Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

METODE PENELITIAN

PENGARUH FILM KARTUN TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH


LAKU ANAK-ANAK (STUDI PADA DESA LABOI JAYA, BANGKINANG,
KABUPATEN KAMPAR)

DISUSUN OLEH :

DELFI ANA HARAHAP (11840321796)

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RIAU

PEKANBARU

2020

BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Di zaman sekarang ini perkembangan teknologi sudah semakin maju. Dan tentu
saja dengan perkembangan teknologi yang semakim maju tersebut dapat
mempermudah berbagai kegiatan didalam kehidupan manusia. Salah satu bagian dari
hasil kemajuan teknologi tersebut ialah dengan adanya televisi. Seperti yang telah
kita ketahui, televisi merupakan salah satu media elektronik yang hampir seluruh
komponen masyarakat dapat menikmati, di zaman ini tentunya. Baik itu dari
kalangan bawah, menengah maupun kalangan atas. Dan televisi juga menyediakan
berbagai macam hiburan seperti Berita, Dialog Interaktif, Sinetron, Program
Pedesaan, Film, Komedi, Pendidikan dan tentu saja kartun.
Jika dilihat lebih lanjut, media yang mampu menyajikan pesan dalam bentuk
suara, gerak, pandangan dan warna secara bersamaan merupakan televisi , sehingga
mampu menstimuli indera pendengaran dan penglihatan. Televisi mempunyai
kelebihan dari media lainnya yaitu dapat menampilkan banyak hal menarik yang
ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengaran, karena dapat mempengaruhi dua
indra sekaligus, maka efek mempengaruhinya lebih kuat dibandingkan media
lainnya, maka sudah lebih jelas jumlah pemirsanya lebih banyak, oleh karena itu
dapat disimpukan televisi merupakan media yang paling populer dibandingkan
media-media lainnya.1
Perkembangan teknologi seperti televisi ternyata memberi bukti bahwa dengan
kelebihan visual audio yang dimilikinya, menjadikan televisi sangat efisien, sehingga
dapat dengan mudah mempengaruhi penonton dalam berbagai hal seperti tingkah
laku, pola berpikir, dan sikap. maka pantas saja dalam waktu yang relatif singkat
dapat dibilang televisi telah menempatii puncak teratas dari jajaran berbagai media
massa.2
Media yang paling efektif dan efisien dalam penyampaian pesan –pesan atau ide-
ide dari penyampai pesan juga termasuk dari salah satu kelebihan dari televisi, karena
seperti yang sudah dikatakan diatas, televisi tidak hanya mengeluarkan suara saja
1
Diah Wardhani, Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), hlm. 30.
2
Darwanto S. S, TelevisiSebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 117
seperti halnya radio, tetapi juga disertai denga warna dan gambar yang dapat
bergerak. Di Negara kita sendiri yaitu Indonesia, film kartun begitu sangat digemari,
oleh anak-anak terkhususnya, baik kartun luar negeri maupun dalam negeri .3 Namun
kenyataannya televisi tidak hanya menyajikan tayangan yang bersifat edukatif, tetapi
juga menyajikan beberapa tontonan khusus anak yang dapat memberikan pengaruh
negatif terhadap perkembangan akhlak anak, seperti film kartun.
film kartun luar negeri maupun dalam negeri tadi seperti banyak ditayangkan di
stasiun-stasiun televisi swasta seperti di stasiun MNC TV, Global TV,ANTV, RCTI
dan Trans TV . Baik itu film kartun dari dalam negeri ataupun dari luar negeri, dan
hal tersebut tentu saja akan sangat berpengaruh kepada perkembangan tingkah laku
anak-anak.4
Pesan atau Informasi menyebar dalam kecepatan tinggi ke seluruh penjuru negeri
dibawa oleh televisi dalam sekali tayang. Televisi bahkan juga menjadi suatu alat
bagi berbagai kelompok untuk menyampaikan pesan bagi berbagai khalayak
masyarakat secara luas. Melalui berbagai macam programyang ditayangkan, baik
yang berdasarkan rekaan maupun realtas, televisi bisa menjadi alat atau wahana
pebelajaran bagi siapa saja, dapat dikatakan televisi juga telah menjadi second
mother (Ibu Kedua), atau bisa dikatakan anak-anak belajar dan mencotoh dari
televisi. Contohnya saja seorang anak berlari dan melompat dari atap setelah
menonton seorang tokoh jagoann yang melompat dari atap gedung pada sebuah
tayangan aksi di televisi.5

Adanya film kartun di Indonesia bukan berarti harus selalu berdampak buruk.
Namun ada beberapa hal yang salah diartikan oleh anak-anak. Seperti yang kita
ketahui bahwa bayi dilahirkandengan kondisi yang seperti kertas putih kosong yang
bersih. melalui pengalaman dan proses belajar kemudian akan membentuk manusia
menjadi individu yang unik dan berbeda masing-masingnya . oleh karena itu
3
Sri Desti, “Jurnal Komunikologi: Dampak Tayangan Film di Televisi terhadap Perilaku Anak”,
(Jakarta: Dosen FIKOM Universitas Indonesia ESA Unggul), Vol. 2 No. 1, Maret 2005, h.2.
4
Khalikul Bahri, “DAMPAK FILM KARTUN TERHADAP TINGKAH LAKU ANAK (Studi Kasus
pada Gampong Seukeum Bambong Kecamatan Delima Kabupaten Pidie), (Banda Aceh, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry), Vol. 1, No. 1, Juli 2017, h.3.
5
Nova Yulianti, Televisi dan Fenomena Kekerasan Perspektif Teori Kultivasi, Mediator, Vol. 6, No. 1,
Juni, 2015, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117191&val=5336, di akses pada 7
Mei 2020.
seharusnya peran orang tua dalam perkembangan anak sangat dominan karena orang
tua harus bertanggung jawab mengajari anak tentang kendali diri serta rasionalitas
dan memilihkan, merancang, dan menentukan lingkungan serta pengalaman yang
sesuai sejak anak lahir.
Banyak tayangan kartun yang tayang setiap saat ditelevisi setiap hari tentu saja
banyak digemari oleh anak-anak dan hal ini membuat khawatir tersendiri bagi
masyarakat terutama kalanganorang tua. Kekhawatiran-kekawatiran dari orang tua
tersebut disebabkan karena kemampuan berfikir anak-anak yang cenderung relatif
masih sederhana. Mereka menganggap apa yang disajikan dan ditampilkan ditelevisi
setiap harinya itu sesuai dengan kehidupan dan kejadian yang sebenarnya di dunia
nyata, anak-anak tersebut juga cenderung masih sulit membedakan mana perilaku
dari tayangan tersebut yang fiktif belaka dan mana yang berdasarkan kisah nyata.
Adegan kejahatan, komsumtif, kekerasan, termasuk juga didalamnya perilaku seksual
di televisi diduga kuat mempengaruhi daya khayal dari anak.
Berbagai adegan di film kartun yang tentu saja mengandung unsur kekerasan dan
bahkan menjurus ke arah kriminal dapat kita temui setiap saat di dalam layar kaca
televisi, misalnya saja pada film Boboiboy yaitu filmdari luar negeri buatan Negara
Malaysia yang ditayangkan di tayangkan di salah satu televisi swasta. Di dalam film
ini dapat kita temui banyaknya adegan kekerasan dan perkelahian yang tentun saja
dapat ditiru dengan mudahnya oleh anak, baik itu muncul karena dan rasa dendam
dan rasa iseng yang acap kali terjadi dalam adegan adegan yang tayang di film
tersebut. Seperti pada salah satu adegan di Boboiboy The Movies6, tokoh utama yang
bertindak sebagai pahlawan seperti Boboiboy dan Gaganas yang bertindak sebagai
lawannya banyak menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dan konflik
sebagai jalan keluar dan parahnya mereka sering kali mendapat pujian setelah
melakukan tindakan tindakan kekerasan tersebut, salah satu adegan lainnya yaitu
ketika perkelahian di jalan raya ketika lalu lintas mengemudi dengan berdiri diatas
mobil yang saling kejar-kejaran dan sering menunjukkan sifat balas dendam diantara
Gaganas dan sang tokoh utama Boboiboy. Hal ini tentu saja secara tidak langsung
akan membuat anak-anak yang menonton Boboiboy makin menyakini bahwa
tindakan seperti yang dilakukan Boboiboy didalam film tersebut adalah merupakan
hal yang menyenangkan dan dapat membuat anak-anak berpikir untuk menyelesaikan

6
Film Kartun Boboiboy Episode The Movie 2016
suatu masalah tidak perlu harus dengan negosias dan dapat dilakukan melalu jalan
kekerasani.
Jika hati dan pikiran anak-anak telah terpengaruh oleh film-film kartun yang
mengandung adegan kekerasan dapat dipastikan hanya sedikit saja nilai- nilai yang
baik dalam dirinya. Seperti yang kita ketahui perilaku sejatinya dipersiapkan sebagai
prinsip berpikir kritis untuk sampai pada pilihan dan penilaian moral yang dianggap
sebagai pikiran dan sikap terbaiknya. Dan apabila anak selalu berhadapan dengan
tayangan film kartun dengan berbagai aksi, dan bahasa tentu saja akan mempengaruhi
perilaku anak termasuk nilai nilai kebaikan yang ada pada anak tersebut. Anak tidak
begitu saja dapat memahami nilai yang terkandung dalam film kartun, seorang anak
membutuhkan arahan secara baik, apabila hal tersebut tidak dilakukan akan dapat
mengakibatkan penyimpangan perilaku dan mengganggu proses perkembangan anak
tersebut. Dan perkembangan anak-anak juga sangat berpengaruh pada perilakunya.
Dimana tiada lagi keragu-raguan dalam bertindak kekerasan itu adalah satu kesalahan
yang ada pada anak tersebut.7
Berbagai fenomena yang dapat kita temui didalam tayangan-tayangan yang ada
di film kartun bukan merupakan hal yang asing lagi bagi anak-anak. Terkhususnya
pada masa sekarang ini, anak-anak di kampung saya khususnya cukup fasih dan
mengerti ketika disuruh untuk menyebutkan nama-nama film kartun seperti Shiva,
Boboiboy, Upin-Ipin, Adit dan Sopo Jarwo atau film-film kartun lainnya. Hal ini
disebabkan karena film-film tersebut cukup menarik untuk ditonton oleh anak-anak.
Maka jangan salah jika tidak jarang anak-anak mulai meniru berbagai adegan-adegan
dari tokoh didalam fil kartun tersebut, seperti yang disebutkan dari contoh-contoh
diatas. Mengingat media televisi merupakan media yang mampu atau dapat
mengubah sikap dan tingkah laku anak-anak melalui apa yang mereka tonton.

Pada umumnya anak-anak selalu meniru apa-apa saja yang telah mereka lihat,
maka tentu saja tidak menutup kemungkinan sikap dan perilaku dari anak tersebut
akan mengikuti tayangan film kartun yang telah dia tonton. Sehingga dari aegan film
kartun yang ditonton tadi akan muncul berbagai penyimpangan tingkah laku yang
bisa dilakukan oleh si anak baik di sadari maupun tidak disadarinya. Orang tua disini
harus sangat bertanggung jawab dan tentu saja berperan untuk menemukan solusi
7
Sinta Ronauli Sitinjak, “PENGARUH PILIHAN FILM KARTUN TERHADAP PERILAKU ANAK-ANAK DI PEKON LUAS
KECAMATAN BATU KETULIS KABUPATEN LAMPUNG BARAT, (Bandar Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung), Vol.1 No. 1, Januari 2018. hlm. 5
terbaik agar perilaku si anak bisa teratasi dan tidak terjadi penyimpangan. Karena jika
tidak, hal tersebut akan menghambat proses kegiatan anak-anak didalam
kehidupannya kelak.
Jika nilai-nilai seperti kekerasan dan kriminalitas tadi tertanam didalam diri
anak-anak, sudah dapat kita bayangkan bagaimana masa depan mereka kelak.
Perilaku negatif yang demikian tentu saja akan sangat berdampak kepada
perkembangan kepribadian seorang anak.
Memang tidak dapat dipungkiri setiap perkataan yang ada dalam film kartun
mudah diingat. Dan tidak selalu perkataan itu baik, perkataan yang kurang baik dapat
merubah daya pikir anak. Jikalau anak terlalu banyak mendengar perkataan yang
tidak baik pastilah apa yang dipikirannya pun tidak baik dan berwujud pada sikapnya.
Dan jika dipikirannya ada keinginan untuk memukul, membantah, dan membentak
bukankah itu telah berwujud dari pikiran.

Maka berdasarkan permasalahan diatas, Penulis tertarik untuk melakukan suatu


penelitian lebih lanjut dengan judul “PENGARUH FILM KARTUN TERHADAP
PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK-ANAK (STUDI PADA DESA
LABOI JAYA, BANGKINANG, KABUPATEN KAMPAR)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pengaruh Film Kartun terhadap perkembangan tingkah laku anak-anak


di Desa Laboi Jaya, Bangkinang, Kabupaten Kampar?
2. Apa saja dampak negatif dari film kartun terhadap perkembangan tingkah laku
anak-anak di Desa Laboi Jaya, Bangkinang, Kabupaten Kampar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui dampak film kartun terhadap perkembangan tingkah laku anak-
anak di Desa Laboi Jaya, Bangkinang, Kabupaten Kampar
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari film kartun terhadap perkembangan
tingkah laku anak-anak di Desa Laboi Jaya, Bangkinang, Kabupaten Kampar

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi dalam dua jenis, yaitu manfaat secara praktik
dan manfaat secara teoritis, yaitu :

1. Bagi peneliti sebagai syarat untuk menyelesaikan UTS mata kuliah Metode
Penelitian Jurusan Ilmu Komunikasi, Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas, Islam Riau
2. Bagi masyarakat, penelitian ini akan menjadi bahan pembelajaran dan pedoman
bagi masyarakat terkhususnya masyarakat di Desa Laboi Jaya, Bangkinang,
Kabupaten Kampar.
3. Bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya program studi Jurnalistik
diharapkan dapat menambah kajian dan bahan pertimbangan bagi calon peneliti yang
ingin meneliti mengenai dampak film kartun terhadap perkembangan tingkah laku
anak-anak
4. Bagi pembaca, dapat menambah khazanah keilmuan, bahan bacaan, atau bahan
referensi bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi,
Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas, Islam
Riau
1. Apa Jenis Penelitiannya?
: Penelitian Deskriptif

2. Paradigma Penelitian?
: Paradigma Konstruktivisme

3. Pendekatan Penelitian?
: Pendekatan Penelitian Kualitatif

4. Sifat Penelitian
: penelitian bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan
makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian.

5. Konsep/variabel Penelitian
: Variabel Kualitatif
:

Anda mungkin juga menyukai