Anda di halaman 1dari 12

UPAYA PENYELESAIAN

KASUS PELANGGARAN
HAM
Peradilan Dan Sanksi Atas Pelanggaran HAM
Di Indonesia
Kasus pelanggaran hak asasi manusia
(HAM) akan senantiasa terjadi jika tidak
secepatnya ditangani. Negara yang tidak
mau menangani kasus pelanggaran HAM
yang terjadi dinegaranya akan disebut
sebagai UNWILLINGNESS STATE atau
negara yang tidak mempunyai kemauan
menegakkan HAM. Kasus pelanggaran
HAM yang terjadi di negara tersebut
akan disidangkan oleh Mahkamah
Internasional.
PROSES PENYIDIKAN PELANGGARAN
HAM
Proses penyidikan serta penangkapan dilakukan oleh Jaksa Agung dengan
disertai suatu perintah dan alasan penangkapan, terkecuali tertangkap tangan.
Penahanan untuk melakukan pemeriksaan dalam sidang di pengadilan HAM dapat
dilakukan paling lama 90 hari dan dapat juga diperpanjang paling lama 30 hari oleh
pengadilan negeri sesuai dengan daerah hukumnya. Penahanan di pengadilan Tinggi
dapat dilakukan paling lama 60 hari dan dapat pula diperpanjang paling lama 30
hari. Penahanan di Makamah Agung paling lama dilakukan selama 60 hari dan
dapat pula diperpanjang paling lama 30 hari lamanya.
PENYELIDIKAN PELANGGARAN HAM
Adapun penyelidikan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat
dilakukan oleh Komnas HAM. Dalam melaksanakan tugasnya yaitu penyelidikan, Komnas
HAM bisa membentuk Tim ad hoc yang terdiri dari Komnas HAM serta usur masyarakat.
Hasil penyelidikan dari Komnas HAM yang berbentuk laporan kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia, diserahkannya berkas tersebut kepada Jaksa Agung yang bertugas sebagai
penyelidik. Jaksa Agung wajib menindaklanjuti laporan yang berasal dari Komnas HAM
tersebut. Jaksa Agung yang berperan sebagai penyidik dapat membentuk penyidik ad hoc
yang beranggotakan dari unsur pemerintah dan masyarakat.
PENUNTUTAN PERKARA
PELANGGARAN HAM
Proses penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh
Jaksa Agung. Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc yang
terdiri dari unsur pemerintah atau masyarakat. Setiap saat Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa
Agung mengenai perkembangan penyidikan penuntutan perkara pelanggaran
hak asai manusia yang berat. Jaksa penuntut umum ad hoc sebelum
melaksanakan tugasnya harus mengucapkan sumpah atau janji.
PENGADILAN HAM
Selanjutnya, kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat diperiksa
dan diputuskan oleh Pengadilan HAM  yang dilakukan oleh Majelis Hakim
Pengadilan HAM paling lama dilakukan 180 hari setelah berkas perkara diterima
dan dilimpahkan dari penyidik kepada Pengadilan HAM yang beranggotakan 5
(lima) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang hakim pada Pengadilan HAM yang
bersangkutan dan 3 (tiga) orang hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim dari
Pengadilan HAM yang telah bersangkutan.
Sanksi Internasional dijatuhkan kepada negara yang dinilai melakukan kasus
pelanggaran atau tidak peduli terhadap kasus pelanggaran hak asasi manusia di
negaranya.
a. Diberlakukannya travel warning, yaitu peringatan bahaya untuk berkujung ke
negara tertentu terhadap warga negaranya sendiri.
b. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing.
c. Pengurangan bantuan ekonomi.
d. Pemutusan hubungan diplomatik.
e. Pemboikotan produk ekspor.
f. Embargo ekonomi.
g. Pengurangan tingkat kerja sama.
Dalam perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dimohonkan
banding ke Pengadilan Tinggi Pemeriksaan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
di Pengadilan Tinggi dilakukan oleh Majelis Hakim yang beranggotakan dua orang
hakim Pengadilan Tinggi yang bersangkutan serta tiga orang hakim ad hoc.
Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat
dimohonkan kasasi ke Makamah Agung, kasus tersebut diperiksa dan diputuskan
dalam waktu paling lama 90 hari terhitung sejak kasus dilimpahkan ke Makamah
Agung.
Pemeriksaan kasus pelanggaran HAM berat di Makamah Agung dilakukan oleh
Majelis Hakim terdiri atas dua orang Hakim Agung dilakukan oleh majelis hakim.
Hakim ad hoc di Makamah Agung diangkat oleh presiden selaku kepala Negara atas
usulan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Konsekuensi apabla suatu negara tidak melaksanakan upaya peninjauan,
penghormatan dan penegakan Hak Asasi Manusia di antaranya sebagai berikut :
a. Memperbesar Pengangguran.
b. Memperbesar jumlah anggota masyarakat yang miskin.
c. Memperkecil pendapatan nasional.
d. Memperlemah daya beli masyarakat.
e. Kesulitan mendapatkan bantuan dari negara asing atau lain.
f. Merosotnya tingkat kehidupan masyarakat.
g. Kesulitan dalam mencari dan mendapatkan mitra kerja sama.
PERADILAN DAN SANKSI ATAS PELANGGARAN
HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

Secara garis besar, apabila terjadi kasus pelanggaran Hak Asasi


Manusia yangberat dan berskala Internasional, proses peradilannya
sebagai berikut :
A. Jika suatu negara sedang melakukan penyelidikan, penyidikan atau
penuntutan atas kejahatan yangterjadi, maka pengadilan pidana internasional
berada dalam posisi inadmissible ditolak) untuk mengatasi perkara kejahatan
tersebut. Akan tetapi, posisi inadmissible dapat juga berubah menjadi admissible
(diterima untuk mengatasi perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia), apabila
negara yang bersangkutan dengan (unwillingness) atau tidak mampu
( unable) untuk melaksanakan tugas investigasi dan penuntutan.
B. Perkara atau kasus yang telah diinvestigasi oleh suatu negara,
kemudian negara yang bersangkuatan telah memutuskan utuk tidak
melakukan penuntutan lebih lanjut terhadap pelaku kejahatan
tersebut, maka peradilan pidana tingkat internsional berada dalam
posisi inadmissible. Namun, dalam hal ini, posisi inadmissible juga
dapat berubah menjadi admissible bila putusan yang berdasarkan
dengan keengganan ( unwillingess ) dan ketidak mampuan
( unablility ) dari suatu negara untuk melakukan penuntutan.
C. Jika Pelaku kejahatan pelanggaran Hak Asasi Manusia telah diadili
dan mendapatkan kekuatan hukum yang tetap, maka terhadap pelaku
kejahatan tersebut sudah melekat asas nebus in idem yang artinya,
seseorang yang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinnya dalam kasus
yang sama seteah terlebih dahulu telah diputuskan oleh putusan
pengadilan peradilan yang berkekuatan tetap.

Anda mungkin juga menyukai