Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di masa era globalisasi ini banyak remaja bahkan pemuda yang kurang  mengetahui
secara luas  tentang negara, dimana didalam negara tersebut terdapat sebuah pemerintahan
yang mempunyai berbagai macam hokum, budaya, dll  yang harus dijaga oleh masyarakat.
Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang yang mempunyai
tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang
lain. Suatu tempat dapat disebut dengan Negara jika mempunyai 3 unsur terpenting yang
harus ada didalamnya yaitu : Wilayah, Pemerintah dan Rakyat. Ketiga unsur  tersebut harus
ada dalam suatu Negara. Jika salah satu dari unsur  tersebut tidak ada maka tempat tersebut
tidak dapat dinamakan Negara. Ketiga unsur tersebut saling melengkapi dalam suatu Negara.
Unsur yang lainnya yang juga harus dimiliki oleh suatu Negara adalah pengakuan dari
Negara lain. Pengakuan dari Negara lain harus dimiliki oleh suatu Negara supaya keberadaan
Negara tersebut diakui oleh Negara-negara lain.
Setelah suatu Negara terbentuk maka Negara tersebut berhak membentuk undang-undang
atau konstitusi.  Konstitusi di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sebelum
kemerdekaan Indonesia, konstitusi telah ada yang berfungsi mengatur kehidupan
bermasyarakat yang disebut dengan adat istiadat yang ada karena kesepakatan dari suatu
masyarakat yang terlahir dan dipakai sebagai pengatur kehidupan bermasyarakat.Adat istiadat
mempunyai suatu hukum yang dinamakan hukum adat. Pada jaman dahulu walaupun belum
ada undang-undangseperti halnya sekarang, tetapi kehidupan masyarakat sudah diatur dengan
adat istiadat dan yang melanggar adat istiadat akan dikenakan suatu hukum yang telah
masyarakat setempat sepakati yaitu hukum adat.

Seperti halnya adat istiadat, konstitusi juga mengatur kehidupan suatu Negara supaya
tertatanya kehidupan dalam Negara. Jika dalam adat istiadat, pelanggar adat istiadat akan
dikenai hukum adat. Maka dalam konstitusi, pelanggar konstitusi dikenai hukuman yang
telah diatur dalam undang-undang. Maka untuk mengatur kehidupan Negara dan unsur-unsur
didalamnya, konstitusi sangat dibutuhkan keberadaannya. Suatu Negara tanpa konstitusi atau
undang-undang seperti halnya mobil yang tanpa stir yang tidak dapat diatur geraknya yang
jika dibiarkan akan menabrak, seperti halnya suatu Negara yang tanpa kostitusi maka semua
hal dalam Negara tidak dapat diatur pergerakannya yang jika dibiarkan mengakibatkan
Negara akan kacau, bobrok, runtuh dan berdampak buruk dengan hilang keberadannya..

Untuk itu, dilihat dari segi materi ini penulis menyampaikan tentang negara proses
serta unsur-unsur terbentuknya negara. Semoga dapat bermanfaat dan sebagai pemicu
pembelajaran.

1.2.   Rumusan Masalah


1.      Apakah yang dimaksud dengan negara ?
2.      Apa saja unsur-unsur terbentuknya negara negara ?
3.      Apa saja teori terbentuknya negara?
4. Bagaimana proses terbentuknya negara ?
5. Bagaimana bentuk-bentuk negara?

1.3     Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui pengertian negara.


2.      Untuk mengetahui unsur-unsur terbentuknya negara.
3.      Untuk mengetahui teori terbentuknya negara.
4.      Untuk mengetahui proses terbentuknya negara.
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk negara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP DASAR TENTANG NEGARA


Istilah Negara diterjemahkan dari kata-kata asing staat (bahasa Belanda dan Jerman);
state (bahasa Inggris); Etat (bahasa Prancis). Istilah staat mempunyai sejarah sendiri. Istilah
itu mula-mula digunakan dalam abad ke-15 di Eropa Barat. Anggapan umum yang diterima
bahwa kata staat (state, etat) itu dialihkan dari kata bahasa Latin status atau statum. Secara
etimologis kata status itu dalam bahasa Latin klasik adalah suatu istilah abstrak yang
menunjukkan keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak
dan tetap.

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya
Berkaitan dengan defenisi Negara, terdapat beberapa sarjana yang memberikan
defenisi atau pengertian tentang Negara, yaitu (soehino, 2002:133)

1.      Socrates : Negara bukanlah organisasi yang dapat dibuat oleh manusia untuk kepentingan
diri sendiri. Negara adalah jalan susunan objektif.

2.      Dr. Wiryono Prodjodikoro : Negara adalah suatu organisasi diantara sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok mansia tersebut. Sekumpulan manusia tersebut
merupakan suatu masyarakat tertentu yang didalamnya, Negara bukan merupakan satu-
satunya organisasi di antara mereka. Dengan kata lain masih terdapat organisasi lain di
dalamnya seperti organisasi keagamaan, kesusilaan, kepartaian, perdagangan yang terlepas
dari soal kenegaraan.

3.      Logeman : Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan
kekuasaannya mengatur serta meyelenggarakan suatu masyarakat. Organisasi ini merupakan
pertambahan jabatan-jabatan. Ada masyarakat yang tersusun sebagai suatu organisasi, dan di
dalamnya terdapat suatu kekuasaan.
4.      Kranenburg : Negara pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Dengan demikian harus terlebih dahulu ada
kelompok manusia, dimana kelompok manusia tersebut mempunyai kesadaran bersama
untuk mendirikan suatu organisasi yang bertujuan untuk memelihara kepentingan kelompok
tersebut. Menurut Kranenburg, yang terpenting disini adalah adanya manusia yang
membentuk organisasi.

5.      Roger H. Soltau dalam Soehino : Negara sebagai agen atau kewenangan yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama rakyat (The state is agency or
authority managing or controlling these affairs on behalf of and in the name of the
community).
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa negara adalah organisasi tertinggi di
antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu
kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.

2.2.   UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA


Untuk lebih jelas memahami unsure-unsur pokok dalam suatu negara, berikut akan
dijelaskan masing-masing unsure tersebut :
1.      Terdapat rakyat atau masyarakat
Rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Rakyat atau masyarakat merupakan unsur
utama terbentuknya Negara. Oleh karena itu, tepatlah bila para sosiolog mengatakan bahwa
Negara adalah kelompok persekutuan hidup orang yang banyak jumlahnya dan terikat oleh
perasaan senasib dan seperjuangan. Jadi, jika membicarakan Negara, maka sebenarnya yang
dibicarakan adalah masyarakat manusia, sehingga adanya manusia merupakan suatu
keharusan, dan manusia itu membentuk kelompok masyarakat. Tersebentuknya kelompok
masyarakat disebabkan karena manusia dalam kenyataannya adalah makhluk sosial (zon
piliticon), sebagaimana pendapat Aristoteles. Dapat dikatakan bahwa hidup bermasyarakat
adalah merupakan suatu kelompok yang mempunyai ide dan cita-cita serta berkeinginan
untuk bersatu.

2.      Wilayah
Wilayah adalah unsure negara yang harus terpenuhi karna tidak mungkin ada negara
tanpa ada batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah negara
biasanya mencakup daratan, perairan dan udara. Dalam konsep medrn masing-masing batas
wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan perundang-ungangan internasional.

3.      Pemerintah
Alat kelengkapan Negara yang bertugas organisasi Negara untuk mencapai tujuan
bersama didirikannya sebuah Negara. Melalui alat dan aparat Negara, yang menetapkan
hokum, melaksanakan ketertiban, keamanan dan mewujudkan kepentingan warga negaranya
yang beragam.

4.      Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan Negara lain


Unsur ini bukan merupakan syarat mutlak bagi adanya suatu Negara, karena unsur ini
bukan merupakan unsure pembentuk bagi badan Negara melainkan hanya bersifat
menerangkan saja tentang adanya Negara. Jadi, hanya deklaratif, bukan konstitutif.
Tanpa pengakuan dari Negara lain suatu Negara tetap dapat berdiri, misalnya USA
memproklamasikan kemerdekaannnya pada 1776, sedangkan pengakuan dari Inggris baru
diberikan pada 1873. Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945,
padahal waktu itu belum ada satupun Negara mengakui, sedangkan pengakuan dari Belanda
pun baru diumumkan pada 1949. Tetapi tidak ada yang membantah sejak 17 Agustus 1945
telah ada Negara Indonesia dan pemerintahannya mempunyai kemampuan untuk
berhubungan dengan Negara lain.

2.3. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA


Teori Terbentuknya Negara Secara Teoritis
Terbentuknya negara secara teoritis adalah anggapan para ahli pada wilayah hukum
dan tata negara tentang terbentuknya negara. Bukan murni berdasarkan keadaan faktual yang
terjadi di lapangan akan tetapi hasil pemikiran tentang bagaimana asal mula terbentuknya
negara.
Terdapat tiga teori terjadinya negara yaitu teori hukum alam, teori ketuhanan dan teori
perjanjian. Berikut penjelasannya:
1.      Teori kontrak sosial (social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat
Teori perjanjian merupakan bentuk perlawanan atas kekuasaan raja ataupun penguasa
yang menganggap memiliki kekuasaan mutlak akibat kepercayaan sebagai titisan
Tuhan. Teori perjanjian ini ada dimasa abad pencerahan dan dipelopori oleh ahli ahli seperti
Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau. Berdasarkan teori perjanjian, negara ada
semata mata akibat perjanjian antarmanusia. Menurut teori ini, negara merupakan wujud
perjanjian masyarakat sebelum bernegara dan kemudian menjadi masyarakat bernegara.  Hal
ini senada dengan pengertian negara oleh Jean Bodin bahwa negara adalah bentuk
persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya. Beberapa pakar penganut teori kontrak
sosial yang menjelaskan teori asal-mula Negara, diantaranya:

a.       Thomas Hobbes (1588-1679)

Menurutnya syarat membentuk Negara adalah dengan mengadakan perjanjian


bersama individu-individu yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan
semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah badan. Teknik
perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes sebagai berikut setiap individu mengatakan
kepada individu lainnya bahwa “Saya memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak
memerintah kepada orang ini atau kepada orang-orang yang ada di dalam dewan ini dengan
syarat bahwa saya memberikan hak kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan
dalam suatu cara tertentu.

b.      John locke (1632-1704)

Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan bahwa


kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dalam mengadakan
perjanjian dengan seseorang atau sekelompok orang, individu-individu tidak menyerahkan
seluruh hak-hak alamiah mereka.

c.       Jean Jacques Rousseau (1712-1778)

Keadaan alamiah diumpamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup individu bebas


dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu puas. Menurut
“Negara” atau “badan korporatif” dibentuk untuk menyatakan “kemauan umumnya” (general
will) dan ditujukan pada kebahagiaan bersama. Selain itu Negara juga memperhatikan
kepentingan-kepentingan individual (particular interest). Kedaulatannya berada dalam tangan
rakyat melalui kemauan umumnya.

2.      Teori Ketuhanan

Teori ketuhanan adalah teori yang ada saat agama - agama besar telah tersebar ke
dunia ini contohnya Islam dan Kristen. Teori ini sesuai namanya tentu saja dipengaruhi oleh
paham keagamaan. Dan berdasarkan itulah, teori ketuhanan terbentuknya negara didasari
anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar keinginan Tuhan. Berdasar terhadap
kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai
kehendaknya. Paham ini, sesuai dengan ketentuannya, Tuhan yang menciptakan negara
sehingga negara dianggap penjelmaan kekuasaan Tuhan. Hal ini mengakibatkan paham
bahwa raja atau penguasa adalah pilihan Tuhan untuk memerintah sehingga raja memiliki
kekuasaan mutlak pada suatu negara atau kerajaan. Contohnya saja Inggris Raya pada zaman
kerajaan. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Freidericch Julius Stahl,
Kranenburg dan Thomas Aquinas.

3.      Teori kekuatan

Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap
kelompok yang lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan
penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis
yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara. Penganut teori ini adalah H.J.
Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.

4.      Teori Organis

Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis tentang
hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep biologis yang melukiskan negara dengan
istilah-istilah ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk hidup, manusia
atau binatang individu yang merupakan komponen-komponen Negara dianggap sebagai sel-
sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang
belulang manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para
individu sebagai daging makhluk itu.
5.      Teori Historis

Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh
secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.

6.      Teori kedaulatan hukum

Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) (Mienu, 2010) menyatakan semua


kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku
Die Moderne Staats Idee.

7.      Teori Hukum Alam

Teori hukum alam adalah teori awal tentang terbentuknya suatu negara. Teori ini
menurut sejarah ada pada zaman Plato dan Aristoteles. Menurut teori ini, terjadinya negara
adalah hal yang natural atau alami. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan hukum alam,
begitupun dengan negara. Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara
terjadi karena kehendak alam yang merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia
untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Teori pembentukan negara ini juga didasari
atas kecenderungan manusia untuk selalu bersosial, berkumpul dan saling berhubungan untuk
mencapai kebutuhan hidupnya. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan
Thomas Aquino.

2.4. PROSES TERBENTUKNYA NEGARA


Adapun proses terbentuknya Negara yakni sebagai berikut.
1.      Terjadinya negara secara primer
Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara primer adalah teori yang membahas
tentang terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.
Ada 4 fase terjadinya negara yakni sebagai berikut.
a.       Fase genootschap
Pada fase ini merupakan perkelompokan dari orang-orang yang menggabungkan
dirinya untuk kepentingan bersama dan disandarkan pada persamaan. Mereka menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan kepemimpinan disini dipilih
secara primus interpares atau yang terkemuka diantara yang sama. Jadi yang penting disini
adalah unsur bangsa.

b.      Fase rijk
Pada fase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi telah sadar akan
hak milik atas tanah hingga muncullah tuan yang berkuasa atas tanah dan orang-orang yang
menyewa tanah. Sehingga timbul sistem feodalisme. Jadi yang penting pada masa ini adalah
unsur wilayah.

c.       Fase staat
Pada fase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara dan
mereka dan mereka telah sadar bahwa mereka berada pada satu kelompok. Jadi yang penting
pada masa ini adalah bahwa ketiga unsur dari negara yaitu bangsa, wilayah, dan pemerintah
yang berdaulat telah terpenuhi.

d.      Fase democratische natie (negara demokrasi)


Fase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari fase staat, dimana democratische
natie ini terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi nasional, kesadaran akan adanya
kedaulatan ditangan rakyat.

2.      Terjadinya negara secara sekunder


Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara yang telah ada
sebelumnya. Fase terjadinya Negara yakni.

a.       Occupatie (pendudukan)
Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian
diduduki dan dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu. Contohnya Liberia.
b.      Fusi (peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami suatu wilayah, mengadakan perjanjian
untuk saling melebur menjadi negara baru atau dapat dikatakan suatu penggabungan dua atau
lebih Negara menjadi Negara baru. Misalnya Jerman Barat dan Jerman Timur bergabung
menjadi Negara Jerman.

c.       Cessie (penyerahan)
Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian
tertentu. Penyerahan ini juga dapat diikatakan pemberian kemerdekakaan kepada suatu koloni
oleh Negara lain yang umumnya adalah bekas jajahannya. Contohnya Kongo dimerdekakan
oleh Francis.

d.      Acessie (penarikan)
Awalnya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai/ timbul dari dasar laut
(delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang sehingga akhirnya
membentuk negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.

e.       Anexatie (pencaplokan/ penguasaan)


Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain tanpa reaksi berarti.
Contohnya Israel mencaplok Palestina.

f.       Proklamasi
Terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain
mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil merebut kembali wilayahnya dan
menyatakan kemerdekaan. Contohnya Indonesia merdeka dari Jepang dan Belanda pada
tanggal 17 Agustus 1945.

g.      Innovation (pembentukan baru)


Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan
kemudian lenyap. Contohnya Columbia lenyap, kemudian menjadi Venezuela dan Columbia
yang baru.

h.      Separatis (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya
kemudian menyatakan kemerdekaan. Contohnya Belgia memisahkan diri dari Belanda pada
tahun 1939 dan menyatakan kemerdekaan.

i.        Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.


Pendudukan terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak
berpemerintahan. Misalnya Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris
meskipun di sana terdapat suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni
di mana penduduknya didatangkan dari daratan Eropa. Australia dimerdekakan tahun 1901.

2. 5 .    BENTUK-BENTUK NEGARA


Negara memiliki bentuk-bentuk yang berbeda-beda. Secara umum, dalam konsep
dan teroi modern, negara trerbagi menjadi dua bentuk: negara kesatuan ( unitarianisme) dan
negara serikat ( federasi).

a.      Negara kesatuan


Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanaannya, negara kesatauan ini terabagi kedalam dua macam sistem pemerintahan:
sentral dan otonomi.

b.      Negara seriktat


Negara seikta ( federasi) merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Padamulanya negara-negara bagian
tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah
menggabungkan diri dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan
sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat.

Disamping dua bentuk ini, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk
negara dapat digolongkan kedalam tiga kelompok yakni:
1.    Monarki : Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau
ratu.
2.    Oligarki : Model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari
golongan atau kelompok tertentu.
3.    Demokrasi : Bentuk pemertintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyat atau mendasarkan
kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui mekanisme pemilihan umum atau
pemilu.

Anda mungkin juga menyukai