Disusun Oleh
KELOMPOK 4
PENDAHULUAN
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku remaja perkotaan terhadap budaya Hallyu yang
berkembang sebagai budaya massa?
2. Bagaimana dampak Hallyu bagi interaksi sosial remaja urban di
perkotaan?
1
Bambang Widianto, Perspektif Budaya (Jakarta: Raja Grafindo Pers, 2009), hlm. 161.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perilaku remaja perkotaan terhadap budaya Hallyu
2. Untuk mengetahui perilaku sosial penggemar korea (budaya Hallyu) di
lingkungan sosialnya
Didalam penelitian ini kami menggunakan metode yang lazim yang digunakan
dalam penelitian, yaitu antara lain:
Bab III berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal ilmiah :
Journal.student.uny.ac.id/jurnal-fanatisme-remaja-terhadap-budaya-korea
(diakses pada 25 Juni 2015 pukul 13.00)
LAMPIRAN
1. Nama: Susan
Umur: 17 tahun
Pertanyaan 1 :
Pertanyaan 2 :
- Apakah anda pernah menirukan gaya maupun perilaku artis
Korea yang anda idolakan? Jika ia contohnya seperti apa? “ Kalau
meniru pakaian, atau dandanan ala Korea sih tidak, tapi kadang-
kadang saya suka keceplosan meniru kata-kata yang familiar di dalam
bahasa Korea. Contohnya seperti Aigoo, Omo, Hamsahamnida,
Anyeomassaeo, Ottoekoe, Aipoo, dll. Sehingga bahasa tersebut
menjadi bahasa yang biasa saya ucapkan dan itu menjadi sedikit aneh
bagi teman-teman di lingkungan saya yang sama sekali tidak
menggemari Korea”.
2. Nama: Eky
Umur: 18 tahun
Pertanyaan 1:
Pertanyaan 2:
Pertanyaan 3:
BAB II
PEMBAHASAN
Masa remaja adalah masa dimana seseorang sedang sibuk untuk mencari jati
diri dalam kehidupannya. Ketika mencapai masa ini maka berbagai upaya
dilakukan oleh para remaja untuk mencari jati diri mana yang sesuai dengan
dirinya. Remaja adalah generasi yang sedang berada dalam tahap peralihan dari
status tergantung secara sosial-ekonomi terhadap orang tua atau orang dewasa
pada umumnya, menuju ke status mandiri secara sosial dan ekonomi.2 Tak
terkecuali dalam hal selera budaya, remaja mempunyai ciri khas gaya kehidupan
yang dinamis serta up to date terhadap hal-hal yang baru di lingkungan mereka.
Hal ini yang menjadikan para remaja tersebut tergila-gila dengan sesuatu yang
sifatnya menarik untuk dilihat dan dijadikan style budaya.
Ketika zaman sudah mengarah pada era modernisasi dan globalisasi maka
keberadaan internet turut membuka peluang terhadap dunia luar untuk masuk ke
dalam sebuah negara. Kemudahan fasilitas yang diberikan melalui internet
membuat siapapun bisa mengakses berbagai segi kehidupan termasuk budaya
yeng terdapat di berbagai negara. Hal ini dapat menyebabkan semakin mudahnya
para remaja untuk mengakses informasi termasuk keingin-tahuan mereka terhadap
budaya Korea.
2
Ibid, hlm. 163
Kebudayaan menurut Taylor adalah keseluruhan kompleks dari ide dan segala
sesuatu yang dihasilkan manusia dalam pengalaman historisnya termasuk juga
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kemampuan serta
perilaku lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. 3 Budaya
Korea atau Budaya Hallyu merupakan salah satu kebudayaan asing yang saat ini
gencar di gandrungi oleh para remaja di Indonesia. Produk-produk budaya Korea
seperti drama Korea, Boy band atau Girl Band Korea menjadi daya tarik unik bagi
para remaja untuk dijadikan salah satu panutan dalam pilihan selera di dalam gaya
hidupnya. Para remaja yang mayoritas masih duduk di bangku SMP-SMA
merupakan kalangan yang banyak mendapat pengaruh dari budaya K-Pop.
Banyak faktor yang menjadikan mereka gemar terhadap budaya Korea. Faktor
terpenting yang menyebabkan K-pop menjadi populer dikalangan remaja adalah
karena para pemain Korea memiliki wajah yang tampan-tampan serta mempunyai
style yang modern sehingga hal ini menjadi daya tarik utama para remaja untuk
menempatkan budaya Korea sebagai favorit nya.
3
Rafael Raga Maran, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar
(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 27
populer seiring datangnya pengaruh budaya-budaya asing seperti yang terjadi
dengan Budaya Korea tersebut. Para remaja yang terpengaruh oleh budaya Korea
seakan-akan menganggap budaya Korea bukan lagi budaya yang unik atau asing
namun sebagai budaya yang dikonsumsi secara umum oleh remaja-remaja
lainnya.
Mereka merasa budaya yang ada di negeri sendiri di cap sebagai budaya yang
kurang menarik sehingga ketika budaya asing masuk ke Indonesia hal ini
langsung menjadi sebuah budaya yang massive dikonsumsi oleh para remaja.
Fenomena seperti ini merupakan sebuah fenomena penyimpangan budaya yang
seharusnya menjadi tugas kita semua untuk melakukan rehabilitasi budaya.
Orientasi selera generasi muda terhadap kebudayaan lain menimbulkan
kekhawatiran akan surutnya perhatian mereka kepada kebudayaan-kebudayaan
tradisional daerah atau suku bangsa asal mereka, atau bahkan ke kebudayaan
nasional.4
4
Op.cit, hlm. 176.
perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi ini pun tampaknya semakin
memudahkan kita dalam berbagai bidang terlebih dalam bidang telekomunikasi.
Kita dapat dengan mudah dan cepat dalam memperoleh berbagai informasi baik
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini membuat seakan-akan sudah
tidak ada batasan-batasan dalam berbagi informasi diantara sesama manusia.
Berbagai inovasi-inovasi telekomunikasi pun semakin banyak seperti handphone
yang dulu hanya dipakai untuk keperluan menelpon ataupun mengirim pesan
singkat sekarang dapat dipakai pula untuk mengakses internet, televisi pun yang
dulunya hanya bisa dipakai untuk menonton saja sekarang bisa disambungkan
dengan jaringan internet, dan masih banyak lagi inovasi-inovasi mutakhir yang
telah berhasil diciptakan.
Tidak hanya berbagai informasi yang dapat disebarkan dengan cepat melalui
hadirnya berbagai teknologi telekomunikasi yang mutakhir tersebut, budaya pun
dapat dengan mudah disebarkan ke seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan
globalisasi budaya dimana pernyataan ini dapat dikatakan sebagai suatu gejala
tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu dari suatu Negara ke seluruh dunia
sehingga menjadi budaya dunia atau world culture.
Salah satu budaya yang tengah mempengaruhi berbagai Negara adalah budaya
pop Korea atau yang lebih dikenal dengan sebutan K-Pop/Hallyu Wave/Korean
Wave. Indonesia pun terikut imbas penyebaran budaya ini terutama dikarenakan
Indonesia yang merupakan Negara berkembang yang mudah dipengaruhi oleh
Negara-negara maju. Penyebaran budaya pop Korea ini juga terbantukan dengan
berbagai media massa yang giat memperkenalkan budaya tersebut dan salah satu
media massa yang intensif dalam menyebarkan budaya ini adalah televisi. Hampir
setiap hari kita dapat menonton acara- acara yang berhubungan dengan budaya
pop Korea ini di hampir seluruh stasiun televisi.
Budaya adalah proses yang hidup dan aktif: yang berkembang dan
diterapkan hanya dari dalam. Pada kenyataannya, berbagai ketakutan para
perumus teori budaya massa tidak muncul dalam praktik karena budaya massa
merupakan sebuah kontradiksi istilah sehingga hal tersebut tidak terjadi. Budaya
homogen yang diproduksi secara eksternal tidak dapat dijual dalam keadaan siap
pakai pada massa: budaya benar-benar bekerja seperti itu. Masyarakat juga
bertindak atau hidup seperti massa.5
5
John Fiske, 2011, Memahami Budaya Populer, (Yogyakarta: Jalan Sutra), hlm.25
6
ibid, hlm. 25-26
7
Ibid, hlm.168
pada dasarnya adalah seorang kpopers sangat sesuai dengan apa yang
didefinisikan oleh Bourdieu. Hal tersebut mereka tuangkan dalam cerita FF
(FanFiction).
8
Ibid, hlm. 168
9
Ibid, hlm. 168-167
ketika mereka berkumpul mereka tidak akan berhenti menceritakan idolanya.
Saling bertukar informasi, bertukar koleksi musik, koleksi musik video, dan
bertukar gosip tentang idola mereka.Dari segi penampilan tidak begitu menonjol
karakteristik mereka karena memang berbeda-beda, ada yang memakai jilbab, ada
yang berambut pendek, ada juga yang mereka mengenakan baju yang bermodel
ala Korea.
Kata “pop” diambil dari kata “populer” yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti dikenal dan disukai orang banyak atau umum. Untuk
istilah populer, Williams memberikan empat makna yakni: (1) banyak disukai
orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan
orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.
(Williams, 1983:237) Menurut beberapa definisi dari kata “budaya” dan “populer”
di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya populer adalah suatu kebudayaan yang
sudah berkembang atau suatu pandangan hidup, praktik, dan karya yang banyak
disukai oleh banyak orang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masuknya kebudayaan Korea (K-Pop) ke Indonesia merupakan dampak
dari globalisasi budaya. Dalam hal ini para remaja Indonesia menjadi massa yang
banyak mendapat pengaruh dari budaya Korea. Remaja yang duduk di bangku
SMP sampai SMA merupakan kelompok yang rata-rata menyukai hal-hal yang
berbau dengan kebudayaan Korea. Hal ini tentu saja menimbulkan dampak bagi
para penggemarnya. Para penggemar K-pop mempunyai perilaku tersendiri yang
mengimplementasikan kecintaannya terhadap budaya Korea. Sehingga di dalam
kehidupan sehari-hari mereka menggunakan perilaku tersebut untuk menunjukkan
keberadaannya (eksistensinya) di dalam kehidupan di lingkungannya.
Budaya Korea memang menarik untuk diikuti karena budaya ini termasuk
budaya populer (modern) yang dikemas sangat menarik bagi kalangan remaja.
Melalui siaran drama Korea, musik-musik Korea telah membuat para remaja
menjadi tergila-gila dengan Korean Wave (budaya Korea). Jika hal ini tidak
ditindak lanjuti maka kebudayaan asli dari Indonesia dapat terkikis oleh budaya
baru yang belum tentu sesuai dengan ideologi negara kita. Maka dari itu meskipun
budaya asing banyak yang mempengaruhi kebudayaan remaja kita namun rasa
cinta terhadap budaya bangsa harus di nomorsatukan agar rasa nasionalisme tetap
tertanam dalam jiwa generasi muda bangsa.
3.2 Saran