Anda di halaman 1dari 10

Oleh : Trisna Risani Karya (096)

Yuniasti Eka Rosadiana (109)


Dyo Rizky Galih Putra (117)
Pendidikan
Kewarganegaraan

PENEGAKAN HAK
ASASI MANUSIA
Kelas C Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadyah Yogyakarta

I.

PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB), merumuskan pengertian HAM dalam ungkapan
human right could be generally defines as those right which are inherent
in our nature and without which we can not live as human being.Artinya,
HAM adalah hak- hak yang secara inherent melekat dalam diri manusia,
dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia.
Dari pengertian tersebut, maka HAM terkandung dua makna, yaitu :
Pertama, HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap
manusia sejak ia dilahirkan di dunia.Hak alamiah adalah hak yang sesuai
dengan kodrat manusia sebagai insan merdeka yang berakal budi dan
berperikemanusiaan.
Kedua, HAM merupakan instrumen untuk menjaga harkat dan martabat
manusia sesuai dengan kodrat kemanusiaan yang luhur.Tanpa HAM
manusia tidak akan hidup sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaannya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia.

II.

JENIS-JENIS HAK ASASI MANUSIA

Jenis hak asasi manusia, di antaranya, dapat diketahui dari deklarasi


universal tentang hak asasi manusia yang disetujui dan diumumkan oleh
Resolusi Majelis Umum PBB pada 10 Desember 1948
Secara lebih spesifik, di dalam pasal-pasal deklarasi hak asasi
manusia sedunia tersebut ditegaskan beberapa kategori hak sebagai
berikut :
Pertama, hak yang secara langsung memberikan gambaran kondisi
minimum yang diperlukan individu, agar ia dapat mewujudkan watak
kemanusiaannya, seperti : pengakuan atas martabat (pasal 1);
perlindungan dan tindak diskriminasi (pasal 2); jaminan atas kebutuhan
hidup (pasal 3); terbebas dari perbudakan (pasal 4); perlindungan dari
tindakan sewenang-wenang (pasal 5).
Kedua, hak tentang perlakuan yang seharusnya diperoleh manusia dari
sistem hukum, seperti : persamaan di hadapan hukum (pasal 6);
memperoleh pengadilan yang adil (pasal 10);
dan hak untuk tidak
diinterverensi kehidupan pribadinya (pasal 12).
2

Ketiga, hak yang memungkinkan individu dapat melakukan kegiatan


tanpa campur tangan pemerintah dan memungkinkan individu ikut ambil
bagian dalam mengontrol jalannya pemerintahan, seperti : kebebasan
berpikir dan beragama (pasal 18); hak berkumpul dan berserikat (pasal
20) dan hak ikut aktif di dalam pemerintahan (pasal 21).
Keempat, hak yang menjamin terpenuhinya taraf minimal hidup manusia,
dan memungkinkan adanya pengembangan kebudayaan, seperti : hak
untuk mendapatkan makanan, pekerjaan, dan pelayanan kesehatan (pasal
22-25); serta hak untuk memperoleh pendidikan dan mengembangkan
kebudayaan (pasal 26-29).

III.

SEJARAH PERKEMBANGAN HAM

Terwujudnya Universal Declaration of Human Rights yang dinyatakan


pada 10 November 1948 harus melewati proses yang cukup
panjang.Sebelum terwujudnya deklarasi tersebut, setidaknya telah lahir
beberapa naskah HAM yang mendahuluinya, yang bersifat universal dan
asasi.Naskah-naskah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Magna Charta (Piagam Agung 1215) : Suatu dokumen yang
mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja john dari Inggris
kepada
beberapa
bangsawan
bawahannya
atas
tuntutan
mereka.Naskah ini sekaligus membatasi kekuasaan Raja John di
Inggris.
2. Bill of Right (Undang-Undang Hak 1689) : Suatu undangundang yang diterima oleh parlemen Inggris, yang merupakan
perlawanan terhadap Raja James II dalam suatu revolusi hak
berdarah yang dikenal dengan istilah The Glorious Revolution of
1688.
3. Declaration des Droits de Ihomme et du citoyen (Pernyataab
Hak-Hak Manusia dan Warga Negara 1789) : Suatu naskah
yang dicetuskan pada permulaan Revolusi Perancis sebagai
perlawanan terhadap kewenangan rezim lama.
4. Bill of Rights (Undang-Undang Hak) : Suatu naskah yang
disusun oleh rakyat Amerika pada 1769, dan kemudian menjadi
bagian dari undang-undang dasar pad 1891.
Jika dilihat dari perspektif substansi yang diperjuangkan, sejarah
perkembangan HAM di dunia dapat dikategorikan ke dalam empat
generasi sebagai berikut :
3

1. Generasi Pertama
Generasi ini berpandangan bahwa substansi HAM berpusat
pada aspek hukum dan politik.Fokus generasi pertama pada aspek
hukum dan politik tersebut disebabkan oleh dampak dan situasi
perang dunia II, di mana negara-negara yang baru merdeka
berkeinginan untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru.
2. Generasi Kedua
Kemerdekaan yang diperoleh banyak negara Dunia Ketiga
setelah
Perang
Dunia
II
menuntut
lebih
dari
sekadar
yuridis.Pengisian kemerdekaan berarti juga pembangunan sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.
3. Generasi Ketiga
Generasi HAM ketiga ini merupaka sintesis dari generasi
pertama dan kedua.Tidak dapat dipungkiri bahwa generasi ketiga
suatu kemajuan pesat telah tercapai, apalagi jika semua hak
tersebut bisa diwujudkan bersama-sama.Akan tetapi, dalam
kenyataannya, Dunia Ketiga ditandai oleh kuatnya sektor negara
yang berperan dominan sebagai komando, sehingga implementasi
HAM generasi ketiga ini bersifat komando dari atas (top-down
approach).
4. Generasi Keempat
Generasi Keempat banyak melakukan kritik terhadap peranan
negara yang sangat dominan dalam proses pembangunan pada
generasi sebelumnya yang lebih menekankan pembangunan
ekonomi sebagai prioritas utama, karena telah terbukti sangat
menafikkan hak-hak rakyat, mengabaikan kesejahteraan rakyat, dan
tidak berdasarkan pada faktor kebutuhan rakyat.

IV.

HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Islam sebagai agama universal mengandung prinsip-prinsip hak asasi


manusia. Menurut ajaran islam, adanya perbedaan lahiriah antar manusia
tidak menyebabkan perbedaan dalam kedudukan sosial. Hal ini merupakan
dasar yang sangat kuat, tidak dapat dipungkiri, telah membersihkan
4

konstribusi pada perkembangan prinsip-prinsp hak asasi manusia di dalam


masyarakat internasional. Dalam pandan islam, yang dimaksud dengan hak
asasi manusia adalah hak-hak kodrati yang dianugerahkan Allah kepada
setiap manusia, yang tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan
ataub badan apapun. Maududi juga menjelaskan bahwa hak-hak yang
diberkan Allah itu bersifat permanen, kekal, abadi, dan tidak boleh diubahubah, dimodifikasi, ataupun dibatalkan. Konsep HAM dalam sejarah islam
sesungguhnya lebih melampaui sejarah Barat dalam merumuskan dan
mempraktikan konsep HAM. Gagasan islam tentang HAM berpijak pada
konsep tauhid, yaitu konsep pengakuan Allah yang tergambar dari
ungkapan syahadat. Konsep taudid mengandung ide persamaan dan
persaudaraan seluruh manusia. Hak-hak asasi manusia dalam islam
merupakan standar normatif yang ditetapkan Allah atau dibuat oleh
manusia berdasarkan firman Allah untuk mengatur hubungan sesama
manusia.islam meniscayakan bahwa pengakuan akan adanya hak asasi
pada seseorang berarti adanya kewajiban yang harus dilakukan terhadap
orang lain atau semua orang.
Dalam deskripsi berikut akan dijelaskan beberapa hak asasi manusia dalam
islam yang meliputi:
1. Hak Hidup
Hak hidup adalah hak manusia atas kehidupan yang dianugerahkan oleh
Allah kepada setiap manusia guna menjamin perkembangan hidup manusia
secara alamiah. Hak hidup ini adalah hak yang paling utama dalam
pandangan islam. Hak hidup juga dapat diartikan yaitu hak asasi paling
fundamental bagi setiap manusia, karena kehidupan merupakan prasyarat
untuk mendapatkan hak-hak asasi lainnya.
2. Hak Kebebasan Beragama
Islam menghargai kebebasan beragama, yaitu kebebasan manusia untuk
memilih dan memeluk suatu agama yang dia yakini kebenarannya
berdasarkan pertimbangan akal dan nuraninya.islam menolak paham
pemaksaan beragama, karena hal itu bertentangan dengan hakikat islam itu
sendiri yang menghendaki ketundukan manusia kepada Allah secara
sukarela (berdasarkan kesadaran diri). Pemaksaan kehendak untuk
memasuki agama islam juga bertentangan dengan kodrat manusia sebagai
insan yang merdeka. Penghargaan islam atas kebebasan beragama
meniscayakan sikap toleransi dan keadilan terhadap seluruh penganut
agama lain.

3. Hak atas Keadilan


Islam juga menegaskan hak atas keadilan, yaitu hak manusia untuk
mendapat sesuatu hal yang menjadi haknya dari orang lain. Keadilan adalah
hak manusia untuk mendapatkan sesuatu hal yang menjadi haknya dari
orang lain. Kata keadilan dipergunakan dalam banyak konteks,
adakalanya digunakan untuk menyebut hak, perlakuan yang sama, dan
keseimbanagn atau kesebandingan. Keadilan mempunyai kedudukan sangat
penting dalam sistem nilai islam, karena ia merupakan satu-satunya prinsip
penciptaan dan pengaturan alam semesta dan segala isinya.
4. Hak Kebebasan Berfikir dan Berpendapat
Kebebasan berfikir dan kebebasan berpendapat merupakan bagaian dari
kebebasan berekspresi, yaitu kebebasan manusia untuk mengekspresikan
diri
dalam
kehidupan
bermasyarakat
sebagao
pengejawantahan
kemmapuan kognisi (nalar) dan kemampuan afeksi (rasa) manusia. Islam
sangat menghargai kebebasan berfikir dan berpendapat.
5. Hak Bekerja
Hak lain yang lain juga diatur dalam islam adalah hak manusia untuk
melakukan pekerjaan. Islam mendorong tumbuhnya hak bekerja, yaitu hak
manusia untuk melakukan pekerjaan.
6. Hak Politik
Islam juga menjamin hak-hak politik, seperti hak memilih kepala negara,
hak musyawarah, hak melakukan kontrol, hak memecat kepala negara, hak
mencalonkan diri, dan hak untuk menjadi pegawai negeri. Kewajiban politik
rakyat juga ditekankan dalam islam, yaitu taat kepada pemimpin sepanjang
pemimpin itu pemimpin itu memang benar.

V.

DIMENSI HISTORIS HAM DALAM ISLAM


Pembicaraan tentang HAM dalam perspektif islam tidak bisa
dipisahkan dari konsep Piagam Madinah dan Deklarasi Kairo. Dua
momentum penting tersebut secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Piagam Madinah
Konsepsi dasar yang tetuang dalam piagam yang lahir di masa Nabi
Muhammad ini adalah adanya pertanyataan atau kesepakatan
masyarakat Madinah untuk melindungi dan menjamin hak-hak sesama
6

warga masyarakat tanpa melihat latar belakang, suku, ataupun


perbedaan agama. Piagam Madinah yang dideklarasikan oleh Rasulullah
pada tahun 622 merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang aturanaturan yang berlaku bagi masyarakat Madinah yang dipimpin oleh Nabi.
Landasan pokok bagi kehiupan masyarakat yang diatur dalam Piagam
Madinah yaitu semua pemeluk islam adala satu ummat, walaupun
mereka berbeda suku bangsa dan hubungan antara komunitas muslim
dan non-muslim didasrkan pada prinsip-prinsip. Piagam ini bersifat
revolusioner karena mendobrak tradisi kesukuan orang-orang Arab pada
saat itu. Piagam Madinah mengatur kehidupan sosial penduduk Madinah.
Walaupun mereka heterogen, kedudukan mereka adalah sama, masingmasing memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang mereka yakini
dan melaksanakan aktivitas dalam bidang sosial dan ekonomi.
2. Deklarasi Kairo (Cairo Deckaration)
Deklarasi kairo merupakan konsep hak-hak asasi manusia hasil rumusan
negara-negara OKI. Deklarasi ini berisi 24 pasal tentang hak asasi
manusia berdasarkan Al-Quran dan sunnah Nabi yang dalam penerapan
dan realitasnya selaras dengan pertanyaan semesta hak-hak asasi
manusia (The Universal Declaration of Human Rights ) yang
dideklarasikan oleh PBB pada 1948.
VI.

HAM DALAM PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA


Deklarasi hak asasi manusia sedunia memang dicetuskan pada 1948,
namun gagasan tentang hak asasi manusia muncul sebagai gagasan
yang membanjiri diskursus politik di nusantara sejak abad ke-18. Inilah
yang mungkin menyebabkan hak asasi menjadi permaslahan yang
penting dalam UUD 1945 dan UUDS 1950. Dalam UUD 1945 terdapat lima
pasal yang secara langsung menyatakan perlunya perlindungan bagi
HAM, yakni:

Pertama,
pemerintahan.

hak

kesamaan

keduduka

di

depan

hukum

dan

Kedua, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.


Ketiga, hak mengeluarkan pendapt, berkumpul dan berserikat.
Keempat, hak untuk memeluk agama.
Kelima, hak untuk mendapatkan pendidikan.
7

Pada amandemen kedua UUD 1945, ketentuan mengenai hak asasi


manusia mengalami perubahan signifikan pada kewajiban asasi.
Amandemen kedua UUD 1945, khususnya yang berkaitan dengan hak
asasi manusia, menitikberatkan perubahan berupa penambahan pada
pasal 27 yang menambahkan ayat (3) yang menegaskan bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara, perluasan pasal 28, yang semula hanya mengatur tentang
kemerdekaan berpendapat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat baik
lisan dan tulisan, diubah dan dirinci menjadi pasal 28 A sampai dengan 28
J secara lengkap. Dan penambahan jenis hak pada pasal 30, yang semula
hanya mengatur tentang bela negara, diubah redaksinya, yaitu bahwa
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
Garis besar ketentuan HAM yang diatur dalam UUD 1945 selanjutnya
dielaborasi menjadi ketentuan yang lebih rinci di dalam Undang-Undang
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Selanjutnya, sebagai
upaya dalam menegakkan HAM, sebagaimana yang diatur dalam UU
tersebut, telah ditetapkan pula Undang-undang No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang No.39 tahun 1999 ini, secara merinci, menguraikan
tentang aneka HAM, seperti: hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas
kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, serta mengenai hak
wanita dan hak anak.

VII.

REALITAS PENEGAKAN HAM DI INDONESIA


Secara yuridis formal, berbagai norma yang mengatur HAM di
Indonesia, sudah dapat dikatakan memadai, walaupun belum sempurna.
Masih ada kesenjangan antara das sollen dan das sein, atau antara
kerangka aturan yang yang cukup ideal dan kenyataan yang terjadi di
dalam masyarakat. Kerangka norma yang sebenarnya telah cukup
membangkitkan banyak harapan tidak seimbang dengan upaya
penegakandan implementasinya yang masih jauh dari ideal.
Banyak pelanggaran HAM yang telah terjadi di Indonesia. Entah itu
berupa penculikan, pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan ataupun
8

tindakan anarkis yang banyak merusak fasilitas-fasilitas umum.


Pelanggaran HAM tidak hanya dilakukan oleh warga negara, tapi juga para
aparatnya. Penyidikan kasus-kasus yang sering dilakukan guna
memperoleh pengakuan seperti halnya yang diharapkan adalah
merupakan salah satu contoh pelanggaran HAM yang dilakukan aparat
negara terhadap warga negaranya. Salah satu contohnya adalah,
penembakan terhadap 4 warga Nipah yang ingin mempertahankan
tanahnya. Masih banyak lagi contoh yang membuktikan bahwa
penegakan hak asasi manusia di Indonesia belum berjalan sesuai
harapan.
Jika dikaji lebih mendalam, banyaknya pelanggaran HAM itu terutama
disebabkan oleh lemahnya sistem penegakan hukum terhadap pihak
pelanggar
dan
lemahnya
political
will
pemerintah
dalam
mengimplementasikan norma-norma HAM. Penguasa negara justru sering
memanfaatkan hal tersebut sebagai alat untuk mempertahankan
kekuasaan disamping rendahnya kesadaran hukum yang dimiliki
masyarakat itu sendiri.

VIII.

PENEGAKAN HAM SEBAGAI


MASYARAKAT MADANI.

SARANA UNTUK

MEWUJUDKAN

Untuk mewujudkan demokrasi dan keberadaban dalam fenomena


kehidupan masyarakat, maka dibutuhkan upaya yang serius untuk
menciptakan kondisi yang demokratis yang dimana diharapkan dapat
menjadi penegak wacana masyarakat madani, yang juga dalam menjalani
hidup, warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan
aktivitas
kesehariannya,
termasuk
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya. Demokratis berarti terjalin interaksi di dalam masyarakat
tanpa adanya pandangan terhadap perbedaan ras, suku, dan agama.
Penekanan demokrasi (kondisi demokratis) di sini dapat mencakup
berbagai aspek kehidupan masyarakat yang dapat terbentuk manakala
anggota masyarakat yang satu menghormati hak asasi yang dimiliki
anggota masyarakat yang lain dalam komunitas kehidupannya masingmasing.
Aspek lain yang dibutuhkan dalam mewujudkan masyarakat madani
adalah tegaknya keadilan dan supremasi hukum dalam kehidupan
bermasyarakat. Keadilan dimaksudkan untuk mewujudkan keseimbangan
9

dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap


warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Hal ini
meniscayakan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan pada suatu kelompok masyarakat. Secara esensial,
masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakankebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (penguasa).
Supremasi hukum akan terwujud apabila setiap warga negara, baik
yang duduk dalam pemerintahan maupun sebagai rakyat biasa,
semuanya tunduk kepada hukum. Hal tersebut berarti bahwa perjuangan
untuk mewujudkan hak dan kebebasan antar warga negaradengan
pemerintah maupun antarwarga negara haruslah dilakukan dengan caracara yang damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu,
supremasi hukum juga memberikan jaminan dan perlindungan terhadap
segala bentuk penindasan terhadap HAM, sehingga terwujud bentuk
kehidupan yang beradab.
Kesimpulannya, terdapat beberapa indikator yang diperluan untuk
mewujudkan civil society (masyarakat madani). Namun indikator
terpenting ialah, bahwa masyarakat tersebut harus dalam posisi mandiri
di hadapan kekuasaan negara, dan di tengah masyarakat tersebut
ditegakkan keadilan dan supremasi hukum, sehingga kehidupan yang
demokratis dan toleran dapat terwujud.

10

Anda mungkin juga menyukai