Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU KONSUMTIF PESERTA DIDIK PENGGEMAR K-POP DI SMA

NEGERI 4 SURAKARTA

Oleh:
Sindy Arti Wulandari, Atik Catur Budiati, dan Nurhadi
Pendidikan Sosiologi Antropologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
artisindy@gmail.com

ABSTRAK

Sindy Arti Wulandari, K8412075. Perilaku Konsumtif Peserta Didik Penggemar K-


Pop Di SMA Negeri 4 Surakarta. Skripsi, Surakarta ; Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret, 2018.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) aktivitas sosial yang telah
peserta didik lakukan sebagai seorang penggemar musik K-Pop (2) bentuk perilaku
konsumtif peserta didik penggemar K-Pop. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA N 4
Surakarta.
Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Teknik pengumpulan data berasal dari wawancara dengan sumber data
utama yakni peserta didik di SMA Negeri 4 Surakarta yang merupakan penggemar K-
Pop. Sedangkan data lainnya bersumber dari dokumentasi yag didapat melalui
informan. Teknik pengabilan informan menggunakan purposive sampling. Uji validitas
data menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Teknik analisis menggunakan
model analisis data interaktif yakni pengumpulan data, reduksi, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan bahwa (1) Aktivitas sosial yang
dilakukan oleh peserta didik penggemar K-Pop antara lain yaitu berupa aktivitas fisik
seperti bergabung dengan komunitas, menonton konser, mendatangi tempat bernuansa
korea. dan non-fisik seperti men-download drama atau lagu K-Pop, menonton drama
atau video K-Pop,stalking di akun media sosial K-Pop, mengunggah foto di akun media
sosial (2) Perilaku konsumtif seperti membeli album K-Pop dengan jumlah yang
banyak, mengoleksi barang-barang K-Pop dan menghabiskan uang untuk makan di
restaurant korea.
Perilaku konsumtif yang dilakukan peserta didik penggemar K-Pop tidak hanya
menjadi pemenuhan hasrat atau keinginan, tetapi menjadi sebuah konsumsi tanda yang
berkembang seiring dengan semakin banyak aktivitas yang dilakukan sebagai
penggemar K-Pop. Perilaku konsumtif tidak hanya dengan membeli saja, akan tetapi
juga sudah menjadi kebutuhan konsumsi tanda.

Kata Kunci : perilaku konsumtif, penggemar K-Pop, K-Pop, Baudrillard, peserta didik
ABSTRACT

Sindy Arti Wulandari, K8412075. Consumptive Behavior of K-Pop Fans Students in


SMA Negeri 4 Surakarta. Thesis, Surakarta; Teacher Training and Education Faculty
of Surakarta Sebelas Maret University. March, 2018.

The objective of research was to find out (1) social activity the students have
done as K-Pop music fans, (2) the consumptive behavior form of K-Pop fans students.
The research was taken place in SMA Negeri 4 Surakarta.
This research employed a qualitative research method with phenomenological
approach. Techniques of collecting data used were interview with the K-Pop fans
students of SMA Negeri 4 Surakarta, as the key informants. Meanwhile, other data
derived from documentation obtained through informants. The sampling technique used
was purposive sampling one. Data validation was carried out using source and method
triangulations. Technique of analyzing data used was an interactive model of data
analysis encompassing data collection, data reduction, data display, and conclusion
drawing.
Considering the result of research, it could be found that (1) social activities
conducted by K-Pop fans students included physical such as joining a community,
watching a concert, visiting a Korean nuance. and non-physical such as downloading K-
Pop dramas or songs, watching K-Pop dramas or videos, stalking on K-Pop social
media accounts, uploading photos on social media accounts. (2) Consumptive behavior
included buying K-Pop album in large number, collecting K-Pop merchandises, and
spending money to have meal in Korean restaurant.
The consumptive behavior that K-Pop enthusiasts learn does not only become
the fulfillment of desire or desire, but becomes a sign consumption that develops as
more activities are performed as K-Pop fans. Consumptive behavior not only by buying
it, but also has become a sign consumption needs.

Keywords: Consumptive behavior, K-Pop fans, K-Pop, Baudrillard, student


PENDAHULUAN perkembangannya menjadikan Internet
Budaya asing belakangan ini sebagai sumber terbaik untuk searching
telah banyak di kenal oleh remaja di seputar K-Pop.
Indonesia. Budaya tersebut diantaranya K-Pop masih sangat digemari di
adalah budaya barat seperti Amerika Indonesia. Hal tu terbukti dengan
dan Eropa serta budaya Asia seperti banyaknya konser artis K-Pop yang
Jepang, Tiongkok, dan Korea. Salah diselenggarakan di Indonesia berulang-
satu budaya yang saat ini sedang ulang. harga tiket untuk menonton
berkembang adalah Gelombang Korea konser tersebut terbilang tidak murah.
atau Korean wave. Korean wave adalah Tetapi, tiket konser tersebut selalu habis
istilah yang dipakai untuk tersebarnya terjual.
budaya Korea Selatan secara global di Selain konser yang
berbagai negara di dunia. Korean wave menghadirkan boyband dan girlband
ini sangat populer terutama di negara- korea, banyak pula diadakan festival-
negara Asia yang secara kultural cukup festival dengan tema korea. Sasaran
dekat dengan Korea. Gelombang festival ini adalah remaja, khususnya
budaya korea mulai melonjak di pecinta Korea. didalamnya banyak
Indonesia semenjak populernya drama kompetisi yang menarik. Diantara
Auntmn in my heart dan winter sonata kompetisi dance dan kompetisi
pada tahun 2002. menyanyi lagu-lagu K-Pop ataupun
Melalui drama yang ditayangkan OST drama Korea. Dalam festival
di televisi remaja di indonesia mulai tersebut juga dijual barang-barang yang
tertarik dengan berbagai macam acara berbau korea, seperti makanan, pakaian,
televisi dari korea selatan, termasuk aksesoris serta make up dari korea.
juga acara musik. Acara musik Korea Dengan demikian para penggemar korea
atau musik K-Pop adalah salah satu tidak harus membelinya langsung ke
produk dari Korean Wave. Banyak korea karena telah banyak disediakan di
remaja di Indonesia saat ini yang festival ini. Festival ini biasanya
menyukai musik K-Pop. Sebagian dari diselenggrakan di mall atau tempat lain
remaja tersebut adalah peserta didik. yang basa menyelenggrakan acara
Banyak peserta didik yang menyukai K- serupa.
Pop karena banyak menjadi soundtrack K-Pop yang hadir membawakan
dari drama korea. Drama korea tersebut konsep yang dibuat unik dan energic
banyak berlatar belakang di sekolah dan menjadi perhatian tersendiri di kalangan
kehidupan sehari-hari, sehingga mudah remaja yang sebagian besar adalah
diterima oleh para peserta didik. Selain peserta didik. Hal ini menciptakan
itu K-Pop mudah diterima karena komunitas yang membawakan atau
dibawakan oleh Boyband dan Girlband meng-cover dance dari boyband
yang masih muda serta berpenampilan maupun girlband Korea. Para remaja
menarik. Para remaja yang menyukai K- yang gemar dance ramai-ramai
Pop ini tidak hanya melihat tayangan K- menirukan dance ala boyband dan
Pop di televisi akan tetapi juga seiring girlband korea selatan ini lengkap
dengan kostum dan riasan yang khas Dalam penelitian ini, peneliti
korea. hal tersebut tentu membutuhkan mengkhususkan pada K-Pop yang
banyak biaya untuk membuat kostum sedang populer di SMA N 4 Surakarta.
dan membeli make up ala korea. K-Pop dipilih karena keberadaannya
Pencinta K-Pop juga sering menggelar yang sangat digemari di Indonesia
flash mob dengan lagu boyband dan terutama kalangan remaja usia sekolah.
girlband yang mereka gemari yang SMA N 4 Surakarta di pilih karena
kemudian di upload ke situs jejaring banyak peserta didik disana yang sangat
sosial untuk menggambarkan besarnya menyukai K-pop. Hal ini menyebabkan
cinta mereka untuk idolanya. selain itu peneliti ingin mengetahui apakah
para remaja yang kebanyakan berstatus kegemaran terhadap K-Pop dapat
pelajar ini juga membeli sejumlah menjadikan peserta didik berperilaku
barang yang berbau Idolanya. Mereka konsumtif serta apa saja aktivitas yang
bahkan rela memesannya langsung dari telah mereka lakukan sebagai seorang
Korea Selatan. Hal ini membuktikan penggemar K-Pop. Oleh karena itu
betapa K-Pop membuat remaja di peneliti mengambil judul “Perilaku
Indonesia khususnya peserta didik konsumtif Peserta Didik Penggemar K-
menjadi berperilaku konsumtif. Pop di SMA N 4 Surakarta“

KAJIAN LITERATUR Masa ketika masyarakat sekarang


1. Aktivitas Sosial mulai memasuki era post-modernisme
Aktivitas dapat diartikan sebagai sesungguhnya adalah sebuah era dimana
sebuah kegiatan. Sedangkan sosial yang namanya keinginan dan kebutuhan
menurut Keith Jacobs adalah sesuatu telah menjadi sesuatu yang campur
yag dibangun dan terjadi dalam situs baur, tidak jelas dan makin sulit
komunitas. Sedangkan menurut Endah dibedakan. Ketika gengsi masyarakat
M.C sosial adalah cara tentang lebih mengedepan, berbelanja bukan
bagaimana para individu saling lagi sebuah kebutuhan melainkan gaya
berhubungan. (Nasution, 2015 : 50). hidup. Maka yang yang terjadi
Dapat diartikan bahwa aktivitas kemudian adalah lahirnya masyarakat
sosial adalah kegiatan individu yang konsumen (Bagong Suryanto,
berhubungan dengan orang lain. 2013:106).
2. Perilaku Konsumtif Pada masyarakat konsumen
Definisi dari perilaku konsumen kebutuhan ada karena diciptakan oleh
adalah tindakan yang langsung terlibat objek konsumsi. Objek yang dimaksud
dalam mendapatkan, mengonsumsi dan adalah klasifikasi objek itu sendiri atau
menghabiskan produk dan jasa, sistem objek, bukan objek itu sendiri
termasuk proses keputusan yang sehingga konsumsi diartikan sebagai
mendahului dan menyusuli tindakan ini suatu tindakan sistematis
(Nugroho Setiadi, 2015: 2). pemanipulasian tanda-tanda (systemic
act of manipulation of signs). Dengan
demikian apa yang dikonsumsi tersebut
sebenarnya bukan objek itu sendiri Objek konsumsi dimata Baudrillard
melainkan sistem objeknya tersebut adalah sasaran yang paling banyak
(Dermatoto, 2009 : 13). Hal serupa menjadi lahan bagi kaum kapitalis
pernah diungkapkan oleh Jean P untuk menawarkan produk-produk
Baudrilliard, budaya. Diantaranya adalah tubuh
Di (arena) konotasi, objek manusia. Dimata Baudrillard, tubuh
memainkan nilai tanda. Dalam hal adalah bagian dari masyarakat konsumsi
ini mesin cuci menjadi yang sering kali menjadi objek
perlengkapan dan bermain masyarakat menanmkan investasi
sebagai elemen rasa nyaman, atau,
psikologis.
pestise dan lain sebagainya. Arena
Menurut teori Baudrillard, kini
permainan yang secara spesifik
menjadi arena konsumsi. Disini
logika konsumsi masyarakat bukan lagi
seluruh objek dapat digantikan berdasarkan use value atau exchange
dengan mesin cucui sebagai value melainkan hadir nilai baru yang
elemen penanda. Dalam logika disebut “symbolic value”. Maksudnya,
tanda, sebagaimana dalam logika orang tidak lagi mengkonsumsi objek
simbol, objek tidak lagi terikat berdasarkan nilai tukar atau nilai guna,
pada fungsi atau pada kebutuhan melainkan karena nilai tanda atau
yang didefinisikan. Itu semua simbolis yang sifatnya abstrak dan
karena objek merespon sesuatu terkonstruksi.
yang lain, entah terhadap logika
Hal ini disebabkan karena beberapa
sosial ataupun pada logika hasrat,
bagian dari tawaran iklan justru
sementara itu mereka pun
berfungsi sebagai arena
menafikan kebutuhan konsumen akan
signifikasi yang cair dan dua keunggulan produk, melainkan dengan
nirsadar. (Baudrillard dalam menyerang rasa sombong tersembunyi
Lee, 2006 :40). dalam diri manusia, produk ditawarkan
sebagai simbol prestise & gaya hidup
Dapat disimpulkan dari pernyataan mewah yang menumbuhkan rasa
baudrillard tersebut bahwa manusia bangga yang klise dalam diri
mengkonsumi objek bukan sebagai pemakainya.
upaya pemenuhan kebutuhan saja tetapi Tujuan konsumsi bukan lagi
juga untuk memenuhi keinginanan atau menghabiskan atau memanfaatkan
hasrat. Yang dikonsumsi sebenarnya kegunaan barang konsumsi melainkan
adalah sistem objek atau tanda. Objek memanfaatkan tanda-tanda yang
menjadi penentu identitas tersebut sengaja dimasukan ke dalam barang
dihadirkan melalui tanda yang telah konsumsi oleh produsen melalui sebuah
diciptakan. Oleh karena itu, setiap usaha manipulasi kesadaran yang
manusia yang ingin memiliki identitas, dibantu oleh kecanggihan media massa.
mau tidak mau, melakukan konsumsi Baudrillard menyimpulkan bahwa
atas barang tersebut untuk mendapatkan keadaan yang terjadi dalam masyarakat
tanda yang diciptakan. konsumer terkait pada kondisi
terkendali yang diatur oleh para pemilik
modal. Sistem kendali yang digunakan Hurlock menguraikan rentangan
adalah dengan kampanye besar-besaran kehidupan manusia yang terdiri atas
menyangkut gaya hidup dan prestise. sebelas masa yaitu:
Pengkondisian masyarakat dunia dalam (1) Prenatal: saat konsepsi
keadaan seperti ini memberikan sampai lahir; (2) Masa
kesempatan bagi mereka untuk neonatus : lahir sampai akhir
memasarkan produk seluas-luasnya ke minggu kedua setelah lahir; (3)
seluruh dunia, sehingga mereka mampu Masa bayi: akhir minggu kedua
membuat banyak orang bekerja keras sampai akhir tahun kedua; (4)
demi membeli barang-barang tak masuk Masa kanak-kanak: Dua tahun
akal, namun memberi prestise dan sampai enam tahun; (5) Masa
simbol status sosial yang memiliki kanak-kanak akhir: Enam
makna tersendiri bagi kehidupan subjek tahun sampai sepuluh atau
yang bersangkutan. Hal tersebut sebelas tahun; (6)
merupakan bentuk simulasi dari Pubertas/preadolescence:
masyarakat konsumsi yang diartikan Sepuluh tahun atau duabelas
sebagai “objek palsu”. tahun sampai tiga belas atau
Misalnya dalam konteks ini “ke- empat belas tahun; (7) Masa
Korea-an”, tidak bisa menyalahkan remaja awal: Tiga belas atau
kesuksesan komersialnya, melalui empat belas tahun sampai tujuh
benda-benda, melalui figurasi terbatas belas tahun; (8) Masa remaja
objek “bermerk” maka proses konsumsi akhir: Tujuh belas tahun sampi
terus menerus berlangsung. Setelah duapuluh satu tahun; (9) Masa
konsumsi berlangsung maka tanda akan dewasa awal: Duapuluh satu
terlihat. tahun sampai empat puluh
3. Pengertian Peserta Didik Penggemar tahun; (10) Masa setengah
K-Pop baya: Empat puluh sampai
Secara etimologi peserta didik enampuluh tahun; dan (11)
adalah anak didik yang mendapat Masa tua: Enam puluh tahun
pengajaran ilmu. Secara terminologi sampai meninggal dunia
peserta didik adalah anak didik atau (Hurlock, 2016).
individu yang mengalami perubahan,
perkembangan sehingga masih Dari pernyataan tersebut dengan
memerlukan bimbingan dan arahan demikian dapat disimpulkan bahwa
dalam membentuk kepribadian serta peserta didik berada pada masa sekolah.
sebagai bagian dari struktural proses Yakni pda masa kanak-kanak akhir,
pendidikan. Dengan kata lain peserta pada masa pubertas, pada masa remaja
didik adalah seorang individu yang awal dan pada masa remaja akhir.
tengah mengalami fase perkembangan Remaja menurut Mappiare (1982),
atau pertumbuhan baik dari segi fisik berlangsung antara umur 12 tahun
dan mental maupun fikiran. (Ahmadi, sampai 21 tahun bagi wanita dan 13
2007).
tahun sampai 22 tahun bagi pria (dalam dalam konser musik dan lain sebagainya
Ali, 2015:9). (Lewis, 1992:26).
Sedangkan Penggemar adalah yang Penggemar inilah yang selalu
mengenakan warna seragam tim favorit mengikuti perkembangan selebriti yang
mereka, yang merekam ulang acara mereka idolakan tersebut. Jenson
favoritnya di televisi setelah selesai menjelaskan bahwa para penggemar
bekerja, yang memberi tahu setiap detail secara konsisten dikarakteristikan
dari kehidupan dan pekerjaan dari berpotensi fanatik, dimana hal ini
seorang bintang film, yang rela berarti kumpulan dari para penggemar
mengantri berjam-jam demi dilihat sebagai berlebihan (dalam
mendapatkan barisan tiket terdepan Storey, 2010: 157).

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Sumber data utama dalam
studi deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
kualitatif. Lexy Moleong (2006: 37), tindakan,selebihnya adalah data
“Penelitian kualitatif berakar pada latar tambahan seperti dokumen dan lain-
alamiah sebagai keutuhan, lain. (Lexy J. Moleong, 2006 : 157).
mengandalkan manusia sebagai alat Teknik sampling atau
penelitian, memanfaatkan metode pengambilan sampling atau
kualitatif dan mengadakan analisis data pengambilan cuplikan dalam penelitian
secara induktif.” ini menggunakan teknik purposive
Adapun jenis penelitian ini sampling. Berkaitan dengan pengertian
adalah fenomenologi. Menurut Lexy J. teknik sampling, Bungin (2011: 107)
Moleong, penelitian fenomenologi berpendapat, “Satu strategi menentukan
adalah penelitian yang berusaha informan yang paling umum didalam
memahami subyek dari segi pandangan penelitian kualitatif, yaitu menentukan
mereka sendiri (2006: 45). Penelitian kelompok peserta yang menjadi
fenomenologi adalah suatu penelitian informan sesuai dengan kriteria terpilih
yang meneliti suatu peristiwa yang relevan dengan masalah
berdasarkan pemahaman manusia yang penelitian.” Dengan teknik purposive
berkaitan dengan peristiwa tersebut. sampling diharapkan informan
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan memberikan data sesuai dengan
untuk meneliti fenomena Korean Pop masalah penelitian yang dilakukan
yang sedang disukai kalangan peserta sehingga dapat memberikan
didik remaja saat ini. Perilaku pemahaman yang mendalam terhadap
konsumtif apa yang ditunjukkan oleh masalah yang diteliti.
pesrta didik penggemar K-Pop, dan apa Teknik pengumpulan data
dampak pada peserta didik untuk merupakan langkah yang paling utama
kehidupan sehari-hari dan dalam penelitian, karena tujuan utama
pendidikanya. dari penelitian adalah mendapatkan
data. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan umum digunakan bagi peningkatan
adalah dokumentasi, dan wawancara. validitas dalam penelitian kualitatif.
Validitas merupakan derajat Triangulasi ini merupakan teknik yang
ketepatan antara data yang terjadi pada didasari pola pikir fenomenologi yang
obyek penelitian dengan daya yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk
dapat dilaporkan oleh peneliti menarik kesimpulan yang mantap
(Sugiyono, 2010: 363). Data yang valid diperlukan lebih dari satu cara pandang.
dapat diperoleh dengan melakukan uji Penelitian ini menggunakan trianggulasi
kredibilitas (validityas interbal) sumber dan trianggulasi metode.
terhadap data hasil penelitian sesuai Analisis data dalam penelitian
dengan prosedur uji kredibilitas data ini menggunakan model analisis
dalam penelitian kualitatif. Dalam interaktif Miles dan Huberman. Analisis
penelitian kualitatif bukan jumlah data berarti melakukan kajian untuk
informan yang menentukan validitas memahami struktur suatu fenomena-
data yang terkumpul melainkan fenomena yang berlaku di lapangan.
ketepatan dan kesesuaian sumber data Analisis dilakukan dengan melakukan
dengan data yang diperlukan. Salah satu telaah terhadap fenomena atau peristiwa
teknik untuk memperoleh data yang secara keseluruhan, maupun terhadap
valid dalam penelitian kualitatif adalah bagian-bagian yang membentuk
penggunaan teknik trianggulasi. fenomena tersebut serta hubungan
Menurut H.B Sutopo (2002:78) keterkaitannya.
Triangulasi merupakan cara yang paling
HASIL PENELITIAN DAN download dengan
PEMBAHASAN menggunakan modem
1. Aktivitas sosial peserta didik sehigga setiap bulan rutin
peggemar K-Pop mengisi pulsa.
a. Aktivitas Non Fisik b) Menonton Drama Atau
a) Men-download Drama Atau Video K-Pop
Lagu K-Pop Selain men-download
Men-download drama drama dan music video dari
atau lagu K-Pop merupakan artis idolanya, aktivitas
aktivitas non fisik karena selanjutnya adalah melihat
dapat dilakukan di berbagai hasil unduhannya tersebut.
tempat dan tidak perlu Informan melihat drama
mengeluarkan tenaga fisik Korea setiap hari sepulang
yang lebih untuk melakukan sekolah jika tidak ada
aktivitas tersebut. Informan pekerjaan rumah atau
D mendapatkan drama yang kegiatan lain. Setelah merasa
sering dilihaatnya dengan lelah barulah berhenti
men-download dari situs melihat drama tersebut
yang menyediakan drama c) Stalking Di Akun Media
Korea. Informan men- Sosial Seputar K-Pop
Stalking adalah salah Aktivitas lain yang
satu kegiatan wajib bagi sering dilakukan oleh
peserta didk penggemar K- pesnggemar K-Pop selain
Pop. Stalking berhubungan bergabung dalam sebuah
dengan aktivitas lain yang komunitas yakni menonton
dilakukan oleh peserta didik konser K-Pop secara
penggemar K-Pop. Dengan langsung. Konser adalah
stalking para peserta didik kegiatan yang bisa dibilang
yang merupakan penggemar wajib untuk penggemar yang
K-Pop dapat mengetahui memiliki uang lebih. Karena
kapan drama atau lagu K- belakangan menonton konser
Pop terbaru akan rilis. sudah menjadi ajang gengsi
d) Mengunggah foto di akun bagi penggemar
media sosial c) Mendatangi Tempat
Selain men-download, Bernuansa Korea
melihat hasil download dan Selain menonton
mencari tahu informasi konser boyband asal korea
seputar K-Pop, ada aktivitas secara langsung, informan N
lain yang rutin dilakukan juga gemar mendatangi
oleh para peserta didik tempat-tempat bernuansa
penggemar K-Pop. Yakni, korea. Contohnya saja untuk
menggunggah foto ke akun makan informan lebih
media sosial pribadi memilih tempat makanan
miliknya. Hal yang di korea seperti yang terdapat
unggah didalamnya tentu pada akun media sosial
berhubungan dengan K-Pop. informan.
b. Aktivitas Fisik
a) Bergabung Dalam 2. Bentuk Perilaku Konsumtif
Komunitas Peserta Didik Penggemar K-Pop
Sekarang ini Mayoritas mereka yang
penggemar K-Pop yang menyukai K-Pop karena pengaruh
berstatus sebagai peserta media seperti televisi dan internet
didik mulai membutuhkan seperti youtube yang memudahkan
wadah untuk bertemu orang- segala informasi seputar korea diterima
orang dengan hobi yang dikalangan masyarakat khususnya
sama. Banyak yang mulai peserta didik usia remaja. Setiap tahun
masuk kedalam komunitas ada saja boyband asal korea yang
sebagai aktivitas fisik untuk menggelar konser di Indonesia, sebagai
menyalurkan hobinya penggemar para peserta didik ini tentu
b) Menonton Konser K-Pop akan menyempatkan diri serta
Secara Langsung menghabiskan uang untuk menonton
konser idolanya. Dari segi penampilan
banyak dari penggemar k-pop ini yang perilaku konsumtif apabila melihat
terinsipirasi dari gaya berbusana artis status mereka yang masih pelajar dan
korea mulai dari make up, gaya belum memiliki penghasilan sendiri.
berpakaian dan hal-hal yang berkaitan Terlebih lagi barang-barang tersebut
dengan budaya korea. Bahkan dalam hal bukan barang kebutuhan pokok untuk
makanan, mereka menjadi ebih tertarik peserta didik. Sehingga sebenarnya
dengan makanan-makanan korea yang barang-barang tersebut tidak terlalu
sering dilihatnya di drama korea diperlukan dan kurang mendukung
maupun video musik korea. Tidak untuk proses belajar.
terlepas dari hal tersebut, mereka juga Ancok menjelaskan bahwa
ikut dalam komunitas K-Pop yang “perilaku konsumtif adalah
mempermudah mereka untuk lebih tahu kecenderungan manusia untuk
tentang berbagai informasi seputar K- melakukan konsumsi tiada batas, tidak
Pop dan banyak kegiatan yang jarang menusia lebih mementingkan
berhubungan dengan K-Pop. faktor emosi dari pada aktor
Para peserta didik penggemar K- rasionalnya. Atau lebih mementingkan
Pop ini juga memanfaatkan media sosial keinginan dari pada kebutuhan” (1995:
untuk mengekspresikan kegemaran 60). Menonton dengan men-download
mereka terhadap K-Pop dengan cara ataupun dengan streaming keduanya
men-download drama, lagu, video, sama-sama membutuhkan banyak
bahkan film Korea, serta sekedar waktu dan biaya, sehingga aktivitas
memposting tentang K-Pop melalui menonton dan men-download tersebut
media sosial seperti instagram. Selain juga merupakan perilaku konsumtif,
itu mereka juga rajin mengunjungi konsumtif disini diartikan dengan
tempat bernuansa Korea. Dalam mengkonsumsi sesuatu secara terus
mewujudkan kegemarannya terhadap menerus yang sebenarnya kurang
K-Pop, para peserta didik tersebut harus dibutuhkan. Waktu yang dihabiskan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam menonton drama juga merupakan
untuk ukuran siswa sekolah sehingga perilaku komsumtif karena terus
hal tersebut adalah pemborosan dan. menerus dilakukan akan tetapi
Men-download, memposting ataupun sebenarnya kurang penting.
stalking melalui media sosial tentunya Bagi Baudrillard konsumsi
membutuhkan kuota atau akses internet. bukan sekedar nafsu untuk membeli
Hal tersebut tentu tidak didapatkan
berbagai komoditas, satu fungsi
secara gratis. Peserta didik penggemar
K-Pop ini harus rutin membeli kuota kenikmatan, satu fungsi individual,
untuk dapat selalu mengakses internet. pembebasan kebutuhan, pemuasan diri,
Selain itu membeli dan mengoleksi
kekayaan atau konsumsi objek. Seperti
merchandise serta album K-Pop yang
sangat banyak merupakan perilaku dalam pernyataan berikut :
konsumtif, mengkoleksi barang-barang “Konsumsi berada dalam
bernuansa korea juga merupakan satu tatanan pemaknaan
pada satu “panoply” objek; pemikirannya mengenai konsumsi lebih
satu sistem, atau kode, jauh lagi. Baudrillard menambahkan
tanda; “satu tatanan alat bantu analisa baru untuk
manipulasi tanda”;
gagasannya mengenai konsumsi.
manipulasi objek sebagai
tanda; satu sistem Baudrillard berusaha menunjukkan
komunikasi (seperti bahasa); bahwa telah lahir nilai baru, yaitu nilai
satu sistem pertukaran tanda. Dari contoh membeli
(seperti kekerabatan merchandise memberikan makna bahwa
primitif); satu moralitas, membeli merchandise mempunyai
yaitu satu sistem pertukaran fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan
ideologis; produksi
pokok yang harus dipenuhi oleh
perbedaan; satu generalisasi
proses fashion secara penggemar K-Pop, contohnya saja baju
kombinatif”; menciptakan K-Pop yang dimilki oleh para
isolasi dan mengindividu; penggemar K-Pop, sehingga baju dapat
satu pengekang secara diartikan sebagai nilai guna, yang
bawah sadar, baik dari berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
sistem tanda dan dari sistem pokok para penggemar K-Pop. Dibalik
sosio-ekonomiko-politik;
baju sebagai pemenuhan kebutuhan
dan satu logika sosial”
(Baudrillard, 2009) pokok, pemilihan merk baju dan tempat
pembelian menunjukkan baju tersebut
melebihi dari fungsi utama untuk
Perilaku konsumtif tidak hanya
memenuhi kebutuhan.
dengan membeli saja, akan tetapi juga
sudah menjadi kebutuhan konsumsi
tanda. Budrillard mengembangkan

seperti youtube yang


SIMPULAN DAN SARAN memudahkan segala
Berdasarkan hasil penelitian informasi seputar korea
tentang perilaku konsumtif peserta didik diterima dikalangan
penggemar K-Pop di SMA Negeri 4 masyarakat khususnya
Surakarta maka, dapat ditarik peserta didik usia remaja.
kesimpulan sebagai berikut: Dengan demikian semakin
1. Fenomenan korean wave banyak kegiatan atau
membawa K-Pop masuk ke aktivitas yang dilakukan oleh
Indonesia dan peserta didik berkaitan
mempengaruhi kehidupan dengan K-Pop diluar
sebagian besar remaja di aktivitas belajar. Aktivitas
Indonesia khususnya peserta sosial yang dilakukan oleh
didik. Mayoritas peserta peserta didik penggemar K-
didik yang menyukai K-Pop Pop antara lain yaitu berupa
karena pengaruh media aktivitas fisik dan non-fisik.
seperti televisi dan internet Aktivitas fisik antar lain
seperti : men-download kebudayaan Korea
drama atau lagu k-pop, Selatan
menonton drama atau video 5) Selain dari drama korea,
k-pop, stalking di akun musik K-pop juga
media sosial seputar k-pop, berpengaruh besar
serta mengunggah foto di terhadap perkembangan
akun media sosial. fashion
sedangkan untuk aktivitas Selain berbagai dampak
fisik antar lain : bergabung positif yang didapatkan, ada
dalam komunitas, menonton pula dampak negatif yang
konser k-pop secara didapatkan sebagai peserta
langsung, serta mendatangi didik penggemar K-Pop.
tempat bernuansa korea. Diantaranya adalah :
2. Perilaku konsumtif adalah 1) Dapat menjadikan
salah satu dampak dari mereka menjadi anti-
aktivitas sosial peserta didik sosial dan jarang bergaul
penggemar K-Pop. Dampak di dunia nyata
dari perilaku kegemaran 2) Memungkinkan
terhadap K-Pop bersifat berbagai tindak
positif dan juga negatif. kejahatan untuk
Dampak positif antara lain : dilakukan di dunia maya
1) Peserta didik penggemar 3) Disibukkan dengan
K-Pop lebih menguasai kegiatan luar selain
media sosial dan belajar seperti
teknologi yang bergabung dalam
berkembang sekarang komunitas
ini 4) Lupa waktu dan
2) Peserta didik penggemar kemudian
K-Pop dapat bertemu mengesampingkan
dengan orang yang belajar dan mengerjakan
memiliki kegemaran pekerjaan rumah
yang sama melalui 5) Perilaku konsumtif
media sosial seperti membeli album
3) Dalam sebuah K-Pop dengan jumlah
komunitas mereka yang banyak,
bertemu secara langsung mengoleksi barang-
dengan orang-orang barang K-Pop dan
yang memiliki menghabiskan uang
kegemaran yang sama untuk makan di
4) Bertambahnya wawasan restaurant korea.
mengenai kebudayaan
lain terutama tentang
A. IMPLIKASI hanya apa yang dikonsumsi,
1. Implikasi Teoritis akan tetapi bagaimana dan
Dalam penelitian ini penulis dimana tempat mereka
menggunakan teori konsumsi mengkonsumsi. Hasil penelitian
Jean Baudrillard. Dalam teori- secara teoritis mendukung teori
teori ini dijelaskan makna perilaku konsumtif dari Jean
sebenarnya dari konsumsi dan Baudrillard dimana semua
konsumtif. Rasionalitas manusia mengkonsumsi untuk
konsumsi dalam sistem kebutuhan hidup, sekarang
masyarakat konsumen telah jauh manusia mengkonsumsi untuk
berubah, karena saat ini memperjelas kebaradaannya.
masyarakat membeli barang Tidak hanya itu manusia terus
bukan sebagai upaya untuk menerus mengkonsumsi dan
pemenuhan kebutuhan (needs), tidak pernah merasa puas.
namun lebih sebagai pemenuhan Perilaku konsumtif tersebut
hasrat (desire). Menurut tidak hanya dilakukan oleh
Budrillard manusia yang orang dewasa, tetapi juga peserta
memiliki kebutuhan-kebutuhan didik yang masih remaja.
yang membawanya menuju pada Dibalik kegemarannya terhadap
objek yang memberinya K-Pop peserta didik ini dengan
kepuasan, akan tetapi manusia mudah menghabiskan banyak
tidak pernah merasa puas. uang untuk kesenangan mereka
Baudrillard mengembangkan terhadap K-Pop. Hal tersebut
pemikirannya mengenai merupakan perilaku konsumtif
konsumsi lebih jauh lagi dengan karena tidak sesuai dengan status
menambahkan alat bantu analisa mereka sebagai peserta didik.
baru untuk gagasannya 2. Implikasi Metodologis
mengenai konsumsi. Baudrillard Penelitian ini menggunakan
berusaha menunjukkan bahwa pendekatan fenomenologi untuk
telah lahir nilai baru, yaitu nilai menjawab permasalahan penelitian
tanda. Tindakan konsumsi bukan yang ada. Fenomenologi memandang
hanya pembelian sederhana, perilaku manusia, apa yang mereka
akan tetapi sudah merupakan katakan, apa yang mereka lakukan
perluasan kekayaan. Masyarakat adalah sebagai suatu produk dari
tak lagi membeli barang atau bagaimana orang menafsir terhadap
jasa, karena barang atau jasa dunia mereka. Fenomenologi
dapat ditukarkan dengan bernilai berusaha menggali pengalaman
lebih. Kebanyakan dari manusia serta menjelaskan dasar-
masyarakat ini mengkonsumsi dasar pengetahuan dalam kehidupan
bukan karena kebutuhan sehari-hari. Individu memaknai
ekonominya melainkan sebagai perilakunya berdasarkan
tanda dari keberadaanya. Tidak pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya, sehingga itu mau tidak mau mereka harus
fenomenologi dapat digunakan untuk mengeluarkan uang lebih untuk
mengungkapkan makna dari perilaku kegemarannya tersebut. Sehingga
individu tersebut. Seperti dari cara semakin banyak koleksi K-Pop yang
berbicara, bertingkah laku dan cara mereka miliki maka semakin diakui
pandang mereka. Dalam hal ini pula keberadaan mereka sebagai
peserta didik penggemar K-Pop penggemar.
sering berbicara mengunakan bahasa B. SARAN
korea, berperilaku dan 1. Bagi peserta didik
berpenampilan ala K-Pop serta cara 1) Menumbuhkan kesadaran
peserta didik ini memandang K-Pop dalam diri pada peserta didik
sebagai pengaruh yang positif. . tentang perilaku konsumtif.
Dengan demikian, dikaitkan dengan 2) Peserta didik harus
hasil penelitian yang telah menanamkan sikap disiplin
disampaikan maka fenomenologi sejak dini seperti mengatur
dirasa sudah tepat untuk menjawab keuangan dan jam belajar
rumusan masalah penelitian. rutin.
3. Implikasi Praktis 3) Tidak terlalu memfokuskan
Implikasi praktis dalam diri pada media sosial
penelitian ini berkaitan erat dengan sehingga aktivitas serta
hasil penelitian. Dari penelitian ini tayangan yang dilihat oleh
diketahui bahwa peserta didik yang peserta didik tidak akan
merupakan penggemar K-Pop menimbulkan dampak yang
cenderung melakukan perilaku terlalu merugikan di masa
konsumtif. Hal tersebut dikarenakan yang akan datang. Sehingga
kegemaran mereka terhadap K-Pop peserta didik tidak menjadi
mempengaruhi cara berfikir dan boros dalam membelanjakan
tingkah laku mereka dalam sehari- uang sakunya untuk membeli
hari. Apabila seorang penggemar barang-barang yang
tiidak memiliki barang-barang sebenarnya kurang di
idolanya maka ia akan dianggap butuhkan dan hanya sebagai
bukan penggemar sejati. Oleh karena keinginan sesaat saja.
DAFTAR PUSTAKA Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial.
Jakarta: Rineka Cipta. Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik.
Ali, Muhammad. 2015. Psikologi Bandung : Remaja Rosdakarya.
Remaja: Perkembangan Peserta
didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hurlock, E. B. 2016. Psikologi
Perkembangan: Suatu
Bungin, M. Burhan, 2011. Penelitian Pendekatan Sepanjang Rentang
kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian
Lee, Martyn J. 2006. Budya Konsumen Kualitatif : Dasar Teori Dan
Terlahir Kembali. Yogyakrta: Terapannya Dalam Penelitian.
Kreasi Wacana. Surakarta : Sebelas Maret
University Press.
Milles, M.B. and Huberman, M.A.
1984. Qualitative Data Anaylis. Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian
London: Sage Publication. Kualitatif. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Moleong, Lexy J.2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Mowen, John. 2002. Perilaku


Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Nasution, Muhammad Syukri Albani.


2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Ritzer, George. 2006. The Globalization


of Nothing: Mengkonsumsi
Kehampaan di Era Globalisasi.
Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya.

Setiadi, Nugroho. 2015. Perilaku


Konsumen: Perspektif
Kotemporer pada Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen.
Jakarta: Prenada Media Grup.

Storey, John. 2010. Culture Studies dan


Kajian Budaya Pop. Yogyakarta :
Jalasutra.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Cetakan ke-17. Bandung:
Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi


Ekonomi: Kapitalisme dan
Konsumsi di Era Masyarakat
Post-Modern. Jakarta: Prenada
Media Grup.

Anda mungkin juga menyukai