Oleh :
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Report ini tepat pada waktu
yang telah ditetapkan.
Dalam menyusun tugas ini, masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan
menyempurnakan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak trima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
RINGKASAN JURNAL
1. Jurnal utama
4
BAB II
RINGKASAN JURNAL
Istilah agama dalam kajian sosioantropologi adalah terjemahan dari kata religion dalam
bahasa Inggris, tidak sama dengan istilah agama dalam bahasa politik-administratif
pemerintah Republik Indonesia. Dalam karangan ini, agama adalah semua yang disebut
religion dalam bahasa Inggris, termasuk apa yang disebut agama wahyu, agama natural, dan
agama lokal. “Agama” dalam pengertian politik-administratif pemerintah Republik Indonesia
adalah agama resmi yang diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Hindu dan Budha, dan pada masa akhir-akhirnya ini juga dimasukan agama Kongkucu
(Saifudin 2000: 2). Perbedaan antara istilah agama yang digunakan dalam karangan ini
dengan yang digunakan oleh pemerintah Republik Indonesia tidak akan dibahas lebih jauh,
karena berlakunya adalah khas di Indonesia saja.
Pendekatan Sosioantropologis dalam
Kajian tentang Agama.
Sosioantropologi berasal dari sinkronisasi disiplin ilmu social anthropology yang menjadi
tradisi di Inggris dan cultural anthropology yang menjadi tradisi di USA. Penulis memilih
untuk tidak mengikuti salah satu dari kedua tradisi ini, tetapi menggabungkannya secara
elektif. Penulis berpendapat bahwa hal ini lebih tepat dan lebih sesuai untuk masyarakat
Indonesia yang sedang bergerak meninggalkan tipe masyarakat pertanian, perdesaan dan
tradisional menuju pada tipe masyarakat industri, perkotaan dan moderen. Perbedaan dan
persamaan dari kedua antropologi ini terutama terletak pada subject matter kajiannya. Subject
matter kajian antropologi sosial adalah sama dengan sosiologi, yaitu hubungan-hubungan
sosial yang terkristal dalam struktur sosial dan institusi sosial suatu komunitas. Namun,
berbeda dari sosiologi yang memiliki tradisi mempelajari komuniti-komuniti industri,
perkotaan dan moderen, maka antropologi sosial mengkaji struktur sosial dan institusi sosial
milik komuniti-komuniti kecil arkaik-tradisional di perdesaan, karena itu antropologi sosial
juga disebut micro sosiology. Perbedaan kedua terletak pada cara pengambilan kesimpulan
umum. Berbeda dari sosiologi yang umumnya mengambil kesimpulan umum dengan cara
statistik dan kuantitatif, maka antropologi sosial mengambil kesimpulan dengan cara
komparatif dan kualitatif. Oleh karena itu antropologi sosial jugadisebut dengan nama
comparative sociology. Sosioantropologi mempertahankan pendekatan kualitatif, tetapi
5
perhatian diberikan kepada jenis-jenis komunitas yang lebih luas, baik komunitas arkaik-
tradisional maupun komunitas industri-moderen. Dengan demikian aneka fenomena
keagamaan yang dibahas termasuk fenomena keagamaan yang berasal dari kedua jenis
komunitas tersebut. Sementara itu subject matter dari kajian antropologi kultural Amerika
adalah budaya (culture) dari komunitas.
6
Kebudayaan yang berkembang dalam suatu bangsa itu sendiri di namakan dengan
kebudayaan lokal, karena kebudayaan lokal sendiri merupakan sebuah hasil cipta, karsa dan
rasa yang tumbuh dan berkembang di dalam suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Di
dalam kebudayaan suatu pasti menganut suatu kepercayaan yang bisa kita sebut dengan
agama. Agama itu sendiri iyalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga
disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan yang dianut oleh suatu suku/etnik tersebut.
7
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Jurnal ini ditulis oleh Amri Marzali, bidang yang diminati oleh penulis ini sangat
mendukung penelitian ini. Menurut saya argument ini menarik karena ini merupakan buah
pemikiran semua orang yang telah masuk dalam situasi ini, sehingga saat pembaca membaca
pendahuluan ini mereka seakan-akan ingin tahu dan rasa penasaran tentang akhir dari
penelitian ini, yang artinya mereka ingin menemukan sesuatu yang berharga dari jurnal ini
yang dapat memecahkan pertanyaan yang dimana dalam fakta dan peranan agama dam
kebudayaan sekarang ini.
Pada jurnal ini pembahasan penelitian lebih kepada keagamaan dibandingkan kebudayaan
sementara judul dari jurnal ini adalah Agama dan Kebudayaan tetapi penulis lebih banyak
menjelaskan tentang agama. Agama-agama suku-suku terbelakang itu memberikan semua
data yang berguna bagi satu analisis komparatif yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri
utama dari fenomena keagamaan, dan membuat pernyataan-pernyataan significan, umum,
dan valid tentang agama-agama tersebut. Dalam jurnal ini penulis banyak sekali memberikan
banyak istilah-istilah yang saya kurang pahami maknanya. Terdapat juga tulisan yang
berbeda jenisnya dengan tulisan yang berikutnya yang membuat pembaca bingung.
8
3.2 JURNAL PEMBANDING
9
10
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Setelah ke dua jurnal ini maka reviewer menyimpulkan bahwa jurnal ini sangat baik
untuk dibacakarena jurnal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam pembuatan Bencana
banjir dan Mitigasi banjir. jurnal ini juga akan mengajar kita dan membuka pengetahuan kita
tentang mempelajari agama dan kebudayaan yang ada di Indonesia serta bagaimana perspektif
agama dan kebudayaan dan bagaimana caramempertahankannya dalam bermasyarakat.
4.2. SARAN
Review menyarankan kepada pembaca agar mencari jurnal ini dan menjadikan
sebagai topik bacaan, karena nilai daam jurnal ini sangat berfungsi bagi kita secara umum.
Penemuan dalam penelitian jurnal ini sangat berhubungan dengan dengan kehidupan kita,
sehingga tidak ada salahnya kita menggunakan jurnal ini sebagai panduan kita untuk
semakin lebih menghargai perbedaan yang ada.
11