Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Menonton Film Terhadap Psikologis

Manusia

Ihsan Maulana Febriani


( 201230062 )
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Jl. Syekh Moh. Nawawi Al Bantani No.1 UIN SMH Banten Curug Serang-Banten 42171

Abstract: which we know that both children, teenagers and adults definitely like watching movies, be it
cartoons and drama series such as soap operas and even films about superheroes.
and the purpose of this study was to determine the effect of drama series on television and films on a
person's psychological development. And what efforts are the government taking to find out about the
psychology of children who like to watch superhero films with the crime genre, such as the Batman and
Joker films, which even though the genre of the film is a superhero genre, there are many scenes that are
not appropriate to watch. by minors.
Keywords : children, film, psychological

INTRODUCTION

Film adalah sebuah karya seni yang terbentuk dari komponen audio visual atau bisa juga
terbentuk hanya dari komponen visual seperti contohnya film bisu yang mana audio belum bisa masuk ke
dalam film. Sedangkan jika dilihat dalam bentuk fisik, Film adalah gulungan pita seluloid peka cahaya
yang mana digunakan dalam proses pengambilan gambar sebuah produksi film itu sendiri. Pada awal
mulanya, semua film itu memanglah bisu.. Tidak ada film yang menggunakan suara. Itu karena film pada
awalnya adalah sebutan untuk pita seluloid yang peka terhadap cahaya.
Dan di zaman modern ini film-film sudah jauh lebih bagus dari zaman dulu, film di zaman
sekarang sudah berwarna dan juga memiliki audio yang sangat bagus dan jernih, berbeda dengan zaman
dulu yang dimana film pada zaman dulu hanya berwarna hitam putih dan tidak memiliki audio, sehingga
pesan atau percakapan yang ada di film zaman dulu hanya bisa ketahui melalui gestur tubuh para pemain
atau aktor/aktris nya.
Dan industri film di zaman sekarang sudah sangat maju, dan banyak orang-orang yang ingin
sekali menjadi artis film supaya bisa dikenal oleh orang orang. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa gaji
seorang artis itu sangat besar oleh karena banyak orang yang berbondong-bondong ingin menjadi seorang
artis film. Akan tetapi, untuk bisa menjadi artis film tidak lah mudah seperti membalik telapak tangan,
karena kita harus memiliki jiwa seni seperti acting yang bagus, dengan memiliki acting yang bagus maka
kita bisa menjadi artis yang professional.
Baik cukup dengan pengenalan tentang film. Dan disini kita akan membahas tentang Pengaruh
Menonton Film Terhadap Psikologis Manusia. Tentang bagaimana cara mengatasi anak yang sering
meniru karakter-karakter superhero yang mereka tonton, yang dimana ketika anak-anak menonton sebuah
film yang ada adegan action atau fighting nya, dan mereka meniru itu di dunia nyata yang dimana gara-
gara film tersebut anak-anak yang masih di bawa umur sering melakukan pertengkaran dengan teman nya
cuman gara-gara membandingkan bahwa si karakter superhero dan penjahat itu lebih kuat si superhero.
Dan mereka sampai berantem yang di mana ini merupakan sebuah pengaruh buruk dari film superhero
yang mereka tonton.
Jadi alangkah baik nya kita selaku orang tua selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh anak kita
dan apa yang mereka tonton, terutama pada anak di bawah umur membutuhkan pengawan extra.
dan motivasi saya menggunakan judul Pengaruh Menonton Film Terhadap Psikologis Manusia. Ini
yaitu ketika saya melihat anak tetangga saya yang sedang berantem dengan teman sebaya nya, dan saya
yang melihat hal tersebut pun melerai mereka dan saya juga bertanya tentang masalah apa yang membuat
mereka sampai ribut seperti ini. Dan alangkah terkejutnya saya ketika mendengar alasan mereka ribut
cumin karena perkara, batman lebih kuat dari joker jadi disini saya berpikir tidak selama nya film-film
tentang superhero itu bagus untuk di tonton oleh anak di bawah umur.

METHOD

Penelitian ini dilakukan pada kelompok anak-anak menjelang usia baligh yakni pada rentang usia
10 – 12 tahun sebanyak 80 sampel di SDN Blokang melalui metode kuisioner dan observasi untuk
meneliti pengaruh perilaku gemar menonton film action terhadap gangguan emosional anak yang
mencakup 4 ranah yakni ranah kesehatan tidur, ranah kebersihan pikiran, ranah kemandirian, serta ranah
keterbukaan dalam mencoba hal baru. Sampel sampel tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kelompok kecil
yakni kelompok penikmat sejati film action (anggota sampel yang menyukai dan menjadikan film action
sebagai film favoritnya) yang beranggotakan 36 sampel (45 %) yang selanjutnya disebut sebagai
kelompok 1, kelompok penikmat film action (anggota sampel yang menyukai film action, tetapi tidak
menjadikan film action sebagai film favoritnya) yang beranggotakan 11 sampel (13,75 %) yang
selanjutnya disebut sebagai kelompok 2, serta kelompok bukan penikmat film action (anggota sampel
yang biasa saja atau sama sekali tidak menyukai film action) yang beranggotakan 33 sampel (41,25 %)
yang selanjutnya disebut sebagai kelompok 3. Kualitas kesehatan tidur, kebersihan pikiran, kemandirian,
serta keterbukaan dalam mencoba hal baru tiap anggota sampel kemudian dirating untuk melalui hasil
kuisioner dan observasi untuk menarik kesimpulan.
RESULT AND DISCUSSION

Gangguan emosional secara sederhana dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang
dalam menanggapi suatu hal secara tidak wajar. Gangguan emosional pada seseorang biasanya dipicu
oleh ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik berupa pergaulan dengan
teman sebaya, pelajaran, dan sebagainya.Selain itu, hal ini juga dipicu oleh sugesti-sugesti dari luar. Hal
ini juga dapat dipicu oleh kecacatan mental. Sugesti-sugesti dari luar, salah satunya yakni menonton film
adalah salah satu faktor dominan yang dapat memicu gangguan emosional seseorang terutama pada anak-
anak dan remaja. Salah satu genre film yang dilaporkan paling mempengaruhi gangguan emosional anak
adalah film bergenre action/crime, seperti pada film The Dark Knight atau yang biasa di kenal dengan
Batman.

CONCLUSION

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa perilaku gemar menonton film bergenre
action/crime pada anak di usia menjelang baligh ( 10 – 12 tahun ) menimbulkan gangguan emosional
pada ranah Kesehatan tidur dan kebersihan pikiran, namun tidak memberikan dampak yang signifikan
pada ranah kemandirian dan keterbukaan dalam mencoba hal baru.

Anda mungkin juga menyukai