Anda di halaman 1dari 17

ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal.

19-35 19

PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI


FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”

Agistian Fathurizki1, Ruth Mei Ulina Malau1


1
Universitas Telkom
ABSTRAK

Film sebagai media komunikasi massa memiliki jangkauan yang luas. Film Men, Women & Children arahan sutradara
Jason Rietman bercerita tentang bagaimana perkembangan teknologi internet dapat berdampak bagi kehidupan
manusia saat ini. Salah satu dampak internet yang diperlihatkan dalam film ini adalah pornografi. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis resepsi (reception analysis) Stuart
Hall. Analisis resepsi akan memfokuskan pada pertemuan antara teks dan pembaca atau dengan kata lain media dan
audiens. Analisis resepsi memandang audiens sebagai producer of meaning yang aktif menciptakan makna, bukan
hanya sebagai konsumen dari isi media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi audiens menurut
tiga posisi pembacaan milik Stuart Hall terhadap konten pornografi dalam film “Men, Women & Children”. Ketiga
posisi tersebut yaitu dominant reading, negotiated reading dan oppositional reading. Hasil penelitian menunjukan
dari sepuluh scene unit analisis yang diteliti, delapan di antaranya informan berada dalam posisi oppositional reading
mutlak dan dalam dua scene lainya masing-masing satu informan berada dalam posisi negotiated reading dan dua
infroman lain berada dalam posisi oppositional reading. Dimana di dalam setiap scene tersebut memiliki materi
seksualitas yang berbeda-beda dimulai dari gerak tubuh, percakapan, suara, tulisan, dan gambar bergeran/video sesuai
dengan definisi pornografi menurut UU Republik Indonesia No. 44 tahun 2008. Tidak adanya informan yang berada
dalam posisi dominant reading dikarenakan seluruh informan menolak adanya adegan pornografi dalam film tersebut.

Kata-kata Kunci: Analisis Resepsi, Pornografi, Film.

PORNOGRAPHY ON FILM: RECEPTION ANALYSIS ON


“MEN, WOMEN & CHILDREN” FILM
ABSTRACT

Film is a communication media which has broad reach. Men, Women & Children Film is directed by Jason Rietman
and it tells us about how development of internet technology can impact human life in this era. One of its impact which
is shown in this film, is pornography. The methodologhy of this research is descriptive qualitative with Stuart Hall’s
reception analysis. Reception analysis focused in meeting of text and readers or it can mean meeting of media and
audience. Reception analysis perceives audience as active producer of meaning which creates meaning of media
content, it doesn’t just perceive audience as consumer of media content. The purpose of this research is to know the
position of audience in accordance with Stuart Hall’s three positions readout of pornography content in “Men,
Women & Children” film. These three positions are dominant reading, negotiated reading and oppositional reading.
Based on this research result, from ten analysis scene units which are analysed, eight of them are informant in absolute
oppositional reading position and two others are an informant in negotiated reading position, and two informants in
oppositional reading position. Each of that scenes has different sexuality content such as body motions, talks, voices,
articles, and moving pictures/videos which are accordance with the definition of pornography based on Indonesian
Law No. 44 of 2008. There aren’t informant in dominant reading position because all of informants refused the
existance of pornography scenes in that film.

Keywords: reception analysis, pornography, film

___
Korespondensi: Agistian Fathurizki. Universitas Telkom, Jl. Telekomunikasi, Sukapura, Dayeuhkolot,
Bandung 40257. Email: agisfathurizki@gmail.com
20 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
PENDAHULUAN beberapa negara di Eropa, Afrika dan Asia. Film
ini tidak masuk ke bioskop-bioskop di
Film Men, Women & Children karya
Indonesia. Penonton di Indonesia hanya bisa
Jason Rietman yang diproduksi oleh Paramount
menikmati film ini dengan menonton secara
Picture dirilis pada tanggal 17 Oktober 2014 di
online di website streaming film maupun
Amerika. Film ini diangkat dari Novel karya
mengunduhnya di internet. Adapun untuk
Chad Kultgen dengan judul yang sama. Dengan
pelanggan UseeTV di Indonesia bisa
menggaet beberapa bintang Hollywood seperti
menikmatinya di channel HBO maupun feature
Adam Sandler, Jennifer Gardner, Rosemarie
layanan Video On Deman yang disediakan.
DeWitt, Ansel Elgort film ini berhasil meraup
Penulis melakukan pra-riset dengan
keuntungan sebesar $47.553 di Amerika untuk
menggunakan analisis isi semantik dengan
minggu pertama penayangannya dan
klasifikasi analisis penunjukan (designation),
mendapatkan keuntungan sebesar $461.162
menggambarkan frekuensi seberapa sering
selama penayanganya. Dengan rating 6,7/10
objek tertentu (orang, benda, kelompok atau
dari 23.335 user imdb (Internet Movie
konsep) (Burhan Bungin, 2013:157) [1]. Dengan
Database).
menghitung frekuensi scene kemunculan tema
Film Men, Women & Children berdurasi
masalah yang muncul akibat dampak dari
1 jam 59 menit ini menceritakan dampak dari
adanya internet dalam film Men, Women &
penggunaan internet terhadap tokoh – tokoh
Children yang sebelumnya sudah di
pada film ini yang tanpa mereka sadari
klasifikasikan yaitu scene pornografi, gamming,
mengubah gaya berkomunikasi mereka, cara
anoreksia, tracking, popularitas dan adapun
mereka mencitrakan dirinya di dunia virtual,
scene di luar masalah tersebut penulis
sampai ke kehidupan asmara mereka. Film ini
mengklasifikasikannya ke dalam scene narrator
banyak mengangkat masalah masalah lain yang
dan scene penunjang bisa dilihat dalam table
ditimbulkan oleh internet seperti budaya
berikut.
gamming, anoreksia, berburu popularitas,
Tabel 1.1
perselingkuhan hingga maraknya konten vulgar
Data Frekuensi Kemuculan Masalah Dalam
yang sangat mudah di akses melalui internet. Film Men, Women & Children
Frekuensi
Pemutaran perdana film ini dilaksanakan Scene
kemunculan
Presentase

pada tanggal 6 September 2014 di acara Toronto Pornografi 21 14,78%


Gamming 8 5,63%
International Film Festival yang selanjutnya Anoreksia 12 8,48%
disusul dengan penayangan terbatas di berbagai Tracking 16 11,26%
Popularitas 10 7,04%
bioskop di dunia pada tanggal 17 Oktober 2014. Narator 20 14,08%
Penunjang 55 38,73%
Beberapa negara yang menayangkan film Men,
Total 142 100%
Women & Children ini adalah Canada, Amerika
Serikat, Brazil, UK, Mexico, Australia,
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 21
Data tersebut menyatakan bahwa apa yang di maknai audiens tentang media
banyaknya frekuensi kemunculan masalah- tersebut dan mengungkap sesuatu yang
masalah yang ditimbulkan oleh internet dalam tersembunyi di balik penuturan audiens.
film Men, Women, Children. Diketahui bahwa Dengan menggunakan teori
3 masalah yang frekuensi kemunculannya encoding/decoding yang di kemukakan oleh
paling banyak yaitu kemunculan scene Stuart Hall peneliti berusaha mengungkapkan
pornografi dalam film tersebut sebanyak bagaimana peran audiens dalam menerima
14,78%, Tracking 11,26% dan Anoreksia pesan dan relasi persepsi antara produsen dan
8,48%. Data tersebut memperlihatkan bahwa konsumen terhadap teks. Pemaknaan pesan
bagaimana dampak dari internet sangat tergantung dari latar belakang audiens dan
berpengaruh terhadap besarnya masalah pengalamanya. Dalam teori ini Hall
ponografi yang diperlihatkan dalam film Men, mengemukakan proses komunikasi yaitu
Women & Children. encoding dan decoding yang dilakukan oleh
Penelitian ini menggunakan metode media dan audiens. Encoding adalah proses
penelitian kualitatif dengan metode analisis membuat pesan yang sesuai dengan kode
resepsi. Analisis resepsi akan memfokuskan tertentu, sedangkan decoding adalah proses
pada pertemuan antara teks dan pembaca atau penggunaan kode untuk memaknai sebuah
dengan kata lain media dan audiens. Analisis pesan. Dalam proses komunikasi tersebut
resepsi memandang audiens sebagai producer audiens berperan aktif dalam memaknai dan
of meaning yang aktif menciptakan makna, menginterpretasikan pesan yang mereka terima,
bukan hanya sebagai konsumen dari isi media. yang bisa saja tidak sesuai dengan makna yang
Menurut Denis McQuail, analisis resepsi terkandung dalam pesan itu sendiri.
menekankan pada penggunaan media sebagai Sebuah film dapat berperan sebagai
refleksi dari konteks sosial budaya dan sebagai perantara dalam komunikasi atau bisa di
proses dari pemberian makna terhadap seluruh katakan sebagai komunikator, hal ini
pengalaman dan produksi kultural (McQuail, dikarenakan sebuah film dapat langsung
[7]
1997:19) . Audiens memaknai dan berhubungan dengan para penontonya. Bahkan
menginterpretasi teks media sesuai dengan dari zaman dahulu film sudah biasa di buat
kondisi sosial-budaya mereka dan juga untuk segala macam tujuan, terlebih lagi dengan
dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya teknologi yang ada saat ini film di buat
masing-masing. Karena pada dasarnya makna semenarik mungkin untuk menarik perhatian
sebuah teks bersifat polisemi dan terbuka penonton dan dengan penyampaiannya yang
sehingga sangat memungkinkan audiens mudah dipahami. Film juga merupakan sarana
memiliki pemahaman dan interpretasi pesan komunikasi yang mampu mempengaruhi nilai
secara berbeda. Dengan analisis resepsi peneliti dan perilaku masyarakat dengan menggunakan
berupaya menganalisisnya untuk mengungkap
22 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
efek dan tampilan visual gambar yang menarik d. Informasi;
untuk di lihat. e. Pendorong karya kreatif; dan
Adapaun pemilihan film ini sebagai objek f. Ekonomi.
penelitian karena dilatar belakangi oleh cerita Pornografi
dalam film Men, Women & Children yang Dalam Undang-Undang Republik
dimana terdapat gambar, kata-kata dan tulisan Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang
yang dimaksudkan oleh sutradara untuk Pornografi menyebutkan pada pasal 1 huruf a;
menggambarkan realitas kehidupan masyarakat Pornografi adalah materi seksualitas yang
modern saat ini yang sangat tergantung dengan dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar,
adanya internet yang sebenarnya seperti dua sisi sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
koin yang memiliki dampak positive maupun gambar bergerak, animasi, kartun, syair,
dampak negative yang mengintai penggunanya. percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan
Untuk itu melalui penelitian ini akan di komuniaksi lain melalui berbagai bentuk media
ungkapkan lebih jauh bagaimana pesan-pesan komunikasi dan/atau pertunjukan di muka
pornografi yang terkandung dalam film Men, umum, yang dapat membangkitkan hasrat
Women & Children di sampaikan kepada seksual dan/atau melanggar nilai-nilai
penontonnya. kesusilaan dalam masyarakat. Adapun
Film pengertian pornografi lainya yaitu menurut
Film adalah media komunikasi yang Departemen Pendidikan Nasional dalam
bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu (Khoirunnisa, 2012) , 1 Pornografi adalah
pesan kepada sekelompok orang yang penggambaran tingkah laku secara erotis
berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, dengan lukisan atau tulisan untuk
1986: 134)[3]. Tumbuh dan berkembangnya film membangkitkan nafsu birahi; 2 bahan bacaan
sangat bergantung pada tekhnologi dan paduan yang dengan sengaja dan sematamata dirancang
unsur seni sehingga menghasilkan film yang untuk membangkitkan nafsu birahi.
berkualitas (McQuail,1997:110).[6] Film Reception Theory Stuart Hall
dikelompokkan pada jenis film dokumenter Encoding/Decoding
(documentary films), film cerita pendek (short Sistematika penyampaian pesan media
films) dan film ceerita panjang (feature-length massa pada awalnya digambarkan secara linear
films) (Effendy, 2009:3)[4] atau satu arah. Dimana sender/pengirim pesan
Adapun fungsi perfilman di atur dalam diposisikan sebagai sumber yang mutlak
UU No. 33 tahun 2009 pada bab 2 pasal 4 yaitu: bertanggung jawab atas pesan yang diciptakan.
a. Budaya; Setelahnya, ketika pesan berhasil di
b. Pendidikan; distribusikan dan sampai kepada
c. Hiburan; receiver/penerima pesan proses tersebut di
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 23
anggap selesai. Realitanya, proses persebaran dianalisis secara terpisah. Storey (1996)
pesan yang di anggap linear tersebut menuai menyederhanakan konsep Hall menjadi tiga
kritik karena mengabaikan keterkaitan yang bagian, dengan menggabungkan tahap ketiga
cukup kompleks antara pengirim pesan, pesan dan keempat. Ketiga tahapan tersebut dijelaskan
itu sendiri dan penerima pesan. Hal ini dengan mengacu pada diagram persebaran
menunjukan bahwa pengirim pesan makna milik Stuart Hall, seperti berikut:
menganggap receiver sebagai penerima pesan
berperan pasif. Hal ini didasari pada asumsi
bahwa pesan yang diciptakan akan secara
menyeluruh dapat diterima dan diserap oleh
setiap penerima pesan. Padahal menurut Elliot,
penonton berperan sebagai penerima pesan
(receiver) sekaligus sumber (source) dalam
distribusi pesan di televisi (dalam During, Bagan 2.1 Diagram sirkulasi makna Stuart Hall
1993:92) (dalam Storey 1996:10)
Stuart Hall (1973) muncul dengan
Tahapan pertama ialah proses produksi
tulisannya yang berjudul “Encoding and
sebuah wacana, dalam hal ini tayangan televisi.
Decoding Televisi Discourse” atau
Alasan mendasar pemicu terjadinya sebuah
“Pembentukan dan Pembongkaran kode dalam
produksi antara lain adanya kepentingan
Wacana Televisi” sebagai kritisi dari masalah
institusi terkait atau permintaan pasar untuk
tersebut dan membawa pembaharuan dalam
menayangkan program tertentu. Pada tahap ini,
bidang ini. Pada dasarnya Hall mengembangkan
pengirim pesan akan merencanakan dan
konsep linear terebut menjadi lebih dinamis
memilih ide, nilai, serta fenomena sosial apa
dengan memperhitungkan peranan semua pihak
yang akan di tampilkan dalam tayangan
yang terkait dalam proses produksi dan
tersebut. Seperti itulah proses siklus distribusi
penyebaran pesan. Ia menawarkan empat
makna dimulai. Selanjutnya, Hall menjelaskna
tahapan dalam teori komunikasi, “production,
aturan-aturan yang membatasi proses ini.
circulation, use (which here he calls
“[the moment of media production] is
distribution or consumption), and
framed throughout by meanings and ideas:
reproduction”(During, 1993: 507). Dalam
knowledge in use concerning the routines of
memaknai konsep Hall, During menambahkan
production, historically defined technical skills,
bahwa setiap tahap mempengaruhi tahap
professional ideologies, institutional
selanjutnya dan pada akhirnya pesan yang
knowledge, definitions and assumptions,
diciptakan akan secara tersirat terbawa sampai
assumption about the audience and so frame the
akhir produksi. Namun demikian, tahapan-
tahapan bersifat independen karena dapat
24 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
constitution of the programme through this dipastikan menjadi sangat beragam dan
production structure.” (dalam Storey,1996: 10) sepenuhnya bergantung pada penonton sebagai
Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan receiver atau penerima pesan.
bahwa sebuah produksi dilakukan secara Tahap terakhir adalah saat dimana audiens
terbatas pada nilai-nilai tertentu. Adapun faktor berusaha memaknai tayangan dengan
yang membatasi proses ini yaitu faktor internal membongkar kode-kode dari tayangan yang
dan eksternal. Faktor internal meliputi sudut disaksikan atau dapat dikatakn proses
pandang produsen dalam melihat fenomena decoding. Proses pembongkaran kode ini
sosial sebagai bentuk aplikasi dari ideology meliputi beberapa proses yang dipengaruhi latar
yang menjadi visi-misi. Fasilitas infrastruktur belakang audiens. Contohnya, interpretasi
berperan penting dalam pembentukan citra atau berbeda beberapa audiens film yang sama dapat
gambar yang diharapkan dibentuk dari tayangan dipengaruhi oleh latar belakang audiens yang
yang di hasilkan. Sedangkan, keberadaan berbeda dan prosesnya. Pesan yang berhasil di
audiens turut dipertimbangkan sebagai faktor tangkap oleh audiens ini disebut sebagai
eksternal. Hasil akhir dari proses ini berupa meaning structure 2. Aplikasi pesan yang
pembentukan kode dari fenomena sosial berhasil ditangkap oleh aaudiens meupakan
menjadi sebuah pesan atau disebut dengan bentuk reproduksi dari sebuah produksi. Dalam
meaning structure 1 atau struktur makna 1. kata lain, proses produksi yang berasal dari
Dapat dikatakan bahwa, pada tahap ini struktur visualisasi nilai kehidupan sosial kembali
makna didominasi dan dimaknai dari sudut diproduksi dalam kehidupan sosial. Sirkulasi
pandang produsen sebagai pencipta dan makna milik Hall disebut sebagai rantai
pengirim pesan. komunikasi karena proses produksi dan
Tahap selanjutnya ialah penyampaian distribusi pesan terus berputar secara sirkular
pesan yang telah menjadi sebuah tayangan atau yang bebrda dengan konsep linear yang satu
program. Tayangan tersebut adalah realisasi arah.
dari ide yang sebelumnya di rancang. Melalui Hall mengatakan (dalam During,
media inilah audiens meliki akses untuk 1993:93), “The codes of encoding and decoding
memaknai pesan yang dikirimkan. Namun, may not be perfectly symmetrical”. Maksudnya
audiens tidak secara langsung menerima makna yang dirancang dalam struktur makna 1
struktur makna 1 dari produsen atu sender tidak otomatis identik dengan makna yang
melainkan melalui tayangan televisi. Dominasi ditangkap audiens dalam strktur makna 2. Tidak
dari bahasa dan visualisasi tayangan membuat ada jaminan mengenai resepsi audiens yang
eksistensi pengirim pesan tidak tidak lagi dihasilkan dari sebuah produksi akan sama
terlihat. Dengan demikian, ketika pesan ini dengan yang diharapkan oleh institusi yang
ditayangkan interpretasi terhadap isinya bisa memproduksi pesan tersebut.
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 25
Perbedaan kedua makna tersebut sering respon audiens dianggap sesuai dengan harapan
kali diartikan sebagai sebuah kesalahpahaman. pengirim pesan.
Namun, Hall melihat fenomena tersebut dari b) Negotiated position atau Posisi Negosiasi
sudat pandang yang berbeda, “what they [the Posisi ini merupakan posisi kombinasi.
broadcaster] really mean to say is that viewers Pada satu sisi audiens dapat menangkap kode
are not operating within the ‘dominant’or dominan yang ada dalam teks namun
‘preferred’ code” (dalam Storey, 1996: 12). sebagiannya lagi menolaknya dan mereka
Yang dimaksud dari “dominant code” atau melakukan seleksi mana yang cocok atau tidak
“preferred code” atau kode pilihan adalah untuk diadaptasikan ke dalam konteks yang
acuan terhadap pengetahuan atau kebiasaan lebih terbatas (local). Dengan kata lain audiens
universal sebagai bagian dari budaya yang tidak menerima mentah-mentah pesan yang ada.
dipahami oleh masyarakat. Kedua kode tersebut c) Opposotional position atau Posisi Oposisi
juga desebut sebagai kode professional karena Sama halnya dengan audiens dalam posisi
mengandung dominasi dan ideologi negosiasi, dalam hal ini audiens juga mengerti
institusional pengirim pesan. Hall tidak benar makna denotative dan konotatif sebagai
menyangkal bahwa ketidakpahaman audiens abstraksi dari pesan yang dibuat, tetapi sikap
akan kode-kode tersebut sebagai yang mereka tunjukan justru bertolak belakang
kesalahpahaman yang mungkin terjadi, namun dengan isi pesan. Dengan kata lain, dalam posisi
ia beranggapan bahwa hal ini perlu dimaknai ini terlihat adanya bentuk keberatan terhadap
secara tersendiri. Hal tersebutlah yang memicu kode dominan karena adanya acuan alternative
pentingnya penelitian mengenai resepsi audiens yang dianggap lebih relevan.
karena hal tersebut tidak bisa disamaratakan. Ketiga posisi ini akan dijadikan dasar
Untuk melakukan penelitian tersebut, dari klasifikasi analisis respon dalam penelitian
Hall dalam (Avriyanty, 2012: 13) ini. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi
mengklasifikasikan posisi audiens berdasarkan posisi audiens dalam meresepsi pesan dari film
hasil proses pembongkaran kode atas wacana tersebut dapat dijelaskan melalui perbedaan
pertelevisian. Ketiga posisi tersebut adalah: perspektif audiens. Melvin De Fleur dan Sandra
a) Dominant-hegemonic position atau Posisi Ball-Rokeach (dalam Nurudin, 2004; Rakhmat,
Dominan-Hegemonis 1994) mengkaji interaksi audiens dan
Audiens yang termasuk dalam klasifikasi bagaimana tindakan audiens terhadap isi media.
ini memahami isi pesan secara apa adanya. Mereka menyajikan tiga perspektif yang
Dengan kata lain, audiens sejalan dengan kode menjelaskan kajian tersebut. Ketiga perspektif
dominan yang dari awal berusaha dibangun oleh itu adalah sebagai berikut:
pengirim pesan. Hal ini merupakan contoh ideal 1. Individual Differences Perspective.
penyampaian pesan yang transparan karena Perspektif perbedaan individual memandang
bahwa sikap dan organisasi personal-
26 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
psikologis individu akan menentukan 3. Social Relation Perspective.
bagaimana individu memilih-milih stimuli Persektif ini menyatakan bahwa hubungan
dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi secara informal mempengaruhi audiens
makna pada stimuli tersebut. Berdasarkan dalam merespon pesan media massa.
ide dasar dari stimulus-response, perspektif Dampak komunikasi massa yang diberikan
ini beranggapan bahwa tidak ada audiens diubah secara signifikan oleh individu-
yang relatif sama, makanya pengaruh media individu yang mempunyai kekuatan
massa pada masing-masing individu berbeda hubungan sosial dengan anggota audiens.
dan tergantung pada kondisi psikologi
individu itu yang berasal dari pengalaman METODE PENELITIAN
masa lalunya. Dengan kata lain, masing- Metode yang digunakan peneliti dalam
masing individu anggota audiens bertindak penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif
menanggapi pesan yang disiarkan media deskriptif dengan menggunakan analisis
secara berbeda, hal ini menyebabkan mereka resepsi (reception analysis) Stuart Hall.
juga menggunakan atau merespon pesan Analisis resepsi akan memfokuskan pada
secara berbeda pula. pertemuan antara teks dan pembaca atau
2. Social Categories Perspective. dengan kata lain media dan audiens. Analisis
Perspektif ini melihat di dalam masyarakat resepsi memandang audiens sebagai producer
terdapat kelompok-kelompok sosial yang of meaning yang aktif menciptakan makna,
didasarkan pada karakteristik umum seperti bukan hanya sebagai konsumen dari isi media.
jenis kelamin, umur, pendidikan, Audiens memaknai dan menginterpretasi teks
pendapatan, keyakinan beragama, tempat media sesuai dengan kondisi sosial-budaya
tinggal, dan sebagainya. Masing-masing mereka dan juga dipengaruhi oleh pengalaman
kelompok sosial itu memberi kecenderungan pribadinya masing-masing. Paradigma yang
anggota-anggotanya mempunyai kesamaan digunakan oleh peneliti yaitu paradigma
norma sosial, nilai, dan sikap. Dari kesamaan konstruktivis, dikarenakan peneliti ingin
itu mereka akan mereaksi secara sama pada mengetahui bagaimana audiens atau khalayak
pesan khusus yang diterimanya. film Men, Women, & Children dalam
Berdasarkan perspektif ini, pemilihan dan menerima pesan konten pornografi yang tersaji
penafsiran isi oleh audiens dipengaruhi oleh dalam film tersebut, dan mengkonstruksi ulang
pendapat dan kepentingan yang ada dan oleh pesan yang di sampaikan oleh film tersebut.
norma-norma kelompok sosial. Dalam Dengan memperhatikan berbagai aspek yang
konsep audiens sebagai pasar dan sebagai mempengaruhi audiens dalam mengkonstruksi
pembaca, perspektif ini melahirkan pesan yang di terima dari film tersebut yang
segmentasi. dimana selanjutnya para audiens tersebut akan
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 27
di kelompokan dalam tiga posisi audiens yang membangkitkan hasrat seksual dan/atau
dikemukakan oleh Stuart Hall. melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam
masyarakat.
PEMBAHASAN Hasil analisis preffered reading dalam
Dalam tahapan pertama melakukan scene pornografi 1 menunjukan adegan yang
analisis resepsi yang dikemukakan oleh Jensen memperlihatkan Don Truby sedang menonton
(1993: 273), hal pertama yang harus dilakukan sebuah video porno dari sebuah website
yaitu menganalisis preffered reading dari teks pornografi yang ia gunakan sebagai fantasi
menggunakan analisis isi untuk mengetahui seksualnya dalam melampiaskan nafsu
pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat biarahinya, gerak tubuhnya yang terlihat
pesan. Dalam penelitian ini, peneliti mengibaskan dasi yang ia kenakan ke belakang
menggunakan analisis semiotik John Fiske agar tidak mengganggu atau menghalangi
untuk menganalisis preffered reading konten kegiatan seksual yang akan ia lakukan, dalam
pornografi dalam film Men, Women & hal ini masturbasi. Sedangkan berdasarkan
Children. Yang selanjutnya membandingkan hasil analisis dari FGI yang dilakukan denga
preffered reading tersebut dengan hasil para informan dalam scene pornografi 1 ini
analisis resepsi audiens dari transkrip mereka mengemukakan materi seksualitas
wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk yang paling menonjol yaitu gerakan tubuh.
kemudian audiens dikelompokan ke dalam tiga dilihat dari kegiatan yang sedang dilakukan
kelompok pemaknaan yaitu dominant reading, Don Truby memperlihatan gerak tubuh
negotioated reading dan oppositional reading. seseorang yang akan melakukan aktifitas
Terdapat sepuluh scene pornografi yang dipilih seksual sambil menonton video porno di salah
peneliti untuk dijadikan sebagai unit analisis satu website pornografi. Ketiga informan tidak
dalam penelitian ini. setuju dengan perbuatan yang dilakukan oleh
Peneliti menggunakan definisi Don Truby hal ini menunjukan bahwa semua
pornografi yang dilemukakan oleh Undang- infrorman berada dalam posisi oppositional
Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun reading . Oppositional position, yaitu audiens
2008 tentang Pornografi menyebutkan pada membaca kode atau pesan yang lebih disukai
pasal 1 huruf a; Pornografi adalah materi dan membentuknya kembali dengan kode
seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam alternative. Dalam bentuk ekstrem
bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, mempunyai pandangan yang berbeda,
suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, langsung menolak karena pandangan yang
kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau berbeda.
bentuk pesan komuniaksi lain melalui berbagai Selanjutnya dalam hasil analisis
bentuk media komunikasi dan/atau preffered reading dari scene pornografi 2 yaitu
pertunjukan di muka umum, yang dapat memperlihatkan adegan percakapan yang
28 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
dilakukan oleh tiga siswi sekolah menengah membuat mereka berada dalam posisi
pertama di Amerika, mereka adalah Hannah oppositional reading dalam scene ini.
Clint, Allison dan Brooke. Percakapan tersebut Selanjutnya dalam scene pornografi 3
membahas tentang pengalaman berhubungan diperlihatkan adegan sesi pemotretan yang
seksual yang dialami oleh Hannah, ia bercerita dilakukan oleh Hannah Clint dengan ibunya
tentang apa yang ia lakukan dengan seorang yaitu Donna. Hannah terlihat mengenakan bra
lelaki yang lebih tua darinya yang ia temui di bermotif macan dan celana dalam berwarna
Florida. Dari gesture dan cara bicara Hannah merah. Ia terlihat berpose memperlihatkan
memperlihatkan ia sudah biasa melakukan lekuk tubuhnya, kegiatan pemotretan tersebut
hubungan seksual dan ia menganggapnya dilakukan untuk website pribadi Hannah yang
sebagai natural progration dan ia pun berisi galeri foto panas miliknya yang dikelola
mengatakan bahwa melakukan hubungan sendiri oleh ibunya Donna. Lalu dalam analisis
seksual sejak dini itu penting agar nantinya penerimaan para informan mengatakan materi
mereka jadi mahir. Selanjutnya dalam analisis seksualitas yang menonjol dalam scene
yang dilakukan dari hasil FGI yang dilakukan pornografi 3 ini adalah gerak tubuh. Terlihat
pada tiga informan menyebutkan bahwa materi dari gerak tubuh yang diperlihatkan Hannah
seksualitas yang paling menonjol dalam scene Clint ketika ia berpose dalam pemotretan
ini adalah percakapan. Karena diceritakan dimana ia sedikit memajukan bagian dadanya
dalam adegan tersebut terjadi percakapan dan menonjolkan bagian bokongnya agar
antara Hannah, Allison dengan Brooke dimana terlihat lebih besar dan terkesan nakal. Sesi
mereka membicarakan pengalan hubungan pemotretan tersebut diperuntukan untuk
seksual yang dialami Hannah. Informan 1 keperluan website pribadi Hannah yang
beranggapan pengalaman seksual yang dialami berisikan galeri fotonya menggunakan baju
oleh Hannah adalah buah dari pergaulan bebas minim yang dikelola oleh ibunya. Informan 1
dan menganggap bahwa berhubungan seksual beranggapan bahwa ia tidak masalah dengan
di bawah umur adalah suatu hal yang wajar dan pemotretan yang menggunakan baju terbuka,
ia tidak setuju dengan itu. Sama halnya dengan karena ia sudah terbiasa dengan wanita yang
informan 1, informan 3 menganggap hubungan menggunakan baju minim karena ia tumbuh
seksual yang dilakukan di bawah umur itu besar di Bali yang membuat ia berada dalam
tidak boleh dilakukan. Sementara informan 2 posisi negotiated reading. Namun ia
beranggapan pengalaman seksual tidak mempermasalahkan eksploitasi anak yang
sepantasnya dilakukan apalagi yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Sementara
membicarakanya adalah anak di bawah umur. kedua informan yang lain merasa bahwa
Ketidaksetujuan ketiga informan tersbut adegan pemotretan baju minim yang
dilakuakan Hannah yang berusia di bawah
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 29
umur adalah hal yang seharusnya tidak kebiasaanya menonton video porno yang
dilakukan. Informan 2 dan 3 merasa tidak membuat kedua informan tersebut masuk
setuju dengan adegan tersebut yang dalam posisi oppositional reading. Menurut
menjadikan mereka masuk dalam posisi sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan
oppositional reading. dalam Psychology Today, jika terlalu sering
Selanjutnya dalam analisis isi pada scene menonton film porno, pria atau wanita akan
pornografi 4, diperlihatkan adegan Criss Truby membutuhkan pengalaman seksual yang lebih
yang sedang mengakses website pornhub, ia ekstrim untuk bisa terangsang. Mereka akan
terlihat menuliskan beberapa kata di kolom sulit terangsang jika hanya melakukan
pencarian website tersebut. Akhirnya ketika ia hubungan seksual biasa. Peneliti
menemukan video yang ia cari, ia menonton menyimpulkan, ponografi dapat menciptakan
film tersebut sambil melakukan instruksi yang generasi muda yang putus asa di kamar
diberikan oleh wanita dalam video porno tidur[9].. Sementara informan 2 menganggap
tersebut. Diceritakan oleh narrator, Criss kegiatan menonton video porno adalah hal
pertama kali mengakses konten pornografi dari yang wajar dilakukan oleh anak laki-laki, ia
usia sepuluh tahun dan hingga pada akhirnya beralasan bahwa anak laki-laki yang menonton
ketika ia berusia lima belas tahun ia sulit film porno adalah laki-laki normal. Namun ia
mendapatkan ereksi ketika ia tidak menonton juga menambahkan asalkan kegiatan tersebut
video porno yang mengandung pelanggaran tidak dilakukan terlalu sering yang membuat
norma sosial. Hasil analisis penerimaan scene kecanduan dengan resiko seperti yang Criss
pornografi 4 mempelihatkan informan 1 dan 3 alami. Tanggapan yang diungkapkan oleh
yang menyatakan materi seksualitas yang informan tersebut membuat ia masuk dalam
menonjol dalam scene pornografi 4 ini adalah posisi negotiated reading.
suara, dimana mereka menyebutkan hal Selanjutnya hasil analisis penerimaan
tersebut terdengar dari suara yang dikeluarkan scene pornografi 5 ketiga informan
wanita dalam video yang Criss tonton. menganggap materi seksualitas yang menonjol
Suaranya terdengar seperti menggoda dan adalah tulisan. Dimana mereka menjelaskan
medesah. Sementara informan 2 menyatakan materi berbentuk tulisan ini dari kegiatan yang
ilustrasi adalah materi seksual yang menonjol dilakukan oleh Hannah dan Criss menurut para
dari scene ini. Informan 1 dan 2 menyatakan informan mereka melakukan sexting. Sexting
adegan Criss menonton video porno dalam adalah bentuk rangsangan seksual dengan cara
scene ini adalah hal yang salah, ditambah lagi membaca. Tujuannya adalah
dengan keadaan Criss yang sudah mengalami membangkitkan gairah seks bagi yang
kecanduan pornografi dari umur 10 tahun dan mengirim maupun yang menerima pesan.
pada akhirnya pada saat ia berusia 15 tahun ia Kaum pria, saat melihat, mendengar, dan
mengalami kelainan seksual akibat membaca sesuatu yang mengarah ke seksual,
30 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
imajinasinya akan langsung bermain[8]. melihat beberapa foto wanita tersebut. Lalu,
Sedangkan hasil analisis isi pada scene ini dalam hasil analisis penerimaan scene
memperlihatkan Hannah yang tidak segan pornografi 6 ini materi seksualitas yang paling
untuk memberitakukan bahwa ia senang menonjol menurut ketiga informan adalah
menonton video porno kepada Criss, lewat gambar bergerak atau video. Dimana
pesan yang mereka lakukan Criss beberapa diperlihatkan dalam scene tersebut adegan Don
kali menanyakan pertanyaan berbau konten Truby yang sendang menonton video porno
seksual kepada Hannah, dan ia pun untuk melampiaskan nafsu birahinya, namun
membalasnya dengan jawaban yang senada. terlihat pula ia tertarik dengan situs prostitusi
Yang pada akhirnya Criss tergoda untuk online yang ia lihat sebelumnya di website
melakukan kegiatan seksual yaitu masturbasi pornografi yang ia kunjungi. Ketiga informan
karena percakapan yang ia lakukan dengan menyatakan tidak setuju dengan adegan yang
Hannah. Namun pada akhirnya ia menonton digambarkan pada scene pornografi 6 ini yang
video porno kembali untuk merangsang gairah membuat ketiga informan termasuk dalam
seksualnya. Para informan tidak setuju dengan posisi audiens oppositional reading. Mereka
apa yang dilakukan dalam adegan tersebut, beropini bahwa kegiatan yang dilakuakn Don
dimana sexting yang dilakukan Hannah dan yang hendak melampiaskan hawa nafsunya
Criss berujung pada meningkatnya hasrat Criss dengan menonton video porno adalah hal yang
hingga ia melakukan kegiatan seksual yaitu salah. Dimana sebenarnya ia bisa menyalurkan
masturbasi. Keadaan tersebut membuat ketiga nafsu birahinya kepada istrinya.
informan termasuk dalam posisi oppositional Selanjutnya dalam scene pornografi 7
reading. diperlihatkan adegan Allison dengan Brandon
Dalam hasil analisis isi scene pornografi sebelum mereka melakukan hubungan seksual.
6, diperlihatkan Don Truby yang mulai Terlihat mereka memulainya denga
terbiasa dengan kegiatan menonton video berciuman, lalu mereka saling membuka baju
porno di salah satu website pornografi. Ia masing-masing yang mereka kenakan. Allison
terlihat sudah mempersiapkan tisu untuk ia terlihat sedikit ragu ketika mereka akan
gunakan masturbasi. Namun dalam adegan melakukan hubungan seksual tersebut namun
tersebut diperlihatkan bahwa ia mulai tertarik ia akhirnya tetap melakukannya dengan alasan
dengan website porstitusi online yang ada ia ingin bisa dekat dengan Brandon, kaka kelas
dalam website tersebut. Ia mengakses website yang ia sukai sejak ia berada di kelas 7. Dalam
tersebut lalu melakukan beberapa penyesuaian scene pornografi 7 ketiga informan,
pencarian wanita seperti apa yang akan ia cari menyebutkan bahwa dalam scene ini materi
dalam website tersebut. Lalu pada akhirnya ia seksualitas yang paling menonjol adalah gerak
menemukan tipe wanita yang ia cari dan tubuh. Hal ini diperlihatkan lewat adegan
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 31
dimana Allison dan Brandon yang berciuman menganggap adegan perselingkuhan yang
dengan penuh hasrat di awal scene tersebut dilakukan oleh Don dengan wanita yang ia
dilanjutkan dengan masing-masing dari pesan dari website prostitusi online tersebut
mereka membuka pakaian yang mereka adalah perbuatan yang tidak baik. Mereka
kenakan. Informan 1 hingga 3 menganggap tidak setuju dengan keputusan Don untuk
hubungan seksual yang dilakukan oleh mereka melampiaskan hawa nafsunya dengan
berdua adalah hal yang salah, karena umur selingkuh apalagi dengan wanita pekerja seks
mereka yang masih belum mencukupi untuk komersial seperti Angelique. Seluruh informan
melakukan hubungan tersebut, ditambah termasuk dalam posisi oppositional reading
mereka dianggap telah melanggar norma dalam scene ini.
maupun aturan yang berlaku. Bahkan informan Dalam scene pornografi 9, diceritakan
2 menganggap hubungan mereka Helen istri Don Truby yang merasa tidak puas
dikategorikan sebagai zinah apabila dilakukan dengan kehidupan seksualnya dengan
sebelum menikah. Ketiga informan tersebut suaminya tersebut. Akhirnya ia bertemu
masuk ke dalam posisi audiens oppositional dengan seseorang bernama secretluvur dari
reading. salah satu website perselingkuhan online
Selanjutnya dalam scene pornografi 8, ashleymadison.com. Terlihat secretluvur
diperlihatkan Don Truby dengan seorang adalah seorang lelaki berkulit hitam dengan
wanita tunasusila bernama Angelique di perawakan tinggi dan besar. ia terlihat sedang
sebuah hotel. Angelique adalah wanita yang ia memangku Helen yang menggunakan terusan
temui di sebuah website prostitusi online yang tipis berwarna hitam. Sambil bergerak naik
Don kunjungi. Terlihat Angelique mulai turun di pangkuan secretluvur, Helen
membuka pakaian yang ia kenakan dan mulai menceritakan hubungan seksual yang ia
membuka celana milik Don. Sebelum ia nginkan dengannya, dan pada akhirnya mereka
memulai hubungan tersebut, Angelique terlihat menjatuhkan dirinya di tempat tidur
sempat dibuat terkejut dengan ukuran kelamin kamar hotel tersebut. informan 1 dan 2
milik Don. Selanjutnya dalam hasil analisis menyebutkan materi seksualitas yang
penerimaan scene pornografi 8 ini, informan menonjol yaitu gerak tubuh, mereka beralasan
1, 2 dan 3 menyebutkan materi seksualitas gerak tubuh yang dilakukan Helen yang berada
yang paling menonjol dari scene pornografi 8 di pangkuan secretluvur mendominasi scene
ini adalah gerak tubuh. Karena mereka melihat tersebut. Helen terlihat melingkarkan tanganya
gesture yang diperlihatkan oleh Angelique di sekitar leher secretluvur dan tangan dari
yang sedang membuka bajunya, hingga ia secretluvur terlihat melingkar di pinggul Helen
berusaha untuk membuka resleting milik Don sambil sedkit terlihat meremasnya. Sementara
dan di akhir scene tersebut terlihat Angelique itu informan 3 melihat materi seksualitas yang
menaiki badan Don. Seluruh informan menurutnya menonjol dalam scene tersebut
32 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
adalah percakapan. Dimana percakapan yang menonjol dalam scene pornografi 10
tersebut mengenai hubungan seksual yang adalah gerak tubuh. Hal ini diperlihatkan dari
diinginkan oleh Helen. Para informan tidak gesture yang dilakukan oleh Hannah dan Criss
setuju dengan perselingkuhan yang dilakukan sebelum dan ketika mereka berhubungan
oleh Helen, yang bermula dari wesite seksual. Masalah seksual yang dimiliki oleh
perselingkuhan online yang ia kunjungi. Lalu Criss yang sebelumnya diceritakan bahwa ia
melaui website tersebut ia mengenal susah mendapatkan ereksi jika tidak menonton
secretluvur yang memiliki masalah yang sama video porno diluar norma-norma sosial terlihat
denga Helen tentang kepuasan dalam disini yang berdampak juga pada kemampuan
hubungan seksual. Sehingga ketiga informan Criss dalam berhubungan seksual. Infroman 2
dalam scene pornografi 9 ini audiens berada meyebutkan adegan tersebut sengaja
dalam posisi oppositional reading. diperlihatkan untuk memberi tahu audiens film
Hasil analisis isi terakhir yaitu scene tersebut tentang dampak dari kecanduan
pornografi 10, scene ini memperlihatkan Criss pornografi dan pergaulan bebas ala barat.
dan Hannah melakukan hubungan seksual. Seluruh informan mengaku tidak setuju
Sebelumnya Criss terlihat ragu untuk dengan adegan yang dilakukan dalam scene
melakukan hubungan seksual tersebut karena pornografi 10 karena hubungan seksual yang
ia takut orang tuanya akan mendengar apayang mereka lakukan yang membuat mereka dalam
mereka lakukan, tapi Hannah berhasi posisi oppositional reading.
meyakinkan Criss kalau mereka bisa Terlihat dari hasil analisis di atas posisi
melakukanya dengan tidak bersuara. Mereka audiens dalam penerimaan mereka tentang
akhirnya membuka pakaian masing-masing konten pornografi dalam film Men, Women &
dan Criss terlihat sedikit kesusahan untuk Children di dominasi oleh posisi oppositional
menemukan ereksinya, terlihat ia berusaha reading. Mereka terlihat tidak setuju dengan
membuat alat kelaminya ereksi dengan adegan-adegan yang diperlihatkan dalam
mengocoknya sebelum ia menggunakan alat sepuluh scene pornografi yang telah dipilih.
kontrasepsinya. Ketika Criss merasa sudah Ada beberapa informan yang berada di dalam
siap untuk melakukan hubungan tersebut, ia posisi negotiated reading di beberapa scene
terlihat sedikit kesulitan dalam melakukan pornografi tersebut. Hal ini dikarenakan
hubungan seksual tersebut. Dan pada akhirnya keberagaman latar belakang yang mereka
mereka hanya bisa melakukanya sebentar saja miliki. Dimulai dari faktor jenis kelamin,
karena Criss merasa tidak bisa melakukanya. pengalaman hidup, lingkungan dan edukasi
Berdasarkan hasil analisis penerimaan scene yang mereka dapatkan. Tidak terlihat posisi
ini, jawaban yang dikemukakan oleh para dominant reading dalam penerimaan audiens
informan dalam scene ini materi sekualitas tentang konten pornografi dalam film ini. Hal
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 33
tersebut dikarenakan dari hasil analisis isi yang dilakukan oleh Don Truby dengan wanita yang
dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa ia pesan dari situs prostitusi online, lalu adegan
dalam film ini terlihat bagaimana paham yang Helen Truby yang juga sama melakukan
dianut oleh negara barat khususnya Amerika perselingkuhan dengan seseorang yang ia
yang mengedepankan kebebasan hak individu temui dari situs perselingkuhan online, adegan
dalam melakukan berbagai hal yang ia Criss Truby yang kecanduan pornografi yang
kehendaki. Dalam film ini terlihat bagaimana diamana berdampak pada kelaian seksual yang
kehidupan mereka yang bebas dan cenderung ia miliki, dan adegan dimana internet menjadi
mengabaikan norma atau nilai-nilai yang salah satu media mengeskploitasi anak yang
berlaku dalam masyarakat maupun agama, dilakukan oleh Donna yang mengelola dan
terlihat pula pergaulan bebas diadopsi anak bertanggung jawab atas website pribadi milik
muda disana yang menganggap hubungan Hannah Clint yang berisi galeri foto nakalnya.
seksual adalah hal yang wajar dilakukan Semua informan setuju dengan maksud yang
seseorang sedini mungkin. Hal tersebut disampaikan oleh film tersebut yaitu sebagai
tentunya bertolak belakang dengan norma atau media penyampaian pesan pencegahan bagi
aturan yang dianut oleh informan atau audiens audiens yang menonton dengan
karena mereka masih menjunjung tinggi nilai memperlihatkan dampak dari adegan
dan norma budaya orang timur yang teratur. pornografi tersebut. Mereka mengatakan tidak
Sehingga membuat mereka tidak setuju dan ada keinginan untuk melakukan adegan
tidak berniat untuk melakukan ataupun pornografi tersebut setelah mereka menonton
mengadopsi adegan dalam film Men, Women film Men, Women & Children.
& Children tersebut.
Hasil FGI yang dilakukan dengan ketiga SIMPULAN
informan memberikan beberapa kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang
atas penerimaan atau resepsi yang dilakukan dilakukan oleh peneliti melalui FGI (focus
para informan terhadap film Men, Women & group interview) mengenai pembacaan
Children. Mereka mengungkapkan bahwa (resepsi) audiens terhadap konten pornografi
adegan-adegan dalam film tersebut yang dalam film “Men, Women & Children”. Dari
mengandung konten pornografi didalamnya sepuluh scene unit analisis yang diteliti,
berasal dari dampak dari kemajuan teknologi delapan di antaranya oppositional reading
intenet. Dimana dalam film tersebut mutlak dan dalam dua scene lainya masing-
diperlihatkan bagaimana internet dapat masing satu informan berada dalam posisi
memberikan dampak yang buruk bagi negotiated reading dan dua infroman lain
pengunanya dimulai dari adegan menonton berada dalam posisi oppositional reading.
video porno di salah satu website porno Dimana di dalam setiap scene tersebut
terkenal yang berujung perselingkuhan yang memiliki materi seksualitas yang berbeda-beda
34 PORNOGRAFI DALAM FILM: ANALISIS RESEPSI
FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN”
dimulai dari gerak tubuh, percakapan, suara, c. Ketiga, tidak adanya informan yang berada
tulisan, dan gambar bergeran/video sesuai dalam posisi dominant reading. Hal
dengan definisi pornografi menurut UU tersebut dikarenakan latar belakang sosial-
Republik Indonesia No. 44 tahun 2008. budaya yang dianut oleh informan tidak
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu sesuai dengan yang ditampilkan dalam film
mengetahui posisi audiens menurut tiga posisi tersebut.
pembaca milik Stuart Hall terhadap konten
pornografi dalam film Men, Women and DAFTAR PUSTAKA
Children yaitu : Avriyanty, Ria. (2012). Analisis Resepsi
a. Pertama, informan berada dalam posisi Penonton di Youtube Terhadap
oppositional reading. Yaitu keadaan Konstruksi Gender Dalam Video Musik If
dimana audiens membaca kode atau pesan I Were A Boy Karya Beyonce Knowles.
yang lebih disukai dan membentuknya Depok, Universitas Indonesia.
kembali dengan kode alternative. Dalam Bungin, Burhan. (2013). Penelitian Kualitatif:
bentuk ekstrem mempunyai pandangan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik
yang berbeda. Dengan kata lain, audiens dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
menolak preffered reading yang ditawarkan Kencana.
dalam film Men, Women & Children. During, Simon. (1993). The Cultural Studies
b. Kedua, terdapat beberapa yang termasuk Reader. Encoding, Decoding. New York :
dalam posisi negotiated reading. informan Routledge
yang tergolong dalam tipe negotiated Effendy, Onong Uchjana. (1986). Televisi
reading tidak sepenuhnya mengambil posisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung:
yang ditawarkan oleh preferred reading Alumni.
yang sebelumnya di analisis menggunakan Effendy, Heru. (2009). Mari Membuat Film,
analisis semiotik John Fiske. Dapat Panduan Menjadi Produser. Jakarta:
dikatakan informan yang berada dalam Erlangga.
posisi negotiated reading, memahami Jensen, Klaus Bruhn. (1999). A Handbook of
hampir semua apa yang ditandakan dan Qualitative Methodologies for Mass
didefinisikan dalam film Men, Women & Communication Research. London:
Children, tetapi mereka dapat menolak Routledge.
beberapa bagian yang menurutnya tidak Khoirunnisa, Ratna. (2012). Asosiasi
sesuai dan menerima bagian yang mereka Pornografis dalam Judul-judul Film
anggap sesuai. Hal tersebut dipengaruhi Indonesia Bergenre Horror dari Tahun
dari latar belakang sosial-budaya informan 2008-2011. Bandung. Universitas
yang berbeda-beda. Padjajaran
ProTVF, Volume 2, Nomor 1, Maret 2018, Hal. 19-35 35
McQuail, Dennis. (1997). Teori Komunikasi Sumber Internet :
Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Berita Online, Imaji dalam Sexting. 15 Januari
Erlangga. 2017 : 23.40 WIB. Tersedia:
Nurudin. (2003). Komunikasi Massa, Malang: http://www.femina.co.id
CESPUR Berita Online. Ingin Tahu Dampak Buruk
Procter, James. (2004). Stuart Hall. London : Menonton Film Porno Bagi Otak Kita?.
Routledge. 29 Desember 2016 : 21.55 WIB. Tersedia:
Storey, John. (1996). Cultural Studies & The http://nationalgeographic.co.id
Study of Popular Culture: Theories and Sumber lain-lain :
Methods. Eidenburgh: Eidenburgh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33
University Press. Tahun 2009 Tentang Perfilman.

Anda mungkin juga menyukai