Anda di halaman 1dari 10

!

ANALISIS RESEPSI BUDAYA POPULER KOREA PADA


ETERNAL JEWEL DANCE COMMUNITY YOGYAKARTA

Cahya Tunshorin

Alumni Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: Tunshorin@gmail.com
!
!
!
Abstrak

Korea Budaya Populer (K-POP) datang ke Indonesia melalui berbagai media massa. Ditayangkan dengan
program hiburan seperti tari, musik, seri, dan fashion. penonton Indonesia sebagai penonton aktif
memproduksi berbagai arti dari program media massa. Yang membuat masyarakat begitu banyak
menggemari K-POP karena diciptakan dan diadopsi melalui budaya populer yang diberikan oleh K-POP.
Penonton dapat memberikan berbagai makna terhadap K-POP dan mengadopsinya untuk hidup sehari-
hari mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resepsi penonton dari Korea Budaya Populer
(K-POP) menggunakan analisis penerimaan Stuart Hall encoding-decoding. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dan fokus pada decoding penonton dari persepsi, pemikiran, dan interpretasi. Data diperoleh
dari wawancara mendalam dengan Eternal Jewel Dance Community sebagai informan dari penelitian ini
yang konsisten dalam K-POP. informan dibagi menjadi tiga posisi makna ini Reading dominan,
Negosiasi Reading, dan Reading oposisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam beberapa
kondisi informan milik Negosiasi membaca dan membaca dominan. Usia, jenis kelamin, pendidikan, dan
pengalaman juga mempengaruhi cara informan memberikan makna.

ABSTRACT!
!
Korean Popular Culture (K-POP) comes to Indonesia in various mass media. It was aired by
entertain programs such as dance, music, series, and fashion. Indonesian audience as active
audience produce various meaning of the mass medias programs. That makes so many K-POP
fans community was created and adopt the popular culture that given by K-POP. K-POP as new
culture comes in the middle of Indonesian culture and that’s also depending to the audience
itself. The audience can give various meaning to the K-POP and adopt it to their daily live. This
research was aimed to describe audience reception of Korean Popular Culture (K-POP) using
reception analysis Stuart Hall’s encoding-decoding. The type of the study was qualitative and
focusing to the decoding of audience from perception, thought, and interpretation. The data
obtainable from in-depth interview with the Eternal Jewel Dance Community as informant of
this research that consistent in K-POP. The informant was divided into three meaning positions
these are Dominant Reading, Negotiated Reading, and Oppositional Reading. The result of this
study showed that in some conditions the informant belongs to Negotiated reading and
Dominant reading. Age, gender, education, and experience also influence the way informant
give the meaning.
Key Words: Reception Analysis, Decoding, Korean Popular Culture (K-POP).

Vol.10/N0.01/April 2016! (#!


!
!
PENDAHULUAN (http://m.tempo.co/read/news/2012/11/30/dema
m-K-POP-indonesia,!diakses pada 28 Januari
2016, pukul 15:22 WIB )
Dewasa ini Korea Selatan mulai
dikenal dengan budaya populernya berupa Terdapat satu hal yang menarik pada
tayangan-tayangan hiburan yang disajikan musik K-POP khususnya untuk boyband dan
melalui media massa. Tayangan bertajuk girlband sehingga menarik banyak
Korea dapat dinikmati oleh masyarakat di perhatian, yakni musik K-POP tersebut
penjuru dunia. Kesuksesan ini dimulai dari disajikan dengan disertai tarian atau dance.
bidang musik dimana banyak pemusik baik Hal tersebut menyebabkan banyak
solo maupun group sal Korea Selatan seperti bermunculan komunitas penggemar K-POP.
Rain, Bo:A, Super Junior, Exo, dll. Berawal Salah satunya adalah Eternal Jewel Dance
dari bidang musik tersebut, Korea Community atau biasa disebut dengan
kemudian melebarkan sayapnya dan sukses EJDance yang merupakan komunitas dance
dibidang hiburan lainnya seperti film dan cover asal Yogyakarta. Saat tampil diatas
drama. Merebaknya budaya populer Korea panggung, EJDance benar-benar
atau kemudian disebut K-POP menunjukkan mempersiapkan dengan semaksimal
bahwa K-POP telah dikenal dan diterima mungkin mulai dari dance, kostum, makeup,
oleh masyarakat dunia. Merebaknya K-POP accsesorries, hingga mimik bibir agar
di berbagai negara juga perlahan merambah terlihat sama dengan boyband dan girlband
ke Indonesia. Media massa seperti televisi, yang mereka tirukan.
majalah, dan teknologi internet mempunyai Hal tersebut merupakan salah satu
peran besar terhadap masuknya K-POP di bentuk penerimaan terhadap budaya populer
Indonesia. Media massa merupakan sumber Korea yang ada. Dimulai dari ketertarikan
dalam penyebaran suatu budaya terhadap awal tersebut, kemudian peneliti mulai
audiens. Media massa secara signifikan tertarik kepada fenomena sehari-hari
mempresentasikan identitas kepada pihak- terlepas dari penampilan diatas panggung.
pihak lain, serta kelompok budaya yang ada Peneliti melihat bahwa K-POP menjadi
(Burton, 2012:31). budaya populer baru yang masuk ditengah-
Awal merebaknya K-POP di tengah budaya populer yang telah ada dan
Indonesia adalah melalui serial drama budaya yang diikuti oleh anggota EJDance.
Endless Love dan Full House pada tahun Peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana
2002. Hingga sekarang tahun 2016 masih budaya K-POP tersebut dapat masuk disela-
sering kita jumpai drama Korea yang sela budaya yang dianut dalam kehidupan
ditayangkan di beberapa stasiun televisi di sehari-hari oleh masing-masing individu
Indonesia seperti Pinochio, The Heirs, sehingga menghasilkan keputusan bagi
Descendant Of The Sun dan masih banyak individu untuk menunjukkan penerimaannya
lainnya. Setelah berhasil dengan dramanya, terhadap K-POP baik melalui dance cover
Korea pun mulai memasuki Indonesia yang ditunjukkannya maupun melalui hal-
dengan aliran musik K-POP-nya. Dikutip hal lainnya.
dari situs resmi liputan online berita Penerimaan terhadap budaya K-POP
Tempo.Co yang menyebutkan bahwa : dapat dikaji melalui analisis resepsi.
“ TEMPO.CO, Jakarta 30/11/2012 –Penyebaran
Analisis resepsi merupakan salah satu studi
budaya kontemporer Korea atau yang dikenal
dengan Pop Korea (Hallyu) atau gelombang khalayak dalam komunikasi massa yang
Korea di Indonesia saat ini sangat intens. mengkaji tentang penerimaan dan
Korea tidak pernah tanggung dalam pemaknaan pesan oleh khalayak serta
menggelar konser budaya K-POP di peranan pesan yang diterima oleh khalayak
Indonesia. Peminatnya membludak mulai melalui media di dalam kehidupan sehari-
dari anak-anak, remaja hingga orang hari baik sebagai topik pembicaraan maupun
dewasa.” sebagai landasan dari aktivitas yang
dilakukan berdasarkan topik-topik yang

Vol.10/N0.01/April 2016! ($!


!
!
dibicarakan. Khalayak punya kebebasan banyaknya (kuantitas) data. Penelitian ini
dalam mengartikan makna dari isi pesan memaparkan situasi yang bersifat faktual
yang disampaikan oleh media (Littlejohn, dan menggambarkan fenomena tersebut.
2009:134-135). Teori Resepsi adalah teori Jika data yang terkumpul sudah mendalam
yang menekankan pada peran khalayak dan bisa menjelaskan fenomena yang
dalam menerima pesan bukan pada peran diteliti, maka tidak perlu mencari sampling
pengirim pesan (Danesti, 2013:574-575). lagi (Kriyantono, 2009 : 56-57).
Analisis ini mencoba memahami bagaimana Penelitian ini menggunakan analisis
khalayak memaknai pesan yang resepsi yaitu analisis yang mendasarkan
disampaikan oleh media sehingga khalayak pada kesadaran atau cara subyek dalam
tersebut menerima dan mengikuti pesan menerima dan memahami obyek. Analisis
yang didapatkannya. Sehingga analisis ini resepsi dapat melihat mengapa khalayak
lebih berfokus pada khalayak itu sendiri. memaknai sesuatu secara berbeda, faktor-
Tujuan peneliti dalam melakukan penelitian faktor apa yang mempengaruhi perbedaan
ini adalah untuk mengetahui dan tersebut, dan konsekuensi sosial apakah
mendeskripsikan resepsi budaya populer yang muncul (Billy, 2014 : 8). Analisis
Korea di komunitas EJDance Yogyakarta. dalam penelitian ini akan dijabarkan secara
Sebelumnya penelitian sejenis juga deskriptif yang berarti peneliti akan
dilakukan oleh Billy Susanti, Mahasiswa membuat deskripsi secara sistematis,
Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan
Informatika Universitas Muhammadiyah sifat-sifat populasi atau objek. Penelitian ini
Surakarta, 2014. Penelitian tersebut berjudul mencoba untuk memaparkan realita yang
“ANALISIS RESEPSI TERHADAP terjadi dalam kehidupan sosial (Kriyantono,
RASISME DALAM FILM (Studi Analisis 2009:67-68)
Resepsi Film 12 Years A Slave pada Dalam penelitian ini peneliti akan
Mahasiswa Multi Etnis)”. Hasil dari meneliti tentang bagaimana resepsi budaya
penelitian tersebut adalah seluruh informan populer Korea di Komunitas EJDance yang
berada pada posisi oposisi yaitu menolak merupakan komunitas dance cover di
adegan perbudakan dan kekerasan akibat Yogyakarta.
rasisme yang ditampilkan. Persamaan
dengan penelitian ini adalah sama-sama Subjek dan Objek Penelitian
menggunakan analisis resepsi encoding- Subjek penelitian merupakan sesuatu
decoding dari Stuart Hall dan merupakan yang sangat penting kedudukannya didalam
penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian, subjek penelitian harus ditata
metode wawancara mendalam untuk sebelum peneliti siap mengumpulkan data.
mengumpulkan data. Perbedaan dengan Subjek penelitian dapat berupa benda, hal
penelitian ini terletak pada objek penelitian atau orang. Tapi subjek penelitian pada
dimana dalam penelitian tersebut objek umumnya manusia atau apa saja yang
penelitian adalah resepsi terhadap Film 12 menjadi urusan manusia (Arikunto,
Years A Slave. 2007:152). Subjek penelitian atau informan
dalam penelitian ini diambil menggunakan
teknik purposive sampling, teknik ini
METODE PENELITIAN mencakup orang-orang yang diseleksi atas
dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
peneliti berdasarkan tujuan penelitian
Jenis Penelitian
(Kriyantono, 2007:154). Informan dalam
Penelitian ini merupakan penelitian
penelitian ini adalah anggota komunitas
kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan
EJDance. Peneliti mengambil 6 informan
fenomena secara sedalam-dalamnya. Pada
dari anggota EJDance untuk penelitian ini
penelitian ini yang lebih ditekankan adalah
karena jumlah tersebut sudah peneliti rasa
persoalan kedalaman (kualitas) dan bukan
cukup untuk mengumpulkan data yang

Vol.10/N0.01/April 2016! (%!


!
!
dibutuhkan. Selain itu peneliti juga akan mengamati tentang informasi-informasi
melibatkan informan lainnya sebagai data yang dibutuhkan. Observasi dilakukan
pendukung untuk penelitian ini. Informan dengan melihat dan mengamati secara
yang dipilih dalam penelitian ini ditentukan langsung perilaku yang terbentuk dari
berdasarkan faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan atas konsumsi budaya K-
pemaknaan pesan dalam media yakni usia, POP melalui media.
jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman. Studi Pustaka merupakan suatu
Objek penelitian adalah sesuatu yang kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian, suatu teori yang mendasari masalah. Bidang
atau dengan kata lain segala sesuatu yang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan
menjadi sasaran penelitian . Oleh sebab itu melakukan studi pustaka. Selain itu seorang
objek dari penelitian ini adalah resepsi peneliti dapat memperoleh informasi tentang
budaya pop Korea di komunitas dance cover penelitian- penelitian sejenis yang ada
EJDance Yogyakarta. kaitannya dengan penelitiannya.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh di bagi Teknik Analisis Data
menjadi dua yaitu data primer dan data Langkah-langkah dari analisis resepsi
sekunder. Data primer didapat melalui menurut Sulistyani (2011: 5-6) adalah
wawancara mendalam sedangkan data sebagai berikut :
sekunder dalam penelitian ini melalui a. Identifikasi dan pertimbangkan tujuan
observasi dan studi pustaka. dari analisis resepsi
Wawancara Mendalam atau In-Dept Pada tahap ini peneliti melakukan
interview adalah teknik dalam penelitian identifikasi kenapa topik itu dipilih dan
kualitatif. Seorang responden atau kelompok kenapa perlu dianalisis dengan resepsi.
responden mengomunikasikan bahan-bahan b. Pengumpulan data
dan mendorong untuk didiskusikan secara Metode pengumpulan data yang akan
bebas. Dengan wawancara mendalam digunakan pada penelitian ini adalah
kepada informan, peneliti dapat mengetahui wawancara mendalam, Observasi, dan
alasan yang sebenarnya dari responden Studi Pustaka.
mengambil keputusan seperti itu (Ardianto, c. Analisis data
2010: 61). Pedoman wawancara biasanya Data hasil dari wawancara dibuat
tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang transkrip, kemudian di analisis dengan
mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang mempertimbangkan beberapa hal yang
data atau informasi apa yang ingin meliputi proses decoding pesan.
didapatkan dari informan yang nanti dapat d. Kategorisasi Khalayak
dikembangkan dengan memperhatikan Kategori yang terbentuk setelah tahap
situasi wawancara. Dalam hal ini informan analisis kemudian dibandingkan dengan
diminta untuk menceritakan ulang mengenai kategori khalayak untuk dikelompokkan
teks yang sudah dikonsumsinya. ke dalam tiga kelompok khalayak, yakni
Pengumpulan data dilakukan dengan cara apakah masuk dalam dominant reading,
wawancara mendalam kepada anggota dari oppositional reading, atau negotiated
EJDance Community reading.
Observasi disini diartikan sebagai e. Kesimpulan
kegiatan mengamati secara langsung untuk Setelah semua langkah terlewati barulah
melihat dengan dekat kegiatan yang Peneliti membuat kesimpulan dari data
dilakukan objek. Keunggulan dari metode penelitian yang telah di kelola tersebut.
ini adalah dapat melihat secara langsung
perilaku nonverbal dan verbal (Kriyantono. Unit Analisis
2009: 108-109). Metode observasi dipilih Unit analisis dalam penelitian ini
karena dengan mengamati obyek penelitian, menggunakan Analisis resepsi yang
peneliti bisa lebih jauh atau lebih dekat berfokus pada proses decoding oleh

Vol.10/N0.01/April 2016! (&!


!
!
khalayak, sehingga dapat dilihat melalui lebih berfokus pada decoding yang
persepsi, pemikiran, dan interpretasi. Lalu dilakukan oleh subjek. Bagaimana subjek
kemudian hasil yang didapatkan akan memaknai K-POP dalam kehidupan sehari-
dikategorisasikan berdasarkan posisi harinya sehingga terbentuk penerimaan atas
khalayak pada model encoding-decoding budaya K-POP oleh subjek. Dijelaskan pula
Stuarh Hall yakni dominant reading, dalam Audience Reception Theory
negotiated reading, dan opposional reading. (Littlejohn, 2009:63) bahwa khalayak dalam
Teknik Keabsahan Data hubungannya berinteraksi dengan teks
Dalam memastikan keabsahan dan media melakukan kegiatan penerimaan dan
validasi dalam penelitian ini, peneliti pemaknaan terhadap isi pesan yang
menggunakan berbagai sumber data. Data disampaikan oleh media. Analisis resepsi
yang digunakan peneliti meliputi data yang dalam penelitian ini menekankan pada
didapat peneliti dari tempat penelitian dan proses decoding atau pemaknaan yang
data yang didapat peneliti diluar tempat dilakukan oleh EJDance terhadap K-POP
penelitian. Dalam penelitian ini, metode sehingga menghasilkan penerimaan K-POP
keabsahan yang peneliti gunakan adalah dalam kehidupan sehari-harinya.
triangulasi sumber data. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang Decoding Pesan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data Peneliti menggunakan proses
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai decoding yang di jelaskan oleh Morrison
pembanding terhadap data itu (Ghony dan ketika menerangkan tentang studi kultural
Almanshur, 2014:322). Sedangkan oleh Stuart Hall (2010:170) yakni ketika
triangulasi sumber adalah teknik untuk khalayak melakukan decoding itu
membandingkan dan mengecek balik derajat melibatkan persepsi, pemikiran, dan
kepercayaan suatu informasi yang didapat interpretasi. Dalam proses decoding, faktor-
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam faktor seperti usia, jenis kelamin,
penelitian kualitatif (Patton dalam pendidikan, dan juga pengalaman dalam
Moleong, 2010:330). komunitas mempengaruhi khalayak saat
Peneliti akan menguji data dari satu memaknai pesan.
sumber dan kemudian dibandingkan dengan Purwodarminto menjelaskan bahwa
data dari sumber lain. Peneliti akan persepsi adalah tanggapan langsung dari
melakukan triangulasi sumber data dari suatu serapan atau proses seseorang
wawancara mendalam, observasi, dan studi mengetahui beberapa hal melalui
pustaka. Untuk mencapai keabsahan data pengindraan, begitu pula menurut Rudolph
peneliti akan Membandingkan keadaan dan F. Verdeber persepsi merupakan proses
perspektif seseorang dengan berbagai menafsirkan informasi yang didapatkan
pendapat dan pandangan orang seperti secara indrawi (Mulyana, 2010:180).
rakyat biasa atau orang yang berpendidikan persepsi merupakan tanggapan dan kesan
menengah atau tinggi. Dalam penelitian ini dari informan terhadap K-POP yang
peneliti akan menggunakan pendapat ahli mendukung informan dalam menerima K-
yang memahami tentang budaya populer POP di kehidupan sehari-harinya. Persepsi
Korea serta pendapat ahli yang mengerti pertama kali muncul melalui kesan pertama
tentang analisis resepsi. informan ketika melihat K-POP untuk
pertama kalinya. Tayangan atau hal tersebut
PEMBAHASAN meninggalkan kesan tersendiri di benak
informan sehingga muncul perhatian khusus
Peneliti menggunakan analisis dan ketertarikan terhadap K-POP.
resepsi (penerimaan) terhadap budaya K- Munculnya perhatian informan kepada K-
POP yang dikenalkan oleh Stuart Hall ketika POP juga tak lepas dari peran K-POP itu
menjelaskan tentang proses decoding oleh sendiri. Sesuatu yang bisa menarik perhatian
khalayak dalam studi kulturalnya. peneliti dari informan biasanya memiliki sifat yang

Vol.10/N0.01/April 2016! ("!


!
!
menonjol seperti gerakan, tampilan, perkembangan tempat wisata di Korea,
kebaruan, dan perulangan. Informan bisa bahkan perkembangan budaya-budaya
memberikan kesan pertama kepada K-POP populer di Korea dikemas secara unik dan
karena proses penangkapan melalui panca disajikan kepada audiens melalui tayangan
indranya terhadap K-POP dilihat dari sudut- hiburan seperti dance, musik, film, variety,
sudut tersebut. dan drama. sehingga khalayak secara tidak
Hal-hal seperti visual, gerakan, serta langsung juga menikmati dn mempelajari
perulangan merupakan sesuatu yang dapat hal tersebut ketika mengkonsumsi tayangan
menarik perhatian informan sehingga dapat hiburan K-POP. Dibuktikan dengan kesan-
memberikan kesan yang berbeda terhadap kesan unik yang ditinggalkan K-POP
K-POP. Dari segi visual penampilan para dibenak para informan sehingga para
bintang K-POP dapat menarik perhatian informan melihat K-POP berbeda dengan
lebih dari komunitas ini, dari segi gerakan tayangan yang lain. Hal tersebutlah yang
dapat dilihat dari aktivitas komunitas ini kemudian mengawali penerimaan budaya
yang menirukan dance dari boyband dan populer Korea (K-POP) dalam kehidupan
girlband ini, sedangkan dari segi perulangan sehari-hari anggota EJDance.
adalah intensitas dari individu di komunitas Faktor kedua yang mempengaruhi
ini dalam mengkonsumsi tayangan K-POP. decoding adalah pemikiran yang merupakan
Sehingga faktor tersebut memberikan perbuatan individu dalam menimbang-
pengaruh terhadap penerimaan budaya K- nimbang hingga akhirnya mengambil
POP dalam kehidupan sehari-hari anggota keputusan. Faktor yang mempengaruhi
EJDance. Minat informan dalam aspek- informan dalam mengambil suatu keputusan
aspek tertentu juga dapat mempengaruhi tetap menerima K-POP hingga sekarang
peresepsi informan terhadap K-POP, karena adalah dorongan kuat dari dalam diri
minat-minat tersebut dapat mendorong informan yang memantapkan informan
informan sehingga semakin menerima K- dengan pilihannya yakni konsisten di jalur
POP di kehidupan sehari-harinya. Seperti K-POP. Anggota EJDance sampai akhirnya
salah satu member yang memang memiliki benar-benar menerima K-POP tentunya
minat pada dance sebelumnya sehingga setelah melalui proses berpikir. Motivasi
ketika melihat dance K-POP rasa tertarikpun tiap informan juga berpengaruh besar
semakin mudah terbentuk. stimulus luar atau terhadap keputusan yang kemudian diambil
objek juga mempengaruhi persepsi masing- oleh informan, yakni keputusan untuk tetap
masing informan. Ketika informan menaruh menerima K-POP dalam kehidupan sehari-
perhatian lebih kepada K-POP tentunya harinya hingga sekarang. Motivasi
informan melihat suatu hal yang berbeda dipandang peneliti memberikan pengaruh
atau keunikan dari K-POP dibandingkan karena ketika informan menyukai dan
dengan yang lainnya. Seperti beberapa menerima K-POP, tingkat kesukaan dan
anggota yang melihat perbedaan K-POP dari penerimaan K-POP bisa saja menurun
segi pengemasan yang dianggap unik, dan ataupun bertambah. Konsistensi para
juga dari segi prestasi yng didapatkan oleh informan dijalur K-POP tentunya
para aktor maupun penyanyi K-POP. dipengaruhi oleh hal-hal yang memantapkan
Kesuksesan K-POP yang membuat K-POP mereka dalam menerima K-POP. seperti
terlihat berbeda dan unggul bagi informan salah satu anggota yang termotivasi untuk
juga kembali kepada negaranya yakni Korea meningkatkan kemampuannya dalam dunia
Selatan yang secara penuh mendukung dance, maupun anggota yang ingin
dunia hiburan K-POP. Karena dalam menghilangkan kebiasaan lama yang
tayangan hiburan tersebutlah representasi dianggap kurang baik dengan mengikuti
orang asia dikemas secara berbeda. kegiatan-kegiatan bertajuk K-POP. Ataupun
Perkembangan negara Korea Selatan, yang termotivasi agar bisa menjadi seperti
perkembangan multimedia di Korea, idola mereka baik dari kalangan bintang K-
perkembangan fashion di Korea,

Vol.10/N0.01/April 2016! ('!


!
!
POP maupun orang yang dekat dengan fashion karena serupa dengan hal yang
mereka. memang disukai oleh informan. Seperti
Faktor berikutnya adalah interpretasi beberapa informan yang memang
yang didefinisikan sebagai “Meletakkan sebelumnya sudah menyukai tarian sehingga
rangsangan bersama rangsangan lainnya ketika K-POP datang dengan dance khasnya
sehingga menjadi suatu keseluruhan yang hal tersebut lebih mudah untuk diterima.
bermakna” (Mulyana, 2010:181). Dari Pada pola pemikiran Negotiated
pandangan tersebut peneliti berpendapat Reading informan tidak secara sepenuhnya
bahwa interpretasi menggabungkan menerima apa yang ditawarkan oleh K-POP
pengalaman masa lalu informan yakni melalui tayangan-tayangan hiburannya.
sebelum menyukai K-POP dengan Seperti salah satu informan yang menerima
pengalaman yang baru didapat atau ketika K-POP hanya dalam hal-hal tertentu seperti
sudah menyukai K-POP untuk menjadi dance namun tidak terlalu mengikuti fashion
kesatuan dalam mengelola informasi yang ditawarkan oleh K-POP.
sehingga terbentuk interpretasi kepada K- Dari hasil penelitian ini, peneliti
POP yang juga mempengaruhi penerimaan melihat bahwa tidak ada informan yang
informan pada K-POP itu sendiri. berada dalam pola pemikiran opposional
Interpretasi berhubungan dengan reading. Hal ini dikarenakan subjek dalam
pengalaman dan sistem nilai di lingkungan penelitian ini adalah suatu komunitas yang
Informan. Pengalaman informan yang dulu mana ketika individu masuk dalam suatu
dan sekarang mendukung informan dalam komunitas tentunya dilandasi karena rasa
penerimaan K-POP seperti perubahan yang suka ataupun keinginan dari individu itu
terjadi dalam diri informan setelah sendiri. Ketika informan telah tergabung
mengikuti K-POP, begitu juga dengan dalam komunitas EJDance ini berarti telah
sistem nilai di lingkungan informan, seperti memiliki dasar ketertarikan tersendiri pada
kehadiran orang tua ataupun teman-teman K-POP. Sehingga dalam penelitian ini tidak
sekitar informan. Peneliti melihat bahwa ada anggota EJDance yang berada dalam
beberapa informan memang memberikan pola pemikiran opposional reading.
nilai tersendiri terhadap perubahannya
seperti menambah kenalan atau teman, PENUTUP
meningkatnya potensi dance, meningkatnya
eksistensi, dan dan perubahan pada fashion Penerimaan K-POP oleh informan
K-POP yang membuat informan tetap dimulai dari proses pemaknaan (decoding)
berada di jalur K-POP karena merasa yang dilakukan oleh informan pada K-POP.
perubahan tersebut membawa dampak Seperti dalam unit persepsi para informan
positif pada masing-masing informan. melakukan penerimaan pada K-POP dimulai
dari ketertarikan kepada K-POP melalui
Pola Pemikiran Khalayak hal-hal yang menonjol dari K-POP yakni
berupa tampilan, gerakan, dan perulangan.
Menurut Stuart Hall dalam bukunya Faktor-faktor internal yakni minat dari
Morrisan (2010: 171) terdapat 3 kategori informan dan faktor eksternal yang berasal
khalayak saat melakukan decoding yakni : dari K-POP juga turut serta daam
Dominant Reading, Negotiated Reading, mempengaruhi penerimaan informan pada
dan Opposional Reading. Dalam penelitian K-POP. Dari unit pemikiran, motivasi para
ini terdapat beberapa informan yang berada informan yang berasal dari diri informan
dalam pola pemikiran dominant reading. maupun dari lingkungan sekitar informan
Peneliti melihat bahwa Informan yang mempengaruhi penerimaan informn pada K-
berada dalam pola pemikiran ini lebih POP. Dari unit interpretasi sendiri,
mudah menerima budaya yang ditawarkan pengalaman sebelum menyukai K-POP di
melalui pada tayangan hiburan K-POP dukung dengan pengalaman setelah
berupa dance, musik, film, drama, dan menyukai K-POP yang dirasa informan

Vol.10/N0.01/April 2016! ((!


!
!
memberikan perubahan positif pada masing- lagi diteliti. Peneliti sadar bahwa penelitian
masing informan juga turut mempengaruhi ini masih banyak kekurangan dan masih bisa
penerimaan informan pada K-POP. Situasi diteliti dari sudut pandang yang lainnya.
sosial di lingkungan informan seperti
dukungan dari keluarga, teman, dan juga
khalayak sekitar informan juga Daftar Pustaka
mempengaruhi penerimaan informan pada Ardianto Dr. Elvianaro. 2010. Metode
K-POP. Penelitian Untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Penerimaan informan pada K-POP Simbiosa Rekataman Media.
sendiri berdasarkan proses pemaknaanya
berada dalam pola pemikiran dominant Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur
reading dan negotitaed reading. Beberapa Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
informan lebih mudah menerima K-POP Jakarta:PT.Rineka Cipta.
karena K-POP senada dengan hal-hal yang
disukainya dan kemudian secara sepenuhnya Baran Stanley J. 2008. Pengantar
menerima K-POP dalam kehidupan sehari- Komunikasi Massa: Media Melek &
harinya sehingga dapat dikategorisasikan Budaya. Jakarta: Penerbit Erlangga.
sebagai dominant reading. Sedangkan
Burton Graeme. 2012. Media dan Budaya
beberapa lainnya berada dalam pola
Populer. Yogyakarta: Jalasutra.
pemikiran negotiated reading karena
melakukan penerimaan pada K-POP namun Effendi Onong Uchana. 1986. Dinamika
tidak secara sepenuhnya. Masih ada Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
beberapa hal yang dinegosiasikan dengan CV.
situasi sosial yang ada di lingkungan
informan. Dalam penelitian ini sendiri tidak Fiske John. 1995.Memahami Budaya
ada informan yang berada dalam pola Populer. Yogyakarta: JALASUTRA.
pemikiran opposional reading karena
penelitian ini dilakukan dalam lingkup Ghony, M Djunadidan Fauzan Almanshur.
komunitas yang notabennya sudah memiliki 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.
ketertarikan tersendiri pada K-POP. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jarviss Matt. 2000. TEORI-TEORI
Saran peneliti terkait penelitian ini
PSIKOLOGI: Pendekatan Modern untuk
adalah bagi akademisi, penelitian ini tentang
Memahami Perilaku, Perasaan, dan
analisis resepsi budaya populer Korea (K-
Pikiran Manusia. Bandung : Penerbit
POP) di komunitas dance cover merupakan
Nusa Media
salah satu bentuk penerimaan diantara
kemungkinan bentuk penerimanan lain di Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis
mata khalayak. Dengan demikian Riset Komunikasi: Disertai Contoh
diharapkan adanya penelitian lain sebagai Praktis Riset Media, Public Relations,
pembanding terhadap tema yang sama Advertising, Komunikasi Organisasi,
tentang bagaimana penerimaan khalayak Komunikasi Pemasaran. Jakarta:
dengan menggunakan analisis resepsi. KencanaPrenada Media Group
Sedangkan untuk penelitian selanjutnya, apa
yang peneliti kemukakan dalam penelitian -----------------------------. 2009. Teknik
ini diharapkan menjadi koreksi atau bahan Praktis Riset Komunikasi: Disertai
acuan dalam penelitian selanjutnya. Contoh Praktis Riset Media, Public
Khususnya pada penelitian kualitatif Relations, Advertising, Komunikasi,
paradigma kontruktivitis yang menggunakan Organisasi,Komunikasi Pemasaran.
analisis resepsi. Selain itu, peneliti juga Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
berharap penelitian ini bisa lebih mendalam

Vol.10/N0.01/April 2016! ()!


!
!
Littlejohn Stephen.W & Keren. A. Fossall. Vivian John. 2008. Teori Komunikasi Massa
2012. Theory of Human Communication, Edisi ke-8. Jakarta: Kencana Prenada
9th Ed. Jakarta: Salemba Humanika Media Group.
McQuail Denis. 2004. McQuail’s Reader in William R. Rivers at.al, 2003. Media Massa
Mass Communication Theory. London: dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua .
Sage Publication Jakarta: Prenada Media
----------------------. 2004. Teori Komunikasi E-Book :
Massa: Suatu Pengantar. Jakarta :
Erlangga. Danesti Marcel. [e-book].
2013. Encyclopedia of Media and
----------------------. 2011. Teori Komunikasi Communication. University of Toronto
Massa McQuail. Jakarta: Salemba Press.
Humanika.
Littlejohn Stephen.W. [e-book]. 2009.
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Encyclopedia of Communication Theory.
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. USA: SAGE Publication.
Remaja Rosda Karya
Jurnal :
Morrison, M.A. [dkk]. 2010. Teori
Komunikasi Massa : Media, Budaya, dan Gunawan Metha. 2013. Jurnal E-
Masyarakat. Bogor: PT Ghalia Indonesia. KOMUNIKASI Vol I. No.3. Ilmu
Komunikasi. Universitas Kristen Petra.
Mulyana Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi: Surabaya
Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakaya Ido Prijana Hadi. [t.t]. “Penelitian Khalayak
Dalam Prespektif Reception Analysis”.
Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 3, No. 1,
Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Januari 2009. Ilmu Komunikas Fakultas
Persada Ilmu Komunikasi. Universitas Kristen
Petra.
Oxford Dictionary. 2008. Diedit oleh
Victoria Bull. New York: Oxford Hidayat Deddy N. 2003. “Paradigma dan
University Press. Metodologi Penelitian Sosial Empirik
Klasik”. Departemen Ilmu Komunikasi
Rakhmat Jalaluddin. 2011. Psikologi FISIP Universitas Indonesia.
Komunikasi. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya. Skripsi :
Santoso Slamet, 2010. Teori-Teori Psikologi Billy Susanti. 2014. “Analisis Resepsi
Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Terhadap Rasisme dalam Film (Studi
Analisis Resepsi Film 12 Years A Slave
Sobur Alex. 2009. Psikologi Umum. pada Mahasiswa Multi Etnis)”. Skripsi.
Bandung: Pustaka Setia Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu
Komunikasi dan Informatika. Universitas
Strinati Dominic, 2010. Popular Culture:
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Pengantar Menuju Teori Budaya
Populer. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA Internet :
Sutrisno, Mudji dkk. [t.t]. Cultural Studies: http://tempo.co/read/news/2012/11/30/dema
Tantangan Bagi Teori-Teori Besar m-k-pop-indonesia,diakses pada 28
Kebudayaan. Depok: Koekoesan. Januari 2016, pukul 15:22 WIB

Vol.10/N0.01/April 2016! (*!


!
!
!

"#$%&'!()*)!+,$)-,.,/)$!/#*0)1)%!2&34',5)$,!2*,$,$!6(6+!76)1)'!
(#')'884.)'8)'!6#'9)')!+)#*)0:!1)'!;,3!<="!2.)/#'!;)04'!>?@A!!
!

")1#'!"&*&!+*,)1#./)!B4'#C)D!+,)'!(4*E&*,',D!!

driadelta@gmail.com, dian.purworini@ums.ac.id

Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

=-$/*)5!

-./01/1!1213!41516!6.78149!:151/!;181!41/!4931/1!;181,!6.7<6131!49!41.71=!>1/?!71@1/!A./01/1!;.5.769!
41.71=! 5.;9;97! 51/619,! 2.7./?! ?</</?! A.7159,! 41/! 219/! ;.A1?19/>1B! C121=! ;16<! @921>1=! 49! D1@1! E./?1=!
>1/?! 71@1/! 1:1/! A./01/1! 14121=! F1A<516./! F216./B! G2.=! ;.A1A! 96<! -H-I! J-141/! H./1/??<21/?1/!
-./01/1! I1.71=K! F216./! 41/! A.:.781;131! 4./?1/! 693! CLM! F216./! 6.7<;! 3./.7<;! 3./?=93A1<!
31;>171:16! 1:1/! ;9?15! 41213! 3./?=14159! A./01/1B! N1;>171:16! 5141! <3<3/>1! 3./>.715! 9/OP731;9!
>1/?! 49;13519:1/! P2.=! -H-I! 41/! 693! CLM! F216./! 3.212<9! :P3</9:1;9! 21/?;</?! 161<5</! 3.212<9! ;P;912!
3.491B!Q13</!31;>171:16!>1/?!3.35</>19!:.A<6<=1/!:=<;<;!;.5.769!5./>1/41/?!49;1A92961;!3.3929:9!
0171!6.7;./4979!41213!A.7:P3</9:1;9!41/!3./>.715!9/OP731;9B!H./.29691/!9/9!3./??</1:1/!5./4.:161/!
:<1/696169O!4./?1/!3.6P4.!;<7R.>B!H./4.:161/!:<1/696169O!4./?1/!3.6P4.!;<7R.>!495929=!:17./1!3135<!
3.31517:1/! A1?1931/1! 7.;5P/! 31;>171:16! 3.212<9! 4161! >1/?! 495.7P2.=! 4179! 7.;5P/4./B! HP5<21;9!
41213!5./.29691/!9/9!A.78<321=!#+$!P71/?,!;.6.21=!49=96</?!4./?1/!7<3<;!C2PR9/!31:1!495.7P2.=!;135.2!
;.A1/>1:! "+! 7.;5P/4./B! S1;92! 4179! 5./.29691/! 9/9! 3./</8<::1/! A1=@1! 7.;5P/! 31;>171:16! 5./>1/41/?!
49;1A92961;! ;.;<19! 4./?1/! 5.7=96</?1/! P21=! 4161! 3./</8<::1/! /9219! 3.1/! ;.A.;17! %B&"! >1/?! 3./?10<!
5141!9/49:16P7!T;.6<8<UB!M.;5P/!3.7.:1!6.7A921/?!A19:!;.761!3135<!3.3A.79:1/!!""#$%&'!>1/?!5P;969O!
:.5141!-H-I!41/!693!CLM!F216./B!!

2)/)!24'9,V!:P3</9:1;9!:79;9;,!A./01/1,!31;>171:16!49;1A92961;!

"#$%&'(%$!

(%)*+%,-#./%/)"+/-&%0-1%22"0-%03).4"-%0#-%0351"+"6-"/2"&.%,,3-.0-#./%/)"+72+80"-%+"%/-/*&1-%/-&8%/)%,-
%+"%/6- /,82"/- 8!- 98,&%08"/6- ")&:- ;0"- 8!- )1"- %+"%/- .0- <"0)+%,- =%9%- 5.,,- $"- 2+80"- )8- #./%/)"+- ./- >,%)"0:--
?1"+"!8+"6- @A@B- CD"E.80%,- B./%/)"+- D",."!- FE"0&3G- >,%)"0- %0#- .0- &882"+%).80- 5.)1- D"/&*"- )"%4- >,%)"0-
&80).0*8*/,3-%22"%,"#-)8-/8&.")3-5.,,-$"-/2+.E1),3-.0-)1"-!%&"-8!-#./%/)"+:-?1"-E"0"+%,-/8&.")."/-%+"*/*%,,3-
%$/8+$.0E-%03-.0!8+4%).80-/*$4.))"#-$3-@A@B-%0#-D"/&*"-)"%4->,%)"0-)1+8*E1-#.+"&)-&844*0.&%).80-8+-
)1+8*E1- /8&.%,- 4"#.%:- @*)- )1"- #./%$,"#- &844*0.)3- 1%9"- &"+)%.0- 850- 5%3- )8- &844*0.&%)"- %0#- %$/8+$-
.0!8+4%).80:-?1./-+"/"%+&1-*/"/-%-H*%0).)%).9"-%22+8%&1-5.)1-/*+9"3-4")18#/-!8+-.)/-%$.,.)3-)8-.0)"+2+")-
&844*0.)3I/- +"/280/"/- )1+8*E1- H*"/).800%.+"/:- A82*,%).80- .0- )1./- /)*#3- %48*0)"#- )8- JKL- 2"82,"/6- %/-
&%,&*,%)"#-$3-)1"-M,89.0I/-)1"-8$)%.0"#-/%42,"-8!-NK-+"/280#"0)/:-?1"-+"/*,)/-.0#.&%)"-)1%)-+"/280/"-8!-
#./%$,"#- &844*0.)3- .0- %&&8+#%0&"- 5.)1- )1"- &%,&*,%).80- #%)%- /185/- )1"- 9%,*"- 8!- 4"%0- ./O:PN- %0#-
.0#.&%)8+-8!-)1%)-9%,*"-51.&1-+"!"+/-)8-Q-%E+""-Q:-?1"-&844*0.)3I/-+"/280/"/-2+89"-)1%)-)1"3-1%9"-28/.).9"-
!""#$%&'-)85%+#-@A@B-%0#-D"/&*"-)"%4->,%)"0:-

)*+,-&.$R-&+././-&844*0.&%).806-#./%/)"+6-#./%$.,.)."/-2"82,"-

Vol.10/N0.01/April 2016! )+!


!

Anda mungkin juga menyukai