Kinerja guru PNS yang belum bersertifikat pendidik
dibayarkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari Tunjangan
Kinerja pada Kelas Jabatanr+ya.
b. Tunjangan Kinerja Guru calon PNS dibayarkan sebesar 80% (delapan
puluh per seratus) dari Tunjangan Kinerja sesuai dengan jabatan
yang akan didudukinya.
ñfisafnUa. !Seorana auni calon PNS nana belum bersertihkat pendidik
dan memiliki aolonann rump IIIA a denann muse k:eria aofonaori ruang
11

adalah 0 tahun, m.aka perhitunpon bezaran TunlouaaR Kitierianya


odofah:
Kelas Jabatan guru tersebut adalah grade 8 fdelapan) dengan besaran
Turiiangan Kinerja sebesar Rp3.319.000,00.
TK —— 80% x 3.319.000
TK —— 2.655.200
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp2.655.200,00.
C. Guru PNS yang melaksanakan tugas •.1ajar atau pendidikan dan
pelatihan lebih dari 6 (enam) bulan Tunjangan Kinerjanya dibayarkan
sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja
sesuai dengan Kelas Jabatan terakhir yang diduduki sejak terbitnya
surat penugasan.
d Ketentuan sebagaiamana dimaksud pada huruf c berlaku mulai
bulan ketujuh sampai dengan kontrak selesai.
e. Tunjangan kinerja bagi guru PNS yang berasal dari luar instansi
Kementerian Agama yang diperbantukan atau dipekerjakan di
Kementerian Agama dibayarkan sebesar 100% (seratus per seratus)
dari jumlah Tunjangan Kinerja sesuai dengan Kelas Jabatan yang
diduduki selama Tunjangan .Kinerja tidak dibayarkan dari instansi
induknya.
f. Tunjangan Kinerja Guru PNS yang mendapatkan Tunjangan Profesi,
dibayarkan sebesar selisih antara Tunjangan Kinerja pada Kelas
Jabatannya dengan Tunjangan Profesi pada jenjangnya.
MisafnUo: Seorang auru PNS Uans mendapatkan Tun/nnpan f'rofesi
memiliki aofonaan runna W/n dengan mosa keria aofonpan mana
odalah 6 tahun, mak:a besaran Wn/onaan Kinerja auru sebesar
Rpm.183.000,OO sednnpkan besaran Ttinianaaii Pro(eyi auru tersebut
odafah Eph.64 1.1 OO,OO. Perhitunonii sefisih Tun/anaan xineyn
acfo/ah:
!STK -- TK - TPG
-- S. 183. 000 - 3. 34 1. 1OO
-- 1.84 1.900
Sehinppa sefisih TuUlO>aan Kinerla guru tersebut adnfnh
Rpl.841.900.OO.
12

Keterangan:
STK = Selisih Tunjangan Kinerja
TK = Tunjangan Kinerja
TPG = Tunjangan Profesi Guru
g. Dalam hal Tunjangan Profesi yang ditc tea sebagairriana dimaksud
pada huruf (f) lebih besar daripada Tunjangan Kinerja pada Kelas
Jabatannya, maka yang dibayarkan adalah Tunjangan Profesi pada
jenjangnya.
Misalnoa: Seorana auru PNS pump mendapotkan Tun/ansnn Profesi
memiliki aofonaan ruona III/ b denpnn masa kerla aolonaaii ruona
adofah 2 4 tahun, maka besaran Ttiniononn Kinerja puru sebesar
Rp3.S 19.000,OO sedanakan besnrnn Turiianaan f'rofesi guru tersebut
adaloh Rpm.340.300,OO. Karena TltU loUaan Pro(eSi lebih benar dari
Funinnqan Kineria mo/ca tidak diberika n selisih Wnianaan Kinerja.
h. Tunjangan Kinerja bagi guru yang merriiiiki beban kerja kurang dari
24 (dna puluh empat) jam tatap muka (termasuk tugas tambahan
yang diekuivalensikan dengan jam tatap muka) dibayarkan sebesar
proporsi dari jumlah beban .‹erja yang dimilikinya dengan faktor
pembagi 24 {dna puluh empat) jam tatap muka dikalikan dengan
jumlah Tunjangan Kinerja pada Kelas Jabatannya.
ñfisa/uUa: Seorang auru calon PNS ynrtq belum bersertiñk:at pendidik
dari memiliki aoloiiaan ruang IH/ a denaan mama k:erla pofonpon ruana
ndnfoh 0 tohun, dun bebas keria 1 6 (etiani belas} ram tntap muka per
pekan, maka perhitungan besciran Tuclanaan Kinerlanya adalah:
Kelas labatan guru tersebut adalah grade 8 fdelapan) dengan besaran
Tunjangan Kinerja sebesar Rp3.319.000,00.

TK —— 80% 3.319.000

TK —— 1.770.133
Jadi Tunjangan Kineria guru tersebut adalah Rpl.770.133.00.
Tunjangan Kinerja Guru calon PNS yang mendapatkan Tunjangan
Profesi, dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari selisih
antara Tunjangan Kinerja Kelas Jabatannya dengan Tunjangan
Profesi pada jenjangriya.
Misalntfo: Seorang puru calon PNS ifnnp bensertihk:at pendidik dan
menerima Tunjangan f'rofesi puru memiliki aofononn mana III/ a
denpnn mnso kerla pofonpon runny adnfnh 0 tahun. Besaran
Tttri/angan Kinerja cad a Kelas Jabntannt/n adofnh Rp3.219.000,OO
sedangkan besaran Wn/anpon Profesint/a ndafah Rpm!.5T9.400,OO.
Penphitunpnn selisih tu<l8Uaan- kinerjnnua ndofoh:
STK - 80% x (TK - TPG )
—— 80% (3.3J 9.000 — 2.5T9.400)
-- 80% x T39.600
- 591.680
Sehinaan selisih Wnlanaon Kinerja guru tersebut adnfnh
RaS91.080,OO.

Tunjangan Kinerja bagi guru yang sudah bersertifikat pendidikan,


tetapi tidak mendapatkan pembayaran Tunjangan Profesi (karena
tidak terpenuhi beban kerja 24 jam tatap muka, mengajar tidak linier
dengan sertifikat pendidik, dll) dibayarkan sebesar selisih antara
Tunjangan Kinerja pada Kelas Jabatannya dengan Tunjangan Profesi
pada Jenjangnya.
Misalnua seorang cluru PNS pada MTzN dengnn oolonpan W/a dan
masa kerla 6 tahun yerta bersertiñkat pendidik auru kelas, maka
penpfiitunpan T’unianpan liner/anUo adofnfi:
Besaran Wn/anaan Kinerla Grade 11 ndnfah Rp5. 183.000,00.
Besaran Wulonpan Profesi adafnh Eph.641.1OO,OO. Perhitunenn
Selisih Tunlanaon Kinerja adalah
STK -- TK - TPG
- S. 183.000 — 3. 341.1 OO
-- 1.841.900
Sefiiripqa selisih Wn/anpnu Kinerja guru tersebut adalah
Rp1.841.9OO,OO.

k. Tunjangan Kinerja Guru yang diangkat dalam golongan II (dua)


dibayarkan sebesar 100% (seratus per seratus) dari Tunjangan
Kinerja Kelas Jabatannya yang disetarakan dengan Kelas Jabatan 5
(lima).
Misn/nUn seorang auru PNS aolonaan H/d dan belum bersertifi kat
pendidik, make Wn/anaan xinerjnn Ua adnfah sebesar: 50% x
R 2. 493.000,OO - R 1.2d 6.TOO,OO.

MisalnUa seorang guru PNS Oofonpnn fl/d mosa Serra J 6 tahun dam
sudah bernertiEk:at pendidiJc, maka Tunianaan Kinerlauya sebesar
Raj.493.000, OO sedanclkan Tunjangan Pro(esinua sebesar
Rp2.889.800, OO. Karena Jninnpon Profesi lebih besor dari
Wnlnnaan Kineria m.aka tidak diberikan Selisih Wnjnnpon ffineria.

C. Peaguzaagaa Tuajazzgaa Itizzerja Guru


Pengurangan Tunjangan Kin•rja guru PNS pada Madrasah adalah
sebagai berikut:
1. Penghitungan pengurangan Tunjangan Kinerja guru adalah besarnya
selisih Tunjangan Kinerja guru dikalikan persentase faktor pengurang.
2. Faktor-faktor pengurangan Tunjangan Kinerja guru adalah sebagai
berikut.
a. Tanpa Alasan yang Sah, yaitu:
(1) Guru yang tidak masuk kerja dikenakan pengurangan selisih
Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per seratus) untuk setiap 1
(satu) kali kejadian.
(2) Keterlambatan (TL)
Setiap keterlambatan .‹ehadiran masuk kerja dikenakan
pengurangan. Penghitungan keterlambatan berdasarkan daftar
hadir elektroriik dan jam masuk dinas kantor yang telah
ditentukan.

Tabel 3. Penghitungan Keterlambatan dan Pengurangan Selisih


Tunjangan Kinerja (STK)

TL 1 Terlambat 1menit s.d‹ 30 menit 0,50O


2. TL 2 Terlambat 31 menit s.d • 60 menit 1,00%
TL 3 Terlambats 1 menit s.d < 90 menit 1,25%
4. TL 4 Terlambat lebih dari atau sama
dengan 91 menit
15

(3) Pulang Kerja Sebelum Waktunya (PSW)


Setiap pulang ketja sebelum waktunya dikenakan pengurangan.
Penghitungan pulang kerja sebelum waktunya berdasarkan
daftar hadir elektronik dan jam pulang dinas kantor yang telah
ditentukan.

Tabel 4. Penghitungan Pulang Kerja Sebelum Waktunya dan


Pengurangan Selisih Tunjangan Kinerja {STK)

1. PSW 1 Pulang cepat 1 menit s.d • 30 menit 0,50%


2. PSW 2 Pulang cepat 31 menit s.d • 60 menit 1,00%
3. PSW 3 Pulang cepat 61 menit s.d < 90 menit 1,25%
4. PSW 4 Pulang cepat lebih dari atau sama 1,50%
dengan 91 menit

ñfisofnifn: !Seoranp guru PNiS coup sudah menerima Wn/onpctn


Profesi memtfiki polonpnn ruortp W/o denpnn moso kerio polonpan
coup añafnh 6 tahun. Pada bulan Oktober auru tersebut
terlambat mafuk kepa don pulong sebelum maktunpn dengon
dntn sebn9ni berikut.

2. 3 Okt 41 menit 1,00% 1,00%


2. 11 Okt 1I znenit 0,50% 18 meztit 0,50% 1,00%
3. 20 Okt 34 menit 1,00% 1,00%
4. 24 Okt 42 menit 1,00% 1,00%
5. 30 Okt 77 menit 1,25% 1,25%

Perhitungan selisih Wninnpnn ffineyo cum:


STK = TK — TPG
—— 5.183.000 — 3.341.100
-- 1.841. 900
16

Pengurangan karena TL dan PSW = l .84 1.900 x 5,25%


= 96. 700
Selisih Tunjangan Kinerja Guru = 1.841.900 — 96.700
= 1.745.200
Audi besamUa Selisih +>nlanonn Kinerja puru tersebut pada
bulan Oktober ndnlah: OpJ.358.TI S, OO.

(4) Tidak Berada di Tempat Tugas


Guru yang tidak berada di tempat tugas (antara waktu masuk
kerja dan waktu pulang k•-rja) tanpa penugasan atau izin tertulis
dari atasan langsung dikenakan pengurangan selisih Tunjangan
Kinerja sebesar 2% (dua per seratus).

(5) Tidak Melakukan Rekam Kehadiran


i. Guru yang tidak melakukan rekam kehadiran pada saat
masuk kerja, dikenakan pengurangan selisih Tunjangan
Kinerja sebesar 1,5% (satu koma lima per seratus) untuk
setiap l (satu) kali kejadian.
ii. Guru yang tidak melakukan rekam kehadiran pada saat
pulang kerja, dikenakan pengurangan selisih Tunjangan
Kinerja sebesar l ,5% (satu koma lima per seratus) untuk
setiap 1 (satu) kali kejadian.
(6) Diberhentikan untuk Sementara atau Dinonaktifkan
i. Guru yang diberhentikan untuk sementara atau
dinonaktifkan karena terkena atau terlibat kasus hukum
dan/ atau sedang menjalani masa penahanan oleh pihak
yang berwajib, diberlakukan pengurangan selisih Tunjangan
Kinerja sebesar 100% (seratus per seratus) terhitung sejak
ditetapkan keputusan pemberhentian sementara.
ii. Jika berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, guru sebagaiaman dimaksud pada
angka (1) dinyatakan tidak bersalah, Tunjangan Kinerja bagi
guru tersebut dibayarkari kembali pada bulan berikutnya.
3. Pengurangan Tunjangan Kinerja guru sebagaimana dimaksud pada
angka 2 huruf a tidak diberlakukan, jika memiliki alasan yang sah dan
memenuhi ketentuan prosedural penyampaian alasan yang sah.
17

4. Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada angka 3 meliputi:


a. cuti yang dibuktikan dengan surat keterangan cuti sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. alasan lain yang dituliskan dalam surat permohonan izin atau
pemberitahuan yang disetujui oleh atasan langsung paling banyak
1 (satu) kejadian dalam 1 (satu) bulan.
5 Surat keterangan cuti sebagaimana dimsksud pada angka 4 huruf a
harus disampaikan kepada pejabat yang menangani rekam kehadiran
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak hari pertama mulai cuti.
6. Cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a terdiri atas:
a. cuti sakit;
b. cuti tahunan;
c. cuti bersalin;
d. cuti alasan penting; dan
e. cuti besar
7. Bagi guru yang melaksanakan cuti sakit sebagaimana dimaksud pada
angka 6 huruf a diberlakukan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai
berikut.
a. sakit selama l (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (no1 per
seratus) per hari.
b. sakit selama 15 (lima belas) hari sampai dengan 12 (dna belas)
bulan dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 1,5%
(satu koma lima per seratus) per hari.
C. sakit lebih dari 12 (dna belas) bulan sampai dengan 18 (delapan
belas) bulan dikenakan pe.ogurangan Tunjangan Kinerja sebesar
3% (tiga per seratus) per hari.
8. Pelaksanaan cuti sakit harus melampirkan surat keterangan sakit
yang dikeluarkan oleh dokter sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
9. Bagi guru yang melaksanakan cuti tahunan sebagalmana dimaksud
pada angka 6 huruf b sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per
seratus).
18

10. Bagi guru yang melaksanakan cuti bersalin sebagaimana dimaksud


pada angka 6 huruf c dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebagai berikut.
a. Guru yang melaksanakan cuti bers-aiin untuk persalinan anak
pertama sampai dengan ketiga, dikenakan pengurangan
Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per seratus); dan
b. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak
keempat dan seterusnya, dikenakan pengurangan Tunjangan
Kinerja dengan ketentuan sebagai berikut.
(1) bulan pertama sebesar 30% (tiga puluh per seratus);
(2) bulan kedua sebesar 40% (empat puluh per seratus); dan
(3) bulan ketiga sebesar 50o ñ (lima puluh per seratus).
11. Bagi guru yang melaksanakan cuti alasan penting sebagaimana
dimaksud angka 6 huruf d, dikenafia:a pengurangan Tunjangan
Kinerja sebagai berikut.
a. selama 1 (satu) hari sampai dengan 2 (dna) hari sebesar 0% (vol
per seratus) ;
b. selama lebih dari 2 (dua) hari sebesar 2,5% (dna koma lima per
seratus) per hari.
12. Bagi guru yang melaksanakan cuti besar sebagaimana dimaksud
angka 6 huruf e, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai
berikut.
a. bulan pertama sebesar 50% (lima puluh per seratus);
b. bulan kedua sebesar 75% (tujuh put rid lima per seratus)
c. bulan ketiga sebesar 90% (sembilan puluh per seratus).
Penghitungan hari pelaksanaan cuti besar terhitung sejak tanggal cuti
besar dilaksanakan.
13. Bagi guru mendapat surat tugas untuk melakukan: (1) perjalanan
dinas, (2) mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai kompetensinya,
(3) menghadiri tugas kedinasan sesuai tugas dan fungsinya (seminar,
workshop, bimbingan teknis dan sejenisnya), (4) petugas haji yang
dibuktikan dengan surat tugas dari pejabat yang berwenang
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per
seratus).
19

14. Bagi guru yang mendapatkan nilai prestasi kerja pada tahun berjalan
di bawah nilai baik, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebagai berikut.
a. Guru yang mendapatkan r.ilai prestasi kerja pada tahun berjalan
dengan nilai cukup, pada tahun berikutnya kepada guru tersebut
diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya sebesar 25% (dna
puluh lima per seratus) dari Tunjangan Kinerja yang diterimanya;
b. Guru yang mendapatkan nilai prestasi kerja pada tahun
berjalan dengan nilai kurang, pada tahun berikutnya kepada
guru tersebut diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya
sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari Tunjangan Kinerja
yang diterimanya; dan
c. Guru yang mendapatkan nilai prestasi kerja pada tahun
berjalan dengan nilai buruk, pada tahun berikutnya kepada
guru tersebut diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya
sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari Tunjangan
Kinerja yang diterimanya.

D. Penambahan Tunjangan Kinerja Guru


1. Penambahan Tunjangan Kinerja Guru diberikan 50% (lima puluh per
seratus) dari selisih Tunjangan Kinerja betas Jabatan di atasnya bagi
Guru yang mendapatkan nilai prestasi kerja sangat baik.
2. Penambahan Tunjangan Kinerja Guru sebagaimana dimaksud pada
angka 1 diberikan di awal bulan tahun berikutnya.
20

BEBAN KERJA, KEHADIRAN, DAN CAPAIAN KINERJA GURU

A. Beban Kerja Guru

Penghitungan beban kerja guru adalah sebagai berikut:


1. Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, mer.i1ai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan meneogah serta tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi madrasah.
2. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan guru dalam menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu,
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan
melaksanakan program perbaikan du. pengayaan terhadap peserta
didik.
3. Kegiatan bimbingan adalah k•giatan guru dalam menyusun rencana
bimbingan, melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses dan
hasil bimbingan, serta melakukan perbaikan tindak lanjut
bimbingan dengan memanfaarkan hasil evaluasi.
4. Beban kerja guru untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, dan/ atau melatih paling sedikit 24 (dna puluh
empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam
tatap muka dalam l (satu) pekan.
5. Beban kerja guru bimbingan dan konseling/ konselor atau guru
Teknologi Informasi dan iiomunikasi (TIK) adalah mengampu
bimbingan dan konseling paling sedikit 5 (lima) rombongan belajar
per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.
6. Beban kerja pengawas madrasah adalah melakukan pembinaan
minimal 10 (sepuluh) madrasah pada jenjang RA dan MI, atau
minimal 7 (tujuh) madrasa-u pada jenjang MTs, MA, dan MAK.
Sedangkan untuk pengawas madrasah di daerah khusus, beban
kerja pengawas adalah membina minimal 5 (lima) madrasah.
7. Pemenuhan beban kerja guru dan pengawas didasarkan pada Surat
Keterangan Beban Kerja (SKBK) dan Surat Keterangan
Melaksanakan Tugas (SKMT) yang diterbitkan dari Sistem Informasi
21

Manajemen Pendidik dan Tenaga Kepeiididikan Kementerian Agama


(SIMPATIKA).
8. Bagi guru yang belum dapat memenuhi beban kerja sebagaimana
dimaksud pada angka (4), dapat melaksanakan pembelajaran pada
satuan pendidikan lain dalam satu wilayah dengan ketentuan paling
sedikit melaksanakan pembe.ajaran 6 (enam) jam tatap maka dalam
1 (satu) pekan pada satuan administrasi pangkalnya.
9. Selain melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud dalam
angka (4), guru dapat memenuhi beban kerja melalui ekuivalensi
tugas tambahari dengan ketentuan señe.gai berikut.

Kepala Madrasah 24
2. Wakil Kepala Madrasah
Koordinator Bidang pada MI
4. 12
Kepala laboratorium, bengkel, unit produksi,
program keahlian
Pembina Asrama
7. Pembimbing khusus pada madrasah yang Maksimal 6
menyelenggarakan pendidikan inklusi
8. Koordinator Program PKB/ PKG
9. Pembina ekstrakurikuler, OSIS, UKS, dan Maksimal 6
Pramuka
10. Wali kelas di satminkal Makaima1 6

Guru piket di satminkal


Pembina kokurikuler
Penilaian Kinerja Guru
Koordinator Bursa Kerja Khusus (BKK)
15. Ketua Lembaga Sertifikasi éhak
Pertama (LSP-P1)
16. Organisasi/Asosiasi Profesi
Tingkat Nasional (ketua sekretaris
jenderal, ketua, wakil ketua, sekretaris
22

J 7. Penguru Organisasi/Asosiasi Profesi Guru


Tingkat Provinsi (ketua dan wakil ketua)

18. Penguru Organisasi/Asosiasi Profesi Guru


Tingkat Kabupaten/Kota (ketua}

10. Pada saat libur dalam Kalender Pendidikan, Tunjangan Kinerja guru
dikenakan pengurangan sebesar 0% (* 1 per seratus).
11. Libiir pada Kalender Pendidikan sebagaimana dimaksud pada angka
(10) didasarkan pada Kalender Pendidikan Madrasah yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

B. Ketentuan Nasub dan Jam Kerja Guru


1. Madrasah dapat menetapkan 5 (lima) hari kerja atau 6 (enam) hari
kerja dalam satu pekan dengan total jam kerja dalam satu pekan
adalah 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.
2. Madrasah yang menerapkan 5 (lima) hari kerja dalam satu pekan,
hari kerja mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at
sedangkan yang menerapkar. 6 (enam) hari kerja dalam satu pekan,
hari kerja mulai dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
3. Madrasah dapat menetapkan jadwal pelajaran sesuai kebutuhan
dan perkembangan fisik dan psikologi peserta didik dengan tetap
memperhatikan terpenuhinya total jam kerja dalam satu pekan
sebesar 37,d (tiga puluh tujuh koma lima} jam.
4. Pengaturan jam kerja sebagaimana dimaksud pada angka (3) dapat
menyesuaikan dengan kebijakan daerah terkait pengaturan jam
kerja setempat.
5. Jam kerja pada bulan Ramadhan diatur dengan ketentuan
tersendiri.
6. Pengaturan jam kerja pengawas madrasah mengikuti ketentuan jam
kerja yang berlaku pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dimana per.gawas tersebut ditugaskan.
7. Guru wajib masuk dan pulang kerja sesuai ketentuan jam kerja
dengan melakukan rekam kohadiran secara elektronik.
8. Rekam kehadiran elektronik harus dilakukan dengan menggunakan
mesin rekam kehadiran ele:<tronik yang ada di lingkungan kerja
guru yang bersangkutan ditugaskan.
9. Rekam kehadiran secara elektronik dilakukan 2 (dna) kali masing-
masing pada waktu masuk kerja dan pada waktu pulang kerja.
10. Rekam kehadiran secara nonelektronik dapat dilakukan jika:
a. perangkat dan sistem rekam kehadiran secara elektronik
mengalami kerusakan /tidak berfungsi;
b. guru belum terdaftar dalam sistem rekam kehadiran secara
elektronik;
c. terjadi keadaan kahar berupa bencana alam dan/ atau
kerusuhan yang mengakibatkan sistem rekam kehadiran secara
elektronik tidak dimungkinkan untuk dilakukan; atau
d. tempat kerja tidak memungkinkan untuk disediakan sistem
rekam kehadiran secara elektronik.
11. Pelaporan kehadiran dilakukan secara berkala setiap bulan.
12. Pelaporan capaian kinerja guru tersebut dilakukan oleh pejabat
yang menangani rekam kehadiran.

C. Keadaan Kahar/Memaksa/ Force Majeure


1. Keadaan kahar/ memaksa/force majeure antara lain adalah:
a. terjadi kerusuhan, kebakaran di tempat kerja, bencana alam yang
menyebabkan tidak dapat hadir di kantor saat jam kerja atau terjadi
suatu keadaan sehingga dilakukan pemulangan sebelum jam kerja
berakhir; atau
b. terjadi kerusakan mesin pencatat kehadiran yang menyebabkan
guru tidak dapat mencatatkan kehadirc.n secara elektronik.
2. Apabila terjadi keadaan kahar/ memaksa/force moyeur sebagaimana
dimaksud pada angka (1) huruf a, Tunjangan Kinerja guru pada hari
tersebut tidak dikenakan pengurangan;
3. Apabila terjadi keadaan kahar/'memaksa/ force majeure sebagaimana
dimaksud pada angka (l) huruf b, maka pencatatan kehadiran
menggunakan cara manual.
4. Keadaan kahar/memaksa/force majeure harus dibuktikan dengan
surat keterangan dari kepala satuan kerja.
24

D. Capaian Kinerja Guru


a. Penghitungan Tunjangan Kinerja guru selain didasarkan kehadiran
guru juga didasarkan pada capaian kinerja guru.
b. Capaian kinerja guru tersebut harus mendukung capaian kinerja
madrasah dan capaian kinerja Kementerian Agama.
C. Capaian kinerja guru dihitung berdasarkan berdasarkan kinerja
bulanan.
d. Capaian kinerja guru dinilaiar+ oleh atasa langsung.
e. Ketentuan capaian kinerja guru diatur melalaui Keputusan Sekretaris
Jenderal Kementerian Agama.
f. Pelaporan capaian kinerja guru dilakukan secara berkala setiap bulan.
g. Pelaporan capaian kinerja guru tersebut dilakukan oleh pejabat yang
menangani rekam kehadiran.
TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU

A. Alokasi Anggaran
Anggarari pembayaran Tctnjangan Kinerja guru PNS pada
Madrasah dialokaslkan pada DIPA b“atuan Kerja Pengelola Keuangan pada
Program Pendidikan Islam (MTsN atau MAN/MAKN atau Kankemenag
Kabupaten/ Kota atau Kanwil Kementerian Agama Provinsi) dengan
mempertimbangkan efektifitas penyalurannyo..

B. Tata Cara Pembayaran

Tata cara pembayaran Tunjangan Kinerja guru PNS pada Madrasah


adalah sebagai berikut.
1. Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru PNS pada Madrasah dilakukan
melalui dokumen pelaksanaan anggaran / DIPA Satker dengan
melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut.
a. Surat Pernyataan Guru Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja;
b. Daftar Pengurangan Tunjangan Kinerja Guru per bulan;
c. Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per bulan;
d. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja guru;
e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ;
f. Surat Setoran Pajak Penghasilan Pasal 21 (SSP PPh Ps 21).
2. Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dilaksanakan melalaui tahapan
sebagai berikut.
(1) Penghitungan Tunjangan Kinerja
a. Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja guru pada masing-
masing Satker menyusun Daftar Pemberian, Penambahan, dan
Pengurangan Tunjangan Kinerja guru per bulan;
b. Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja guru kemudian
menyampaikan Daftar Pemberian, Penambahan, dan
Pengurangan Tunjangan Kinerja guru per bulan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPKi , dengan melampirkan :
1) Keputusan penetapan kelas jabatan masing-masing guru;
dan
2) Surat Pernyataan Guru Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja.
c. Berdasarkan Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja Guru per bulan yang diterima PPK, PPABP
membuat Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru
per bulan termasuk perhitungan pajak.

(2) Tata Cara Pencairan Tunjangan Kinerja


a. Pengajuan SPP-LS Tunjangan Kinerja
1) PPK mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung
(SPP-LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru kepada
Pejabat Penaridatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
dengan melampirkan:
2) Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per
bulan;
3) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja guru
per bulan;
4) SPTJM yang ditandatangani PPK; dan
5) SSP PPh Ps 21.
b. Penerbitan SPM-LS oleh PPSPM
Atas dasar SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja guru yang
diajukan oleh PPK, PPSPM menerbitkan Surat Perintah
Membayar Langsung (SPM-LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja
guru, kemudian menyampaikan SPM-LS dimaksud kepada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan
melampirkan:
1) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per
bulan;
2) JSP PPh PS 21.
c. Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dibuat dengan daftar
tersendiri dan diajukan terpisah dari belanja Pegawai lainnya.
d. Pejabat Pembuat Komitmen pada masing-masing satuan kerja
bertanggungjawab atas pembayaran Tunjangan Kinerja guru.
(3) Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja
a. Berdasarkan SPM-LS *embayaran Tunjangan Kinerja guru
yang diajukan oleh PPSPM, KPPN menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D). Selanjutnya Bendahara Pengeluaran
melakukan pembayaran Tunjangan Kinerja guru melalui
transfer ke rekening guru yang sari dan berhak menerima.
27

b. Apabila setelah ditransfer ke rekening guru, diketahui ada


(kelebihan pembayaran) maka guru wajib mengembalikan ke
Bendahara Pengeluaran pada bulan berikutnya. Apabila dalam
waktu yang ditentukan guru tidak menyetorkan kelebihan uang
Tunjangan Kinerja guru, maka akan diperhitungkan dalam
pembayaran Tunjangan Kinerja guru bulan berikutnya.
C. Sisa dana atas kelebihan pembayaran Tunjangan Kinerja guru
disetorkan ke kas negara melalui Bendahara Pengeluaran
Satker.
d. Selain pembayaran Tunjangan Kinerja guru melalui transfer ke
rekening guru dari Bendahara Pengeluaran, proses pencairan
Tunjangan Kinerja guru dapat dilakukan melalui proses
transfer dari KPPN ke rekening guru sesuai dengan prosedur
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
28

BAB V
PENGENDALIAN, PENGAWAHAN, DAN PELAPORAN DAN EVALUASI

Pengendalian
Pengendalian pembayaran Tunjangan Kinerja guru PNS pada
Madrasah dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Sosialisai pembayaran Tunjangan Kinerja guru oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam .‹epada Kanwil Kementerian Agama
Provinsi, selanjutnya Kanwil Kementerian Agama Provinsi
mensosialisasikan kepada Satker di wilayahnya sesuai dengan
kewenangannya.
2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan o1c1 anit organisasi Kementerian
Agama sesuai kewenangannya.
3. Penyelesaian atas permasalahan yang terjadi dalam proses
pembayaran Tunjangan Kinerja guru PNS pada Madrasah.
4. Pendataan yang lebih akurat terhadap guru yang berhak menerima
pembayaran Tunjangan Kinerja guru beserta besarannya.
5. Madrasah Negeri, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota
berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk
membuat perencanaan anggaran yang cermat agar semua guru yang
telah memenuhi syarat dapat menerima pembayaran Tunjangan
Kinerja guru.

B Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan
eksternal sesuai pengan peraturan perundang-undangan. Pengawasari
terhadap pembayaran Tunjangan Kinerja guru pada Madrasah
dimaksudkan untuk memastikan bahwa pembayaran pembayaran
tersebut terlaksana sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku.
Pengawasn tersebut meliputi aspe.‹ ( 1) penghitungan (2) pembayaran, (3)
pelaporan, dan (4) pertanggungjawaban pembayaran Tunjangan Kinerja
guru PNS pada Madrasah.
Sanksi akan diberikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
kepada pihak yang melakukan pelanggaran berupa teguran tertulis apabila
ditemukan indikasi melakukan penyimpangan. Jika teguran
29

tersebut tidak ditindaklanjuti, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan


meminta bantuan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama untuk
menyelesaikan penyimpangan terhadap pembayaran Tunjangan Kinerja
guru PNS pada Madrasah.

C. Pelaporan dan Evaluasi


Dalam rangka pelaksanaan penghitungan dan pembayaran
Tunjangan Kinerja guru PNS pada Madrasah diperlukan pelaporan dan
evaluasi yang meliputi:
1. Pemantauan dam evaluasi terhadap pelaksanaan pembayaran Tunjangan
Kinerja guru dilakukan secara berjenjang sesuai kewenangannya untuk
menjarnin bahwa pembayaran tersebut tepat sasaran, waktu, dan jumlah.
2. Satuan Kerja Madrasah Negeri Pengelola Keuangan dan Kantor
Kementerian agama Kabupaten/ Kota yang menjadi pelaksana
pembayaran Tunjangan Kinerja guru wajib membuat laporan secara
periodik setiap triwulan. Laporan tersebut disampaikan secara
berjenjang. Laporan keseluruhan pembayaran disampaikan oleh
Kanwil Kemenag Provinsi kepada Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah.
3. Pelaporan pembayaran Tunjangan Kinerja guru meliputi:
a. daftar penerima Tunjangan Kinerja per guru;
b. rekapitulasi realisasi pembayaran per triwulan.

D. Sanksi
1. Guru wajib mengembalikan Tunjangan Kinerja yang pernah diterima
apabila data penerima tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Bagi Satker yang membayarkan tidak sesuai dengan ketentuan, akan
diberi sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

E. Layanan Informasi
Konsultasi dan pengaduan terkait pembayaran Tunjangan Kinerja
guru PNS pada Madrasah dapat 5isampaikan ke Direktorat Guru dan
Tenaga Kependidikan Madrasah, G*dung Kementerian Agama RI Lantai 8,
30

JI. Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta Pusat 10710, e-mail:


gtk. rnac1rasa1aa1i›”a1a/u prnciil.en rn.
31

PENUTUP

Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis ini, maka seluruh proses pelaksanaan


pembayaran Tunjangan Kinerja guru PNS pada Madrasah harms dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik \good governance). Ketidakpatuhan terhadap
pengaturan dalam Petunjuk Teknis dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Di tetapk as di I akarta
Pada tan ggal i s Des em ber 2019

D I R E KTU R 6 E N D ERAL

TTD

KA MARU D D I N AM I N

Anda mungkin juga menyukai