Anda di halaman 1dari 12

Representasi Percintaan, Kekeluargaan dan Pendidikan Seks dalam Film “Dua Garis

Biru”

Dosen Pengampu :
Dr. Siti Nursanti, S.sos., M.I.Kom

Disusun Oleh :
Muhammad Farraz Fauzan Yusuf (1910631190178)
Nahda Salsabila Rahmah (1910631190183)
Panji Putra Sutanto (1910631190188)

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Singaperbangsa Karawang

ABSTRAK

Film berjudul Dua Garis Biru merupakan film karya Gina S.Noer, dan dibintangi oleh
dua pemeran utama yaitu Angga Aldi Yunanda (sebagai Bima) dan Adhisty Zara (sebagai
Dara). Film ini mengangakat percintaan masa remaja yang melampaui batas. Film ini rilis di
bioskop pada tanggal 27 Juni 2019. Film ini bercerita tentang sepasang remaja antara Dara
dan Bima yang masih duduk dibangku SMA, melakukan hubungan percintaan yang melewati
batas sehingga menyebabkan Dara hamil.Analisi ini dilakukan untuk memberikan gambaran
kepada khalayak betapa harus berhati-hatinya hubungan percintaan saat masa remaja, dan
juga memberikan gambaran kepada para orang tua agar memberikan pemahaman kepada
anaknya mengenai pemdidika seksual, melalui komunikasi-komunikasi yang harus sering
dilakukan. Sehingga anaknya mengetahui konsekuensi dari apa yang telah mereka lakukan.
Film Dua Garis biru terlihat sederhana akan tetapi memiliki begitu banyak pelajaran bagi
komunikasi keluarga terutama bagi hubungan orang tua dengan anak agar senantiasa hadir
penuh perhatian terhadap keluarganya. Memberikan pelajaran kepada para remaja dari
konsekuensi yang terjadi Ketika melakukan hubungan yang melampaui batas

Kata Kunci: Film Dua Garis Biru, Pendidikan seksual, Komunikasi Keluarga,
Percintaan Remaja
PENDAHULUAN

Film adalah bagian dari media massa yang cukup populer di massa sekarang. Lebih
lagi media massa ini menjadi alat komunikasi yang begitu efisien dalam menyampaikan
pesan-pesan kepada khalayak. Sebab pesan-pesan tersebut dibungkus secara hiburan sehingga
film memliki tempat tersendiri dibandikan dengan media massa yang lainnya. Seiring
berjalannya waktu teknologi media semaikin hari semakin berkembang dan sangat maju.
Dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat, film saat ini sudah menjadi hal
yang umum di kalangan masyarakat. Film bukan lagi sebagai barang yang mewah. Tetapi
kalangan menengah ke atas maupun kalangan menengah kebawah sudah sangat lumrah
dalam mengkonsumsinya. Film menjadi alternatif baru bagi masyarakat sebagai hiburan
untuk mengurangi kejenuhan dan stres bagi masyarakat disela-sela kesibukan aktivitas sehari-
hari. Berbagi penerlitian mengatakan bahwa film memliki dampak yang sangat luas kepada
masyarakat. Film selalu menjadi alat yang digunakan untuk merkeam kejadian-kejadian yang
timbul dan berkembang kepada masyarakat luas, yang selanjutnya akan ditampilkan di atas
layar (Irwanto, 1999:13 dalam Sobur, 2004:127)
Film merupakan alat media massa yang cukup efisien dan akan memberikan efek yang
begitu cepat kepada penontonya, baik itu efek positif maupun efek negatif. Tema besar yang
diangkat pada sebuah film pun selalu menarik perhatian masyarakat luas, khususnya jika
tema tersebut merupakan isu sosial yang terjadi pada masyarakat. Hal ini membuat film
selalu memrberikan efek kepada penontonya, baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung. Film yang merupakan media massa ini, memiliki kekuatan yang luar biasa karena
dapat memberikan efek atau dampak kepada banyak status sosial atau subsosial. Sehinggan
film ini memiliki potensi yang besar dalam mempengaruhi khalayak luas. (Sobur, 2004:127).
Industri perfilman di Indonesia seiring perkembangan zaman selalu berkembang pesat
hingga saat ini. Hal ini membuat film memiliki peran yang signifikan terhadap perubahan dan
perkembangan sosial di masyarakat. Perubahan terjadi, sebab film memiliki pandangan yang
unik dalam menyampaikan pesan yang ada dalam kejadian nyata secara objektif dan
menyeluruh. Kejadia-kejadian tersebut dikemas dan ditampilkan secara tidak langsung atau
simbolik yang memberi tahu sudut pandang yang berbeda. Film saat ini sudah menjadi media
massa yang sangat populer, sehingga film sangat mudah diterima oleh masyarakat. Film
menjadi alat dalam menyampaikan konsep, ide, serta gagasan sehingga memberikan efek
pesan yang sangat menyeluruh sehingga perubahan-perubahan sangat mungkin terjadi untuk
para penontonnya. Film harus bisa mengemas pesan-pesan sebaik mungkin agar mudah
diterima kepada khalayak luas. Karena penonton film saat ini sangatlah umum tanpa ada
batasan latar belakang apapun. Sehingga efek pessan dalam film harus dikemas secara
menarik dan mudah diterima yang dapat memberikan perubahan pemikiran jangka panjang
seperti perubahan idealisme, sudut pandang dan gaya hidup.
Banyak masyarakat yang kurang menangkap pesan-pesan yang ada dalam sebuah film
sehingga masyarakat hanya menonton untuk hiburan tanpa mendapatkan pesan yang ingin
disampaikan oleh pembuatnya. Saat ini banyak dari masyarakat jika menonton film, hanya
menonton tayangan yang ditampilkan, alur film, atau bahkan hanya menonton keseruan yang
terjadi dalam film tersebut saja. Tanpa memperhatikan apa pesan-pesan yang ingin
disampaikan oleh pembuat film. Seperti yang terjadi dalam film Dua Garis Biru. Terkadang
masyarakat tidak menyadari bahwa pembuat film ini, sangat banyak menyisipkan pesan-
pesan tersirat yang ingin disampaikan dalam pembuatan film tersebut. Di dalam film Dua
Garis Biru, Gina S. Noer selaku pembuat film berusaha mengangkat fenomena-fenomena
yang terjadi dalam kehidupan percintaan sepasang remaja, yang ketika sepasang tersebut
melewati batas maka akan memberikan efek yang menyedihkan pada sebuah hubungan.
Sehingga akhirnya hanya akan menjadi penyesalan saja. Dalam menikmati film ini harus
memiliki pemahaman yang tepat terkait permasalahan tersebut. Karena jika permasalahan
tersebut tidak ditanggai dengan tepat makan menonton film ini hanya menjadi hiburan semata
saja. Dan dari film ini pun membukakan mata kita, khususnya orang tua terhadap anaknya.
Betapa pentingnya pendidikan seksual kepada anak dan komunikasi antar orang tua dan anak.
Sehingga anak memiliki pemahaman terhadap efek dari apa yang telah dia lakukan.
Jika kita lihat lebih jauh film ini dapat memberikan pemahaman serta pengaruh untuk
orang tua betapa pentingnya komunikasi antar orang tua dan anak, karena dengan komunikasi
antar orang tua dan anak dapat mempererat hubungan keluarga sehingga orang tua dengan
mudah memberikan pemahaman kepada anaknya mengenai pendidikan seksual, cara berbagi
kasing saying dengan orang lain, serta memberikan kegiatan positif sehingga anak tidak
merasa kesepian karena sudah mendapatkan kasih saying dari orang tuanya. Dengan latar
belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui makna pentingnya komunikasi antar
pribadi dari pesan moral yang ingin disampaikan didalam film Dua Garis Biru . penting
sekali mengetahui makna apa saja yang dapat diambil dari film ini agar masyarakat
mengetahui betapa pentingnya komunikasi antarpribadi sehingga akan memberikan
pemahaman antar individu yang satu dengan yang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Remaja adalah masa transisi dimana manusia mengalam perubahan atau pergesaran
dari yang tadinya kanak-kanak mencoba menuju ke arah yang lebih dewasa. Jika kita lihat,
ciri-ciri yang tidak dapat terhilangkan dari seorang remaja adalah timbulnya perasaan cinta.
Perasaan ini merupakan perubahan pola ke arah pemberian kasih sayang kepada orang lain.
Saling memberikan rasa kasih sayang kepada orang lain menjadi penghubung timbulnya
pacaran. Berpacaran saat ini sudah menjadi hal yang lumrah dikalangan remaja. Terkadang
orang tua pun mewajarkan anaknya jika sudah mengalami hal tersebut. Hal seperti yang
membuat perilaku pacaran menjadi tidak terkontrol. Orang tua cenderung mewajarkan
anaknya yang sedang berpacaran, karena berfikir percintaan mereka tidak akan melewati
batas atau bisa disebut percintaan yang sehat.
Pola perilaku orang tua seperti yang membuat remaja saat ini memiliki resiko yang
cukup signifikan dalam keberlangsungan hubungannya. Remaja yang diwajarkan terkadang
memiliki kecenderungan melakukan hal-hal yang melewati batas. Tanpa tahu resiko apa yang
dihadapi kedepannya. Peran orang tua disini sangat menentukan keberlangsungan percintaan
anak. Seharusnya orang tua memberikan nasihat atau pendidikan seksual kepada anaknya.
Khususnya jika anaknya sudah mengalami fase remaja dan hubungan percintaan.
Di fase remaja, manusia cenderung mengalami sesuatu yang terjadi dan tidak pernah
mereka rasakan sebelumnya. Hal-hal baru tersebut seperti lebih tidak terbuka kepada orang
tua, menemukan cinta atau memiliki rasa senang dengan lawan jenis, merasa membutuhkan
lebih kebebasan, lebih memperhatikan penampilan diri sendiri, membutuhkan perhatian lebih
dari orang lain, dan ciri-ciri yang tidak dapat dihilangkan dari seorang remaja adalah
timbulnya rasa mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. Kita lebih menyebbutnya kedalam
fase berpacaran. Proses pertemanan sosial menjadi salah satu faktor yang paling utama dari
perilaku pacaran yang terjadi pada remaja. Pertemanan sosial yang baik akan mempengaruhi
kepada sikap dan perilaku remaja tersebut, begitupun sebaliknya. Faktor orang tua juga
menjadi salah satu hal yang penting kepada perilaku anaknya. Orang tua yang memiliki
perhatian lebih terhadap anaknya akan bisa membimbing anaknya terutama di fase remaja ini.
Tetapi jika orang tua tersebut tidak membimbing, maka akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti halnya yang terjadi di Film Dua Garis Biru.
Film Dua garis biru ini termasuk ke dalam film dengan kategori drama. Film yang
mengangkat isu-isu sosial yang terjadi dikalangan remaja ini memiliki banyak pesan-pesan
yang dapat dianalisis setiap adegannya. Dalam pengamatan analisis ini kami memfokuskan
kepada adegan-adegan yang memiliki unsur ke arah pendidikan seks dan peranan orang tua
terhadap mengkomunikasikan pendidikan seks secara intrapribadi.
Fokus Pembahasan kami dalam analisis ini adalah hasil yang diperoleh melalui
adegan-adegan dalam film tersebut. Adegan dan dialog dalam film ini memberikan banyak
makna dari setiap adegannya. Setiap scene selalu memperlihatkan norma-norma dan yang ada
di dalam masyarakat, baik itu merupakan pelanggaran norma ataupun nilai yang dapat
diperoleh dari pelanggaran tersebut. Klasifikasi nilai yang dapat diambil dari setiap scene nya
sudah dibentuk melalui beberapa jenis yaitu hubungan percintaan yang terjadi pada remaja,
hubungan anak dengan orang taunya, dan hubungan manusia dalam menghadapi diri sendiri.
Terdapat Nilai moralitas yang kami teliti didalam film ini. Seperti nilai moral yang
ditunjukan oleh Dara kepada Bima dan apa yang dilakukan keluarga keduanya dalam
menyelesaikan permasalahan anaknya yang melakukan hubukan seksual diluar pernikahan.
Fokus penelitian ini kami tunjukan lewat dialog dan adegan yang ada dalam film tersebut
yang kami analisis melalui makna dari setiap adegannya.

ANALISI ADEGAN FILM DUA GARIS BIRU

Gambar 1. Dara dan Bima di dalam kamar

Dalam gambar 1 dijelaskan Dara dan Bima berada didalam kamarnya dara. Dara dan
Bima sedang asyik bercanda dan Dara pun memakeover Bima agar Bima terlihat mirip
dengan oppa- oppa Korea karena Dara suka sekali dengan negara Korea. Dan digambar
selanjutnya adalah time skip, dilanjutkan dengan adegan mereka berdua sudah diatas kasur,
dan tubuhnya ditutupi dengan selimut, tetapi ditampilkan wajah mereka berdua. Dan diatas
kasur tersebut mereka memandang ke hadapan yang sama dan tubuh dara membelakangi
bima.
Makna yang terdapat dalam gambar tersebut adalah mereka berdua sedang berada di
dalam kamar, ranjang, dan selimut yang sama. Yang memiliki arti bahwa tidak adanya
batasan diantara mereka berdua. Hal-hal tersebut seperti di dalam kamar, ranjang, dan selimut
yang sama menandakan kejadian yang baru saja mereka lakukan. Mereka melakukan
berhubungan badan atau hubungan yang melampaui batas. Kejadian ini terjadi karena tidak
adanya orang tua dara di rumah sehingga mereka tidak memiliki batas kebebasan. Maka hal-
hal-hal yang melanggar norma tersebut bisa terjadi.
Di Indonesia sendiri merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi nilai
kesopanan. Dimana tamu atau yang bukan penghuni rumah tersebut sebaiknya tidak
diperkenankan masuk ke dalam kamar. Khususnya jika lawan jenis. Norma-norma di
indonesia saat ini tidak dapat melumrahkan pasangan remaja di dalam satu kamar tanpa
pengawasan orang tua. Hal ini nantinya akan menjadi nilai yang baik, karena tidak
menlumrahkan hal tersebut berarti kita menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Karena jika ada
sepasang remaja di dalam satu kamar tanpa pengawasan orang tua, itu akan menimbulkan
hal-hal yang buruk seperti tidak bisa menahan hawa nafsu yang dapat merugikan kepada
mereka sendiri.
Pada kedua gambar diatas menandakan kurangnya perhatian orang tua terhadap
pentingnya memberikan pendidikan seksual kepada anaknya. Jika kita lihat Dara dan Bima
sangat minim pengetahuan mengenai apa yang telah mereka lakukan sehingga terjadi
masalah-masalah yang timbul pada hubungan mereka itu sendiri.

Gambar 2. Testpack

Makna yang terkandung didalam gambar 2 adalah tangan dara yang sedang
memegang test pack berwana putih dengan pertanda dua garis merah muda didalam test pack
tersebut. Pada tanda tersebut menandakan bahwa dara positif hamil. Sebagai akibat dari
berhubungan badan yang telah Dara dan Bima lakukan. '
Tanda Positif hamil ini merupakan sebuah konsekuensi dari hubungan percintaan
yang melewati batas. Dan konsekuensi dari perilaku negatif berpacaran mereka, yang sudah
melakukan seks bebas. Ternyata kurangnya pemahaman remaja mengenai hubungan adalah
faktor utama terjadinya hal tersebut. Mereka melakukan yang hal-hal yang tidak tahu sebab
akibat apa yang akan terjadi pada mereka. Pendidikan seks seharusnya selalu diberikan baik
dikeluarga maupun disekolah. Itu bukan menjadi hal yang tabu lagi untuk diperbincangkan di
massa sekarang. Tetapi menjadi suatu bagian yang penting dalam sebuah pembelajaran agar
mereka mengerti hal-hal yang dapat merusak masa depan mereka.

Gambar 3. Buah strawberry

Dari gambar 3 digambarkan dengan strowberry yang dipegang dan ditaruh tepat diatas
perut Dara. Makna yang terkandung dalam gambar tersebut adalah digambarkan dengan
strowberry yang menjadi pertanda adanya janin yang terdapat didalam perut dara, tetapi janin
tersebut ukurannya masih kecil. Dan menandakan perut dara belum begitu besar sehingga
dari fisik dara belum terlihat sebagai orang yang sedang hamil. Dan dengan adanya pertanda
tersebut, berarti dara dan bima masih bisa menyembunyikan kehamilan dara.
Gambar 4. Dara, Bima dan kedua orang tua mereka bertemu di ruangan UKS

Di gambar 4 dijelaskan dengan dara, bima, dan orang tua mereka bertemu di ruang
UKS sekolah. Itu menjadi awal kedua orang tua mereka mengetahui kehamilan dara yang
awalnya mereka tutup tutupi. Terlihat digambar itu dara yang sedang duduk di kasur ruang
UKS dan ditemani bima disampingnya, dan orang tua diantara mereka terlihat marah dan
kecewa terhadap perilaku mereka. Sehingga mereka berdua diintogerasi diruangan tersebut.
Makna yang dijelaskan digambar 4 adalah terlihat mereka sedang melakukan obrolan
yang sangat intensif dan serius, terlihat kemarahan diantara kedua orang tua tersebut.
Terlebih lagi, orang tua dara sangat mempersalahkan bima terhadap kehamilan yang dialami
oleh Dara. Tetapi Dara menyanggah hal tersebut, ia beranggapan jika ini bukan salah bima
seorang tetapi ini bagian dari kesalahan mereka berdua. Ibu Bima pun membela bima yang
terlihat sangat dipojoki oleh keluarga bima. Selanjutnya Bima berkata bahwa ia siap
bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan. Ia pun dengan tegas mengatakan bahwa
dirinya sangat mencintai Dara. Dan orang tua Dara memberikan hukuman kepada mereka
berdua, jika benar Bima ingin bertanggung jawab maka tanggung jawablah dari sekarang.
Selanjutnya, kedua orang tua Dara meninggalkan ruangan tersebut.
Bima bertanggung jawab diawali dengan perkataan jujur kepada orang tua mereka.
Kejujuran yang dilakukan Bima atas perilaku mereka yang telah mereka lakukan sebelumnya.
Dengan komunikasi secara jujur membuat orang tua Bima bisa membelanya. Sehingga orang
tua bima lebih bisa menerima dan memaafkan kelakuan anaknya. Hal ini ditandakan dengan
selanjutnya dara diizinkan tinggal di rumah Bima.

Gambar 5. Jus strawberry

Arti simbol pada Gambar 5 adalah proses pembuatan sari buah strawberry pada sari
buah strawberry. Tempat di mana stroberi dihancurkan dalam blender akan menyisakan jus
yang sangat segar saat diminum. Arti dari gambar 4 adalah strawberry yang sedang dicampur
Ini menunjukkan bahwa jika Dara dan Bima melakukan aborsi, hal yang sama akan terjadi
pada janin yang ada di rahim Dara. Buah strawberry dibandingkan dengan janin Dara dan
Bima. Dara dan Bima bingung dan tidak tahu harus berbuat apa karena konsekuensi yang
mereka terima terlalu besar untuk dikendalikan. Darah Bima mencoba mencari solusi dari
masalah tersebut, salah satunya Apakah itu aborsi atau aborsi janin? Tapi Dara tersentak
Niatnya setelah melihat proses pembuatan jus strawberry, pada buah strawberry Gambarkan
janin dalam rahim Dara.
Definisi medis dari aborsi adalah bahwa aborsi mengacu pada penghentian kehamilan
atau kematian dan keputihan sebelum 20 minggu, atau janin memiliki berat kurang dari 500
gram atau panjang janin kurang dari 25 cm. Biasanya keguguran terjadi sebelum bulan ketiga
kehamilan. Oleh karena itu, aborsi merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kelahiran
bayi yang tidak diinginkan. Namun, Dara percaya bahwa dalam hati nuraninya (berdasarkan
norma yang berlaku), setelah melihat sari buah strawberry yang dicampur, ia tidak tahan
untuk mengalami keguguran di dalam kandungan. Dara memilih bertanggung jawab dan
menanggung akibatnya. Pesan dalam gambar tersebut memberikan informasi bahwa tindakan
pencegahan yang terbaik adalah dengan memahami pendidikan seks, seperti memahami
konsekuensi jika norma dilanggar. Namun, jika sudah terlanjur terjadi, konsekuensi tersebut
harus dipertimbangkan daripada dihilangkan. strawberry menggambarkan janin dalam
kandungan Dara.

Gambar 6. Proses pernikahan Dara dan Bima

Arti lambang pada Gambar 6 ini adalah Bima dan Dara mengadakan pawai pernikahan
diiringi oleh dua orang anggota keluarga. Anda akan melihat cincin dari jari manis Dara, dan
keduanya memegang mereka resmi menjadi suami istri, kebahagiaan bisa terlihat di sana. Di
sisi lain, keputusan menikahi Dara menandakan bahwa Bima ingin menunjukkan kepada
orang tua Dara bentuk pertanggungjawaban yang dikatakannya alam proses pengambilan
keputusan sebelumnya, seseorang biasanya akan memilih antara "ya" atau "tidak", dalam hal
ini orang akan berkomunikasi dengan dirinya sendiri, terutama mengingat keputusan yang
diambilnya.buku nikah. Makna kesepakatan pada Gambar 6 adalah bahwa pawai pernikahan
Dara dan Bima berlangsung lancar dan serius. Wajah Bima dan Dara pun memancarkan
kegembiraan, Dukungan kerabat dan teman yang hadir membuat Bima semakin santai dan
lancar, ia membacakan surat ijin qobul di depan bapak dan kepala Dara. Sebelumnya, Bima
memang meminta izin ayahnya untuk menikahi Dara. Senyuman Dara dan Bima
menunjukkan komunikasi nonverbal yaitu kebahagiaan. Saat mereka resmi menjadi suami
istri, kebahagiaan bisa terlihat di sana. Di sisi lain, keputusan menikahi Dara menandakan
bahwa Bima ingin menunjukkan kepada orang tua Dara bentuk pertanggungjawaban yang
dikatakannya sebelumnya. Dalam proses pengambilan keputusan, biasanya seseorang
memilih antara “ya” atau “tidak.” Dalam hal ini, orang dapat berkomunikasi dengan dirinya
sendiri, terutama mengingat keputusan yang diambilnya.
Gambar 7. Bima dan ibunya sedang mengobrol ruang tamu

Makna pada gambar 7 adalah bahwa Bima dan ibunya sedang mengobrol di ruang
tamu, Ibu Bima sedang mengobrol sambil menyiapkan kue, kemudian Ibu Bima mencium
kepala Bima yang tergeletak di pangkuannya. Makna makna pada Gambar 7 adalah bahwa
Bima dan ibunya mengobrol dengan sangat akrab. Bima menunjukkan keakraban ini
dengan membicarakan masalah yang dia ganggu. Bima merasa bersalah kepada ibunya
karena melakukan kesalahan. Merasa bahwa dia telah melakukan dosa yang tidak dapat
diampuni. Namun ibu Bima memiliki nada yang lembut dan berusaha memaafkan Bima
atas kesalahannya, lalu menyentuh dan mencium Bima, kata Ibu Bima bahwa Bima adalah
anak yang baik. Dari ibu Bima, kita bisa melihat cinta dan kepedulian orang tua terhadap
anak-anaknya. Ibu Bima selalu mendengarkan cerita Bima dan memberikan perhatian dan
dukungan kepada Bima untuk masa depan anaknya. Di sini, suasana yang akrab mendorong
orang untuk merasa nyaman saat menceritakan kisah nyata.

Gambar 8. Dara dan ibunya sedang mengobrol di kamar tidur

Dalam Gambar 8 diperlihatkan, dara beserta ibunya sedang berkomunika secara


intens antarpribadi, bercerita, mengobrol, mengenang masa lalu sehingga memberikan
perhatian satu sama lain. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dilakukan
indvidu yang satu dengan individu lainnya dan diantara individu tersebut saling memberikan
respons satu sama lain. Bertujuan untuk saling memberikan perhatian.
Persamaan yang dialami dara dan ibunya terbilang sama. Dalam scene ini ibu dara
bercerita kepada dara tentang persamaan saat ibunya hamil. Seperti : keluarnya asi, perutnya
yang terasa aneh, dan bayi yang menendang-nendang. Hal itu untuk memberikan pemahaman
kepada dara bahwa itu hal yang biasa dialami di fase kehamilan. Sehingga dara tidak lagi
khawatir dengan kondisi tubuhnya saat ini. selayaknya orang tua kepada anaknya, apapun
masalah yang dialami anaknya, bahkan membuat dirinya kecewa, ia tetap memberika
dukungan penuh kepada anaknya untuk melewati masalah-masalah tersebut. Interaksi antara
dara dan ibunya menunjukan kasih saying antara keduanya dan saling memberikan
pemahaman satu sama lain. Interaksi antara orang tua dan anak akan memberikan perubahan
yang menyeluruh terhadap fungsi keluarga yang seutuhnya.

Gambar 9 Kakak bima marah kepada bima

Dalam Gambar 9 diperlihatkan, kakak bima sangat marah kepada bima. Bima
dianggap sangat bodoh karena telah melakukan hal yang dia tidak tahu konsekuensi. Bahkan
kakak bima sampai bertanya mengenai “apakah dirinya menggunakan kondom”. Karena
menganggap bima bodoh sekali. Tidak tahu apa sebab-akibat dari apa yang bima telah
lakukan. Di scene ini kakak bima menangis sambal menasehati adiknya. Bima sebagai adik
yang sangat merasa bersalah meminta maaf. Walaupun kakaknya menyuruhnya diam. Dan
Kembali menangis menanyakan nasib pernikahannya.
Komunikasi antar pribadi yang terjadi di scene ini adalah komunikasi yang terjadi
sesame anggota keluarga. Anggota keluarga saling memarahi dan menasihati apapun yang
terjadi dengan adiknya. Walaupun marah, diperlihatkan kakak bima sangat sayang kepada
bima. Karena pada awal memasuki kamar bima ia tetap meminta izin dan menangis saat
memarahi bima.
Hubungan antara kakak dan adik ini membuat dirinya semakin dekat satu sama lain.
Karena setelah scene ini berlanjut kaka bima tetap ikut hadir ke acara lamaran bima dengan
dara. Walaupun awalnya ia tidak ingin hadir. Tetapi hubungan sesame keluarga tidak bisa
dipisahkan. Ia tetap saying kepada adiknya selayaknya adik dan kakak.

Gambar 10 Pertengkaran antara Dara dan Bima

Dalam gambar 10 diperlihatkan, pertengkaran antara dara dan bima. Diawali dari dara
yang merasa bima tidak memiliki masa depan yang baik karena hanya main game. Tidak
memikirkan masa depan. Berbeda dengan dirinya yang mempunyai banyak mimpi. Sampai
dara marah karena bima sering bolos sekolah. Walaupun bima bolos dengan alasan bekerja di
restoran orang tua dara untuk menabung agar bisa dara dan bima bisa mandiri.
Dalam scene ini, terdapat pertengkaran. Pertengkaran terjadi karena kurang adanya
komunikasi antar pribadi. Sehingga diantara mereka tidak dapat memahami satu sama lain.
Komunikasi menjadi sangat penting dari suatu hubungan baik itu keluarga maupun
percintaan. Sering kali pertengkaran suatu hubungan terjadi karena kurangnya komunikasi
antar individu dengan individu lainnya. Kurangnya komunikasi menimbulkan persepsi
negatif. Terutama hubungan percintaan, banyak hubungan percintaan tidak berlanjut dengan
baik karena kurangnya komunikasi antar individu dengan individu lainnya.
KESIMPULAN

Film Dua Garis Biru menceritakan tentang hubungan percintaan sepasang remaja
yang bernama Dara dan Bima. Di ceritakan Dara dan Bima saat itu sedang duduk dibangku
Sekolah Menengah Atas (SMA). Tetapi ha-hal yang tidak diinginkan oleh Bima dan Dara
terjadi. Mereka pun melakukan hubungan pacaran yang melampaui batas, dan berhubungan
badan di usia mereka. Singkat cerita Dara pun hamil, itu menjadi awal masalah hubungan
mereka berdua. Bima pun awalnya mengambil keputusan untuk menggugurkan anak yang
dikandung Dara atau mengaborsi anak tersebut. Tetapi, Dara memilih untuk tidak melakukan
hal itu. Ia memilih untuk tetap mengandung anak tersebut, sampai anak itu lahir. Dan Bima
menghargai keputusan Dara. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah muda.

Film Dua Garis Biru merupakan film yang mengangkat tema atau isu-isu sosial yang
terjadi di kalangan remaja saat ini. Fenomena-fenomena tersebut merupakan hamil di luar
nikah. Film ini sangat mengangkat fenomena-fenomena tersebut yang sering tejadi di
lingkungan masyarakat. Terlihat dari streotipe yang ada di masyarakat sekarang menanggapi
remaja yang hamil diluar nikah. Hal ini juga berkaitan dengan konflik yang akan terjadi jika
remaja tersebut melakukan hal-hal tersebut. Konflik ini memiliki dampak yang sangat luas,
karena berdampak pada keluarga, dan individu itu sendiri. Jadi, Konflik yang dihadirkan di
dalam film ini sangat dekat dengan keadaan masyarakat indonesia sekarang.

Pendidikan seks menjadi suatu hal yang sangat penting di zaman sekarang ini. Karena
seiring perkembangan zaman pergaulan hubungan antara remaja semakin mudah dan semakin
bebas. Pendidikan seks sudah menjadi hal yang lumrah di kondisi negara kita saat ini. edukasi
seputar seks kepada remaja bukan berarti orang tua mendukung anak untuk melakukan hal
tersebut. Tetapi itu merupakan upaya pencegahan agar hubungan yang melewati batas tidak
terjadi. Anak pun mengetahui sebab dan akibat dari apa yang mereka lakukan. Terkadang
orang tua masih merasa ragu untuk memberikan pendidikan seks kepada anaknya yang masih
usia dini. Sebenarnya, saat usia dini lah seharusnya orang tua memberikan pendidikan seks
kepada anaknya. Hilangkan kecanggungan dan cobalah membangun kedekatan dengan anak,
sehingga anak dengan mudah menerima pendidikan seks tersebut.

Jika orang tua tidak memulainya sejak dini maka akan membahayakan kepada anak
tersebut. Terutama jika anak tersebut sudah mulai beranjak ke arah remaja. Masa remaja
menjadi masa dimana rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru pada diri manusia semakin
meningkat. Remaja cenderung mencari informasi sendiri, bahkan yang berbahaya jika ia
mencoba sesuatu tersebut tanpa mengetahui akibatnya. Pendidikan seks sejak dini, membuat
anak pada masa remaja tidak kebingungan, sehingga ia menghindari hal-hal yang tidak
merugikan dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Chasanah, I. (2018). Psikoedukasi pendidikan seks untuk meningkatkan sikap orangtua dalam
pemberian pendidikan seks. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 10(2), 133–150.
Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2016). Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Sari Pediatri,
11(2), 136–141.
Februanti, S. (2018). Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Seks Pranikah Di Salah
Satu Sma Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu
Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 17(2), 261–267.
Ginanjar, M. H. (2017). Keseimbangan peran orang tua dalam pembentukan karakter anak.
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 2(03).
Gunawan, E. B., & Junaidi, A. (2020). Representasi Pendidikan Seks dalam Film Dua Garis Biru
(Analisis Semiotika Roland Barthes). Koneksi, 4(1), 155–162.
Justicia, R. (2017). Pandangan Orang Tua Terkait Pendidikan Seks Untuk Anak Usia Dini. Early
Childhood: Jurnal Pendidikan, 1(2), 28–37.
Marbun, S. M., & Stevanus, K. (2019). Pendidikan Seks Pada Remaja. Fidei: Jurnal Teologi
Sistematika Dan Praktika, 2(2), 325–343.
Marwa, A., & Kamalia, N. (2020). Representasi Pendidikan Karakter di Film Dua Garis Biru
Berdasarkan Perspektif Thomas Lickona. KoPeN: Konferensi Pendidikan Nasional, 2(1), 32–
41.
Pertiwi, M., Ri’aeni, I., & Yusron, A. (2020). Analisis Resepsi Interpretasi Penonton terhadap
Konflik Keluarga dalam Film" Dua Garis Biru". Jurnal Audiens, 1(1), 1–8.
Rachmah, S., Kartiningrum, E. D., & Anggreni, D. (2020). Pembinaan Pada Remaja Tentang
Perilaku Berpacaran. Journal of Community Engagement in Health, 3(1), 33–38.
Sebayang, W., Gultom, D. Y., & Sidabutar, E. R. (2018). Perilaku seksual remaja. Deepublish.
Soejoeti, S. Z. (2018). Perilaku seks di kalangan remaja dan permasalahannya.
Hanum, S. M. F. (2016). Dampak psikologis pada kehamilan remaja (studi ekplorasi di desa watut
ulis prambon sidoarjo). Jurnal Kebidanan Midwiferia, 1(2), 93-104.
Handayani, M. (2017). Pencegahan kasus kekerasan seksual pada anak melalui komunikasi antarpr
ibadi orang tua dan anak. Jurnal Ilmiah Visi, 12(1), 67-80.

Anda mungkin juga menyukai