Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 2

Disusun oleh;
Nama : Roya Munjiah
NIM : 042907949
Mata Kuliah : Sosiologi Komunikasi
Jurusan : Ilmu Komunikasi

Jl. Raya Jkt Jl. Pakupatan No.KM. 7, Panancangan, Kec. Cipocok


Jaya, Kota Serang, Banten 42124
Soal :
1. Peran orang tua dalam memilih, mengawasi, mendampingi bahkan menjelaskan tayangan
televisi yang ditonton anak-anak sangat diperlukan, mengapa demikian ? coba jelaskan
dengan melihat sisi negative sebuah tayangan ?

Televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki perpaduan antara audio dan
visual yang mana masyarakat dapat melihat dan mendengar. Televisi sebagai salah satu media
penghibur keluarga yang dapat memberikan hiburan dan informasi selama hampir 24 jam terus
menerus dan gawai sebagai salah satu media untuk berkomunikasi, media untuk mencari
informasi, hiburan. Biasanya orang tua menyediakan televisi di rumah bahkan di kamar anak
dengan tujuan agar mereka betah tinggal di rumah dan tidak mengganggu orang tua yang sedang
istirahat melepaskan lelah setelah bekerja seharian diluar rumah.
Televisi menyajikan berbagai ragam tayangan baik berupa berita, tayangan-tayangan hiburan,
tayangan edukatif, sampai pada tayangan, tayangan drama seperti sinetron, dari kebanyakan
tayangan televisi yang banyak digemari sebagian orang adalah sinetron. Bahkan orang tua yang
memiliki anak usia dini kurang penyortiran tayangan yang layak dikonsumsi untuk keluarga.
Sehingga bagi anak-anak yang kurang mendapatkan pengontrolan dari orang tua mendapatkan
kesempatan luas untuk melakukan peniruan terhadap aksi-aksi yang selayaknya tidak dilakukan
oleh anak dan inilah salah satu yang menjadikan perkembangan perilaku anak menjadi terganggu
karena pola perilaku mereka yang dipengaruhi oleh tontonan yang kurang layak untuk konsusmsi
anak.
Seorang anak tidak semua mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka
karena itulah sebagai orang tua seharusnya memberikan edukasi dan mendampingi, mengawasi,
mendampingi anak Ketika anak menonton siaran televisi. Contohnya tayangan hiburan yang ada
di televisi, Ketika melihat tayangan tersebut ada unsur bullying, dan dikhawatirkan prilaku dan
lakon penghibur di televisi tersebut di tiru oleh sang anak di dunia sekolahnya,dan pada saat
bermain dengan teman-teman nya.
Albert Bandura (psikolog) dan Walters (dalam Mustafa, 2006) menyatakan bahwa kita belajar
banyak perilaku melalui peniruan bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang
kita terima. Manusia bisa meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku
model dan akibat yang ditimbulkannya atas model tersebut. Proses belajar semacam ini disebut
“observational learning” pembelajaran melalui pengamatan.
Menurut Putra (2010:44) ada beberapa akibat negatif dari menonton televisi secara berlebihan
yaitu salah satunya adalah tayangan televisi buruk bisa membuat anak menirunya, anak akan
cenderung meniru hanya akan menganggapnya sebagai suatu kesenangan yang boleh dilakukan
karena mereka belum bisa membedakan antara yang benar dan salah. Selanjutnya, Ikatan Dokter
Indonesia (dalam Musbikin, 2009:54) menyebutkan beberapa fakta penting tentang pengaruh
televisi terhadap anak, salah satunya adalah membuat matang secara seksual lebih cepat, banyak
tontonan televisi yang menayangkan adegan seksual pada waktu anak menonton televisi, sehingga
akan menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya dan dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi
mereka cenderung meniru dengan mencoba melakukan apa yang mereka lihat, hal ini
mengakibatkan anak menjadi pelaku dan korban perilaku-perilaku seksual. Eisenberg, dkk (dalam
Berliana (2004:10), mengungkapkan bahwa terlalu banyak menonton televisi berdampak kepada
salah satunya yaitu peniruan terhadap model perilaku negatif seperti kekerasan, kebebasan seks,
madat (kecanduan), dan lain-lain.
Tiga hari yang lalu tepatnya pada tanggal 03 November 2022 sebuah cuitan di twitter viral
yaitu postingan seorang kaka yang mempunyai adik perempuan yang berusia 11 tahun tepatnya
kelas 5 SD dan tidak sengaja membaca surat adiknya yang ditelusuri surat tersebut dari teman
laki-lakinya yang menyukai adik nya tersebut, berikut isi surat tersebut.

Dilihat dari isi surat tersebut sangat tidak wajar jika seorang anak yang berusia 11-12 tahun
bisa membicarakan hal-hal yang tidak sewajarnya keluar dari usia mereka. Kejadian tersebut
menjadi perhatian semua orang temasuk orang tua yang tidak tahu apa yang ditonton oleh seorang
anak tersebut, hal ini menjadi perhatian para pendidik, dan beberapa orang banyak yang
berpendapat ini adalah salah satu dampak negative dari televisi atau gadget yang di tonton oleh
sang anak. Karena seorang anak akan meniru apa yang mereka lihat. Adanya peristiwa ini di
harapkan para orang tua harus sangat selektif dalam mendampingi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak, dan selalu mengedukasi tentang hal yang buruk dan hal yang baik
dilakukan di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai