Anda di halaman 1dari 2

Hallyu dan Pelajar

1). Pernyataan pendapat

 Baru-baru ini, dunia maya dikejutkan dengan kolaborasi Steve Aoki dengan BTS lewat lagu “Waste It
on Me”dan “Mic Drop”. Sebelumnya boyband asal Korea Selatan BTS juga pernah berkolaborasi
dengan Nicki Minaj lewat lagu “Idol”. Dengan cepat, berbagai jagat media sosial dipenuhi dengan
warganet terutama kaum hawa yang menggemari segala hal yang berbau Korea, mulai dari musik,
drama, kuliner, hingga cara berpakaian ala Korea yang sangat antusias dengan kolaborasi tersebut.
Dizaman sekarang, segala hal yang berbau Korea sangat digandrungi oleh masyarakat di Dunia
terutama para pelajar di Indonesia yang ditandai dengan segala ornamen Korea bisa kita temui
dengan mudah dalam bentuk ornamen di kafe-kafe, di serial TV, di playlist tangga lagu, dan
sebagainya. Korea Selatan memang sudah sangat melekat di hati sebagian masyarakat Indonesia,
terutama kaum mudanya. Gejala gelombang Korea (Korean Wave) atau Hallyu tidak bisa dibendung
di era keterbukaan internet seperti saat ini.

2). Argumentasi

     Hallyu atau Korean Wave (bahasa Indonesia: "Gelombang Korea") adalah istilah yang diberikan
untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia sejak tahun 1990-an.
Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea
dan kebudayaan Korea. Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Tiongkok dan
Asia Tenggara mulai akhir 1990-an. Istilah Hán liú diadopsi oleh media Tiongkok setelah album musik
pop Korea, H.O.T, dirilis di Tiongkok. Serial drama televisi Korea mulai diputar di Tiongkok dan
menyebar ke negara-negara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, Amerika
Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah. Puncaknya terjadi pada akhir 2012 ketika penyanyi Psy
membawakan sebuah lagu serta gerakan yang sangat fenomenal yang sudah ditonton oleh lebih dari
3 miliar penonton di kanal Youtube: Gangnam Style! Sejak saat itu, Hallyu merambah tidak hanya
untuk kalangan Asia, namun juga Eropa, Amerika Serikat hingga Australia.

    Pengaruh hallyu sangatlah tinggi terutama para pelajar wanita. Pengaruh globalisasi merupakan
salah satu alasan mengapa hallyu sangat mudah menyebar di seluruh Dunia. Perkembangan media
informasi seperti internet, televisi, ataupun gawai merupakan media yang “empuk” bagi pemerintah
dan masyarakat Korea Selatan untuk menyebarkan kebudayaannya ke seluruh dunia, apalagi saat ini
hampir semua para pelajar terutama di kota-kota besar memiliki gawai. Dari gawai tersebut, para
pelajar dapat melihat bahkan meniru para artis-artis Korea dari hal berpakaian, maupun gaya
hidupnya. Gaya hidup yang modern dan trendy serta memiliki paras yang rupawan  mengapa para
pelajar terutama pelajar wanita menggemari bahkan menggilai budaya pop Korea atau yang kita
sering sebut K-POP.

3). Penegasan Ulang


     Namun demikian, hallyu tidak selamanya baik bagi pelajar di Indonesia bahkan dapat berdampak
buruk bagi perkembangan psikologi pelajar. Gaya hidup artis Korea yang bersifat hedeonisme dapat
mempengaruhi psikologi pelajar sehingga tidak mementingkan moralitas bangsa serta meninggalkan
kebudayaan bangsa yang sudah tidak modern lagi bagi mereka. Padahal, kebudayaan bangsa
Indonesia memiliki ciri khas yang sangat unik. Perbedaan topografi dan ciri khas masyarakat setiap
daerah yang  berbeda-beda mengapa kebudayaan Indonesia memiliki ciri khas yang unik dan banyak
versinya dibandingkan kebudayaan Korea. Tari saman dan ratoe jaroeh merupakan salah satu tarian
asal  Aceh yang memiliki segudang prestasi. Tari Saman dan Ratoe Jaroeh merupakan salah satu
kekayaan kultural bangsa yang harus dijaga oleh kaum pelajar Indonesia. Namun faktanya, tidak
sedikit pelajar Indonesia yang enggan melestarikan kebudayaan bangsa dan justru mempelajari
kebudayaan negara lain salah satunya kebudayaan Korea , miris memang. Hal ini diperparah dengan
rasa tak acuh orang tua pelajar terhadap gempuran hallyu ke Indonesia bahkan beberapa orang tua
pelajar hanya sibuk mengejar karier mereka dan tidak dimbangi dengan pengawasan khusus
terhadap anaknya dan mengajarkan pentingnya moralitas bangsa di kehidupan sehari-hari.

     Sekolah merupakan sarana yang tepat untuk pengenalan kebudayaan Indonesia kepada para
siswa. Namun, tidak semua sekolah di Indonesia mengajari siswanya untuk mengenali kebudayaan
Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut justru mengembor-gemborkan bahasa Internasional supaya
siswa siap menghadapi tuntutan globalisasi daripada mengajarkan bahasa daerah kepada siswa
sehingga mereka acuh terhadap bahasa daerahnya. Namun faktanya, beberapa sekolah diluar negeri
justru mengajarkan kebudayaan Indonesia kepada siswanya. Havering Music School merupakan
contoh bukti kebudayaan Indonesia dipelajari diluar negeri. Havering Music School yang berbasis di
London mempelajari alat musik asal Jawa Barat: Angklung dan menjadi salah satu bagian kurikulum
mata pelajaran musik.

     Memang, globalisasi memiliki peranan penting bagi tersebarnya hallyu di Indonesia. Kita tidak bisa
menyalahkan para artis Korea dalam perkembangan hallyu di Indonesia. Justru salah satu artis korea
bernama Lee Jung Pyo malah menyanyikan lagu Bengawan Solo yang dimainkan dengan alat musik
korea gayageum. Hal ini menandakan kita sebagai pelajar Indonesia harus mencintai dan
melestarikan kebudayaan Indonesia. kita dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam
melestarikan kebudayaan Indonesia. Pemodernan kebudayaan merupakan salah satu contoh
preventif dalam pelestarian kebudayaan Indonesia. Selain itu, rasa bangga dan cinta terhadap
kebudayaan Indonesia merupakan kunci dalam pelestarian kebudayaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai