Anda di halaman 1dari 21

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru,

Medan masih menjadi permasalahan. Sejak 2012 lalu pendirian TPS di kawasan Pasar Sore
tepatnya di depan Penguburan Kristen Padang Bulan ini sering menimbulkan aroma busuk yang
sangat menyengat. <\/p>\r\n\r\n

Di samping itu lokasi TPS yang berada tepat di pinggir Jalan Djamin Ginting ini sering
mengganggu aktivitas transportasi lalu lintas.<\/p>\r\n\r\n

Kepling 3 Kelurahan Padang Bulan Jhon Perry Sitepu menyatakan bahwa, Pemerintah Kota
Medan akan segera memindahkan TPS yang letaknya berada di badan jalan raya tersebut ke
lokasi yang lebih strategis. <\/p>\r\n\r\n

"TPS itu berada di jalan raya, tidak bagus jika dipandang, karena kumuh, jorok, bauk," tuturnya
saat dihubungi Jumat (8\/12\/2017) malam. <\/p>\r\n\r\n

"Lokasi TPS yang saat ini tidaklah di sewa itu berada di jalan raya dan di depan penguburan
yang dikelola oleh Pemko Medan, jadi tidak ada biaya sewa untuk TPS itu” ujar
Jhon.<\/p>\r\n\r\n

Sebenarnya pihak Kelurahan Padang Bulan sudah merencanakan suatu tempat yang layak untuk
dijadikan sebagai lokasi TPS tanpa mengganggu aktivitas warga sekitar. <\/p>\r\n\r\n

"TPS itu akan segera dipindahkan, tanah sudah ada dan sudah acc dengan pemilik lahan hanya
saja belum jadi dibeli karena belum sesuai dengan harga dari Pemko Medan," ujar dia saat
dihubungi Kamis lalu. <\/p>\r\n\r\n

"Lokasi TPS yang baru nantinya beralamat di Gang Napindo, itu ada seluas 500 meter, dan tidak
jauh dari TPS yang sekarang ini," tambah Sitepu.
Kamis, 24 Agustus 2017 | 20:32

Analisadaily (Medan) - Masyarakat yang tinggal di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang
Bulan, Kecamatan Medan Baru, mengeluhkan tumpukan sampah di sekitar pemukiman mereka.

Tumpukan sampah yang berada di depan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Padang
Bulan itu semakin hari semakin meresahkan. Dari pantauan Analisadaily.com, Kamis (24/8),
sampah-sampah itu teronggok di dalam dua bak truk milik Dinas Kebersihan Kota Medan.

"Tentu risih melihat tumpukan sampah ini, apalagi baunya sangat menyengat. Sangat tidak sedap
dipandang mata karena berada di pinggir jalan raya," ujar Ade, salah seorang warga yang
melintas di kawasan tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, Muhammad Husni
mengaku, pihaknya kini sedang mencari tempat untuk memindahkan sampah-sampah yang
tertumpuk itu.

"Saat ini tempat pembuangan sementara (TPS) susah. Dulu ada TPS kita, namun karena dekat
dengan ruang publik banyak masyarakat mengeluh karena bau. Maka dari itu, kami sedang
berupaya mencari lokasi agar jangan ada lagi tumpukan sampah di jalan tersebut," ujar Husni.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya sudah meninjau sebuah lokasi yang dekat dengan
tumpukan sampah itu untuk dijadikan TPS.

"Kami sudah meninjau dan mempelajari lokasi untuk dijadikan TPS. Lokasinya di dalam gang
dan kami coba usulkan tempat itu. Namun untuk pembebasan lahan, wewenangnya ada pada
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB)," tandasnya.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena begitu
besar penyertanNya yang telah menghantarkan penulis dalam penulisan Laporan Penelitian ini
yang berjudul “Pencemaran Sampah dan Dampaknya terhadap Masyarakat Pesisir Pantai
Masyarakat Apui Kelurahan Ampera RT.08” guna untuk menambah ilmu pengetahuan pada
Universitas Darussalam Ambon kampus “C” Masohi.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menghadapi banyak rintangan dan tantangan, namun
atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua dapat terselesaikan. Bantuan terutama Dosen
mata Kuliah Pengetahuan Linkungan Ibu Yati Tuasamu, S.Pd, Lukman Latarissa, dan Muh. Raldi
Sayuti Ipaenin, serta teman-teman lain yang telah meluangkan waktunya untuk membrikan saran,
dan dorongan sejak awal penyusunan penelitian sampai saat ini. Oleh karenanya pada kesempatan
ini, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih.
Akhirnya, harapan penulis, semoga segala bentuk bantuan yang diberikan oleh berbagai
pihak bernilai amal ibadah dan mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL ....................................................................................


KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI .....................................................................


A. Landasan Teori ...............................................................................................
B. Lokasi ..........................................................................................................
C. Prosedur ..........................................................................................................
D. Hasil Pengamatan Dan Wawancara ...............................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
A. Jenis sampah berdasarkan bentuknya .............................................................
B. Pengelolaan sampah .......................................................................................

BAB V PENUTUP .......................................................................................


A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Apui merupakan masyarakat yang berada tepatnya pada pesisir pantai dengan
mata pencahariannya sehari-harinya yaitu nelayan. Masyarakat apui yang letaknya pada Kelurahan
Ampera RT.08 merupakan tempat pusat keramaian karena Apui yang berada di tengah-tengah
Kota Masohi.
Sehubungan dengan topik yang kami ambil dalam penelitian ini yaitu “Pencemaran
Lingkungan” yang di akibatkan oleh sampah, maka Apui ini merupakan lokasi yang kami ambil
dalam penelitian.
Sampah merupakan hal yang sangat berpengaruh dan berdampak negatif bagi kesehatan dan
kelangsungan masyarakat pesisir pantai (Masyarakat Apui Kelurahan Ampera RT.08). Tumpukan
sampah yang terjadi pada daerah Apui ini sunggunh sangat memperihatinkan, karna tidak adanya
kesadaran masyarakat setempat untuk mencegah dan menanggulangi masalah tersebut. Pemerintah
kota juga tidak melihat hal ini sebagai suatu kewajiban yang harus mencegah dan melestarikan
lingkungan tempat masyarakat Apui berdomisili.
Dengan lebih pesat dan meningkatnya kualitas penduduk maka penumukan sampah ini
sampai sekarang tidak teratasi. Masyarakat Apui merasa resah dan gelisah dengan kondisi
lingkungan mereka yang sungguh memperihatinkan, karena banyak masyarakat yang terkena
penyakit. Namun masyarakat Apui juga tidak sadar dan menyadari bahwa semua itu terjadi karena
ulah dan perbuatan dari mereka sendiri.

Indonesia terletak sangat strategis, yaitu di daerah tropis, diapit oleh dua benua (Asia dan
Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik). Letak yang strategis ini menjadikan Indonesia
sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam khususnya pesisir. Wisata bahari, budi daya
tambak, pertambangan dan pemukiman adalah beberapa contoh potensi ekonomi yang bernilai
tinggi. Tak heran apabila daerah pesisir menjadi daya tarik bagi seluruh pihak untuk mengelolah
dan memanfaatkannya dari segi ekonomi maupun politikya. Delinom (2007:2) mendefinisikan,
daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan
dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya.
Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau danau dengan lebar
bervariasi.
Daerah ini selalu berkembang dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan berbagai pihak.
Pihak-pihak tersebut secara tidak langsung mengakibatkan kerusakan lingkungan karena aktivitas
yang dilakukan di darat maupun di laut. Hal ini menjadikan ekosistem pesisir sebagai ekosistem
yang rentan terhadap kerusakan dan perusakan baik alami maupun buatan. Penanggulangan atas
permasalahan tersebut secara bijak dan tepat dapat mengurangi maupun mencegah kerusakan yang
terjadi. Laporan ini menyajikan permasalahan pesisir pantai Apui Kelurahan Ampera RT.08 yang
diakibat oleh faktor alam maupun manusia beserta penanggulangannya yang tepat atas
permasalahan yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka masalah yang kami ambil adalah :
1. Apa yang menyebabkan sehingga terjadinya penumpukan sampah pada masyarakat pesisir
khususnya daerah Apui Kelurahan Ampera RT.08.
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut ?
4. Bagaimana cara pengelolaan sampah yang merupakan proses daur ulang?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang di maksud adalah untuk mengetahui dan memahami masalah kesehatan
lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat pesisir khususnya daerah Apui Kelurahan Ampera
RT.08.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Pengertian lingkungan dalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan biasa di
bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta
memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam penelitian
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah juga sangat beragam. Sesuai dengan
kesepakatan nasional tentang Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian
Summit on Sustainable Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah
ditetapkan 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Kehidupan manusia tidak bisa di pisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan social. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. kita makan minum
menjaga kesehatan semuannya memerlukan lingkungan.
Adapun berdasarkan UU No.23 tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesesuaian ruang dengan
semua benda dan kesatuan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian
lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau
menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang
ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat,
cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia,
sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi
sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
1. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah
sebagai berikut:
a. Gangguan Kesehatan:
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi
dan dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus.
b. Menurunnya kualitas lingkungan
c. Menurunnya estetika lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk
dipandang mata.
d. Terhambatnya pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan
enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata
tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan
menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

Sebelum kita melakukan penelitian dan dampaknya terhadap masyarakat pesisir, terlebih
dahulu harus dilakukan pencarian lokasi yang sampahnya sangat mempengaruhi lingkungan pada
masyarakat pesisir pantai karena suatu Sampah sudah tentu dan pasti akan menimbulkan dampak
negatif.

B. LOKASI

Lokasi tempat kami malakukan observasi yaitu di Apui Kelurahan Ampera RT.08. Observasi
tersebut di lakukan pada hari Minggu, tanggal 14 April 2013 pada pukul 16.00 s/d selesai.
C. PROSEDUR

Adapun prosedur yang di lakukan pada saat pengambilan data yaitu dengan cara sebagi
berikut :
a) Teknik observasi ( pengamatan) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan hasil deskripsi
secara umum mengenai keadaan atau kondisi lokasi yang di amati.
b) Teknik interview ( wawancara) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan data primer maka
menggunakan teknik wawancara. wawancara yang pelaksanaanya di lakukan secara bebas dan
menggunakan pertanyaan –pertanyaan terbuka yang di lakukan sacara porpusive dengan
narasumber atau responden yang dalam hal ini adalah masyarakat di pesisir pantai tempat
penumpukan sampah.

Pada hari minggu, 14 April 2013 pukul 16.00 WIT kami berkunjung ke pantai Apui untuk
melakukan observasi di tempat penumpukan sampah. Sebelum kami melakukan observasi dan
wawancara di lokasi tersebut terlebih dahulu kami berkunjung ke rumah salah satu warga setempat
yang bernama Bapak. Labeng dengan tujuan untuk meminta izin melakukan wawancara dengan
beliau dan masyarakat sekitar. Sebelum melakukan wawancara dengan warga, kami yang
beranggotakan 16 orang yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah pengetahuan lingkungan untuk
melakuakan penelitian sampah dan dampaknya oleh masyarakat pesisir pantai.
Sebelum malakukan wawancara kami memilih lokasi yang akan di wawancara. Kami
sekelompok mulai melakukan wawancara kepada salah satu warga di lingkungan Apui tepatnya
pada Kelurahan Ampera RT.08. Kami membagi kelompok kami menjadi 2 kelompok, yang terdiri
dari 8 orang. Dengan menggunakan sistematika observasi kami mulai melakukan wawancara
dengan ketentuan 8 orang mahasiswa minimal 3 responden.
Pada setiap warga yang kami wawancarai menyambut kami dengan baik. kami mewawancarai
warga dengan cara berkunjung ke rumah mereka. Hal pertama yang kami lakukan pada saat
wawancara yaitu setiap mahasiswa berkenalan dengan warga yang kami kunjungi, pada saat
wawancara kami menanyakan nama, umur, jumlah anggota keluarga dan pekerjaan. Setelah itu
kami mulai mewancarai dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada warga yaitu sesuai dengan
instrument pengamatan lapangan yang kami amati. Setiap pertanyaan yang kami ajukan pada
setiap warga, tiap kelompok sama dan hampir semua jawaban sama dari setiap warga yang kami
wawancarai. Warga yang kami wawancarai menjawab setiap pertanyaan yang kami ajukan dengan
bahasa baku yang belum begitu baik tapi kami sudah senang karna mereka sudah bisa menjawab
pertanyaan yang kami ajukan.
Pada saat melakukan wawancara kelompok pertama di antara kami melakukan kegiatan lain
yaitu mengambil gambar ketika kami sedang malakukan wawancara kegiatan tersebut kami
lakukan secara bergantian. Setelah melakukan wawancara dengan warga kami pun kembali
berkumpul dengan taman-teman yang dari kelompok lain.
Setelah kami melakukan tinjauan lokasi, kami pun pulang kembali kerumah masing-masing.
Setelah beberapa hari setelah kami melakukan observasi kelompok kami mengadakan
pertemuan membahas tentang cara penyusunan laporan yang di tugaskan oleh dosen mata kuliah.

D. Hasil Pengamatan Dan Wawancara Berupa Data Dan Deskripsi Lokasi

a. Hasil pengamatan dan wawancara berupa data

Hasil wawancara pada masyarakat setempat Kelompok oleh pertama :

1) Nama : Bapak Labeng


Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : Nelayan
Hasil wawancara :
Mengapa sampai terjadi pemupukan sampah yang begitu padat di tempat ini pak?. Khususnya
pada Kelurahan Ampera RT.08 ini
Jawab:
Terjadinya penumpukan sampah yang begitu banyak ini karena tidak adanya kesadaran dari
masyarakat setempat karena hal ini terjadi bukan dari masyarakat yang berada di tempat ini saja,
tapi dari masyarakat yang berada pada daerah pasar. Sebab sampah-sampah ini juga dari aliran got
pembuangan dari pasar.
Apakah selama ini tidak ada respon dari pemerintah untuk mengatasi hal ini ?
Jawab:
Pada tahun 2003 warga setempat mengajukan permohonan ke pemerintah kota untuk pembuatan
bak sampah dan tanggul pada daerah ini. Dan pemerintah kota menanggapinya dengan
baik.Namun sampai sekarang apa yang diharapkan oleh warga setempat tidak terlaksana.

Apakah warga setempat juga membuang sampah pada tempat ini?


Jawab :
Ia. Kami warga setempat juga membuang sampah ke laut.

Bagaimana jika terjadi air pasang? Apakah rumah-rumah yang berada pada pesisir pantai ini
tergenangi oleh tumpukan sampah?
Jawab:
Jika terjadi air pasang maka rumah-rumah yang berada pada pesisir pantai ini tergenang oleh air
dan tumpukan sampah. Karena dulunya warga yang sekarang berada pada pesisir pantai ini jauh
dari air laut. Tapi, sekarang ini air laut sudah dekat dengan rumah-rumah yang berada pada
masyarakat pesisir pantai ini. Jika pada musim timur, warga masyarakat sangat terganggu dengan
sampah yang berserakan di sekeliling rumah mereka.

Hasil wawancara pada masyarakat setempat Kelompok oleh ke-2:

2) Nama : Bapak Ikbal


Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : Nelayan
Hasil wawancara :

Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah
ini?
Jawab:
Jika hal ini terjadi banyak masyarakat yang merasa resah. Karena banyak lalat dan nyamuk dari
penumpukan sampah tersebut, dan hal ini terjadi bukan sekarang ini saja, tetapi sudah lama.
Sehingga ada sebagian warga yang terserang penyakit, diantaranya Sakit kepala, sakit perut, gatal-
gatal, dan DBD.
Apa yang dilakukan warga agar penumpukan Sampah ini tidak berpengaruh bagi kelangsungan
hidup warga setempat?
Jawab:
Warga mengadakan permohonan kepada pemerintah kota agar mengadakan bak sampah dan
tanggul. Tapi sampai saat ini juga permohonan tersebut tidak terealisasi. Mau di cegah juga sulit,
karena ketidakadanya kesadaran dari pada masyarakat. Sebab mereka menganggap bahwa laut
merupakan tempat pembuangan sampah terbesar. Sehingga hal ini terus menerus terjadi.

Dimana warga setempat membuang sampah?


Jawab :
Kami membuang sampah ke pada laut.

Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah
tersebut?
Jawab:
Merasa tidak nyaman karena banyak lalat. Ketika ada tamu yang datang kerumah, saya sering
merasa tidak nyaman karena bau busuk yang tidak menyenangkan.

b. Deskripsi Lokasi
Komplek Apui merupakan tempat yang kami kunjungi pada hari Minggu, 14 April 2013 yang
terletak di Kelurahan Ampera RT. 08 Kecamatan Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Apui
merupakan salah satu tempat tergenang dan bertumpuknya sampah.
Apui merupakan kompleks yang berada di tengah kota Masohi yang letaknya berada di pesisir
pantai yang pemandangannya sangat indah serta hamparan laut biru dan bukit-bukit tinggi yang
biasa memanjakan mata yang melihatnya. Aroma laut dan udara yang masih alami serta warga-
warga yang sangat ramah menambah indahnya pesona Kelurahan Ampera ini tepatnya di Apui.
Pemandangan sepanjang pantai menuju kompleks Apui ini sangatlah indah. Di kelilingi
kapal-kapal kecil dan perahu yang sedang mengapung, pemandangan laut yang dapat di lihat
sepanjang pantai.
Namun, di Kompleks Apui yang berada dekat dengan pesisir pantai ini warga tampaknya
tidak mau tahu dengan kesehatan lingkungan di sekitar rumah mereka. Mereka membuang sampah
tidak pada tempatnya tetapi membuang sampah di tepi laut. Bagaimana kesehatan mereka dapat
terjaga kalau mereka selalu membuang sampah tidak pada tempatnya, malahan dari ulah mereka
sendirilah sehingga mereka selalu di serang penyakit.
BAB III
PEMBAHASAN

Pendidikan lingkungan Hidup (environmental education – EE) adalah suatu proses untuk
membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total
(keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama,
baik secara individu maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah
lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru [UN - Tbilisi, Georgia - USSR (1977)
dalam Unesco, (1978)].
Masalah kesehatan lingkungan baik itu penyediaan air bersih, pembuangan sampah dan
kotoran manusia merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang kerap terjadi di
berbagai daerah. Penyediaan sarana kesehatan lingkungan terutama dalam pelaksanaannya
tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya
dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pendaur-ulangan , atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang
ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat,
cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia,
sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi
sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Jenis-jenis sampah Berdasarkan sifatnya
Sampah organic dapat diurai (degradable). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah
dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun
Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik berasal dari sumber
daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam
waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol
plastik, tas plastik, dan kaleng.

1. Jenis-jenis sampah Berdasarkan bentuknya


a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-
lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.

b. Sampah Cair
Sampah cair ada dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan
sampah.Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.Sampah dapat berada pada setiap fase
materi: padat, cair, atau gas.

2. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:


1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan ,


atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam .
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan
keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara
Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah
yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri
biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda
tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
1) Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah
membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan
fungsi kawasan wisata.
Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah
organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.
2) Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan
kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas,
atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual
barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas
dan botol air minum dalam kemasan.
BAB
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan biasa di
bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sampah merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi:
padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan
menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi.
Sebagian besar Masyarakat Apui bekerja sebagai nelayan. Oleh karena itu, laut sangat
berpengaruh besar bagi kelangsungan hidup. Laut di gunakan sebagai pemenuhan kebutuhan dan
sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat Apui. Pencemaran laut akan sangat berpengaruh bagi
para nelayan, karena sampah-sampah yang berserahkan akan mempersulit para nelayan dalam
managkap ikan.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran tersebut warga seharusnya membiasakan membuang
sampah pada tempatnya dan sampah-sampah yang telah menumpuk di buang ke tempat
pembuangan sampah yang tepat. Agar keindahan alam yang terdapat di Apui tetap terjaga
kelestariannya.
B. SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka Penulis dapat memberikan saran sebagai berikut
:
1. Kepada masyarakat khususnya masyarakat pesisir pemukiman Apui Kleurahan Ampera RT. 08
agar lebih memperhatikan lingkungan mereka yang sudah dicemari oleh berbagai tumpukan
sampah karena walaupun hal ini terjadi bukan dari masyarakat setempat saja tapi juga merupakan
masyarakat yang ada pada daerah pasar maka perlu adanya kesadaran agar mengurangi
pembuangan sampah secara berlebihan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan karna akan
menimbulkan efek buruk bagi diri kita.
2. Kepada instansi terkait terutama Dinas Pemeliharaan dan Penanggulangan Lingkungan Hidup
agar lebih memperhatikan lingkungan yang tercemar demi kesehatan dan kelangsungan hidup
bersama.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu : Minggu, 27 Januari 2013
Tempat Penelitian : TPA Pasar Sentiong
B. Metode
 Studi Pustaka : Metode pengumpulan data dengan artikel atau buku sebagai narasumber nya.
 Wawancara : Kegiatan diskusi antara peneliti dengan para narasumber. Kami melakukan
wawancara dengan beberapa pemulung untuk mendapatkan informasi mengenai TPA sentiong
dan beberapa hal tentang sampah.
 Observasi : Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
langsung pada objek penelitian. Kami melakukan observasi di TPA untuk meninjau langsung
objek dari laporan penelitian kami.
C. Rancangan Penelitian
1. Mengunjungi tempat yang sesuai dengan judul laporan ini.
2. Mewawancarai pemulung dan warga sekitar tempat sampah.
3. Mendokumentasikan hasil wawancara dalam bentuk rekaman dan foto.
D. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini kami mengambil data dari populasi para pemulung disekitar TPA Pasar
Sentiong dan kami kemudian mewawancarai sebagian dari mereka sebagai sampel untuk
memperoleh informasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang kami gunakan adalah alat tulis, handycam, dan handphone. Dengan alat ini, kami
memperoleh data yang valid dari narasumber. Selanjutnya kami membuat laporan ini dengan cara
diketik.
F. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
langsung pada objek penelitian, maka dari itu kami mengunjungi TPA Sentiong untuk mengamati
langsung bagaimana kondisi sebenarnya daerah yang identik dengan gunungan sampah.
2. Wawancara adalah kegiatan diskusi antara peneliti dengan para narasumber. Maka dari itu
kami mewawancarai para pemulung untuk mendapatkan informasi mengenai sampah.

3. Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data dengan artikel atau buku sebagai narasumber
nya. Maka dari itu kami mencari artikel-artikel di internet yang berhubungan dengan laporan
penelitian ini.

G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian “Sampah Merugikan Atau
Menguntungkan?” melalui analisis kualitaif dan deskriptif. Analisis kualitatif adalah analisis yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan diakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Latar alamiah yang dimaksudkan adalah hasil
yang dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dengan cara wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen. Data yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan dapat dikumpulkan
menjadi satu dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah data yang
dikupulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahuiapakah sampah menguntungkan
atau merugikan, maka kami mengumpulkan data dengan observasi, studi pustaka, dan wawancara
terhadap narasumber yang terpilih terkait yaitu para pemulung.
Berdasarkan hasil penelitian kami dapat diketahui bahwa ternyata selama ini sampah di
tempat pembuangan akhir itu tidak hanya ditumpuk begitu saja tapi ada sebagian
masyarakat telah berusaha mengolah sampah menjadi lebih berguna dengan menggunakan
teknologi yang disebut sistem landfill, dan dari penelitian ini kami mengetahui bahwa sampah
memiliki dampak positif juga negative.
Dari hasil wawancara kami diketahui bahwa warga yang tinggal disekitar TPA sudah
terbiasa dengan kondisi gunangan sampah sehingga mereka tidak menyadari bahaya sampah
tersebut bagi kesehatan mereka. Dampak positifnya yaitu warga disekitar TPA termasuk para
pemulung menjadikan sampah sebagai mata pencaharian mereka untuk dijual kepada para
pengepul. Dari hasil penelitian kami yang berkaitan dengan rumusan masalah yaitu sampah
merugikan apabila tidak diolah sebagaimana mestinya dan banyak orang yang menyepelekannya.
Sedangkan sampah menguntungkan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi apabila diolah
dengan baik dan benar
BAB V
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah, pengolahan sampah dengan pengelolaan yang baik akan
mendatangkan keuntungan dalam hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan
sekitar. Sampah baik organik dan anorganik harus mampu diolah, dikelola, dan dimanfaatkan
dengan baik.
Tetapi, jika sampah hanya dibiarkan menumpuk hingga menggunung maka akan
merugikan warga atau orang-orang itu sendiri, terutama mereka yang tinggal didekat tumpukan
sampah tersebut. Tanpa mereka sadari perlahan-lahan hal itu mengganggu kesehatan mereka.
b. Saran
1. Sebaiknya baik semua pihak masyarakat saling mendukung dengan cara menjalankan
perannya masing-masing sehingga Undang-Undang Tentang Bagaimana Kedisiplinan dalam
Membuang Sampah berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
2. Pemerintah harus tegas dalam memberikan sanksi terhadap masyarakat yang tidak mematuhi
peraturan mengenai membuang sampah sembarangan.
3. Sebaiknya pemerintah menambah jumlah personil kebersihan (cleaning service), dan juga
menyediakan fasilitas seperti tempat sampah yang memadai di berbagai tempat untuk
memudahkan masyarakat membuang sampah pada tempatnya sehingga pada akhirnya akan
menunjang ketertiban masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih.

Referensi:
http://waslus.blogspot.co.id/2014/05/contoh-laporan-penelitian-sosial.html
http://pandapinter.blogspot.co.id/2014/03/contoh-laporan-penelitian-sampah.html
https://girlycious09.wordpress.com/tag/pengertian-laporan/
http://wahyuchaem.mywapblog.com/pengertian-fungsi-ciri-dan-jenis-jenis-l.xhtml
http://samsungmobileprice.net/unsur-unsur-karya-ilmiah/
http://alvitaprima.blogspot.co.id/2014/06/laporan-ilmiah-dan-contoh-laporan-ilmiah.html

Anda mungkin juga menyukai