Anda di halaman 1dari 5

Analisis Isi Pembullyan terhadap anak-anak dalam Film

Animasi Doraemon : Stand By Me


Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Ganjil

Mata kuliah : Metodologi Penelitian Komunikasi Kuantitatif


Pengampu : Riski Damastuti, S.Sos., M.A

DI SUSUN OLEH :

Hugo Ronan Ghozali 20.96.1739


Asyraf Ariful Rohman 20.96.1745
Gustap Richat Siagian 20.96.1749

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL

Universitas Amikom Yogyakarta


2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih
dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap
minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi
(Ardianto, Komala, dan Karlinah, 2007, h. 143).
Tayangan mengandung kekerasan biasanya terdapat pada film berjenis real action.
Namun nyatanya, adegan dengan unsur kekerasan pun ditampilkan dalam film animasi.
Kekerasan dapat diartikan sebagai tindakan menyakiti, merendahkan, menghina, atau
tindakan kekejaman yang bertujuan untuk membuat seseorang menderita, baik secara
psikologis maupun fisiologis (Surbakti, 2008 h. 125). Kekerasan dalam film animasi anak
menunjukkan adanya tindak kekerasan antara pelaku dan korban dengan cara yang bervariasi
(Sunarto, 2009, h. 186).
Film Doraemon sudah tayang di televisi Tanah Air sejak tahun 90-an dengan berbagai
serial episodenya. Doraemon merupakan bentuk kartun animasi Jepang yang diadaptasi dari
serial manga (komik) Doraemon karya Fujiko F. Fujio sejak tahun 1969. Di Indonesia, seri
komik Doraemon diterbitkan pada tahun 1996, oleh perusahaan Elex Media Komputindo,
anak perusahaan dari Gramedia Indonesia yaitu kelompok penerbitan terbesar yang telah
menerbitkan lebih dari 400 judul manga (komik) Jepang, dan menjual Doraemon (Craig,
2015, h. 302).
Film ini menceritakan tentang Nobita, seorang anak yang selalu terpuruk dan tidak
pernah berhasil dalam apa yang ia lakukan. Suatu hari, ia bertemu dengan Doraemon, sebuah
robot kucing yang datang dari masa depan untuk membantunya. Bersama-sama, mereka
menjelajahi masa lalu dan bertemu dengan versi muda dari keluarga Nobita. Mereka juga
bertemu dengan teman-teman masa kecil Nobita yang telah lama hilang dari hidupnya.
Melalui petualangan mereka, Nobita belajar banyak tentang kehidupan, persahabatan, dan
keberanian.
Kenapa peneliti memilih film Doraemon : Stand By Me sebagai bahan penelitian,
dikarenakan pada umumnya anak-anak lebih suka film animasi, kemudian mereka pasti akan
menyadari bahwasanya banyak sekali ditemukan scene-scene yang memperlihatkan
pembullyan secara verbal dan non verbal yang dilakukan oleh tokoh Giant terhadap tokoh
Nobita yang dapat menyebabkan Anak-anak meniru adegan tersebut yang kemudian akan
merubah sifat dan karakter anak-anak yang menontonnya.\
Berita yang memperkuat penelitian ini menurut jurnal milik Arie Nugraha Secara
umum, bullying adalah segala tindakan yang bertujuan menyudutkan objek penderitanya
secara emosional maupun fisik. Tujuan akhirnya adalah untuk membuat objek penderita
merasa inferior dibandingkan pelaku bullying. Namun, banyak alasan lain bagi seorang
pelaku bullying untuk melakukan perbuatan ini. Peristiwa-peristiwa bullying yang
direpresentasikan dalam Film Doraemon tidak terlepas dari peran-peran karakternya. Secara
garis besar Doraemon memiliki beberapa karakter utama, yaitu Nobita, Doraemon, Shizuka,
Giant, dan Suneo. Peran pelaku bully sangat dominan dilakukan oleh Giant dan Suneo,
sedangkan objek penderitanya adalah Nobita. Shizuka lebih berperan sebagai penengah dan
dalam beberapa kasus ia adalah domain mayoritas yang membiarkan terjadinya bully.

1.2 Teori Yang Digunakan


Teori yang dipakai peneliti adalah Teori Persuasi: Persuasi adalah proses mengubah
sikap atau perilaku seseorang melalui komunikasi verbal atau nonverbal.
Dalam film ini, kita sering mendapatkan di dalam film doraemon ini, Giant yang
seringkali membully Nobita tanpa dengan alasan yang jelas yang membuat Nobita menilai
bahwa Pembullyan yang dilakukan oleh Giant melalui tindakan verbal ataupun nonverbal
adalah hal yang lumrah dan harus dilakukan untuk anak – anak seperti tokoh Giant karena
merasa dirinya sangat kuat serta memiliki badan yang besar.
Menurut olson dan Zanna Persuasi di definisikan sebagai perubahan sikap akibat
paparan informasi dari orang lain. Kemudian ada yang mendefinisikan Persuasi adalah
kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap,sifat,pendapat dan perilaku seseorang
atau orang banyak, mempengaruhi sikap,sifat, pendapat dan perilaku dapat di lakukan
dengan beberapa cara mulai terror,boikot,pemerasan,penyuapan dan sebagainya dapat juga
memaksa orang lain bersikap atau berprilaku seperti yang di harapkan. Namun persuasi
tidak melakukan cara demikian untuk mencapai tujuan yang di harapkannya, melainkan
menggunakan cara komunikasi (pernyataan antar manusia) yang berdasar pada argumentasi
dan alasan-alasan Psikologis.
Tujuan komunikasi persuasif adalah perubahan sikap. Sikap pada dasarnya adalah
sebuah kecenderungan kita terhadap sesuatu. Sikap adalah rasa suka atau tidak suka kita atas
sesuatu.

BULLYING
Merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja
oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain,
dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Terdapat banyak
definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain seperti di rumah,
tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual. Namun dalam hal ini dibatasi dalam konteks
school bullying atau bullying di sekolah. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005)
mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang
lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

1.2 Metode Penelitian


Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
dengan metode analisis isi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan situasi atau peristiwa. Sedangkan metode
deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu
secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2002, p.22). Dengan penelitian deskriptif peneliti
melihat bagaimana adegan Bullying yang terdapat dalam film Doraemon : Stand By Me.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan dan meringkas
berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian tersebut.
Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas
suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen. Dengan analisis isi peneliti dapat
mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan dan perkembangan dari suatu isi.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui macam jenis adegan bullying beserta frekuensi
yang ada dalam film Doraemon : Stand By Me dibutuhkan analisis isi, karena teknik ini
untuk mengetahui jenis bullying apa saja yang muncul dalam film Doraemon : Stand By
Me.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah film animasi Doraemon : Stand By Me.
Sedangkan objek penelitian adalah adegan bullying dalam film Doraemon : Stand By Me.
Peneliti mengamati gambar yang ditampilkan oleh subjek penelitian. Populasi yang diambil
adalah scene dalam film animasi Doraemon : Stand By Me, dimana jumlah sampel dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 41 scene pada film animasi Doraemon : Stand By Me.

Analisis Data
Untuk mengetahui frekuensi masing-masing dalam bentuk kekerasan, maka perlu
menggunakan Uji Reliabilitas. Reliabilitas adalah indeks pengukuran yang akan
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat diandalkan kegunaannya bila dipakai lebih
dari satu kali sebagai pengukur gejala yang sama dan kategorisasi relatif berjumlah banyak,
sehingga perlunya uji reliabilitas untuk mengukur kekonsistenan dalam kategori.
Salah satu uji reliabilitas yang dapat digunakan adalah rumus dari Ole R. Holsty yang
dikenal dengan uji antar kode yaitu :

2M
CR =
N1 + N2
Keterangan :
CR = Coeficient Reliability.
M = Jumlah Pertanyaan yang disetujui pengkoding (hakim) dan periset.
N1 ; N2 = Jumlah pertanyaan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan periset.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut adalah
tingkat reliabilitas yang dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Penerimaan dari uji
reliabilitas yang sering digunakan adalah 0,7 jika tidak mencapai 0,7 maka perlu untuk
dihitung ulang (Krippendorf, 1991, p.234).
Uji Reliabilitas pada Sampel menggunakan bentuk Pembullyan verbal yang
berindikator seperti cemoohan, ejekan, intimidasi dengan ucapan, ancaman dan lain
sebagainya. Sedangkan bentuk kekerasan non-verbalnya berindikator seperti ekspresi muka
yang tidak ramah, gerakan tubuh mengancam, penganiayaan fisik, pembulian material,
membuat lawakan kepada orang lain, dan lain sebagainya.
TABEL INDIKATOR DAN FREKUENSI
Tabel 1.1 Pembullyan Non-Verbal (Fisik) dalam film Doraemon : Stand By Me

Indikator Frekuensi
Ekspresi Muka 3
Yang Tidak Ramah
Gerakan Tubuh 5
Mengancam
Penganiayaan Fisik 10
Pembulian Material 11
Membuat Lawakan 2
Kepada Orang Lain
Total 29

Tabel 1.2 Pembullyan Verbal dalam film Doraemon : Stand By Me

Indikator Frekuensi
Cemoohan 5
Ejekan 4
Intimidasi Dengan 1
Ucapan
Ancaman 2
Total 12

Anda mungkin juga menyukai