Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Al-qur’an

َ ‫َوإِ َذا َرأَ ْو ۟ا ت ٰ َِج َر ًة أَ ْو َله ًْوا ٱن َفض ُّٓو ۟ا إِ َل ْي َها َو َت َر ُك‬
‫وك َقٓا ِئمًا ۚ قُ ْل َما عِ ن َد ٱهَّلل ِ َخ ْي ٌر م َِّن ٱللَّه ِْو‬
ٰ ‫َوم َِن ٱل ِّت ٰ َج َر ِة ۚ َوٱهَّلل ُ َخ ْي ُر‬
‫ٱلرَّ ِزقِين‬

Artinya: Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar

untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri

(berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan

dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki. (QS. Al-juma’ah – 11)

di dalam ayat tersebut telah jelas bahwa hiburan dalam bentuk pertunjukan

merupakan suatu aktifitas yang dapat melegakan pikiran, menenangkan hati dan

perasaan, melupakan kesedihan, bahkan bisa juga menjadi salah satu faktor untuk

mematuhi aturan. salah satu contoh hiburan dalam bentuk pertunjukan adalah

menonton film. menonton film dapat dilakukan di waktu luang secara individu,

bersama keluarga, atau teman- teman yang tujuan nya untuk mencari ketengan

dan kepuasan.

tapi beda zaman sekarang ini, hiburan termasuk film banyak yang berlawanan

dengan ajaran agama islam. minat manusia untuk menonton film bukan hanya

untuk menyenangkan hati dan perasaan, tetapi juga untuk memenuhi nafsu

semata. padahal tujuan syariat islam bukan untuk membatasi segala bentuk

kebebasan manusia, tetapi sebaliknya lebih kepada mengawal dan mendidik.

10
2.2. Penelitian Terdahulu

Pada penulisan bab ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan

peneliti sebagai dasar sarana informasi penelitian. Selain itu Peneliti juga

menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka

mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang

berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori

ilmiah :

Penelitian Pertama, Juheti (2014) melakukan penelitian tentang

“Pengaruh kualitas film Indonesia terhadap minat menonton mahasiswa

program studi digital communication surya university”.Dimana penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ide cerita film

Indonesia dan Sutradara film Indonesia memengaruhi minat menonton

mahasiswa Program Studi Digital Communication Surya University.

Berdasarkan hasil penelitian ini, teori yang dianggap relavan dalam

penelitian ini adalahkonsep komunikasi AIDDA, singkatan dari attention

(perhatian), interest (minat), desire (hasrat), desicion (keputusan) dan action

( kegiatan ) selain itu AIDDA juga sering disebut dengan A-A Procedure

yaitu terjadinya action pada komunikasi setelah attention dibangkitkan.

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 95 mahasiswa program studi

Digital Communication Surya University (unit sampling). Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik Simple Random Sampling.

11
Penelitian Kedua, Nurasiah (2012) melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Film Horor Di Televisi Terhadap Perilaku Siswa SMA Negeri 2

Tapung Hilir Desa Kijang Makmur Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten

Kampar”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh film horor di televisi terhadap perilaku siswa.

Berdasarkan analsis data penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan antara tayangan film horor di televisi dengan

perilaku siswa di SMA Negeri 2 Tapung Hilir. Adapun teori yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu teori uses and gratification dengan

populasi berjumlah 215 orang siswa dikarenakan populasi terlalu banyak

maka penulis mengambil sampel sebanyak 23 % yaitu sebanyak 50 orang

siswa.

Penelitian Ketiga, Herdianto (2017) melakukan penelitian tentang

“Dampak Media Televisi Terhadap Pola Pikir Remaja Perempuan Di Desa

Songing, Kecamatan Sinjai Selatan (Studi Dampak Tayangan Film Serial

Lonceng Cinta DI Antv)”. Penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan metode survey.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa Film Lonceng

Cinta diperoleh ttabel dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar

1,997 dan thitung memiliki nilai 3,578 jadi thitung > ttabel. Jadi, Ha

diterima dan Ho ditolak. Sementara itu, berdasarkan R square dari hasil

hitung sebelumnya adalah 0,167 yang berada pada nilai 0,00-0,199. Hal ini

12
membuktikan bahwa pengaruh Film Lonceng Cinta masih Sangat

rendah.penelitian ini hanya memperoleh 16,8% besarnya pengaruh Film

Lonceng Cinta terhadap pola pikir remaja perempuan . sisanya 83,3%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terangkum dalam analisi ini.

Penelitian Keempat, Dian Erthasari Idris (2016) melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Film Horor Insidious Chapter 3 Terhadap Sikap Positif

Dan Negatif Remaja Dalam Kehidupan Sehari-hari”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh film horor Insidious

Chapter 3 terhadap perubahan sikap positif dan negatif remaja dalam

kehidupan sehari-hari. Ada tidaknya perubahan sikap positif dan negatif

pada remaja dalam kehidupan sehari-hari

Tipe penelitian ini adalah eksplanatif dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah simple random sampling, dengan jumlah sampel

sebanyak 90 siswa/i. Sementara itu, metode yang digunakan adalah metode

survei dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji regresi linier sederhana dan uji hipotesis

menggunakan uji t.

13
No Nama Teori Hasil penelitian Hubungan dengan
peneliti/judul/tahu
penelitian saya
n
1 Juheti (2014) Teori Film, Hasil penelitian ini Hubungan
bahwa ide cerita
Pengaruh AIDDA, Teori penelitian ini
memengaruhi minat
Minat dengan penelitian
kualitas film menonton mereka
sebanyak 92% saya adalah karena
Indonesia
sedangkan yang
teori dari skripsi ini
terhadap minat menyatakan bahwa
berkaitan dengan
ide cerita tidak
menonton
memengaruhi minat penelitian saya.
mahasiswa menontonya hanya

program studi 8% dari total


responden 49
digital responden kemudian

communication responden yang


menyatakan bahwa
surya university
sutradara film
Indonesia dapat
memengaruhi minat
menonton mereka
adalah sebanyak 80%
dan yang
menyatakan bahwa
sutradara film
Indonesia tidak
memengaruhi minat
menonton sebanyak
20% dari total
responden 49
responden.
2 Nurasiah (2012) Teori Minat, Dari hasil penelitian Hubungan
Pengaruh Film Teori ini menunjukan penelitian ini

14
Horor Di Komunikasi terdapat pengaruh dengan penelitian
Televisi massa yang positif dan saya adalah karena

Terhadap signifikan antara teori dari jurnal ini


tayangan film horor berkaitan dengan
Perilaku Siswa
di televisi dengan penelitian saya.
SMA Negeri 2
perilaku siswa di
Tapung Hilir
SMA Negeri 2
Desa Kijang
Tapung Hilir.
Makmur Adapun populasi
Kecamatan berjumlah 215 orang
Tapung Hilir siswa dikarenakan
Kabupaten populasi terlalu
Kampar banyak maka penulis
mengambil sampel
sebanyak 23 % yaitu
sebanyak 50 orang
siswa.
3. Herdianto Teori Hasil dari penelitian Hubungan
(2017) Dampak Komunikasi ini menunjukkan penelitian ini

Media Televisi massa bahwa media dengan penelitian


merupakan faktor saya adalah karena
Terhadap Pola
yang mempengaruhi teori dari skripsi ini
Pikir Remaja
pola pikir remaja berkaitan dengan
Perempuan Di
perempuan. Seperti penelitian saya.
Desa Songing,
pada hasil hitung
Kecamatan dalam program SPSS
Sinjai Selatan versi 22 for
(Studi Dampak windows, diperoleh
Tayangan Film sebanyak 16,8%
Serial Lonceng besarnya pengaruh

Cinta DI Antv) Film Lonceng Cinta


terhadap pola pikir
remaja perempuan.
sisanya 83,3%

15
dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak
terangkum dalam
analisis ini.
4 Dian Erthasari Teori Hasil dari penelitian Hubungan
Idris (2016) Komunikasi, ini adalah tipe penelitian ini

Pengaruh Film Sikap dan Film penelitian eksplanatif dengan penelitian


dengan saya adalah karena
Horor Insidious
menggunakan teori dari skripsi ini
Chapter 3
pendekatan berkaitan dengan
Terhadap Sikap
kuantitatif. Teknik penelitian saya.
Positif Dan
pengambilan sampel
Negatif Remaja yang digunakan
Dalam adalah simple
Kehidupan random sampling,
Sehari-hari dengan jumlah
sampel sebanyak 90
siswa/i, metode yang
digunakan adalah
metode survei
dengan
menggunakan
kuesioner. Teknik
analisis data yang
digunakan adalah uji
regresi linier
sederhana dan uji
hipotesis
menggunakan uji t.

2.3. Landasan Teori

2.3.1. Komunikasi

16
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris,

berasal dari kata latinCommunis yang berate “sama”. Communico atau

Communicatio atau Communicare yang berate membuat sama.

Kumunikasi menurut Everett M. Rogers (dalam dedy mulyana,

2013) adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi

dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998) mengenai

komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –

in relationships, group, organizations and societies—respond to and

create messages to adapt to the environment and one another.

Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan

individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan

masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi

dengan lingkungan satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat

dilancarkan secara efektif (Effendy 1994) bahwa para peminat komunikasi

sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell

17
dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.

Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan

komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi

meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan

itu,yaitu:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana

proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan

dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak

penerima yang menimbulkan efek tertentu.

2.3.2. Proses Komunikasi

Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, maka

Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi anatara lain

18
(1) manuasia dapat mengontrol lingkunganya, (2) beradaptasi dengan

limgkungan tempat mereka berada, serta (3) melakukan transformasi

warisan sosial kepada generasi berikutnya. Selain itu ada beberapa pihak

menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan antar manusia

dapat dipelihara kelangsunganya.Sebab, melalui komunikasi dengan

sesame manusia kita bisa memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki,

memperbanyak dan memelihara pelanggan (custumers), dan juga

memelihara hubugan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu

organisasi.Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan

antarmanusia dalam bermasyarakat.

Sean MacBride (Dalam buku canggara 2011), ketua komisi masalah-

masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi

tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga

sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta

dan ide.maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :

1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data,

fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui

keadaan yang terjadi di luar dirinya.

2. Sosialisasi: yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan

bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak

sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi: yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang

lain melalui apayang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.

19
4. Bahan diskusi: menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk

mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal

yang menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan: yakni membuka kesempatan untuk memperoleh

pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah

maupun untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian

materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

6. Memajukan kebudayaan: media massa menyebarluaskan hasil-hasil

kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi,

ataukah bahan terecak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainya.

Pertukaranya ini akan memungkinkan peningkatan daya kreatifitas

guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta

mempertinggi kerja sama hubungan antarnegara.

7. Hiburan: media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua

golongan usia dengan difungsikanya sebagai alat hiburan dalam

rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik,

dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi

menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainya.

8. Integrasi: banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh

kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras.

Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjebatani

perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh

persatuan bangsa.

20
2.3.3. Tingkatan proses komunikasi

(Dalam buku Dedy mulyana 2008) menjelaskan bahwa indicator

paling umum untuk mengklarifikasikan komunikasi berdasarkan

konteksnya atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam

komunikasi, yang dikenal sebagai berikut :

1. Komunikasi intr-pribadi, yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri

seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan system

syaraf. Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.

2. Komunikasi antar-pribadi, yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan

secara langsung antara seseorang dengan orang lainya. Misalnya

percakapan tatap muka, korespodensi, percakapan melalui telepon, dan

sebagainya.

3. Komunikasi kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung

diantara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat

masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukanya

dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga

menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat

pribadi. Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu dan anak dalam

keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dan

sebagainya.

4. Komunikasi massa, yakni komunikasi yang menggunakan media massa,

baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya

relative mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang

21
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar

dibanyak tempat. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara

cepat, serentak dan selintas (Khusus Media Elektronik).

5. Komunikasi oganisasi, yaitu mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu

organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi

kelompok adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih

mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan

komunikasinya.

6. Komunikasi publik, yakni komunikasi antara pembicara dengan sejumlah

besar orang (Khalayak), yang tidak bisa dikenal satu persatu. Menurut

Tatang (2016) komunikasi public adalah pertukaran pesan dengan

sejumlah orang yang berabad dalam sebuah organisasi atau diluar

organisasi, secara tatap muka atau melalui media.

2.3.4. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages

communicated through a mass medium to a large number of people). Dari

definisi tesebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus

22
menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan

kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang di

hadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan

media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang

termasuk media massa adalah: Radio siaran dan televisi-Keduanya dikenal

sebagai media elektronik: surat kabar dan majalah-keduanya dikenal

sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi

massa adalah film bioskop.

Definisi komunikasi massa yang lebiih perinci dikemukakan oleh

ahli komukasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbener (1967) “Mass

communication is the tehnologcally and institutionally based production

and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in

industrial societies”. (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

yang berlandasan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu

serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat,

2003).

Dari definisi gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu

menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. produk

tersebut disebarkan, didistibusikan kepada khalayak luas secara terus

menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau

bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dapat dilakukan oleh

perorangan, melainkan, harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu

23
teknologi tertentu,sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh

masyarakt industri.

Definisi komunkasi massa dari Meletzke berikut ini

memperlihatkan sifat ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak

langsung sebagai akibat dari pengguaan media massa, juga sifat pesanya

yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, Komunikasi

massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan

peryataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak

langsung dan satu arah pada publik yang tersebar istilah tersebar

menunjukan bahwa komunikasi sebagai pihak penerima pesan tidak berada

di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah pesan khusus

seperti hiburan, informasi, yang disampaikan kepada orang banyak secara

luas, yang tidak diketahui siapa orang-orang itu, apa pekerjaannya, berapa

umurnya dan kemungkinan mereka tidak saling kenal satu sama lain.

Melalui media elektronik, media cetak yang secara berkelanjutan tergantung

tujuan dan isi pesan.

2.3.5. Karakteristik Komunikasi Massa

Ciri- ciri dan karakteristik komunikasi massa meliputi sifat dan

unsur yang tercakup didalamnya (Suprapto, 2006) Adapun karakteristik

komunikasi massa adalah :

24
1. Sifat komunikan, yaitu komunikasi massa yang ditujukan kepada

khalayak yang jumblahnya relatif besar, heterogen, dan anonim.

Jumblah besar yang dimaksudkan hanya dalam periode waktu yang

singkat saja dan tidak dapat diukur, beberapa total jumblahnya.

Bersifat heterogen berarti khalayak bersifat berasal dari latar

belakang dan pendidikan, usia, suku, agama, pekerjaan. Sehingga

faktor yang menyatukan khalayak yang heterogen ini adalah

minat dan kepentingan yang sama. Anonim berarti bahwa

komunikator tidak mengenal siapa khalayaknya, apa pekerjaannya,

berapa usianya, dan lain sebagainya.

2. Sifat media massa, yaitu serempak dan cepat. Serempak (Simultanety)

berarti bahwa keserempakan kontak antara komunikator dengan

komunikan yang demikian besar jumblahnya. Pada saat yang sama,

media massa dapat membuat khalayak secara serempak dapat

menaruh perhatian kepada pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Selain itu sifat dari media massa adalah cepat (rapid), yang berarti

memungkinkan pesan yang disampaikan pada banyak orang dalam

waktu yang cepat.

3. Sifat pesan, Pesan yang disampaikan melalui media massaadalah

bersifat umum (Public). Media massa adalah sarana untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk kelompok

orang tertentu. Karena pesan komunikasi melalui media massa

sifatnya umum, maka lingkungannya menjadi universal tentang

25
segala hal, dan dari berbagai tempat di seluruh dunia. Sifat lain

dari pesan melalui media massa adalah sejenak (Transient),yaitu

hanya untuk sajian seketika saja.

4. Sifat komunikator, karena media massa merupakan lembaga

organisasi, maka komunikator dalam komunikasi massa, seperti

wartawan, sutradara, penyiar, pembawa acara, adalah komunikator

yang terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang

rumit, pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak adalah

hasil kerja kolektif, oleh sebap itu, berhasil tidaknya komunikasi

massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam orginisasi

massa.

Sifat atau efek yang ditimbulkan pada komunikan tergantung pada

tujuan komunikasi yang dilakukan oleh para komunikator. Apakah

tujuannya agar komunikan hanya sekedar tahu saja, atau

komunikan berubah siap dan pandangannya, atau komunikan

dapat berubah tingkah lakunya, bahkan komunikan hanya

mengkonsumsi beritasesuai dengan kebutuhan yang ingin mereka

dapatkan dari media, misalnya informasi tentang tempat liburan di

akhir pekan, tempat olahraga yang tepat untuk menyegarkan tubuh,

serta berbagai informasi kuliner yang dapat memanjakan lidah, atau

infomasi pasar tentang perkembangan berbagai harga untuk komoditi

atau barang tertentu.

2.3.6. Fungsi Komunikasi Massa

26
komunikasi tidak hanya diartikan sabagai pertukaran berita atau

pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai

pertukaran data, fakta, dan ide Komunikasi massa dapat berfungsi untuk :

a. Informasi, yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data,

fakta, opini, pesan, komentar.

b. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan

bagaimana orang bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta

bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

c. Motivasi, mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain

melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar, melalui media massa.

d. Bahan diskusi, yaitu menyediakan informasi untuk mencapai

persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang

menyangkut orang banyak.

e. Pendidikan, yaitu dengan menyajkan informasi yang mengandung

nilai edukasi, sehingga membuka kesempatan untuk memperoleh

pendidikan secara informal.

f. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarluaskan hasil-hasil

kebudayaan melalui pertukaran siaran radio, televisi, atau media

cetak. Pertukaran ini memungkinkan penigkatan daya kreativitas guna

memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta

memperkuat kerjasama masing-masing negara.

g. Hiburan, media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu

luang semua golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat

27
hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetikanya dituangkandalam

bentuk lagu, lirik, bunyi, gambar, dan bahasa, membawa orang

pada situasi menikmati hiburan seperti halnya hiburan lain.

2.4. Media Massa

Media massa (dalam Nurudin, 2007) adalah alat-alat dalam

komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada

audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan

jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu.

Media massa mampu menyebar luaskan pesan hampir seketika pada waktu

yang tak terbatas.

Hafied Cangara (dalam Cangara, 2014) mendefinisikan “media

massa sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber

kepada khalayak (penerima pesan) dengan menggunakan alat komunikasi

mesin seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Adapun fungsi utama

media massa yaitu memberikan informasi pada kepentingan,

menyebarluaskan dan mengiklankan sebuah produk”.

Secara umum dapat dipahami bahwa istilah 'media' adalah cakupan

dari sarana komunikasi yang menggunakan sebuah saluran seperti pers,

media penyiaran (broadcasting) dan film (cinema). Yang memyebarluaskan

informasi tidak terbatas ruang dan waktu.

2.4.1. Fungsi Media Massa

28
Media massa sama dengan komunikasi massa, karena

komunikasi massa itu sendiri berarti komunikasi melalui media massa.

Ini berarti komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya jika

tidak melibatkan media massa sebagai elemen penting dalam

komunikasi massa, berarti fungsi media massa sama halnya dengan

fungsi komunikasi massa.

Harold Laswell (dalam Nurudin, 2007) secara garis besar

mengemukakan fungsi komunikasi massa yang diartikan juga media

massa sebagai berikut:

1. Fungsi Pengawasan

Menurutnya komunikasi massa dalam perjalanannya juga

memiliki fungsi pengawasan (kontrol sosial masyarakat) artinya

media massa sebagai wahana untuk mencoba mengumpulkan,

menyaring dan menyebarluaskan berita yang sekiranya perlu

untuk diperhatikan oleh khalayak.

2. Fungsi Korelasi

Media massa dilihat sebagai penghubung antar komponen-

komponen yang ada di dalam masyarakat.

3. Fungsi Pewarisan Sosial

Media massa dianggap sebagai wahana pembelajaran dan

pewarisan kebudayaan dari generasi yang satu ke generasi yang

29
lain. Media dalam menyebarkan informasi juga mengandung

unsur-unsur budaya, norma-norma yang akan menjadi bahan

yang baik dalam pembelajaran dan pewarisan antar generasi.

3.4.2. Efek Media Massa

Efek komunikasi massa adalah hasil yang ditimbulkan sebagai

akibat diterimanya suatu pesan melalui media massa. Secara ringkas

Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L DeFleur (dalam Rohim, 2009)

merumuskan efek komunikasi massa atau media massa yaitu:

1. Efek Kognitif

Perilaku dimana individu mencapai tingkat tahu pada objek

yang diperkenalkan. Akibat yang timbul pada diri komunikan

yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek koginitif

bagaimana media massa berpengaruh dapat membantu khalayak

dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan

mengembangkan ketrampilan kognitifnya. Sehingga khalayak/

penonton dapat menghilangkan ambiguitasnya yaitu berawal

dari ketidak tahuan, tidak mengerti dan bingung menjadi jelas.

2. Efek Afektif

Tujuan dari komunikasi massa tidak hanya sekedar

memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu

melainkan ikut juga merasakan dari informasi yang diterimanya.

3. Efek Behavioral

30
Efek behavioral adalah efek yang menggerakkan. Efek ini

yang timbul dari diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan

atau kegiatan.

2.5. Film

Film merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai

alat cultural education atau pendidikan budaya. Meski pada awalnya film

diperlakukan sebagai komoditi yang diperjual-belikan sebagai media

hiburan, namun pada perkembangan film juga kerap digunakan sebagai

media propaganda, alat penerangan bahkan pendidikan.Dengan demikian

film juga efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya.

Film adalah hasil proses kreatif para sineas yang memadukan

berbagai unsur seperti gagasan, system nilai, pandangan hidup, keindahan

norma, tingkah laku manusia, dan kecanggihan teknologi. Dengan

demikian film tidak bebas nilai karena di dalemnya terdapat pesan yang

dikembangkan sebagai karya kolektif.

Film sebagai karya seni, budaya dan sinematografi dapat

dipertunjukan dengan gambar atau tanpa suara. Ini bermakna bahwa film

merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi

gagasan-gagasan penting yang disampaikan kepada masyarakat dalam

bentuk tontonan.

Gambar bergerak (Film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton

film di bioskop. Film lebih dahulu menjadi media hiburan di banding

31
siaran radio dan televisi. Industry film adalah industry bisnis, predikat ini

telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah

karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-

orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna.

Meskipun pada kenyataanya adalah bentuk karya seni, industry film adalah

bisnis yang memberikan keutungan, kadang-kadang menjadi mesin uang

yang seringkali demi uang keluar dari kaidah artistic film itu sendiri

(Dominick, 2000).

Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting

untuk mengkomunikasikan tentang suatu realitas yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, film memiliki realitas yang kuat salah satunya

menceritakan tentang realitas masyarakat. Film merupakan gambar yang

bergerak (moving Picture), film diartikan sebagai budaya dan alat ekspresi

kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan dari

berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni

rupa dan seni tetater sastra dan arsitektur serta seni musik.

Film sebagai salah satu bentuk media massa mempunyai peran

penting di dalam sosialkultural, artistik, politik, dan dunia ilmiah.

Pemanfaatan film dalam pembelajaran masyarakat ini sebagian di dasar

oleh pertimbangan bahwa film mempunyai kemampuan untuk menarik

perhatian orang dan sebagian lagi di dasari oleh alasan bahwa film

mempunyai kemampuan mengantar pesan secara unik.(McQuail, 1997).

32
Effendi (2000) mengemukakan bahwa teknik perfilman, baik

peralatannya maupun pengantarnya telah berhasil menampilkan gambar-

gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam

bioskop, penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah benar-benar

terjadi dihadapannya.

Film adalah fenomena sosial, psikologis, dan estetika yang

kompleks yang merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar

yang diiringi kata-kata dan music. Sehingga film merupakan produksi

yang multi dimensional dan kompleks. Kehadiran film di tengah

kehidupan manusia dewasa ini semakin penting dan setara dengan media

lain keberadaanya praktis, hampir dapat disamakan dengan kebutuhan

akan sedang pangan. Dapat dikatakan hampir tidak ada kehidupan sehari-

hari manusia berbudaya maju yang tidak tersentuh dengan media ini.

Menurut Kridalaksana ( 1984 ) film adalah :

1. lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan lapisan antihalo,

dipergunakan untuk keperluan fotografi.

2. alat media massa yang mempunyai sifat lihat dengar (audio – visual ) dan

dapat mencapai khalayak yang banyak

Gagasan untuk menciptakan film adalah dari para seniman

pelukis.Dengan ditemukannya cinematography telah minimbulkan gagasan

kepada mereka untuk menghidupkan gambar – gambar yang mereka lukis.

Dan lukisan–lukisan itu biasa menimbulkan hal yang lucu dan menarik,

33
karena dapat disuruh memegang peran apa saja , yang tidak mungkin

diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi

ajaib, menghilang menjadi besar atau menjadi kecil secara tiba – tiba.

(Effendy, 2000).

2.5.1. Pengaruh Film

Pengaruh Film itu besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton

tidak hanya terpengaruh sewaktu atau selama duduk di dalam gedung

bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. Yang mudah dan

dapat terpengaruh oleh film ialah anak-anak dan pemuda-pemuda. Kita

sering menyaksikan mereka yang tingkah lakunya dan cara berpakainya

meniru-niru bintang-bintang film. Cara ketawa, bersiul, merokok, duduk,

berjalan, menegur dan lain sebagainya meniru-niru gaya bintang film.

Celana sempit dengan kemeja kotak-kotak disertai ikat pinggang yang

lebar ala koboy, topi laken ala detektif, dan lain-lain adalah pengaruh film.

Kalau saja pengaruh film itu terbatas hanya pada cara berpakaian

dan cara bergaya, tidaklah menimbulkan efek yang negative. Celakanya

pengaruh film itu sering menimbulkan akibat yang lebih jauh. Kalau

begitu apakah pengaruh film itu? Jawabnya: tergantung dari film nya

sendiri. Film yang ceritanya bagus sudah tentu akan berpengaruh baik

kepada masyarakat. Pokoknya film itu menimbulkan pengaruh yang besar

kepada jiwa manusia.

Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali. Bukan

saja untuk hiburan.Tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dalam

34
ceramah-ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film

sebagai alat pembantu untuk memberikan penjelasan.

2.5.2. Jenis-jenis Film

Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui

jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan

karakteristiknya. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film

berita, film dokumenter dan film kartun.

a. Film cerita

Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita

yang lazim di pertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan bintang

film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan.

b. Film berita

Film berita atau news adalah film mengenai fakta, pristiwa yang benar-

benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada

publik harus mengandung nilai berita (news value).

c. Film dokumenter

Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh rebert Flaherty

sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan” (creative treatment of

actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kejadian

nyata, maka film dokumenter merupakan hasil interprestasi pribadi

(pembuatanya) mengenai kenyataan tersebut.

35
d. Film kartun

Film kartun (cartoon film) di buat untuk konsumsi anak-anak, dapat

dipastikan, kita semua mengenai tokoh Donal Bebek (Donald Duck),

Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Micky Mouse) yang diciptakan

oleh seniman Amerika serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun,

sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena kelucuan

para tokohnya.

e. Film horror

Film Horor adalah film yang berisi tentang ketakutan dan kengerian yang

bertujuan untuk menakut-nakuti penonton. Semakin takut penonton

ketika menyaksikan film, semakin baguslah film horor tersebut. Namun,

ketakutan yang ditimbulkan tersebut bisa berefek secara psikologis

selama bertahun-tahun (Hikmat Dermawan, 2008). Film horor yang

penulis maksud adalah film horor yang sudah ditayangkan di layar lebar

kemudian ditayangkan kembali ditelevisi.

2.5.3. Karakteristik film

Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film adalah layar lebar,

pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.

a. Layar yang luas/Lebar

Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan

media film adalah layarnya yang berukuran luas, saat ini ada layar

36
televisi yang berukuran jumbo, yang bisa digunakan pada saat-saat

khusus dan biasanya di ruangan terbuka, seperti dalam pertunjukan

musik dan sejenisnya. Layar film yang luas telah memberikan

keleluasan penontonya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan

dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di

bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga

penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berajak.

b. Pengambilan gambar

Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot

dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long

shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan

menyeluruh. Shoot tersebut dipakai untuk memberikan kesan artistic

dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik.

c. Konsentrasi penuh

Kita semua terbebas dari gangguan hiruk pikuknya suara diluar karena

biasanya ruangan kedap suara.Semua mata hanya tertuju pada layar,

sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita.Dalam keadaan

demikian emosi kita juga terbawa film lucu, atau sedikit senyum

dikulum apabila ada adegan yang yang menggelitik.Namun dapat pula

kita menjerit ketakutan bila adegan menyeramkan (biasanya anak-

anak) dan bahkan menangis melihat adegan menyedihkan.

d. Identifikasi psikologis

37
Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah

membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan.

Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak

sadar kita menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan

salah seorang pemeran dalam film itu, sehingga seolah-olah kita lah

yang sedang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut

identifikasi psikologis (Effendy, 1981).

Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya

sewaktu atau selama duduk di gedung bioskop, tetapi terus sampai

waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian

atau model rambut. Hal ini disebut imitasi. Kategori penonton yang

mudah terpengaruh itu biasanya adalah anak-anak dan generasi muda,

meski kadang-kadang orang dewasa pun ada.

2.6. Teori AIDDA

Dalam komunikasi, peran komunikator sebagai penyampai pesan

berperan penting. Strategi komunikasi yang dilakukan harus luwes

sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan

perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh

38
yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih lagi

jikakomunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktoryang

berpengaruh bisa terdapat pada komponen komunikan, sehingga efek

yang diharapkan tak kunjung tercapai.

Onong Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat

komunikasi (2000), menyebutkan bahwa para ahli komunikasi cenderung

untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi

lebih baik mempergunakan pendekatan apa yang disebut A-A Procedure

atau from Attention to Action Procedure A-A Procedureini sebenarnya

penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA.

Teori AIDDA atau juga sering disebut A-A Procedure ( From

attention to action procedure), merupakan teori yang dikemukakan oleh

Wilburn Scharmm. Menurut Effendy, AIDDA adalah adalah akronim dari

kata-kata attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision

(keputusan), Action (tindakan/kegiatan), Adapun keterangan dari elemen-

elemen tersebut adalah :

a. Perhatian (Attention) : Keinginan seorang untuk mencari dan

melihat sesuatu.

b. Ketertarikan (interest) : perasaan ingin mengetahui lebih dalam

tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen

39
c. Keinginan (desire) : kemauan yang timbul dari hati tentang

sesuatu yang menarik perhatian.

d. Keputusan (Decision) : kepercayaan untuk melakukan sesuatu

hal.

e. Tindakan (Action) : suatu kegiatan untuk merealisasikan

keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu.

Model teori AIDDA :

Attention

Interest

Desire

Decision

Action

Konsep AIDDA adalah sebuah teori yang menjelaskan mengenai

proses psikologis dari diri public menurut konsep AIDDA agar public

melakukan action, maka harus diawali dengan membangkitkan perhatianya

(attention) sebagai permulaan suksesnya suatu proses komunikasi. Apabila

perhatian komunikasi telah dibangkitkan kemudian disusul dengan adanya

upaya penumbuhan minat (interest), yang merupakan tahapan yang lebih

tinggi terhadap perhatian.

40
Minat adalah proses lanjutan dari perhatian merupakan sebuah titik

balik dari munculnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh komunikator. Hanya ada hasrat pada diri komunikasi, bagi

komunikator tak berati apa-apa artinya harus ada tahap lanjutan dengan

adanya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan

(action) sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator.

2.7. Minat Menonton

Minat adalah rasa suka/senang dan rasa tertarik pada suatu objek

atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecendrungan

untuk mencari objek yang di senangi. Minat beli (Willingness to buy)

merupakan bagian dari komponen prilaku dalam sikap mengkonsusmsi.

Menurut Kinnear dan Taylor (2003), minat beli adalah tahap

kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli

benar-benar dilaksanakan.

Adapun yang dimaksud dalam peneliti ini adalah minat menonton.

Adalah suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana penonton

ditempatkan pada alam yang samara yang dihadapkan pada tumpuan

cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layer. Suasana ini

menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia dipengaruhi oleh film

yang ditonton. Dengan demikian, dari beberapa pengertian tentang minat

dan menonton, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dalam

minat menonton dalam penelitian ini adalah suatu keadaan diri individu

41
atau khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatianya secara sadar

ingin melakukan pembelian produk (menonton film).

2.8. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai

hal yang penting. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

(independent variable) Film Danur 2: Maddah (X). Film sebagai sebagai

karya seni budaya dan sinematografi dapat dipertunjukan dengan atau

tanpa suara. Ini bermakna bahwa film merupakan media komunikasi massa

yang membawa pesan yang berisi gagasan-gagasan penting yang

disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk tontonan. Pemanfaatan film

dalam pembelajaran masyarakat ini sebagian di dasar oleh pertimbangan

bahwa film mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian orang dan

sebagian lagi di dasari oleh alasan bahwa film mempunyai kemampuan

mengantar pesan secara unik.(McQuail, 1997).

Untuk variabel terikat (dependent variabel) Minat Menonton (Y).

Minat adalah proses lanjutan dari perhatian merupakan sebuah titik balik

dari munculnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh komunikator. Hanya ada hasrat pada diri komunikasi, bagi

komunikator tak berati apa-apa artinya harus ada tahap lanjutan dengan

adanya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan

(action) sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator. Onong Effendy

(2000). minat menonton dalam penelitian ini adalah suatu keadaan diri

42
individu atau khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatianya secara

sadar ingin melakukan pembelian produk (menonton film).

Film Danur 2: Maddah Minat Menonton


(X) (Y)

Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran

2.9. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan.

Ha : Terdapat pengaruh antara Film Danur 2: Maddah Terhadap Minat


Menonton Mahasiswa.

H0 : Tidak berpengaruh antara Film Danur 2: Maddah Terhadap Minat


Menonton Mahasiswa.

43
44

Anda mungkin juga menyukai