Anda di halaman 1dari 6

Sri Hesti Pujiawati eneng larasati isfira Reina Rahman Handayani

Srihestipujiawati@gmail.com larassatineng@gmail.com

Isfirarr@gmail.com

Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

Institut Ilmu Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP)

Siliwangi 2018

ABSTRAK

Saat ini youtube adalah salah satu aplikasi berbasis video yang memiliki

lebih dari satu miliyar pengguna dimana tiap hari pengguna youtube bisa

menonton ratusan juta video yang di upload dan sangat berpengaruh terhadap

lingkungan sosial anak. Youtube salah satu aplikasi yang paling sering dicari dan

penggunanya bukan hanya orang dewasa melainkan anak-anak juga. Youtube

biasanya di gunakan untuk mencari hiburan namun banyak konten-konten

menyimpang. Penelitian ini guna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

aplikasi youtube terhadap perkembangan sosial anak dan Penelitian ini juga

diharapkan menjawab persepsi masyarakat tentang dampak youtube terhadap

perkembangan sosial anak tanpa berdasarkan data dan riset yang jelas.

LATAR BELAKANG

Di zaman yang serba modern ini, ada banyak media hiburan yang bisa

dengan mudah diakses oleh anak-anak di dalam Youtube. Kemudahan ini juga
tentunya sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi kemudia Jaringan

internet juga memudahkan anak-anak mendapatkan hiburan secara instan dari

smartphone mereka . Anak-anak bisa menonton film apa pun sesuai dengan selera

mereka. Selain menonton film anak-anak juga sering menonton berbagai macam

konten yang dibuat oleh para youtuber.

Karena kemudahan ini, banyak anak yang betah berada di depan komputer

dan smartphone mereka. Anak-anak bisa menonton film ataupun konten dan vlog

di youtube selama berjam-jam. Menurut berbagai penelitian neurologi terbukti

bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% tercapai

pada usia delapan tahun. Untuk itu sangat disayangkan apabila pada periode ini

dilewatkan begitu saja tanpa adanya upaya untuk mengoptimalkan perkembangan

anak.

Bahwasanya anak-anak memang membutuhkan hiburan. Namun kalau

mereka kelewat asyik menonton secara berlebihan, apalagi mendapat suguhan

konten dan vlog yang kurang pas untuk mereka, tentu saja menjadi masalah

karema terkadang banyak konten-konten menyimpang. Akan ada dampak atau

efek negatif bagi perkembangan sosial terhadap anak-anak. Dampaknya mungkin

belum akan terasa sekarang. Akan tetapi, setelah beberapa tahun kemudian anak

– anak yang sering nongkrong di depan komputer atau menggunakan smarphone

sekadar menonton konten yang tidak mendidik, akan mengalami kesulitan

konsentrasi dan perilakunya.

Selain adanya Vlog, ada pula konten-konten yang biasa dibuat oleh para

youtuber yang kurang pas jika ditonton oleh anak-anak. Misalkan konten-konten
yang berisi adegan dengan kata-kata kotor contoh youtuber sambil bermain game

biasanya setiap dia bereaksi terhadap game yang dia mainkan terkadang lepas

kendali dan terkadang melakukan hal yang tidak pantas dan berbahaya . Hal

tersebut juga dapat mempengaruhi pemikiran anak-anak dan yang paling parahnya

anak-anak justru mengikuti atau menirukan hal-hal yang berbahaya dan negatif

dari yang mereka tonton dari video tersebut.

PEMBAHASAN

PENGARUH YOUTUBE TERHADAP PERKEMBNGAN SOSIAL PADA

ANAK

penggunaan media sosial Youtube yang berlebihan dapat membuat

perkembangan otak anak menjadi terganggu.Para peneliti di National Radiology

Protection Board, Inggris, mengatakan, radiasi elektromagnetik yang dihasilkan

dari smartphone dapat merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak.Ketika

menggunakan smartphone, 70-80 persen energi radiasi yang dipancarkan dari

antena telepon itu diserap oleh kepala.Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan,

potensi dampak negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang dipancarkan

oleh telepon genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan

pada anak-anak, dikutip dari ungkapan Prof Henry Lai dariUniversity of

Washington, AS, dalam web MD Health.

Youtube dapat membuat anak menjadi kurang peka terhadap lingkungannjya.

Anak akan lebih suka bermain dengan smartphone daripada teman sepermainan.

Anak akan lebih suka bermain game online daripada permainan daerah seperti

petak umpet, congklak dan main karet. Misalkan seorang anak yang menggunakan
media sosial Youtube terlalu lama, akan menjadi kesulitan untuk fokus kembali

dari tayangan Youtube ke lingkungan di sekitarnya. Anak akan merasa pusing,

dan lingkup pandangannya akan menjadi mengecil. Hal ini menyebabkan

kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar menjadi menurun.

konten negatif yang ada pada media sosial Youtubedapat membahayakan cara

pandang anak terhadap berbagai hal. Ketika cara berfikir anak berubah menjadi

cenderung suka kekerasan atau pemberontakan, maka secara otomatis cara

perilaku sang anak juga ikut berubah untuk mengikuti mindset yang sudah diatur

oleh sang anak.

rasa malas yang berlebihan. Anak-anak biasanya cenderung lebih suka melihat

konten-konten Youtube yang berwujud hiburan, seperti tata cara bermain game

online, reaksi terhadap game online, ataupun video lucu lainnya. Jika tayangan

tersebut tidak dibatasi dalam batas yang masih wajar, maka anak akan menjadikan

Youtube sebagai candu. Ketika seorang anak sudah terlalu fokus dengan tayangan

yang disukainya, ia akan menjadi malas dalam beraktivitas.

Walaupun media sosial Youtube mempunyai pengaruh negatif yang cukup

berbahaya bagi kesehatan dan mental anak, serta dapat berdampak buruk pada

tingkah laku anak, media sosial Youtube juga mempunyai pengaruh positif

yang baik bagi anak, misalnya seperti dapat menambah wawasan anak.

Dengan kata lain, Youtube berfungsi sebagai sumber belajar anak. Di Youtube,

hampir semua konten dalam berbagai bidang tersedia, mulai dari masakan,

traveling, ilmiah, teknologi, dan masih banyak lagi. Melalui Youtube, seorang

anak bisa mengamati, kemudian meniru apa yang menjadi isi dari tayangan
yang ia lihat. Cara membuat trailer video, ataukah tips membuat video yang

dapat menarik perhatian dan mendapatkan banyak likes serta subscribers.

Anak akan menjadi pribadi yang lebih terbuka dan melek teradap dunia luar,

yang tentunya masih dalam batas toleran.

Yang kedua, Youtube bisa menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi

anak. Seorang Youtuber, terkadang membagikan kisah-kisah hidupnya yang

dulu kesusahan dan penuh keluh kesah. Menonton tayangan seperti itu, dapat

memunculkan rasa empati bagi anak. Melihat kisah-kisah para Youtuber yang

menjadi sukses dengan tingkat penghasilan yang fantastis, membuat anak

menjadi ingin tahu dan ingin mencoba untuk menjadi orang yang sama

suksesnya. Hal ini akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi anak dalam

menjalani kehidupan sehari-harinya. Anak akan lebih bersemangat dan ceria

dalam menjalani segala aktivitas yang ada.

Yang terakhir, Youtube bisa menjadi wadah penuangan kreativitas anak.

Setelah terinspirasi dan termotivasi, anak akan mencoba untuk membuktikan

dan merealisasikan ide atau inspirasi yang ia dapatkan. Melalui wawasan dan

pengetahuan yang ia dapatkan dari menonton tayangan, anak akan berusaha

berkreativitas dalam menciptakan sebuah inovasi yang baru. Anak akan

menjadi lebih aktif dalam berperilaku, dan secara tidak langsung fungsi otak

kanan dan kiri anak juga dapat berkembang dengan lebih baik.

Kesimpulannya, media sosial Youtube bisa menjadi virus yang positif

maupun negatif bagi anak.Tergantung bagaimana anak menyikapinya, apakah

anak tersebut paham dan memahami dengan benar isi atau konten yang ada,
atau tidak. Jika iya, maka media sosial Youtube memberikan pengaruh yang

positif bagi cara anak berfikir dan berperilaku. Tetapi jika tidak, maka media

sosial Youtube lebih memberikan pengaruh yang negatif terhadap cara anak

berfikir dan berperilaku. Bukan mengarahkan anak untuk bersikap amanah,

tetapi justru mengarahkan anak untuk bersikap menyimpang. Banyaknya

konten yang ada di Youtube membuat media sosial ini rawan akan

menyebabkan penyimpangan. Jika tidak dibatasi, maka seorang anak bisa

celaka dan terlanjur terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.

Memang karena pada dasarnya sifat anak adalah selalu ingin tahu atau

‘always curious’, membuat seorang anak menjadi penasaran mengenai apa

yang sebenarnya terjadi di dunia luar. Tetapi dunia luar adalah dunia yang

berbahaya.Jika seorang anak tidak siap atau belum siap untuk melangkahkan

kakinya untuk keluar zona nyaman, maka sebaiknya peran media atau agen

sosial di sekitarnya lebih ditingkatkan.Misalnya saja adalah pengawasan dari

orang tua. Tidak hanya dunia luar saja yang perlu kita waspadai, tetapi media

sosial seperti Youtube juga perlu kita amati perkembangannya. Jika sejak dini

kita tidak dibekali dengan sikap-sikap yang baik, maka di masa depan

mungkin saja media sosial seperti Youtube akan terus menguasai atau bahkan

lebih menguasai kehidupan kita sehari-harinya. Baik dalam cara kita berkir

dan bertindak dalam menanggapi berbagai aktivitas yang ada.

Anda mungkin juga menyukai