Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus budaya korea kontemporer Hallyu yang mengakibatkan “demam


korea ” sudah menginfeksi Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir. Ratusan
judul drama, musik pop, serial, film, game, hingga boyband yang berbau
korea diputar dan dipertontonkan di layar televisi Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir ini.

Korea, sekaligus budaya di dalamnya, memiliki daya tarik yang luar biasa
yang mengakibatkan jumlah pecinta dan pemerhatinya bertambah dari waktu
ke waktu. Orang tertarik pada Korea karena Korea itu unik dalam berbagai
sisinya termasuk kebudayaan, kuliner, hingga pariwisatanya. Kini demam
korea terjadi hampir di seluruh Negara di dunia salah satunya adalah negeri
kita Indonesia. Indonesia yang merupakan Negara yang padat penduduknya
kini sedang dilanda demam korea. Awalnya, sehabis drama Full
House ditayangkan, banyak drama lain yang ditayangkan di stasiun tv
Indonesia. Puncaknya adalah ketika ada sebuah drama korea baru yaitu BBF
atau Boy Before Flower, Indonesia langsung dilanda demam Korea.

Yang luar biasa tidak hanya dramanya saja, Boyband dan Girlbandnya
juga di sukai anak muda di Indonesia. Bukan hanya anak muda yang
menyukainya bahkan anak kecil dan dewasa juga suka karena wajah artis K-
pop asal Korea disukai mulai dari personilnya yang keren, ganteng, cantik
dengan wajah oriental mereka kemudian lagu, aksi dance, gaya rambut,
sampai style fashion mereka yang unik dianggap sebagai trendsetter masa
kini.

Korean Wave ( Hallyu ) mampu mempengaruhi pola hidup dan cara


berpikir masyarakat yang dipengaruhi. Hal ini lah yang disadari pemerintah

1
Korea, bahwa dengan merebaknya Korean Wave, akan membuka jalan bagi
kemajuan ekonomi Korea. Pemerintah Korea menyadari betul potensi Korean
Wave sehingga rela mengucurkan dana untuk membiayai produksi hiburan
mulai dari film, sinetron hingga musik.

Di Indonesia pun tidak luput dari pengaruh Korean Wave. Kegilaan


mereka bisa dibilang sangat antusias. Di sepanjang jalan dapat dengan mudah
kita temui pengaruh Korean Wave mulai dari restoran korea, poster dan yang
lainnya. Remaja di Indonesia banyak yang telah mengadopsi fashion Korea
untuk kesehariannya. Bukan hanya dari segi fashion, alat make-up, alat
elektronik dan gadget buatan Korea pun menjadi incaran. Tempat penyewaan
dan penjualan VCD dan DVD Korea pun semakin laris. Belum lagi tempat-
tempat kursus bahasa Korea yang semakin menjamur seiring dengan
meningkatnya minat untuk belajar bahasa Korea. Bahkan girlband dan
boyband Korea tiap tahun kerap mengadakan konser mereka di Indonesia,
lebih tepatnya di ibu kota kita yaitu Jakarta. Para penggemarpun menanti
kedatangan mereka di bandara hingga membuat bandara menjadi padat
seketika.

Tidak ketinggalan pula Korea Lovers di Indonesia kerap


mengadakan perkumpulan dengan fandomnya masing masing. Fandom
adalah perkumpulan orang yang menggemari satu boyband, misalnya
boyband EXO dengan fandom bernama EXO-L.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :


1. Dari manakah munculnya pengaruh budaya Korea terhadap gaya hidup
remaja putri di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh mengonsumsi tayangan hiburan Korea terhadap gaya
hidup remaja putri di Indonesia ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari fanatisme budaya Korea terhadap
remaja putri di Indonesia ?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui darimana asal munculnya pengaruh budaya korea
terhadap gaya hidup remaja putri di Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi tayangan hiburan Korea
terhadap gaya hidup remaja putri di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari fanatisme remaja putri
terhadap budaya Korea di Indonesia.

1.4 Metode Penulisan

Adapun metode metode yang digunakan dalam membuat makalah ini


adalah mendapatkan data data dari internet dan studi pustaka.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Metode Penulisan
5. Sistematika Penulisan

BAB II Landasan Teori

1. Gaya Hidup dan Efek Terbatas Media


2. Dunia Hiburan, Peretas Jalan Budaya Korea
3. Gelombang Korea

BAB III Pembahasan

1. Asal Munculnya Pengaruh Budaya Korea terhadap Gaya Hidup


Remaja Putri di Indonesia

3
2. Pengaruh Tayangan Hiburan Korea terhadap Gaya Hidup Remaja Putri
di Indonesia.
3. Dampak Fanatisme Remaja Putri terhadap Budaya Korea di
Indonesia.

BAB IV Penutup

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gaya Hidup dan Efek Terbatas Media

Setiap manusia itu unik, maka gaya hidup mereka pun unik. Gaya
hidup dipahami sebagai tata cara hidup yang mencerminkan nilai dan sikap
dari seseorang. Gaya hidup merupakan adaptasi aktif individu terhadap
kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan
bersosialisasi dengan orang lain. Cara berpakaian, konsumsi makanan, cara
kerja, dan bagaimana individu mengisi kesehariannya merupakan unsur-unsur
yang membentuk gaya hidup.
Ketika suatu gaya hidup menyebar kepada banyak orang dan menjadi
mode yang diikuti, pemahaman terhadap gaya hidup sebagai satu keunikan
tidak memadai lagi digunakan. Gaya hidup bukan lagi semata tata cara atau
kebiasaan pribadi dan unik dari individu , tetapi menjadi sesuatu yang populer
diadopsi oleh sekelompok orang. Sifat unik tak lagi dipertahankan. Istilah
gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif mengandung
pengertian bahwa gaya hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan,
dan pola respons terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup
(Hujatnikajennong,2006:38-39)
Gaya hidup tentu tidak lepas dari konsumerisme. Dengan menjalankan
gaya hidup, berarti kita telah mengkonsumsi produk-produk yang menunjang
gaya hidup atau sering disebut gaya hidup konsumeristis. Baudrillard
mengembangkan dan menyimpulkan pemikiran Galbraith bahwa sistem
kebutuhan adalah hasil dari sistem produksi. Inilah yang disebut jalur terbalik
dimana pihak pemilik modal (kapitalis) mengendalikan perilaku pasar,
memandu, dan memberi model akan sikap sosial serta kebutuhan
(Ferica,2006:3).
Dalam konstruksi gaya hidup konsumerisme penggemar budaya pop
Korea, keberadaan komunitas menjadi vital. Komunitas penggemar budaya

5
pop Korea dapat dilihat sebagai sub-kultur. Mereka memiliki serangkaian
nilai dan praktik budaya ekslusif bersama, yang berada di luar masyarakat
dominan. Para penggemar budaya pop Korea memiliki gaya bicara yang khas
dengan campuran-campuran Korea yang biasa digunakan dalam tayangan-
tayangan Korea yang mereka konsumsi. Selain itu, mereka juga mengadopsi
fashion ala Korea. Tidak ketinggalan pula pemilihan produk baik kosmetik
maupun gadget mengacu pada merek yang digunakan para ikon budaya pop
Korea.
Industri budaya pop Korea takkan seperti sekarang jika bukan karena
basis penggemarnya. Dalam waktu singkat telah terjaring ratusan, ribuan,
bahkan jutaan penggemar. Komunitas penggemar kemudian membentuk sub-
kultur mandiri dan membuat industri budaya pop Korea tetap hidup sampai
sekarang dan menjadi sebuah sub-kultur yang hadir secara global. Peran
media massa dalam hal ini tentu sangat besar sebagai Transmission of Values
atau penyebaran nilai-nilai, dalam hal ini penyebaran nilai-nilai yang ada
pada tayangan-tayangan Korea yang kemudian diadopsi oleh khalayak
penggemar. Hal ini juga sejalan dengan teori difusi inovasi yang diutamakan
bagi negara berkembang seperti Indonesia. Difusi berkaitan erat dengan
penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru dimana difusi sebagai proses
dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka
waktu tertentu diantara para anggota-anggota suatu sistem sosial, dalam hal
ini komunitas penggemar tayangan Korea atau dikenal dengan sebutan Korea
Lovers.
Pada dasarnya, media memegang peranan penting dalam penyebaran
budaya pop Korea yang mengglobal beberapa tahun terakhir ini. Tetapi perlu
diingat, media menurut McQuail bukanlah penentu atau sumber utama dari
perubahan sosial dan budaya. Media secara bersama dengan latar belakang
sejarah seseorang sedikit banyak menjadi sumber kedua untuk pembentukan
gagasan-gagasan tentang masyarakat dan lingkungan tenpat ia tinggal. Hasil
interaksi antara media dan perubahan sosial dan budaya sangat bervariasi, tak
bisa diprediksi, dan sangat berbeda antara satu keadaan dengan keadaan
lainnya.

6
2.2 Dunia Hiburan, Peretas Jalan Budaya Pop Korea

Korea adalah sebuah Negara tua yang terletak di bumi bagian timur
yang merupakan penghubung antara Asia Timur Laut dengan dunia luar,
terutama dengan Jepang. Semenanjung Korea terletak antara 33,60’ dan 43
lintang utara serta 124,11’ dan 131,52’ bujur timur. Panjangnya +1000km,
sedangkan lebarnya 216km. semenanjung ini dipisahkan pada sebelah utara
Sungai Amnok (Yalu) dan Du-man(Tumen). Ditengah dua sungai itu terletak
gunung Baek-du, yang berarti gunung bertopi putih (gunung suci). Korea
beriklim sedang yaitu pertemuan antara suhu benua dengan suhu samudera.
Semenanjung Korea pada masa lampau terkenal dengan sebutan
’Kerajaan Kaum Petapa’ dan ‘Negeri Setenang Pagi’ atau Land Of The
Morning Calm. Orang Korea dikenal sebagai orang-orang ramah dari Timur
karena selalu menghormati orang yang usianya lebih tua yang dimaksudkan
untuk menempatkan status orang yang baru dikenalnya dalam tata pergaulan.
Sifat orang Korea yaitu tidak mau menambahkan harta bendanya sendiri
dengan mengambil hak milik orang lain dan hanya memelihara dan
mengambangkan hal yang sudah dimilikinya. Bangsa Korea senantiasa
merasa puas pada negara dan bangsanya sendiri. Mereka mencoba
mengembangkan apa yang mereka dapat tanpa menjauh dari yang asli atau
awal.

Republik Korea memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 15


Agustus 1945 dengan berkibarnya Tae-guk-ki, yaitu bendera Nasional Korea,
beda dua hari dengan kemerdekaan Indonesia. Korea merebut
kemerdekaannya dari Jepang setelah dijajah selama 35 tahun. Namun tidak
berhenti sampai disitu, penderiataan rakyat Korea terus berlanjut dengan
perang saudara pada periode 1950-1953, periode diktator militer, dan periode
perang dingin dengan Korea Utara. Hal ini menyebabkan rakyat Korea
Selatan hidup dalam penderitaan karena keterbatasan sumber daya alam,
iklim yang keras, perang dan kediktatoran.

7
Tercatat pada tahun 1950, Korea Selatan adalah salah satu negara
termiskin di dunia, sama miskinnya dengan negara-negara termiskin di Afrika
dan Asia. Ekonominya hanya bersandar pada pertanian, belum lagi sempat
hancur gara-gara pendudukan Jepang dan Perang Korea. Namun hal ini tidak
berlangsung lama. Bangsa Korea berhasil lepas dari keterpurukan. Dalam 4
dekade, Korea Selatan berubah cepat dari negara termiskin, menjadi salah
satu Negara paling kaya dan tercanggih di dunia dengan nilai ekonomi
Trilyunan dollar. Pada tahun 1963, GDP perkapitanya cuma $100.
Kesuksesan ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-an ketika PDB
berkembang dari rata – rata 8% per tahun (US$2,7 milyar) pada tahun 1962
menjadi US$230 milyar pada 1989.

Korea Selatan Korea Utara

Bendera

Ibukota Seoul Phyongyang

Luas Wilayah 98.400 km2 121.730 km2

Jumlah Penduduk 48.289.037 jiwa 22.224.195 jiwa

Mata Uang Won Won

Bentuk Pemerintahan Presidensial terpusat Terpusat

Republik
Bentuk Negara Republik Komunis

Kepala Negara Presiden Presiden

8
Achimun
Lagu Kebangsaan Aeguka Pinnara

Budha, Kristen, Semua agama di


Agama Chongogyoisme tindas

2.3 Gelombang Korea

Hallyu atau Korean Wave ( Gelombang Korea ) adalah istilah untuk


tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia.
Umumnya hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk
mempelajari Bahasa Korea dan Kebudayaan Korea.
Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Cina
dan Asia Tenggara mulai akhir 1990-an. Istilah Hanliu, bahasa Korea Hallyu,
diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop Korea dirilis di Cina.
Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan menyebar ke negara-negara
lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesiam Filipina, Jepang,
Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Pada saat ini, Hallyu diikuti dengan banyaknya perhatian akan produk
Korea Selatan, seperti masakan, barang elektronik, musik dan film.
Fenomena ini turut mempromosikan bahasa Korea dan Budaya Korea di
berbagai negara.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Asal Munculnya Pengaruh Budaya Korea terhadap Gaya Hidup Remaja
Putri di Indonesia

3.1.1 Drama Korea


Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya hallyu di
berbagai negara. Warga Korea Selatan suka menonton drama dan film dan
mendengar musik. Perusahaan TV Korea rela mengeluarkan biaya besar
untuk memproduksi drama dan beberapa diantaranya yang mencetak
kesuksesan akan diekspor ke luar negeri.
Film Korea, bersama drama TV dan musik pop, merupakan
produk utama Hallyu yang dinikmati tidak hanya di dalam negeri, namun
juga di berbagai negara. Pada awalnya, film hongkong yang mendominasi
bioskop di Asia, namun dengan kehadiran Hallyu, mulai tersaingi oleh Film
Korea. Film produksi Korea Selatan dikenal karena alur ceritanya yang kuat
dan genre yang bervariasi sehingga menarik banyak penonton.
Dari tahun 2002-2005 drama-drama Korea yang populer di Indonesia
antara lain : Endless Love, Winter Sonata, Love Story from Harvard, Glass
Shoes, All In, Memories in Bali, Sorry I Love You yang merupakan serial
drama melankolis. Drama komedi romantis muncul berikutnya, antara lain :
Full House, Sassy Girl, Princess Hours. Dan pada tahun 2008-2009 drama
Korea yang banyak mendapatkan perhatian lebih dari remaja adalah Boys
Before Flower (BBF). Berikut ini sisi menarik drama Korea yang mampu
menyedot banyak perhatian bagi remaja putri :
1. Cerita yang Tak Biasa
Selama ini orang selalu disuguhi tontonan yang isinya berkisar
pahlawan yang tak pernah kalah dan film romantis yang tak pernah luput
dari adegan seks, meski hanya sedikit dan tidak cocok ditonton anak
dibawah umur, dan ceritanya yang selalu berulang-ulang.

10
Ini berbeda dengan drama Korea. Jalan ceritanya yang sulit untuk
ditebak. Drama biasanya bekisar pada kisah percintaan, keluarga dan
bisnis.
2. Fisik Aktris dan Aktor
Fisik yang tak terlalu berbeda membuat orang merasa dekat dengan
Korea. Aktris yang cantik, berkulit putih, aktor yang ganteng, dam tinggi
seperti aktor hollywood membuat orang tidak jenuh untuk melihatnya.
Bsnyak orang yang penasaran dan ingin menonton drama Korea gara-gara
fisik pemainnya.
3. Kebudayaan
Norma sosial dan etika kesopanan yang bermuara dari nilai-nilai
ketimuran masih dipegang teguh dan selalu ada di setiap film, menjadi
daya tarik tersendiri. Drama Korea selalu manampilkan kesopanan, seperti
selalu membungkukkan badan setiap kali bertemu dan akan pergi, selalu
menundukkan kepala saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau
tinggi jabatannya.
Drama Korea juga banyak menampilkan kisah-kisah berlatar
belakang sejarah dan kebudayaan Korea. Disini seseorang bisa belajar
bahwa meski Korea termasuk negara modern, namun mereka tetap
berpegang teguh pada adat timur. Inilah yang membuat Drama Korea enak
ditonton karena tidak melupakan akar budaya.
4. Alternatif Tontonan
Terbatasnya pilihan tontonan memang menjadi salah satu penyebab
meledaknya dari negeri ginseng ini. Orang sudah jenuh dengan suguhan-
suguhan film barat yang sejak puluhan tahun lalu. Namun bagi yang
terbiasa menonton film barat dimana tempo ceritanya yang cepat dan
cenderung praktis mungkin kurang suka dan sabar menonton drama Korea.
3.1.2 Musik Korea ( K-Pop )
Seiring dengan drama Korea yang semakin diterima di Indonesia,
muncul pula kegemaran akan grup musik pria (boyband). K-Pop alias
boyband asal Korea disukai oleh banyak remaja mulai dari personilnya
yang keren, ganteng, cantik dengan wajah oriental mereka kemudian lagu,

11
aksi dance, gaya rambut, sampai style fashion mereka yang unik dianggap
sebagai trendsetter masa kini. K-Pop yang booming banget di berbagai
negara, termasuk Indonesia, seperti : DBSK, Super Junior, Shinee, Teen
Top, MBLAQ, BigBang, 2PM, dan masih banyak lainnya ini memberikan
efek yang cukup besar di Indonesia.
3.1.3 Model Baju Korea
Model baju sekarang ini sangat bervariasi. Model-model yang
trendy sangat diminati banyak orang. Baru-baru ini model pakaian Korea
telah berhasil memasuki pasaran penjualan pakaian Indonesia. Pakaian
Korea ini pun sangat diminati para kaula muda / remaja. Model baju yang
sangat diminati remaja putri saat ini adalah long dress. Remaja putri lebih
percaya diri bila mengenakan baju Korea.

3.2 Pengaruh Tayangan Hiburan Korea terhadap Gaya Hidup Remaja Putri
di Indonesia
Pengaruh tayangan hiburan Korea terhadap gaya hidup remaja putri di
Indonesia bisa dilihat dari sisi positif dan negatifnya, yaitu :
1. Kecintaan pada musik yang tinggi
2. Gaya berpakaian, gaya rambut, dan aksesoris yang lebih bervariasi dan
beraneka ragam
3. Rasa nasionalisme berkurang
4. Bisa mengembangkan bakat terpendam, misalnya mengikuti dance
mengcover koreografi dance artis Kora.
5. Mengurangi rasa cinta terhadap musik Indonesia
6. Muncul semangat belajar.
7. Menambah referensi tempat tempat wisata yang indah di Korea melalui
tayangan drama ataupun acara tv.
8. Lebih menyukai produk produk Korea dibandingkan Indonesia

12
3.3 Dampak Fanatisme Remaja Putri terhadap Budaya Korea

Fanatisme adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok


yang menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan atau apapun
saja dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik,
bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan konflik serius. Dalam
konteks kehidupan sehari-hari, fanatisme juga berarti kesenangan yang
berlebihan (tergila-gila, keranjingan).

Semua manusia pasti memiliki kegemaran, sosok panutan, dan


mungin mengidolakan seseorang. Fans diambil dari kata fanatisme yakni
pemujaan terhadap suatu hal. Pengertian lebih lanjut fanatisme yaitu sebuah
keadaan dimana seseorang atau sebuah kelompok yang menganut sebuah
paham, agama, kebudayaan atau apapun itu dengan cara yang berlebihan
(membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung
menimbulkan perseteruan dan konflik serius. (wikipedia)

Namun di dunia entertaiment/musik fanatisme adalah seseorang atau


sekelompok orang yang sangat mengidolakan artis atau sosok yang mereka
sukai. Mereka tidak segan-segan untuk mencari, mengikuti, dan mengetahui
info sebanyak-banyaknya tentang sang idola.

Hal yang kini merasuki kaula muda terutama gadis-gadis belia dan
remaja adalah Boyband. Mereka begitu mengidolakan satu atau beberapa
boyband dan tidak segan-segan untuk mencari informasi, mengunduh lagu-
lagu dan video sang idola. Banyak remaja perempuan yang juga bertingkah
laku sepeerti ini, lagu dan videonya bahkan sudah diunduh puluhan Gigabyte
(1GB=1024MB). Bahkan ada remaja cowok yang begitu mengidolakan
Girlband asal Korea SNSD, dia bahkan memesan langsung CD original
melalui situs internet. Ratusan GB lagu dan video dengan kualitas HD bahkan
bluray telah diunduhnya.

Tak hanya sekedar mengikuti perkembangan sang idola. Mereka


bahkan tidak malu untuk berkata kasar atau jorok jika sang idola dicemooh
oleh orang lain atau hanya sekedar mengikuti style atau gaya sang idola. Hal

13
ini tentu dirasakan oleh banyak dari Boyband Indonesia yang kini naik daun.
Cemooh dan sindirin selalu mereka dapatkan dari fans fanatik Boyband
Korea. Mereka tidak suka jika ada yang ingin mengikuti style (gaya) dari
sang idola.

Fans memang tidak dapat dipsahkan dari seorang entertainer. Namun


apakah harus bertindak berlebihan? Tidak, manusia memiliki jalan hidupnya
tersendiri. Seseorang tidak dapat memaksakan kehendaknya kepada orang
lain secara sepihak.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Pengaruh


Budaya Korea terhadap Gaya Hidup Remaja Putri di Indonesia”, maka
kesimpulannya, yaitu:

4.1.1 Pada kasus penyebaran budaya pop Korea di Indonesia, terjadi


hegemonitas dalam hal selera dimana pemilihan tayangan hiburannya
lebih dominan pada Korea, sehingga terjadi homogenisasi selera akan
segala sesuatu yang bernuansa Korea. Keempat subyek merasa, ia kini
menjadikan produk Korea di pasaran sebagai barang incaran untuk
mengikuti mode para artis Korea. Fashion Korea juga banyak
berpengaruh terhadap selera para penggemar budaya pop Korea.
Mereka memiliki keinginan untuk mengikuti gaya berbusana Korea
yang mereka anggap keren dan unik.

4.1.2 Pengaruh sosialisasi keluarga dan lingkungan cukup kuat pada diri
subyek, dengan aneka norma dan nilai budaya lokal yang melekat
dalam praktek sosial sehari-hari, memengaruhi tingkat dominasi budaya
pop korea terhadap diri subjek. Dalam pembentukan pribadinya,
narasumber merasakan identitas Ke-Korea-an mereka sebagai sesuatu
yang ekslusif, sebagai seseorang yang sangat Korea dan tidak
memperdulikan perkataan orang lain terhadap dirinya. Mereka juga
adalah tipe orang yang hanya nyaman bergaul dengan sesama
penggemar Korea. Jadi, bila ia menemukan orang di sekitarnya yang
tidak menyukai Korea, maka ia akan meninggalkannya. Ini
menunjukkan bahwa pengaruh budaya pop Korea yang disebarkan
melalui media berbeda pada tiap individu. Jadi jelas bahwa media di

15
sini bukan faktor penentu utama dalam menentukan sikap khalayak
media yang aktif. Banyak pertimbangan-pertimbangan yang menjadi
hambatan bagi media untuk memengaruhi keinginan khalayak.
4.2 Saran

4.2.1 Sebagai khalayak media, kita sebaiknya harus sadar media dan tidak
serta merta menganggap segala yang ditawarkan media itu bersifat
positif buat kita. Perlu adanya pertimbangan-pertimbangan terhadap
setiap program yang kita saksikan melalui media massa untuk
menghindarkan diri kita agar tidak terjebak dengan kebutuhan-
kebutuhan palsu yang diciptakan kapitalis dan disebarkan melalui
media massa.

4.2.2 Perlu adanya suatu kebijakan dan upaya dari pemerintah untuk
menambah anggaran di bidang pendidikan kebudayaan agar generasi-
generasi bangsa menjadi bangga terhadap budayanya sendiri. Saat ini
banyak anak muda di Indonesia yang tidak terlalu mengenal
budayanya sendiri dikarenakan pemerintah kurang perhatian dalam
mengembangkannya. Pendidikan kebudayaan hanya dijadikan ekstra
kurikuler dan bukan merupakan suatu kewajiban. Hal ini
menyebabkan banyak diantara kita yang tidak lagi memahami budaya
lokal.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. Ayu. 2012. Korean Wave. Yogyakarta: PT Araska.

J. Rauf. 2011. Demam K-Pop Melanda Dunia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

id.wikipedia.org/wiki/korea

www.msugiono.staff.ugm.ac.id

www.repository.usu.ac.id

www.sukasukakorea.blogspot.com

www.ulfarayi.wordpress.com/2013/02/03/pengaruh-demam-kpop-terhadap-
budaya-indonesia/

17
BIOGRAFI PENULIS

Nama : Anggita Putri Hutami

Kelas : XI IPA 3

NISN : 9996031635

Nomor Absen : 06

Sekolah : SMAN 6 Cirebon

Email : anggitaputrihutami@gmail.com

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 29 Juni 2000

Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim No.31 Ds. Sindang Laut


Kec. Lemahabang Kab.Cirebon

Agama : Islam

Riwayat pendidikan : TK : TK Paud Al-Falah

SD : SDN 1 Cipeujeuh Wetan

SMP : SMPN 1 Lemahabang

SMA : SMAN 6 Cirebon

18

Anda mungkin juga menyukai