Anda di halaman 1dari 29

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 133 TAHUN 2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU DAN
PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMENTERIAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin pelaksanaan pembayaran Tunjangan


Kinerja Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik
Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama dapat berjalan
secara tertib, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dibuat Petunjuk Teknis;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik tentang Petunjuk
Teknis Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas
Pendidikan Agama Katolik Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Agama;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negra Republik Indonesia Nomor 4400);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4941) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6058);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);
6. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
7. Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2018 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
235;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 28 Tahun 2013 tentang
Disiplin Kehadiran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Kementerian Agama sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 28 Tahun
2013 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Kementerian Agama;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai
dan Kelas Jabatan Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1829) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 41 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai
dan Kelas Jabatan Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1806);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja pada Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
280);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1117);
15. Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor 83
Tahun 2019 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan
Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN


MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA
GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN AGAMA.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Kinerja


Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik Pegawai Negeri
Sipil Kementerian Agama sebagaimana tersebut dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
merupakan acuan yang digunakan dalam melaksanakan
pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas
Pendidikan Agama Katolik Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Agama.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Mei 2021
DIREKTUR JENDERAL
BIM GAN MASYARAKAT KATOLIK,

YOHANESz^A^U SAMODRO s
LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 133 TAHUN 2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA GURU DAN
PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMNTERIAN AGAMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tunjangan kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai di


lingkungan Kementerian Agama yang pelaksanaannya sesuai dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pemberian
Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama, dapat diberikan
kepada Pegawai Kementerian Agama yang berkerja secara penuh pada
satuan organisasi di lingkungan Kementerian Agama sesuai dengan pasal 1
ayat (4) dan Pegawai Kementerian Agama yang diperbantukan di instansi
lain sesuai dengan pasal 22 ayat (2).

Pemberian Tunjangan Kinerja pada Kementerian Agama termasuk Guru


dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik Pegawai Negeri Sipil baik di
lingkungan Kementerian Agama dan Pegawai Kementerian Agama yang
diperbantukan di instansi lain.

Berdasarkan ketentuan tersebut, perlu ada petunjuk teknis sebagai acuan


pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas Pendidikan Agama
Katolik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Agama dan Pegawai
Kementerian Agama yang diperbantukan di instansi lain.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud Juknis ini adalah mengatur proses pembayaran Tunjangan
Kinerja Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik Pegawai Negeri
Sipil.
2. Tujuan Juknis ini sebagai acuan dalam proses pembayaran Tunjangan
Kinerja Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik Pegawai Negeri
Sipil

C. Sasaran:

1. Pejabat Bimas Katolik Pusat dan Daerah


2. Guru dan Pengawas PAKat
3. Dan instansi terkait

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis terdiri dari: BAB I. Pendahuluan: latar


belakang, maksud dan tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup, pengertian
umum; BAB II. Ketentuan Penerima Tunjangan Kinerja Guru dan
Pengawas; BAB III. Penghitungan Tunjangan Kinerja; BAB IV.Besar
Tunjangan Kinerja BAB V. Beban Kerja dan Kehadiran. BAB VI. Tata Cara
Pembayaran Tunjangan Kinerja. BAB VII. Pengendalian, Pengawasan,
Pelaopran dan Evaluasi.BAB VIII. Penutup.

E. Asas
1. Efisien, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
waktu yang telah ditentukan;
2. Efektif, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik dapat menunjang peningkatan
mutu Pendidikan;
3. Akuntabel, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik dapat dipertanggungjawabkan;
4. Kepatutan, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik sesuai dengan syarat yang
ditentukan;
5. Manfaat, dimaksudkan agar Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan
Pengawas Pendidikan Agama Katolik dapat memberikan manfaat bagi
penerima.

6. Pengertian Umum
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat sebagai Pegawai
Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
2. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga
negara Indonesia yang telah lulus tes seleksi penerimaan Calon Pegawai
Negeri Sipil yang ditetapkan oleh pejabat Pembina Kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, tetapi belum melakukan kewajiban
untuk memenuhi syarat sebagai PNS.
3. Guru adalah Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (GPAK) pada
satuan pendidikan umum, dan guru mata pelajaran umum dan mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik pada satuan Pendidikan Keagamaan
Katolik dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS).
4. Pengawas Pendidikan Agama Katolik yang selanjutnya disingkat
Pengawas PAK adalah guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
jabatan pengawas Pendidikan Agama Katolik dengan tugas melaksanakan
kepengawasan Pendidikan Agama Katolik pada sekolah.
5. Pegawai Kementerian Agama yang diperbantukan di instansi lain adalah
Guru dan Pengawas PAK yang dipekerjakan atau diperbantukan di instansi
lain.
6. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai di
lingkungan Kementerian Agama yang pelaksanaannya sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 130 tahun 2018 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di lingkungan Kementerian Agama dan Pegawai Kementerian
Agama yang diperbantuakn atau dipekerjakan di instansi lain.
7. Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Satker adalah unit organisasi yang
melaksanakan kegiatan Kementerian Agama yang memiliki kewenangan dan
tanggungjawab penggunaan anggaran.
8. Kelas Jabatan adalah klasifikasi jabatan dalam suatu organisasi yang
didasarkan hasil evaluasi jabatan struktural dan fungsional dalam suatu
unit organisasi pada Kementerian Agama yang digunakan sebagai dasar
pemberian Tunjangan Kinerja.
9. Capaian Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Pegawai
berdasarkan kehadiran dan prestasi kerja yang dicapai setiap Pegawai pada
setiap bulan.
10. Kinerja PNS adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada
organisasi/unit sesuai sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja; dan
11. Jam Kerja adalah waktu yang telah ditentukan bagi Pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.

BAB II
KETENTUAN PENERIMA TUNJANGAN KINERJA GURU DAN PENGAWAS

A. KRITERIA PENERIMA (sesuaikan dengan Juknis TPG: Bunda Nur)

1. Kriteria Guru penerima Tunjangan Kinerja adalah :


a. CPNS dan PNS yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Kementerian Agama;
b. Masih aktif dan bertugas pada satuan pendidikan umum dan pada
satuan Pendidikan Keagamaan Katolik;
c. Memiliki Surat Keterangan Menjalankan Tugas (SKMT), dan wajib
dilakukan setiap semester dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Semester Genap wajib dilakukan sebelum tanggal 1 Juli tahun
berjalan.
2) Semester Ganjil wajib dilakukan sebelum tanggal 1 November
tahun berjalan.
3) SKMT Guru ditandatangani oleh Kepala Sekolah di tempat
mengajar.
d. Memiliki Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang ditandatangani
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau
pejabat Kementerian Agama yang ditunjuk.

2. Kriteria Pengawas PAK penerima Tunjangan Kinerja adalah:


a. Pengawas PAK yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
(PPK) Kementerian Agama;
b. Pengawas PAK yang masih aktif dan melaksanakan tugas akademik
dan manajerial.
c. Memiliki Surat Keterangan Menjalankan Tugas (SKMT).
d. Memiliki Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang ditandatangani
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau pejabat
Kementerian Agama yang ditunjuk;

BAB III
PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

A. Prinsip Dasar Tunjangan Kinerja

Prinsip dasar pemberian Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas Pendidikan


Agama Katolik Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :

1. Tunjangan Kinerja diberikan setiap bulan;


2. Kelas Jabatan didasarkan pada Peraturan Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Peraturan Menteri Agama
Nomor 51 Tahun 2014 yang terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 41 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai dan Kelas Jabatan
Struktural dan Fungsional pada Kementerian Agama sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1.

Tabel .. Kelas Jabatan Fungsional Guru


No. Jabatan Golongan Kelas Tunjangan
Fungsional Guru Ruang Jabatan Kinerja

1 Guru Utama IV/d dan IV/e 13 8.562.000

2 Guru Madya IV/a, IV/b dan 11 5.183.000


IV/c

3 Guru Muda III/c dan III/d 9 3.781.000

4 Guru Pertama III/a dan III/b 8 3.319.000

3. Tunjangan kinerja guru yang diangkat dalam golongan II (dua)


dibayarkan sebesar 100% (seratus per seratus) dari kelas jabatannya
yang disetarakan dalam kelas jabatan 5 (lima).
4. Tunjangan Kinerja Guru PAK dihitung berdasarkan:
a. kehadiran kerja; dan
b. capaian kinerja bulanan.
5. Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada :
a. guru dan pengawas PAK yang sedang menjalani cuti di luar
tanggungan negara;
b. guru dan pengawas PAK yang diberhentikan sementara atau
dinonaktifkan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. guru dan pengawas PAK yang tidak lagi melaksanakan tugas;
d. guru dan pengawas PAK yang dikenakan hukuman disiplin
Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri
(PDHTAPS) maupun Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH),
atau dalam proses keberatan atas kedua hukuman disiplin tersebut ke
Badan Pertimbangan Kepegawaian;
e. guru dan pengawas PAK yang sedang menjalani hukuman penjara
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap, atau ditahan aparat hukum karena dugaan tindak
pidana. Jika berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, guru dinyatakan tidak bersalah, Tunjangan
Kinerja bagi guru tersebut dibayarkan kembali pada bulan berikutnya;
f. guru dan pengawas PAK yang tidak memenuhi kriteria penerima
Tunjangan Kinerja.
g. Guru yang tidak memiliki Surat Keterangan Menjalankan Tugas (SKMT)
sampai dengan batas waktu yang ditentukan dalam kriteria Guru pada
juknis ini maka Tunjangan Kinerja tidak diberikan dan tidak menjadi
hutang Negara.

BAB IV
BESARAN TUNJANGAN KINERJA

A. Besaran Tunjangan Kinerja


Besaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAK sebagai berikut:
1. Tunjangan Kinerja Guru PNS yang belum bersertifikat pendidik
dibayarkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari kelas jabatannya.
Contoh:
Seorang guru PNS golongan Ill/a dan belum bersertifikat pendidik,
maka Tunjangan Kinerjanya adalah sebesar 50% x Rp. 3.319.000,00
= Rp. 1.659.500,00.
Guru dibanarkan tukinnya sebesar Rp. 1.659.500,00
2. Tunjangan Kinerja Guru CPNS yang belum bersertifikat pendidik
dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh per seratus) dari 50% (lima
puluh per seratus) dari kelas jabatannya.
Contoh:
Seorang guru CPNS golongan III/a dan belum bersertifikat pendidik,
maka Tunjangan Kinerjanya sebesar :
Tukin = 80% dari (50% x kelas jabatan)
= 80% x (50% x Rp. 3.319.000,00)
= 80% x Rp. 1.659.500,00
= Rp. 1.327.600,00
Guru dibauarkan tukinnya sebesar Rp. 1.327.600,00.

3. Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PNS PAK yang dibebaskan dari
Jabatan karena melaksanaan tugas belajar, dibayarkan sebesar 100%
(seratus per seratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja yang diterima dalam
jabatannya sampai bulan ke- 6 (enam) sejak melaksanakan tugas
belajar. Sedangkan bulan ke-7 (tujuh) dan seterusnya, Tunjangan
Kinerjanya dibayarkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah
Tunjangan Kinerja sesuai dengan Kelas Jabatan terakhir yang diduduki
sejak terbitnya surat penugasan.

4. Tunjangan Kinerja Guru PNS yang diangkat dalam golongan II (dua):


a. Guru PNS golongan II yang belum bersertifikasi dibayarkan sebesar
50% (lima puluh per seratus) dari tunjangan Kinerja Kelas
Jabatannya yang disetarakan dengan Kelas Jabatan 5 (lima).
Contoh 1:
Seorang guru PNS golongan II/a dan belum bersertifikat pendidik,
maka Tunjangan Kinerjanya adalah sebesar 50% x Rp. 2.493.000,00
= Rp. 1.246.500,00.
b. Guru PNS golongan II yang sudah bersertifikat pendidik dibayarkan
sebesar 100% (seratus per seratus) dari tunjangan Kinerja Kelas
Jabatannya yang disetarakan dengan Kelas Jabatan 5 (lima).
Contoh 2:
Seorang guru PNS golongan Il/d masa kerja 15 tahun dan sudah
bersertifikat pendidik, maka Tunjangan Kinerjanya sebesar Rp.
2.493.000,00 sedangkan Tunjangan Profesinya sebesar Rp.
2.889.800,00. Karena tunjangan Profesi lebih besar dari Tunjangan
Kinerja, maka guru tersebut hanya diberikan Tunjangan Profesi saja
dan tidak diberikan selisih Tunjangan Kinerja.

5. Tunjangan Kinerja bagi Guru PNS atau CPNS yang mendapatkan


tunjangan profesi dibayarkan sebesar selisih antara Tunjangan Kinerja
kelas jabatannya dengan tunjangan profesi pada jenjangnya.
Contoh :
Seorang guru ahli madya golongan ruang IV/a dengan masa kerja
golongan ruang 16 tahun mempunyai kelas jabatan 11, mendapatkan
tunjangan profesi. Besaran Tunjangan Kinerja guru tersebut sebesar Rp.
5.183.000,00 sedangkan besaran Tunjangan Profesi Guru tersebut adalah
Rp. 3.901.500,00. Perhitungan Selisih Tunjangan Kinerja adalah :
Selisih Tukin = Tukin-TPG
= Rp. 5.183.000,00-Rp. 3.901.500,00
= Rp. 1.281.500,00
Sehingga guru tersebut mendapatkan selisih tukin sebesar
Rp.1.281.500,00.

6. Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana dimaksud pada


angka (5) lebih besar daripada Tunjangan Kinerja pada kelas jabatannya,
maka yang dibayarkan adalah tunjangan profesi.
Contoh :
Seorang guru ahli madya memiliki golongan ruang IV/c dengan masa
kerja 30 tahun mempunyai kelas jabatan 11, maka besaran Tunjangan
Kinerja Guru sebesar Rp 5.183.000,00 sedangkan besaran Tunjangan
Profesi Guru tersebut adalah Rp. 5.266.100,00. Karena Tunjangan Profesi
lebih besar dari Tunjangan Kinerjanya, maka yang diberikan hanya
Tunjangan Profesinya saja.
B. Pengurangan Tunjangan Kinerja
Pengurangan Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAK adalah sebagai
berikut:
1. Pengurangan Tunjangan Kinerja dalam sebulan maksimum adalah 100%
(Seratus per seratus);
2. Perhitungan pengurangan Tunjangan Kinerja adalah besarnya selisih
Tunjangan Kinerja dikalikan per seratus faktor pengurang;
3. Faktor-faktor pengurangan Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas
a. Guru dan Pengawas PAK yang memiliki beban kerja kurang dari 24
(dua puluh empat) jam tatap muka. Guru dan Pengawas PAK yang
memiliki beban kerja kurang dari 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka (termasuk tugas tambahan yang diekuivalensikan dengan jam
tatap muka) dibayarkan sebesar proporsi dari jumlah beban kerja
yang dimilikinya dengan faktor pembagi 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dikalikan dengan jumlah Tunjangan Kinerja pada kelas
jabatannya.
Contoh 1 :(CPNS Bersertifikasi Pendidik):
Seorang Guru CPNS yang sudah bersertifikat pendidik dan memiliki
golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 1
tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam tatap muka per Minggu,
maka perhitungan besaran Tunjangan Kinerjanya adalah :

Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan Tunjangan


Kinerja sebesar Rp. 3.319.000,00.

Tukin = 80% x {[beban kerja real (gjMinggu/beban kerja ideal @Minggu)


x Tukin)}.
Tukin = 80% x {(16/24) x Rp. 3.319.000,00}
Tukin = Rp. 1.770.133,00
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp. 1.770.133.00.
Contoh 2 :(CPNS belum Bersertifikat Pendidik):

Seorang guru CPNS yang belum bersertifikat pendidik dan memiliki


golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 1
tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam tatap muka per Minggu,
maka perhitungan besaran Tunjangan Kinerjanya adalah :
Kelas Jabatan Guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan Tunjangan
Kinerja sebesar Rp. 3.319.000,00

Tukin = 80% x {(beban kerja real @ Minggu/beban kerja ideal


@Minggu) x (50% x Rp. 3.319.000,00)}

Tukin = 80% x{(16/24) x (50% x Rp.3.319.000,00)}


Tukin = Rp. 885.067,00
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut Rp. 885.067,00

Contoh 3: PNS sudah bersertifikat:


Seorang guru PNS yang sudah bersertifikat pendidik dan memiliki
golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 1
tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam tatap muka per Minggu,
maka perhitungan besaran Tunjangan Kinerjanya adalah :
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan Tunjangan
Kinerja sebesar RP. 3.319.000,00

Tukin = {(beban kerja real @ Minggu/ beban kerja ideal


@ Minggu) x Tukin)}.
Tukin = {(16/24 x Rp. 3.319.000,00)}
Tukin = Rp. 2.212.667,00
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut Rp, 2.212.667,00
Contoh 4: PNS Belum Bersertifikat:
Seorang guru PNS yang belum bersertifikat pendidik dan memiliki
golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 1
tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam tatap muka per Minggu,
maka perhitungan besaran Tunjangan Kinerjanya adalah :
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan Tunjangan
Kinerja sebesar Rp. 3.319.000,00

Tukin = {(beban kerja riil @ Minggu/beban kerja ideal


@ Minggu) x (50% x 3.319.000,00)}
Tukin = {(16/24 x 50% x Rp. 3.310.000,00)}
Tukin = Rp. 1.106.333.00
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp. 1.106.333,00

b. Guru dan pengawas PAK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang
sah dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 3%
(tiga per seratus) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian.
Contoh:
Seorang guru PNS yang sudah bersertifikat pendidik dan memiliki
golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 2
tahun, dan beban kerja 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
perminggu, tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama satu hari.
Maka perhitungan besaran Tunjangan Kinerjanya adalah:
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan Tunjangan
Kinerja sebesar RP. 3.319.000,00
Maka perhitungan selisih Tunjangan Kinerjanya adalah:
Pengurangan Tukin = (Tunjangan Kinerja - TPG) x 3%
Selisih Tukin = (Tunjangan Kinerja - TPG) - pengurangan tukin
Pengurangan tukin = (Rp 3.319.000,00 - Rp .660.700,00) x 3%
= Rp 658.300,00 x 3%
= Rp 19.749,00
Selisih tukin = (Rp 3.319.000, OO-Rp 2.660.700,00) -Rp 19.749,00
= Rp. 638.551,00

c. Keterlambatan (TL)
Setiap keterlambatan kehadiran masuk kerja dikenakan pengurangan.
Perhitungan keterlambatan berdasarkan daftar hadir elektronik dan
jam masuk dinas kantor yang telah ditentukan.
Tabel 2. Perhitungan Keterlambatan dan Pengurangan Selisih
No. Kategori Lama Keterlambatan Per seratus
Masuk Kerja Pengurangan STK

1 TL 1 Terlambat 1 s.d. 30 menit 0,50%

2 TL 2 Terlambat 31 s.d. 60 menit 1,00%

3 TL3 Terlambat 61 s.d. 90 menit 1,25%

4 TL4 Terlambat lebih dari 90


menit atau tidak mengisi
1,50%
daftar hadir masuk kerja

d. Pulang Sebelum Waktunya (PSW)


Setiap pulang kerja sebelum waktunya dikenakan pengurangan.
Tabel 3. Penghitungan Pulang Sebelum Waktunya dan pengurangan
Selisih Tunjangan Kinerja (STK)

No. Kategori Lama Meninggalkan Tugas Per Seratus


Sebelum Waktunya Pengurangan
STK

1 PSW 1 Pulang cepat 1 s.d. 30 0,50%


menit

2 PSW 2 Pulang cepat 31 s.d. 60 1,00%


menit

3 PSW 3 Pulang cepat 61 s.d. 90 1,25%


menit

4 PSW 4 Pulang cepat lebih dari 90


menit atau tidak mengisi
1,50%
daftar pulang kerja

Contoh:
Seorang guru ahli madya PNS dengan golongan ruang IV/a, sudah
menerima tunjangan profesi dengan masa kerja 16 tahun. Pada bulan
Oktober guru tersebut terlambat masuk kerja dan pulang sebelum
waktunya dengan data sebagai berikut:

No Tangga Keterlambatan Pulang sebelum Jumlah %


1 waktunya Penguran
gan
Lama % Lama %
penguran penguran
gan gan

1 5 Agt 41 1,00% 30 0,50% 1,50%


menit menit

2 12 Agt 11 0,50% - - 1,00%


menit

3 19 Agt 34 1,00% - - 1,00%


menit

4 24 Agt - - 65 1,25% 1,25%


menit

5 26 Agt 77 1,25% - - 1,25%


menit

6,00%

Perhitungannya adalah sebagai berikut :


Pengurangan Tukin = (Tunjangan Kinerja - TPG) x 6%
Selisih Tukin = (Tunjangan Kinerja - TPG) - pengurangan tukin

Pengurangan tukin = (Rp5.183.000,00 - Rp3.901.500,00) x 6%


= Rp1.281.500,00 x 6%
= Rp76.890,00
Selisih tukin = (Rp5.183.000,00 - Rp3.901.500,00) - Rp76.890,00
= Rpl.204.610,00
Jadi besarnya SelisihTunj angan Kinerja guru tersebut pada bulan
Oktober adalah = Rp. 1.204.610,00

e. Tidak Berada di Tempat Tugas


Guru yang tidak berada di tempat tugas (antara waktu masuk kerja
dan waktu pulang kerja) tanpa penugasan atau izin tertulis dari
atasan langsung dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja
sebesar 2% (dua per seratus).

f. Tidak Melakukan Rekam Kehadiran


Guru yang tidak melakukan rekam kehadiran pada saat masuk kerja,
dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu
koma lima per seratus) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian. Guru
yang tidak melakukan rekam kehadiran pada saat pulang kerja,
dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu
koma lima per seratus) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian.

g. Capaian Kinerja di bawah Baik


(1 ) Guru dan Pengawas PAK yang mendapatkan nilai kinerja pada
tahun berjalan dengan nilai cukup, pada tahun berikutnya kepada
guru tersebut diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya
sebesar 25% (dua puluh lima per seratus) dari Tunjangan Kinerja
yang diterimanya;
(2 ) Guru dan Pengawas PAK yang mendapatkan nilai kinerja pada
tahun berjalan dengan nilai kurang, pada tahun berikutnya
kepada guru tersebut diberikan pengurangan Tunjangan
Kinerjanya sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari Tunjangan
Kinerja yang diterimanya;
(3 ) Guru dan Pengawas PAK yang mendapatkan nilai kinerja pada
tahun berjalan dengan nilai buruk, pada tahun berikutnya kepada
guru tersebut diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya 75%
(tujuh puluh lima per seratus) dari Tunjangan Kinerja yang
diterimanya.

4. Pengurangan Tunjangan Kinerja tidak diberlakukan jika memiliki alasan


yang sah dan memenuhi ketentuan prosedural penyampaian alasan yang
sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Alasan yang sah sebagaimana dimaksud di atas adalah cuti yang
dibuktikan dengan surat keterangan cuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5. Surat Keterangan cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 harus
disampaikan kepada pejabat yang menangani rekam kehadiran.
6. Cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 terdiri atas :
a. Cuti sakit;
b. Cuti tahunan;
c. Cuti bersalin;
d. Cuti alasan penting; dan
e. Cuti besar
7. Guru dan Pengawas PAK yang melaksanakan cuti sakit sebagaimana
dimaksud pada angka 6 huruf a diberlakukan pengurangan Tunjangan
Kinerja sebagai berikut :
a. Sakit selama 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per
seratus) per hari;
b. Sakit selama 15 (lima belas) hari sampai dengan 12 (dua belas) bulan
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu koma
lima per seratus) per hari;
c. Sakit lebih dari 12 (dua belas) bulan sampai dengan 18 (delapan belas)
bulan dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per
seratus) per hari.
8. Pelaksanaan cuti sakit harus melampirkan surat keterangan sakit yang
dikeluarkan oleh dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
9. Guru dan Pengawas PAK yang melaksanakan cuti tahunan sebagaimana
dimaksud pada angka 6 huruf b sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol
per seratus).
10. Guru dan Pengawas PAK yang melaksanakan cuti bersalin sebagaimana
dimaksud pada angka 6 huruf c dikenakan pengurangan Tunjangan
Kinerja sebagai berikut:
a. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak
pertama sampai dengan ketiga, dikenakan pengurangan Tunjangan
Kinerja sebesar 0% (nol per seratus); dan
b. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak
keempat dan seterusnya, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Bulan pertama sebesar 30% (tiga puluh per seratus);
2) Bulan kedua sebesar 40% (empat puluh per seratus); dan
3) Bulan ketiga sebesar 50% (lima puluh per seratus).
11. Bagi guru yang melaksanakan cuti alasan penting sebagaimana
dimaksud angka 6 huruf d, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebagai berikut :
a. Selama 1 (satu) hari sampai dengan 2 (dua) hari sebesar 0% (nol per
seratus);
b. Selama lebih dari 2 (dua) hari sebesar 2,5% (dua koma lima
perseratus) per hari.
12. Bagi guru yang melaksanakan cuti besar sebagaimana dimaksud angka
6 huruf e, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai berikut :
a. bulan pertama sebesar 50% (lima puluh per seratus);
b. bulan kedua sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus);
c. bulan ketiga sebesar 90% (sembilan puluh per seratus). Perhitungan
hari pelaksanaan cuti besar terhitung sejak tanggal cuti besar
dilaksanakan.
13.Bagi Guru mendapat surat tugas untuk melakukan : (1) perjalanan
dinas, (2) mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai kompetensinya, (3)
menghadiri tugas kedinasan sesuai tugas dan fungsinya (seminar,
workshop, bimbingan teknis dan sejenisnya), dikenakan pengurangan
Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per seratus).

C. Penambahan Tunjangan Kinerja


1 . Penambahan Tunjangan Kinerja Guru diberikan 50% (lima puluh per
seratus) dari selisih Tunjangan Kinerja Kelas Jabatan di atasnya bagi
Guru yang mendapatkan nilai prestasi kerja sangat baik;
2 .Penambahan Tunjangan Kinerja Guru sebagaimana dimaksud pada angka
1 diberikan di awal bulan, tahun berikutnya.

BAB V
BEBAN KERJA DAN KEHADIRAN

1. Beban kerja guru paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan
paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) Minggu;
2. Perhitungan mengajar untuk setiap jam tatap muka didasarkan
atas ketentuan sebagai berikut:
a. Alokasi waktu mengajar untuk 1 Jam Tatap Muka (JTM) pada TK adalah
30 menit (Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak Tahun
2011), SD/sederajat adalah 35 menit, SMP/sederajat adalah 40 menit,
dan SMA/SMK/sederajat adalah 45 menit; (Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Bab IV Pelaksanaan Pembelajaran).
b. Basis penghitungan jumlah JTM adalah berdasarkan pada rombongan
belajar/kelas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Guru pada Satuan Pendidikan Keagamaan Katolik yang diberi tugas sebagai
Kepala Satuan Pendidikan melaksanakan tugas manajerial pengembangan
kewirausahaan dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.
4. Guru PAK yang diberi tugas sebagai Kepala Satuan Pendidikan
melaksanakan tugas manajerial pengembangan kewirausahaan dan
supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan diakui telah memenuhi
beban kerja guru dengan ketentuan menyusun dan melaksanakan program
pengembangan PAK, misalnya Program pengembangan nilai
agama/moderasi beragama dan moral untuk berkembangnya perilaku baik
peserta didik. Guru sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Pendidikan
tidak termasuk pada ketentuan ini.
5. Beban mengajar guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Wakil
Kepala Sekolah di satminkalnya, adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam
tatap muka per Minggu.
6. Beban mengajar guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Kepala
Perpustakaan/Kepala Laboratorium di satminkalnya, adalah paling sedikit
12 (dua belas) jam tatap muka per Minggu.
7. Beban mengajar pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu adalah 18
jam tatap muka.
8. Guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tidak menjabat
sebagai Kepala Satuan Pendidikan wajib mengajar mata pelajaran pada
satminkalnya minimal 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) Minggu.
9. Daerah yang menetapkan muatan lokal untuk mata pelajaran pada Satuan
Pendidikan Keagamaan Katolik diakui sebagai JTM tambahan dengan
perhitungan maksimal 2 JTM;
10. Apabila guru tidak dapat memenuhi beban kerja sebagaimana dimaksud
pada ketentuan angka 1, dapat memenuhinya melalui ketentuan sebagai
berikut:
a. Mengajar pada sekolah atau yang bukan satminkalnya, baik negeri
maupun swasta yang memiliki izin pendirian, dan mengajar mata
pelajaran yang diampu atau yang serumpun;
b. Tugas Tambahan selain angka 5, 6 dan 7 secara akumulasi paling banyak
6 (enam) jam tatap muka antara lain:
RINCIAN TUGAS TAMBAHAN LAIN GURU DAN EKUIVALENSINYA
(BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG
PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN PENGAWAS
SEKOLAH)

EKUIVALENSI
NAMA TUGAS
NO. TUGAS JUMLAH BEBAN KERJA
TAMBAHAN
PER MINGGU
1 Wali Kelas a. Mengelola kelas yang 1 (satu) 2 jam Tatap Muka
menjadi Guru/kelas
tanggungj awabnya; /
b. berinteraksi dengan tahun
orang tua/wali
peserta didik;
c. menyelenggarakan
administrasi kelas;
d. menyusun dan
melaporkan
kemajuan belajar
peserta didik;
e. membuat catatan
khusus tentang
peserta didik;
f. mencatat mutasi
peserta didik;
g. mengisi dan membagi
buku laporan
penilaian hasil
belajar;
h. melaksanakan tugas
lainnya yang
berkaitan dengan
kewalikelasan;
i. menyusun laporan
tugas sebagai wali
kelas kepada Kepala
Sekolah;

2. Pembina OSIS a. menyusun program 1 (satu) 2 jam Tatap Muka


pembinaan OSIS; Guru/sekol
b. mengoordinasikan ah/ tahun
kegiatan upacara
rutin dan hari besar
nasional;
c. menyelenggarakan
latihan kepemimpinan
dasar bagi peserta
didik;
d. mengoordinasikan
berbagai kegiatan
OSIS;
e. melaksanakan tugas
lainnya yang
berkaitan dengan
pembinaan OSIS;
f. menyusun laporan
pelaksanaan
pembinaan OSIS.

3. Pembina a. Menyusun program 1 (satu) 2 jam Tatap Muka


Ekstrakurikuler pembinaan Guru/
ekstrakurikuler ekstrakurik
tertentu; uler
b. melaksanakan /1 (satu)
pembinaan kegiatan kegiatan/
ekstrakurikuler minggu
tertentu; (paling
c. melatih langsung sedikit 10
peserta didik; siswa)
d.mengevaluasi program
ekstrakurikuler;
e. melaksanakan
tugas lainnya yang
berkaitan dengan
pembinaan
ekstrakurikuler;
f. menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler
tertentu.
4 a. Koordinator a. mengkaji hasil 1 (satu) 2 jam Tatap Muka
Pengembangan evaluasi diri Guru/sekol
Keprofesian Guru/hasil PKG ah/ tahun
Berkelanjutan tahun sebelumnya;
(PKB) / Penilaian b. menyusun rencana
Kinerja Guru program PKB/PKG;
(PKG); c. mengoordinasikan
pelaksanaan
PKB/PKG di
sekolahnya;
d. memantau
pelaksanaan
PKB/PKG di
sekolahnya;
e. memetakan
kebutuhan PKB bagi
semua Guru;
f. melakukan evaluasi
tahunan pelaksanaan
PKB/PKG di sekolah;
g. bersama Kepala
Sekolah menetapkan
tim penilai kinerja
Guru;
h. mengoordinasikan
jadwal PKG;
i. merekapitulasi hasil
penilaian kinerja
Guru;
j. mengoordinasikan
pelaksanaan PKG
dengan kelompok
kerja;
k.melaksanakan tugas
lainnya yang
berkaitan dengan
PKB/PKG;
1. menyusun laporan
pelaksanaan
PKB/PKG.

b. Koordinator a. menyusun program 1 (satu) 2 jam Tatap Muka


Bursa Kerja kerja BKK; Guru/
Khusus (BKK) b. menyusun database sekolah/tah
peserta didik lulusan un
SMK pencari kerja
dan perusahaan
pencari tenaga kerja
dan penelusuran
tamatan peserta didik
SMK;
c. menjaring informasi
tentang pasar
kerja melalui iklan di
media massa, internet,
kunjungan ke dunia
usaha (industri)
maupun kerjasama
dengan lembaga
penyalur tenaga kerja
dan kementerian yang
menyelenggarakan
urusan bidang
ketenagakerjaan;
d. membuat leaflet
informasi dan
pemasaran lulusan
SMK yang dikirim ke
dunia usaha/industri
yang terkait
Kementerian Ketenaga­
kerjaan;
e. bekerjasama dengan
dunia usaha dan dunia
industri dalam
menyalurkan calon
tenaga kerja lulusan
SMK ke dunia usaha
dan industri;
f. melakukan proses
tindak lanjut hasil
pengiriman dan
penempatan tenaga
kerja melalui kegiatan
penjajakan dan
verifikasi;
g. mengadakan program
pelatihan keterampilan
tambahan/khusus bagi
peserta didik dan
lulusan SMK
disesuaikan dengan
bidang keahlian yang
diperlukan;
h. mengadakan program
bimbingan menghadapi
tahapan proses
penerimaan peserta
didik dalam suatu
pekerjaan;
i. memberikan informasi
kepada para alumni
ataupun para lulusan
SMK lain yang
membutuhkan
informasi tentang
lowongan kerja;
j. menyusun laporan
tahunan pelaksanaan
kegiatan BKK.
5 Guru Piket a. meningkatkan 1 (satu) 1 jam Tatap Muka
pelaksanaan Guru/hari/
keamanan, kebersihan, minggu
ketertiban, keindahan,
kekeluargaan,
kerindangan,
kesehatan,
keteladanan, dan
keterbukaan (9K);
b. menerima dan mendata
tamu sekolah;
c. mengoordinasikan
Guru pengganti bagi
kelas yang Gurunya
berhalangan hadir;
d. mencatat dan
melaporkan kasus-
kasus yang bersifat
khusus kepada Kepala
Sekolah;
e. melakukan kegiatan
lainnya yang terkait
tugas Guru piket;
f. membuat laporan hasil
piket per tugas.

6. Ketua Lembaga a. menyusun rencana 1 (satu) 1 jam Tatap


Sertifikasi program LSP-P1; Guru/ Muka
Profesi Pihak b. mengoordinasikan sekolah
Pertama (LSP- kegiatan LSP-P1;
Pi); c. menyusun dan
mengembangkan skema
sertifikasi profesi;
d. Mengembangkan
perangkat assesmen
dan perangkat uji
kompetensi;
e. Mengoordinasikan
tenaga penguji atau
asesor;
f. melaksanakan
sertifikasi;
g. melaksanakan
pengawasan
pemeliharaan
sertifikasi;
h. memverifikasi dan
menetapkan Tempat Uji
Kompetensi (TUK);
i. memelihara kinerja
asesor dan TUK;
j. mengembangkan
pelayanan sertifikasi;
k. membuat j ejaring
dengan SMK- SMK lain;
1. melakukan kegiatan
lainnya yang terkait
tugas ketua LSP- Pl;
m. menyusun laporan
pelaksanaan tugas
terkait dengan ketua
LSP- Pl.
7. Penilai Kinerja a. menyusun rencana 1 (satu) 2 jam Tatap
Guru program Penilaian Guru/ Muka
Kinerja Guru (PKG) dan sekolah/5
prosedur operasional (lima) - 10
standar (sepuluh)
penyelenggaraan PKG; orang Guru
b. melaksanakan kegiatan
PKG sejumlah 5 (lima) -
10 (sepuluh) orang
Guru sesuai program;
c. menginput hasil
penilaian kinerja Guru
ke dalam aplikasi
Sistem Informasi
Manajemen PKG;
d. membuat laporan
pelaksanaan kegiatan
PKG.
8. Pengurus sesuai tugas pengurus 1 (satu) a. pengurus
Organisasi/ organisasi/ asosiasi Guru/jabat organisasi/
Asosiasi Profesi profesi berdasarkan an/ tahun asosiasi profesi
Guru tingkat: tingkat kepengurusan. tingkat
a. nasional nasional setara
(ketua dengan 3 jam
umum, Tatap Muka
sekretaris untuk Guru
jenderal, mata
ketua, wakil pelajaran;
ketua, dan b. pengurus
sekretaris); organisasi/
b. provinsi ( asosiasi profesi
ketua dan tingkat
wakil); dan provinsi setara
c. kabupaten/ dengan 2 jam
kota (ketua). Tatap Muka
untuk Guru
mata
pelajaran;
c. pengurus
organisasi/aso
siasi profesi
tingkat
kabupaten/kot
a setara
dengan 1 jam
Tatap Muka
untuk Guru
mata
pelajaran.

11. Pemenuhan Beban Kerja Pengawas PAK


a. Pengawas PAK sebagaimana Keputusan Dirjen Bimas Katolik Nomor 828
Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Guru dan Pengawas Pendidikan
Agama Katolik di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Katolik Kementerian Agama RI mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan akademik dan/atau manajerial pada sekolah umum
dan/atau sekolah Keagamaan Katolik;
b. Pengawas PAK sebagaimana dimaksud pada huruf a mempunyai fungsi:
1) Pengawas Pendidikan Agama Katolik
a) Penyusunan program pengawasan PAK:
b) Pembinaan bimbingan dan pengembangan profesi Guru PAK;
c) Pemantauan penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP);
d) Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan;
e) Pelaporan tugas pelaksanaan pengawasan.

2) Pengawas Pendidikan Keagamaan Katolik


a) Penyusunan program pengawasan di bidang akademik dan/atau
manajerial;
b) Pembinaan, dan pengembangan sekolah Keagamaan Katolik;
c) Pembinaan, bimbingan dan pengembangan profesi Guru PAK;
d) Pemantauan penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP);
e) Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan;
f) Pelaporan pelaksanaan tugas pengawasan.
d. Beban kerja minimal pengawas PAK pada sekolah adalah ekuivalen
dengan 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per Minggu;
e. Pengawas PAK pada sekolah melaksanakan tugas kepengawasan paling
sedikit:
1) Tingkat dasar 15 (lima belas) guru PAK
2) Tingkat menengah 10 (sepuluh) guru PAK
Dalam hal beban kerja minimal pengawas PAK tidak terpenuhi, Kepala
Kantor Kementerian Agama Kab/Kota dapat menetapkan beban kerja
minimal pengawas PAK pada sekolah di wilayahnya;
f. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota dapat memberikan tugas
tambahan pada jenjang pengawasan yang berbeda pada Kab/Kota
tersebut.

12. Dispensasi Beban Kerja


GPAK yang tidak dapat memenuhi rasio minimal jumlah peserta didik
beragama Katolik terhadap guru PAK dan/atau tidak dapat memenuhi
beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka, atau
Pengawas PAK yang tidak dapat memenuhi beban kerja dan/atau tugas
kepengawasan minimal, maka Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dapat memberikan surat keterangan dispensasi dalam
kondisi sebagai berikut:
a. Bertugas sebagai guru/pengawas pada satuan pendidikan di daerah
khusus sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor
63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020 -
2024;
b. Guru pada satuan pendidikan luar biasa yang peserta didiknya memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa;
c. Guru / Pengawas berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memiliki
keterampilan atau budaya khas daerah;
d. Guru/Pengawas Inti/Instruktur/tutor pada FKG, KKG, MGMP, dan
POKJAWAS PAK;
e. Guru/Pengawas yang berdomisili di suatu daerah dalam keadaan
tertentu, misalnya:
1) Sekolah baru;
2) Daerah yang sedang dilanda konflik dan/atau musibah;
3) Jarak antar sekolah terlalu jauh yang tidak memungkinkan seorang
guru mengajar di sekolah lain atau pengawas melakukan pembinaan
guru di sekolah lain.
f. Pencairan Tunjangan Kinerja Guru atau Pengawas PAK pensiun
Dispensasi kategori ini hanya digunakan untuk guru/pengawas PAK
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Guru/Pengawas PAK yang memiliki hak Tunjangan Kinerja satu atau
beberapa bulan pada semester berjalan tetapi belum menyelesaikan
cetak SKMT karena meninggal;
2) Pengawas PAK yang memiliki hak Tunjangan Kinerja terhutang pada
Tahun 2018 dan sebelumnya tetapi belum menyelesaikan cetak
SKMT pada semester berjalan karena pensiun;
3) Guru PAK yang memiliki hak Tunjangan Kinerja terhutang mulai
bulan Mei tahun 2018 tetapi belum menyelesaikan cetak SKMT pada
semester berjalan karena pensiun;
4) Verifikasi dilakukan berdasarkan berkas hardcopy.
13. Kehadiran Guru dan Pengawas PAK
a. Satuan pendidikan dapat menetapkan 5 (Lima) hari kerja atau 6 (enam)
hari kerja dalam satu minggu dengan total jam kerja dalam satu minggu
adalah 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.
b. Satuan Pendidikan yang menerapkan 5 (lima) hari kerja dalam satu
minggu, hari kerja mulai dari Senin sampai dengan hari Jumat
sedangkan yang menerapkan 6 (enam) hari kerja dalam satu minggu,
hari kerja mulai dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
c. Satuan Pendidikan dapat menetapkan jadwal pelajaran sesuai
kebutuhan dan perkembangan fisik dan psikologi peserta didik dengan
tetap memperhatikan terpenuhinya total jam kerja dalam satu minggu
sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.
d. Pengaturan jam kerja sebagaimana dimaksud pada angka (3) dapat
menyesuaikan dengan kebijakan daerah terkait dengan pengaturan jam
kerja setempat.
e. Pengaturan jam kerja Pengawas PAK mengikuti ketentuan jam kerja yang
berlaku pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di mana
pengawas tersebut ditugaskan.
f. Guru/Pengawas PAK wajib masuk dan pulang kerja sesuai ketentuan
jam kerja dengan melakukan rekam kehadiran secara elektronik.
g. Rekam kehadiran elektronik harus dilakukan dengan menggunakan
mesin rekam kehadiran elektronik yang ada di lingkungan kerja
Guru/Pengawas PAK yang bersangkutan.
h. Rekam kehadiran secara elektronik dilakukan 2 (dua) kali pada waktu
masuk kerja dan pada waktu pulang kerja.
i. Rekam kehadiran secara elektronik dapat diganti secara manual apabila:
1) Perangkat dan sistem rekam kehadiran secara elektronik mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi;
2) Terjadi keadaan Kahar berupa bencana alam dan/atau kerusuhan
yang mengakibatkan sistem rekam kehadiran secara elektronik tidak
dimungkinkan untuk dilakukan;
3) Guru/Pengawas PAK yang bersangkutan belum terdaftar dalam
sistem rekam kehadiran elektronik;
4) Tugas luar yang pembuktiannya ditandai dengan surat tugas dari
atasan langsung;
5) Lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan sistem rekam
kehadiran elektronik.

14. Keadaan Kahar/Force Majeure


a. Keadaan kahar/force majeure antara lain adalah :
l)Terjadi huru-hara, kebakaran di tempat kerja, bencana alam yang
menyebabkan tidak dapat hadir di kantor saat jam kerja atau terjadi
suatu keadaan sehingga dilakukan pemulangan sebelum jam kerja
berakhir; atau
2)Terjadi kerusakan mesin pencatat kehadiran yang menyebabkan
Guru/Pengawas PAK tidak dapat mencatatkan kehadiran secara
elektronik;
b. Apabila terjadi keadaan kahar/force majeur sebagaimana dimaksud pada
angka (1) huruf a, Tunjangan Kinerja pada hari tersebut tidak dikenakan
pengurangan;
c. Apabila terjadi keadaan kahar/force majeur sebagaimana dimaksud pada
angka (1) huruf b, maka pencatatan kehadiran menggunakan cara manual;
d. Keadaan kahar/force majeur harus dibuktikan dengan surat keterangan dari
kepala satuan kerja.

BAB VI
TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU
DAN PENGAWAS

A. Alokasi Anggaran
Anggaran pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAK
dialokasikan pada masing-masing DIPA pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

B.Tata Cara Pembayaran


Tata cara pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAK sebagai
berikut:
1. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilakukan melalui dokumen pelaksanaan
anggaran/DIPA Satker dengan persyaratan:
a. Surat Pernyataan Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja;
b. Daftar Pengurangan Tunjangan Kinerja per bulan;
c. Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
d. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/ Pengawas PAK
untuk kebutuhan setiap bulan;
e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM); dan
f. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 21.
2. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Penghitungan Tunjangan Kinerja
1) Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja pada masing-masing
Satker menyusun Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK per bulan;
2) Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja kemudian menyampaikan
Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan Tunjangan Kinerja
Guru/ Pengawas PAK per bulan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), dengan melampirkan:
(a) Keputusan penetapan kelas jabatan masing-masing
Guru/Pengawas PAK;
(b) Surat Pernyataan Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja.
3) Berdasarkan Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja per bulan yang ditetapkan PPK, PPABP membuat
Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
per bulan termasuk perhitungan pajak.
b. Tata Cara Pencairan Tunjangan Kinerja melalui mekanisme SPP-LS Pihak
Ketiga
1) Pengajuan SPP-LS Pihak Ketiga Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas
PAK
PPK mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
Pembayaran Tunjangan Kinerja kepada Pejabat Penandatanganan
Surat Perintah Membayar (PPSPM) dengan melampirkan:
a) Daftar nominatif pembayaran tunjangan kinerja per bulan;
b) Rekapitulsi daftar pembayaran tunjangan kinerja per bulan;
c) SPTJM yang ditanda tangani PPK;
d) Data Supplier penerima;
e) SSP PPh 21.
2) Penerbitan SPM-LS oleh PPSPM
Atas dasar SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja yang diajukan oleh
PPK, PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-
LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK, kemudian
menyampaikan SPM-LS kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) dengan melampirkan:
a) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
b) SSP PPh 21.
3) Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK secara langsung
akan dibayarkan oleh KPPN ke rekening Guru/Pengawas PAK yang
bersangkutan;
4) Pejabat Pembuat Komitmen pada masing-masing satuan kerja
bertanggungjawab atas pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru/Pengawas PAK.
c. Tata Cara Pencairan Tunjangan Kinerja melalui mekanisme SPP-LS
Bendahara
1) Pengajuan SPP-LS Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
PPK mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPPLS)
Pembayaran Tunjangan Kinerja kepada Pejabat Penandatanganan
Surat Perintah Membayar (PPSPM) dengan melampirkan:
a) Daftar nominatif pembayaran tunjangan kinerja per bulan;
b) Rekapitulsi daftar pembayaran tunjangan kinerja per bulan;
c) SPTJM yang ditanda tangani PPK; dan
d) SSP PPh 21.

2) Penerbitan SPM-LS oleh PPSPM


Atas dasar SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja yang diajukan oleh
PPK, PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-
LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK, kemudian
menyampaikan SPM-LS kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) dengan melampirkan:
a) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
b) SSP PPh 21.
3) Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK dibuat dengan
daftar tersendiri dan diajukan terpisah dari belanja Pegawai lainnya.
4) Pejabat Pembuat Komitmen pada masing-masing satuan kerja
bertanggungjawab atas pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru/Pengawas PAK.
5) Berdasarkan SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas
PAK yang diajukan oleh PPSPM, KPPN menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D). Selanjutnya Bendahara Pengeluaran
melakukan pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
melalui transfer ke rekening Guru/Pengawas PAK.
d. Apabila setelah ditransfer ke rekening, diketahui ada kelebihan
pembayaran maka sisa dana atas kelebihan pembayaran Tunjangan
Kinerja dikurangkan dari pembayaran Tunjangan Kinerja di bulan
berikutnya.
e. Selain proses pencairan Tunjangan Kinerja melalui transfer dari KPPN ke
rekening Guru/Pengawas PAK, pembayaran Tunjangan Kinerja dapat
juga dilakukan melalui transfer dari Bendahara Pengeluaran ke rekening
Guru/Pengawas PAK, sesuai dengan proses dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII
PENGENDALIAN, PENGAWASAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

A. Pengendalian
Pengendalian pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
1. Sosialisasi pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK
oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik kepada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan yang terjadi dalam proses
pembayaran Tunjangn Kinerja Guru/Pengawas PAK pada
Sekolah;
3. Penyelesaian atas permasalahan yang terjadi dalam proses
pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK pada
Sekolah;
4. Pendataan yang lebih akurat terhadap Guru/Pengawas PAK yang
berhak menerima pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru/Pengawas PAK beserta besarannya;
5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan
Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk membuat perencanaan
anggaran agar semua Guru/Pengawas PAK yang telah memenuhi
syarat dapat menerima pembayaran Tunjangan Kinerja.

B. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan eksternal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengawasan
terhadap pembayaran Tunjangan Kinerja dimaksudkan untuk
memastikan bahwa pembayaran tersebut terlaksana sesuai dengan
prosedur dan mekanisme yang berlaku. Pengawasan tersebut
meliputi aspek (1) penghitungan, (2) pembayaran; (3) pelaporan; dan
(4) pertanggungjawaban pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru/Pengawas PAK.
C. Pelaporan dan Evaluasi
Dalam rangka pelaksanaan penghitungan dan pembayaran
Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK diperlukan pelaporan dan
evaluasi yang meliputi:
1. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembayaran
Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK dilakukan secara
berjenjang sesuai kewenangan untuk menjamin bahwa
pembayaran tersebut tepat sasaran, tepat waktu dan tepat
jumlah;
2. Kantor Kementerian Wilayah Agama wajib membuat laporan
secara periodik setiap pencairan;

BAB VIII
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis ini, maka seluruh proses


pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja Guru/Pengawas PAK yang
diangkat Kementerian Agama harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

YOHANEMAYaSAMODRO^

Anda mungkin juga menyukai