Anda di halaman 1dari 2

Perubahan Sosial pada Remaja akibat K-Pop

Kehidupan masyarakat tidak akan pernah berhenti dan akan selalu berkembang,
maka setiap unsur dalam masyarakat akan senantiasa mengalami pergeseran serta
penyesuaian. Pergeseran serta penyesuaian pada akhirnya menimbulkan
perubahan sosial. Menurut George Ritzer, perubahan sosial mengacu pada variasi
hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu
tertentu. Perubahan sosial sendiri dapat terjadi akibat faktor internal dan faktor
eksternal.

Faktor eksternal dari perubahan sosial ini salah satunya adalah pengaruh budaya
asing, seperti pengaruh budaya dan gaya hidup Korea Selatan. Budaya dan gaya
hidup Korea Selatan atau yang biasa disebut dengan Hallyu Wave, masuk ke
Indonesia melalui globalisasi. Hallyu Wave yang masuk ke Indonesia mencakup
berbagai hal, salah satunya yang paling populer adalah Korean Pop atau lebih
dikenal sebagai K-Pop, yang adalah sebuah jenis musik populer yang berasal dari
Korea Selatan.

Artis K-Pop biasanya berupa kelompok laki-laki (boyband) atau kelompok


perempuan (girlband), yang dimana penggemarnya didominasi oleh remaja usia 14-
19 tahun dan orang dewasa berumur 20-30 tahun. Ada banyak sekali perubahan
sosial terhadap remaja di Indonesia akibat budaya K-Pop, berikut akan dijelaskan
mengenai perubahan sosial terhadap remaja Indonesia akibat budaya K-Pop,

1. Perubahan Negatif
Perubahan sosial akibat budaya K-Pop yang bersifat negatif ada banyak.
Contohnya, para penggemar di Indonesia tidak bisa berkomunikasi dengan idolanya
seperti para penggemar di Korea, maka dari itu mereka membutuhkan gadget untuk
dapat mencari informasi di internet.Hal ini yang dapat membuat hal-hal buruk seperti
pornografi, yang dapat menjadi pengaruh buruk untuk remaja Indonesia.

Para remaja di Indonesia jadi cenderung lebih asik sendiri dengan gadget mereka
daripada berkomunikasi secara langsung dengan orang lain. Contoh lain adalah
merchandise yang dirilis oleh agensi idola mereka, membuat para penggemar
menghabiskan uang yang lumayan banyak. Merchandise yang dirilis ini dapat
berupa album musik, buku foto, lightstick, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya merchandise tersebut tidak terlalu mahal, namun dikarenakan biaya
pengiriman dari Korea ke Indonesia yang cukup mahal, membuat harga
merchandise tersebut menjadi naik sekitar dua sampai tiga kali lipat. Para
penggemar biasanya menghabiskan uang tabungan atau bahkan uang orangtuanya
demi membeli merchandise idola mereka. Para remaja juga sering lupa dengan
waktu belajar mereka, karena mereka sering menghabiskan waktu mereka di depan
gadget untuk streaming video musik atau menonton acara idola mereka.

2. Perubahan Positif
Perubahan sosial akibat budaya K-Pop yang bersifat positif juga banyak. Contohnya
adalah, dulu remaja Indonesia hanya bisa memiliki pertemanan dengan remaja yang
satu daerah atau satu provinsi dengan mereka. Akan tetapi, dengan adanya
fansclub dari grup idola K-Pop, penggemar Indonesia dapat bertemu dengan
penggemar dari negara lain di fansclub tersebut. Penggemar dari Indonesia yang
tergabung dengan fansclub tersebut berkesempatan untuk mempelajari berbagai
bahasa baru, seperti Bahasa Korea, Jepang dan Inggris. Para penggemar Indonesia
juga berkesempatan untuk memperluas pertemanan mereka.

Contoh lainnya adalah, remaja Indonesia saat ini bisa membantu keadaan sosial
dunia dengan sangat mudah. Saat idola mereka berulang tahun, penggemar
biasanya akan membuat kegiatan yang bersifat kemanusiaan, kegiatan tersebut
mengatasnamakan idola mereka, seperti penanaman pohon secara massal,
membeli hewan yang terancam punah untuk dirawat oleh para ahli hewan,
memberikan bantuan pada yatim piatu dan orang yang membutuhkan, membagikan
makanan untuk kucing jalanan dan masih banyak lagi.

Penggemar di seluruh dunia dapat mengikuti kegiatan ini dengan menyumbangkan


sejumlah uang kepada penggemar yang mengadakan kegiatan tersebut. Hal ini
memberikan kesempatan bagi para remaja Indonesia untuk menumbuhkan rasa
peduli terhadap satu sama lain. Perubahan sosial terhadap remaja Indonesia tidak
selalu buruk, dan tidak selalu baik juga. Alangkah baiknya bagi para remaja
Indonesia yang menjadi penggemar K-Pop untuk tidak melupakan budaya Indonesia
dan tetap memiliki rasa tanggung jawab terhadap negaranya sendiri.  Diharapkan,
dengan berkembanganya teknologi, para penggemar K-Pop di Indonesia dapat terus
memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui fansclub yang mereka ikuti.

Anda mungkin juga menyukai