NEGERI 4 SURAKARTA
Oleh:
Sindy Arti Wulandari, Atik Catur Budiati, dan Nurhadi
Pendidikan Sosiologi Antropologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
artisindy@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) aktivitas sosial yang telah
peserta didik lakukan sebagai seorang penggemar musik K-Pop (2) bentuk perilaku
konsumtif peserta didik penggemar K-Pop. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA N 4
Surakarta.
Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Teknik pengumpulan data berasal dari wawancara dengan sumber data
utama yakni peserta didik di SMA Negeri 4 Surakarta yang merupakan penggemar K-
Pop. Sedangkan data lainnya bersumber dari dokumentasi yag didapat melalui
informan. Teknik pengabilan informan menggunakan purposive sampling. Uji validitas
data menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Teknik analisis menggunakan
model analisis data interaktif yakni pengumpulan data, reduksi, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan bahwa (1) Aktivitas sosial yang
dilakukan oleh peserta didik penggemar K-Pop antara lain yaitu berupa aktivitas fisik
seperti bergabung dengan komunitas, menonton konser, mendatangi tempat bernuansa
korea. dan non-fisik seperti men-download drama atau lagu K-Pop, menonton drama
atau video K-Pop,stalking di akun media sosial K-Pop, mengunggah foto di akun media
sosial (2) Perilaku konsumtif seperti membeli album K-Pop dengan jumlah yang
banyak, mengoleksi barang-barang K-Pop dan menghabiskan uang untuk makan di
restaurant korea.
Perilaku konsumtif yang dilakukan peserta didik penggemar K-Pop tidak hanya
menjadi pemenuhan hasrat atau keinginan, tetapi menjadi sebuah konsumsi tanda yang
berkembang seiring dengan semakin banyak aktivitas yang dilakukan sebagai
penggemar K-Pop. Perilaku konsumtif tidak hanya dengan membeli saja, akan tetapi
juga sudah menjadi kebutuhan konsumsi tanda.
Kata Kunci : perilaku konsumtif, penggemar K-Pop, K-Pop, Baudrillard, peserta didik
ABSTRACT
The objective of research was to find out (1) social activity the students have
done as K-Pop music fans, (2) the consumptive behavior form of K-Pop fans students.
The research was taken place in SMA Negeri 4 Surakarta.
This research employed a qualitative research method with phenomenological
approach. Techniques of collecting data used were interview with the K-Pop fans
students of SMA Negeri 4 Surakarta, as the key informants. Meanwhile, other data
derived from documentation obtained through informants. The sampling technique used
was purposive sampling one. Data validation was carried out using source and method
triangulations. Technique of analyzing data used was an interactive model of data
analysis encompassing data collection, data reduction, data display, and conclusion
drawing.
Considering the result of research, it could be found that (1) social activities
conducted by K-Pop fans students included physical such as joining a community,
watching a concert, visiting a Korean nuance. and non-physical such as downloading K-
Pop dramas or songs, watching K-Pop dramas or videos, stalking on K-Pop social
media accounts, uploading photos on social media accounts. (2) Consumptive behavior
included buying K-Pop album in large number, collecting K-Pop merchandises, and
spending money to have meal in Korean restaurant.
The consumptive behavior that K-Pop enthusiasts learn does not only become
the fulfillment of desire or desire, but becomes a sign consumption that develops as
more activities are performed as K-Pop fans. Consumptive behavior not only by buying
it, but also has become a sign consumption needs.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Sumber data utama dalam
studi deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
kualitatif. Lexy Moleong (2006: 37), tindakan,selebihnya adalah data
“Penelitian kualitatif berakar pada latar tambahan seperti dokumen dan lain-
alamiah sebagai keutuhan, lain. (Lexy J. Moleong, 2006 : 157).
mengandalkan manusia sebagai alat Teknik sampling atau
penelitian, memanfaatkan metode pengambilan sampling atau
kualitatif dan mengadakan analisis data pengambilan cuplikan dalam penelitian
secara induktif.” ini menggunakan teknik purposive
Adapun jenis penelitian ini sampling. Berkaitan dengan pengertian
adalah fenomenologi. Menurut Lexy J. teknik sampling, Bungin (2011: 107)
Moleong, penelitian fenomenologi berpendapat, “Satu strategi menentukan
adalah penelitian yang berusaha informan yang paling umum didalam
memahami subyek dari segi pandangan penelitian kualitatif, yaitu menentukan
mereka sendiri (2006: 45). Penelitian kelompok peserta yang menjadi
fenomenologi adalah suatu penelitian informan sesuai dengan kriteria terpilih
yang meneliti suatu peristiwa yang relevan dengan masalah
berdasarkan pemahaman manusia yang penelitian.” Dengan teknik purposive
berkaitan dengan peristiwa tersebut. sampling diharapkan informan
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan memberikan data sesuai dengan
untuk meneliti fenomena Korean Pop masalah penelitian yang dilakukan
yang sedang disukai kalangan peserta sehingga dapat memberikan
didik remaja saat ini. Perilaku pemahaman yang mendalam terhadap
konsumtif apa yang ditunjukkan oleh masalah yang diteliti.
pesrta didik penggemar K-Pop, dan apa Teknik pengumpulan data
dampak pada peserta didik untuk merupakan langkah yang paling utama
kehidupan sehari-hari dan dalam penelitian, karena tujuan utama
pendidikanya. dari penelitian adalah mendapatkan
data. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan umum digunakan bagi peningkatan
adalah dokumentasi, dan wawancara. validitas dalam penelitian kualitatif.
Validitas merupakan derajat Triangulasi ini merupakan teknik yang
ketepatan antara data yang terjadi pada didasari pola pikir fenomenologi yang
obyek penelitian dengan daya yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk
dapat dilaporkan oleh peneliti menarik kesimpulan yang mantap
(Sugiyono, 2010: 363). Data yang valid diperlukan lebih dari satu cara pandang.
dapat diperoleh dengan melakukan uji Penelitian ini menggunakan trianggulasi
kredibilitas (validityas interbal) sumber dan trianggulasi metode.
terhadap data hasil penelitian sesuai Analisis data dalam penelitian
dengan prosedur uji kredibilitas data ini menggunakan model analisis
dalam penelitian kualitatif. Dalam interaktif Miles dan Huberman. Analisis
penelitian kualitatif bukan jumlah data berarti melakukan kajian untuk
informan yang menentukan validitas memahami struktur suatu fenomena-
data yang terkumpul melainkan fenomena yang berlaku di lapangan.
ketepatan dan kesesuaian sumber data Analisis dilakukan dengan melakukan
dengan data yang diperlukan. Salah satu telaah terhadap fenomena atau peristiwa
teknik untuk memperoleh data yang secara keseluruhan, maupun terhadap
valid dalam penelitian kualitatif adalah bagian-bagian yang membentuk
penggunaan teknik trianggulasi. fenomena tersebut serta hubungan
Menurut H.B Sutopo (2002:78) keterkaitannya.
Triangulasi merupakan cara yang paling
HASIL PENELITIAN DAN download dengan
PEMBAHASAN menggunakan modem
1. Aktivitas sosial peserta didik sehigga setiap bulan rutin
peggemar K-Pop mengisi pulsa.
a. Aktivitas Non Fisik b) Menonton Drama Atau
a) Men-download Drama Atau Video K-Pop
Lagu K-Pop Selain men-download
Men-download drama drama dan music video dari
atau lagu K-Pop merupakan artis idolanya, aktivitas
aktivitas non fisik karena selanjutnya adalah melihat
dapat dilakukan di berbagai hasil unduhannya tersebut.
tempat dan tidak perlu Informan melihat drama
mengeluarkan tenaga fisik Korea setiap hari sepulang
yang lebih untuk melakukan sekolah jika tidak ada
aktivitas tersebut. Informan pekerjaan rumah atau
D mendapatkan drama yang kegiatan lain. Setelah merasa
sering dilihaatnya dengan lelah barulah berhenti
men-download dari situs melihat drama tersebut
yang menyediakan drama c) Stalking Di Akun Media
Korea. Informan men- Sosial Seputar K-Pop
Stalking adalah salah Aktivitas lain yang
satu kegiatan wajib bagi sering dilakukan oleh
peserta didk penggemar K- pesnggemar K-Pop selain
Pop. Stalking berhubungan bergabung dalam sebuah
dengan aktivitas lain yang komunitas yakni menonton
dilakukan oleh peserta didik konser K-Pop secara
penggemar K-Pop. Dengan langsung. Konser adalah
stalking para peserta didik kegiatan yang bisa dibilang
yang merupakan penggemar wajib untuk penggemar yang
K-Pop dapat mengetahui memiliki uang lebih. Karena
kapan drama atau lagu K- belakangan menonton konser
Pop terbaru akan rilis. sudah menjadi ajang gengsi
d) Mengunggah foto di akun bagi penggemar
media sosial c) Mendatangi Tempat
Selain men-download, Bernuansa Korea
melihat hasil download dan Selain menonton
mencari tahu informasi konser boyband asal korea
seputar K-Pop, ada aktivitas secara langsung, informan N
lain yang rutin dilakukan juga gemar mendatangi
oleh para peserta didik tempat-tempat bernuansa
penggemar K-Pop. Yakni, korea. Contohnya saja untuk
menggunggah foto ke akun makan informan lebih
media sosial pribadi memilih tempat makanan
miliknya. Hal yang di korea seperti yang terdapat
unggah didalamnya tentu pada akun media sosial
berhubungan dengan K-Pop. informan.
b. Aktivitas Fisik
a) Bergabung Dalam 2. Bentuk Perilaku Konsumtif
Komunitas Peserta Didik Penggemar K-Pop
Sekarang ini Mayoritas mereka yang
penggemar K-Pop yang menyukai K-Pop karena pengaruh
berstatus sebagai peserta media seperti televisi dan internet
didik mulai membutuhkan seperti youtube yang memudahkan
wadah untuk bertemu orang- segala informasi seputar korea diterima
orang dengan hobi yang dikalangan masyarakat khususnya
sama. Banyak yang mulai peserta didik usia remaja. Setiap tahun
masuk kedalam komunitas ada saja boyband asal korea yang
sebagai aktivitas fisik untuk menggelar konser di Indonesia, sebagai
menyalurkan hobinya penggemar para peserta didik ini tentu
b) Menonton Konser K-Pop akan menyempatkan diri serta
Secara Langsung menghabiskan uang untuk menonton
konser idolanya. Dari segi penampilan
banyak dari penggemar k-pop ini yang perilaku konsumtif apabila melihat
terinsipirasi dari gaya berbusana artis status mereka yang masih pelajar dan
korea mulai dari make up, gaya belum memiliki penghasilan sendiri.
berpakaian dan hal-hal yang berkaitan Terlebih lagi barang-barang tersebut
dengan budaya korea. Bahkan dalam hal bukan barang kebutuhan pokok untuk
makanan, mereka menjadi ebih tertarik peserta didik. Sehingga sebenarnya
dengan makanan-makanan korea yang barang-barang tersebut tidak terlalu
sering dilihatnya di drama korea diperlukan dan kurang mendukung
maupun video musik korea. Tidak untuk proses belajar.
terlepas dari hal tersebut, mereka juga Ancok menjelaskan bahwa
ikut dalam komunitas K-Pop yang “perilaku konsumtif adalah
mempermudah mereka untuk lebih tahu kecenderungan manusia untuk
tentang berbagai informasi seputar K- melakukan konsumsi tiada batas, tidak
Pop dan banyak kegiatan yang jarang menusia lebih mementingkan
berhubungan dengan K-Pop. faktor emosi dari pada aktor
Para peserta didik penggemar K- rasionalnya. Atau lebih mementingkan
Pop ini juga memanfaatkan media sosial keinginan dari pada kebutuhan” (1995:
untuk mengekspresikan kegemaran 60). Menonton dengan men-download
mereka terhadap K-Pop dengan cara ataupun dengan streaming keduanya
men-download drama, lagu, video, sama-sama membutuhkan banyak
bahkan film Korea, serta sekedar waktu dan biaya, sehingga aktivitas
memposting tentang K-Pop melalui menonton dan men-download tersebut
media sosial seperti instagram. Selain juga merupakan perilaku konsumtif,
itu mereka juga rajin mengunjungi konsumtif disini diartikan dengan
tempat bernuansa Korea. Dalam mengkonsumsi sesuatu secara terus
mewujudkan kegemarannya terhadap menerus yang sebenarnya kurang
K-Pop, para peserta didik tersebut harus dibutuhkan. Waktu yang dihabiskan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam menonton drama juga merupakan
untuk ukuran siswa sekolah sehingga perilaku komsumtif karena terus
hal tersebut adalah pemborosan dan. menerus dilakukan akan tetapi
Men-download, memposting ataupun sebenarnya kurang penting.
stalking melalui media sosial tentunya Bagi Baudrillard konsumsi
membutuhkan kuota atau akses internet. bukan sekedar nafsu untuk membeli
Hal tersebut tentu tidak didapatkan
berbagai komoditas, satu fungsi
secara gratis. Peserta didik penggemar
K-Pop ini harus rutin membeli kuota kenikmatan, satu fungsi individual,
untuk dapat selalu mengakses internet. pembebasan kebutuhan, pemuasan diri,
Selain itu membeli dan mengoleksi
kekayaan atau konsumsi objek. Seperti
merchandise serta album K-Pop yang
sangat banyak merupakan perilaku dalam pernyataan berikut :
konsumtif, mengkoleksi barang-barang “Konsumsi berada dalam
bernuansa korea juga merupakan satu tatanan pemaknaan
pada satu “panoply” objek; pemikirannya mengenai konsumsi lebih
satu sistem, atau kode, jauh lagi. Baudrillard menambahkan
tanda; “satu tatanan alat bantu analisa baru untuk
manipulasi tanda”;
gagasannya mengenai konsumsi.
manipulasi objek sebagai
tanda; satu sistem Baudrillard berusaha menunjukkan
komunikasi (seperti bahasa); bahwa telah lahir nilai baru, yaitu nilai
satu sistem pertukaran tanda. Dari contoh membeli
(seperti kekerabatan merchandise memberikan makna bahwa
primitif); satu moralitas, membeli merchandise mempunyai
yaitu satu sistem pertukaran fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan
ideologis; produksi
pokok yang harus dipenuhi oleh
perbedaan; satu generalisasi
proses fashion secara penggemar K-Pop, contohnya saja baju
kombinatif”; menciptakan K-Pop yang dimilki oleh para
isolasi dan mengindividu; penggemar K-Pop, sehingga baju dapat
satu pengekang secara diartikan sebagai nilai guna, yang
bawah sadar, baik dari berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
sistem tanda dan dari sistem pokok para penggemar K-Pop. Dibalik
sosio-ekonomiko-politik;
baju sebagai pemenuhan kebutuhan
dan satu logika sosial”
(Baudrillard, 2009) pokok, pemilihan merk baju dan tempat
pembelian menunjukkan baju tersebut
melebihi dari fungsi utama untuk
Perilaku konsumtif tidak hanya
memenuhi kebutuhan.
dengan membeli saja, akan tetapi juga
sudah menjadi kebutuhan konsumsi
tanda. Budrillard mengembangkan