Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Intensitas Menonton Serial Animasi Doraemon Terhadap Menurunnya Nilai-

Nilai Moral Pada Siswa Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Achmad Naufal : 2010414210014 (SBMPTN)

No Absen : 001 / SBMPTN

Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Lambung Mangkurat

2022
LATAR BELAKANG

Di zaman perkembangan teknologi komunikasi sekarang ini, tentunya sudah lumrah


bagi sebuah keluarga untuk memiliki sebuah pesawat televisi atau bahkan lebih. Pesawat
televisi berfungsi untuk memberikan informasi dan hiburan kepada keluarga 24 jam tanpa
henti yang disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah maupun stasiun televisi swasta. Orang
tua menyediakan televisi dirumah dengan tujuan agar anak dapat dengan betah tinggal di
dalam rumah, sehingga tidak mengganggu orang tua yang sedang sibuk bekerja atau sekedar
istirahat melepas penat. Agar tujuan tersebut dapat tercapai tidak jarang orang tua
menambahkan fasilitas televisi satelit atau DVD agar anak semakin nyaman berada di rumah
dan tidak rewel.

Anak-anak yang sudah kecanduan tayangan televisi, akan cenderung menjadi malas
untuk berinteraksi sosial dan menjadi pasif. Interaksi dengan teman dan keluarga telah
digantikan oleh keasyikan menonton suguhan tayangan di layer kaca (Artha, Juni Dewa.
2016. Pengaruh Pemilihan Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Sosialisasi Anak).
Hal tersebut tentunya tidak baik untuk perkembangan emosional, motoric serta sosialnya .
Anak akan jauh lebih sulit untuk bekerjasama serta mengendalikan emosinya.

Masa anak-anak merupakan masa yang paling rentan untuk dipengaruhi berbagai hal
negatif sehingga membutuhkan pengawasan yang ekstra. Pada periode 7-9 tahun atau biasa
disebut masa sekolah dasar anak-anak masih dilengkapi dengan fantasi-fantasinya (Oswald
Kroh dalam Kartono, 1995:136). Dengan merajarelanya tayangan televisi anak-anak sekarang
hanya duduk di depan televisi membayangkan fantasi yang ia lihat di balik layar. Televisi
merupakan media komunikasi massa satu arah sehingga beberapa orang berpendapat bahwa
televisi berpengaruh negatif terhadap khalayak khususnya anak-anak (Darwanto, 2007:121).

Sebenarnya media massa berupa televisi mempunyai fungsi utama yang harus
diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan
nilai-nilai atau kepahaman. Namun, kenyataanya acara-acara televisi lebih berfungsi kepada
informatif dan rekreatif saja. Hal ini bisa dilihat dari susunan acara-acara televisi yang
kebanyakan hanya acara-acara sinetron, dan animasi. Oleh sebab itu, keluarga wajib
mengawasi tayangan yang ditonton oleh anak dirumah, agar ia tidak terpapar nilai-nilai
negatif dari tayangan-tayangan tersebut.

Para orang tua seringkali beranggapan bahwa film kartun merupakan tayangan yang
aman untuk ditonton oleh anak-anak mereka, padahal sebaliknya ada banyak sekali kartun
yang menampilkan adegan kekerasan, seksual, dan perilaku buruk lainnya. Sebut saja kartun
Popeye yang menampilkan adegan ciuman antara Popeye dan kekasihnya Olive Oil. Contoh
lainnya adalah adegan kekerasan pada kartun Popeye, Tom & Jerry, Spongebob, hingga
Doraemon. Sebenarnya yang perlu diketahui oleh orang tua adalah apa yang mereka liat pada
tayangan tersebut, berapa banyak, dan berapa lama mereka menyaksikannya. Jika orang tua
mengetahuinya, maka akan lebih mudah bagi orang tua untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkannya. Sesuai dengan pendapat Sobur (1986), bahwa televisi pada dasarnya
merupakan sumber informasi untuk hal-hal yang baik dan cocok buat anak-anak, maupun
hal-hal yang kurang baik dan kurang cocok untuk mereka.

RUMUSAN MASALAH

Media masa televisi memiliki fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana
mensosialisasikan nilai-nilai atau kepahaman, namun kenyataanya hanya fungsi informatif
dan rekreatif saja yang dominan untuk dipenuhi. Selain itu, ketidaksadaran orang tua untuk
mengawasi anak-anaknya dalam menonton tayangan kartun di televisi, juga menjadi isu yang
perlu diperhatikan. Orang tua cenderung menganggap kalau tayangan kartun televisi itu aman
untuk ditonton oleh anak-anak mereka, padahal realita berbicara sebaliknya. Hal tersebut
dapat dilihat pada kartun Doraemon yang memberikan contoh buruk berupa mem-bully teman
sebaya, adegan kekerasan, saling mengumpat dan masih banyak lagi.

Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari tau pengaruh negatif
yang didapat oleh anak-anak sekolah dasar yang pernah menonton Doraemon dalam
kesehariannya. Harapanya penelitian ini dapat membuka kacamata orang tua untuk selalu
lebih waspada dalam memilah serta memilih tayangan kartun anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai